You are on page 1of 20

PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN

INFAK/SEDEKAH PADA BAZ KOTA PEKANBARU

Devi Megawati
UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Email: aphee80@gmail.com

Fenny Trisnawati
Universitas Riau
Email: fenny_tr@yahoo.com

Abstract:
Zakat management organization (OPZ) in Indonesia is growing by leaps and bounds, even among
OPZ competing for the collection of zakat, donation/charity to attract the sympathy of the Muslim
community in particular muzakis and donors. Many ways to do that is by making the program amil
zakat distribution of creative and innovative as mustahik economic empowerment so that the
program can improve the status of mustahik (alms receivers) into a minimal muzakki munfiq
(people who berinfak). But the important thing is the publication to the public as well as to
implement transparency and accountability in the management of zakat. To the authors are
interested to further investigate the application of SFAS 109, Accounting for Zakat, Infak/BAZ
Alms in the city of Pekanbaru. Where BAZ Pekanbaru which has been confirmed by Walikota
Pekanbaru since 2001, experienced a significant development in terms of the collection of zakat
since last 2 years with a period of management the period 2011 till 2013. This study is a
descriptive and comparative study between zakat management accounting practice in the field with
the provisions of SFAS 109 . The results showed that the BAZ Pekanbaru has applied SFAS 109 on
its financial reporting since 2011 are listed in the annual report 2011 and 2012. And the
embodiment of transparency and accountability is a positive impact on the increase in the
collection of zakat, donation/charity. And increase public confidence in government and the city of
Pekanbaru.
Keywords: zakat, sedekah, dan economic empowerment

Pendahuluan data/informasi dan output berupa informasi


Akuntasi adalah seni pencatatan, dan laporan keuangan yang bermanfaat
penggolongan, pengikhtisaran, penafsiran, bagi pengguna internal dan eksternal
dan pengkomunikasian dengan cara entitas. Akuntansi juga diartikan sebagai
tertentu dan dalam ukuran moneter, bahasa bisnis yang memberikan informasi
transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi tentang kondisi ekonomi suatu perusahaan/
dari suatu entitas hukum atau sosial. Kieso, organisasi dan hasil usaha/ aktivitasnya
et al (2010) mendefinisikan akuntansi pada periode tertentu sebagai tanggung
sebagai suatu sistem dengan input

40 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

jawab manajemen serta untuk pengambilan Amil Zakat yang dibentuk dan diprakarsai
keputusan. masyarakat dan dikukuhkan pemerintah.
Badan Amil Zakat sebagai salah satu PSAK 109 Tentang Akuntasi Zakat
entitas nirlaba yang bertujuan untuk dan Infak/sedekah merupakan suatu hal
mengelola zakat dan menyalurkannya yang dinantikan Pemberlakuan PSAK ini
kepada pihak yang membutuhkan juga juga diharapkan dapat terwujudnya
menerapkan akuntansi dalam pencatatan keseragaman pelaporan, dan kesederhanaan
transaksinya sehari-hari yang pada pencatatan. Sehingga publik dapat
akhirnya akan menghasilkan suatu membaca laporan akuntansi pengelola
informasi. Pada awalnya BAZ di Indonesia zakat serta mengawasi pengelolaannya.
menggunakan PSAK No. 45 tentang Selain itu penerapan PSAK 109 ini juga
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, bertujuan memastikan bahwa organisasi
namun seiring dengan kemajuan zaman Pengelola zakat telah memakai prinsip-
dan tuntutan untuk segera memiliki suatu prinsip syariah, dan seberapa jauh OPZ
standar yang baku dalam pelaporan, maka memiliki tingkat kepatuhan
Forum Zakat bersama dengan Ikatan menerapkannya. PSAK 109 yang mengatur
Akuntan Indonesia (IAI) menyusun akuntansi zakat dan infak/sedekah, di
akutansi zakat pada tahun 2007. Pada dalamnya termuat definisi-definisi,
tahun 2008 IAI menyelesaikan PSAK pengakuan dan pengukuran, penyajian,
No.109 tentang Akuntansi Zakat. serta pengungkapan hal-hal yang terkait
Pernyataan Standar Akuntansi dengan kebijakan penyaluran hingga
Keuangan (PSAK) 109 mulai berlaku operasionalisasi zakat dan infak/sedekah.
efektif sejak 1 januari 2009. PSAK ini Badan Amil Zakat (BAZ) Kota
mengikat untuk Organisasi Pengelola Pekanbaru merupakan lembaga pemerintah
Zakat (OPZ) yang sudah disahkan non struktural yang bersifat mandiri,
legalitasnya oleh pemerintah. Ada 2 melakukan pengelolaan zakat secara
institusi pengelola zakat yang sesuai nasional di tingkat Kota Pekanbaru. BAZ
dengan Undang-undang No. 23 tahun 2011 Kota Pekanbaru adalah organisasi
yakni Badan Amil Zakat Nasional baik pengelola zakat yang dibentuk dengan
tingkat pusat, tingkat provinsi sampai keputusan walikota, yang mengupayakan
dengan tingkat kabupaten/kota. Lembaga pendistribusian dana dalam rangka
pemberdayaan keluarga miskin dengan

41 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

prinsip skala prioritas, pemerataan keadilan PSAK 109 atau belum. Untuk mengetahui
dan kemitraan. Dalam pengelolaannya hal ini perlu dianalisis lebih lanjut
mulai dari tahun 2011, BAZ Kota mengenai penerapan PSAK 109 pada BAZ
Pekanbaru telah melakukan pencatatan Kota Pekanbaru dari tahun 2011 sampai
untuk kegiatan transaksinya sehari-hari. dengan tahun 2012.
BAZ Kota Pekanbaru telah memiliki staf
Akuntansi Syariah
akunting yang bertugas khusus untuk
Akuntansi adalah pencatatan transaksi
menangani pencatatan dan pembuatan
untuk menghasilkan laporan keuangan.
laporan keuangan.
Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai
Berdasarkan UU Zakat No.23 Tahun
proses akuntansi atas transaksi yang sesuai
2011 bagian Kelima pasal 29 ayat 1 bahwa
dengan aturan yang telah ditetapkan Allah
BAZNAS kabupaten /kota wajib
SWT (Sri Nurhayati: 2009).
menyampaikan laporan pelaksanaan
Lembaga keuangan (bank, asuransi,
pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dan
pasar modal, dana pensiun dan lain
sosial keagamaan lainnya kepada
sebagainya) pada masa sekarang ini
BAZNAS provinsi dan pemerintah daerah
berkembang dengan pesatnya. Volume dan
secara berkala. Dan hal ini telah dijalankan
nilai transaksi berbasis syariah sangat
BAZ Kota Pekanbaru setiap tahunnya
tinggi sehingga meningkat pula kebutuhan
dengan telah membuat laporan tahunan dan
akan akuntansi syariah. Perkembangan
menyampaikannnya kepada BAZ Propinsi
lembaga keuangan syariah pertamakali
Riau dan Walikota Pekanbaru. Laporan
adalah dengan adanya bank syariah
tahunan ini terdiri dari laporan keuangan
pertama yaitu bank Muamalat pada tahun
(Neraca, Laporan Sumber dan Penggunaan
1992, kemudian diikuti dengan adanya
Dana, Laporan Arus Kas, Catatan atas
asuransi syariah pada tahun 1994, yaitu
laporan keuangan),
asuransi Takaful. Jumlah lembaga
Dari pengamatan sekilas, BAZ
keuangan yang berbasis syariah terus
Kota Pekanbaru telah melakukan
berkembang dengan pesatnya.
pengelolaan dan pelaporan dana zakat,
Perkembangan lembaga keuangan yang
infak dan sedekah dengan baik, namun
berbasis syariah ini juga diikuti oleh aturan
masih belum diketahui apakah pencatatan
akuntansi untuk transaksi syariah. IAI lalu
dan pelaporan yang diterapkan oleh BAZ
menetapkan Pernyataan Standar Akuntansi
Kota Pekanbaru telah sesuai dengan

42 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

Keuangan (PSAK) 101-108 yang penerimaan, pengeluaran dan


diharapkan dapat diterapkan dalam perubahan dana untuk organisasi zakat,
keuangan syariah di Indonesia. infak, dan sedekah ini merupakan
1. Pernyataan Standar Akuntansi gabungan dari dua dana tersebut, yaitu
Keuangan (PSAK) No. 109
dana zakat dan dana sedekah,
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sedangkan laporan perubahan posisi
telah mengeluarkan PSAK 109 untuk keuangan dan catatan atas laporan
akuntansi zakat, infak/sedekah. PSAK keuangan perlu ditambahkan sehingga
109 ini akan menyeragamkan menjadi laporan keuangan yang
pencatatan pada lembaga pengelola menyeluruh yang menggambarkan
zakat yang selama ini sebagian besar kondisi keuangan organisasi pengelola
menggunakan PSAK 45 untuk zakat. Dalam catatan ini menjelaskan
organisasi non laba. Sebelum ada mengenai kebijakan-kebijakan
PSAK 109, lembaga pengelola zakat akuntansi dan prosedur yang diterapkan
telah membuat laporan keuangan tetapi oleh organisasi yang bersangkutan
tidak ada keseragaman antara satu sehingga diperoleh angka-angka dalam
lembaga pengelola zakat dengan laporan keuangan tersebut.
lembaga pengelola zakat yang lain. Hal Tabel 1. Laporan Keuangan Organisasi
Pengelola Zakat
ini tentu menyulitkan bagi berbagai Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
kalangan untuk memahami maksud dan BAZ “XXX”
Per 31 Desember 2xx2
tujuan dari laporan keuangan tersebut. Keterangan Rp Keterangan Rp
ASET Kewajiban-
Laporan keuangan seharusnya Aset Lancar Kewajiban Jangka
Kas dan setara kas xxx Pendek
informatif dan dapat dibandingkan Instrumen Biaya yang masih
keuangan xxx harus dibayar xxx
Piutang
antara laporan keuangan lembaga xxx
Aset Tidak Kewajiban Jangka
pengelola zakat satu dengan lembaga Lancar Panjang
Aset tetap Imbalan kerja jangka xxx
pengelola zakat yang lain. Akumulasi xxx panjang
penyusutan xxx Jumlah kewajiban xxx
Laporan keuangan amil menurut Saldo Dana
Dana zakat xxx
PSAK 109 adalah laporan posisi Dana Infak/sedekah xxx
Dana Amil xxx
keuangan (neraca), laporan perubahan Dana non halal xxx
Jumlah dana xxx
dana, laporan perubahan aset kelolaan, Jumlah Aset xxx Jumlah kewajiban xxx
dan dana
laporan arus kas dan catatan atas
Tabel 2. Laporan Perubahan Dana
laporan keuangan. Neraca dan laporan

43 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

Laporan Perubahan Dana Tabel 3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan


Baz “XXX” Laporan Perubahan Aset Kelolaan
Untuk periode yang berakhir 31 Desember BAZ “XXX”
2XX2 Untuk periode yang berakhir 31 Desember
Keterangan Rp 2xx2
DANA ZAKAT
Penerimaan
Akum
Penerimaan dari muzaki Saldo Penam
Pengu
Penyi u Saldo
Muzaki entitas xxx ranga
Awal bahan sihan lasi penyu Akhir
Muzaki individual xxx n
sutan
Hasil penempatan xxx Dana
Jumlah penerimaan dana zakat xxx infak/
Bagian amil atas penerimaan dana zakat xxx shadaqah
Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil xxx – aset
kelolaan xxx xxx (xxx) (xxx) - xxx
Penyaluran lancar
Fakir – miskin xxx (misal
Riqab xxx piutang
Gharim xxx bergulir)
Mualaf xxx Dana
Sabilillah xxx infak/shad
Ibnu sabil xxx aqah – aset
kelolaan
Jumlah penyaluran dana zakat xxx
tidak
Surplus (defisit) xxx xxx xxx (xxx) - (xxx) xxx
lancar
Saldo awal xxx (misal
Saldo akhir xxx rumah
DANA INFAK/SHADAQAH sakit atau
Penerimaan sekolah)
Infak/shadaqah terikat xxx 2. Entitas Pengelola Zakat
Infak/shadaqah tidak terikat xxx
Bagian amil atas penerimaan dana infak/shadaqah xxx
Hasil pengelolaan xxx Indonesia adalah negara dengan
Jumlah penerimaan dana infak/shadaqah xxx
Penyaluran
Infak/shadaqah terikat xxx
jumlah muslim yang cukup besar. Islam
Infak/shadaqah tidak terikat xxx
Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (misalnya beban adalah agama mayoritas di Indonesia.
penyusutan dan penyisihan) xxx
Jumlah penyaluran dana infak/shadaqah xxx Zakat adalah bagian dari rukun Islam.
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx Setiap umat Islam wajib menunaikan
Saldo akhir xxx
DANA AMIL zakat apabila sudah memenuhi kriteria
Penerimaan
Bagian amil dari dana zakat xxx
Bagian amil dari dana infak/shadaqah xxx sebagai seorang pembayar zakat
Penerimaan lainnya xxx
Jumlah penerimaan dana amil xxx (muzaki). Untuk mengakomodir hal ini
PENGGUNAAN
Beban pegawai xxx maka berdirilah Organisasi Pengelola
Beban penyusutan xxx
Beban umum dan administrasi lainnya xxx Zakat (OPZ). Berdasarkan Undang-
Jumlah penggunaan dana amil xxx
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx undang No. 23 Tahun 2011 Organisasi
Saldo akhir xxx
DANA NONHALAL pengelola zakat di Indonesia terdiri dari
Penerimaan
Bunga bank xxx BAZNAS (Badan Amil Zakat) dan
Jasa giro xxx
Penerimaan non halal xxx LAZ (Lembaga Amil Zakat) Hal ini
Jumlah penerimaan dana nonhalal xxx
Penggunaan
Jumlah penggunaan dana nonhalal xxx
sesuai dengan bunyi ayat 1 dan 2 pada
Suplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx pasal 5: “untuk melaksanakan
Saldo akhir xxx
Jumlah saldo dana zakat, dana infak/shadaqah dan xxx pengelolaan zakat, Pemerintah
amil dan dana nonhalal.
membentuk BAZNAS (ayat 1). Yang

44 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

berkedudukan di ibukota Negara” b. Pelaksanaan pengumpulan,


pendistribusian, dan pendayagunaan
(ayat2). Pada pasal 15 dalam rangka
zakat.
pelaksanaan pengelolaan zakat pada c. Pengendalian pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan
tingkat provinsi dan kabupaten/kota
zakat.
dibentuk BAZNAS provinsi dan d. Pelaporan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan pengelolaan zakat.
BAZNAS kabupaten/kota. Selanjutnya
pada pasal 17 untuk membantu Berikut ini beberapa keuntungan
BAZNAS dalam pelaksanaan berzakat melalui amil zakat yang
pengumpulan, pendistribusian dan mempunyai kekuatan hukum formal
pendayagunaan zakat, masyarakat (Didin Hafidhuddin, 2007):
dapat membentuk LAZ (Lembaga a. Untuk menjamin kepastian dan
disiplin pembayar zakat
Amil Zakat).
b. Untuk menjaga perasaan rendah diri
Pembentukan organisasi pengelola para mustahik zakat apabila
berhadapan langsung untuk
zakat di Indonesia merupakan
menerima zakat dari para muzaki
keniscayaan mengingat pentingnya c. Untuk mencapai efisien dan
efektifitas, serta sasaran yang tepat
sektor zakat bagi umat muslim sebagai
dalam penggunaan harta zakat
pembersih harta dan jiwa sekaligus menurut skala prioritas yang ada
pada suatu tempat
pemerataan atau pendistribusian harta
d. Untuk memperlihatkan syiar Islam
dari orang kaya ke orang miskin. Dan dalam semangat penyelenggaraan
pemerintahan yang Islami.
bagaimana mendayagunakan zakat
Meskipun secara hukum ada yang
secara luas sehingga orang membolehkan.
miskin/mustahik dapat berubah status
Dalam melaksanakan tugasnya,
menjadi muzaki (pembayar zakat)
sebuah organisasi pengelola zakat
dengan berbagai program-program
haruslah bertindak profesional.
pemberdayaan ekonomi yang kreatif.
Profesional dalam artian bahwa
Oleh karenanya dalam pasal 7 ayat 1
organisasi pengelola zakat haruslah
UU No.23 Tahun 2011 menyebutkan
memiliki manajemen organisasi yang
tugas dan fungsi Pengelola zakat yakni:
baik. Manajemen yang meliputi
a. Perencanaan, pengumpulan,
perencanaan, pengorganisasian,
pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat. pengarahan dan pengawasan dalam
penghimpunan dan penyaluran zakat di

45 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

organisasi pengelola zakat harus lebih 3. Laporan Keuangan Organisasi


Pengelola Zakat
tertata dengan baik, perencanaan yang
matang, pengorganisasian yang tepat, Akuntansi akan menghasilkan
pengarahan yang serius dan informasi keuangan sebuah entitas.
pengawasan yang maksimal adalah Informasi keuangan yang dihasilkan
idelisme dalam manajemen zakat. oleh proses akuntansi ini disebut
Pencatatan transaksi keuangan yang dengan laporan keuangan. Penyusunan
baik termasuk ke dalam pengelolaan laporan keuangan harus taat kepada
zakat yang profesional. Selama ini prinsip akuntansi yang berlaku umum
organisasi pengelola zakat mencatat pada saat ini. Di Indonesia prinsip
transaksi keuangan dengan aturannya akuntansi yang digunakan adalah
sendiri, namun ada juga yang mengacu Pernyataan Standar Akuntansi
kepada PSAK 45 untuk organisasi Keuangan (PSAK). Standar berfungsi
nirlaba. Praktik yang demikian memberikan acuan dan pedoman dalam
menunjukkan bahwa tidak adanya penyusunan laporan keuangan sehingga
aturan yang baku untuk pencatatan bagi laporan keuangan antar entitas lebih
lembaga pengumpul dan penyalur seragam. Standar akuntansi yang
zakat. Peraturan atau standar berlaku di Indonesia terdiri atas empat
pencatatan sangat diperlukan agar standar, sering disebut sebagai 4 Pilar
adanya keseragaman dalam pelaporan. Standar Akuntansi, yaitu Standar
IAI lalu menetapkan suatu standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar
yaitu PSAK 109 untuk akuntansi zakat Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
dan infak/sedekah. PSAK 109 ini Akuntabilitas Publik (SAK ETAP),
nantinya akan dipakai sebagai Standar Akuntansi Keuangan Syariah
peraturan yang mengatur segala hal (SAK Syariah) dan Standar Akuntansi
yang berkaitan dengan pengeluaran dan Pemerintahan (SAP) (Dwi Martani:
pengoperasiaon lembaga zakat. PSAK 2012).
109 akan menjadi standarisasi setiap Adanya tuntutan untuk menerapkan
lembaga zakat yang ada di Indonesia. transparansi dan akuntabilitas
menjadikan organisasi pengelola zakat
membuat laporan yang sesuai dengan
aturan yang berlaku. Untuk pengelolaan

46 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

zakat, infak dan sedekah yang menjadi yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
pedoman adalah PSAK 109. Dengan Indonesia.
adanya PSAK 109 ini maka setiap OPZ Maka sebagai lembaga publik
akan memiliki standar pelaporan yang Organisasi Pengelola Zakat, penting
sama dan sifatnya mengikat. untuk membuat laporan keuangan
Transparansi dalam pengelolaan dana sesuai dengan PSAK 109 yang pada
publik, dalam hal ini dana zakat, infak intinya untuk menguatkan sistem
dan sedekah menumbuhkan entitas syariah. OPZ juga akan
kepercayaan muzaki untuk membayar mendapatkan sertifikat kepercayaan
zakat dan semakin meningkatkan oleh masyarakat lebih tepatnya muzakki
motivasi muzaki untuk menunaikan yang telah memberikan amanah kepada
kewajibannya. amil dalam menyalurkan zakatnya.
Dalam dunia akuntansi dikenal Masyarakat akan dapat menilai mana
istilah Pernyataan Standar Akuntansi organisasi pengelola zakat yang dapat
Keuangan (PSAK). Ini adalah dipertanggungjawabkan penyalurannya
interpretasi yang disusun Dewan melalui laporan ini.
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Sebagaimana laporan keuangan
Akuntan Indonesia (DSAS IAI) terkait pada umumnya, ada beberapa tujuan
laporan keuangan entitas bisnis dan dibuatnya laporan keuangan. Laporan
non bisnis. PSAK 109 yang mengatur keuangan yang dibuat OPZ bertujuan
akuntansi zakat dan infak/sedekah, di sebagai berikut:
dalamnya termuat definisi-definisi,
a. Sebagai informasi atas
pengakuan dan pengukuran, penyajian,
penghimpunan, pendistribusian, dan
serta pengungkapan hal-hal yang pendayagunaan zakat, infak/
sedekah dan dana sosial keagamaan
terkait dengan kebijakan penyaluran
lainnya yang bermanfaat dalam
hingga operasionalisasi zakat dan pengambilan keputusan atau
dibutuhkan oleh pihak-pihak yang
infak/ sedekah. Informasi keuangan
berkepentingan.
disampaikan kepada pengguna b. Sebagai alat pertanggungjawaban
(akuntabilitas) dan transparansi
eksternal dan pengguna internal. Untuk
pengelolaan keuangan organisasi.
pelaporan eksternal, diatur dalam c. Membantu memenuhi kewajiban
para pihak pengelola zakat untuk
pernyataan standar akuntansi keuangan
menjadi akuntabel secara publik.

47 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

d. Membantu memenuhi kebutuhan b. Laporan perubahan dana. Tujuan utama


para pengguna laporan (muzaki, laporan perubahan dana adalah
masyarakat luas) yang mempunyai menyediakan informasi mengenai: (1)
keterbatasan kewenangan, pengaruh transaksi dan peristiwa lain
keterbatasan kemampuan atau yang mengubah jumlah dan sifat saldo;
sumber daya untuk memperoleh (2) hubungan antar transaksi dan
informasi dan oleh sebab itu peristiwa lain; dan (3) penggunaan
mereka menyandarkan pada sumber daya dalam pelaksanaan
laporan sebagai sumber informasi berbagai program atau jasa.
penting. c. Laporan perubahan aset kelolaan.
e. Membantu para pengelola zakat Laporan Perubahan Aset kelolaan
untuk mendapatkan kepercayaan adalah laporan yang menggambarkan
publik; serta perubahan dan saldo atas kuantitas dan
f. Membantu para pengelola zakat nilai aset kelolaan, baik aset lancar
untuk menumbuhkan kepuasan kelolaan maupun tidak lancar untuk
publik, khususnya muzaki. masing-masing jenis dana selama satu
periode.

Jenis-jenis laporan keuangan yang


Aset Lancar kelolaan adalah aset
terdapat di OPZ hampir sama dengan
kelolaan yang keberadaannya dalam
laporan keuangan pada umumnya yakni
pengelolaan amil zakat tidak lebih dari
terdiri dari (Teten Kustiawan, Akt, dkk,
satu tahun. Misalnya piutang bergulir
2012):
yang berasal dari dana infak.
a. Laporan posisi keuangan/ Neraca.
Aset tidak lancar kelolaan adalah asset
Tujuan laporan posisi keuangan adalah
menyediakan informasi mengenai aset kelolaan berupa sarana dan/atau
(termasuk asset kelolaan), liabilitas,
prasarana yang secara fisik berada di
dan saldo dan serta informasi mengenai
hubungan diantara unsur-unsur tersebut dalam pengelolaan amil zakat lebih dari
pada tanggal tertentu, informasi dalam
satu tahun. Misalnya sekolah, rumah
laporan posisi keuangan yang
digunakan bersama pengungkapan sakit atau ambulan.
informasi dalam laporan keuangan
Laporan perubahan aset kelolaan
lainnya dapat membantu untuk menilai
(1) kemampuan amil zakat untuk minimal mencakup pos-pos sebagai
memberikan jasa secara berkelanjutan;
berikut:
dan (2) likuiditas, fleksibilitas
keuangan, kemampuan untuk a. Keterangan (mencakup: (i) jenis
memenuhi kewajibannya, dan dana; (ii) kelompok lancar/tidak
kebutuhan pendanaan eksternal apabila lancar; dan (iii) nama asset
ada. Laporan posisi keuangan b. Saldo awal
mencakup struktur amil zakat secara c. Penambahan
keseluruhan dan harus menyajikan total d. Pengurangan
aset, liabilitas dan saldo dana . e. Akumulasi penyusutan
f. Akumulasi penyisihan

48 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

g. Saldo akhir kebijakan amil zakat dalam


pendanaan operasional zakat.

d. Laporan arus kas; Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan
adalah laporan yang menggambarkan
merupakan rincian atau penjelasan detail
transaksi kas dan setara kas amil zakat,
baik kas masuk ataupun kas keluar dari laporan keuangan sebelumnya. Rincian
sehingga dapat diketahui kenaikan/
tersebut dapat bersifat kuantitatif maupun
penurunan bersih kas dan setara kas
berdasarkan aktivitas operasi, investasi kualitatif, yang memuat hal-hal berikut:
dan pendanaan untuk masing-masing
jenis dana selama suatu periode.
a. Informasi umum mengenai Organisasi
Informasi tentang arus kas berguna
Pengelola Zakat.
bagi para pengguna laporan keuangan
b. Kebijakan akuntansi yang digunakan
sebagai dasar untuk menilai
dalam penyusunan laporan keuangan
kemampuan amil zakat dalam
lembaga tersebut.
menghasilkan dan menggunakan kas
c. Penjelasan dari setiap akun yang
dan setara kas.
dianggap memerlukan rincian lebih
e. Catatan atas laporan keuangan;
lanjut.
merupakan catatan yang menjelaskan
d. Kejadian setelah tanggal neraca.
mengenai:
e. Informasi tambahan lainnya yang
dianggap perlu, baik yang bersifat
a. Dasar penyusunan laporan
kuantitatif maupun kualitatif.
keuangan
b. Kebijakan akuntansi
c. Pengungkapan informasi yang
Sedangkan pengguna laporan keuangan
disyaratkan oleh SAK yang tidak
disajikan di bagian manapun dalam yang dibuat amil zakat dapat ditujukan
laporan keuangan
kepada:
d. Informasi tambahanyang tidak
disajikan dalam laporan posisi
keuangan, laporan perubahan dana, a. Muzakki/Pemberi zakat.
laporan perubahan asset kelolaan, b. Pihak Lain yang memberikan sumber
serta laporan arus kas tetapi daya selain zakat (infak/sedekah, hibah,
diperlukan dalam rangka penyajian dll sesuai UU).
secara wajar seperti: (i) profil amil c. Pemerintah selaku otoritas pembinaan
zakat (ii) penerapan fikih zakat dan pengawasan.
yang menjadi dasar pengelolaan d. Pemeriksa.
dana oleh amil zakat; (iii) peraturan e. Lembaga mitra.
perundang-undangan yang terkait f. Masyarakat.
dengan pengelolaan zakat; (iv)
kebijakan penentuan jumlah dan Pengguna laporan keuangan seperti
persentase bagian untuk masing-
yang tersebut di atas memiliki kepentingan
masing asnaf mustahik; (v)
kebijakan amil zakat dalam bersama yakni dalam rangka menilai:
aktivitas penyaluran; dan (vi)

49 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

a. Keterbukaaan atau transparansi sebuah g. Setiap dana yang disalurkan harus


organisasi pengelola zakat. dapat dibedakan apakah berasal dari
b. Cara manajemen amil zakat zakat atau ibadah maliyah lainnya
melaksanakan tugas, fungsi dan (infak, sedekah dan dana sosia
tanggung jawabnya dan aspek lain dari lkeagamaan lainnya) serta harus jelas
kinerja mereka. bentuk akadnya apakah muthlaq atau
c. Cara amil zakat mendapatkan dan muqoyyad.
membelanjakan kas serta faktor lainnya h. Wajib mencatat dan melaporkan setiap
yang berpengaruh pada akuntanbilitas transaksi keuangan serta
organisasi pengelola. mempublikasikannya dalam bentuk
d. Kepatuhan amil zakat terhadap laporan keuangan.
ketentuan syariah
e. Upaya peningkatan kesejahteraan fakir
miskin dan penyelesaian permasalahan 4. Analisis Laporan Keuangan
mustahik yang dilakukan amil zakat .
Analisis yang dilakukan tergantung
f. Sarana-sarana pertanggungjawaban
manajemen atas pengelolaan sumber pada kepentingan pemakainya. Salah
daya yang dipercayakan kepada
satu yang akan melakukan analisis atas
mereka.
laporan tersebut adalah manajemen
OPZ. Dengan demikian bagi
Amil dituntut untuk melakukan
manajemen kegunaan melakukan
pengelolaan keuangan sesuai dengan
analisis atas laporan keuangan antara
syariah. Berikut ini parameter kesesuaian
lain sebagai berikut:
syariah dalam pengelolaan keuangan Amil
a. Pengukuran efisiensi OPZ;
Zakat, di antaranya:
Pencapaian tujuan dari suatu OPZ
a. Tidak menerima dana yang tidak halal. harus dilakukan dengan
b. Setiap dana yang diterima harus dapat menggunakan sumber daya
dibedakan apakah zakat atau ibadah sesedikit mungkin (efisien). Namun
maliyah lainnya (infak, sedekah dan efisiensi bukanlah hal yang mudah
dana sosial keagamaan lainnya) serta untuk diukur. Umumnya dilakukan
harus jelas bentuk akadnya apakah pembandingan (benchmarking)
muthlaq atau muqoyyad. dengan institusi sejenis.
c. Menyalurkan dana hanya kepada b. Evaluasi atas sumber daya OPZ;
mustahik serta menggolongkan seorang Laporan keuangan OPZ dapat
mustahik dalam salah satu asnaf dinilai dengan perangkat rasio-rasio
mustahik. keuangan yang umum untuk
d. Tidak menyalurkan dana dalam bentuk mengetahui tingkat likuiditas dan
kegiatan yang bertentangan dengan kecukupan asset OPZ.
syariah Islam. c. Tren atau kecenderungan; Dari
e. Tidak menzalimi hak masing-masing laporan keuangan beberapa tahun
asnaf mustahik. atau perbandingan dengan periode
f. Berusaha meningkatkan kesejahteraan sebelumnya manajemen OPZ harus
serta menyelesaikan permasalahan dapat menangkap tren atau
mustahik. kecenderungan yang muncul.

50 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

Kecenderungan kenaikan biaya Analisis laporan keuangan dapat


administratif yang lebih tinggi
dilakukan terhadap salah satu komponen
dibandingkan dengan kenaikan
biaya untuk pelaksanaan program dari laporan keuangan saja,
dari tahun ke tahun dapat
antarkomponen, atau juga antar kelompok
memberikan sinyal bahwa OPZ
menjadi semakin gemuk dan dalam satu komponen laporan. Demikian
birokratis namun pada sisi lain
juga periode yang dibandingkan, dapat
program OPZ tidak berkembang
secepat birokrasinya. bervariasi antarperiode atau bahkan
mencakup antar OPZ atau penggunaan data
Terlepas dari siapa yang akan
lain sebagai tolak ukur dalam periode yang
menggunakan informasi keuangan,
sama.
umumnya analisis atas laporan keuangan
Beberapa teknik analisis yang sering
akan menyangkut usaha untuk mengetahui
digunakan adalah sebagai berikut :
hal-hal berikut:
a. Analisis rasio; Analisis rasio
a. Kondisi likuiditas jangka pendek.
Pengguna informasi ingin mengetahui merupakan salah satu teknik analisis
keberlanjutan dari suatu OPZ dalam
laporan keuangan dengan cara
waktu dekat. Hal ini merupakan yang
paling mendasar sebelum analisis membandingkan komponen-komponen
dilakukan yaitu memastikan bahwa
laporan keuangan dalam satu tahun atau
dalam jangka pendek OPZ memiliki
aktiva lancar untuk membiayai satu periode.
kegiatan sehari-harinya.
b. Analisis bujet dengan aktual;
b. Arus dana (fundsflow). Analisis
digunakan untuk mengetahui Perbandingan secara periodik antara
bagaimana arus kas masuk dan keluar
jumlah yang dianggarkan dengan
dari OPZ saat ini dan masa depan.
Dengan analisis laporan keuangan, jumlah yang aktual terjadi merupakan
dicoba untuk memprediksikan
salah satu metode penting dalam
pemasukan dan pengeluaran kas di
masa depan berdasarkan laporan menganalisis laporan keuangan.
cashflow yang disajikan untuk suatu
c. Analisis vertikal dan horizontal;
periode yang sudah lalu (historis)
c. Utilisasi atau penggunaan asset. OPZ Merupakan suatu teknis analisis yang
yang efisien adalah yayasan dengan
mencoba membandingkan antar
asset yang lebih kecil dapat
mengundang/menarik penerimaan yang komponen dalam suatu periode
sama besarnya dengan OPZ lain atau
pelaporan dan menetapkan kontribusi
OPZ dengan asset yang sama dapat
menghasilkan program dan kegiatan masing-masing komponen terhadap
yang lebih besar dibandingkan dengan
nilai keseluruhan aktiva atau
OPZ lain.
penerimaan OPZ.

51 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

d. Analisis pulang pokok (break even) Ayat 5: Dalam hal biaya operasional tidak
dibiayai oleh pemerintah atau disediakan
mengenai biaya administrasi.
pemerintah tetapi tidak mencukupi, maka
e. Analisis Pulang pokok (BEP); Untuk biaya operasional pengelolaan zakat yang
menjadi tugas amil diambil dari dana
menjamin kelestarian suatu yayasan,
zakat yang merupakan bagian amil atau
haruslah dicari suatu sumber dana yang dari bagian fisabilillah dalam batas
kewajaran, atau diambil dari dana di luar
memiliki sifat yang kurang lebih sama,
zakat.
yaitu kepastian yang tinggi.
Ayat 6: Kegiatan untuk membangun
kesadaran berzakat seperti iklan dapat
Fatwa MUI mengenai Pengelolaan
dibiayai dari dana zakat yang menjadi
Zakat
bagian amil atau fisabilillah dalam batas
Pengelolaan zakat khususnya di kewajaran, proporsional dan sesuai
Indonesia mengalami perkembangan yang dengan kaidah syariat Islam.

pesat. Banyak kreativitas dan inovatif Ayat 7: Amil zakat yang telah memperoleh
program yang dilakukan oleh amil. Majelis gaji dari Negara atau lembaga swasta
dalam tugasnya sebagai amil tidak berhak
Ulama Indonesia telah mengeluarkan menerima bagian dari dana zakat yang
beberapa fatwa yang berkaitan dengan menjadi bagian amil. Sementara amil zakat
yang tidak memperoleh gaji dari Negara
pengelolaan zakat, yakni Fatwa MUI No. 8 atau lembaga swasta berhak menerima
Tahun 2011 Tentang Amil Zakat, Fatwa bagian dari dana zakat yang menjadi
bagian amil sebagai imbalan atas prinsip
MUI No. 13 Tahun 2011 tentang Hukum kewajaran.
zakat atas harta haram, Fatwa MUI No. 14
Ayat 8: Amil tidak boleh menerima hadiah
Tahun 2011 tentang Penyaluran Harta dari muzaki dalam kaitan tugasnya sebagai
amil.
Zakat Dalam Bentuk Aset Kelolaan dan
Fatwa MUI NO. 15 Tahun 2011 tentang Ayat 9: Amil tidak boleh memberi hadiah
Penarikan, Pemeliharaan dan Penyaluran kepada muzaki yang berasal dari hasil
zakat.
Harta zakat. Mengenai beban penghimpunan dan
Fatwa MUI No. 8 tahun 2011 ini penyaluran OPZ terdapat perbedaan antara
menjawab sekaligus membenarkan praktek PSAK 109 dengan fatwa MUI No 8
pengelolaan dana zakat di beberapa LAZ tersebut di atas yakni di mana di dalam
yang telah terkemuka di Indonesia, yakni: PSAK 109 secara tegas mengharuskan
Ayat 4: Pada dasarnya biaya operasional beban penghimpunan dan penyaluran dana
pengelolaan zakat disediakan oleh
untuk diambil dari porsi Amil. Sementara,
pemerintah (ulil amri).
dalam fatwa MUI nomor 8 tahun 2011

52 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

tentang Amil Zakat tertanggal 3 Maret harta yang haram karena didapat dengan
cara mengambil sesuatu yang bukan
2011 (terbit setelah tanggal terbit PSAK
haknya –seperti mencuri dan korupsi –
ini) menyebutkan bahwa kegiatan untuk maka harta tersebut harus dikembalikan
seutuhnya kepada pemiliknya. Namun,
membangun kesadaran berzakat – seperti
jika pemiliknya tidak ditemukan, maka
iklan dapat dibiayai dari dana zakat yang digunakan untuk kemaslahatan umum.
(c) Bila harta tersebut adalah hasil usaha
menjadi bagian Amil atau Fi Sabilillah
yang tidak halal – seperti perdagangan
dalam batas kewajaran proporsional dan minuman keras dan bunga bank – maka
hasil usaha tersebut (bukan pokok
sesuai kaidah syariat Islam. Beban
modal) secara keseluruhan harus
penghimpunan terbesar di OPZ umumnya digunakan untuk kemaslahatan umum.
adalah untuk membangun kesadaran
masyarakat untuk berzakat, seperti yang Hasil Penelitian dan Pembahasan
dicontohkan dalam fatwa MUI tersebut. 1. Bagian Dana Amil
Kemudian seiring dengan pesatnya PSAK 109 paragraph (12) Zakat yang
diterima diakui sebagai dana amil
sosialisasi kewajiban membayar zakat, ada
untuk bagian amil dan dana zakat
amil zakat yang menarik zakat atas harta untuk bagian nonamil.
Paragraf (13) Penentuan jumlah atau
haram, dan demikian sebaliknya seseorang
persentase bagian untuk masing-
yang memperoleh harta haram bermaksud masing mustahiq ditentukan oleh amil
sesuai dengan prinsip syariah dan
membayarkan zakat untuk membersihkan
kebijakan amil.
hartanya. Oleh karenanya MUI Paragraf (21). Penentuan jumlah atau
persentase bagian untuk para penerima
mengeluarkan fatwa No. 13 Tahun 2011
infak/sedekah ditentukan oleh amil
yang memutuskan: sesuai dengan prinsip syariah dan
kebijakan amil.
a. Zakat wajib ditunaikan dari harta yang
BAZ kota Pekanbaru mengambil
halal, baik hartanya maupun cara
perolehannya. bagian dari dana zakat dan dana
b. Harta haram tidak menjadi obyek wajib
infak/sedekah untuk dana amil. Dimana
zakat.
c. Kewajiban bagi pemilik harta haram masing-masing dana zakat dan
adalah bertaubat dan membebaskan
infak/sedekah dipotong 1/8 atau 12,5%
tanggung jawab dirinya dari harta haram
tersebut. apabila dana tersebut dari
d. Cara bertaubat sebagaimana dimaksud
muzakki/munfiq individual sedangkan
huruf c adalah sebagai berikut: (a)
Meminta ampun kepada Allah, apabila dana tersebut dari
menyesali perbuatannya, dan ada
muzakki/munfiq entitas maka dipotong
keinginan kuat ('azam) untuk tidak
mengulangi perbuatannya; (b) Bagi sebesar 5% saja untuk dana amil BAZ

53 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

Kota Pekanbaru dan sisanya 7,5% Semua kategori asnaf yang dibantu
untuk dana amil/pengurus Unit pada program 2011 adalah fakir dan
Pengumpul Zakat. miskin, termasuk penggunaan dana
Tabel 4. Jumlah Unit Pengumpul Zakat di infak untuk kegiatan sunatan massal
BAZ Kota Pekanbaru
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah yang juga diperuntukkan bagi anak dari
UPZ Penerima UPZ Penerimaa UPZ UPZ yang Penerimaan
2011 an dari 2012 n dari UPZ 2013 menyetor ZIS dari
UPZ tahun 2012 ZIS tahun UPZ tahun
keluarga fakir dan miskin di Kota
tahun 2013 2013
2011 Pekanbaru atau 87,5 % penyaluran
13 122.684. 30 382.037.88 45 24 1.942.655.
075 1 637
zakat dan infak/sedekah tahun 2011
adalah untuk asnaf fakir dan miskin.
Sumber: BAZ Kota Pekanbaru
Tabel 6. Penyaluran Zakat dan
Infak/Sedekah di BAZ Kota
Tidak ada persentase khusus setiap Pekanbaru 2012
Pekanbaru Pekan Pekan Pekan Pekanbaru Amil Baitul Pengemba
tahunnya untuk penyaluran zakat untuk Cerdas baru
Makm
baru
Sehat
baru
Taqwa
Peduli Qiradh lian Baitul
Qiradh
ur
191.750.000 179.500.0 13.500.0 - 48.270.00 31.082.5 59.50 5.836.000
bagian non amil atau 7 asnaf lainnya 00 00 0 45 0.000

yakni fakir, miskin, ibnu sabil, Sumber: BAZ Kota Pekanbaru


gharimin, mualaf, fisabilillah, riqab.
Ada beberapa asnaf yang menerima
Tetapi penyaluran berdasarkan
penyaluran zakat di tahun 2012 namun
program yakni Pekanbaru Cerdas,
fakir dan miskin masih mendominasi
Pekanbaru Makmur, Pekanbaru Sehat,
seluruh penerima bantuan program-
Pekanbaru Takwa, dan Pekanbaru
program yang di atas. Program
Peduli. Sedangkan baitul qiradh
Pekanbaru Peduli terdiri atas asnaf
adalah pinjaman lunak yang berasal
mualaf, asnaf ibnu sabil. Dan ada juga
dari dana infak/sedekah. Dominasi
penerima bantuan untuk mereka yang
asnaf yang diberikan bantuan adalah
terkena musibah kebakaran.
fakir dan miskin sedangkan ibnu sabil
hanya sebagian kecil saja. Asnaf fakir
2. Ujrah/Fee Penambah Dana Amil
dan miskin dapat berada disemua
program yang tersebut di atas. PSAK 109 Paragraf (14) Jika
muzakki menentukan mustahiq yang
Tabel 5. Penyaluran Zakat dan harus menerima penyaluran zakat
Infak/Sedekah di BAZ Kota melalui amil maka aset zakat yang
Pekanbaru 2011
Konsu Produkt Anak Kesehata Des Da’i Amil dari Amil Infak/ diterima seluruhnya diakui sebagai
mtif if Asuh n a Desa Zakat Dari Sedekah
Masyara Bina Bina Infak Tidak dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil
kat an an Terikat
Miskin mendapatkan ujrah/fee maka diakui
80.33 9.800.0 25.000.0 - - - 9.901.26 2.287.2 17.600.0
0.000 00 00 7 46 00,- sebagai penambah dana amil.
Sumber: BAZ Kota Pekanbaru

54 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

Pada BAZ Kota Pekanbaru, tidak serta surat keterangan tidak mampu. Di
ada muzakki pribadi yang menentukan laporan BAZ Kota Pekanbaru, program
mustahik yang harus menerima usulan dari muzakki entitas tetap
penyaluran zakat. Walaupun muzakki dilaporkan sesuai dengan program-
pribadi diberikan informasi jika di program yang ada di BAZ Kota
lingkungan muzakki ada yang Pekanbaru yakni Pekanbaru Cerdas,
termasuk miskin atau termasuk asnaf Pekanbaru Makmur, Pekanbaru Sehat,
penerima zakat untuk dapat Pekanbaru Peduli dan Pekanbaru
mengajukan permohonan bantuan Taqwa.
dengan persyaratan fotocopy Kartu Penerimaan lainnya seperti di
Tanda Penduduk (KTP) dan kartu dalam penjelasan Catatan atas laporan
Keluarga (KK) dan mengisi formulir keuangan adalah sebesar Rp. 4.080.210
permohonan dan menunggu petugas yang terdiri dari:
survei yang akan mendatangi dan a. Sharing dana kegiatan dengan
Kementerian Agama Kota
mewancarai calon mustahik. Sama
Pekanbaru Rp. 3.027.500,- (APBN)
seperti proses dan prosedur pemohon b. Bantuan dari RS Awal Bross
sebesar Rp. 500.000,-
lainnya.
c. Penerimaan bagi hasil Bank Syariah
Sedangkan kebijakan untuk sebesar Rp. 552.710.
Muzakki entitas/UPZ adalah, dari dana
terhimpun 60% dapat mengajukan 3. Penurunan Nilai Aset Zakat Non Kas
PSAK 109 Paragraf (15) Jika
program pendistribusian zakat, apabila
terjadi penurunan nilai aset zakat
dianggap layak maka program tersebut nonkas, jumlah kerugian yang
ditanggung harus diperlakukan sebagai
dapat dilaksanakan. Misalnya UPZ
pengurang dana zakat atau pengurang
Kementerian Agama pada hari HAB dana amil tergantung dari sebab
terjadinya kerugian tersebut.
(hari Amal Bhakti Kementerian Agama
16. Penurunan nilai aset zakat diakui
pernah mengadakan kegiatan sunatan, sebagai:
(a) pengurang dana zakat, jika
misal pada tahun 2013 untuk 60 orang
terjadi tidak disebabkan oleh
anak denngan total nilai bantuan kelalaian amil;
(b) kerugian dan pengurang dana
sebesar Rp. 36.785.000,-
amil, jika disebabkan oleh kelalaian
Namun, UPZ harus bertanggung amil.
jawab untuk menyerahkan persyaratan
administratif yakni fotocopy KTP, KK

55 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

BAZ Kota Pekanbaru belum program ini yang berupa non kas
yakni bantuan kambing sebanyak
pernah menerima zakat dalam bentuk
11 ekor dengan nilai total bantuan
non kas, jika masyarakat membayar sebesar Rp. 15.000.000, dan
bantuan bebek petelur nilai total
zakat emas, tetap mereka membayar
bantuan sebesar Rp. 25.000.000,-.
dengan uang sejumlah/senilai dengan c. Pekanbaru Sehat merupakan bentuk
penyaluran dengan tujuan
emas yang dizakatkan sehingga tidak
membantu biaya berobat fakir
ada penurunan nilai aset zakat non kas. miskin dan bersifat insidentil, dan
selama ini program bersifat tunai
Termasuk dalam hal penerimaan mata
belum ada bantuan berupa
uang asing juga belum pernah diterima barang/asset non kas.
d. Pekanbaru Takwa merupakan
oleh BAZ Kota Pekanbaru
bentuk penyaluran dengan tujuan
membantu kegiatan keagamaan atau
4. Penyaluran Zakat kegiatan dakwah Islam. Pada tahun
2012 tidak ada penyaluran pada
PSAK 109 paragraf (17) Zakat program ini.
yang disalurkan kepada mustahiq diakui e. Pekanbaru Peduli merupakan
sebagai pengurang dana zakat sebesar: bentuk penyaluran konsumtif
(a) jumlah yang diserahkan, jika dengan tujuan membantu biaya
dalam bentuk kas; hidup fakir miskin, mualaf,
(b) jumlah tercatat, jika dalam musibah bencana seperti kebakaran
bentuk aset nonkas. dan orang-orang yang sedang
musafir. Ada penyaluran program
Penyaluran zakat pada BAZ Kota ini yang berupa non kas yaitu paket
sembako kepada korban
Pekanbaru terbagi kedalam 5 program,
banjir.yakni pada tahun 2013 untuk
yaitu: 700 orang dengan total bantuan Rp.
64.750.000,-
a. Pekanbaru cerdas merupakan
bentuk penyaluran kepada mustahik
Sedangkan pada tahun 2011, tidak
dalam bentuk bantuan pendidikan
seperti pemberian beasiswa dan ada penyaluran berupa non kas.
membina anak asuh. Ada
penyaluran program ini yang
berupa non kas seperti bantuan 5. Pengelolaan Dana infak/sedekah
paket perlengkapan sekolah. Yaitu
pada tahun 2012 dengan total nilai PSAK 109 paragraf (28) Dana
penyaluran Rp. 46.850.000,- untuk infak/sedekah sebelum disalurkan
200 orang anak/siswa. dapat dikelola dalam jangka waktu
b. Pekanbaru Makmur merupakan sementara untuk mendapatkan hasil
bentuk penyaluran kepada mustahik yang optimal. Hasil dana pengelolaan
dengan tujuan meningkatkan diakui sebagai penambah dana
ekonomi melalui bantuan usaha infak/sedekah. Paragraph (31)
produktif dan program Penyaluran infak/sedekah kepada
pemberdayaan. Ada penyaluran penerima akhir dalam skema dana

56 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

bergulir dicatat sebagai piutang amil. Aset nonhalal disalurkan sesuai


infak/sedekah bergulir dan tidak dengan syariah.
mengurangi dana infak/ sedekah.
Masih ada satu rekening aktif dari
Dana infak/sedekah di BAZ Kota
Bank konvensional, rekening ini
Pekanbaru diperuntukkan untuk
merupakan warisan dari pengurus
Program baitul qiradh yakni pinjaman
periode lalu, yakni Bank Riau Kepri
lunak atau pinjaman kembali pokok
dengan nomor rekening 2002226160.
tanpa bagi hasil. Pemberian pinjaman
Namun, rekening bank ini masih
ini untuk mereka yang tidak tergolong
diperlukan karena masih ada muzakki
miskin namun ia juga bukan termasuk
yang menyetor melalui Bank tersebut
golongan kaya atau pemilik usaha
selain itu Bank Riau Kepri juga
kecil/mikro. Pinjaman dapat diangsur
merupakan bank pembangunan daerah,
maksimal 10 bulan. Program ini baru
artinya BAZ Kota Pekanbaru ikut andil
dilaksanakan pada tahun 2012.
dalam pembangunan daerah dengan
Untuk sementara, program ini
memiliki rekening ini.
belum bisa dilanjutkan untuk
Pada tahun 2011 jumlah
permohonan baru. Sampai pengurus
penerimaan dana non halal dari bunga
membuat sistem atau aturan mengenai
Bank adalah Rp. 1.301.887,-. Dan
hal ini, sehingga kelemahan atau kredit
penggunaan dana non halal pada tahun
macet dapat dimimalisir.
2011 adalah untuk pembayaran pajak
tabungan sebesar Rp. 370.623,- dan
6. Dana Non Halal
biaya administrasi bank sebesar Rp.
PSAK 109 paragraf (32) 40.000,- sehingga ada saldo dana non
Penerimaan nonhalal adalah semua
halal sebesar Rp. 891.264,-
penerimaan dari kegiatan yang tidak
sesuai dengan prinsip syariah, antara
lain penerimaan jasa giro atau bunga
7. Pemisahan Dana Zakat, Dana
yang berasal dari bank konvensional.
Infak/Sedekah dan Non Halal
Penerimaan nonhalal pada umumnya
terjadi dalam kondisi darurat atau
PSAK 109 paragraf (34) Amil
kondisi yang tidak diinginkan oleh
menyajikan dana zakat, dana infak/
entitas syariah karena secara prinsip
sedekah, dana amil, dan dana nonhalal
dilarang. Paragraph (33) Penerimaan
secara terpisah dalam neraca (laporan
nonhalal diakui sebagai dana
posisi keuangan).
nonhalal, yang terpisah dari dana
zakat, dana infak/ sedekah dan dana

57 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

BAZ Kota Pekanbaru telah Sedangkan dana non halal berdasarkan


menyajikan secara terpisah di laporan ijtihad ulama hanya diperuntukkan
posisi keuangan (neraca) mengenai untuk sarana kepentingan umum seperti
dana zakat, dana infak/sedekah dan MCK, jalan, atau tidak dapat dibagikan
dana nonhalal. Di sisi Pasiva Terdapat untuk konsumsi orang perorangan.
pos Kewajiban dan pos Saldo Dana.
Dalam Pos Saldo dana terpisah rincian Kesimpulan
mengenai jumlah dana zakat, dana
1. Penerapan PSAK 109 Tentang
infak/sedekah, dana amil, dana non
Akuntansi Zakat pada BAZNAS Kota
halal dan donasi.
Pekanbaru sebagai bukti komitmen
Untuk mengantisipasi tidak
pengurus dalam mewujudkan
bercampurnya masing-masing dana
transparansi dan akuntabilitas
tersebut, BAZ kota Pekanbaru
pengelolaan zakat infak/sedekah.
memiliki rekening khusus antara dana
2. Dengan terwujudnya transparansi dan
zakat dengan dana infak/sedekah
akuntabilitas BAZNAS Kota Pekanbaru
yakni:
maka tingkat kepercayaan masyarakat
(1) Untuk dana zakat; Bank Mega
dan pemerintah Kota Pekanbaru terus
Syariah dengan Nomor Rekening
meningkat. Korelasinya adalah semakin
2002226136; Bank Muamalat dengan
banyak jumlah pengumpulan zakat,
Nomor Rekening 0185538778; (2)
infak, dan sedekah dari muzaki. Yang
Untuk dana Infak/Sedekah: Bank Mega
terbukti pada tahun dari tahun 2011 ke
Syariah dengan Nomor Rekening
tahun 2012 peningkatan jumlah
2002226110; Bank Muamalat dengan
pengumpulan zakat, infak/sedekah.
Nomor Rekening 0185576059.
Begitu juga dengan Pemerintah Kota
Pemisahan laporan ini sebuah
Pekanbaru meningkatkan bantuan
keharusan karena zakat itu aturan,
operasional dari tahun 2011 ke tahun
peruntukkan, dan tujuannya jelas dalam
2012.
syariat Islam, yakni hanya kepada 8
golongan/asnaf yang terdapat dalam al-
Qur’an. Sedangkan infak/sedekah lebih
fleksibel lagi peruntukkannya asalkan
tidak bertentangan dengan syariat.

58 
Devi Megawati & Fenny Trisnawati : Penerapan PSAK 109 Tentang 
 

Daftar Kepustakaan Masyarakat Islam Direktorat


Pemberdayaan Zakat.
Didin Hafidhuddin. (2007). Agar harta Kieso, Donald. E., Jerry J Weygandt dan
Berkah dan Bertambah. Jakarta: Terry D. Warfield. (2010).
Gema Insani Press.
Intermediate Accounting IFRS
Dwi Martani, Sylvia Veronika NPS, Ratna Edition. Edisi 1. Volume 1. Jon
Wardhani, Aria Farahmita, Edward Wiley & Sons.
Tanujaya. (2012). Akuntansi Nurhayati, S. (2009). Akuntansi Syariah di
Keuangan Menengah Berbasis Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
PSAK. Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat. Pahala Nainggolan. (2007). Akuntansi
Keuangan Yayasan dan Lembaga
Kementerian Agama RI. (2012). Petunjuk Nirlaba Sejenis. Jakarta: PT.
Teknis Evaluasi dan Pelaporan LPZ. RajaGrafindo Persada.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Direktorat Pemberdayaan Zakat. Nomor 109 Tentang Akuntansi Zakat,
Infak dan Sedekah.
Kementerian Agama RI. (2012). Pedoman
Pengawasan Lembaga Pengelola Teten Kustiawan, dkk. (2012). Pedoman
Zakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Akuntansi Amil Zakat (PAAZ)
Bimbingan Masyarakat Islam Panduan Implementasi Penyusunan
Direktorat Pemberdayaan Zakat. laporan Keuangan Berbasis PSAK
109. Jakarta: Forum Zakat.
Kementerian Agama RI. (2012).
Standarisasi Amil Zakat di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jenderal http://www.dakwatuna.com/, akses 20
Bimbingan Masyarakat Islam Maret 2014.
Direktorat Pemberdayaan Zakat. http://birokrasi.kompasiana.com/, akses 20
Kementerian Agama RI. (2012). Panduan Maret 2014.
Organisasi Pengelola Zakat. Jakarta: http://muijatim.org/, akses 26 Maret 2014.
Direktorat Jenderal Bimbingan

59 

You might also like