Professional Documents
Culture Documents
Jurnal PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP Tekanan Darah Dan Denyut Nadi Pada Mahasiswa Peserta Praktikum Pengelasan II Di Univ Negeri Malang
Jurnal PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP Tekanan Darah Dan Denyut Nadi Pada Mahasiswa Peserta Praktikum Pengelasan II Di Univ Negeri Malang
Abstract: Long term noise exposure is a stressor to human body that associated
with hormonal system and cardiovascular responses that can cause hypertension
and cardiovascular diseases. Measurement of blood pressure and heart rate are
well established methods for measuring overall cardiovascular responses. The
purpose of this research is to analyze effect of noise on blood pressure and heart
rate in participant of Welding Practicum II at State University of Malang. This
research is an analytic survey with cross sectional approach and conduct on 31
participant of Welding Practicum II who were taken by purposive sampling
technique. Noise intensity was measured by using sound level meter. Blood
pressure was measured by using mercury sphygmomanometer and heart rate was
measured by using pulse oxy meter. Data analysis of mean arterial pressure and
heart rate was performed by using paired t test meanwhile systole and diastolic
blood pressure was performed by Wilcoxon test. The result of this research
indicate that noise intensity in Welding Laboratory was 92.54 dB(A). When the
student uses earmuff, noise intensity was 83.89 dB. From the statistical test, it
was found that there is a significantly difference systolic, diastolic blood
pressure, mean arterial pressure and heart rate when the student use earmuff
and when the student didn’t use earmuff. The advice for the student participant of
Welding Practicum II should be aware to use personal protective equipment
during the work correctly to prevent the effect noise in health.
1
Setiap pekerjaan memiliki potensi dan penyakit kardiovaskular (Foraster
bahaya (hazard) yang dapat menimbul- dkk, 2014). Penyakit pada sistem
kan kecelakaan atau penyakit akibat kardiovaskular merupakan salah satu
kerja.Salah satu potensi bahaya yang penyebab utama kematian (Souza dkk,
terdapat di lingkungan kerja adalah 2015).
kebisingan. Kebisingan merupakan Berdasarkan Peraturan Menteri
polusi ketiga tertinggi di kota-kota besar Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Zamanian dkk, 2013). Setiap hari Republik Indonesia Nomor 13 tahun
terdapat 4 juta pekerja dalam bahaya 2011 tentang Nilai Ambang Batas
kebisingan, sedangkan setiap tahunnya Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
22 juta pekerja berpotensi terpapar Tempat Kerja, kebisingan adalah semua
bahaya kebisingan (NIOSH, 2015). suara yang tidak dikehendaki yang
Industri di Amerika Serikat membayar bersumber dari alat–alat proses produksi
denda lebih dari 1,5 juta dolar akibat dan/atau alat–alat kerja yang pada
tidak melindungi para pekerja dari tingkat tertentu dapat menimbulkan
kebisingan (OSHA, 2016). WHO juga gangguan pendengaran. Pada pasal 5
melaporkan bahwa kebisingan menye- ayat 1 disebutkan bahwa nilai ambang
babkan kerugian kesehatan sebesar 4 batas kebisingan ditetapkan sebesar 85
juta dolar setiap harinya dan menempat- dB (A) selama 8 jam kerja per hari atau
kan pekerja pada risiko kesehatan yang 40 jam per minggu.
tinggi (Zamanian dkk, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan
Paparan kebisingan tidak hanya pada laboratorium pengelasan Fakultas
menyebabkan gangguan yang bersifat Teknik Universitas Negeri Malang,
pendengaran (auditory) namun juga kebisingan yang dihasilkan alat gerinda
menyebabkan gangguan yang bersifat mencapai 97 dB(A) yang melebihi nilai
non pendengaran (non-auditory) (Jumali ambang batas. Kondisi ini dapat
dkk,2013). Gangguan yang bersifat menimbulkan beberapa resiko gangguan
pendengaran adalah tinnitus atau telinga auditorymaupun non-audiotory pada
berdengung, kesulitan membedakan kata mahasiswa saat terpapar kebisingan.
dengan frekuensi tinggi (Jumali dkk, Salah satu dampak non audiotory yang
2013:545-546) dan dampak yang paling dapat terjadi adalah gangguan sistem
serius yang dapat terjadi adalah ketulian kardiovaskular yang dapat ditandai
atau NIHL (Noise Induced Hearing dengan peningkatan tekanan darah dan
Loss) pada pekerja yang terpapar denyut nadi.Pengukuran denyut nadi dan
kebisingan level tinggi (ILO, 2014). tekanan darah merupakan metode yang
Sementara gangguan non-auditory yang tepat untuk mengukur respon sistem
dapat terjadi akibat paparan kebisingan kardiovaskular secara keseluruhan
adalah gangguan tidur, gangguan sistem (Chang dkk, 2015).
kardiovaskular, dan penurunan daya Berdasarkan paparan latar
kognitif anak (Basner dkk, 2014). belakang diatas, peneliti melakukan
Paparan kebisingan dalam waktu lama penelitian mengenai pengaruh intensitas
dapat menyebabkan perubahan resisten kebisingan terhadap tekanan darah dan
pembuluh darah tepi, denyut nadi, dan frekuensi denyut nadi pada mahasiswa
tekanan darah (Sancini dkk, 2014). S1 Pendidikan Teknik Mesin 2014 yang
Salah satu hasil penelitian melaporkan mengikuti Praktikum Pengelasan II di
kebisingan merupakan penyebab ketiga Universitas Negeri Malang. Pengaruh
dari serangan jantung pada penduduk di kebisingan terhadap tekanan darah dan
Berlin setelah rokok dan polusi udara denyut nadi dapat diketahui dari adanya
(Zamanian dkk, 2013). Kebisingan perbedaan tekanan darah dan denyut
merupakan stressor yang berhubungan nadi antara pada saat mahasiswa tidak
dengan sistem hormon dan respon menggunakan earmuff dengan pada saat
kardiovaskular yang dalam jangka mahasiswa menggunakan earmuff.
panjang dapat menyebabkan hipertensi
Kebisingan menurut WHO adalah gelombang yang bisa dipalpasi pada
suara yang tidak dikehendaki atau suara arteri perifer, yang dihasilkan dari
yang berlebihan yang dapat memberikan peredaran darah pada saat jantung
efek merusak pada kesehatan manusia berkontraksi (Timby, 2009).
dan kualitas lingkungan (Aluko & Nna,
2015). Menurut Permenakertrans No. 13 METODE
Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Penelitian ini merupakan penelitian
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di kuantitatif dengan rancangan penelitian
Tempat Kerja, kebisingan adalah semua observasional analitik yang mengguna-
suara yang tidak dikehendaki yang kan pendekatan cross-sectional.
bersumber dari alat-alat proses produksi Penerapan metode cross-sectional
dan/atau alat-alat kerja yang pada bertujuan untuk mengetahui efek
tingkat tertentu dapat menimbulkan paparan kebisingan pada tekanan darah
gangguan sistem pendengaran. Paparan dan denyut nadi. Dalam penelitian ini
kebisingan dalam jangka waktu panjang terdapat satu kelompok sampel yang
dapat menyebabkan gangguan kesehatan sama namun dilakukan pengukuran dua
salah satunya adalah gangguan sistem kali, saat kelompok terpapar kebisingan
kardiovaskular. Indikator yang dapat secara langsung (tidak menggunakan
digunakan dalam memeriksa kesehatan earmuff) dan pada saat kelompok meng-
sistem kardiovaskular adalah tekanan gunakan earmuff. Pengukuran variabel
darah dan denyut nadi. terikat dilakukan 2 kali pada saat
Tekanan darah adalah gaya yang sebelum pekerja terpapar kebisingan dan
ditimbulkan oleh darah terhadap dinding setelah pekerja terpapar kebisingan.
pembuluh (Sherwood, 2013) yang Populasi dalam penelitian adalah
digambarkan sebagai tekanan sistolik seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan
per tekanan diastolik (Sherwood, 2013). Teknik Mesin Tahun 2014 yang
Tekanan arteri rerata adalah tekanan mengikuti praktikum pengelasan II.
rerata yang mendorong darah maju Keseluruhan populasi berjumlah 78
menuju jaringan sepanjang siklus mahasiswa. Berdasarkan perhitungan
jantung (Sherwood, 2013) yang sampel penelitian yang diperoleh adalah
mencerminkan kerja pompa jantung 31 mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin
(Silverthorn, 2014). Peningkatan atau Tahun 2014 yang mengikuti matakuliah
penurunan MAP yang tidak normal praktikum pengelasan II. Teknik yang
menandakan adanya gangguan sistem digunakan untuk menentukan sampel
kardiovaskular. Bila tekanan darah turun adalah purposive sampling. Instrumen
terlalu rendah (hipotensi), kekuatan yang digunakan dalam penelitian ini
pendorong aliran darah tak mampu adalah environmental meter untuk
melawan gaya gravitasi sehingga aliran mengukur intensitas kebisingan. Tensi
darah dan pasokan oksigen ke jaringan raksa untuk mengukur tekanan darah
otak terganggu dan terjadi rasa pusing dan oxypulse meter untuk mengukur
bahkan dapat menyebabkan pingsan. denyut nadi. Teknik analisis data yang
Namun bila tekanan darah meningkat digunakan adalah paired t-tets. Paired t-
(hipertensi), tekanan darah yang tinggi test digunakan untuk membandingkan
pada dinding pembuluh darah dapat dua kelompok data yang berasal dari
menyebabkan area pembuluh darah subjek yang sama namun mengalami
pecah dan darah dapat masuk ke dalam pengukuran atau perlakuan dua kali
jaringan. Jika pembuluh darah yang ada (Stang, 2014). Teknik analisis paired t-
di otak pecah dapat menyebabkan test digunakan untuk membandingkan
hilangnya fungsi saraf (Silverthorn, tekanan darah dan denyut nadi pada satu
2014). kelompok sampel yang sama, pada saat
Denyut nadi merupakan indeks mahasiswa tidak menggunakan earmuff
pekerjaan jantung (Delf & Manning, dan pada saat mahasiswa menggunakan
1996). Denyut merupakan sensasi earmuff.
HASIL kedua berada 3 meter dari sumber
Intensitas Kebisingan kebisingan, titik ketiga berada 3,6 meter
Mahasiswa S1 Pendidikan Teknik dari sumber kebisingan dan titik
Mesin mengikuti praktikum pengelasan keempat berada 4 meter dari sumber
di Fakultas Teknik Universitas Negeri kebisingan. Selanjutnya data intensitas
Malang yang berlangsung selama 4 jam kebisingan yang telah diperoleh, diolah
setiap hari Senin sampai Jumat selama 3 menggunakan rumus tingkat kebisingan
minggu. Selama praktikum pengelasan ekivalen (Leq) untuk menggambarkan
terdapat dua aktivitas yang dilakukan kebisingan secara menyeluruh.
oleh mahasiswa yaitu mengelas dan Leq = 10 log 1/N [(n1 x 10 L1/10) +
menggerinda. Kegiatan menggerinda (n2 x 10 L2/10) + ... +
menghasilkan kebisingan yang dapat (nn x 10Ln/10)]
menimbulkan gangguan pada kesehatan. Keterangan :
Pengukuran kebisingan di Laboratorium Leq = tingkat kebisingan ekivalen (dB)
Pengelasan dilaksanakan selama 8 hari N = jumlah bagian yang diukur
menggunakan environmental meter. Ln = tingkat kebisingan (dB)
Pengukuran dilakukan pada 4 titik lokasi Nn = frekuensi kemunculan Ln (tingkat
yang dapat mewakili besarnya intensitas kebisingan)
kebisingan yang diterima keseluruhan Berdasarkan rumus tersebut, tingkat
mahasiwa. Titik pertama berada di kebisingan ekivalen (Leq) di Laborato-
sumber kebisingan dimana mahasiswa rium Pengelasan adalah sebagai berikut:
melakukan proses menggerinda. Titik
Aluko, E.O., & Nna, V.U. 2015.Impact Green, A., Jones, A., Sun, K., & Neitzel,
of Noise Pollution on Human R. 2015. The Association between
Cardiovascular Noise, Cortisol and Heart Rate in a
System.International Journal of Small-Scale Gold Mining
Tropical Disease & Health 6 (2): Community- A Pilot Study.
35-43 Internatioanl Journal of
Babisch, W., Pershagen, G., Selander, J., Environmental Research and
Houthuijs, D., Breugelmans, O., Publich Health (12): 9952-9966.
Cadum, E., et al. 2013. Noise Gupta, S., Malhotra, V., Tripathi, Y., &
Annoyance-A Modifier of The Dev, P. 2017. Blood Pressure
Association Between Noise Level Variatons in Textile Mill Middle-
and Cardiovascular Health? Aged Male Workers Exposed to
Journal Science of the Total Noise. National Journal of
Environment, 50-57. Physiology, Pharmacy and
Basner, M., Babisch, W., Davis, A., Pharmacology 7 (5): 491-496.
Brink, M., Clark, C., Janssen, S., et Hastuti, E., Setiani, O., & Nurjazuli.
al. 2014. Auditory and Non- 2005. Faktor-Faktor Risiko
Auditory Effect of Noise on Kenaikan Tekanan Darah pada
Health. NIH Public Accces, 1- 18. Pekerja yang Terpajan Kebisingan
Burns, K., Sun, K., Fobil, J., & Neitzel, di Bandara Ahmad Yani Semarang.
R. 2016. Heart Rate, Stress, and Jurnal Kesehatan Lingkungan
Occupational Noise Exposure Indonesia 4 (2): 59-66.
among Electronic Waste Recycling Hidayat, S. N. 2005. Pengaruh
Workers. International Journal of Pemakaian Alat Pelidung Telinga
Environmental Research and (Earplug) Terhadap Perubahan
Publict Health, 13(140): 1-16. Tekanan Darah Akibat Bising.
Chang Sun Sim, Joo Hyun Sung, Sang Thesis. Semarang: Universitas
Hyeon Cheon, Jang Myung Lee, Diponegoro.
Jae Won Lee, & Jiho Lee. 2015. Hsu, S.-M., Ko, W.-J., Liao, W.-C.,
The Effectson Different Noise Huang, S.-J., Chen, R., Li, C.-Y., et
Types on Heart Rate Variabilty in al. 2010. Associations of Exposure
Men. Journal Yonsei Med Journal to Noise with Physiological and
56 (1): 236-243. Psychological outcomes among
Delf, M., & Manning, T. 1996. Major Post-Cardiac Surgery Patients in
Diagnostik Fisik. Jakarta: Penerbit ICUs. Journal Clinical Science 65
Buku Kedokteran EGC. (10): 985-989.
Floud, S., Blangiardo, M., Clark, C., Huldani. 2012. Kebisingan
Hoogh, K., Babisch, W., Houthuijs, Mempengaruhi Tekanan Darah
D., et al. 2013. Exposure to Pekerja PT.PLN (Persero) sektor
Aircraft and Road Traffic Noise Barito PLTD Trisakti,
and Associations with Heart Banjarmasin. Jurnal CDK-199 39
Disease and Stroke in Six European (11): 813-816.
Countries: a Cross-Sectional Study. Jumali, Sumadi, Andriani, S., Subhi,
JournalEnvironmental Health M., Suprijanto, D., Handayani, W.
12(89): 1-11. D., et al. 2013. Prevalensi dan
Foraster, M., Kunzli, n., Aguilera, I., Faktor Risiko Tuli Akibat Bising
Rivera, M., Agis, D., Vila, J., et al. pada Operator Mesin Kapal Feri.
2014. High Blood Presure and Kesmas, Jurnal Kesehatan
Long-Term Exposure to Indoor Masyarakat 7 (12): 545-555.
Noise and Air Pollution from Road Kalantary, S., Dehghani, A.,
Traffic. Journal Environmental Yekaninejad, M. S., Omidi, L., &
Health Perspectives 122 (11): Rahimzadeh, M. 2015. The Effects
1193-1200. of Occupational Noise on Blood
Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Dan Denyut Nadi… 11