BANK TANAH: SUATU TINJAUAN HUKUM DAN EKONOMI
Hanafi Tanawijaya *)
|. PENDAHULUAN
Pembicaraan mengenai bank tanah akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian
masyarakat, terulama oleh pemerhati masalah pertanahan. Diawali dari pernyataan
Presiden kepada Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional pada
tanggal 12 Agustus 1993 schagaimana dimuat dalam massmedia sehari sesudahnya,
Presiden meminta agar gagasan pembentukan bank tanah dikaj
Berbagai pendapat yang bemada optimistis dan pesimistis meluncur kemudian.
Pendapat yang bernada optimistis pada umumnya mendukung dibentuknya bank tanah
sebagai suatu gagasan yang baik, meskipun upaya untuk mewujudkannya tidak mudah.
Dj lain pihak, pendapat yang bernada pesimistis khawatir akan munculnya calo tanah
(para spekulan) gaya baru, dan di samping itu ada pula pendapat bahwa manfaat bank
tanah bagi rakyat kecil masih diragukan. .
Untuk mengantisipasi perlunya pembentukan bank tanah, maka Badan Pertanahan
Nasional Pusat dan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan diskusi dan beberapa
seminar. Dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada
dibicarakan tentang bank tanah dan permasalahannya. Demikian pula di Bali sewaktu
diadakan seminar “The 7th International Seminar on Land Readjustment and Urban
Developmem’ ada dua pembicara asing yang membicarakan maasalah land banking,
yakni Michael Kitay dengan judul “Land Banking as a Tool to Control Land Prices
and Urban Growth", dan Peter C.R. Hsieh dengan judul “Management Matters on
Urban Land Consolidation and Land Banking in Taiwan”
F Pengajar Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara
49diskusi tersebul belum dicapai adanya at iy
genai pengertan,bentuk, Pengcolaan gen
ih-febih manfaal yang akan dirasaya, leh Mba,
Aya
aj seminar dant
rerviama 1
dan lel
venjtank#nnys
yang aban
keel
H
1 apesTIFIKas! MASSA rbangunan bagi Kepeningsn UUM aap
engaisan vraan suit diperoteh. Kadang-kadang proyek.proyyy "2%
teratama di cra ajoleh APBN atau APBD terhambat pelaksanaannya katena mae
eqn on i on erst yang sual memperoeh iin oka, ag
pengadaan tanah. hak membebaskan tanabnya. Di masyarakat telah terjag; ual
harga rendah, dengan maksud berspekulas} menue
Sebaliknya, kadang-kadang beberapa develope, , ”*
atakan disinya sebagai pemilik, kemudian ta
bunyinya “Tanah Milik PT x
end bhawah tangan dengan
kembali dengan harga tinggi:
saudah memperoteh ijin lokasi meny
tanahnya dipasang tanda (patok) yang
SIPPT....”
Masyarakat pemilik tanah tidak dapat membangun atau memanfaatkan tana,
karena lokesinya sudah ditentukan untuk keperluan tertentu dan ijinya sudah diseratijan
kepada developer. Dengan demikian ijin Jokasi tersebut sudah dapat mengalahkan hak
alas tanah seseorang.
Dalam pengadaan tanah, pada umumnya kendala yang paling sulit untuy
dipecahkan adaiah mencarittik temu untuk mencapai Kesepakatan mengensi args
tanah, Penggarap yang bukan pemegang hak atas tanah pun minta gant rugi sesuai harga
pasar, dan tidak mau dibedakan dengan pemegang hak atas tanah yang sebenamya,
Selain itu kadar kepastian hukum yang Kurang dapat dengan mudah memiberkan
peluang terjadinya spekulasi tanah.
Kemajuan pembangunan membutuhkan penyediaan tanah yang semakin meningkat,
sementara itu luas tanh terutama di Jawa dan kota-kota besar semakin terbatas, dan
harga tanah terus membumbung tinggi, sesuai hukum permintaan dan penavaraa
Karena sulitnya memperoleh tanah, lalu berkembang pemikiran perlunya dibentuk bask
re dapat menyediakan tanah dalam jumlah/luas tertenta dan tepat waktu
rec ih sc
pol bark tah tlh day ane lan tanah kepada masyarakat dengan nen
Mella emboga promd herr natn Belanda. Pada waktu itu dikenal ov
srond bedriff di beberapa Gemeente di Jawa seperti Batre
50BANK TANAH: SuATU TINJAUAN HUKUM DAN EKONOM!
senarang, dan Surabaya. Kemudian dalam masa kemerdekean berkembang menjadi
mn Tanah dan Bangunan. Perusahaan Tanah dan Bangunan mengadakan/
nengumputkan tanah, kemudian Mematangkan tanah tersebut dengan membangun
ana jalan dan membagi-baginya menjadi kaveling-kaveling yang siap untuk
gidirkan bangunan. Secara bertahap, kaveling ini dijual dengen harga di bawah harga
or kepada pegewai/karyawan, Kegintan usahanya yaity membeli dengan barga
cnurah, mematangkan, menyimpan dan selanjutnya menjual kembali dengan harga yang
yebid singel
Dalam rangka penyediaan tanah untuk industri, pemerintah telah mendirikan
qusahean untuk mengelola kawasan industri (industrial estate), di mana perusahaan
ini melakukan pembelian tanah mentah untuk dimetangkan dan kemudian dijual kembali
gma pembangunan pabrik atau industri, Menurut Keputusan Presiden Nomor 53
‘Tahun 1989 tentang Kawasan Industri, pihak swasia dimungkinkan dapat mengelola
owasan industri, seperti PIE dan SIER.
Sebelum lahimya UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
praktik-praktik penyediaan dan penjualan tanah seria bangunannya untuk keperluan
perumahan dan permukiman telah dilakukan secara luas oleh pihak swasta (real estate)
dan badan usaha milik negara (Perumnas). Kegiatan bank tanah di bidang pembangunan
perumahar dan permukiman telah lebih dafulu dilakuken oleh pibak swasta, sedangkan
kegiatan penyediaan dan penjualan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman
akan ditangani oleh Badan Pengelola Kawasan Siap Bangun (Kasiba) yang merupakan
badan usaha milik negara .
Apabila maksud pembentukan bank tanah adalah general land banking, maka
perlu dipertimbangkan berbagai aspek, antara Jain pembiayaan, sumber daya manusia
bask kualitas maupun kuantitas, peralatan, dan sebagainya, Mengingat luasnya wilayah
Indonesia dengan perkembangan penduduk yang cepat dan penyebarannya yang tidak
merala, maka akan menjadi kendala utara pembentukan general land banking.
Berdasarkan uraian tersebut di alas, dalam tulisan ini ingin dibahas mengenai
sempai sejauh manakah pembentukan bank tanah mampu mengendalikan harga tanh
dan menyediakan tanah guna keperiuan pembangunan.
SI1998
era unas no 377 "
MI PEMBENTUKAN BANK Tay, An
i Khususnye terhadep Pembentukan jy,
Becbicars TENET dation harge tanaka" pensediaan neh it epert
ne! harus mengacl kepada hukum bai law. Fdemanay
ae ptt eho ge
rerbadap tanah, terutarm® ‘an pembentukan bank tanah, di Laney ee h
acpek-aspek vane (erklt mamis. Dengan menganalisis espek-aspe konami day
elembagaan. kan bank tanah akan diperoteh suaty Kesimmpuan
mengaitkanny®: jan dari bank tanab.
Cees i 0 te
Dalam
-Pokok Agraria disebutkan: . |
Pokok-Pokol peta agar supaya usaha-usaha dalam lapangan agrariaditursedemig,
(1) Pemerintat
hi meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat sebagai yang diva
aa Paal? 1.3 serta menjamin bagi setiap warga negara Indonesia derajat hi
data Past? Aye tabat manusia, bik bagi dirt sendin] maupun Kehr
yang sesot dene F adanya usahe-esehe dalam lapangan agraria dan organi
° a de pene yang bersifat monopoli swasta,
8 ease Pemerintah dalam lapangan agraris’ yang bersifat monopol hanya dapat
diselenggerekan dengan undang-undang.
KONO!
ais HUKUM DAN E
TUL ANALISIS HUN i. analisis ekonom™
dan sosial ek
Dengan mengacu kepada Pasal 13 di atas khususnya Ayat (2), maka dilarang
adanya usaha monopoli di bidang agraria (pemilikan tanah) yang dilakukan oleh swasta,
dan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tersebut juga tidak mengatur tentang pemben.
tukan bank tanah, namun pada Pasal 13 Ayat (3)-nya dimungkinkan pemerintah untuk
melakukan usaha yang bersifat monopoli di bidang pertanahan, tetapi harus dengan
undang-undang, baik mengenai tata cara maupun kelembagaannya.
Dari Pasal 13 Ayat (3), memang dimungkinkan dibentuknya bank tanah sebagai
usaha monopoli pemerintah untuk menguasai tanah-tanah guna kelancaran penyediaan
‘aneh bagi kepentingan pembangunan, Namun yang menjadi pertanyaan, sampai sejauh
ini pemerintah belum membuat undang-undang guna mendukung usaha tersebut,
sehingga praktik-praktik dari bank tanah tanpa dilandasi suatu undang-undang adalah
bertentangan dengan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960.
___ Undang-Undang No, 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman antara
iinmemt ktetuan bbw pembanguranperumahan dan permulkiman dikembangt
melalui k: i i
meh ‘= asansiapbangun (KSB) pada hakekntnya adalah merupakan kegiatan “tsk
52BANE TANG SULTY TIKSAUAN HUKUME DAN EKONOMI
evar sect
saat. Vill
tratie waite” wm telah dilaleudeon, pula dalam rangka pelaksanaan
st Neo Gis Yanai Gepat Canedizkan tanah untuk pembengunan
Nag oor Prarie oy? tang sueetcikan kommpensasi kepada pemilik tanab. Di
reonng we ee Te nee rendahs menengah diadakan pembelian
cas vets CaO Seats Yalan) erga barge murah, kemudian dimatangkan
enw Cates ata Gs Oped crate kepada pega,
pele UCN poston tesa, vertu gerumahan, industri, dan kegiatan
Sn teeta cree bes basatcan pereturen perundang-undangan
8 ye takdcsniyn merupaban kegiatan “bank tanah” yang
eretiries toxek tetas
sag a OO
ang
gatiany, W27E
tyltad Ca) egy Udtetingpen, take yong galing beteepentinggn di sini adalah
ute verseaias urras, wns teasesitess desi yermbentukan bank tanah, guna
me : 1, Whsvasiya Galean bal peniyediaan tana, dengan
cemeeptisess tes (8) enapers, wii, Veriasm Galasn bal menasik investasi di
aderessa, paipefovees vaste, Cesiygs, ave pei, was San Yega wales sanyat dinantikan
ee
seperts
Mae WS
va reentoseuniy Seanpen 4 aid Nexen, seo Silakokan penguasaan tanah
spe top, venti abe uss, Uibwyes Vases Vingkat I, yang, telah ditetapkan
deonpe, ravsutnn, tows, (etlay pars, vic Weng UU No, TA Tahun 192 tentang,
peratann, vonny, widntn Vin sutidh Oiietaghan sAvulsur jatinyan pravarana, kawavan
along, tan vamos biypeife,
“bus \avifoehs wie Bash eanivoniistan tan Nani, sehrayal balan pengelola dari
lids inn trans visebin mili neyprs (UMN) yang, pembentukannya
dasar dari pengelolaan tervebut
sani tues
seatonatvnns geantinass gesnesintah,, Seshaypi inital
tepinl dari eehauginn geawsnican grajak yan, betkaitan dengan tanab, nikal tebih atau
niles dani bari) peonjualan Keanbali Yenab-tanah yang, welab ditakukan
sus inh tava yan telah dimatangkan untuk pembangunan,
copyaush bisya pembargunan (IPP) atau cost
pertaenboaban,
prvhanignan Ai obama A
fon dots genyphobnan vanish tana pe
equbuatent land (C¥A,) yang diperoles dalam ranks pelaksanaan kegiatan konsolidast
Aan, ani ni pomovkan Fenvnyan negara herasal dart pelaksanaan keyiatan-kegiatan
Sgn portonalvan, antara lin peanbecrian hak tana, penvertitikatan tanah, peralilan
faa tana, ny aie sis feronnsie canis Hd serum
53era muna ne. 97717 1078
1 dikuasai oleh bank tanah meliput:
ra bekas exfpacht, bekas tanah partikelr, tana,
tidak diteruskan usshanya atau diterlaniea
nah lain yang langsung dikuasai ole, wn
Jenis-jenis tanah yang akan
n-tanoh nega
1. Penguaseat ‘tanal
hak una usaba (HGU) YO"
tau tanah-tar
san oa vl jantar alau diterlantarkan;
2. Penguase
h-tanah ter :
tanal fasilitas umum/sosial yang Aliserah
3. Penguasaan
h-tanah untuk an
vhaan-perusahaan pembangunan perumahan (rea! estate), Oleh
perusshaan
4, Penguasaan tanah-tanah pengt
anti biaya pembangunan (TPBP) dalam wg
steel tamal
.ksanaan konsolidasi tanan:
rt non anah-tanah untuk pengembangan pembangunan sesuai dengan
3. pombengunanencana tata ruang melalui pembelian/pengadaan tanah a
kerja sarna dengan masyaraket.
Dalam melaksanakan penguasaan tanah, bank tanah dapat memperoleh
tanab-tanah tertentu. Hak prioritas adalah perangkat kebijak: ;
iortas pada
prioritas pé erintah untuk melakukan pembelian tanah et
memberikan prioritas bagi pemé
dabulu (preemption right).
Yak priorta tidak diterapkan secara umum pada seluruh wilayah negara, slay
tetapi hanya diterapkan pada wilayab-wilayah tertentu, yang dengan perscujun
lembaga Dewan Perwakilan Rakyat, yang bersangkutan dinyatakan sebagai wilayah
pengembangan khusus (special development region), yaitu wilayah yang dalam wakty
dekat akan segera dilakukan penataan kembali penguasaan dan penggunaan tanahnya
untuk kemudian dilaksanakan pembangunan dinyatakan sebagai wilayah pengembangan
khusus.
Di dalam Pasal 6 UU Nomor 5 Tahun 1960 ditegaskan bahwa semua hak atas
tenah mempunyai fungsi sosial, yang dalam penjelasan undang-undang tersebut
diartikan, bahwa hak atas tanah, apapun yang ada pada seseorang, tidaklah dibenarkan,
bahwa tanahnya itu akan dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata untuk
‘kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat,
sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi dan sifat dari haknya.
Fungsi sosial dari hak atas tanah bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat,
Sehingga tanah bukan merupakan alat komoditi yang dapat diperjualbeliken temps
‘memperhatikan kepentingan umum. Jika hal ini dikaitkan dengan pembentukan bank
taah ak a apt yang diuraikan di atas, terlihat, bahwa bank tanah berusaha unt
lengan harga yang murah, yang kemudian dimatangkan, lalu dial
54BANK TANAH:
INAH: SUATU TINUAUAN HUKUM DAN EKONOMI
enbati dengan arga yang relat lebih mahal,
gosia, Karena di dalamnya terdapat pembekuan
tanah ini mernatg diletapkan pada ingkt harga
rerten selama dilaksanakan pembangunan,
fal ini bertentangan dengan asas fungsi
hatga (price freeze). Pembekuan harga
Tala-rata yang wajar untuk jangka waktu
si tanah wi
eget sedang ibangun oleh pemerinah,sehingpa mene aeae sare akan
yntuk its dapat dipcroleh dengan harga yang wajar
Setelah melihat uraian yang singkat, maka pembentukan bank tanah membaw:
xonsekuensi Keuntungan dan kerugian, baik bagi Pengusaha maupun masyarakat, °
‘A, Keuntungan dari pembentukan bank tanah.
Keuntungan dari pembentukan bank tanah adalah dalam rangka penyediaan
tanah dengan areal yang luas dan cepat serta tepat waktu, bagi pelaksanaan
pembangunan di segala aspek. Penyediaan tanah dinyatakan lancar dan dapat
mendukung pelaksanaan pembangunan nasional jika memenuhi paling tidak enam
syarat, yaitu lokasi tanah sesuai, uas areal tanah cukup, harga atau ganti tugi tanah
wajar, waktu penyediaan tanah tepat, ketentuan yang berlaku ditaati, dan tidak
menimbuikan keresahan masyarakat.
‘Ternyata persyaratan tersebut pada dewasa ini makin sulit untuk dijangkau
secara Jepgkap dan utuh, schingga menghambat kelancaran penyediaan tanah.
Tidak tercapainya persyaratan tersebut antara lain disebabkan: (a) penguasaan
tanah oleh pihak-pihak tertentu dengan maksud spekulasi, dan oleh calo tanzh: (b)
adanya tekanan-tekanan yang terjadi pada para pemilik tanah,
Upaya untuk menangani hambatan-hambatan dalam penyediaan tanah telah cukup
dilaksanakan bukan hanya mempertimbangkan aspek yuridis dan teknis saja, tetapi
juga telah mencakup aspek sosial ekonomi,
Keuntungan pembentukan bank tanah dimaksud untuk: (a) bagi developer!
pengusaha dan pemerintah dapat menyediakan tanah dengan luas areal tanah yang
tertentu, cepat, dan tepat waktu; (b) tanah yang dikuasai oleh bank tanah lebih
sesuai dengan rencana tata ruang, karena pada saat dilaksanakan pembelian tanah-
tanah terlebih dahulu dilihat rencana tata ruang wilayah daerah yang bersangkutan
dan peruntukan tanah itu sendiri; (c) tersedianya informasi yang cepat dan akurat
dalam hal memperoleh tanah bagi perasahsan real estate, tanpa harus melakukan
serangkainn perijinan dan pembelian-pembelian yang tidak wajar, (d) dengan ‘bank
lanah dibarapkan dapat mengendalikan harga tanah, terlaksananys subsidi silang
dan pendayagunaan pembangunan prasarana lingkungan, sarana lingkungan dan
55ERA HUM Ns 3571/1558
amon crea termupadny2 kaw asin perm
tae raany.
eregian dari pembentukan bank tanah .
a ie agin rot ens i (a) masyarakat pernilik tanah dapat tergodg
untuk cepet menjual tana} ry dengan alaaen bahwa penjualan tersebut dilakukey
tas dasar adanya peru mn penggunasn tanah tersebut oleh Pibak pemerintah
berdasarian rencana tata ruang deerah; (b) penjualan tanah tersebut didasarian
peda herga dasar tanah, sedangian setelah dimatangkan oleh pibak pengelota,
Kemudien dijual kembali dengan kenaikan harga yang berlipat ganda; (c) taneh
sudah menjedi alat komoditi yang bertentangan dengan Pasal 6 UUPA bahwa
semua hak atas tanah mempunysi sovial, juga bertentangan dengan Pasal 13 UPA
yang meiarang edanya kegiatan monopoli di bidang agraria. Setelah melihat benefiz
cand cost analysis dari peribentukan bank tanah, maka terjadi apa yang disebut
dengan difused cosvconcentrated benefit artinya hanya orang-orang tertentu saja
yang dapat mengenyam keuntungan, dan concentrated cost/concentrated benefit
artinya eda pihak-pihak tertentu yang dapat mengenyam keuntungan, karena usaha
yang dilakukan dengan modal dan strategi, tanpa memperdulikan pihak lain yang
menderita (individualiame), Dengan demikian pembentukan bank tanah belum
dapat dinikmati oleh masyaraket Ivas.
IV, KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai kesimpulan dapat diungkapkan ;
1, Masalah-masalah berat yang dihadapi dalam pengadaan/perolehan tanah, karena
belum tersedianya data pertanahan yang akurat, lengkap dan up to date, sehingga
sulit menentukan siapa yang sebenamya berhak, berapa luas dan harga tanahnya
Serta berapa besar ganti rugi yang patut dan wajar diberikan,
. Bank tanah (land banking) dapat menjadi sarana Pengendalian harga, jika tidak
‘menjadikan tanah sebagai alat komoditi, melainkan hanya sebagai sarana untuk
membantu dalam hal porolohan dan penyediaan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan, balk dengan modal dalam Negeri maupun penanaman modal esing.
. Bank tanah dapat menjadi alat Informas! bagi para investor yang akan menanamkan
modalnya di Indonesia, terutama yang memerlukan areal tanah yang luas, kerena
peda bank tanah tardapat sistem informasl yang lengkap, terutama mengenal etak
lokasl, Juss dan pemillk tanah ‘Serta harga tanah,
56BANK TANAH: ‘SUATU TINJAUAN HUKUM DAN EKONOM!
4, Pemibangunan yang dilaksanakan pada areal kawasa:
dengan rencana tata ruang yang ada, ‘bangun akan Jebih sesuai
Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1, Pembentukan bank tanah harus didukung oleh peraturan Perundang-undangan,
yong isinya menyangkut badan Pengelola serta bentuk kegiatan perolehan tanah
itu sendiri,
2. Diharapkan pengelola dari bank tanah adalah pemerintah, karena pemerintah
mempunyai kekuasaan untuk menentukan daerah mana yang akan ditetapkan
awasan siap bangun.
DAFTAR PUSTAKA
Harsono, Boedi, “Bank Tanah, Bank Lahan, Land Banking atau Badan Pengelola,” Makalah
diskusi pada FH UGM, 1993,
Kitay, Michael, “Land Banking as a Tool to Control Land Prices and Urban Growth”,
The 7th International Development, Bali, 1993,
Soermihardjo, Soejarwo, “Pokok-pokok pikiran mengenai konsep implementasi Bank Tanah
Makalah diskusi pada FH UGM, Yogyakarta, 1993.
‘Sumardjono, Maria S.W., “Aspek Yuridis Administratif Penyediaan dan Penyaluran Tanah dalam
Lembaga Bank Tanah,” Makalah diskusi pada FH, UGM., 1993.
ST