You are on page 1of 7
‘ISain Vet, vol XVII No.1 dan 2, 2000:37-43 PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN PEPAYA PADA AYAM: 1, RESPON PATOFISIOLOGIK DUODENUM ‘Mufti Kamaruddin * dan M. Nur Salim * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk snelihat pengaruh pemberian air perasan daun pepaya dengan ‘berbagai tingkatan dosis terhadap respon patofisiologik duodenum ayam buras. Penclitian menggunakan, 20 ckor ayam buras yang berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata (t SD) 577 + 69,97 g. Hewan percobaan dikelompokkan secara actk merata dalam lima kelompok perlakuan, tiap-tiap kelompok terditi dari empat ekor. Kelompok pestama sebagai kontvol hanya dibeti akvades (Po); kelompok kedua sampai kelompok lima diberi air perasan daun pepaya dosis tunagal scbegai berikut: 1,5 ml (P;), 2,0 ml @2), 2,5 ml (P,) dan 3,0 ml (P,). Untuk pembuatan perasan daun pepaya digunakan 490 g daun pepaya dan dickstraksi secara sederhana, Empat hari setelah perlakuen ayam dikorbankan, dibedsh bangkai, dilakakan pemeriksaan duodenum. Pemeriksaan dilakukan secara mekroskopik dan_mikroskopik. Preparat mikroskopik dibuat dengan metode parafin dan diwarnai dengan hematoksilin-cosio (HE). Hasil penelitian menunjukkan perubahan petologik pada duodenum pada Kelompok perlakuan P, P; dan Pa Secara makroskopik pada duodenum terlibat gambaran hiperem dan hemoragi diftsa. Sedangken secara mikroskopik duodenum ayam pada ketiga kelompok periakuan Pp, Ps dan P, terjadi erosi pade lapisan ‘epite! mukosa, hiperemi, dan hemoragi pada lamina propria. Sedangkan peda kelompok kontrol dan tidak terlihat’ adanya perubahan makroskopik maupun mjkroskopik. Dari hasil pecelitian dapat disimpulkan bahwa dosis air perasan daun pepaya 1,5 ml tidak menimbulken perubahan petofisiologik, sedangkan pemberian pada dosis 2,0 ml, 2,5 ml dan 3,0 ml mempertibatkan perubahan patofisiologik pada duodenum ayam buras. Semakin tinggi dosis pemberian air perasan daun pepaya yang diberikan semakin besar perubahannya, Kata kamet: Air perasan daun pepaye, patofisiologik duodenum 1. Laboratorium Paresitologi, FKH- UNSY AH 2. Laboratorium Patologi, FKH-UNSY AH, 37 ‘Sain Vet, vol XVII No.1 dan 2. 2000:37-43 EFFECTS OF PAPAYA LEAF EXTRACT ADMINISTRATION IN CHICKENS: 4. DUODENUM PATHOPHYSIOLOGICAL RESPONSE Abstract ‘The pathophysiological effects of papaya leaf extract administration were studied in 20 local-three month-old chickens weighing 577469.979 g, The chickens were randomly evenly divided into 4 groups. Po group just orally received one single dose OF 3.0 ml aquadest. The B), P2, Ps and Py groups were trested ‘orally with one single dose of 1,5 ml, 2.0ml, 2.5 mi and 3.0 ml papaya Jeaf extract respectively, The ‘extract was made from 400 g papaya leaves, extracted directly by simpfe traditional methods. Four days her treatment, the chickens were sactificed, the duodenum were excised for macrascopic examinations, ‘than fixed in 10% formalin prepared for microscopic examination using paraffin method and routine hhematoxylin-eosin staining, The results indicated that pathological duodenum effects occurred in groups P,, Py and B,, Macroscopically, the duodenum were hyperaemic and haemorrhagic. Microscopically the duodenum of these groups showed erosions of ephitelial mucous cells, hyperaemic and haemorrhagic propia. The By and P; did not show any macroscopic and microscopic changes. It was concluded that one, single dose of 3,0 mi aquadest or 1.5 ml of papaya leaf did not cause any pathophysiological effects in duodenum chicken, but a single dose of 2.0 mi, 2.5 ml or 3.0 mi did. The greater the dose the worse the effects. Key words: papaya leaf extract, duodenum pethophysiological 38 — ‘ISain Vet, vol XVIII No.1 dan 2. 2000:37-43 Pendabuluan ‘Daun pepays merupakan salab satu obat ‘radisional yang sering diguneken sebagai obat ‘acing pada hewan temmak, karena mengandung zat yang berkhasiat sebagai antelmentik Kandungan zat yang terdapat pada daun pepaya yyaitu.alkaloida Karpin, damer, den enzim proteolitik papain (Sumami, 1991 dan ‘Kartasapoetra, 1992). Pepaya mengandung tiga ‘zim utama yaitu: khimopapain, papain, dan Tisozim, Khimopapain mempunyai daya kerja yang mii dengan papain baik terhadap Senyawe-senyawe —penghambat —maupun abtivitas sintetisnya (Ster, 1969). ‘Namun demikian, ” penggunaan daun pepaya sebagai antelmentik masih harus dipectimbangkan pengaruh samping yang dapat ditimbulkan peda penggunean yang. ‘dak ‘menurut aturan dan batas keemanan. Karena pengsruh samping papein dalam konsentrasi finggi dapat menyumbat aliren dareh dan pendaraban pada pembuluh perifer serta alergi pada orang yang terhirup serbuknya (Dorge, 1982), Pemberian air perasen daun pepaya pada dosis 2,0 ml merupaken dosis optimal terhadap Penurunan telur per gram tinja ayam buras ‘Yang -berumur 3 bulan yang terinfeksi oleh Ascaridia galli (Kamaruddin dk. 1997) ‘Namun pada penetitin ini tidak dilihat apakah ada perubatan pada organ atau jaringan lain seperti duodenum. Berdasarkan uraian di atas, peru dilakukan suatu peoelitian untuk mengetabui pengaruh pemberian air perasan dsun pepaya terbadap perubahan patologi anatomi dan histologik duodenum pada ayam Materi dan Metode ‘Penelitian ini menggunakan 20 ekor ayam buras berumur tiga bulan, berat rata-rata ayam_ (& SD) adalah 577 + 69,97 gram. Kemudian ayam dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor ayam yang dipilih secara acak, ayam dikandangken pada kandang berukuran 1,5 x 1 meter, kemudian ayam percobaan diadaptasi dengan lingkungan dan makanan setempat selama seminggu. Selama perlakuan ayam diberi pakan C- ‘512 produksi PT. Charoen Phokpand Medan, ditambah dedak dan juga diberi air minum secera ad libitum. Seminggu kemudian ayam 39 percobaan diberi obat cacing Contraworm melalui air minum untuk memastikan bahwa ayam terbebas dari cacing saluran pencemaan, setelah satu minggu dilakukan pemeriksean feses dengan meoggunakan metode sentrifus, Pemeriksean menunjukkan hasil negatif. Pada ‘minggu Ketiga diberikan air perasan daun pepaya dosis tunagal secara oral sesuai dengan

You might also like