You are on page 1of 12
BABII RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) Proses pembangunan Zona Integritas merupakan tindak lanjut pencanangan yang telah dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalbar. Proses pembangunan Zona Integritas difokuskan pada penerapan program Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerjadan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang bersifat konkrit Dalam penetapan Zona Integritas terdapat 2 (dua) jenis komponen yang dibangun yaitu Komponen pengungkit dan komponen hasil. Komponen pengungkit meliputi 6 (enam) program yaitu Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan Pengawasan, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang diharapkan dapat menghasilkan sasaran aparatur Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang bersih dan bebas dari KKN serta peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai Komponen Hasil Komponen pengungkit merupakan komponen yang menjadi faktor penentu pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Pembangunan 6 (enam) Komponen Pengungkit antara lain: 1, MANAJEMEN PERUBAHAN, Tujuan Mengubah secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola pikir (mind set), serta budaya kerja (culture set) individu pada Kantor Wilayah, menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan zona integritas Target 7, Meningkatnya komitmen seluruh jajaran pimpinan dan pegawai Kantor Wilayah dalam membangun =a Integritas menuju WBK/WBBM | 2. Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada | Kantor Wilayah sebagai Zona _ Integritas menuju WBK/WBBM; dan | 3. Menurunnya resiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan Indikator Tahapan Kegiatan @. Penyusunan Tim |1. MembuatundanganPembentukanTimKerja Kerja WBK/WBBM; | 2. MelaksanakanrapatPembentukanTimKerja WBKMWBBM; 3. Penentuan anggota Tim Kerja WBKMWBBM melalui seleksi dengan mempertimbangkan (1) kompetensi; (2) memahami tusi; (3) berdedikasi; (4) tidak bermasalah; (©) tidak perah melakukan tindak pidana serta pelanggaran kode etik dan disiplin; 4, Pengesahan Tim Kerja WBK/WBBM; b. Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas menuju WBKMWBEM 7. Tiap-tiap penanggung jawab yang ditunjuk membuat dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritas menuju WBKMWBBM (kapan dimulai, berapa lama, target apa yang akan dicapai). 2. Memastikan ada target-target prioritas yang relevan dengan tujuan pembangunan ZI Menuju WBKWBBM di dalam Dokumen Rencana Pembangunan ZI 3. Mensosialisasikan Proses Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM kepada seluruh personil (dalam apel pagi atau rapat periodik) maupun masyarakat (melalui pemasangan banner, info di media sosial, media cetak) © Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas —- menuju WBKAVBEM 7. Kegiatan Pembangunan dilaksanakan sesuai dengan rencana dengan melibatkan seluruh anggota Tim, mendokumentasikan setiap kegiatan dan membuat laporan hasil pelaksanaan rencana aksi 2. Monitoring dan evaluasi terhadap pembangunan Zona Integritas secara berkala (melaksanakan rapat monitoring dan evaluasi secara bulanan dan membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi bulanan) 3. Melakukan tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi d. Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja T. Kepala Kantor Wilayah dan Pimti Pratama harus berperan sebagai role model dalam pelaksanaan Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM 2. Penetapan agen perubahan, dengan cara: membuat undangan penetapan agen perubahan melaksanakan rapat penetapan agen perubahan penentuan agen perubahan harus dengan didasari kompetensi, memahami tusi, berdedikasi, tidak pernah melakukan tindak pidana serta pelanggaran kode etik dan perilaku pengesahan agen perubahan 3. Membangun budaya kerja dan pola pikir di lingkungan organisasi dengan ~ menerapkan budaya kerja sebagaimana tertuang dalam kode etik dan perilaku ~ memberikan reward and punishment kepada pegawai - Membuat laporan kegiatan pembangunan budaya kerja dan pola pikir 4, Melibatkan setiap anggota organisasi dalam pembangunen ZI Menuju WEK/WBBM, melalui - penandatanganan pakta integritas dan deklarasi janji kinerja kepada seluruh pegawai - penerapan tata nilai Kalbar PAST! BERKIBAR - apel pagi dan apel sore ~ jum’at olahraga ~ kegiatan rohani - coffee moming - membuat laporan Hasil Kegiatan I | 2. PENATA LAKSANAAN Tujuan : Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur pada | Zona Integritas Menuju WBKWBBM |" Target 1. Meningkainya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan Pelayanan; 2. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses;dan 3. Meningkatnya kinerja Kantor Wilayah Tndikator Tahapan Kegiatan a. Prosedur 7, Prosedur operasional mengacu kepada tusi Satuan Kerja Operasional Tetap| _ di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, melalui (Sop) Kegiatan| = Unit Pusat Membuat SOP mengacu pada proses Utama bisnis instansi - Wilayah membuat SOP Unit yang merupakan turunan dari SOP yang diterbitkan oleh Pusat - Wilayah membuat SOP Inovasi 2. Prosedur operasional Satuan Kerja telah diterapkan dan memastikan pelaksanaan Tugas Pegawai sesuai SOP melalui upaya pemasangan/informasi tentang alur atau prosedur layanan 3. Prosedur operasional Satuan Kerja telah dievaluasi, dengan cara: - Melaksanakan evaluasi SOP. - Membuat laporan hasil evaluasi SOP ». E-Office 7. Sistem pengukuran kinerja unit, melalui: - Sistem pengukuran kinerja Satuan Kerja (satker) melalui aplikasi e-performance = Sistem pengukuran kinerja Individu melalui jurnal harian pada aplikasi SIMPEG terbaru 2. Sistem manajernen SDM pastikan sudah menggunakan aplikasi aplikasi SIMPEG terbaru 3. Sistem pelayanan publik sudah berbasis aplikasi, yaitu: - Penggunaan Teknologi Informasi dalam pelayanan kepada masyarakat yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima layanan = Memiliki website yang memudahkan —_ masyarakat - Memiliki aplikasi layanan - Memiliki media sosial 4, Telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran Kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian layanan kepada publik, serta menyusun laporan monitoring dan evaluasi c. Keterbukaan Informasi Publik T. Kebjjakan tentang keterbukaan informasi publik sudah diterapkan di lingkungan Kantor Wilayah sesuai dengan Perundang-undangan, melalui upaya - Menyiapkan informasi dengan berbagai infrastruktur’ dan konten yang memadai - Penerapan —keterbukaan—informasi._-—_publik (persyaratan, alur, waktu dan biaya) melalui spanduk/baner, website dan media sosial 2. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan keterbukan informasi publik, dengan cara: - Melakukan rapat monitoring dan evaluasi tentang] keteroukaan informasi publik; - membuat laporan hasil monitoring dan _evaluasi| pelaksanaan kebjakan keterbukaan informasi pubik | 3. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM. ‘Tujuan Meningkatkan profesionalisme SDM Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalbar pada Zona Integritas Menuju WBK/WBBM | Target T. Meningkatkan ketaatan terhadap pengelolaan SDM pada masing-masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM; 2. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM pada masing-masing Zona Integritas menuju WBKMWBBM; 3. Meningkatnya disiplin SDM pada masing- masing Zona Integritas menuju WEKIWBBM: 4, Meningkatnya efektiftas manajemen SDM pada Zona Integritas menuju WBK/WBBM ;dan 5. Meningkatnya profesionalisme SDM pada Zona Integritas menuju WBK/IWBBM | Indikator Tahapan Kegiatan a, Perencangan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan | Organisasi 7. Perencanaan Kebutuhan pegawai mengacu pada peta jabatan dan hasil analisis beban kerja (ABK), dengan] melakukan: Melaksanakan rapat Kebutuhan pegawai berdasarken peta jabatan dan hasil analisis beban kerja (ABK) | - Mengusulkankebutuhanpegawaiberdasarkan | pemetaan jabatan dan analisis beban kerja. 2. Penempatan pegawai hasil rekrutmen muri mengacu kepada kebutunan pegawal yang dsetyjui Mente PAN RB 3, Melaksanakan dan membuat laporan monitoring dan evaluasi terhadap penempatan pegawai rekrutmen tethadap kinerja Unit | | 'b. Pola Mutasi Internal | | | 7. Dalam melakukan pengembangan karier pegawai, telah | dilakukan_ rapat (rapat pimpinan tingkat wilayah melalui tim penilai kinerja-TPK), mutasi pegawai antar jabatan | mengacu pada pengembangan karir pegawai | 2. Dalam melakukan mutasi pegawai antar jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan 3. Melaksanakan dan membuat laporan monitoring dan | evaluasi terhadap kegiatan mutasi yang dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja unit . Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetersi Kantor Wilayah telah melakukan Training Need Analysis untuk pengembangan kompetensi dengan melaksanakan rapat penyusunan analisa kebutuhan dikla’ bimtek/ pengembangan pegawai Dalam menyusun rencana pengembangan kompetensi pegawai, mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai. Menyusun rencana pengembangan kompetensi pegawai berdasarkan penilaian SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) . Melakukan pemetaan persentase —_—kesenjangan kompetensi pegawai yang ada dengan standar kompetensi yang ditetapkan untuk masing-masing jabatan Pegawai telah memperoleh kesempatan/hak untuk mengikuti Diklat/pengembangan kompetensi _lainnya dengan cara menginformasikan permintaan untuk mengikuti Diklat/ pengembangan kompetensi lainnya kepada pegawai Melakukan upaya pengembangan kompetensi kepada pegawai (dengan pengikutsertaan pada lembaga pelatihan, in-house training, atau melalui coaching/ mentoring, dll) Melakukan dan membuat laporan hasil_ monitoring dan evaluasi tethadap hasil pengembangan kompetensi dalam rangka perbaikan kinerja f Penetapan _ Kinerja Individu Telah_memi iT sistem penilaian Kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi, melalui - menetapkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) pada awal tahun melalui aplikasi SIMPEG - menetapkan Kinerja Unit (Perjanjian Kinerja-PK) pada awal tahun melalui aplikasi e-performance Menyiapkan dokumen SKP berjenjang Telah melakukan pengukuran kinerja_ individu secara periodik pengukuran Kinerja Individu melalui aplikasi SIMPEG secara bulanan Hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pemberian reward (pengembangan karir individu, penghargaan dil), dengan proses: - Mengadakan rapat pemberian reward (penghargaan pegawai teladan) berdasarkan hasil penilaian kinerja individu: - Membuat surat keputusan pemberian reward (penghargaan pegawai teladan) | g. Penegakan Aturan 1 Disiplin/Kode Etik/Kode —Perilaku Pegawai . Melaksanakan aturan disiplin/kode efikikode perilaku, dengan cara: - Melakukan sosialisasi aturan disiplin/ kode etik/ kode | perilaku - Penerapan kewajiban —pelaksanaan—disiplin (berpakaian dinas, ketepatan jam kerja, apel pagi/ sore) | - Penegakan hukuman disiplin atas pelanggaran aturan disiplin/ kode etik/ kode perilaku | fh. Sistem Informasi Kepegawaian | Data informasi kepegawaian unit kerja telah dimutakhirkan secara berkala dengan membuat laporan hasil pemutakhiran data pegawai secara bulanan melalui aplikasi SIMPEG. }, PENGUATAN SISTEM AKI UNTABILITAS | | Tujuan Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas Kinerja Kantor] | Wilayah Target T. Meningkatnya kinerja instansi pemerintah 2. Meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah indikator Tahapan Kegiatan a. Keterlibatan Pimpinan T. Kepala Kantor Wilayan terlibat secara langsung pada saat penyusunan perencanaan dengan melaksanakan rapat perencanaan kegiatan dan anggaran yang dipimpin oleh Kepala kantor Wilayah 2. Kepala Kantor Wilayah terlibat secara langsung pada saat penyusunan penetapan kinerja, melalui kegiatan: - Penyusunan Penetapan Kinerja (Perjanjian Kinerja) melalui Rapat penetapan IKU yang berorentasi hasil kepada masyarakat; 3. Kepala Kantor Wilayah selalu memantau pencapaian kinerja secara_ _berkala dengan melaksanakan rapat pemantauan pencapaian kinerja secara bulanan terhadap dipimpin oleh kepala satuan kerja b. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja 1, Membuat dokumen perencanaan kerja jangka menengah yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) serta jangka pendek yang tertuang dalam Renja 2. Dokumen perencanaan harus berorientasi kepada hasil ~ Membuat turunan Renja yang mendukung peningkatan pelayanan publik (penetapan standar pelayanan, budaya pelayanan prima, survei kepuasan masyarakat) ~ Membuat turunan Renja yang mendukung kegiatan anti korupsi (pengendalian gratifikasi, penerapan SPIP, pengaduan masyarakat, dan WBS) 3. Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Kantor Wilayah dipenuhi dengan cara: - Memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan Kementerian Hukum dan HAM. - Membuat IKU tambahan sesuai dengan karakteristik yang mendukung peningkatan pelayanan_publik (penetapan standar pelayanan, budaya pelayanan prima, survei kepuasan masyarakat) serta mendukung kegiatan anti korupsi (pengendalian gratifikasi, penerapan SPIP, pengaduan masyarakat, dan WBS) 4. Indikator kinerja utama dan tambahan telah dilaksanakan denganprinsipSMART(Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely/ Continuity) 5. Laporan kinerja disusun tepat waktu (bulan januari pada tahun berikutnya) 6. Pelaporan kinerja harus memberikan informasi tentang kinerja Laporan kinerja (LKj) telah memberikan informasi tentang kinerja 7.Terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja dengan melakukan/ mengikutsertakan Pegawai dalam bimtek/ diklat/ sosialisasi penyusunan LKj 8, Pengelolaan akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh SDM yang kompeten, dengan cara: - menempatkan anggota yang memiliki kompetensi pada bidang pengelolaan akuntabilitas; : personil pengelolaan akuntabilitas telah memiliki Sertifikasi, Piagam penyusunan LKj | 5. PENGUATAN PENGAWASAN, |" Tujuan Meningkatkan penyelenggaraan Kantor Wilayah yang bersih dan bebas KKN Target 7. Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan Keuangan negara; Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara; Mempertahankan predikat WTP dari BPK atas opini | laporan keuangan;dan 4. Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang Indikator Tahapan Kegiatan | a. Pengendalian Gratifikasi T. Kantor Wilayah melakukan public campaign tentang pengendalian gratifikasi di lokasi pelayanan melalui pemasangan Spanduk dan banner larangan gratifikasi 2. Kantor Wilayah telah mengimplementasikan pengendalian gratifikasi, dengan cara - Membentuk Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) - Pemasangan kamera pengawas (CCTV) pada area pelayanan | | |b. Penerapan Sistem | Pengawasan internal | Pemerintah (SPIP) | | 7 KaniorWilayahtelahmembangunlingkungan pengendalian, dengan cara: - Melakukan sosialisasi SPIP serta kode etik - Membentuk Tim SPIP - Melaksanakan —_pengawasan dan monitoring pada) layanan | 2. Kantor Wilayah —_ telah melakukan penilaian risiko dengan mengacu pada Permenkumham Nomor 5 Tahun 2018 | tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI 3. Kantor Wilayah telah melakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah diiddentifikasi 4, Kantor Wilayah telah menginformasikan dan mengimplementasikan SPIP kepada seluruh pihak terkait (Misal: melalui ape! pagi/ sore) ¢. Pengaduan Masyarakat 7. Kebijakan Pengaduan masyarakat telah diimplementasikan, seperti - Menunjuk petugas Pengaduan Masyarakat = Menyediakan petugas/ ruang/ loket/ kotak khusus pengaduan - Menyediakan informasi sarana penyampaian ] pengaduan | ~ Pengelolaan Pengaduan melalui Media WEB, aplikasi | E-LAPOR, media sosial, WA dan SMS 2. Menindaklanjuti laporan/pengaduan masyarakat yang | diterima. 3. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat, melalui cara’ | - Melakukan perbaikan layanan sebagai tindak lanjut dari hasil_ monitoring dan evaluasi pengaduan mayarakat | - Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada | Bagian terkait 4, Menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat & Whistle Blowing 7. Melakukan Intemalisasi tentang Whistle-Blowing System System pada seluruh pegawai melalui apel pagi/sore, sosialisasi , Banner dan Spanduk 2. Menerapkan aplikasi Whistle Blowing System 3. Melakukan dan menyediakan laporan hasil evaluasi atas, penerapan Whistle Blowing System dari Inspektorat Jenderal 4, Menyediakan tindak lanjut hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System dari Inspektorat Jenderal @. Penanganan 1. Melakukan identifikasiipemetaan benturan _kepentingan| Benturan dalam tugas fungsi utama | Kepentingan 2.Melakukan —internalisasi_ penanganan _Benturan Kepentingan kepada pegawai | 3. Menerapkan penempatan pegawai pada jabatan tertentu | tanpa ada konflik kepentingan dengan tugasnya disertai | surat pernyataan bebas dari benturan kepentingan 6. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Tujuan Meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan publik sesuai_ kebutuhan dan harapan masyarakat | Target : |4. Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih | murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau); 2. Meningkatnya jumiah unit pelayanan yang memperoleh | standarisasi pelayanan intemasional: 3. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik Indikator Tahapan Kegiatan Standar Pelayanan 7, Menyusun Standar Pelayanan Sesuai dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 15 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan 2. Standar pelayanan telah dimaklumatkan, dengan: - Membuat maklumat standar pelayanan; - Melakukan pemasangan maklumat standar pelayanan ditempat pelayanan 3. Membuat SOP pelaksanaan standar pelayanan 4, Melaksanakan reviu dan perbaikan atas_ standar pelayanan dan SOP Budaya Pelayanan Prima 7. Melakukan sosialisasi/pelatinan budaya Pelayanan Prima kepada pegawai 2. Menyediakan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat dalam memperoleh informasi layanan dan kegiatan melalui media cetak, Banner, media sosial, website, dan Media Elektronik 3. Terdapat sistem reward (penghargaan) dan punishment (sanksi bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan yang diberikan tidak sesuai standar - pemberian reward kepada pegawai dibidang pelayanan (penghargaan pegawai teladan); - pemberian punishment terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran (hukuman disiplin) 4. Telah terdapat sarana layanan terpadu/terintegrasi, 5. Melakukan inovasi pada layanan Penilaian Kepuasan Tethadap Pelayanan 7, Melakukan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) secara berkala (misainya: setiap 6 bulan) 2. Hasil survei dipublikasikan secara terbuka kepada masyarakat melalui Website, Media sosial dan banner/spanduk , Videotron 3. Dilakukan tindak lanjut atas hasil survei kepuasan masyarakat, dengan cara - Melaksanakan perbaikan layanan sebagai tindak lanjut dari survei Sedangkan untuk Komponen Hasil dalam pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani, fokus pelaksanaan reformasi birokrasi tertuju pada dua sasaran utama, yaitu 4. Terwujudnya Aparatur Kantor Wilayah yang Bersih dan Bebas dari KKN (20%), diukur dengan menggunakan ukuran: a, Nilai persepsi korupsi (survei eksternal); Nilai Persepsi Korupsi merupakan hasil survei kuantitatif terhadap stakeholders yang terkait dengan suatu instansi. Nilai Persepsi Korupsi merupakan komitmen dari amanah Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah tahun 2012 serta mengacu kepada Peraturan Menteri PAN dan. RB Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Lingkungan Instansi Pemerintah. Nilai persepsi korupsi diperoleh dari survei eksternal yang dilakukan oleh Tim Penilai. Survei eksternal dilakukan untuk melihat persepsi pengguna layanan atau stakeholders tentang tingkat korupsi yang terjadi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalbar b. Presentase penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) merupakan wujud komitmen satuan kerja untuk menciptakan pemerintahan yang akuntabel dan bersih dari korupsi. Selain itu, penyelesaian TLHP juga dapat mengakselerasi perbaikan atas penyelenggaraan pemerintahan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalbar Presentase penyelesaian TLHP dapat diperoleh dari data yang disediakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI 2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat (20%), diukur melalui nilai persepsi kualitas pelayanan (survei eksternal). Salah satu hasil yang ingin dicapai dari pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas. Untuk mengetahui kondisi pelayanan puolik di Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Kalbar, dilakukan pengukuran kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan melalui survei yang dilakukan oleh pihak eksternal

You might also like