Professional Documents
Culture Documents
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
ABSTRACT
Human resource is the spear from organizations. Without Human Resource, all of the organization
resources can’t process and developed to get profit, and it is happened on government organization
too. The government organization has Organizational Citizenship Behavior, who helped the
employee included the contract workers on their social working scope. Some factors that needed to
determine higher or lower the OCB’s level even contract or permanent workers it is loyalty, obesity
and their participation to the organization who covered them.
Loyalty, obesity and participation levels of contract workers on government sector is an
interesting case to research. This research want to analyze and examine influence factors to the
OCB’s contract workers in government organization, with working satisfaction and Organization
behavior as an independent variable and use Working Motivation as an intervening variable.
Sample of this research is a contract workers who working at Diponegoro University, Semarang.
Whereas, analysis technique on this research using SEM.
Based on the research results, that working satisfaction and organization behavior is
positively influential to the contract workers working motivation, whereas working motivation
factor with a significant too, that positively influential to the OCB’s contract working.
kerja yang cenderung santai di lingkungan kontribusinya selalu dijadikan sebagai tolok
organisasi pemerintahan, malah menjadi daya ukur perasaan kepuasan atau tidaknya
tarik tersendiri. Bagaimana tidak memperoleh seseorang dalam menjalankan tugas dan
pendapatan tanpa perlu berusaha keras dan pekerjaannya. Demikian pula dalam
berkompetisi tidak dipungkiri lagi membuat pemberian compensation dampak berdampak
pekerjaan di instansi pemerintah menjadi negatif apabila dalam pelaksanaannya tidak
incaran. adil dan tidak layak yang pada akhirnya
menimbulkan ketidak puasan. Besar kecilnya
Demikian juga dengan para pegawai
compensation yang diberikan kepada
kontrak yang bekerja di instansi-instansi
karyawan seharusnya tergantung kepada
pemerintah. Jumlah tenaga kontrak di
besar kecilnya power of contribution and
instansi-instansi pemerintah relatif banyak.
thinking yang disampaikan oleh pekerja
Sedangkan mereka-mereka yang sudah lama
kepada perusahaannya. Sehubungan dengan
bekerja sebagai pegawai kontrak juga tidak
hal tersebut mengingat pemberian
pernah berhenti berharap untuk segera
compensation harus adil tentunya harus ada
diangkat menjadi pegawai tetap pada akhir
ukuran yang jelas dan transparan berdasarkan
masa kontraknya. Apakah motivasi tinggi
output-nya (prestasi yang dicapai).
para pegawai kontrak untuk bertahan di
instansinya disebabkan budaya organisasi Kebutuhan manusia sendiri adalah
yang kuat? merupakan salah satu faktor penentu tingkat
motivasi pegawai seperti apa yang
Fenomena tersebut sesuai dengan
dikemukakan oleh Frederick Herzberg dalam
penelitian yang pernah dilakukan oleh
Two Factors Motivation Theory (Malayu S.P
Kosmono H. Teman (2005) dan dapat dilihat
Hasibuan,2007:157). Menurut pendapat
pada gambar 2.2 di bawah ini. Selain itu
Herzberg, orang menginginkan dua macam
pendapat tersebut juga akan menjadi dasar
factor kebutuhan, yaitu:
salah satu hipotesis dalam penelitian ini,
yaitu: 1. Kebutuhan akan kesehatan atau
kebutuhan pemeliharaan
H2: Budaya Organisasi pegawai kontrak
(Maintenance factors).
berpengaruh positif terhadap Komitmen
Organisasi Kebutuhan ini berhubungan dengan
hakikat manusia yang ingin
Motivasi Kerja dan OCB Pegawai
memperoleh ketenteraman dan
Kontrak
kesehatan badaniah.
Motivasi seorang pekerja untuk
Kebutuhan kesehatan merupakan
bekerja merupakan hal yang sangat kompleks
kebutuhan yang berlangsung terus
karena melibatkan faktor-faktor individual
menerus, karena kebutuhan ini akan
dan oraganisasional. Faktor individual
kembalai kepada titik nol setelah
meliputi kebutuhan (needs), tujuan (goals)
dipenuhi. Misalnya; orang lapar akan
dan kemampuan (abilities). Sedangkan yang
makan, kemudian lapar lagi, lalu
termasuk pada faktor organisasional meliputi
makan, dan seterusnya.
pembayaran atau gaji (pay), keamanan (job
security), rekan kerja (co-workers), Faktor-faktor pemeliharaan meliputi
pengawasan (supervision), pujian (praise) balas jasa, kondisi kerja fisik,
dan pekerjaan itu sendiri (job) (Gomes, kepastian pekerjaan, supervisi yang
1995). menyenangkan, mobil dinas, rumah
dinas dan macam-macam tunjangan
Motivation, Satisfaction and
lain. Hilangnya faktor pemeliharaan
performance seem clearly related (Hughes
dapat menyebabkan timbulnya
et.al; 1999). Pada umumnya pada diri
ketidakpuasan (dissatisfiers = faktor
seorang pekerja ada dua hal penting yang
higienis) dan tingkat absensi serta
dapat memberikan motivasi atau dorongan
turnover karyawan akan meningkat.
yaitu masalah compensation dan expectancy.
Faktor-faktor pemeliharaan perlu
Khususnya masalah compensation sebagai
mendapat perhatian yang wajar dari
imbalan jasa dari perusahaan kepada
pimpinan, agar kepuasan dan
karyawan yang telah memberikan
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 4, Nomor 2, Juli, Tahun 2007, Halaman 66
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
bukan individu dan pengenalan terhadap arah. Dan hal itu termasuk untuk menerima
pegawai baru. dan menjadikan OCB yang berlaku sebagai
pedoman dalam kehidupan sosial mereka di
OCB membantu mengubah suasana
instansi tersebut.
organisasi yang formal menjadi sedikit santai
dan penuh dengan kerjasama. Diharapkan Pemaparan diatas tentu saja
dengan suasana yang seperti itu maka menimbulkan suatu pertanyaan bagaimana
ketegangan di antara para pegawai dapat motivasi kerja juga berperan dalam OCB
dikurangi dan karena suasana yang pegawai kontrak? Penelitian serupa pernah
mendukung diharapkan produktivitas dilakukan oleh Adam G. Alotaibi (2001),
pegawai meningkat, sehingga akan tercapai William & Anderson (1991), Nystrom (1993)
keefektifan dengan keefisienan. Hal ini juga dan dapat dilihat pada gambar 2.3. Hasil dari
dibenarkan oleh Smith (1983) yang ketiga penelitian itulah yang dijadikan
mengungkapkan bahwa OCB dapat sebagai dasar salah satu hipotesis pada
melicinkan dan melancarkan kehidupan penelitian ini, yaitu:
sosial dalam suatu organisasi.
H3: Motivasi Kerja berpengaruh positif
Secara gamblang OCB digambarkan terhadap OCB’s Pegawai Kontrak
sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk
KESIMPULAN
pegawai dalam kehidupan berorganisasi.
Tetapi apakah OCB juga memjpunyai Kesimpulan Hipotesis 1
kegunaan bagi mereka-mereka yang Hipotesis 1 menyatakan bahwa kepuasan
tergolong dalam pegawai kontrak? Secara
kerja berpengaruh positif terhadap motivasi
luas diketahui bahwa pegawai kontrak pegawai kontrak di Undip Semarang. Hasil
menerima hak-hak yang tidak sama dengan SEM diperoleh nilai C.R. sebesar 5,321,
para pegawai tetap. Satu hal yang mungkin berarti nilai tersebut jauh diatas 2,00,
sama antara pegawai tetap dan pegawai
sehingga hipotesis nol dapat ditolak dan
kontrak adalah komitmen mereka terhadap menerima hipotesis alternatif (Ha1) yang
organisasi. menyatakan bahwa kepuasan kerja
Seseorang yang mau bekerja di berpengaruh positif terhadap motivasi
instansi pemerintahan pastilah mempunyai pegawai kontrak dapat diterima. Melihat nilai
perasaan bangga, karena bisa berada di estimate yang bernilai positif dapat diartikan
dalamnya apalagi dengan pesaing yang bahwa pengaruh kepuasan kerja terhadap
jumlahnya ribuan di seluruh negeri. Oleh motivasi adalah positif positif artinya
karena itu, walaupun hanya berstatus sebagai semakin baik kepuasna kerja pegawai
pegawai kontrak pastilah suatu saat nanti kontrak maka semakin tinggi motivasi kerja
akan menjadi pegawai tetap. Dengan pegawai tersebut.
kesetiaan menunggu saat pengangkatan tanpa
Kesimpulan Hipotesis 2
tergoda dengan pekerjaan atau organisasi
lain, maka bisa disimpulkan mereka Hipotesis 2 menyatakan bahwa budaya
mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Hal organisasi berpengaruh positif terhadap
itu dapat terjadi karena untuk mengambil motivasi pegawai kontrak di Undip
keputusan tetap berada pada level yang Semarang. Hasil SEM diperoleh nilai C.R.
rendah dan penuh ketidak pastian bukanlah sebesar 4,069, berarti nilai tersebut jauh
sesuatu yang mudah. diatas 2,00, sehingga hipotesis nol dapat
ditolak dan menerima hipotesis alternatif
Definisi pegawai kontrak salah (Ha2) yang menyatakan bahwa budaya
satunya diungkapkan oleh Polivka dan
organisasi berpengaruh positif terhadap
Nardone (1998) yang menyebutkan bahwa motivasi pegawai kontrak dapat diterima.
mereka itu adalah individu yang dipekerjakan Melihat nilai estimate yang bernilai positif
secara eksplisit ataupun implisit dengan dapat diartikan bahwa pengaruh budaya
jangka waktu yang telah ditentukan, dengan organisasi terhadap motivasi adalah positif
jam kerja minimum dan tidak sistematik. positif artinya semakin baik budaya
Maka pada dasarnya pekerja kontrak hanya organisasi maka semakin tinggi motivasi
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh
kerja pegawai tersebut.
atasan dan dengan sistem kerja yang satu
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 4, Nomor 2, Juli, Tahun 2007, Halaman 68
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo