You are on page 1of 68

KELOMPOK 2

Qurrat Ul Ain - 20720701


Fathiah Olpah Siara - 20720020
Chandra Dewi M.H.R - 20720034
DATA PASIEN

● Nama : Happy Riadita D. H


● Jenis Kelamin : Perempuan
● Usia : 16 tahun
● Tanggal masuk : 04 maret 2016
● Tanggal keluar : 10 maret 2016
● Sistem pembayaran : Asuransi
● Outcome klinik : Sembuh
OBJEKTIF
DATA KLINIS AWAL

● Keluhan : Mual dan muntah


● Problem medik : Resiko gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menelan makanan
● Penyakit penyerta :
❏ Muntah sejak 2 hari, muntah < 5 x ,berisi makanan,
❏ Pasien memuntahkan setiap makanan yang masuk
❏ Keluhan disertai dengan mual, nyeri ulu hati (+), dan mata terlihat kuning sejak
masuk rumah sakit
❏ BAB tidak, BAK berwarna lebih pekat
❏ Panas badan (+) selama 1 minggu.
PEMERIKSAAN TTV
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
CATATAN PENGOBATAN PASIEN
Hepatitis is a medical condition defined by the inflammation of
the liver and characterized by the presence of inflammatory
cells in the tissue of the organ.
PATHOPHYSIOLOGY
Acute Hepatitis

1. focal liver cell degeneration and necrosis, with cell dropout, ballooning, and
acidophilic degeneration (shrunken cells with eosinophilic cytoplasm and pyknotic
nuclei)
2. inflammation of portal areas, with infiltration by mononuclear cells (small
lymphocytes, plasma cells, eosinophils)
3. cholestasis (arrested bile flow) with bile plugs. Characteristically, although the regular
pattern of the cords of hepatocytes is disrupted, the reticulin framework is
preserved.
PATHOPHYSIOLOGY
Chronic Hepatitis

1) inflammatory infiltration of hepatic portal areas with mononuclear cells, especially


lymphocytes and plasma cells
2) necrosis of hepatocytes within the parenchyma or immediately adjacent to portal
areas
•Mild chronic hepatitis, architecture of the liver is preserved. Lymphocyte and
plasma cell infiltrate confined to the portal triad without disruption of the limiting
plate and no hepatocyte necrosis +no fibrosis + no sign of cirrhosis.
•Severe chronic hepatitis, the portal areas are expanded and densely infiltrated by
lymphocytes, histiocytes, and plasma cells. necrosis + fibrosis..>disruption of normal
liver architecture by bands of scar tissue and inflammatory cells that link portal
areas to one another and to central areas (bridging necrosis).
ETIOLOGY
Acute hepatitis is commonly caused by :
● Viral Hepatitis
➢ hepatitis A virus (HAV)
➢ hepatitis B virus (HBV)
➢ hepatitis C virus (HCV)
➢ hepatitis D virus (HDV)
➢ hepatitis E virus (HEV)
● Toxic Hepatitis → Drug-induced liver disease
● Alcoholic Hepatitis → Ethanol
ETIOLOGY

● Hepatitis A is a non-enveloped RNA virus.


● The virus is stable in the environment, including at low pH and in freezing to
moderate temperatures.
● Inactivation requires disinfecting with a 1:100 dilution of sodium hypochlorite
(bleach) in tap water or heating foods to a minimum of 85°C (185°F) for 1
minute.
● Chlorination of water also effectively kills HAV in water systems. Transmission
occurs primarily through the fecal–oral route because HAV is shed in the feces
of infected people.
● Contaminated water or ice are common modes of transmission, as are any
foods which may be prepared using contaminated water, including shellfish
harvested from contaminated water
CLINICAL MANIFESTATION
Gejala awal ;
● Demam
● Letih / malaise
● Hilang nafsu makan
● Diare
● Mual dan muntah
● Rasa tidak nyaman pada perut hingga nyeri perut
● Sakit kuning (warna kulit dan sklera mata berubah kuning, urin gelap dan
feses pucat).
● Kulit yang gatal.
Tanda dan Gejala

● Pada fase pre-ikterik pasien mengalami influenza non spesifik yang


ditandai dengan hilangnya nafsu makan, kelelahan, dan malaise
● Mengalami salah satu gejala sebagai berikut : seperti gejala flu, demam,
malaise, anoreksia, mual, muntah, diare urin gelap, tinja berwarna pucat,
pruritus, dan sakit perut akut bagian kanan atas
● Pada fase ikterik ditandai dengan urin berwarna gelap dan feses berwarna
terang serta memburuknya gejala sistemik
● Pruritus sering menjadi keluhan utama pasien pada fase ikterik

Dipiro 2014 Halaman 195-246


Pemeriksaan Fisik

● Kulit dan bagian putih dari mata (sklera)


menjadi kuning
● BB turun sampai 2-5 kg
● Hepatomegali

Test Laboratorium

● Anti HAV igM serum positif


● Bilirubin serum, globulin gama, ALT dan
AST meningkat.
● Peningkatan alkalin phospatase,
gama-glutamin transferase, dan
bilirubin total pada kondisi kolestatik
Dipiro 2014 Halaman 195-246
CLINICAL PRESENTATION OF ACUTE HEPATITIS
ALGORITMA HEPATITIS AKUT
PEDOMAN PENATALAKSANAAN
Menurut World Gastroenterology Organisation Practice Guidelines:
Management of acute viral hepatitis

● Kondisi individual dari pasien harus menjadi pedoman pendekatan dokter.


● Perawatan di rumah sakit, karantina atau istirahat di tempat tidur, atau
obat-obatan (misalnya, pemberian vitamin, batasan makanan, transfusi darah)
bisa diperlukan.
● Perawatan harus konservatif dan suportif.
● Tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi HAV.
● Menjaga kebersihan (mencuci tangan).
Menurut World Gastroenterology Organisation Practice Guidelines:
Management of acute viral hepatitis

● Penatalaksanaan harus fokus pada pengobatan gejala dan mengidentifikasi


sebagian kecil pasien dengan risiko khusus mengalami gagal hati fulminan.
Pasien yang berusia di atas 40 tahun dan mereka yang menderita penyakit
hati kronis adalah yang paling berisiko.
● Individu yang kontak harus divaksinasi.
● Perawatan kontrasepsi oral dan terapi penggantian hormon harus
dihentikan untuk menghindari kolestasis.
● Konsumsi alkohol tidak disarankan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53
TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN HEPATITIS VIRUS

● Penanganan Hepatitis A pada penderita, adalah : pengobatan, tidak spesifik,


utamanya meningkatkan daya tahan tubuh (istirahat dan makan makanan yang
higienis dan bergizi), rawat inap hanya diperlukan bila penderita tidak dapat
makan dan minum serta dehidrasi berat.
● Isolasi tidak diperlukan; Selain dilakukan pengobatan terhadap kasus Hepatitis
A, perlu didukung penanganan terhadap perilaku dan lingkungan, seperti:
➢ disinfeksi serentak terhadap bekas cairan tubuh dari penderita
➢ imunisasi pasif pada orang yang terpajan cairan tubuh penderita;
TUJUAN TERAPI HEPATITS A
Resolusi
klinis
Lengkap

Tidak ada
Menghindari
perawatan
Komplikasi
khusus

Pengurangan
Normalisasi
inaktivitas
dan penularan fungsi hati

Dipiro 2014 Halaman 195-246


Pencegahan

● Mencuci tangan yang baik dan perilaku hidup bersih dan sehat
● Memvaksinasi semua anak pada usia 1 tahun
● Tiga vaksin virus yang aktif saat ini dilisensikan di Amerika Serikat : Havrix, Vaqta, dan Twinrix (Table)
● IG digunakan ketika pra-terpapar maupun post-terpapar (profilaksis), efektif jika diberikan selama fase inkubasi
infeksi
● Dosis tunggal IG 0,02 mL/Kg diberikan secara intramuskular untuk jangka pendek (≤ 5 bulan). untuk jangka
panjang dosis tunggal yang digunakan 0,06 mL/Kg
● Efek samping vaksin : terjadi reaksi pembengkakan berwarna kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, dan
nyeri

Dipiro 2014 Halaman 195-246


KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
NAMA OBAT KONTRAINDIKASI INTERAKSI OBAT

Analsik •alergi (hipersensitif) terhadap metamizole (dipyrone), Penggunaan bersama-sama dengan obat-obatan yang
turunan pirazolon dan alergi diazepam. mendepresi SSP atau alkohol dapat meningkatkan
•Kondisi Hipotensi efek Diazepam
•Glaukoma sudut sempit.
•Depresi pernapasan.
•Penderita yang mengalami gangguan pulmoner akut.
•wanita hamil dan ibu yang menyusui
•Bayi di bawah 1 bulan atau dengan berat badan di
bawah 5 kg
•Penderita dengan tekanan darah lebih rendah dari
100 mmHg
•Keadaan psikosis akut
Alprazolam -Pasien yang hipersensitif terhadap golongan Efek ditingkatkan oleh depresan saraf pusat, alkohol,
benzodiazepine barbiturate
-Glaukoma sudut sempit akut Ekskresi dihambat oleh simetidin
-Miastenia gravis, insufisiensi pulmonar akut, kondisi
fobia dan obsesi psikosis kronik, anak dan bayi
prematur
NAMA OBAT KONTRAINDIKASI INTERAKSI OBAT

Cernevit inj Pada pasien ●Dosis obat yang diketahui dipengaruhi oleh asam folat, misalnya fenitoin harus dipantau dengan hati-hati. asam
dengan folat bisa mengaburkan anemia pernisiosa
hipervitaminosis ●piridoksin dapat mengurangi efek levodopa
yang sudah ada ●telah dilaporkan bahwa asam folat tidak stabil dengan adanya garam kalsium seperti kalsium glukonat
sebelumnya atau ●beberapa vitamin dalam cernevit dapat bereaksi dengan vitamin K bisulfote
hipersensitivitas ●Penambahan langsung cernevit ke emulsi lemak intravena tidak dianjurkan
yang diketahui ●agen yang dapat menyebabkan pseudotumor cerebri (termasuk tetrasiklin tertentu): peningkatan risiko
terhadap salah pseuditumor cerebri (hipertensi intrakranial jinak / idiopatik) dengan pemberian vitamin A secara bersamaan
satu konstituen ●alkohol (konsumsi berlebihan kronis): meningkatkan risiko hepatotoksisitas vitamin A
aktif pada pasien ●antikonvulsan (fenitoin, fosfenitoin, fenobarbital, primidon): suplementasi asam folat dapat menurunkan
tertentu dengan konsentrasi serum antikonvulsan dan meningkatkan risiko kejang
hipersensitivitas ●agen antiplatelet (misalnya aspirin): vitamin E dapat menambah penghambatan fungsi platelet
terhadap tiamin ●aspirin (terapi dosis tinggi): dapat menurunkan kadar asam folat dengan meningkatkan ekskresi urin
(vitamin B1) atau ●antikonvulsan tertentu (misalnya fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, valporate): dapat menyebabkan defisiensi
protein / produk folat, piridoksin dan vitamin D
kedelai (lesitin ●agen antiretroviral tertentu: penurunan kadar vitamin D telah dikaitkan dengan misalnya efavirenz dan zidovudine
dalam misel ●etionamida: dapat menyebabkan defisiensi piridoksin
campuran berasal ●antagonis folat misalnya methotrexate, sulfasalazine, pyrimethamine, triamterene, trimethoprim, dan katekin teh
dari kedelai) dosis tinggi: memblokir konversi folat menjadi metabolit aktifnya dan mengurangi efektivitas suplementasi
●antimetabolit folat (methotrexate, raltitrexed): suplementasi asam folat dapat menurunkan efek antimetabolit
●antagonis piridoksin, termasuk sikloserin, hidralazin, isoniazid, penicillamine, phenelzine: dapat menyebabkan
defisiensi piridoksin
●retinoid, termasuk bexarotene: meningkatkan risiko toksisitas bila digunakan secara bersamaan dengan vitamin A.
●Teofilin: dapat menyebabkan defisiensi piridoksin
●antagonis vitamin K (misalnya warfarin): meningkatkan efek antikoagulan oleh vitamin E.
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT (KPO)
TERAPI KONDISI MUAL & MUNTAH

Kondisi mual muntah pada pasien karena kondisi Hepatitis termasuk kedalam penyebab
mual dan muntah akibat gangguan di Intraperitonial akibat penyakit inflamasi 🡪 terjadi
di saluran cerna
Pada kondisi mual muntah akibat
gangguan di saluran cerna terapi
disarankan pemberian golongan :

● Antagonis D2 reseptor

● 5-HT3 antagonists

● Antimuskarinik
● Jika melihat gejala klinis
pasien, kondisi mual
muntah pasien tergolong
pada grade 2.
● Pemberian terapi mual
muntah dapat diberikan :
Ondansetron,
dexamethason,
metoklopramid
ONDANSETRON VS DOMPERIDON

N. Vetrivel, et al. 2018. Comparison of safety and effectiveness of ondansetron and domperidone in Marchetti F, Bonati M, Maestro A, Zanon D, Rovere F, Arrighini A, et al. (2016) Oral
patients with gastrointestinal problems. Drug Invention Today, Vol 10, Issue 3, 2018 Ondansetron versus Domperidone for Acute Gastroenteritis in Pediatric Emergency
Departments: Multicenter Double Blind Randomized Controlled Trial. PLoS ONE 11(11):
e0165441. doi:10.1371/journal.pone.0165441
GRANISETRON VS ONDANSETRON

Makkar, et al. 2017. Comparative efficacy of ondansetron versus granisetron to


prevent perioperative nausea and vomiting in patients undergoing gynaecological
surgery under spinal anaesthesia. IJMDS ,www.ijmds.org, January 2017; 6(1)
Nethra H. Nanjundaswamy, et al. 2018. A comparative study of ondansetron and granisetron in combination with
dexamethasone-in prophylaxis for postoperative nausea and vomiting (PONV) in laproscopic cholecystectomies.
International Journal of Research in Medical Sciences, February 2018, Vol 6, Issue 2
Hasil beberapa penelitian
terapi mual muntah pada
beberapa kondisi
menunjukan penggunaan
Granisetron lebih baik dalam
mencegah dan menurunkan
frekuensi mual muntah
dibandingkan penggunaan
ondansetron

Abhishek Kumar Barnwal, Geeta Karki, K. C. Sharma, H. S. Nanda. “Efficacy of Granisetron


Compared to Ondansetron as Prophylactic Antiemetic in General Anaesthesia”. Journal of
Evolution of Medical and Dental Sciences 2014; Vol. 3, Issue 67, December 04; Page:
14458-14466, DOI: 10.14260/jemds/2014/3940
EFEKTIVITAS METOCLOPRAMIDE,
ONDANSETRON & GRANISETRON
MENCEGAH MUAL & MUNTAH

Pemberian Granisetron sebagai


profilaksis mual dan muntah
menunjukkan hasil penurunan kejadian
yang signifikan dibanding Ondasetron
dan Metoclopramide.

Hafize Oksuze, et al. Comparison of the Effectiveness of Metoclopramide, Ondansetron, and


Granisetron on the Prevention of Nausea and Vomiting After Laparoscopic Cholecystectomy.
JOURNAL OF LAPAROENDOSCOPIC & ADVANCED SURGICAL TECHNIQUES Volume 17, Number
6, 2007
Terapi Ursodeoxycholic acid pada Hepatitis A
• Pada kondisi Hepatitis A akut terjadi peningkatan Enzim Hepar Aminotransferase
dan Serum Bilirubin akibat kerusakan Hepatosit. Peningkatan kadarnya maksimal
hingga pada fase Ikterik dan akan menurun setelahnya pada fase penyembuhan.
• Asam ursodeoksikolat (UDCA) adalah asam empedu dihydrofolic dihydroxy
sekunder dengan sifat hidrofilik.
• UDCA telah terbukti mengurangi bilirubin serum, ALT, AST, ALP, dan
gamma-glutamyl transpeptidase (GGT), terutama pada pasien kolestatik seperti
penderita sirosis bilier primer (PBC) dan kolangitis scleral.
• UDCA juga telah digunakan sebagai obat pelengkap pada pasien dengan infeksi
virus hepatitis akut dan kronis.
Penelitian mengenai Terapi
Ursodeoxycholic acid pada Hepatitis
A

Tabrizian K, Shahramian I, Bazi A, Afshari M, Ghaemi A. Alleviating Effects of


Ursodeoxycholic Acid in Children with Acute Hepatitis A Infection: A Randomized
Clinical Trial, Hepat Mon. 2019 ; 19(7):e86719. doi: 10.5812/hepatmon.86719.
P. FABR IS et al. Effect of ursodeoxycholic acid administration in patients with acute
viral hepatitis: a pilot study. Aliment Pharmacol Ther 1999; 13: 1187±1193. Ughasoro et al. 2019. Reductive effect of ursodeoxycholic acid on bilirubin levels in
neonates on phototherapy. Clinical and Experimental Gastroenterology 2019:12
349–354
Pemberian terapi Ursodeoxycholic acid
ini bertujuan untuk membantu
menurunkan nilai serum bilirubin , ALT,
AST, ALP, dan gamma-glutamyl
transpeptidase (GGT)

Wijaya I. The Role of Ursodeoxycholic Acid in Acute Viral


Hepatitis: an Evidence-based Case Report. Acta Med Indones.
2015 Oct;47(4):352-7. PMID: 26932706
KESESUAIAN DOSIS
REAKSI OBAT MERUGIKAN (ROM)
REAKSI OBAT MERUGIKAN (ROM)
INTERAKSI OBAT (IO)
INTERAKSI OBAT
INTERAKSI OBAT
EBM INTERAKSI
DIAZEPAM & GRAPEFRUIT

Özdemir, M., Aktan, Y., Boydaĝ, B.S. et al. Interaction between grapefruit juice and
diazepam in humans. European Journal of Drug Metabolism and
Pharmacokinetics 23, 55–59 (1998)
Kare Baxter. Stockley’s Drug interaction, Ninth Edition.
Sam Shimomura,et al. 2005. Drug Interactions with Grapefruit Juice: An Evidence-Based Overview. Pharmacy
times 2005.
Bailey DG, Dresser G, Arnold JMA. Grapefruit and medication interactions: forbidden fruit or avoidable
consequences? CMAJ 2012; DOI:10.1503/cmaj.120951
Berdasar beberapa penelitian mengenai interaksi Diazepam dan
Grapefruit, interaksi digolongkan termasuk Moderate.
Interaksi terjadi pada dosis Diazepam 5 mg, akan meningkatkan
AUC dan level plasma maksimum diazepam 3,2 kali lipat dan 1,5
kali lipat. Namun, efek klinis dari interaksi dengan diazepam
tampaknya belum diteliti.

Garvan C. Kane & James J. Lipsky.2000. Drug-Grapefruit Juice


Interactions. Mayo Coo Proc, September 2000, Vol 75.
INTERAKSI DOMPERIDONE
& GRAPEFRUIT

Bailey, David G, et al. 2013. Grapefruit–medication interactions: Forbidden


fruit or avoidable consequences. Canadian Medical Association or its
licensors. CMAJ, March 5, 2013, 185(4)
Grapefruit memiliki aksi dengan penghambatan sistem
Enzim CYP450, teritama enzim CYP3A4. CYP3A4 ada dihari
dan mukosa usus. Bahan kimia dalam Grapefruit yang
terlibat dalam interaksi adalah furanocoumarins.
Furanocoumarins dimetabolisme oleh CYP3A4 menjadi zat
antara reaktif yang terikat secara kovalen ke situs aktif
enzim, menyebabkan inaktivasi ireversibel (inhibisi berbasis
mekanisme). Akibatnya, aktivitas CYP3A4 di usus kecil
terganggu sampai sintesis de novo mengembalikan enzim ke
tingkat sebelumnya. Mekanisme ini menjelaskan efek klinis
yang penting pada farmakokinetik obat, khususnya
konsentrasi obat plasma puncak (Cmax) dan area di bawah
kurva konsentrasi-waktu obat (AUC). Bioavailabilitas obat
oral meningkat, sedangkan waktu paruh eliminasi sistemik
Nadeem Mazi-Kotwal and Madhavan Seshadr. Drug Interactions with Grapefruit
Juice. BJMP 2012;5(4):a538 tidak berubah
SOLUSI INTERAKSI
• Pemberian grapefruit sebanyak 200 – 250 ml cukup untuk menyebabkan peningkatan konsentrasi obat sistemik

yang relevan secara klinis dan efek samping.

• Memberikan KIE kepada pasien mengenai interaksi potensial yang terjadi akibat interaksi obat yang diberikan.

Memberikan tanda – tanda reaksi obat yang merugikan akibat interaksi obat.

• Untuk mencapai konsentrasi obat yang stabil dan aman, mungkin yang terbaik adalah menyarankan

menghindari konsumsi grapefruit jika potensi interaksi besar terjadi.

• Waktu paruh grapefruit diperkarakan sekitar 12 jam, untuk memulai terapi dengan obat yang mungkin

berinteraksi sebaiknya dikonsumsi setelah 72 jam penghentian konsumsi grapefruit.

• Efek hambatan enzim CYP3A4 yang berkepanjangan mungkin hingga 24 jam, tidak mungkin untuk menghindari

interaksi ini dengan memisahkan waktu pemberian obat dan grapefruit.

• Monitoring kondisi pasien lakukan pemantau efek samping akibat interaksi. Jika perlu lakukan penurunan dosis,

jika kondisi semakin buruk lakukan penghentian grapefruit.


INTERAKSI DOMPERIDONE & GRANISETRON

Kluwer, Wolters. 2020. Drug Information


Handbook - Lexicomp 2020.
ANALISIS SOAP (DRP)
ANALISIS SOAP (DRP)
ANALISIS SOAP (DRP)
ANALISIS SOAP (DRP)
ANALISIS SOAP (DRP)
ANALISIS SOAP (DRP)
ANALISIS SOAP (DRP)
KESIMPULAN
REFERENCE
World Gastroenterology Organisation Practice Guidelines: Management of acute viral hepatitis . Desember
2003.

Iorio N, John S. Hepatitis A. [Updated 2020 Jul 10]. In: Stat Pearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459290/

Griddine A, Bush JS. Ondansetron. [Updated 2020 Sep 28]. In: Stat Pearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499839/

Naqvi A, Gerriets V. Cetirizine. [Updated 2020 Mar 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549776/

https://www.nhs.uk/medicines/domperidone/

https://www.medicines.org.uk/emc/product/556/smpc#gref

Jasiecka A, Maślanka T, Jaroszewski JJ. Pharmacological characteristics of metamizole. Pol J Vet Sci. 2014;17(1):207-14. doi:
10.2478/pjvs-2014-0030. PMID: 24724493.
Achufusi TGO, Safadi AO, Mahabadi N. Ursodeoxycholic Acid. [Updated 2020 Aug 13]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545303/

Dipiro. Pharmacotherapy A Pathophysiologicl Approach, 11th ed. Mc Graw Hill

Iorio N, John S. Hepatitis A. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459290/

Kluwer, Wolters. 2020. Drug Information Handbook - Lexicomp 2020.

You might also like