You are on page 1of 5
Panduan Praktik is ‘SMF Iimu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya Dermatitis Kontak Alergi (ICD-10: L-23) Pengertian Dermatitis kontak alergi (DKA) ialah dermatitis yang terjadi akibat pajanan (Detiniet dengan bahan alergen di luar tubuh, diperantai reaksi hipersensitivitas tipe 4 (Coombs dan Gel) + Riwayat terpajan dengan bahan alergen.' + Terjadi reaksi berupa dermatitis, setelah pajanan ulang dengan alergen tersangka yang sama. Bila pajanan dihentikan maka lesi akan Anamnesis membaik.'? Gejala subjektif berupa rasa gatal. '? Bila berhubungan dengan perkerjaan, memenuhi 4 dari 7 kriteria Mathias. ‘© Gambaran klinisnya polimorik, sangat bervariasi bergantung stadiumnya: 12 1. Akut: eritema, edema, dan vesikel. 2. Subakut: eritema, eksudatif (madidans), krusta. Remecikezan 3. Kronik: likenifikasi, fisura, skuama. Fisik ‘« _Lesi dapat juga non-eksematosa, misalnya: purpurik, likenoid, pigmented, dan limfomatoid. *? * Pada DKA lokalisata, lesi berbatas tegas dan berbentuk sesuai dengan bahan penyebab.'? * Pada DKA sistemik, lesi dapat tersebar luas/generalisata.'? a. Anamnesis yang mendukung. b. Gambaran klinis yang sesuai. c. Uji tempe! (patch test) dengan menggunakan bahan standar atau bahan yang dicurigai positif. d. a berhubungan dengan Perkerjaan, memenuhi 4 dari 7 kriteria Mathias. ° Kriteria Manifestasi klinis sesuai dengan dermatitis kontak. 2 Pada lingkungan kerja terdapat bahan yang dicurigai dapat menjadi Diagnosis iritan atau alergen 3. Distribusi anatomis sesuai dengan area terpajan. 4. Terdapat hubungan temporal antara waktu terpajan dan timbulnya manifestasi Knts. 5. Penyebab lain telah disingkirkan. 6. Kelainan kulit membaik pada saat tidak bekerja/libur/cuti 7. Tes tempel atau tes provokasi dapat mengidentifikasi penyebab. Diagnosis Kerja _| Dermatitis kontak alergik Diagnosis a. Dermatitis kontak iritan. 'b. Dermatitis atopic. Banding c. Dermatitis seboroik. d. Dishidrosis. Pemeriksaan No a Pemeriksaan __[Rekomendasi_[ GR | Ref Penunjang ‘SMF Iimu Kesehatan Ki Panduan Praktik Klinis RSUD Dr Soetomo Surabaya dan Kelamin Dr. SOETOMO Dermatitis Kontak Alergi (ICD-10: L-23) Ujitempel (patch test) dengan bahan standar atau bahan yang dicurigai 46 rapi No Terapi GR Non- medikamentosa 7. Identiikasi dan penghindaran terhadap bahan alergen tersangka 2. Anjuran penggunaan alat pelindung diri (APD), misalnya ‘sarung tangan, apron, sepatu bot. Pada beberapa kondisi oklusif akibat penggunaan sarung tangan terlalu lama dapat memperberat gangguan sawar kulit 1B Medikamentosa Topikal Pelembab setelah bekerja disarankan pelembab yang kaya kandungan lipid misalnya vaselin (petrolatum). ‘Sesuai dengan gambaran klinis ‘* Basah (madidans): beri kompres terbuka (2-3 lapis kain kasa) dengan larutan NaCl 0,9%5 ‘+ Kering: beri krim kortikosteroid potensi sedang sampai tinggi, misalnya mometason furoat, flutikason propionat, klobetasol butirat. ‘* Bila dermatitis berjalan kronis dapat diberikan kiobetasol propionate intermiten Sistemik Simtomatis, sesuai gejala dan sajian kiinis. Derajat sakit berat: dapat ditambah kortikosteroid oral jangka pendek (3 hari) a. Kortikosteroid jangka pendek 3 hari: * Prednison: 2-3x5-10mg/hari ‘selama 1-2 minggu; dosis anak ‘Amg/kgBB/hari © Deksametason: dosis dewasa 2-3x0,5-Img/hari; dosis anak 0,1mg/kgBB/hari ‘+ Triamsinolon: dosis dewasa 2- 3x4-8mg/hari; dosis anak ‘mg/kgBB/hari b. Antihistamin: 7A 1A 1A 1B 1A 28 2,6 26 24 Panduan Praktik Kli cae SMF IImu Kesehatan Kulit dan Kelamin a RSUD Dr Soetomo Surabaya ows acromaannat Dr. SOETOMO Dermatitis Kontak Alergi (ICD-10: L-23) + Klorfeniramin maleat: dosis dewasa 2x3-4mg/hari; dosis anak 3x0,09mg/kgBB/kal 28 | 26 + Loratadine 4x10mg/hari 3. Pada kasus yang berat dan kronis, atau tidak respons dengan steroid bisa diberikan inhibitor kalsineurin atau fototerapi BB/NB UVB atau obat imunosupresif sistemik misalnya azatioprin atau siklosporin. Bila ada superinfeksi oleh bakteri: antibiotika topikalsisterik 3 Pada DKA yang mengenal telapak -~ [hs Tindak lanjut | tangan (hand dermatitis) dapat sangat é menyulitkan untuk melaksanakan tugas sehari-hari sehingga dianjurkan pemakaian APD yang sesuai dan pemberian emolien. Edukasi 1. Penjelasan mengenai penyakit yang diderita, serta sifat penyakit tersebut yang dapat berulang jika kulit penderita kembali kontak dengan bahan alergen tersebut 2. Penjelasan mengenai rencana terapi yang akan diberikan, termasuk penggunaan kortikosteroid yang harus melalui tapering off sebelum dihentikan Prognosis ‘Ad Vitam (Hidup) Dubia ad bonam ‘Ad Sanationam (sembuh) _: Dubia ad bonam ‘Ad Fungsionam (fungsi) Dubia ad bonam Penelaah Kritis 4. Prof. Dr. dr. Cita Rosita, SpkK(K) 2. dr. Damayanti, SpKK(K) 3. dr. Sylvia Anggraeni, SpKK 4. dr. Menul Ayu Umborowati, SpKK Indikator Medis Perbaikan kiinis Kepustakaan 1. David E Cohen, Sharon E Jacop. Allergic contact dermatitis. In : Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff K, Freedberg IM, Austen KF eds. Dermatology in General medicine.7"ed. New York: Mc Graw Hill Inc.2008.p.135-146. 2. Odom R.B., et al. Andrews’ Diseases of The Skin..11ed. Philadelphia: WB ‘Saunders Company. 2011 3. Gober MD, Gaspari AA. Allergic contact dermatitis. Curr Dir Autoimmune 2008; 10: 1-26. 4, Bourke J, Coulson |, English J. Guidelines for the management of contact dermatitis: an update. British Jour Dermatology 2009; 10: 956-54. 5. Perdoski. Pedoman Praktik Klinik. 2017 Panduan Praktik Klinis SMF Iimu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya ap Dr. SOETOMO. Dermatitis Kontak Alergi (ICD-10: L-23) wayat onto dengan alergen (bts papran dena lest mere te ‘Spe semn conn re is, mses oe cry Set at ten on inh ee ee ne, tae Secphne nhs nom Neen, pt sem Ta ea Penge sce rte Panduan Praktik Klinis whe ‘SMF Iimu Kesehatan Kulit dan Kelamin a RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETO! Dermatitis Kontak Alergi (ICD-10: L-23) Surabaya, 9 Februari 2020 pifP. 196406201990031007 Keterangan: 1. GR: Grade of Recommendation sesuai Buku Pedoman Penyusunan Clinical Guideline RSUD Dr. Soetomo Tahun 2017 2. Disamping keterangan

You might also like