You are on page 1of 92
Tim Penulis : DR. Iriyanto Widisuseno,’M.Hum Dra. Ana Irhandayaningsih, M.Si Dra. Sri Rahayu Wilujeng, M.Hum Ellen Ch. Nugroho, SH, M.Hum. ISBN : 978-979-704-519- rT Sejalan dengan perkembangan zeman di era Reformasi, Pendidikan ancasila secara terus-menerus juga mengalami pembenahan atau penyempurnaan sateri_ perkuliahan, Penulisan buku ajar ini dilakukan. dalam rangka upaya aemenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan zaman tersedut, Untuk itu, tim enulis Ouku ini berusaha untuk membuat telaah yang objektif, bahkan kritis, erhadap berbagai fakta dan peristiwa dalam sejarah bangsa Indonesia yang belum =rcakup dalam materi perkuliahan Pendidikan Pancasile terdahulu. Tren gicbalisasi tak luput diamati. proses menghilangnya batas-botes tbsolut (critorial antar negara ini menampilkan tantangan dan peluang yang tak ‘isa. dihindsri bangsa Indonesia pada tahun-tahun mendateng. Oleh karena itu, lalam beberapa baglan (bab) ditampilkan isyu-isyu mutakhir tentang globalisasi ebacgai gambaran permasalatian terkini yang harus dioahami olen para mahasiswe, anpa bermaksud mengurang} nilal uraian perkara-perkara lainnya. Secare Keselurunan buku ini sedapat mungkin disusun ke dalam rerbincangan yang komprehensif, sehingga nampak sebagai sebuah pemikiran ‘ang utuh dan fokus, Sasarannya’ bukan hanya menggugah ranah kognitif para nahasiswa, tetapi juga dan terutama membangunkan rasa afektif dan kepedulian erhadap keberlanjutan eksistensi bangsa dan negara mereka sendiri, Indonesia. Sudah barang tentu buku ajar ini masin ada kekurangannya. Kritik dan aran dari pare pembace selalu dinarapkan untuk penyempurnaan. Semarang, Desember 2005 Tim Penulis Kata Pengertar Daftar Ist 2 Tinjauan Umum 4 Babi Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasita A, Pendanuluan sass 5 B. Landasan Pendidikan Pancasila C. Tujuan Pendidikan Pancasila Bab Ir Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia A. Pendahuluen 3 12 ©. Profil Khas Masyarakat Indonesia 3 C. Terbentuknya Bangsa Indonesia 7 8. Situasi Historis Politik Menjelang Lahiraya Pancasila wu. 17. E. Dimensi Imperatif Pancesila see . a8 F. Formutasi Final Pancasita oH . a Bab TIT Pancasila sebagai Sistem Filsafat A, Pengertian Filsafat seasneanaccnneesat 26 ©. Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat .... 28 €. Sistem Filsafet Pancasila egg preceseeinennen 28 ©. Konsep Dasar Filsafat Pancasila .. foe 30 E. Lendasan Filsafat Pancasila 31 Bab Iv Pancasila sebagai Sistem Etika A, Pengertian Etika Busey, 3B. 8. Ruang Lingkup Etika : a7 C. Etika sebagai Cabeng Filsafat Praktis a7 ©, Kedudukan Pancasila sebagal Sistem E:ike 38 E. Wilai-Nilal Pancasila sebagal Sumber Euka Politik 29 FL Penutup wiv 42 Bab V Bab VI Bab VII Pancasila sebagai Ideologi Nasional A. Pengertian Umum fe 44 B. Sejareh dan Pengertian Ideologi Sania 46 C. Pancasila sebagal Ideolog) Terbuka senses 50 Pancasila dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Ay Pendahuluan — ssssesssssssesee B. Kedudukan Pancasila dalam Sistem Ketatanegaran INCONESIE vsssssess 55 C. Perwujudan Nilai-Nilai Dasar Pancasila dalam UUD 1945 .... 56 D, Dinamika Implementasi UUD 1945. E, Gerakan Reformasi 1998 dan Amandemen UUD 1945. F, Perubahan-Perubahan UUD 1945 Hasil Amandemen sas 66 G. Penutup veo TD: Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan di Era Globalisasi A. Pendahuluan s Pancasila sebagai Peradigma Pernbangunan Negara-Bangsa Meneropong Fenomenia Globalisasi sss ‘Tantangan Giobalisasi bagi INGONESIA .s.esecsssee Paradigma Pembangunan Indonesia di Era Globalisasi .. momoo Pendidikan Kebangsaan sebagai Antisipasi Globalisasi Kultural .- 86 A. Deskripsi Singkat Pokok Bahasan Mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah umum yang membahas tentang mesalan Intemalisasi nilai sejarah perjuangan bengsa Indonesia Gan dimensi imperatif Pencasila sebagai pandangan hidup bangsa dan daser negara Carl aspek historis, Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila sebagai suatu Lec nike Tangs! Pancasila sebegai Ideolog! nasional yang bersifat terbuka, Kedudukan dan peran Pancasila dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, 8. Manfaat / Relevansi Mata kuliah ini memberikon kemampuan kepada mahasiswa menganolisa feniang nilal, fungsi, dan peran Pencasila delam kehidugan berbangea dan Demegere, sehingga mahasiswa dapat menganolisa. prektek penyelenggaraan Peeeg are limiah, Mantaat lebin jauh adaioh meningkatkan pengetanuan, Kepekean dan daya kritis’ mahasiswa tentang aktualicasi den implementasi Pancasila secara nyata dalam kehidupan praksls, Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti kuliah ini manasiswa dapat menerangkan tentang alasan ciberikannya mata kuliah Pendidikan Pancasila ai petguruan tinggi, nilal imperatif: Pancasiia dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, serta peranan pokok Fencasila bagi bangsa dan negara Indonesia. Selanjutnya mahasiows dapat imenjeleskan dan menganalisa sistem pemerintahan yang sesual cengan Pancactia Gan UUD 1945, serta implementasi Pancasila éalam kehidupon bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, D. Susunan Bab Buku Ajar ini tersusun dari tujuh bab, Bab I membahas fandasen ¢en tujuan Pendidikan Pancasila, Bab I menjelaskan Pancasila dalam kenteke sejareh peoeengen angsa Indonesia, Bab 11 menjelaskan Pancasila sebagai sistem sefat, Bab IV menjelaskan Pancasila sebagai ctike poltik. Bab Y menjelaskan Pencasila sebagai ideologi nasional. Bab VI menjelasken Pencesila daian sistem Ketatanegarean Republik Indonesia, Bab VII menguraikan Pancesiia sebagal Paradigma pembangunan di era globalisasi. Masing-masing bab ditulis secare komprenensit, mulai dari deskripsi singkat Fokek Behasan, manfaat dan relevansi bahasen, tujuen instruksional umuin dan Khusus, ureian dan contoh, latihan, kunci jawaban, tes format, umpan balik dan tindak lanjut, rangkuman, daftar pustaka, serta senarai, LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA TINJAUAN POKOK BAHASAN A. Deskripsi Singkat Pokok Bahasan Pokok bahasan “Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila” membicarakan beberepa sub pokek bahasan seperti: landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis Pendidikan Pencasila, serte kaitan antara tujuan Pendidikan Pancasila dengan tujuan nasional dan tujuan pendidiken nasional, B, Manfaat / Relevansi Pokok bahasan ini memberi wawasan kepada mahasiswa, sehingja mahasiswa mampu memahami éan menguraikan landesan dan tujvan ciberikannya Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi ©. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan ini, mahasiswa dapat menirangkan landasan dan tujuan Pendidikan Pancasila. 2. Tujuen Instruksional Knusus Setelah mengikuti kullah pokok bahasan inj, mahasiswa diharapkan dapat: 3. menjelaskan landasan historis, aultural, yuridis, dan filosofis Pendidikan Pancasila; b, menjelaskan kaitan antara tujuan nasional, tujuan pendidikan nasional, dan tujuan Pendidikan Pancasila, URAIAN DAN CONTOH-CONTOH URAIAN Pokok Bahesan: Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bengsa Indonesia. A. Pendahuluan Perjalanen bengsa Indonesia di tengah komunites bangsa-bangsa di dunia sekarang ini menghadapi ujian yang cukup berat. Upaya mempertahanken kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa menghadapi tantangen besar. Indonesia dalam posisi sulit, dan dalem situasi paradoksal. Kehidupan bangsa-bangsa di Gunia cenderung bergerak mengglobal, menyatu. Pengaruh dari luar sangat kuat karena kemajuan teknolog kornunikasi membentuk suatu wilayah yang tanpa bates. Batas-batas wlleyah negara menjadi maya (borderless). Globelises! yang menerapkan liberalisasi ekonomi bukan lagi isyu, karena Indonesia sudah ikut secera aktif dalam percaturan global, Hal ini juga ditandai_ dengan Penandatanganan _kesepaketan-kesepekaten ekonomi —_Internesional, dan kesepakatan untuk akif dalam kancah pasar bebas. Semua dituntut bersaing bebas, tidak ada proteksi dan subsidi, baik kepada pengusaha kecil, petani.. maupun koperasi. Apekah masyarakat Indonesia sudah slap dengan persaingan bebas Ini? Jika mesyareket belum siap, make liberalisasi exonoml akan melahirkan masalah besar, yang dapat menggoncangkan perekonomian nasianal. Goncangnya ekonomi juga akan berimbas pada kekecauen politik, dan sosial, serta kesojanterean nasional. Ketika dalam masyarakat Kedaerahan masih ditemui jiwa dan semangat Primordial, globalisasi menjadi sebuah ketakutan tersendiri, Masyarakat bangso yang heterogen balk dari sisi ekonomi, budaya, dan agama ini tentu membawa tingkat kesulitan tersendiri dalem menghadap! globallsasi, Masyarakat baik pada level grassroot, maupun pada level etes mesih terkotak-kotak dalam label kelompcknya. Isyu-isyu dan konflik-konflik yang bernuansa suku, ras, golongan Sosial-politik, dan agama menunjukkan mudahnya masyarakat yang heteroger, ini tersulut, Fanatisme beragama pada sebagien masyarakat sangat tinggi, yang menjadikan embrio bagi radikalisme dan kekerasan (teror) semakin tumbuh subur di Indonesia. Perubahan beik karena reformasi dan glodalisasi ini merupakan kenyataan yang tidak terelakkan. Sebaiknya prioritas, dan solusi yang paling penting bagi bangsa Indonesia adalah tagaimana perubahan dan pengaruh itu dikelcle seningga Derdampak positif. Jati diri bangsa den kepercayaan diri, harus ditanemkan kuat SeJék dinl, sehingga bangsa Indonesia dan segenap generasinya tidak kehilangan eran, Semangat Pancasila harus ditanamkan secara terus-menerus dalam hati rakyat Indonesia. Perubehan boleh terjad!, pemerintahan boleh berganti, namun Pancasila sebagai jeti dirl, kegrlbadian, idealo3i dan dasar negara harus tetap dipegang teguh oleh rakyat, bangsa dan negara Indonesia, Pananaman jati din dan kepribadian Pancasila tersebut dapat menggunakan berbagai cara, salah satunya adalah melalui pandidikan. 8, Landasan Pendidikan Pancasila 1. Landasan historis Bangsa Indonesia telah mengelami perjalanan sejerah perjuangan kebangsaan yang panjang. Ketika bangsa Indonesia Ingin mendirixan negara, tata- nilal kebsdeyaan yang tumbuh subur diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai dasar filsafat negara, Oleh Ir. Soekarno rumusan Dasar Negara ini ciberi nama Pancasila, dan diterima dalam sidang B8PUPKI, yang secara resmi ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, Setelah Indonesia merdeke, Pancasila yang disepakati sebagai dasar Megara sudah semestinya harus diwujudkan secara nyata. Zaman setelah kemerdekaan sampai dengan tahun 1965 (Orde lama) adalah masa sullt. Pada zemen Ini pemerintahan belum berjaian stabil, terus bergerak berubah untuk menemukan formatnya yang pas. Hal yang menjadi tekanan saat itu adalah membangun dan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Dalam kendisi sulit Ini usaha untuk mengkazi Pancasila tetap dilakukan. Dalam bidang pencidikan, Pancasila mulai gencar digall. Ir Soekarno sebagai presiden waktu itu terus mendorong pengkajian Pancesila secara ilmiah, Tercatat nama- nama besar seperti. Reaslan Abdulgani, Drijarkera, Soediman Kartohadiprojo, Soeryanto Poespowardojo, dan Notonagoro yang secara intens mengkaji Pancasila dan menyebarkannya lewat nendidikan Perjalanan Pendidikan Pancasila sering terkait dengan konstelast politik yang bercumbang. Peda zaman Orde Baru upaya penanaman semangat Pancaila yang sebengrya adalzh upaya sosialisasi program-program pemerintah sangat intesif dilakukan, Peerintah menjaui penafsir tunggal Pancasila. Pancesila dijedikan label untuk menunjuk beberapa kebijakan seperti ekonomi Pancasila, demokresi Pancasila. Pendidikan Pancasita sering hanya sebagai alat legitimas| penguasa, Pendidikan lebih berorientasl kepaca penguasa, tidak berorientasi kepada keilmuan. Kolusi, korupsi dan nepotisme yang kronis pada zaman Orde Baru telah merusak sendi-sendi kehidupan bangso indones'a. Keperceyaan rakyat hilang, Orde Baru tumbang. Seiring tumbangnya Orde Baru, Pancesila menghadapl serangen gencer dari berbagai pihak, yang menganggap Orde Baru identik dengan Pancasila, Upaya untuk membahas atau mengkaji Pancasila sering dicurigai sebagsi upeya mengembalikan kekuatan Orde Baru. Pancasila bukan Orde Baru dan Orde Baru buken Pancasila, Pancasile adalah dasar negara yang harus dilaksanakan oleh Penyelenggara negara, sedangken Orde Baru adaleh suatu pemerintanan atau rezim yang juga ingin melaksanakan Pancasita. Pemikiran stereotip Ini sampai sekerang ada kemungkinan masih hidup, Orde Baru sering terjebak dalem formalisesi Pancasila, namun dalam praktek sering terjadi penyimpangan. Memasuki era reformasi pendidikan Pancesila mempunyai orlentasi baru. Dengan berotientasi pade kepentingan kellmuan, ciharapkan mahasiswa mampu Menganalisa Pancasila dan pelaksanaan/penerapannya dalam penyelenagaraan pemerintahan negara secara kritis dan objektit. Pendidikan Pancasila memasuki babak baru dengan disahkannya Undang- Undang 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada tangal 11 Juni 2003 sebagai pengganti Uncang-Urideng 2/1989. Dalam Undang-Undang yang beru ini Pancasila tidak dimesukkan sebagai mata kuliah yang wajib diberikan dalam semua Jenis dan jenjang pendidikan. Padahal, jika kita menengok sejaran perjuangan bangsa Indonesia, terutama para pendiri negera yang merumusken dasar negara, Sudah selayaknya Pancasila diajarkan sebagai materi wajib dalam pendidiken, Pancasila adalah Dasar dan Ideslogi negara, Bagaimanapun keputusan sudah diambil can harus dihormati. Keputusan politik ini merupakan keputusan rakya: yang seh dan sudan berlaku, Keputusan ini harus diterima secara positif untuk Menghindari kemungkinan adanya kejenuhan terhadap materi Pancasila yang diajarkan sejak sekolah dasar. Melihat pengalaman ini dari sety sisi, dapat dipandang sebagai kemunduran, namun di sisi lain dapat pula menjad! pendoreng/motivator untuk terus mengkafi Pancasila secara objektif, kritis dan ilmiah. Secara kuantitatif mahasiswa yang mengambil mata kullah Pancasiia berkurang, namun secara kualitatif justru ginarapken pemahaman manasiswa lebih meningkat, demikian juga dengan dosen pengajarnya, 2. Landasan Kultural Secara historis benth-benih tumbuhnya nilal-nilai Pancasila sudah ada sejak Eangsa Indonesia hidup ¢i Nusentara ini, Istilah Pancasila dikenal sejak datangnya Kebucayaan Indie yang merupakan ajaran moral, Kata Pancasila berasal dari behasa Sanskerta Pance artinya lima., dan syila berarti batu. sendi, alas, desar, Srila berarti tingkah laku yang penting, balk, senorah. Pancasila pada mulanye diajerkan agama Budhe yang bererti lima eturan atau lima pantangan. Istllah Fancasila masuk dalam khasanah kesusetereen Jawa Kuno dengan munculnya kitab Negera Kertagama karya Empu Prapanca tahun 1365, dan dalam Kitab Sutasoma Kerya Empu Tantuiar yang berarti lima pantangan atou lime lerangan, Larengan itu ‘alah: Ievengan mencuri, larangen membunuh, ‘larangan derjudi dan minuman Keras, larangan berduste, dan larangan berzina. Ajaran iri kemnudian kerkembang dengan di masyarakat dengan Istilah Ma Lima, Pancasila sebagai casar negara baru ade setelah negara Indonesia berdir, RaMUN UNsur-uNsur ajaran Pancesila sudeh tumbuh berkembang jauh sebalum fegara Indonesia berdiri. Kepercayaan adanye Zat Yang Maha Kuasa yang berada G luar Kekuatan manusla’ sudah tumbuh delam kebudayaan Indonesia Kuno, demikian juga dengen ajeran tentang kemanusiaan. Benih rasa persatuen juga sudah muncul dengan dijadikannya pahase Melayu sebagel pengantar dalom Perdagangan antar puleu. Rase persatuan ini ciperkuat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Nasional. Semangat musyawarah pun sudah tumbuh ‘ama dalam budaya bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia sebagai masyarakat seguyuban ampunyal Semangat untuk hidup dalam ketersamaan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan, Pancasila bukanleh suatu sistem nilal yang bersifet teoritis. Pancesila dekat Gengan kehidupan rakyat Indonesia, Pancasila herakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia, Pancasila sudsh tumbuh subur delam adat-istiacat, kebudayaan dan Sgema-agama bangsa Indonesia, Dengan mengalarkan, menyebarkan, dan imengembangkan Pancasila berarti juga mengembengken dan melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia. 3. Landasan Yuridis Yuridis berasal dari kata yuris, yakni hukum. Landasan yurldig mengacu kepada pereturan perundang-undangan yang melegitimasi Pendidikan Pancasita, Penyelenggaran Pendidikan Pancesila memiliki landasan yuridie sebagai berikut, o Pembukaan Undeng Undang Dasar 1945 alinea IV tentang tujuan nasional, di antaranya lalah mencerdasken kehidupan bengsa, 5. Undang-Undang Dasar 1945 pagal 31 mengatur lebih lanjut tentang hale tiap Werga negara untuk mempercieh pendidiken. Dalam ayat 1 diatur banwa setiap Werga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Dalam ayat 2 diatur bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan pengajaran Nasional yang diatur dalam Undang-Undang. Ungang-Undang No. 20, Th, 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional - BAB I (Ketentuen Umum) Pasal 1 ayat 2: Pendidikan Nesional edalah pendidiken yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nifai-nilai agama, kebudayaan nasional bengsa Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. + B48 UJ (Daser, Fungsi dan Tujuan) pasal 2: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, 4. Landasan Filosofis Nilat-nilai Pancasita secara intrinsik berwujud dan bersifat filosofis, sedang secara ekstrinsik (praktis) berupa pandangan hidup. Nilai-nilai tersebut merupakan kebulatan ajeran tentang berbagai bidang kehidupan masyarakat bangsa Indonesia, Ajaran filsafat itu sedemikian kuat mempengaruhi alam pikiran manusia Indonesia, berupa cara pandangnya mengenal arti hidup dan kehidupen masyarakat dan negara. Sebegai nanifestasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-nilai Pancasila diyakini sebagai nilai dasar, dan puncak budaya bangea, jiwa, dan kepribadian bangsa. Sedemikian mendasar nilai-nilal tersebut dalam menjiwai dan memberi watak bangs Indonesia, maka sangat beralasan untuk memberikan pengakuan terhadap kedudukan Pancasila sebagai filsafat bangsa Inconesia. Fersoalannya sekarang, agar nilai-nilai dasar dan puncak budaya terseput tetap lestari, pemahaman tentang Pancasila sebagal sistem filsafat Indonesia itu peru senentiase ditumbuhkembengken di dalem kehidupan masyarakat. Penyebarluasan dan pengkajian ilmish secara terus-menerus melalui Pendidikan Pancasile yang merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. ¢, Tujuan Pendidikan Pancasila Setiap penyelenggaraan suatu perkuliahan didasari pada suatu tujuan. Tujuan Pendidikan Pancasila pada dasarnya socara tidak langsung juga merupakan upaya mewujudkan tujuan nasional, Pendidikan Pancasila merupakan salah satu komponen Mata Kuliah Umum ¢alem kurlkulura di pendidikan tinggl. Kurikulum merupakan operasionalisast Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional itu sendiri merupekan useha mewujudkan amanat Pembukaen Undarg-Undeng Daser 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. i, Tujuan Nasional Tujuan Nasional Bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukean Undang- Undang Dasar 1945 alinea IV dalam kalimet ‘untuk membentuk suatu. Pemerintahan negara Indonesia yang melndungi segenap Bangsa indenesia can seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan Kesejahtersan umum, mencercaskan Kehidupan bangsa can (kut melaksenakan ketertiban dunia yang berdasorkan kemardekaan, perdemaian abadl dan keadiian sosial ... Tujuan Pendidikan Nasional Pendidikan menurut Undang-Undang 20/2003 adalah usaha sadar dan terancana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalien dirl, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketramplian yang diperluken dirinye, masyarakat, bangse dan negara. Menurut UU 20/2003 Pasal 3 : Pendidikan Nasional berfungsi_ mengembangkan kemampuan dan membentuk watek serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kenidupan bangse, bertujuan untuk berkembangnye potensi anak didik agara menjadi manusia vang beriman dan bertaqwa kepada ‘Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandin, dan menjadi warga negara yang demoktretis serta bertenggung jawab, 3, Tujuan Pendidikan Pancasila ‘Tujuan Pendidikan Pancasila pada Perguruan Tinggi adalah agar mahasiswa : a. Dapat memahami, mengnayati, dan melaksanakan jiwa Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sebegai warga negare Republik Indonesia b, Menguasai pengetahuan dan pemaheman tentang beregam masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan beregera yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang beriandaskan Pancasila dan UUD 1945. ¢. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma Pancasila sehingga mampu menanggapi perrubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan IPTEK dan Pembangunan, d. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikit, remecahkan masalah, dan mengambil kepvtusen dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nila) Pancasila. IL, CONTOH-CONTOH 1, Situasi/tekanan dari luar yang menyulitkan bangsa Indonesia: globalisasi secera paksa, perdagangan dan persaingan bebas yang tidak seimbang, antara negara maju dan berkembang. 2. Praktek penyelenggaraan negara yang menyimpang: kolusi, korupsi, nepotisme, monopoli, mafia peradilan, penegaken hukum lemeh, pemerintohan militer, lemahnya posisi lembaga legisiatif dan yudikatif di depan eksekutif. 3. Suassna dalam negeri yang belum kendusif: pertikaian antar etnis, pertikaian anter agama, fenatisme/radikalisme dalam agama, kekerasan, main hakim sendiri, isu putra daerah IIT. LATIHAN 1. Sebutkan dan jelaskan berbagal permesalahan yang membahayakan bagi keutuhan bangsa dan negara Indonesia! Terangkan urgensi Pendidikan Pancasila diberikan cli lingkungan pendidikan tinggit 3. Terangkan Landesan Pendidiken Pancesile! 4. Terangkan nubungan atara tujuan Pendidikan Pencesila, Pendidikan Nasional, dan Tyjuan Nasional! 10 IV. KUNCI JAWABAN Baca secara cermat dan pahami dengan teliti penjelasan di atas, perhatiken sontoh-contohnya, kemudian periksa hasil pekerjaan Anda atas scal latihan yang diberikan. Jika Anda belum mampu menjaweb dengan benar, pelajari kembali materi Gl atas. Lakukan terus hal ini sampai Anda dapat menjawab semua soal latihan secara benar, V. TES FORMATIF 1. Telasken beberapa istilah dibawah ini: + Korupsi, kolusi, nepotisma + Globatisasi, liberalises! ekonomi + Primordialisme, racikalisme, fanatisme 2. Jelaskan 'andasan Pendidikan Pancesila dan apa manfaat diberikannya Pendidikan Pancasila bagi anak didik pada khususnya dan bagi pembangunan pada umuminya. VI. UMPAN BALTK DAN TINDAK LANJUT Jika Anca mampu menjawab semua soal di atas, Ande oken memperoleh nilei 100, Apablia nilai yang Anda peroleh lebih dari 80, Anda diperbolehkan melanjutken pelajeran pada pokok bahasan (bab) berikutaya. Jika nitai Anda masth di bawah 80, pelajari kemball mater! perkullahan, terutama bagian soal yang tidak dapat Anda jawab dengan baik dan benar. Ulangl terus tes ini sampai Anda memperoleh nifai 100, VII. RANGKUMAN Fendidikan Pancasila sangat urgen untuk diejarkan kepada anak didik, terutama kalangan mahasiswa. Pelaksanaan Pendidikan Pancasila mempunyal fendasan yang jeles, yaitu landasan yang berkaitan dengan aspek kesejarahan, landasan kultural (budaya), landasan ‘ilosofis dan landasan yuridis. Diberikannya Pendidikan Pencasila merupakan upaya untuk memenuhi tujuan Pendidikan Nasional yang sekaligus upaya mewujudken pernbengunan nasional. VIII. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang No. 20 Th, 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta Pustake Palajar (2005) Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen ke empet, Jakarte: Sinar Grafika (2004), Notenagoro, 1983, Pancasila secara Iimiah Populer, Jakarta: Bina Aksara, , tenpa tahun, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta: Pentjuran Tudjuh IX, SENARAIL Landasan historls; landasan yang oerkaitan dengan aspek sejarah Landasan kultural ; landasen yang rnenerangkan tentang aspek budaya. Landasan filosofis : landasan yang pokok utame yeng mendaseri sesuatu, Landasar; Yuridis : landasan hukum bagi operasionalisasi sesuatu, iL PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA TINJAUAN POKOK BAHASAN A. Deskripsi Singkat Pokok Bahasan Pokok bahasan "Paneasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia” membicarakan beberapa sub pokok bahasan sepeiti: profil khas rakyat Indonesia, terbentuknya bangsa Inconesie, situasi historis-politik lehimya Pancasila, dimensi imp2ratif Pancasila, dan formulasi fine! Pancasila, B, Manfaat / Relevansi Pokok bahasan ini memberi wawasan kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa mampu memahami can menguraikan korelasi esensial antar Pancasile dengan karakter kepribadian bangse Indonesia dan eksistensi Pancasia sebagai Jawaban imperatir terhadap kebutuhan historis-polltik Indonesia, C. Tujuan Instruksional 1, Tujuan Instruksional Umum Setelsh mengikuti kullah pokok bahasan ini, mahasiswa dapat menerangkan latar belakang historis, sosial, dan politik mengapa Pancasila sangat tepat dijadikan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kulizh pokok behasen ini, mahasiswa diharapkan dapat: + menjelaskan nilei-nilai Pancasila dalem sejerah Indonesia kuno; + menjelaskan proses terbentuknya identites bangsa Indonesia; + menjelaskan latar belakeng histori politik diterimanya Pancasila sebagai casar negara pada tahun 1945; + menyimpulkan dimensi imperatif Pancasila dari tinfauan historis. URATAN DAN CONTOH-CONTOH T. URATAN Pokok Bahasan: Pancasila dalam Konteks SeJarah Perjuangan sangsa Indonesia. A. Pendahuluan Sebagal sebuah istilah polltik, Pancasila baru dicetuskan di hadapan publik pada tanggal 1 Juni 1945 oleh Ir. Soekarno di hadapan sidang Dokuritsu Zyuntl Tyoosakal atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaen Indonesia (BPUPKI), Mulanya, la menimbang-nimbang untuk memakal Istilah Panca Onarma, 12 tetapi terasa kurang cocok kerena dharma berarti “kewajiban’, padahal yang dikehendaki adalah “dasar”, Kemudian atas saran seorang teman yang ahli bahasa, Soekarno memilih istilah Fance Sila. “Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negera Indonesia, kekal dan abadi!” serunya, disambut tepuk tangan riuh hadirin sidang. Selama pidato Lehirnye Pancasila Ini total ada dua belas kali tepuk tangan, suatu pertanda diterimanya secara aklamasi kelima prins'p terseaut sebagai dasar negara Republik Indonesia, Demikianiah Pancasila lahir sebagai salah satu produk historis yang paling Penting bagi eksistensi Negara Kesatuen Republik Indonesia, Kedudukannya sebagai dasar negara secara formal disahkan pade tanggel 18 Agustus 1945, saat UD 1945 secara resmi menjadi konstitusi NKRI dengan Pancasila tercantum dalam alinee IV Pembukaannya, Sebagai dasar negara, Pancasila akan menjadi landasan dari segala_kebijekan pemerintahan dan pangelolaan negara, sekaligus sebagal sumber segala sumber hukum (sumber hukum tertinggi) Hal yang perlu diinget adalah bahwa keducuken formal yuridis Pancasila sebagai dasar negara tersebut’ tidak terjadi begitu saja. Diterimanya Pancasila secara aklamasi oleh tokch-tokoh BPUPKI henyalah pengakuan bahwa kellma prinsip Pancasila secara substansial menjadi prinsip-prinsip hidup seluruh bangsa Indonesia. Di sini, Pancasila didefinisikan sebagai pandangan hidup bengsa. Keberacaannya dapat dilacak sampai jauh ke masa lampau, sejak zaman nenck moyang bengsa indonesia, Itu sesabnya Pancasila bisa berfungsi sebagai cita-cita dan arehan hidup warga bangsa sehari-harl dalam wuJud nifai-nilai dan kepribadian lunur bangsa, Dengan mempelejari sejerah Iahirnya Pancasiia, kita akan melihat bahwa Pancasila bersifat imperatif bagi keberadaan bangsa Indonesia. “Imperatif’ artinya sesuatu yang tidak bisa tidak harus ada dan diterima, tidak bisa ditawar, tidak ada alternatif tain, jika bengsa Indonesia ingin mempertahankan keberadaen dan identitasnya. Penerimaan terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara berjalan secara alamiah, berdasar kesadaran sukarela para pendiri negera, bukan paksaan dari pihak asing mana pun. Kajian ilmiah sangat bermanfaat untuk menyadari aspek imperatif Pancasila dari tinjauan historis ini. 8, Profil Khas Masyarakat Indonesia Untuk mengetahui, mengapa Pancasila sangat cocok menjadi pandanaan hidup bangsa dan dasar negara Indonesia, kita pertama-tama periu menelaah profil khas masyarakat Indonesia yang majemuk. Sebogaimana kita ketahul, wilayah yang sekarang menjadi teritori NKRI berbentuk kepulauan dan terbentang luas dari Darat ke timur, utara ke selatan. Terletak di Asia Tenggara di antare Samudera Hindla dan Samudera Pasifik, kepulauan kita meliputi 17.508 pulau dengan panjang geris pantal 54.716 km dan luas total wilayah hampir dua juta kilometer persegi Fakte-fokta ini menobatkan Indonesia sebagal negara kepulauen terbesar di dunia, Penduduk kepulauan Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Cina Selatan (sekarang Propinsi Yunan). Mereke datang bergelombang, aniera lain gelombang Prota Melayu sekiter 3000 tahun lampau dan Deutero Melayu sekitar 2000 tahun lampau. Penelitian mutakhir memunculkan dugaan bahwa pada awalnya persebaran penduduk Indonesia sebenamye berpuset cl Filipina Selaten dan Indonesia Timur. Setelah mengembara ke berbagai tempat - termasuk Cina Selatan, Slam, Benggala, dan India - penduduk kedua daerah tersebut pulang kemball ke kampung halaman. Mereka semua berbaur lalu membentuk ras yang kini kita sebut "Melayu". Semua riwayat yang rumit In| menghasilkan suatu sixp hidup yang menjadi ciri pokok mesyarakat Nusantare, Citi pokok itu adalah perbauran manusla dari berbagal ras dan dzerah asal, ciri bhinneke tunggal ika (Simbolon, 1995:7-8). Kedhinekaan itu muncul juga dalam hal kehidupan beragama. Seperti masyarakat lain ci seluruh dunia, beragama merupakan sesuatu yang sangat kedrat! bagi penduduk Nusantara. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berkodrat religius atau Homo religius. Apalagi peda kelompok manusia yang hidupnya sangat deket dengan elam. Mereka sengat menyedari adanya kekuatan adikodratl yang lebih besar dari manusia (supranatural), Sebelum masuknya agama-agama besar, telah muncul animisme dan dinamisme dalam wujud berbagai aliran kepercayaan lokal. Pada abad pertama Masehi, terjalin hubungan yang erat antara Indonesia dengan India. Orang-orang Indonesia mengunjungi India dan pulang kembali membawa gagesan-gagasan budaya dan egama dari sana, sehingga tersebarlah agama Hindu di Indonesia. Utusan-utusan dari kesta Brehmana India menjadi penasihat pera raja cl Indonesia yang teleh memeluk agama Hindu. Selanjutnys pede abad ke-4, pengaruh agama Buddha mulal masuk pula ke negeri kita. Para rehib berkeliling negeri, menyebarkan Buddhisme dan mendiriken biara-biara. Secara umum agama Buddha dan Hindu hidup berdampingan secara damai, Menyusul kemudian masuk ke Indonesia adalah agama Isiam dan Kristen, Agama islam disebarkan pada abad olen para pedagang dar! Gujarat dan kemudian dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia. Beberapa abad sejak masuknya Islam, giliran agama Kristen yang tersebar di Indonesia. Masuknye agama Kristen disebabkan oleh kedatangan para pedagang Eropa, yang blasanya disertal kaum misionaris ~ agama Katolik dari Portugis dan agama Protestan dari Belanda dan Inggris - yang merasa mengemban suetu mission sacrée. Selain kelima agama tersebut, di kelangan para Imigran Cina berkembang ajaran Konfusianisme (Konghucu) can Taoisme yeng mereke warisi darl negeri leluhur. Dengan demikian di berbagai wilayah Indonesia terbentuk kantong-kantong umet agama yang berbeda-beda, namun secara uraum masyerekat Nusentera bersifat religius. Karena dilewati oleh garis khatulistive, wilayah Indonesia memperoleh sinar matahari sepanjang tahun dan curah hujan tinggi. Iklim tropis ini ditunjang oleh tanah yang subur di sebagian besar wilayah akibat banyaknya gunung berapl dari dua jalur pegunungan vulkanlk, mengkondisikan Indonesia menjadi wileyah yang berlimpan kekayaan alam hayatl. Saat inl Indonesia menempati peringkat ketiga nagara paling kaya dalam hel kekayaan alam hayati setelah Brasil den Zaire, Beberapa nama kuno untuk menyebut pulau-pulau di Indonesia, seperti Jawa Dwipa (pulau beras) dan Suwamadwipe (Pulau Emas), menunjukkan betapa para pengunjung sangat terkesan melihat kekayaan alam neger! inl 14 an 8 6 P fh a ‘Tanah yang subur dan laut yang luas sebagai negara kepulauan membentuk rekyat Indonesia berpola hidup agraris dan maritim. Secara alamiah, rakyat menjalankan sistem masyarekat yang bersifat Komunal. Mereka mengorganisasi diri dalam kempung-kampung, Nile kebersamaan den gotona royong dengan sendirinya menjadi sangat penting untuk melestarikan kelompok-kelompok sosial mereka Sekalipun banyak keuntungannya, situasi geografis Indonesia juga membawe ancaman can tantangan, Sebagai sebuah negara kepulauan, rakyat di berbegai pulau di Indonesia terbatesi akses pergaulannya satu dengan yang Iain Suatu suku cenderung teriselasi ci wilayah asli mereka sendiri. Wilayah yang berbentuk kepulauan secara alamiah menciptakan kesenjangan antara penduduk ai satu pulau dengan pulau yang lain. Suku-suku mengembangken tradisi mereka masing-masing, bahkan pada satu pulau yang sama bisa jadi antar suku tidak saling memahami bahasanye, sebab ada ratusan bahasa tradisional di Nusantara. Dempak negatif deri kondisi ini akan capat kita lihat dalam gagalnya berbagai perlewenan terhadap pendudukan dan penjajahan bangsa asing, sebab Perlawanan-perlawanan itu berlangsung sendiri-sendirl, bersifa kedaeranan ateu kesuleuan, sehingga menjadi tidak efektif. Sementara itu, letak yang strategis di antara dua benua dan dua semudera serta esuburan wilayahnya, menyebabkan banyak pihak berebut untuk menguasainya. Di dalam negeri sendir, berbagal kerajaan timbul silih berganti alam upaya meraih dominasi seluas-luasnya. Kerajean Srivijaya berjaya selama 600 tahun (ebad ke-7 sempai ebad ke-13), digantixan oleh Kerajaan Majapahit di Jawe (berdiri tahun 1292), sedengkan kerajaan-kerajaan yang lebih kecil banyak jumlabnya. Dari luar negerl, sejak kunjungan Marco Polo deri Venesia tahun 1292, bangsa Spanyol dan Portugis berdatangan ke Nusantara yang kaya aken rempal rempah. Tahun 1511, Portugis berhasil meredut Malaka, membangun benteng di sana, can mengatur sebagian besar perdagangan di wilayah ini. Inggris dan Belande menyusul dengan perusahan perdagangan masing-masing, EIC dan VOC. Den sejok Belenda merebut Maleka carl Portugis tahun 1641, pengaruh Belanda semakin |ama semakin besor. ¢. Terbentuknya Bangsa Indonesia Proses menyatukan wilayah yang begit luas dengan penduduk yang beragem ras, budaya, den agama ke dalam satu entitas bernama bangsa Indonesia tidaklah mudah dan butuh waktu lama. Perakitri Simbolon (1995) membagl sejar2h Indonesia ke dalam dua tahap. Pertama, tahap rakyat menjadi bangsa, Dalam tshap ini kumpulen-kumpulen manusia yang hidup ¢l wilayah Nusantara yang tadinya terpisah-pisah secara geografis maupun kultural, lambat laun menyatu dalam satu identitas politis bersama bernama “Indonesia”. Kecua, tahap bangsa menjadi negara. Dalam tahep ini, kumpulen manusia yang telah memiliki satu identitas politis menyusun organisasi kekuesaan untuk mengelola kehidupan mereka bersama secara efektif. Jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa seperti Cina, Jepang, india, atau Slavik, a¢a sesuatu yang sangat khas dalam bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia {dak diparsatukan oleh sesuatu yang bersifat fisik, seperti ras, kesatuan wilayah 45 geografis, budaya atau bahasa, atau agama. Dari segi ras, rakyat Indonesia adalah keturunan dari berbagai ras yang berbeda. Dari segi kesatuan wileyah geogratis, wilayah yang didiami banosa Indonesia jelas berbentuk kepulauen. Cari aspek budaya atau bahasa, ada ratusan bahasa tradisional yang dipakai di seluruh Indonesia, Sedangkan, dari aspek agama, jelas sekall rakyat Indonesie memeluk banyak regam agama. Lalu apa yang mempersatukan rekyat Indonesia menjadi sebuah bangsa? Oi sini, para pemikir bangs2 kita memperoleh sumbangan pemikiran yang bermanfaat dia filsuf dan ilmuwan Perancis yang hidup abad ke-19, Emest Renan. Beberapa butir penting teorinya yang sangat relevan dengan pengalaman historis bangsa indonesia adalah: 1, Bangsa adalah sebuah jiwa Persoaian pertama yang dibicik olen Renan dalam kullah Sorbonne edalah Tektor penentu eksistensi bangsa. Ia menginventeris beberapa teori yeng umum tentang unsur eksistensial bangse, menelit) teori-teori itu, den kemudian menolaknya. Pertama, la menolak bahwa bangsa ditentukan oleh ras. Renan mengakui kenyataan ada banyak bengsa yang terbentuk karana kesamaan ras, tetanl banyak pula bangsa yang terdiri dari bersagai ras. Tiga bangsa yang paling menenjol ci Eropa Barat - Inggris, Pérancis, dan Italia - sangat majemuk dengan banyek kasus percampuran darah, Meskipun istilah "keturunan murni” wergo pribumi semakin kebur, ‘eksistensi ketiga bangsa itu tetap kokoh, Jadi, sebuah bangsa tidak bisa didefinisikan berdasarkan rasnya. Kedua, la menolak bahwa bangsa ditentukan oleh bahasa. Renan setuju pakwa bahasa dapat mempersatukan, tetapi tidak selalu. membentuk identitas sebuah bangsa. Bahasa adalah bentukan sejarah yang tidak bisa menjadi dasar keputusan sekelompok orang harus bersama-sama. menentukan hidup atau mati mereka. Ada kasus-kesus ci mana bahasa yang berlainan tidek menghalangi sekelompok orang yang memiliki kesamaen prinsip dan minet untuk bersatu sangat erat, Jadi, sebuah bangsa tidak bisa didefinisikan berdasarkan bahesanya. Ketiga, ja menolak bahwa bangsa ditentukan oleh agama. Agama adalah urusan pribadi, pilihan menurut hati nurani masing-masing. Bangsa-bangsa yang besar membiarkan warganya memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing. Keempat, ta menolak bahwa bangsa ditentukan oleh kesamaan tradisl dan budaya. Sekalipun kesamaan tradis| dan budaya bisa menjadi ikatan kuat dalam masyerakat, namun Renan tidak percaya tradisi yang sama ekan se/aly membentuk bangsa. Sentimen nasionalisme bisa levin mempersatukan daripade kesamaan tradisi. Kelima, ia menolak bahwe bangsa ditentukan oleh batas-batas geografis. Menurut Renan, batas-batas geografis ditetapkan setelah identitas bangse terbentuk, bukan sebaiiknya. Jika wilayan geografis telah citetapkan lebin dahulu baru eda bangsa, akan terjadi bencane kekerasan. Persoalannya, apakah hakiket bangsa itu merurut Renan? Salah satu kutipan yang terkenal dari kuliah Ernest Renan di Universitas Sorbonne menyebutkan: Une nation est une éme, un principe spiritual. Sebuah bangsa adalah sebuah jlwa, sebuah prinsip rohani, “sebuah solidaritas berskala 16 ratusan tradis! daerah dengan bahasa yang berlainan. Dalam hal agama, ada enam agama besar dan derdagal aliran religi lokal yang hidup cl antara rakyat. Situas! geografis kepulauan juga cenderung meiahirkan sikap primordial, kedeerahan, atau kesukuan, terbukti dari perlawanan kepada Belanda juga bersifat lokal. Identitas baru yang menyatu mulei terbentuk dengan penjajahan Belanda yang menyatuken sistem ekonomi, administrasi politik (pemerintahan), dan budaye (pendidikan). Pengaruh nasionalisme modern semskin kuat di kelangan rakyat terjajah setelah pemerintah kolonial menjalankan Politik Etis sejak 1870, terutarna karena program edukasi, Akibat didirikannya sekoian-sekolah di Nusantara, muncul golongan cendikia, Golongan inl memiliki kapasites berpikir rasional yang same dengen yong dimiliki bangsa Barat, Mereka menyerep modernitas Evope yang dikenal mengunggulkan cara berpikir yang sistematis dan rasional serta sistem demokrasi. Bersamaan dengan Politik Etis, pergerakan nasionalisme modern di Asia juga sedang menguat. 01 Turki muncul gerekan Turki Muda (1889-1913), Goyahnya kejayaan Turki dan bangkitnya generasi muda Turki telah merangsang pembaruan dalam pemikiran islam, termasuk di Hindia Belanda. Sementara itu, di Cina, muncul perlawanan rekyat yeng disebut pemberontakan Boxer pade tahun 1800. Hal ini menimbulkan pula semangat enti penjajehan dalam masyarakat Cine Gi Hindia Belenda, Akhimnya, kemenangan Jepang atas Rusia menghancurkan anggapan tentang Eropa yang tak terkalahkan (Simbolon, 1995:230). Di dalam negeri, kemiskinan sangat menyolok. Keréna Imperialisme Belande adalah impericlisme penenaman modal, bukan seperti imperialisme Inggris yang menearl pesar perdagangan, maka Belande tidak punya kepentingan untuk meningkatkan daya bell rakyat, Hal yang penting bagi Belenda adalah menjadikan Indonesla tempat pengambilan sumber bahan baku untuk kapitalisme di negeri Bclunda, terutama sebagai tempat penanaman modal. Agar rakyat tidak memberontak dengen upah yang minimuin, maka kebutuhan-kebutuhan rakyat Fun dikondisikan untuk minimum, Rakyat Indonesia dikondisikan menjadi “bangsa kuli dan kuli di antera bangsa-bangsa" (een volk van Koelies en een kozile onder de naties), Selain itu, pemerintah kolonial Belanda memenfeatkan kaum ningrat foedal dan golongan Cina untuk menjadi sarana penghisap rakyat. Akibatnya, rakyat. betul-betul dimelaratkan dan menjadi lemah secara ekonomi dan politik (Christiani, 2002:20), Tergerak oleh berbagal faktor ¢alam negeri dan luar negeri, golongan cendikla mulal_mengorganisir diri dan masyarakatnya secara modern. Lahirlah erganisasl modern yang pertama, Boedi Oetome, pada tanggal 20 Mei 1903, didirikan oleh para mahasiswa fekultas kedokteran STOVIA. Darl aspek wilayah pergerakan dan orlentasi program, Boedi Oetomo boleh dibilang masih bersifat kedaerahan, hanya memusatkan perhatian pada bidang kebudayaan dan oagi suku Jawa. Sekalipun demikian, lahirnya 80 merupakan titik tolak Kebangkitan Nasional Menyusul 80, berdirilzh Sarikat Dagang Islam (1911) hasil prakarsa H. Samanhudi, sebagel organisasi pare pedageng “pribumi” melawan pare pedagang Tionghoa. Karena haluennya yang lebih luas cakupan, SDI dengan cepat berkembang. Satu tahun kemudian, SDI berubah rama menjadi Sarckat Islam, 18 sehingga wileyah gerakannya menjadi semakin tues, bukan hanya di bidang perdagangun, Pengaruh dan popularitas SI jauh melampaui Boedi Oetomo, dan organisasi ini berkembang sdmpal ke luar Pulau Jawa dengan anggota lebih dari setengah juta orang Jejak Sarekat Islam segera diikuti oleh organisasi-organisasi kebangsaan leinnya. Tanggal 6 September 1912 ci Bandung lahiriah Partai Hindia atau Indische Partij, partai politik pertama di Hindia-Belanda, Pendirinya adalah E.F.E. Douwes Dekker, Tjipte Mangoenkoesoemo, dan Scewardi Soerjaningrat. Dengan jelas IP menyetekan bahwe cita-citanya falah menyatukan selurun penduduk yang mengahui Hindia sebagai tanzh air mereka untuk mencepai “Hindia yang bebas dari Nederland” (Simbolon, 1995:247). Tak lama setelah pendirian IP, pada tanggal 18 November 1912, KH Achmed Dahlan mendirikan Muhammagiyeh, suatu organisas| pembaruan dalam Islam dengan mengacu pada pemikiran Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Rida. Tujuannya yang pokck adalah menyebarkan ajaran Islam kepada Bumiputra di seluruh Jawa-Madura (Simbolon, 1995:253). Kemudian bermunculan pula organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumetranen Bond, Jong Ceiebes, Jong Ambon, Jong Islamieten Bond, Hatopan Christen Batok, den sebagainya. Tahun 1914, muncul faktor baru dalam perpolitikan di Indonesia, yakni elemen sasialisme dan komunisme. Pemimpin buruh Nederland, Hendricus Sneevliet_ memprakarsai berdirinya Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV). Tokoh-tokoh ISOV berupaya mempengaruhi SI untuk menjadi sosialls, sehingga akhirnya SI pecah menjadi dua, SI Merah yang berubah haluan menjadi sosialis dan SI Putih yang tetap pada jolur semula, Dari sini kita melihat, ternyate sekalipun memiliki cita-cite yang sama (kemerdakaan) dan musuh yang sama (anti-kolonialisme), tetapi terjadi pengelompokan ci kalangan erganisasi modern. Perpecahan di kalangan organisasi modern ini terus bertahan sampai akhirnya terkristal ke dalam tiga kelompok ideotogis besar. Hal ini yang diamati oleh Sogkarno melalul artikelnya, Nasionaiisme, Islamisme, dan Marxisme yang terbit di majeleh Suluh Indonesia Muda tahun 1926, Ada tiga golongan yang dominan di kslangan pergerakan, dengan tujuan masing-masing berbeds. Golongan kedaerahan, yang kemudian menjadi golongan nasionalis mencita-citakan negara yang demokratis dan cenderung bersifat sekuler, yakni memisahkan agama dari politik. Gotongan Islam menginginkan Nusantare kelak menjadi negera agama, mendaserkan dir! pada syariat Islam, Golongan Marxis berkehendak agar negara Indonesia yang berdiri kelak tumbuh dengan prinsip-prinsig Marxisme, bahkan Leninisme: satu partai sentral, Kekuasaan di tangan kaum buruh dan tani. Perbedaan ini terus tampak dalam pergerakan Indonesia. Partal-partal yang berdirl selalu ceaderung kepada salah satu dari tiga gerakan Itu. Di pihak nasionalis ada PAI, Partindo, Perindra, den sebagainya. Di pinak agama ada Masjumi, Di pinak sesialis/ komunls eda PKI, Murba, dan PSI. Ketlga pihak cenderung sealing memandang rendah, bersaing memperebutken pengaruh, dan menaruh kecurigoan pada pihak yang lain. Namun, lepes dari perbedaannya, sebenarnya di antara ketiga pihak tersebut juga terdapat kesamaan-kesamaen. Mereka semua sama- sama anti penjajahan dan sama-sema ingin mewujudkan Indonesia Merdeka 19 E, Dimensi Imperatif Pancasila Jika dibiarkan tanpa penengah, maka ketiga golongan politik di Indonesia ekan terus saling berselisin peham. Potensi konflik inilah yang dengan sengaja cimanfaatken oleh pihak Jepang untuk mengulur-ulur waktu pemberian kemerdekaan terhadap Indonesia. Setelah terdesak dalam Perang Pasifik, sedangkan di dalam negeri tuntutan untuk merdeka semakin kuat, Jepang berusaha akal-akalan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (8PUPKI). Kepada lembaga yang terdiri dari goloncan rasionalis, Islam, priyayl, serta berbagal einis itu diberl tugas yang berat untuk membahas secara rinci soal: (2), bentuk pemerintah negara yang didirikan; (b). wilayah; (¢). masalah kebangsaan; (4). kebijaksanaan ekonomi dan keuargan; (2) pertahanan; (f). pendidikan; (g). rancangan UUD: (h). posisi agama dalam negara Pernyataan Ichibangase, orang Jepang yang menjabat wakil ketua BPUPKI, menunjukkan bahwa pihak Jepang percaya tema-tema itu kan menimbulkan cukup banyak behan perdebatan entara golongan-golongan yang ada (Dahm, 1987:361), Jepang sangat menanti-nantikan pertentangan sengit antara golongan nasionalls sekuler dengan golongan agama, khususnya dalam tema posisi agama dalam negara. Akan tetapi, wakil-wakil cari kedua golongan itu sama-sama sadar ‘akan politik divide et impera yang sedang dimainkan Jepang, seningga sama-sama mempricritasken Indonesia Merdeka ¢i ates kepentingan kelompok. Di sinilah ada peran penting dari Soekarno dengan gagasan-gagasannya tentang persatuan, Pada tanggal 1 Juni 1945, hari terekhir sidang pertama BPUPKI, Sockarno mengajukan usulan tentang dasar negara Indonesia Merdeke. Sebelum meniaparkan asas-asas tersebut, ia menexankan pentingnya mengutamakan kemerdekaan Indonesia ketimbang hal-hal detil yang membawa perselisinan. Untuk ity, la melihat perlunye menemukan suatu dasar negara yang bisa disetujul olen semua pihak. .. kita herus mencar| persetujuan, mencari persetujuan paham, Kita bersema-sama mencati Perstuan philosophische grondisiag,’merceri satu Weltanschauung yang kita semua setujl: Save katakan lagi setujul Yang saudara Yamin setujui, yang ki Bagoes setujui, yang ki Magjar setuju, ‘yang saudere Sanoesi setujul, yang seudare Abikcesno setujul, yang sausara Lim Koen Hian setuju, Pendeknya kite semua mencati satu modus. Tuan Yamin, ni bukan kompromis, tetapi kita Dersama- ‘sama mencant satu hal yang kita bersama-sema setujui (Oeppen, 2003:13) Setelah itu, la mengajukan lima asas yang la sebut Pancasila, yakn: 1. Nasionalisme atau Peri Kebangsaan Soekamo sengaja merilih ases kebangsaan sebagal asas yang pertema, buken ases Ketuhanen, Dengan mengutamakan asas Ini, inaka seniua golongan yang berselisih akan dipersatukan dalam perjuengan mewujudken suetu negere kebangsuan (nation-state) Indonesia yang merdeka. Negara kebangsaan ini kan ditempatian lebih tinggi dar! kepentingan golongan-golongan, sebab negara kebengsean Ini bukan milik satu golongan saja, melainkan semuanya. Tidak ada golongan politik atau status excnomi tertentu yang diistimewakan lebih dari yang fain, Naslonalisme dl sin| ti¢ak cimaksudkan sebagal nasionalisme yang sempit. 20 Semua kelompok dan setiap wilayah di Nusantera adalah bagian-bagian yang membentuk satu kasatuan besar bernama Indonesia. 2, Internasionalisme atau Peri Kemanuslaan Sejarah menunjukkan bahwa nasionalisme yang sempit sanget berbahaya, Karena nasionalisme yang ekstrim, terlalu bangga terhadap identitasnya sebagai ras Arya, fasisme Nazi Hitler di Jerman membantai jutaan orang Yahudi. Oleh kerena itu, kebangsaan harus diimbangi denaan peri kemanusiaan, panghargaan kepada seluruh umet manusie. Dengan demikian, nasionalisme tidak akan berkembang menjedi chauvinisme ateu jingoisme yang mengungguikan bangse sendiri dengan merendahkan bahkan menindes bengsa-bangsa Jain. Negara Indonesia ciarahkan untuk menjadi pendukung terciptanya “kekeluargaan bangsa- bangsa” (Ceppen, 2003:19). Ditambahkannya internasionalisme (kemanusiaan) kepada nasionalisme (kebanosaan) menciptakan prinsip yang dinamai Sockarno s0si0-nasionalisme. 3. Mufakat atau Demokrasi Oleh karena negara Indenesia buken milik Satu orang, satu golongan, atau satu ideologi tertentu, make periu ada sistem permusyawaratan atau perwakilen untuk mewakili kepentingan semua pihak. Aspirasi tap-tiap kelompok perlu diperjuangkan secara demokratis dari kepentingan rekyat diwujudkan melalut lembaga pervakilan rakyat. Misi dari lembaga ini adalah sekaligus sebagai serana Pendidikan politik bagi rakyat karena hanya dengan memenangken amanat rakyatlal wakil suatu kelompok dapat mewujudkan gagasan-gagasan politiknya, 4. Kesajahteraan sosial Secara alamiah, pera tokon wilayali bekas jajahan nerasa curiga dan tidak suka terhedap kepitalisme. Antisipasi terhadap ekses kapitalisme Inilah yang menjadi rch darl prinsip kesejahteraan sosial. Olen kerena kapltalisme dagat Menyebabkan timbulnya eksploitas! terhadap kaum miskin dan lemah, maka sistem ekonom| harus diatur sedemikian rupa sehingga kekaysan Indonesia nantinya bisa dibagl secara merata kepada seluruh rakyat Indonesia, Demokrasi politlk lewat lembage rerwekilen rakyat harus ditambah dengan demokras! ekonomi, yaltu keadilan scsial dalam wujud sistem ekonomi pro rakyat. Perpaduan demokrasi politik dan demokrasi ekoneiml inl disebut Soekerno sebagul prinsip sosio- demokrasi. 5. Ketuhanan yang Berkebudayaan Bangsa Indonesia sejak awalnya adalah bangsa yang religius. Oleh karena itu, negara perlu dibangun atas dasar ketaqwaan terhadap Tuhan YME, dirancang untuk menjadi negara yang ber-Tuhan. Namun, perlu disadari bahwa agama yang eluk bangsa Indonesia tidak hanya satu, Untuk itu, negara Indonesia harus menjamin kemerdekean setiap individu untuk memeluk dan beribadah sesuai agama den keyakinannye, “menyembah Tuhannye dengan cara yang leluasa” au (Peppen, 2003:24). Prinsip ketuhanan yang berkeadaban mensyaratkan adanya saling menghormati antar umat beragama satu dengan umat beragama lain. Dengan mengamati kellma esas dalam Fancasila, Kita melinat bahwa Pancasila secara efektif merangkul nilai-nilai terpenting dari ketiga golongan yang berselisin, Nasionalisme dari golongan nasionalis, Ketuhanan dari golongan agama, den keadlian sostal dari golongan sosialis/kKomunis, Sekaligus, Pancasila membuat antisipasi| dari ekses dari setiap golongan. Untuk mengobati “penyakit” rasionalisme, Pancasila memust pula prinsip internasionalisme. Untuk mengobati “penyakit” demokrasi liberal Barat, Panca-sila memuat pula Keadilan sosial. Untuk mengobati “penyakit” sosialisme/komunisme, yakni atelsme, Pancasila memuat pula prinsip Ketuhanan. Dari tinjauan historis ini, kita bisa melinat dimens| Imperatif Pancasila, mengapa Pancasiia sangat tepat untuk menjadi dasar negara Dengan efektif Pancasila mempersatukan berbagal golongan yang ada dengan mengambil vilai-nilal terbaik dan mengentisigesi kelemahan-kelemahan mereke. F. Formulasi Final Pancasila Demikianiah upaya Jepang untuk memecah belah be-bagai golongan politik di Indonesia gagal akibat adanya hasrat yang kuat untuk merdeka dan bersatu. Perselisihan pendapat yang cukup sengit dalam sidang 8PUPKI, khususnya antara golongar, nasionalls sekuler can gclongan agama, diredam oieh masing-masing pihak, D1 kalangan berbegei aliran, keinginan untuk bersatu selalu diutamakan. Karena itu pernyataan pemimpin Masjumi, Wachid Hasjim, bahwa "yang terutame kita perlukan pada waktu ini adalah persatuan bangsa yang tak terpecahkan", dalam hal inl tidak memertukan komentar lebih lanjut, Tetapi hal itu menunjukkan behwa golongan Islam, bahkan paca saat nasib negara Islam - yang sejak berpuluh-puluh tahun merupakan cita-cita mereka ~ menjadi taruhan, mereka pada prinsipnya bersedia untuk berkompromi, an golongan nasionalis tidak membiarkan persealen itu diputuskan melalui pemungutan suara, yang sebetulnya dapat mereka menangkan dengan mudeh mengingat mereka jelas-jelas merupaken mayoritas dalam BPUPKI. Mereka pun mencari kempromi untuk menemukan suatu penyelesaian bersama dengan pergerakan Islam, yang akan memungkinkan setiap orang menyetujul negare Indonesia yang aken dibentuk itu (Dahm, 1987:363). Untuk menincaklanjuti kesepakatan kedua golongan, dibentuklah panitia kecll yang diketuel oleh Scekarno dengan jumlah anggota yang sama besar dari golongan nasionalis dan golongen egama. Tenggal 22 Juni 1945, hasil kesepakatan mereka dituangkan dalam rumusan Piagam Jekarta yang dirancang untuk menjadi Pembukaan UUD Indonesia, Di dalam Piagam itu, Pancasila disusun dalam rumusan berlkut: 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya. 2, Kemanuslaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijeksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan 5. Keadilan sosial bag! seluruh rakyat Indonesia 22 Rupanya, rumusan Pancasila di atas menimbulkan gajolak lagi dalam sidang kedua BPUPKI di kalangan nasionalis dan perwakilan dar daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beregama nen-Islam, Mereka menuntut dihapuskennye tujuh kata “dengan kewajitan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”, Perdebatan berlangsung panas dan golongan nasionalis nyaris menderite kekalahan. Pada tanggal 16 Juli 1945, sidang kedua BPUPKI mengesahkan sebuah Mukadimah yang 'memuat Plagarh Jakarta sebagai dasar negara. Selain itu, batang tubuh UUD 1945 memuat dua butir yang diharapkan golongan Isiam, yakni kalimat “Negara berdasar Ketuhanan dengan kewajiban menjelankan syariat Islam bag! pemeluk-pemeluknya” den “Presiden adalah orang Indonesia asli yang beragamo Islam", Sesudah mengesahkan mukadimah dan UUD itu, B2UPKI tidek pernah bersidang lagi karena tugasnya memang sudah selesal. Tindak lanjut dari segala hesil sidang BPUPKI cialihkan cepada Panitia Persiapan Kemerdekean Indonesia. Pada bulan Agustus 1945, perubahan politik di Perang Asia Raya tefjadi begitu cepat, Jepang telah menyerah kalah kepada Sekutu. Oleh desakan para pemuca dan karena situasi telah matang, tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10 pagi, ates nama bangs Indonesia Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia Keesokan harinya, pda tanggal 18 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk membicerakan LUD dan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Rapat terlambat dua Jam deri jecwal semula kerena Hate sedang melakuken pendekatan kepada beberapa wakil Isiam untuk mengubeh beberapa butir rancengan Mukaddimah dan UUD hasil kerja BPUPKI. Begitu rapat dibuka dan Soekerno selesat memberikan Pendehuluan, Hatta langsung menyodorkan usul empat perubahan terhadap naskah-naskah tersebut. Empat perubanan itu adalah: 1. Kata Mukaddimah diganti dengan kata Pembukaan 2, Sila pertama yang dalam Piagam Jakarta semula mencantumkan frase “dengan kewajiben menjalankan syari‘at Islam bagi pemeluk-pemoluknya" diperpendek menjadi “Ketuhanen Yang Maha Esa” dengan menghilanckan ketujuh kata tersabut, 3. Pasal 8 yang semula berunyi “Presiden ialah orang Indonesia asli yeng beregama Islam’ diganti dengan "Presiden ialah orang Indonesia asii”. 4. Pasal 28 yang semula berounyi “Negara berdasarkan atas Ketuhanan dengan kewajiben menjalankan syarl‘at Islam bagi pemeluk-pemeluknya" diganti menjaci “Negara berdasarken Ketunanan Yang Maha Esa” (yang kemudian menjadi pasal 29). Keampat perubahan yang menurut Hate sudah disepakati dengan wakil- Wakil Islam, yaitu Ki Bagoes Hadikoescemo, Wachid Hasjim, Kasman Singodimedjo, dan Teuku Hasan, disetujui oleh PPKi. Bagi Hatta sendiri, usul-usul itu dilakukan kerena untuk menjega agar Indonesia tidak terpecah belah karena adanya golongan-golongan kecil atau daerah-daerah tertentu yang menolak dasar negara den UUD yeng disusun BPUPKI, Menurut Hatta, gagasan untuk melakukan usu! Perubahan itu muncul setelah dia menerima tamu pada langgal 17 Agustus 1945 Sore, seorang opsir angkaten laut Jepang yang dianter den dijurubahasai oleh Nishijima, pembantu Admiral Maeda. Opsir itu mewakili angkatan laut (Kaigun) 23 memberltahu Hatta bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik di daeran yang dikuesal oleh Kaigun menyataken sangat keberaten dengan tujuh kate dalam sila pertema Piagam Jakerta, Mereka merasa rumusan itu bersifat diskriminatif bagi golongan agama minoritas, dan jika Piagam Jakarta tetap seperti itu mereka akan memilih berdirl di luar Republik. Pesan dari opsir itu sangat mempengaruht sikap Hatta. Terbayang di benaknya, betapa sia-sia perjuangannye selama 25 tahun melalui penjara dan pengasingan untuk mencapal Indonesia Merdeka yeng bersatu, Jika akhimya bangsa ini terpecah belah lagi. Tak dapac ia membayangkan apa jadinya jika daerah-daerah di iuar Jawa dan Sumatera akan jetuh kembali ke tangan penjajah Belanda, Hatta bertekad untuk berupaya agar perpecahan itu tidak terjadi dan perbedaan-perbedaan pendapat harus diselesaikan. Motives’ itu yang mendorongnya untuk melobi utusan-utusan kaum Islam nasionalis, dan ternyata ia berhasit. Demikianlah PPKI mengesahkan rumusen final Pancasila yang tercantum sebegal dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sepert! yang kite kenal sekarang inl: 1, Ketuhanan Yang Maha Esa 2, Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyetan yeng cipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Walaupun tak bisa dipungkiri sebagian wakil golongan Islam yang pernah menladl anggota BPUPK! Kecewa terhadap PPKI yang mengubah hasil kerja mareka, dari sudut keabsahan atau kekuatan yurldisnya UUD 1945 hasii PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 itu merupaken keputusen yang sah dan mengikat sesuai dengan kempetensi dan wewenang PPKI (Mahfud, 2001:45-51), 1X, CONTOH-CONTOH 1. Kemajemuken bangsa Indonesia dapat terlihat dari banyaknya bahasa daerah. Satu kata dalam satu bahasa daerah bisa punya arti berbada dengan kata berbunyi sama (homofon) dalam bahasa daerah lain, Misalnya, kata gechang dalam bahasa Jawa berartl “pisang”, sedangkan calam bahasa Sunda berarti “pepaye"; etos delam bahasa Jawa berarti “keras”, dalam bahasa Sundo berarti "sudah”, 2. Pengalaman menderita dan senang bersama menimbulken persatuan juga dirasakan oleh mahasiswa saat menempuh Orientasi Siswa dan Pengenalen Kampus (OSPEK) Dominannya tiga kekuatan nasionails, Islam, dan sosialis/kornunis di kalangan rakyat Indonesia Gapat dilihat dari hasil Pemilu 1955, Partal Nasional indonesia {naslonalis), Mesyumi ({slam), Nahdlatul Ulama (Islam), PX! (komunis), dan Partal Sosialis Indonesia (sosialis) secera urut menduduki peringket lima beser dalam perolehan suara terbanyak. 24 GIT, LATIHAN 1. Perbedaan-perbedaan apakeh yang terdapat antara fungsi Pancasila sebagal pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara? 2. Bagaimana kecocokan entara teori Emest Renan tentang bangsa dengan pengaiaman terbentuknya identitas bangsa Indonesia? 3. Nilei-nilai apakah deiam sejarah Indonesia kuno yang melatarbelakangi Pancesila? 4. Mengapa Pancacila berzifet imperatif bagi bangsa Indonesia? 5. Mengapa tujuh kata dalam sila portama yersi Piagam Jekerte akhirnya Gihepuskan dari rumusan akhir Pancasila? IV. KUNCI JAWABAN Baca secara cermat dan pahami dengan teliti penjelasan di ates, perhatikan contoh-contchnya, kemudian periksa hasil pekerjaan Anda atas soal latihan yang diberikan. Jika Anda belum mampu menjawad dengan benar, pelajari kemball materi di atas. Lakuken terus hal ini sampal Anda dapat menjawab semua soz latinan secara benar. < . TES FORMATIF Jelaskan sebab dan dampak karakter majemuk dalam bangsa Indonesia! Bagaimana proses terbentuknya identitas bangsa Indonesia? Jelaskan latar belakang historis-politik lahirnya Pancasila! Parcasila bersifat imperatif bagi eksistensi bangsa Indonesia, apa meksudnya? . Bagalmana proses formulas! final Pancasila? VI. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Jika Anda mampu menjawab semua soal di atas, Anda 2kan memperoleh silal 100. Apebila nial yang Anda peroleh lebih dari 80, Anda diperboiehkan melanjutkan pelajaran pada pokok bahasan (bab) berikutnya. Jika nilai Anda masih Gi bawah 80, pelajari kembali materi perkulighan, terutama bagian soal yang tidak Gapat Anda jawab dengan baik dan benar. Ulangi terus tes inl sampai Anda memperoleh nilai 100. VIE. RANGKUMAN Lahitnya Pancasila merupakan suatu kebutuhan sosial, historis, dan politik yang mendasari terbentuknya identitas bangsa Indonesia secara final. Pancasi sangat tepat menjadi dasar negara Republik Indonesia karena mengandung nilai- nilai_yeng melekat pada kepribadian rakyat Indonesia dan mampu menjawab tantangan historis-politik seloma proses perumusan identitas negara, khususnya memperdamaikan dan menjembatani kubu-kubu ideologis yang dominan dalart pergerakan politik Indonesia. [tu sebabnya Pancasila disebut memiliki dimensi imperatif bagi bangsa Indonesia 25 VEII. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Benedict, 2001, Imagined Communities (Kemunitas-Komunitas Terbayang), alih bahasa oleh Omi Intan Naomi, Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka Pelajar. Anshory, Irfan, 2004, “Asal Usul Nama Indonesia”, dalam koran Pikiran Rakyat on- line, http://www. pikiran-rakvat.com/cetak/0804/16/0802.htm Christiani, Ellen, 2002, Sikarncisme dalam Tinjauan Filsafat Politik, Youyakarta: Universitas Gadjah Mada, Dahm, 8., 1987, Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, alih bahasa oleh Hasan Basar, Jakarta: LP3ES Depertemen Penerangan RI (Deppen), 2003, 12 Kall Tepuk Tangan ai BPUPKI (cetak ulang naskeh “Lahiinya Pencasila"), liter: Panitia Sitaturahmi Kebangsaan 2003. Lombard, Denys, 2005, Nusa Jawa Silang Budaya Bagian 1, alih buhasa oleh Winarsin Pataningrat Arifin, Rahayu S. Hidayat, dan Nini Hidyati Yusuf, Jakarta: Gramecla Jakarta Utama, Forum Jakarta Faris, dan Ecole francaise d'Extréme-Orient, Mahfud MD, 2003, Dasar den Struktur Ketatenegaraan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta. Renan, Emest, "What Is a Nation?" dalem Eley, Geoff end Suny, Ronald Grigor, ed. 1996. Becoming National: A Reader: New York dan Oxford: Oxford University ress, 1996: pp. 41-55. Ricklefs, M.C., 1981, Sejarah Indonesia Modern, alih bahasa oleh Dharmono Hardjavridjono, Yogyakarta: Gadjah Mada University Pross. Simbolon, Parakitri, 1895, Menjadi Indonesia, Jakarta: Kompas IX. SENARAT Majemuk: sifet beragamnya masyarakat, tercirl dari banyak unsvr. Imperatif: sifat tek terelakkan, harus etau musti, tidak dapat ditawar-tawar lagi. Formulasl: proses menyusun suatu materi hingge mencapal bentuk (form) tertentu, Sosio-nasionalisme: konsep Soekarno tentarg perpaduan antara nilal peri kebangsean (nasionallsme) dan peri kenanusiaan (internasionalisme). Sosio-demokrasi: konsep Soekarno tentang perpaduan antara nilai demokrasi dan keadilan sosial, 26 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT TINJAUAN POKOK BAHASAN A. Deskripsi Singkat Pokok Bahasan Pokek bahasan “Pancasila sebagai Sistem Filsafat” membicarakan beberapa sub pokok bahasan seperti: pengertian filsafat, pengertian Pancasila sebagai sistem {ilsafat, sistem filsafat Pancasila, Konsep dasar dan landasan filsafat Pancasila. 8, Manfaat / Relevansi Pokok bahasan ini memberi wawasan kepada mahasiswa agar mampu mengi¢entifikas, menerangkan dan menganelisa Pancasila sebagai sistem filsafat. Mahosiswe mampu mefjelaskan secera cermat berbagal aliren dalam filsefat sehingg2 mengetahui di mana posisi Pancasila sebagai sistem filsafat, ¢, Tujuan Instruksional 1. Tujuan Instruksional Umum Seteiah mengikuti kuliah pokok bahesan ini, mahasiswa dapat menerangken Peranan pokok Pancasila bagi bangsa Indonesia.Selanjutnya mahasiswa dapat menjeleskan dan menganalisa sistem pemerintahan yang sesual dengen Pencasila dan UUD 1945, serta implementasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berhangsa dan bernegara 2, Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Inl, mahasiswa diharapkan dapat: + menjeiaskan pengertian filsafat dan sistem filsafat; + menjelaskan pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat; + menjelasken sistem filsafat Pancasila; + menyebutkan dan menerangken konsep dasar dan landasan filsefat Pancasila URATAN DAN CONTOH-CONTOH I. URATAN Pokok Bahasan : Pancasila sebagai Sistem Filsafet. A, Pengertian Filsafat Kata filsafat sering dijumpal atau didengar dalam kehidupan sehari-hari Fllsafat dalam pengertian umum sering diartikan sebagai suatu pandangan hidup, prinsip hidup, atau suatu tate nilai. Filsafat sebagai pandangan hidup merupaken pandengan dasar tentang manusia dengan segala aspek kehidupannya. Filsafat dalam arti prinsip hidup lebih sempit pengertiannya dibanding dengan pandangan hidup. Prinsip hidup itu mengacu kepada bidang tertentu ketika seseorang menghadapi suatu permasalahan atau prinsip daser dalam mengadepi suatu permasalahan dalam bidang tertentu. 7 Silsafat beresal deri behasa Yunani philein yang vereril “cinta” dan sophia yang berarti “kebijaksanaan”, Filsafat artinya cinte kebijeksanaan. Kebijaksenaen artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya, Filsafat berart! keinginan atau hasrat yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan kebenaran sejati.Flisafat sebagai tata nilai lebih mengacu kepada suatu praduk sekelompok masyarekat, misainya filsafat Jawa, filsafat Minang, dan lain-lain, Filsafat dalam Pengertian khusus adelah sebagai iimu. Filsafat sebagai suatu imu sering dianggap rumit, abstrak; dan teoritis, behkan mengada-ngada, Filsafat sebagai limu sebenernya muncul dari adanya keheranan terhadap sesuatu atau keragu-raguen terhadap kebenaran yang diyakini, Lewat perenungan muncul pertanyaan- pertanyeen mendasar dan keinginan untuk menyibaknya. Manusia dalam kehidupen pribadi maupun hidup bersama setiap hari selaiu menghadapl masalah. Problematika inl ada yang bersifat ringan yang melintas begitu saja dalam pikiran, tetapi ada problem yang mendasar yang menyangkut eksistens|_manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia lain maupun vengan alam, Permasalahen yang mendasar inllan yang membutuhkan Permenungan untuk menjawab dan menyelesalkannya, Filsafat sangat dekat dengan manusia, Filsafet selalu berurusen dengan manusia yang sudah dalam perjalanannya (Peursen, 1983:3), Filsafat ticak henya teori tetepi juga praktek, tidak hanya abstrek, tetapi nyata tentang manusia, Filsafat juga berhubungan dengan kehidupan sehari-harl, miseinya manusia, keluarga, masyarakat, negare, sosial, ekonomi, politik hukum, balk buruk, benar salzh dan sebagainya (Suncto, 1987:3). Dalam pengertian sebagai imu filsafat adalah suatu Ilmu yang membahas atau _menyelidiki objek kajiannya secera mendalam sampai diperoieh esensi (hakiket) untuk mempercleh kebenaran, Flisafat sebagal limu memiliki beberapa cabang pokok: 1. Etafisika membahas tentang hal-hal di balik segala sesuatu yang fisis, yang meliputi bidang: ontologl (tentang yang ada atau Being), kosmolagi (tentang alam) dan antropolog! (tentang manusia) 2. Eplstemolog! membahas tentang hekikat pengetahuan, berkaitan dengan kebeneran pengetahuan, sumber pengetahuan, teorl kebenaran, dan sifet kebenaran pengetahuan, 3. Metodologi berkaitan dengan metode-metede yang dipergunakan dalam ilmu pengetahuan. 4, Logika terkait dengan penalaran atau pengujian validitas suatu pernyataan. 5. Aksiologl berxaitan dengan masalah nilai, yang meiiputi: etika (nilai baik- buruk), estetika berkaltan dengan nifai keindahen (indah-jelek). Selanjutnye muncul cabeng-cabeng filsafat baru karena adenya perkembangan persoalun-persoalan yang dibahes seperti, filsefat sosial, filsafat Politik, flsafat, filsafat agam, filsafat bahase, dan filsafat ilmu, 28 Adapun cir-cirl pemikiran filsafati adalah sebagai berikut: 1. Kritis, yaitu mempertanyakan terus-menerus segale sesuatu baik itu tentang problem-problem yang dihadapi etaupun tentang kebenaren yang diyakini 2, Radikal, dari kata radix yang berarti akar. Berpikir secara radikal berarti berpikir mendalam sampai ke akar-akamya, tidak hanya pada gejala atau fenomena yang tampak saja, tetapi sampai pada inti permasalahan. 3. Runtut. Berpikir secara kefllsafatan bukan merupakan suatu pemikiran yang acak, kecau dan fragmenteris atau terpotong-patong. Pemikiran kefilsafatan berusaha menyusun suetu bagan konseptual yang runtut (koheren). 4, Rasional. Bagan pemikiran kefilsatatan harus rasional, yaitu dijelaskan secara logis, bukan berdasarkan pada kekuatan yang lain, argumentasi yang disampaikan harus bersifat rasional. Spekulatif, pernyetaean-pernyataan atau kebenaran dalam filsafat itu hanya merupakan asumsi etau dugaan-dugaan sementare, jadi buken konklusi. Jawaban-jawaban yang diberiken dalam filsafat selalu menimbulkan pertanyean baru yang tidak pernah berhenti. 1. Komprehensif (menyeluruh), filsafat dalam memikirkan objek kajiannya memperhatikan segala ascek yang berhubungan. Filsafat tidak membahas secera parsial (satu sisi) dari objek kajtannya, Pembahasan secara parsiel (satu) sudut pandang Ini merupakan tugas dari ilmu-ilmu khusus. 2. Sistetatis, berarti pemikiran kefilsefaten ekan menghesilkan suatu pemikiren yang sistematis, Ada hubungan antara bagian yang satu dengan yang, lain, ¢i mana baian-bagian tersebut saling memperkuat untuk mendukung asumsi dasar pemikiranya 3. Mendasar, yaitu yang dipikirkan dalam filsafat adalah masalah-masalah mendasar yang menyangkut eksistensi manusia dalam hubungannya dengan manusia lain, alam dan Tuhan. B. Pengertian Pancasila sebagal Sistem Filsafat Apakah Pancesila sudah memenuhi seyarat sebagai sistem filsafet? Ini adalah suatu pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Pancasila memang tidak bisa dibandingxan dengan sistem filsafat Hegel, John Locke atau Karl Marx yang mempunyai ajaran secara inci dalam berbagai bidang, misalnya pengetahuan, politk, ekonomi dan sebagainya. Kebanyakan para filsuf dalam pemikirannys memang berusaha menghasiikan suatu sistem filsafat, yang dalam perkembangannya sistem filsafat inl dianut, diyakin! benar, dijadikan landasan dan tujuan oleh sekelompok masyerakat (ideologi) Pencasila diangkat dari pandangan hidup yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pandangan hidup ini dirumuskan secara cerdas oleh para pendiri bangsa dan diangkat sebagai dasar kehidupan bernegara. Pancasiié memuat prinsip-prinsip dasar bagi negara berarti bahwa Pancasila adalah setagal daser filiafat negara, Pancasila sebagai dasar filsafat negara memang hanya Memuat ajaran atau prinsip- prinsip dasar saja, sedangkan ajaren-ajaran lain (sistem ekonomi, politik dan sebagainya bisa diderivasikan deri prinsip dasar tersebut), Derivasi dari prinsip dasar tersebut tertuang dalam empat pokok pikiran 29 yang terjabar dalam Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya. Pemikiran yang mendalam tentang Pancasila sebagai sistem filsafat bisa cilakukan dengan bertitk tolak dart ajeran dasar Pancasila atau landasan ontelogis Pancasila, yeltu dari konsep tentang menusla. Pancasila setvagal sistem filsafat dirumuskan atas dasar Intl-mutlak dari tata kehidupan manusia menghadapi diri sendiri, menghadap| sesama, dan menghadapi Tuhan. Pencasila sebagai dasor filsafat negara merupakan landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan berdasarkan pada nilal keTuhannan, dan kemanusiaa dalam wadah negara persatuan Indonesia, dengan sistem (cara kerakyatan/demokrasi) untuk mewujudkan keadilen sosial, Dintinjau darl ciri-ciri pemikiran Flsafat, Pencasila Sudah memenuhi syaret sebagal pemikiran filsafet. Pancasila memuat ajaran yang mendasar, menyeluruh dan sistematis, tentang manusia dengan segala aspek kehidupannya. Muh. Yamin dalam bukunya Perslapan Undang-Undang Dasar 1945 yang juga dikutip Sunota menjelasken dan membendingkan Pancasila sebagai flsafat dengan teori dialektika Hegel. Soediman Kartodiprojo menegaskan Pancasile sebagel filsafat bangsa Indonesia berdasarkan atas ucapan Bung Karno yang menyatakan bahwe Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia, Pendapat ini senada dengan pendapat Driyarkars, Notonagoro, serta Roesian Abdulgan! yang membenarkan Pancasiln sebagai sistem filsafat, Pancasila yang diusulkan oleh Bung Karno sebagai casar negara Indonesia Merdeke telah dipikirkan secara mendalam bertahun-tahun lamanya. Pancasila bukan hasil pikiran yang sponten timbul pada sidang BPUPKI tangal 1 Juli 1945, Apa yang dirumuskan Bung Karno telah memenuhi syaret berpikir kefilsafatan melakukan deskripsi, berpikir kritis, evaluasi dan abstraksi (Sunoto, 1987:47-55). ©. Sistem Filsafat Pancasila Sebelum dibahas lebih jauh tentang sistem filsefat Pancasila, berikut ini akan dipaparkan terlebih dahulu tentang pengertian sistem. Banyak sekali definist tentang sistem dari berbagai kalangan, namun dalem tulisan ini dikemaken satu definis| yang sering menjadi rujukan. Sistem menurut Shore dan Voich adalah suetu kesatuan dar! bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekeja sama untuk suatu tujuan tertentu Keselurunan dari bagian-bagian itu merupekan satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1, Satu kesatuan dari bagian-bagian 2, Baglan-bagian tersebut mempunyai fung 3, Saling berhubungan dan saling ketergantungan 4, Bagian-beglan tersebut mempunyai satu: tujuan tertentu 5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Kaelan, 1996:48) Fancasila sebagi sistem filsafet dapat ditinjau dari dua hal, yaitu i. Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis Pancasila terdiri dari lima sila merupakan satu kesatuan, bukan kumpulen dari lima prinsip yang boleh dilepaskan satu dengan yang lain. Lima sila Pancasila herus dipaham| sebagai satu kesatuan yang utuh can bulat. Pancasila yang terdiri dari beberapa unsur merupaken suatu susunan mejemuk tunggal, yang ertinye 30 ren yan itu tas api ra ra, a at a terdiri dari beberepa unsur tetapi merupakan satu kesatuan, Suatu dacar negara harus merupakan satu kesatuan deri keseluruhan bagian-bagian yang menyiratkan suatu sistem. Suatu dasar filsafat negara atau suatu sistem filsefat boleh terdiri ates beverapa bagian atau unsur, tetapi bagian-bacien itu harus tidak bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Ke lime sila itu secara bersama-sama menyusun suatu hal yang baru yang utuh. Setiep sila merupakan bagian yang mutisk tidak: terpisahkan. Penghilangan salah satu bagian sajeakan menghilangkan erti dan _makna Pancasiia sebagzimana seperti yang diharapkan para pendiri bangsa, Satu bagian atau sila yang dikeluarkan dari rangkaian Pancasila, akan mempunyai makna yang berbeda dengan makne ketika dalam rangkaian Pancasila, Lima unsur Pancasila juga terdapat di tempat lain, seperti kemanusiaan, persatuan, kerakyaten dan sebagainya, tetapi jika bagian-bagian tadi lepas dari Pancesila maka akan mempunyai arti yang berbeda. Sila ke dua kemanusiaan dari Pancasila berbeda maknanyz dengan kemanusiaan secara umum, juga berbeda dengan kemanusiaan atau prinsip humanisme Barat, serta kemanusiaan sesialisme, Lima sila dari Pancasila merupakan Satu kesatuan yang bersifat crganis. Setiap sila berhubungan atau mengandung sila yeng lein, misalnya sila Ketuhanan yang Mecha Esa, adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang edii dan beradab, berpersetuan Indonesia, berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Demikian juga sila kemenusiaen yang Adil den Beradab, adalah kemanusiaan yang berketuhanan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan, demikian juga dengan sila-sila yang lain 2, Rumusan susunan Pancasila yang hirarkis piramidal Susunan Pancasila_adalsh firarkis dan mempunyai bentuk piremidel (Notonagoro, tt:31-32) Dilihat dari intiisinya, urut-urutan lima Pancasila menunjukken suatu rangkalan urutan dalam luas pengertian (kuantitas) dan isi Pengertien (kuantitas) yang berjenjang. Sila yang berada dibelakang, merupakan Pengkhususnya dari pada sila-sile di mukanya, Susunan hirerkhis piramidal, maka Ketuhananan Yang Maha Esa menjadi basis dari kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial. Setiap sila dijiwal dan diliputi sila dimukanya, serta menjivrai dan moliputi sila-sila di belakengny. 1, Sila I meliputi dan menjiwai Sila IL, IIT, IV dan V, Sila 11 dijiwai dan diliputi sila 1, menjiwai sila IIT, 1V an V, iii, Sita IIT dijiwai dan diliputi sila 1 dan Il, menjiwai dan meliputi sila 1V dan V. iv. Sila IV dijiwai dan dillputi sia I, LI dan 11, menjiwai sila V. v. Sila V dijiwal dan diliputi sita 1, 11, 111 dan Iv, Rumusan Pancasila jika dilihal dari lues pengertlan (kuantitas) berbanding terbalik dengan isi pengertian (kualitas). Sila yang lebih ewal lebih uas Pengertlannya dibandingkan sila di belakangnya, tetapi isi pengertian sila lebih sempit (sedikit) dibangingkan dengan sila di belakangnya atau sesudahnya, D. Konsep Dasar Filsafat Pancasila Pancasils sebagai sistem filsefac mempunyal konsep dasar yang menjadi landasan bagi segala ajarannya. Konsep daser itu adalah pandangan tentang manusia, Manusia mempunyai peran sentral delam filsefat Pancasila, manusia sebagal subjek meupun sebagai objek. Hakikat manusia adalah sebagai mahluk 31 monopluralis (majemuk tunggal) (Notonagoro, 1983:94-95). Manusia terdiri dari beberapa unsur yang merupakan satu kesatuan: 1, Monodualis susunan kodrat manusla yang terdiri dari; a. Jiwa yang tersusun atas tiga sumber day: + akal berkeitan dengan logika + rasa berkaiten dengen estetixa + kehendak berkaitan dengan etika b. Raga yang terdiri dari gejala-gejala © benda mati: berciri fisis dan kimiawi + benda hidup (vegetatif): cirinya tumouh, berkembang, mempervenyak girl, der. mati ‘+ animal (hewani): cirinye bergerak, berkehendak, mempunyel 1iafsu Jiwa dan raga merupakan satu kesetuan yang tidak bis dipisahkan. Jiwa tanpa raga bukan manusia, dan raga tanpa jiwa juga bukan manusia. 2. Sifat kodrat manusia sebagai: @. makhluk individu b, makhluk sosial 3. Kedudukan kodret manusia sebage! a, makhluk manciri dan, b. makhluk Tuhan Sementara banyak tesis-tesis lain tentang manusia dari berbagai toxoh, Arlstoteles menyataken hakikat manusia adalah animal rasionale, zoon politicon, animrial sociale. Manusia adalah homo faber (Karl Marx), anima! symbolicum (Ernest Cessirer), homo vitor, homo ludens dan sebagainya. Manusia sebagai subjek dan objek dalam filsafat Pancasila tidax berarti bahwa manusia bisa hidup sendiri. Eksistensi manusia tidak bisa dilepaskan delam kaitannya dengan Tuhan dan lingkungan (sosial dan alam), di mana manusia mernpunyai kewajiven terhadap dirinya sendirl, terhadap sesamanya dan terhadep Tuhan dalam keseimbangan yang hermonis. Tuhan adalah sebagai pencipta dan yang lain adalah ciptaan alam (cosmos). Manusia edalah alam kecil (micro cosmos) dan alam adalah alam besar (macro cosmos). Manusia hidup diciptakan olen Tuhan menempatl suatu ruang (mecro cosmos). Alam bukan hanye tempat untuk hidup, namun juga menyediakan keperiuan manusia untuk mengembangkan diri memenuhl kewajlbannya terhadap diri sendiri, sesamanya dan Tuhan. Eksistens| manusia di alam harus dilakuken dengan penuh tanggung jawab, Manusia harus bersikap adil, tidak hanya kepada diri sendiri, sesama, maupun Tuhen, tetopi juga terhadap alam. Alam menyediakan keperluan manusia, an manusia memanfaatkennya, memeliharanya, menjaganya dengan penuh tanggung jawab. Memperlakukan alam (macro cosmos) dengan tidak adil atau semena-mena pada akhirnya akan merugikan manusia sendiri, Karena manusia merupakan (berada) bagian dar! alam besar itu: sendiri E, Landasan Filsafat Pancasila Secara filosofis Pancasila sebagai sistem filsafat_mempunyai landasan, yaitu; landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. 32 a, Landasan Ontologis Pancasila ari Ontologi merupakan cabang tertua dari filsafat yang membicarakan tentang hakikat kenyataan yang ada (being), beberapa permasalanan ontologi adalah sebagai berikut: ~ Dari segi kuantitas yang mempermasalehkan benyaknya susunen kenyatee! + Monisme ; aliren yang berperdapat behwa hekikat secale sesuatu Ini adalah tunggal. Dalam monisme ada dua kubu yang bersebelahan: Idealisme yang berpendapat kenyaten terdalam dari segala sesuatu adalah tunggal yang berupa jiva atau ruh, bukan materi; dan Materialisme, berpendapat bahwa kenyataan terdaiam dari segala sesuatu adalah materi. Kedua kubu inl mempunyal perbedaan yang mendasar delam memahami hidup dan kehidupan, termasuk juga dalam pendirian tentang menusia dan Tuhan Karena perbedaen landasen ontolog! yang menyanggenya, termesuk dalam kebeneran ilmu. Masalsh entelogi ini bukan didasarkan ates pertimbangan akal calah-benar, tetapi merupakan suatu pilinan. + Duatisme : berpendirian bahwa kenyataan dari segala sesuatu terdiri dari dua unsur yang berdiri sendiri, Tokoh-tokoh aliran ini adalah: Plato yang mebedakan antara dunta kinl (maya) dan dunia lain (dunia idea); Rene Descartes yang membedakan antera pemikiren (res cogitan) dan keluesan (res extansa), ateu jiwa dan tuéuh; Immanuel Kant yang membedekan antara dunia noumena (dunia yang sesungguhnya) dan feroumena (dunia gajala/penampakan). Dunia kin) das Ding fur mich dan das Ding an Sich : dunia lain (nyata). . + Pluralisme : berpendapat bahwa hahekat dari kenyataan in terdiri dari beberapa unsur. Tokoh aliran ini antara lain Empedokles dan Anaxagores. ~ bari seg) kvalitas yang memandang hakikat segala sesuaiu deri segi sifat: + Spiritualisme ; memandeng kenyetaen segala sesuatu adalah roh, tokoh aliran ini Plato, Leibni + Materiatisme : berpendirian bahwa kenyatan terdelam dari sesuatu adalah materi, tokohnya adalah Demokrites (atomisme), Thomas Hobbes, LaMarx = Dari segi proses yang mempersoalkan proses terjadinye segala sesuatu + Mekanisme : berperdirian bahwa segala sesuatau Ini aca terfad! secera mekanistis, Semiua peristiwe alam semesta terjedi dan berjelen begitu saje seperti mesin dengan hukumnya sendiri-sendiri + Teori kreasi : berpendapat bahwa terjedinya segala sesuatu ini diciptakan dengan tujuen tertentu (teleologis) + Vitalisme : beranggapan bahws adanya segala sesuatu ini karena adanya acas hidup yang menjadi kunci kehidupan segala sesuatu, oleh Henry Bergson disebut elan vital. Dari penjelasan tentang masalan ontolog! Ini dan dengan melihat konsep daser filsafet Pancasila, menjadi sangat jelas gambaren tentang landasen atu vandangan ontolog| fiisavat Pancasila, Percasile mengajarkan bahwa segala sesuaty ini mempunyal hakikat atau esensi, Ditinjau cari segi kuantitas Pancasila beranggapan bahia hekikat segala sesuatu edaleh jamak (majemuk). Segala sesuatu terdiri dari beberapa unsur, buken satu ateu dua saje. Unsurunsur yang ik 33

You might also like