You are on page 1of 26
BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dati bahasa Perancis Kuno “menegement”, yang berarti “seni melaksanakan dan mengatur”, Istilah manajemen juga berasal dari kata “management” (Bahasa Inggris) yang berasal dari kata “to manage” yang artinya mengunus atau tata laksana, Sejauh ini memang belum ada kata yang mapan dan diterima secara universal sehingga pengertiannya untuk masing-masing para abli masih memiliki banyak perbedaan. Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni, ataupun imu, Dikatakan imu karena manajemen terdapat beberapa tahap untuk mencapai tyjuan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggaraban, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat untuk seseorang manajer dalam mencapai tujuannya. Dimana penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer yang sebagian besar dipengaruhi oleh Kondisi dan pembawaan manajer. Dikatakan ilmu Karena ‘manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannya Menurut Terry (2010, p67) dalam buku yang berjudul “Principles of Manajemen” memberikan definisimanajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik im maupun seni agar dapat menyelesaikan ‘tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Effendi (2014, p5) dalam buku yang berjudul Asas Manajemen ‘mengatakan manajemen adalah satu proses kerja sama dua orang atau lebil untuk mencapai tujuan organisasi dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasikan dan pengendalian untuk mencapai tujuan organisasi efektif dan efisien dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya Jinnya, Sedangkan menurut Rusdiana (2014, p18) manajemen adalah proses bekerja ‘untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien 10 ‘nga menggunakan orang-orang melalui perencanaan (planning), pengaturan de nak: ah lk r (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controling) dengan ‘memanfaatkan sumber daya yang tersedia, Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah sekelompok orang yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya dan sumber- sumber lainnya secara efeltif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2.2 Manajemen Operasional ‘Menurut Deitiana (2011, p23) manajemen operasional adalah suatu ilmu yang dapat diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, pergurian tinggi, pabrik garmen, dan lain-lain. Karena jenis usaha tersebut menghasilkan produk yang bisa berupa barang dan jasa, yang mana untuk Kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan berbagai konsep, peralatan serta berbagai cara mengelola operasinya Menurut Rusdiana (2014, p19) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Operasi” memberikan definisi manajemen operasi merupakan serangkaian proses dalam menciptakan barang, jasa, atau kegiatan yang mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang atau jasa yang akan digunakan ‘untuk memenuhi kebutuhan manusia, Sedangkan menurut Herjanto (2008, p4), manajemen operasional adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secam efektif dan efisien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan transformasi dari input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi ouput (dalam bentuk barang dan jasa). Proses ini biasanya dilengkapi dengan kegiatan umpan balik untak memastikan bahwa keluaran ‘yang diperoleh sesuai dengan yang dikehendaki. Gambar 2.1 menunjukkan skema proses transformasi dari masukan menjadi keluaran, MASUKAN u KELUARAN ‘Mamusia ‘Mesin Material Proses Barang Modal transformasi atau Metode asa Enegii CE Umpan Balik Sumber : Herjanto (2008) ‘Gambar 2. 1 Skema Proses Transformasi Secara history kegiatan operasi sudah dikenal beribu-ribu tahun yang lalu, sejak manusia mengenal cara berburu, membuat suatu benda, dan Jain-lain. Pengetalman atau cara tersebut berkembang terms dengan ditemukan prinsip serta ‘metode baru, dan akhimya terbentuk menjadi suatu ilmu sendiri, dilengkapi dengan ‘masukan unsur-unsur im pengetahuan yang lain. Elemen-elemen yang mendaseri manajemen operasi secara umum dapat dijelaskan dengan menggunakon Gambar 2.2 berikut: ‘Sumber: Herjanto (2008) Gambar 2, 2 Elemen Dasar Manajemen Operasi + Konsep dasar manajemen produksi, yang membedakan dari disiplin ilmu yang lain, misalnya konsep perencanaan tata letak, perencanaan kkapasitas, perencanaan kebutuhan material, persediaan, penjadwalan, dan pengendalian mut, + Teknik dan konsep yang dikembangkan melalui teori organisasi dan ‘manajemen. Teknik dan konsep tersebut banyak digunakan terutama dalam perencanaan kerja, pengorganisasian sumber daya, dan pengendalian proses. + Penerapan pengetahuan atau praktek yang dikembangkan dari disiplin ‘lm lain, seperti ekonomi, keuangan, dan matematika. + Penemuan-penemuan teknologi. Komputer dan laser merupakan contoh dari penemuan teknologi terakhir yang sangat berpengaruh dalam sistem produksi serta mendorong perubahan dalam tata letak, jenis mesin atau peralatan, maupun proses produksi Perkembangan manajemen operasi lebih terasa sejak meletusnya Revolusi Industri pada abad ke-18. Pada saat itu, pola kerajinan tangan mulai tergeser, dan sistem pabrik mulai berkembang. Dilengkapi dengan penemuan teknologi yang semakin modern, penangananny juga lebih kompleks. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan perekonomian, konsep manajemen operasi menjadi semakin berkembang dan semakin terasa peranannya dalam pengembangan perusabaan agar semakin terasa peranannya dalam pengembangan perusahaan agar semkain efesien dan efeltif sehingga memiliki daya saing yang kuat, Perkembangan manajemen operasi sampai dalam bentuknya sekarang ini didasarkan atas penemuan dari para abli, antara lain: Y Menurut Heizer dan Render (2009, p4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output Y Menurut Stevenson (2009, p4), manajemen operasional adalah sistem manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa ¥ Menurut Richard (2006, p216), manajemen operasi adalah bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan tekhnik-tekhnik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi, Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional merupakan ilmu yang mempelajari serangkaian 13 proses pengubahan input menjadi output yang bemilai untuk memenuhi kebutuhan manusia, 2.2.1 Keputusan Strategi Manajemen Operastonal Menurut Heizer dan Render (2009, pS6-57) diferensiasi, biaya renda dan respons yang cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif dalam sepuluf wilayah manajemen opersaional. Keputusan ini dikenal sebagai kepurusan, operasi (operations decisions). Berilsut sepuluh keputusan manajemen operasional yang mendukung misi dan menerapkan strategi: L Perancangan barang dan jasa Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan, Keputusan biaya kualitas dan sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan. Kualitas Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan prosedur dibakukan untwk mengidentifikasi serta mencapai standar skvalitas tersebut. Perancangan proses dan kapasitas Keputusan proses yang diambil _membuat manajemen mengambil Komitmen dalam hal teknologi, penggunaan sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan ‘menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan, Pemilihan lokasi Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan. Perancang tata letak. Aliran baban baku, kapasitas yang dibutubkan, tingkat karyawan, ‘keputusan teknologi dan kebutuhian persediaan mempengaruhi tata letak. ‘Sumber daya mamusia dan rancangan pekerjaan Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Karenannya, kualitas lingkungan kerja diberikan bakat dan keahlian yang diburuhkan, dan upaya yang harus ditentukan dengan jelas. 14 7. Manajemen rantai pasokan Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli. 8. Persediaan Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan sumber aya mamusia dipertimbangkan, 9. Penjadwalan Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efesien harus dikembangkan, 10, Pemelibaraan, Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan, 2.2.2 Strategi Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2009, p51) perusahaan mencapai misi mereka melalui tiga cara, antara lain: a. Bersaing dalam diferensiasi Diferensiasiberhubungan dengan penyajian sesuatukeunikan. Diferensiasi harus diartikan melampaui citi fisik dan atribut jasa yang mencakup segala sesuatu mengenai produk atau jasa yang mempengarthi nilai dimana konsumen dapatkan darinya, b. Bersaing dalam biaya Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai_nilai_maksimum. sebagimana yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh keputusan manajemen operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan biaya dan tetap memenuhi nilai harapan pelanggan. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau kualitas barang menjadi rendab. ©. Bersaing dalam respons Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pegantaran barang yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan dan kinerj yang fleksibel. Respons yang fleksibel dapat dianggap sebagai Kemampuan memenuhi perubahan yang terjadi di pasar dimana terjadi pembarvan rancangan dan fluktuasi volume. 1s Tiga strategi yang ada masing-masing memberikan peluang bagi para manajer operasi untuk meraih keungulan bersaing. Keunggulan bersaing berarti menciptakan sistem yang mempunyai keunggulan unik atas pesaing Jain. Idenya adalah menciptakan nilai pelanggan (customer value) dengan cara efisien dan efektif. 2.3 Pengertian Efisienst Pengertian Efisiensi menurut para abli, antara laia: > Menurut Robbins dan Coulter (2007, p8) efisiensi adalah memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil yang digambarkan sebagai “melakukan sestatt secara benar”. > Menurut Gaspers (2009, p45) efisiensi adalah ukuran yang memunjukkan bagaimana baiknya sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi untuk ‘menghasilkan output, > Menurut Rusdiana (2014, p20) efisiensi adalah suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besamnya sumber atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan, Ada beberapa sumber yang dapat dimanfaatkan oleh auditor operasional didalam mengembangkan kriteria evaluasi kimusus untuk efisiensi. Menurut Arens dan Loebbecke yang mencakup: + Kinerja Historis Seperangkat kriteria yang sederhana dapat didasarkan pada hasil aktual atau hasil audit dari periode sebelumaya. Gagasan dibalik penggunaan kkiteria ini adalah untuk membandingkan apakah yang telah dilakukan ‘menjadi “lebih baik” atau “lebih buruk”. Manfaat kriteria ini adalah bahwa kriteria tersebut mudah dibuat, tetapi mungkin tidak memberikan perdagangan mengenai seberapa baik atau buruk sebenarnya unit usaba yang diperiksa melakukan sesuatu. + Kinerja yang dapat membandingkan Sebagian besar kesatuan yang menjadi audit operasional tidak bersifat uni, Terdapat kesaman yang sama didalam keselurmhan yang dapat diperbandingkan merupakan sumber yang sangat baik untuk mengembangkan kriteria. Untuk kesatuan internal yang dapat 16 diperbandingkan, datanya biasanya sudah tersedia, Bila kesatuan yang dapat diperbandingkan berada diluar organisasi, mereka seringkali biasanya menyediakan informasi seperti itu. + Standar Rekayasa Dalam banyak jenis penugasan audit operasional adalah mungkin dan layak untuk mengembangkan kriteria berdasarkan standar rekayasa, misalnya study waktu dan gerak untuk menentukan tingkat kelvaran produksi, Kriteria ini sering memakan waktu dan biaya yang besar dalam, pengembangannya. Karena menentukan banyak keablian, akan tetapi hal ini mungkin sangat efektif dalam memecahkan masalah operasional yang ‘utama dan biaya yang dikeluarkan akan betharga + Diskusi Kesepakatan Kadang-kadang kriteria objektif sangat sulit didapat dan sangat memakan biaya, tetapi ada kalanya kriteria dapat dikembangkan melalui dilsusi dan kesepakatan yang sederhana. Pihak-pihak dalam proses ini harus meliputi ‘manajemen yang dipetiksa, autor operasional dan kesatuan atau orang- orang yang mendapat laporan mengenai temuan-temuan yang didapat, 2.4 Pengertian Biaya Biaya adalah salah satu aspek yang dapat mempengaruhi laba. Jika biaya lebih besar dari pada pendapatan maka perusahaan akan mengalami kerugian, tetapi jika biaya lebih kecil dari pendapatan maka perusahaan akan mengalami untung. Menurut Carter (2009, p2), biaya adalah stata nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan yang dikeluarkan untuk menjamin memperoleh manfaat, Sedangkan mennrut Mursyidi (2008, p14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, Pengolongan biaya adalah sebagai berikur: 1, Menurut Objek Pengeluaran Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasen singkat mengenai suatu objek pengeluaran, v7 misalnya pengelvaran yang berhubungan dengan telepon disebut “biaya telepon”, ‘Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan Biaya yang digolongkan menjadi 3 kelompok, + Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengoahan bahan baku menjadi produk selesai, Biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya ‘bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. + Biaya pemasaran, adalah biaya-biaya yang tetjadi untuk ‘melaksanakan Kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll. + Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntan, gaji personalia, dl 3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang dibiayai Ada 2 golongan, yaitu: + Biaya Langsung (Direct Cost) ‘Merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah Karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung + Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu. yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya langsung dikenal dengan biaya overhead pabsik. 4, Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan Biaya dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: + Biaya Tetap (Fived Cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, Contohnya: gaji direktur produksi. + Biaya Variabel (Variable Cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan peubahan volume kegiatan 18 atau aktivitas. Contohnya: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. + Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kKegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variable, contohnya biaya listrik yang digunakan. Contohnya : pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva. + Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap unmk volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang Konstan pada volume produksi tertentu, 5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya Biaya dibagi 2 bagian, yaitu + Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaita pengeluaran yang akan memberikan maafaat atau benifit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. + Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), yaitu pengeluaran yang memberikan manfaat hanya pada perode akuntansi dimana penegeluaran itu terjadi. Cotohnya : biaya ikslan, biaya tenaga kerja, 2.5 Distribust Menurut Kotler dan Amstrong (2010, 363) distribusi_merupakan seperangkat organisasi yang saling bergantung satu sama lain yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis Distibusi merupakan suatu proses yang menunjukkan penyaluran barang yang dibuat dari produsen agar sampai kepada konsumen yang tersebar Iuas. Produsen senditi memiliki pengertian sebagai orang yang melakukan dan membuat suatu produksi, sedangkan konsumen adalah orang yang menggunakan atau memakai barang atau jasa yang di tawarka oleh produsen dalam Kegiatan pembuatan barang. 19 Tujuan utama strategi distribusi adalah menempatkan produk sedekat mungkin dengan konsumen, Dengan deikian setiap kali konsumen membutuhkan ‘mereka dapat membelinya dengan mudah, Jenis saluran distribusi adalah perusahaan harus mengidentifikesikan jenis anggota-anggota saluran yang ada untuk melakukan kegiatan penyaluran barang. 2.5.1 Saluran Distribusi Saluran distribusi merupakan suatu keputusan dari perusahaan untuk menempatkan produk yang dihasilkannya, kepada waktu dan tempat yang tepat Saluran distribusi sering disebut dengan saluran perdagangan (trade channel) atau saluran pemasaran (marketing chanel). Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009, p106), mendefinisikan saluran distribusi sebagai sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi, Saluran pemasaran merupakan seperangkat alur yang diiulauti produk atau jasa setelah diproduksi, berakhir dalam pembalian dan digunakan oleh pengguna terakhir. ‘Menurut Tjiptono (2008, p187), Saluran distribusi adalah rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola pemasar maupun yang independen, dalam ‘menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, Dari pandangan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu cabang dari saluran pemasaran yaitu terkait dengan masalah penyaluran barang dari produsen kepada konsumen ataupun konsumen industri. Sehingga dalam hal ini saluran distribusi mempunyai tugas untuk menyampaikan produk ataupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan atau produsen kepada para konsumen atupun konsumen industri Saluran ditribusi merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya saluran distribusi produk dari produsen akan sampai ke konsumen. Maka perusahaan harus menentukan strategi dalam pemilihan jumlah dan bentuk saluran distribusi ‘yang tepat. 20 2.5.2 Fungsi Saluran Distribusi Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik. Addapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler (2010, p12) adalah, + Informasi (information), yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konstmen dan pesaing untuk merencanakan dan membant pertukaran. + Promosi (Promotion), fait mengembangkan dan menyebarkan komunikasi tethadap para konsumen, Dalam bal ini harus berani untuk membujuk atau persuatif tentang produk yang akan ditawarkan, Saluran distribusi peri memilih sarana promosi yang tepat untuk promosi agar produk yang ditawarkan kepada ‘konsumen mengena di hati konsumennya, + Negosiasi (Negoriarion), yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat — syarat lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak kepemilikan. + Pemesanan (Ordering), vaitu keputusan dari distribusi untuk memnuhi minatnya ‘membeli produk atau jasa ke produsen, + Pembayaran (Payment), yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjuala melalui bank atau lembaga keuangan lainnya, + Kepemilikan (Title), yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi/orang Iain, + Kepemilikan Fisik (Physical Possession), yaitu milik dari penyimpanan dan pergerakan barang secara fisik dari bahan mentah sampai ke konsumen akhir. + Pembiayaan (Financing), yaitu pembayaran, permintaan, penyebaran dana untuk menutupi biaya-biaya saluran distribusi tersebut baik melalui bank atau Jembaga-lembaga kewangan lainnya + Pengambilan Risiko (Risk Taking), yaitu menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi 2.5.3 Macam-Macam Saluran Distribust Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi menurut Kotler (2010, p113), diantaranya: © Produsen —Konsumen 21 Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu, saluran distribusi ini disebut saluran distibusi Jangsung, Produsen — Pengecer— Konsumen Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjua kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembeli oleh konsumen hanya dilayani pengecer saja. Produsen —Pedagang Besar — Pengecer ~ Konsumen Saluran sitribusi ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan saluran distribusi tradisional. Di sini produsen hanya melayani penjualan dalam besar ‘kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer saja Produsen ~ Agen ~ Pengecer ~ Konsumen Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya, Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama dityjukan kepada para pengecer besar, Produsen — Agen — Pedagang Besar — Pengecer ~ Konsumen Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian ‘menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihiat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan. 2.6 Pengertian Metode Transportasi ‘Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari, Banyak abli telah merumuskan dan mengemukakan pengertian transportasi. Para ahli memiliki pandangannya masing-masing yang mempunyai perbedaan dan persamaan antara yau satu dengan yang lainnya, Menurut Sarjono (2010, p70), Metode Transportasi merupakan salah satu teknik manajemen dalam mendistribusikan produk dari gudang ke tempat yang dlitaju, Sedangkan menurut Herjanto (2009, p45) Metode Transportasi merupakan metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat tujuan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ke tempat tujuan yang berbeda. Oleh kkerena itu, metode ini tepat untuk menentukan biaya distribusi yang optimal dalam masalah transportasi. Transportasi merupakan satu fasilitas bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang serta transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas atau hubungan suate daerah karena aksesibilitas sering dikaitkan dengan daerah. Untuk membangun suatu pedesaan keberadaan prasarana dan sarana transportasi tidak dapat terpisahkan dalam suatu program pembangunan, Kelangsungan proses produksi yang efisien, investasi dan perkembangan teknologi serta terciptanya pasar dan nilai selalu didukung oleh system transportasi yang baik. 2.6.1 Prosedur Penyelesaian Metode Transportasi Metode transportasi dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan penetuan mute pengiriman dari perusahaan produksi ke berbagai penyalur (wholesaler) atau konsumen dari penyalur ke pedagang eceran (retailer). Alokasi produk harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber ke tempat-tempat tujuan yang berbeda-beda, ‘Menurut Agustini dan Rahmadi dalam bukunya yang berjudul “Riset Operasi, Konsep-Konsep Dasar” (2004, p101) prosedur penyelesaian metode transportasi dilakukan melalui tiga langkah yaitu menynsun matriks transportasi, menentukan solusi fisibel awal dan melakukan tes optimalisasi. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada bagan dibawah ini, AWAL + + “MENVUSUN TABEL AWAL + ‘ALOKASI ¥ as cPTMALSAST >| SELESAr Tt REVISE Sumber: Agustini dan Rahmadi (2004) Gambar 2. 3 Prosedur Penyelesaian Metode Transportasi Dari gambar diatas terliat bahwa prosedur dari penyelesaian metode transportasi adalah sebagai berikut 1. Menyustn Matriks Transportasi Langkah pertama di dalam metode transportasi adalah menyusun matriks transportasi. Langkah ini merupakan kunci keberhasilan kita dalam menyusun Jangkah berikutnya. Matriks transportasi menunjukkan sumber dari mana barang berasal dan tujuan kemana barang akan dikirim, Kendala tempat asal berada pada sebelah kiti dan jumlah barang berada pada sebelah kanan tabel. Sedangkan kendala tempat tujuan berada diatas tabel dan jumlah barang yang diminta terletak di bawah tabel. Biaya per unit barang dimasukkan ke setiap sel di pojok kiri atau pojok kanan setiap sel. Hal ini dillakukan untuk mempermudah dalam proses penyelesaian. Agar lebih jelasnya, matriks transportasi dapat dilihat pada gambar berikut ini Tujuan 1 > 3 Penawaran Sumber (Supply) a a. G 1 Be Xe Be 5 Cx a c - Xs es . Gy ca 6. Yn oy ts Permintaan @emandy Pada langkah ini harus dipastikan bahwa besar kapasitas (penawaran) harus sama (seimbang) dengan besar permintaan, Apabila terdapat ketidak seimbangan maka harus dibuat sel dlimmy pada penyusunan tabel awal. Dummy tersebut berisi besamya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, Sel dummy dalam penyusunan tabel awal dapat berupa sel baris maupun sel kolom. Apabila jumlah kapasites lebih besar daripada jumlah permintaan maka perlu ditambahkan dummy pada variabel permintaan, dan sebaliknya apabila jumlah kapasitas Kurang dari jumlah permintaan maka ditambahkan dummy pada variabel penawaran. Menentukan Solusi Awal Fisibel Langkah kedua adalah melakukan pengalokasian berdasarkan beberapa metode yang ada, Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus transportasi ini, antara lain North West Corner Method (NWO), Least Cost Method, dan Vogel Approximation Method (VAM). Ketiga jenis metode transportasi tersebut akan dibahas pada sub-bab mengenai jenis- Jenis metode transportasi Penyelesaian solusi awal fisibel dengan menggunakan salah satu cara penyelesaian baik North West Corner Method, Least Cost Method, maupun Vogel Approximation Method mempunyai arti bahwa total biaya pengiriman yang diperoleh belum tentu biaya yang termurah. Artinya masih ada kemungkinan kita untuk menekan total biaya menjadi lebih murah, Namun secara manval ketiga cara tersebut tidak mampu mencari tau menekan lebih 25 jauh, Hal ini disebabkan oleh kemampuan cara itu sendiri, Oleh karena itu, terdapat uji optimalisasi_metode transportasi yang dapat menekan biaya distribusi lebih jauh lagi. 3. Tahap Pengujian Optimalisasi Jika telah diakukan pengalikasian dengan menggunakan salah satu metode, Jangkah berikutnya adalah melihat apakah alokasi tersebut sudah optimal atau belum, langkah ini dikenal dengan istilah pengujian optimalisasi. Terdapat dua cara pengujian optimalisasi, yaitu metode Stepping Stone dan MODI (Modified Distribution Method) yang akan dibahas pada sub-bab mengenai.jenis-jenis metode transportasi. Jika hasil pengujian optimalisasi memunjukkan bahwa alokasi telah optimal, maka alokasi tersebut dapat dikatakan telah mencapai nilai yang paling menguntungkan atau dengan kata lain merupakan solusi yang terbaik dalam memecahkan masalah transportasi suatu perusahaan. Sebaliknya jika belum optimal, maka perlu dilakukan revisi untuk sel yang masih menmngkinkan untuk direvisi. 2.7 Jenis- Jenis Metode Transportasi Metode transportasi_ memupakan suat metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikain rupa, Karena terdapat beberapa perbedaan antara biaya-biaya alkasi dari suatu sumber ke tempat-tempat tujuan. Ada beberapa macam metode transportasi, ‘yang semuanya terserah pada penyelesaian optima dari masalah-masalah transportasi ‘yang terjadi. ‘Metode transportasi terbagi menjadi dua tahap wama yaitu tahap pertama merupakan tahap menentukan solusi awal fisibel dan tahap kedua adalah tahap pengujian optimalisasi atau menetukan apakah pengalokasian sudah optimal atau belum. Dalam menentukan solusi awal fisibel terdapat berbagai jenis metode. Metode-metode transportasi untuk menentukan solusi fisibel basis awal adalah sebagai berikut : 1, Metode North West Comer (Sudut Barat Laut) 2. Metode Least Cost (Biaya Minimum) 3. Metocle VAM (Vogel’s Approximation Method) Adapun penjelasan mengenai beberapa metode transportasi diatas adalah sebagai berikut 2.7.1 North West Corner Method (Metode Sudut Barat Laut) Metode ini disebut juga dengan metode Pojok Kiri Atas atau metode Barat Laut. Metode ini digunakan untuk mencari penyelesaian awal ({nitial Solution) dati persoalan transportasi yang dihadapi, Metode ini dimulai dengan mengalokasikan jumlah maksimum yang dapat diizinkan oleh persediaan dan permintaan ke variabel Nix dengan cara mencari yang terkecil diantara persediaan ai dan permintaan bi Nit min(ai,bi) artinya jika by < a, maka Xj, = a;. Untuk X,, = by maka selanjumya yang b) dan untuk Xi1 ay atau by > a). Maka selanjutnya yang mendapat giliran untuk dialokasikan 1). mendapat giliran untuk dialokasikan adalah Xj, sebesar min (a-b; adalah A>; sebesar min (a2,b: Prosedur penggunaan North-West Corner adalah sebagai berilsut a, Tampilkan persoalan ke dalam matriks transportasi b. Selalu memulai pengisian yang pertama kali pada jalur yang berbeda pada pojok kiri atas. Pengisian atau pengalokasian barang pada jalur ini harus berpedoman kepada kapasitas yang ada dan jumlah permintaan yang harus dipenuhi, ¢. Lakukan gerakan zig-zag dari pojok kiri atas ke arah kanan bawah, sampai semua barang yang diproduksi habis terdistribusi dan memenuhi semua permintaan yang ada, dd. Hitung total biaya yang diperoleh. Baris atau kolom yang sudah dipenuhi lalu disilang (dihilangkan), yang ‘memunjukkan bahwa variabel sisa pada baris atan kolom yang disilang tersebut sama 27 dengan nol. Kemudian dialokasikan sebanyak mungkin ke sel (kotak) didekatnya pada baris atau kolom yang tidak disilang. Jika sebuah baris atau sebuah kolom dipenuhi secara bersamaan maka hanya salah satunya yang disilang dan variabel berikumya yang harus ditambahkan ke pemecahan dasar akan dipastikan berada di tingkat nol, Proses ini selesai ketika tepat satu baris atau satu kolom belum disilang atau dengan kata lain senma persediaan telah habis dan permintaan telah terpesmuhi 2.7.1.2 Least Cost Method (Metode Biaya Terkecil) Metode ini merupakan sebuah pendekatan yang sederhana, yang menggunakan langkah-langkah sebagai berikut 1. Identifikasi sel dengan biaya yang paling rendah. Pilih salah satu jika terdapat biaya yang sama, Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk sel tersebut tanpa melebihi pasokan atau permintaan, Kemudian coret kolom atau baris itu (atau keduanya) yang sudah penuh terisi 3. Dapatkan sel sesuai dengan biaya yang paling rendah dari sisa sel (yang belum dicoret). 4. Ulangi langkah ke 2 dan 3 sampai semua unit habis dialokasikan Proses ini selesai ketika tepat satu baris atau satu kolom yang belum. disilang. 2.7.1.3 Vogel’s Approximation Method (Metode Pendekatan Vogel) Metode ini merupakan metode terbaik dibandingkan dengan kedua metode diatas, Metode ini dapat menghasilkan pemecahan awal yang optimal atau dekat dengan optimum. Langkah-langkah pengerjaanya adalah sebagai berikut 1. Buatlah matrik yang menunjukkan keburuhan masing-masing sumber dan biaya transportasi per unit Carilah selisih antara dua biaya terkecil masing-masing kolom bari. 3. Pilih selisih terbesar di antara selisih-selisih yang telah dihitung pada Jangkah pertama. 4. Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjulkkan alokasi yang sudah dilakukan, Hilangkan semua baris dan kolom di mana penawaran dan permintaan telah dihabiskan. 3. Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali ke Jangkah 1, sampai semua penawaran dan permintaan solusi awal terperoleh, Tujuan dari jalur ini adalah untuk mempertahankan kendala penawaran dan permintaan sambil dilakukan alokasi ulang barang ke suatu kotak kosong, Semua variabel_non basis (Kotak Kosong) dievaluasi dengan cara yang sama untuk menentukan apakah mereka akan menurunkan biaya dan Karena itu menjadi calon entering variabel, Jika semua kotak kosong memiliki perubahan biaya positif, berarti solusi telah optimal 2.7.2 Tahap Pengujian Optimalisasi Sebelum mengadakan pengujian optimalitas terhadap tabel awal transportasi, terlebih dahulu harus perhatikan banyaknya sel yang terkena beban alokasi sementara, Hal ini sangat penting karena banyaknya sel yang terkena beban alokasi sementara harus sama dengan jumlah baris ditambah kolom kurangi satu. Agar dapat dilakukan pengujian optimalisasi terhadap tabel awal transportasi. Jika banyaknya garis dilambangkan dengan “m”, dan banyaknya kolom dilambangkan dengan “n”, maka dinyatakan bahwa banyaknya sel yang terkena alokasi beban sementara harus = (m + n-I) agar dapat dilakukan pengujian optimalisasi tabel awal transportasi lebib lanjut, Ada dua metode yang digunakan untuk mengetahui optimal tidaknya tahap sebelumnya, yaitu menggunakan 2.7.2.1 The Stepping Stone Method (Metode Batu Loncatan) Cara ini diketemukan oleh Cooper dan Chames dan ini merupakan cara yang sering dan banyak digunakan untuk mengetahui atau menguji optimal atau tidaknya tahap pertama. Dengan langkah-langkah penyusunan sebagai berikut 1. Setiap sel Kosong dievaluasi dengan memindahkan sel Kosong tersebut satu unit dari sel yang terisi untuk menentukan pengaruh, Dari pemindahan satu unit ke sel yang kosong terhadap fungsi objektif, harus ditentukan lintasan tutup antara sel-sel yang terisi Lintasan ini terdiri dari beberapa langkah yang dimulai dari sel yang kosong sampai Kembali ke sel yang Kosong tersebut, arahnya lurus dan siku-siku 29 (arah diagonal tidak diperkenankan) serta jal atau juga sebaliknya. Lintasan dilalui berturut-turut diberi tanda positif (pada ya searah dengan jarum jam. sel kosong hats selalu bertanda “+”), kemudian negatif sampai akhimya Kembali ke sel yang dimaksud Setelah semua sel kosong dihitung, tentukan sel kosong yang menghasilkan negatif terbesar dan gunakan lintasan tutupnya untuk memindahkan barang- barang, sehingga diperoleh suatu pemecahan fisibel baru, bila keadaan belum optimal. Sedangkan bila keadaan telah menunjukkan semua asi perhitungan sel kosong positif, maka menandakan telah optimal 2.72.2 The Modified Distribution Method/MODI (Metode Distribusi ‘Termodifikasi) MODI merupakan singkatan dati “modified distribution” yang beratti distribusi yang dimodifikasikan. Cara ini iterasinya sama seperti stepping stone. Perbedaan utama terjadi pada cara pengevaluasian variabel nonbasis atau penentuan pemurinan ongkos transport per unit untuk setiap variabel. Cara ini dikembangkan berdasarkan teori dualitas. Untuk tiap baris i dari tabel transformasi dikenal suatu multiplier U;, dan untuk kolom j disebut multiplier Vj, Secara lebih jelas, langkah- Jangkah penyustnan MODI adalah sebagai berikut 1, Misalkan banyakknya baris (m) dan banyaknya kolom (n), agar dapat dilakukan tes untuk menuju apakah hasil alokasi sementara telah optimal atau belum, maka jumlah sel yang diberi alokasi sementara harus m+n ~ 1 ‘Kemudian menetapkan U;, yaitu notasi untuk angka baris dan V, yaitu notasi untuk angka kolom. 3. Dengan menggunakan rumus C, = U; + Yj untuk sel yang terkena beban alokasi maka ditentukan besarnya nilai U; maupun Uj. Untuk memudahkan penentuannya dapat dimisalksan salah satu nilai U; atau ¥; dama dengan nol. 4. Hitung semua sel bukan baris dengan menggunakan rumus C,—U;—¥, Tentukan sel yang akan masuk baris dengan memilih nilai sel bukan baris yang memiliki negatif terbesar. Kenmdian buatlah closed path (jalur terturup) untuk menentukan sel yang akan keluar baris dengan memilih jumlah unit terkecil dari sel yang bertanda negatif. 6. Tabel optimum tercapai apabila sel bukan baris semuanya memiliki nilai lebih besar sama dengan nol 30 7. Tika tabel belum optimum, ulangi kembali langkah awal sehingga ditemukan tabel optimum. 2.8 Pohon Keputusan Dalam penelitian operasional, tori pohon kepurusan merupakan bagian dari pembahasan teori keputusan dan permainan. Pohon keputusan disajikan untuk mengevaluasi hal yang dapat disebut sebagai alternatif tahap unggul. Dalam arti bahwa keputusan di masa mendatang tidak tergantung pada keputusan yang diambil sekarang. Proses keputusan (decision process) adalah proses yang memerlukan satu atau sedereian keputusan untuk menyelesaikannya, Tiap Keputusan yang diambil ‘mempunyai suatu keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengannya yang ditentukan pula oleh berbagai keadaan nar (evternai) yang mengelilingi proses itu (suatu segi membedaksan dari proses yang lain). (Nurhasanah, Nunung. 2003, pS9). Jika terdapat dua atau lebih Kepurusan yang berurutan, dan keputusan yang terakhir didasarkan pada hasil keputusan yang sebelumnya, maka pendekatan dengan menggunakan pohion kepurusan sangat tepat untuk digunakan, 2.8.1 Pengertian Pohon Keputusan Berdasarkan Siswanto (2006, p35), Pohon Keputusan atau Decision Tree adalah model visual untuk menyederhanakan proses pembuatan keputusan secara rasional. Visualisasi ini memungkinkan kita untuk memahami proses pembuatan keputusan yang terstruktur, bertahap, dan rasional. Pembuatan keputusan berarti memilih altematif-altematif keputusan yang tersedia. Karena unsur ketidakpastian maka berbagai kemungkinan keadaan akan dihadapi oleh masing-masing alternatif eputusan itu. Oleh karena itu, diagram keputusan mempunyai noda keputusan dan nnoda cabang, Berdasarkan Antonie (2008, p21), Decision Tree adalah sebuah straktur pohon, dimana setiap noda pohon merepresentasikan atribut yang telah dinji, setiap cabang merupakan suatu pembagian hasil uji, dan noda daun (leaf) merepresentasikan kelompok kelas tertentu, Level noda teratas dari sebuah Decision Tree adalah noda akar (root) yang biasanya berupa atribut yang paling memiliki pengaruh terbesar pada suam kelas tertentu. Pada umumnya Decision Tree melakukan strategi pencarian secara top-down untuk solusinya. Pada proses 31 mengklarifikasi data yang tidak diketahui, nilai atribut akan dixji dengan cara melacak jalur dari node akar (root) sampai noda akhir (daun) dan kemudian akan diprediksi kelas yang dimiliki oleh suatu data baru tertentu, Jadi, dapat disimpulkan bahwa pohon keputusan (decision tree) adalah salah satu alat yang digunakan dalam pengambilan keputusan dari berbagai altemnatif yang ada, yang di mana dilakukan secara terstruktur, bertahap, dan rasional. 2.8.2 Analisis Pohon Keputusan (Decision Tree) Terlepas dari kerumitan sebuah keputusan atau kecanggihan teknik yang digunakan untuk menganalisis keputusan tersebut, semua pengambil keputusan dihadapkan dengan berbagai altematif dan “kondisi alam”. Pada saat membuat sebuah pohon keputusan, harus dipastikan bahwa semua altematif dan kondisi alam berada di tempat yang benar dan logis serta semua altematif yang mungkin serta kondisi alami telah disertakan, Notasi yang digunakan adalah 1. Tstilahy a. Altematif : sebuah tindakan atau strategi yang dapat dipilih oleh seorang pengambil keputusan b. Kondisi alam : sebuah kejadian atau situasi dimana pengambil keputusan hanya memiliki sedikit kendali atau tidak sama sekali 2. Simbol yang digunakan dalam sebuah pohon kepurusan a. [7]: sebuah titik kepurusan dimana terdapat satu altematif atau lebih yang dapat dipilib b oO sebuah titik kondisi alam dimana kondisi alam mungkin akan terjadi Diagram pohon sering kali membant dalam memahami dan menyelesaikan persoalan probabilitas. Diagram pohon biasanya digambarkan dengan lambang yang baku, Dimulai dengan suatu nokhta kemudia dibuat cabang-cabang sebanyak peristiwa_y ng mungkin dapat dihasilkan dari percobaan, Pada masing-masing cabang dituliskan probabilitas terjadinya peristiwa yang bersangkutan, Tika percobaan dilakukan lagi, maka langkah-langkah ita diulang. Setiap cabang berakhir pada nokhta yang kemudian diisi dengan probabilitas peristiwa bersama. Pada nokhta yang paling awal dituliskan angka 1 yang artinya jumlah probabilitas dari selurah petistiwa yang mungkin, (Mulyono, 2004, p223) Menganalisis masalah dengan menggunakan pohon Keputusan_mencakup lima langkah L be Mendefinisikan masala. ‘Menggambarkan pohion keputusan, Menentukan peluang bagi kondisi alamiah, Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi altematif kepurusan dan kondisi alamiah yang mungki Menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi setiap titip kondisi alamiah. Hal ini dilakukan dengan mengerjakan dari belakang ke depan (backward), yaitu memuai dati sisi kanan pohon, terus menuju ke titik keputusan di sebelah kirinya. [eae ny Nit epamen + | 2 mane ds —/ . Nei teptasen $0 Pao rs Na weputsen 2 | Nia puts 2 | 2 Nat kept 2 9 ‘Stumber : Siswanto (2007, p56) Gambar 2. 4 Diagram Pohon EMV merupakan kriteria yang paling sering digunakan untuk menganalisis pohon keputusan, Sam dari langkah awal analisis ini adalah untuk menggambar pohon keputusan dan menetapkan Konsekuensi finansial dari semua hasil masalah tertent. Nilai harapan moneter (Expected Monetary Value — EMV) adalah nilai harapan moneter yang diharapkan dari sebuah variabel yang memiliki beberapa kemungkinan kondisi alamiah yang berbeda, masing-masing dengan peluang tersendiri. Saat peluang diketaiui, nilai maximax dan mavinvin menyatakan skenario perencanaan kasus terbaik — kasus terburuk, Nilai ini mewakili nilai yang diharapkan 33 atau rata-rata tingkat pengembalian modal jika keputusan ini dapat diulang berkal kali, (Heizer dan Render, 2005; p324) Sebuah altemnatif EMV merupakan jumlah semua keuntungan alternatif, yang masing-masing diberikan bobot kemungkinan terjadinya, EMV (Alternatif i) = (Hasil kondisi alamiah 1) x (Kemungkinan terjadi kondisi alamiah 1) + (Hasil kondisi alamiah 2) x (Kenmungkinan terjadi kondisi alamiah 2) +... + (Hasil kondisi alamiah terakhir) x (Kemungkinan terjadi Kondisi alamiah terakhir) atau dengan ramus smenurut Siswanto (2007, p56) NH, = py-hy, untuk =1,2,...4m R Da 00%, Di mana ‘NH, = Nilai harapan cabang keputusan ke-i P, = Probabilitas kemunculan keadaan ke-j Hy = Nilai hasil keputusan jika alternatif keputusan ke-i diambil dan keadaan ke,j terjadi 2.9 Kerangka Pemikiran Jumlah ‘Analisis, Biaya Pesanan Transportasi Pengiriman po Metode Least Cost Metode VAM Metode North West Corner Metode ‘Stepping Stone 71 Efisiensi Biaya Pengiriman Menggunakan Tasa Paket Efisiensi Biaya Pengiriman ‘Menggunakan Mobil Pernsahaan c—§_—— Decision Tree ¥ Keputusan y Rekomendasi Sumber : Penulis (2014) Gambar 2. 5 Kerangka Pemikiran

You might also like