You are on page 1of 29

Anaphylaxis

Anphylactoid
Anaphylaxis shock
Allergic related conditions
ANAPHYLAXIS

In a few seconds it was extremely ill;


breathing became distressful and panting;
it could scarcely drag itself along, lay on
its side, was seized with diarrhea, vomited
blood and died in twenty five minutes.

Charles Richet 1902


Apakah anaphylaxis?
• Reaksi akut allergi sistemik
• Terkait dengan IgE
• Sering terjadi karena obat, makanan, dan
sengatan serangga
• Termasuk hipersensitivitas Type I
• Ditandai dgg keterlibatan berbagai fungsi
organ ;
• Cardiovasculair
• Airway & breathing
• Skin & GI Tract
Sejarah
• Pertama terekam 2640BC dalam
hieroglyphics
– bee sting of a pharaoh
• Richet & Portier
– South Seas
– Man-o-war
– coined term anaphylaxis
Epidemiology of Anaphylaxis
• 1-15% of US population (2.8 to 42.7 million
people) may be at risk (Yocum et al, Neugut et al)
– 30/100,000 population/year (Yocum et al)
• Estimated annual incidence
– 21/100,000 (Yocum et al)
• 0.95% of 1.2 million individuals in a claims
database were dispensed injectable epinephrine
– Rates ranged from 1.44% of patients <17 years old to
0.32% of patients >65 years
• Incidence of anaphylaxis is increasing

Sheikh et al, BMJ, 2000; Yocum et al, J Allergy Clin Immunol, 1999; Simons et al, J Allergy Clin Immunol, 2002, Neugut et
al, Arch Int Med, 2001.
anaphylactoid
• reaksi ≈ anaphylaxis tp non-immunologi
• gjl klinis≈
• dose-dependent
anaphylaxis shock
• shock akibat kolap sistem cardiovasculer pd
reaksi anafilaxis
allergic related condition
• keadaan klinis akibat alergi mirip anafilaxis :
asthma, urtikaria , angioedema, dll
• Etiologi
sensitisasi terjd stlh exposure allergen
– Food
– Vaccines
– Latex
– Insect stings & bites
– Pollens & non pollen extracts
– Drugs :
Penyebab Anaphylaxis

www.emnet-usa.org
Drugs :
– Antibiotika
– NSAID
– Kontras Radiologi
– Insulin : bovine > porcine > human
– Protamine
– Anestesi lokal
– Pelemas otot dan obat GA
• Manifestasi klinis
– Respirasi ;
• Upper : stridor ,hoarseness, wheezing insp,↑ insp t
swollen ; lips, uvula,tongue
• Lower : wheez exp, ↑ exp t,↓ breath sounds
• Tanda vital ; ↑ ↑ RR, ↓ ↓ oksigenasi & SaO2
• Gejala : sesak, gelisah, kebiruan, batuk
– Hemodynamic ; ≈ shock
• Hipotensi, takhikardi s/d TTU & TTB
• Signs : pallor, ekstrimitas dingin, pulsasi lemah,
mottling, ↑ capillary refill
• EKG monitor : SVT aritmia, iskhemi/infark miokard
– Skin ;
• Gejala ;Gatal, kemerahan
• Sign ; urticaria, angioedema pd lips, neck, eye,
face, diaphoresis
– GI T ;
• Gejala ; mual / muntah, cramp & nyeri perut
• Sign ; diare, emesis
– Neuro ;
• Gejala ; headache,dizziness, confusion
• Sign ; syncope, delirium
– Nasal ; sneezing, pruritus, rhinorrhea
– Haematologi ; hemoconsentrasi , DIC
Tata laksana :
1. Primer / immediate
• Singkirkan penyebab alergi

Call for HELP ( activate blue code )
• Jaga jalan napas tetap bebas
• Oksigenasi high flow dg masker 10 lpm
• Head down
• Posisi syok
epinephrine / adrenaline
injeksi IM / SC
berikan 0,3 – 0,5 mg ( 1 : 1000 ) ulang bila perlu 10
– 15 mnt . Bisa lewat Endotracheal tube kalau
sudah terpasang
• Pasang infus diameter terbesar yg bisa masuk
berikan koloid / kristaloid 20 – 40 cc / kgBB/grojok
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI

Posisi shock

naik
2. Sekunder
– Bila bronkhospasme tdk membaik stlh
adrenalin →
berikan salbutamol dg dosis
• Loading 250 microgram / iv
• Maintenance 5 – 20 microgram / mnt
Atau aminophyllin 6-8 mg/kgBB selama 20 mnt
– Bronkhospasme disertai shock
• Hidrocortisone 300 mg/iv atau methylprednisolone
2 g/iv
– Bila msh shock , infus / grojok cairan
– Infusi inotropik / cathecolamine ; (dopamin,
norepinephrine)
• Adrenalin 5mg/500 cc cairan ( 10 mcg/ml ) berikan
10 – 85 cc/jam
• Noradrenalin 4mg/500 cc cairan ( 8 mcg/ml )
berikan 25 – 100 cc/jam
• Dopamine 5 – 15 mcg/KgBB/mnt
– Antihistamine ; chlorpheniramine 20 mg
encerkan/ iv pelan
– Obat2 an lain;
• H1 blocker diphenhydramine 50 mg / iv
• H2 blocker ranitidine 50 mg / iv
– Bila tlh lbh 20 mnt perbaikan tdk adequat boleh
diberikan Nabic 1 – 2 mEq/kgBB/bolus
Pencegahan
– hindari penggunaan agent penyebab sesuai
anamnesa
– Desentisasi
Desensitisasi alergi adalah suatu bentuk
terapi dimana allergen-alergen diinjeksikan
pada pasien dengan tujuan mengurangi atau
menghilangkan respon alergi. Ini juga disebut
imunoterapi allergen, hiposensitisasi atau terapi
injeksi alergi.
– Gunakan radiokontras dg osmolaritas rendah
PENCEGAHAN
Bila tidak mungkin dihindari berikan ;
Berikan korticosteroid dan H1 blocker
Bila perlu ephedrine
Test diagnostik
Komplikasi :
1. Respirasi : resp arrest, aspirasi, edema paru
2. CV : shock, MI, MOF.
3. Neuro : syncope, seizures,delirium
4. Kulit : sekunder infeksi
Anaphylaxis di anestesi
• Anaphylaxis selama anestesi adalah suatu
fenomena langka , tetapi dapat mengancam jiwa bila
terjadi dan bila tidak dikelola dengan benar .
• Angka Kejadian di dunia akibat reaksi alergi selama
anesthesia adalah 1 : 3500 ( Kanada ) , 1 : 6000
( Norwegia ) , 1 : 10000 sampai 1: 20000
( Australia ) dan 1 : 34.000 8 ( pusat tunggal , USA )
, dan memiliki tingkat kematian 3,5 % sampai 10 %
• Alergi bisa terjadi karena memakai muscle relaxant,
dan antibiotika
Pencegahan
• Anamnesa riwayat alergi atau riwayat
penyakit dahulu
• Bila didapatkan Riwayat alergi makanan,
asma, pasien atopik; pasien yang memiliki
allergu terhadap lateks dan neuromuscular
blocking agen (NMBAs)
• Sebaiknya dihindari

Penyebab di Anestesi
• NMBA (Neuromuscular Blocking Agent)
Succynilcholin (Paling
banyak),Benzylisoquinoliniums seperti
mivacurium and atracurium
• Antibiotika (terbanyak golongsn Peniccilin)
• Latex karet
• Anestesi lokal
• Opioids (Morphine)
Gejala klinis
Penatalaksanaan
manajemen terdiri dari tiga tindakan yang
berbeda:
i)Penghentian 

substansi obat penyebab,
ii) meniadakan efek dari mediator terhadap
presentasi antigen, dan

iii) mencegah pelepasan mediator lanjutan
Penatalaksanaan
• Terima kasih

You might also like