ker aieec ecole <
ee 3aDAFTAR ISI
Kata pengantar edisi keenam oo. eo
Kata sambutan Ketua Departemen IImu Penyakit THT-KL FKUI ~ RSCM.
Kata sambutan Dekan FKUI cj
Kontributor buku ajar THT tahun 1990 fe
Kontributor buku ajar THT Kepala & Leher tahun 2007
BABI. PEMERIKSAAN TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROK
BAB Il. GANGGUAN PENDENGARAN DAN KELAINAN TELINGA.
Gangguan pendengaran
Tuli koklea dan tuli retrokoklea
Gangguan pendengaran pada bayi dan ‘anak
Gangguan pendengaran pada geriatri
Tuli mendadak
Gangguan pendengaran akibatbising noise induced hearing ss)
‘Gangguan pendengaran akibat obat ototoksik
Kelainan telinga luar
Kelainan daun telinga
Kelainan liang telinga
Kelainan kongenital
Kelainan telinga tengah
Gangguan fungsi tuba Eustachius
Barotrauma (aerotitis) .....
media
Otitis media akut
Otitis media supuratif kronis.
Otitis media non supuratif ..
Otosklerosis
Komplikasi otitis media supuratif
Habiltasi dan rehabilitasi pendengaran
Halaman
vi
vii
10
10
23
31
43
49
53
87
87
87
ARR
65
66
69
74
76
78
87BAB Il.
BABIV.
BAB V.
BAB VI.
BAB VII,
BAB VIII.
GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN KELUMPUHAN NERVUS FASIALIS
Gangguan keseimbangan
Vertigo
Nistagmus........
Penyakit Meniere
Vertigo posisi paroksismal jn
Tinitus.
Kelumpuhan nervus fasialis perifer.
SUMBATAN HIDUNG
Hidung
Polip hidung .......
Kelainan septum
Rinitis alergi ...
Rinitis vasomotor ..
Rinitis medikamentosa
RINOREA, INFEKSI HIDUNG DAN SINUS ......
Infeksi hidung
Sinus paranasal
Sinusitis.
Sinusitis dentogen ......
Sinusitis jamur ......
PERDARAHAN HIDUNG DAN GANGGUAN PENGHIDU
Epistaksis 3
Gangguan penghidu .
TUMOR TELINGA HIDUNG TENGGOROK .
Keganasan di bidang Telinga Hidung Tenggorok ...
Sistem aliran limfa leher ..... :
Tumor hidung dan sinonasal.
Karsinoma nasofating «nse.
Angiofibroma nasofaring belia .......
Tumor ganas rongga mult ...
Tumor laring
Tumor jinak laring
Tumor ganas laring
TRAUMA MUKA DAN LEHER
Trauma muka ......
Trauma laring
94
94
97
97
102
104
111
114
118
118
123
126
128
135
137
139
139
145
150
151
153.
155
155
160
162
162
174
178
182
188
191
194
194
194
199
199
208BAB IX.
BAB X.
BAB XI.
BAB XIl
BAB Xill.
NYERI TENGGOROK
Odinofagi .
Faringitis, tonsilitis, dan adenoid hipertrofi.....
Abses leher dalam .
Abses peritonsil (Quinsy)
Abses retrofaring
Abses parafaring
Abses submandibula
Angina Ludovici.....
DISFONIA
Disfonia
Kelainan laring -—
Kelainan kongenital ......
Peradangan laring
Lesi jinak laring
Keluhan pita suara
SUMBATAN LARING ....
Penanggulangan sumbatan laring ...
Intubasi endotrakea ..........
Trakeostomi
Krikotirotomi
‘SESAK NAPAS ...
Sumbatan traktus trakeo-bronkial
Benda asing di saluran napas
Bronkoskopi ...
KESULITAN MENELAN ...
Disfagia
Disfagia orofaring..
Penyakit dan kelainan esofagus
Kelainan kongenital..
Divertikulum esofagus ....
Akalasia
Varises esofagus
Esofagitis korosif
Tumor esofagus
Benda asing esofagus .....
Penyakit reluks gastroesofagus dengan manifestasi cotolaringologi..
Esofagoskopi
xi
212
212
217
226
226
227
228
229
230
231
231
237
237
238
241
241
243
243
244
246
251
254
254
259
266
276
276
281
285
285
287
289
291
293
295
299
303
311BAB |
PEMERIKSAAN TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK
KEPALA DAN LEHER
Efiaty Arsyad Soepardi
Untuk dapat menegakkan diagnosis suatu
penyakit atau kelainan di telinga, hidung dan
tenggorok diperlukan Kkemampuan melakukan
anamnesis dan keterampilan melakukan peme-
riksaan organ-organ tersebut. Kemampuan ini
merupakan bagian dari pemeriksaan fisik bila
terdapat keluhan atau gejala yang berhubung-
an dengan kepala dan leher. Banyak penyakit
sistemis yang bermanifestasi di daerah telinga,
hidung atau tenggorok demikian juga sebalik-
nya. Untuk mendapatkan kemampuan dan ke-
terampilan ini, perlu latinan yang berulang
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dalam
ruangan yang tenang tersedia sebuah meja
kecil tempat meletakkan alat-alat pemeriksaan
dan obat-obatan atau meja khusus ENT instrument
unit yang sudah dilengkapi dengan pompa
Pengisap, kursi pasien yang dapat berputar
dan dinaikturunkan tingginya serta kursi untuk
pemeriksa dan meja tulis
TELINGA
Anamnesis
‘Anamnesis yang terarah diperlukan untuk
menggali lebih dalam dan lebih luas keluhan
utama pasien.
Keluhan utama telinga dapat berupa 1)
gangguan pendengaran/pekak (tuli), 2) suara
berdenging/berdengung (tinitus), 3) rasa pusing
yang berputar (vertigo), 4) rasa nyeri di dalam
telinga (otalgia) dan 5) keluar cairan dari
telinga (otore).
Bila ada keluhan gangguan pendengar-
fan, perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut
pada satu atau kedua telinga, timbul tiba-tiba
atau bertambah berat secara bertahap dan sudah
berapa lama diderita. Adakah riwayat trauma
kepala, telinga tertampar, trauma akustk, terpajan
bising. pemakaian obat ototoksik sebelumnya
atau pemah mendenta penyakttinfeksi virus sepertiparotitis, influensa berat dan meningitis. Apakah
gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi
‘sehingga terdapat juga gangguan bicara dan
komunikasi. Pada orang dewasa tua perlu
ditanyakan apakah gangguan ini lebih terasa
ditempat yang bising atau ditempat yang lebih
tenang.
Keluhan telinga berbunyi (tinitus) dapat
berupa suara berdengung atau berdenging,
yang dirasakan di kepala atau di telinga, pada
satu sisi atau kedua telinga. Apakah tinitus ini
disertai gangguan pendengaran dan keluhan
pusing berputar.
Keluhan rasa pusing berputar (vertigo)
merupakan gangguan keseimbangan dan rasa
ingin jatuh yang disertai rasa mual, muntah,
rasa penuh di telinga, telinga berdenging yang
mungkin kelainannya terdapat di labirin. Bila
vertigo disertal Keluhan neurologis seperti
disartr, gangguan pengithatan_kemungkinan
letak kelainannya di sentral. Apakah keluhan ini
timbul pada posisi kepaia tertentu dan berkurang
bila pasien berbaring dan akan timbul lagi bila
bangun dengan gerakan yang cepat. Kadang-
kadang keluhan vertigo akan timbul bila ada
kekakuan otot-otot di leher. Penyakit diabetes
melitus, hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jan-
tung, anemia, kanker, siflis dapat juga menimbul
kan keluhan vertigo dan tinitus.
Bila ada keluhan nyeri di dalam telinga
{otalgia) periu ditanyakan apakah pada telinga
kiri atau kanan dan sudah berapa lama, Nyeri
alih ke telinga (referred pain) dapat berasal dari
rasa nyeri di gigi molar atas, sendi mulut, dasar
mulut, tonsil atau tulang servikal karena telinga
dipersarafi oleh saraf sensoris yang berasal
dari organ-organ tersebut.
Sekret yang keluar dari liang telinga di-
sebut otore. Apakah sekret ini keluar dari satu
atau kedua telinga, disertai rasa nyeri atau
tidak dan sudah berapa lama. Sekret yang
sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar
dan sekret yang banyak dan bersifat mukoid
umumnya berasal dari telinga tengah. Bila
berbau busuk menandakan adanya kolestea-
tom. Bila bercampur darah harus dicurigai
adanya infeksi akut yang berat atau tumor. Bila
cairan yang keluar seperti air jernih, harus
waspada adanya cairan likuor serebrospinal.
Pemeriksaan telinga
Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan
telinga adalah lampu kepala, corong telinga,
otoskop, peilit kapas, pengait serumen, pinset
telinga dan garputala.
Pasien duduk dengan posisi badan con-
dong sedikit ke depan dan kepala lebih tinggi
sedikit dari kepala pemeriksa untuk memudah-
kan melihat liang telinga dan membran timpani.
Mula-mula dilinat keadaan dan bentuk
daun telinga, daerah belakang daun telinga
(retro-aurikuler) apakah terdapat tanda pera-
dangan atau sikatriks bekas operasi. Dengan
menarik daun telinga ke atas dan ke belakang,
Tiang telinga menjadi lebih lurus dan akan
mempermudah untuk melihat keadaan liang
telinga dan membran timpani. Pakailah otoskop
untuk melihat lebih jelas bagian-bagian mem-
bran timpani. Otoskop dipegang dengan tangan
kanan untuk memeriksa telinga kanan_pasien
dan dengan tangan kiri bila memeriksa telinga
iri, Supaya posisi otoskop ini stabil maka jari
kelingking tangan yang memegang otoskop
ditekankan pada pipi pasien.
Bila terdapat serumen dalam liang telinga
yang menyumbat maka serumen ini harus
dikeluarkan. Jika konsistensinya cair dapat de~
ngan kapas yang dillitkan, bila konsistensinya
lunak atau liat dapat dikeluarkan dengan
pengait dan bila berbentuk Iempengan dapat
dipegang dan dikeluarkan dengan pinset. Jika
serumen ini sangat keras dan menyumbat
seluruh liang telinga maka lebih baik dilunak-
kan dulu dengan minyak atau karbogliserin.
Bila sudah lunak atau cair dapat dilakukan
irigasi dengan air supaya liang telinga bersin.
Uji pendengaran dilakukan dengan me-
makai garputala dan dari hasil pemeriksaan
dapat diketahui jenis ketulian apakah tuli
konduktif atau tuli perseptif (sensorineural)
Uji penala yang dilakukan sehari-hari ada-
lah uji pendengaran Rinne dan Weber.
Uji Rinne dilakukan dengan menggetar-
kan garputala 512 Hz dengan jari atau me-
ngetukkannya pada siku atau lutut pemeriksa,
Kaki garputala tersebut diletakkan pada tulang
mastoid telinga yang diperiksa selama 2-3
detik. Kemudian dipindahkan ke depan liang
telinga selama 2-3 detik. Pasien menentukan