You are on page 1of 30
Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari-Juni 2019 ISSN :2407-1730 PERANCANGAN ANTENA MICROSTRIP UNTUK LTE Ciksadan Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik TelekomunikasiPoliteknik Negeri Sriwijaya Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 cik_sadan@yahoo.com ABSTRAK Dalam perkembangan nya bidang telekomunikasi harus dapat menyesuaikan kebutuhan dan keinginan dari masyarakat ialah dengan teknologi tanpa kabel (wireless) yang dapat memudahkan aspek Kehidupan dalam penerepannya. Antena merupakan bagian terpenting dalam sistem komunikasi wireless. Antenna Mikrostrip adalah salahsatu jenis antena yang peraktis mempunyai ukuran dan dimensi yang sederhana dan mudah di fabrikasi, Dengan sifat antenna mikrostrip tersebut, perangkat telekonmunikasi dapat mengikuti perkembangan yang ada. Antenna mikrostrip terdapat 3 bagian ialah groudplane, substrar, dan patch, antena mikrostrip adalah bentuk bujur sangkar atau segi empat panjang. Karena ketebalan substrat jauh lebih tipis daripada panjang gelombang,Sehingga pada penelitian ini dibahas bagaimana mendesain dan menganalisa antena mikrostrip dengan bentuk patch persegi panjang dengan spesifikasi sebagai berikut groundplane W = 46.70 mm. L = 56.06, patch W = 30.22: mm. L= 40.05 mmzsaluran pencatu W = 3,1 mm. L = 9,8 mm. Dan spesifikasi substrat FR4 dengan karatkeristikh = 1,6. er = 4.3. Losstan = 0,02.substrat ini mudah didapat dan mudah untuk difabrikasikan. Teknik pencatuan yang digunakan adalah dengan teknik Microsrripline feed. Perancangan dan simulasi antena mikrostrip dilakukan menggunakan software CST Studio Suite. Setelah melakukan beberapa_simulasi didspatkan hasil yang terbaik pada fiekuensi 2,3 GHz didapat return loss sebesar -29 dan -31 dB. Rentang bandwidth pada return loss 200 MHz Gain sebesar 4 dB, VSWR sebesar 1,0417 Kata kunci: Antena, mikrostrip, patch persegi LIE I. PENDAHULUAN diartikan sebagai antena_—_yang mempunyai bentuk seperti potongan Antena merupakan —_perangkat yang mempunyai ukuran yang sangat telekomunikasi yang berfungsi sebagai tipis dan KecilAntena ” mikorstrip pemancar dan penerima sebuah mempunyai struktur yang terdiri dari 3 informasi. Berdasarkan dengan lapisan elemen ialah; elemen peradiasi, standarisasi IEEE fiekuensi yag elemen —substrat, dan elemen diguoakan untuk penggunzan jaringan pentanaban. telepon atau Ceilufer network pada jaringan LTEberkisar antara 2000-2400 Sebelumnya telah dilakukan Mhz. Sesuai kasusnya di butubkan penelitian mengenai —_perancangan perangkat yang cecil dan praktis, antena_—mikrostrip untuk system Antena Mikrostrip adalah pilihan yang LTEpada frekuensi 1800 MHz dan 2300 tepat. Antena mikrostrip sendiri dapat MHz oleh antena Diana Angela, dkk 83 Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 menyimpulkan perubahan ukuanslot pada patch antena —_ sangat mempengauruhi nilai VSWR. PIFA U- slot yang digunakan hanya dapat bekerja pada frekuensi 1800 MHz, sedangkan untuk PIFA L-slot dapat bekerja pada frekuensi 1800 MHz dan 2300MHz (Diana A, dkk.2016). Dan perancangan antena mikrostrip pada fiekuensi 2.6 GHz untuk aplikasi LTE oleh Herudin dan menyimpulkan bahwan antena yang dirancangan dapat diaplikasikan pada LTE dengan hasil return loss sebesar -22.16dB dan VSWR 1.169 (Herndin, — 2012). Prototype antenna yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikrostrip persegi directional dengan disimulasikan sebagai berikut : a. Frekuensi kerja 2.3GHz b. Impedansi terminal ;50 Ohm c. VSWR <2 d. Polaradiasi — ; Direksional e. Polatisasi ——_; Sirkular f Gain, > 2.5 dB g — Returnloss -10 dB bh. Bandwidih 200 MHz i, Bentuk Patch; Persegi Aplikasi untuk merancang antena mikrostrip adalah software CST studio suite dengan spesifikasi frekuensi 2,3 GHz dengan konfigurasipelatakan antena atas-bawah, Substrat yang digunakan pada antena mikrotip ini adalah = FR-4, sedangkan untuk groundplane dan patch yang digunakan adalah cooper. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perancangan Perancangan merupakan suatu tahapan yang sangat penting utnuk penelitian antena mikrostrip ini.. Pada perancangan dan pembuatan simulasi ini akan ditempuh beberapa langkah awal. Langkah awal yang paling penting dalam perancangan adalah membuat diagram blok dan pembuatan skema rangkaian dan pembuatan Prototipe, Kenmdian —langkah selanjutnya ialah merancang antena pada CST Microwave Studio secara manualTujuan dari perancangan ini adalah untuk memperoleh tampilan respon dan desain rangkaian yang tepat dan berkerja dengan baik. Selain itu, dengan adanya perancangan_ tahap- tahap —penyelesaian akan dapat dilaksanakan dengan baik dan sistematik, 2.2 Karakter Antena Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk digunakan pada sebuah teleskop radio), yaitu pola radiasi, direktivitas, gain, dan polarisasi Karakter-karakter ini umumaya sama pada sebuah antena, baik ketika antena tersebut menjadi peradiasi atau menjadi penerima, untuk suatu fiekuensi, polarisasi, dan bidang irisan tertentu. 2.2.1 Penguatan (Gain) Ada dua jenis parameter penguatan (Gain) yaitu absolute gain dan relative gain Absolute gain pada sebuah antena didefinisikan sebagai _perbandingan antaraintensitas pada arah_tertentu dengan intensitasradiasi_ yang diperoleh jika daya yang diterima oleh antena feradiasi ‘secara _isotropik. Intensitas radiasi_yangberhubungan dengan daya yang diradiasikan secara isotropik sama dengan daya yang diterima oleh antena (Px) dibagi dengan 4. Absolute gain ini dapat dihitung dengan runms : srutoa) Gain Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 Selain absolute gain juga ada relative gain, Relative gain didefinisikan sebagai perbandingan antara perolehan daya pada sebuah arah dengan perolehan daya pada antena referensi pada arah yang direferensikan juga. Daya masukan harus sama di antara kedua antena itu, Akan tetapi, antena referensi merupakan sumber isotropik G=h yang lossless (P,(lossless)). Secara rumus dapat dihubungkan sebagai berikut : 42 (6, 4) 1 (lossless) Tika arah tidak ditentukan, maka perolehan daya biasanya diperoleh dari arah radiasi maksimum. Gain total antena uji secara sederhana dirumuskan oleh persamaan Gt (dB) = (P(dBm) — Ps(dBm)) + Gs(dB) Dimana Gt = Gain antena mikrostrip = Nilai level sinyal maksimum Pt yang diterima antena mikrostrip = Nilai level sinyal maksimum Ps yang diterima GSM Gs = Gain GSM 85 2.2.2 Bandwidth Suatu antena didefinisikan sebagai rentangirelkmensi di mana kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa —karakteristik (seperti impedansi — masukan, —_pola, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR, return oss, avial ratio) memenuhi spesifikasi standar. ‘torn los lntoote Gambar 2.1 Bandwidth! Bandwidth dapat dicari_ dengan mengguaakan runs berikut ini : (2-4) dimana frelmensi tertinggi frekuensi terendah frekuensi tengah 2.2.3 VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) VSWR adalah perbandingan antara_amplitudo gelombang berdiri (Gtandingwave) maksimum —([Vloax) dengan minimum (Vjqiq)- Pada saluran transmisiada dua komponen gelombang fegangan, yaitu. tegangan yang dikirimkan (Vo") dan tegangan yang direfleksikan (Vo). Perbandingan antara tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien _refleksi tegangan (1) Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 Dimana Z; adalah impedansi beban (/oad) dan Zp adalah impedansi saluran lossless, Koefisien refleksi tegangan (C) memiliki—nilai Kompleks, — yangmerepresentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi, Untuk beberapa kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari adalah nol, maka [8] al = - 1: refleksi negatif maksimum, ketika saluranterhubung singkat, b, F=0 tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaanmatchedsempurna, cL = + Luefleksi positif maksimum.ketika salurandalamrangkaian terbuka. Sedangkan rumus untuk meneari nilai ‘VSWR adalah; [Pima _ i In 7 Vine ir s Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna Namun kondisi ini pada proktiknya sulit untuk didapatkan, Pada umumnya nilai VSWR yang dianggap masih bail adalah VSWR «= 2. 2.2.4 Return Loss Return Loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yangdirefleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan [9]. Return Loss digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan (Vo) dibanding dengan gelombang yang dilkirim (Vo"). Return Loss dapat terjadi akibat adanya 86 diskontimitas diantara__saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki Aiskontinuitas (mismatched), besarnya return Toss bervatiasi tergantung pada frekuensi Retrun loss = 20 log yo IT'| Dengan menggunakan nila VSWR maka diperoleh nilai return Joss yang dibutuhkan adalah di bawah - 9,5 dB. Dengan nilai ini, dapat dikatakan bahwa nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah dapat dianggap matching. Nilai parameter ini dapat menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah antena sudah mampu bekerja pada frekuensi yang dibarapkan atau tidak. 2.2.5 Polarisasi Polarisasi antena_—_ adalah polarisasi dari gelombang yang ditransmisikan oleh antena, Jika arah tidak ditentukan maka — polarisasi merupakan polarisasi pada ara gain maksimum. Pada praktiknya, polarisasi dari energi yang teradiasi bervariasi dengan arah dari tengah antena, sebingga bagian lain dari pola radiasi mempunyai polarisasi yang berbeda, Polarisasi dari gelombang yang teradiasi didefinisikan sebagai suatu keadaan gelombang _elektromagnet yang menggambarkan arah dan magnitudo vektor medan elektrik yang bervariasi menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga dapat didefinisikan sebagai gelombang yang diradiasikan Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 dan diterima oleh antena pada suatu arah tertentu, Polarisasidapat _ diklasifikasikan sebagai linear (linier), circular (melingkar), atau elliptical (elips) Polarisasi linier (Gambar 2.2) terjadi jika suatu gelombang yang berubah ‘menurut waktu pada suatu titik di ruang memiliki vektor medan elektrik (atau magnet) pada titik tersebut selalu berorientasi pada garis lurus yang sama pada setiap waktu, Hal ini dapat terjadi jika vektor (elektrik maupun magnet) mementhi a. hanya ada satu Komponen, atau b. komponen yang saling tegak lurus secara linier yang berada pada perbedaan fasa waktu atau 180? atau kelipatannya Gambar 2.2 Polarisasi liner”) Polarisasi. melingkar (Gambar 2.3) terjadi jika suatu gelombang yang berubal menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (atau magnet) pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. Kendisi yang harus dipenuhi untuk mencapai jenis polarisasi ini adalah a, Medan harus mempunyai 2 Komponen yang saling tegak lurus linier b, Kedua Komponen tersebut_ harus mempunyai magnitudo yang sama 87 c. Kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada kelipatan ganjil 90°. Polarisasi menjadi dua, ‘melingkar yaitu Left Hand CircularPolarization (LHCP) dan Right Hand Circular Polarization (RHCP). LHCP terjadi ketika d= +p / 2 . sebaliknya RHCP terjadi ketika d= -p dibagi Gambar 2.3 Polarisasi melingkar™ Polarisasi_ clips (Gambar 2.4) terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada_ pada jalur Kkedudukan elips pada ruang. Kondisi yang harus dipenuhi untuk ‘mendapatkan polarisasi ini adalah : a. medan_harus mempunyai dua Komponen linier ortogonal b. _ Kedua komponen tersebut harus berada pada magnitudo yang sama atau berbeda c. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama, perbedaan fasa waktu antara kedua Komponen tersebut harus tidak bernilai 0° atau kelipatan 180° (Karena akan menjadi linier). Jika kedua komponen berada pada magnitudo yang sama maka perbedaan fasa di antara kedua Komponen tersebut harus tidak merupakan kelipatan ganjil dari 90° (Karena akan menjadi lingkaran). Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 Gambar 2.4 Polarisasi Elips!? 2.3. Long Term Evolution (LTE) Long Term Evolution adalah sebuah namayang diberikan pada sebuah projek dan ThirdGeneration Partnership Project. (3GPP) untukmemperbaiki standar mobile phone generasi ke-3 (3G) yaitu UMTS WCDMA. LTE ini merupakan pengembangan dan_teknologi sebelumnya, yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3.5G) yang mana LTE disebut sebagai generasi ke-4 (4G). Pada UMTS Kecepatan transfer data maksinmm adalah 2 Mbps, pada HSPA kecepatan transfer data mencapai 14 Mbps pada sisi downlink dan 3,6 Mbps pada sisi uplink, pada LTE ini kemampuan dalam memberikan kecepatan dalam hal transfer data dapat mencapai 100 Mbps pada sisi downlink dan SO Mbps pada sisi uplink, Selain itu LTE ini mampu mendukung semua aplikasi yang ada baik voice, data, video, maupun IPTV. LTE. diciptakan untuk memperbaiki teknologi sebelumnya. Kemampuan dan keunggulan dari LTE _ terhadap teknologi sebelumnya selain dari kecepatannya dalam transfer data tetapi juga Karena LTE dapat memberikan coverage dan kapasitas dan layanan yang lebih besar, mengurangi biaya dalam —operasional, —-mendukuag penggunaan multiple-antena, fleksibel dalam penggunaan bandwidth operasinya danjuga dapat terhubuag 88 atau terintegrasi dengan teknologi yang sudab ada. I. MODEL SISTEM PERANCANGAN ANTENA DAN 3.1 Blok Diagram Blok diagram rancangan tampilan progam merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan , kerena dari blok diagram ini lah dapat diketalmi cara kerja simulasi keseluruhan, Sehingga keseluruhan blok diagram tersebut akan menggambarkan bogaimana kerja dari sinmlasi yang akan dibuat. Install CST Studio Suite } Membuat atau mendesain antenna pada MW&RF&Optical J Selesai membuat desain aplikasi | Keluaran berkas berbentuk CSTfile format yang dapat di copy pada Software CST Studio Suite Gambar 3.1 Blok diagram rancangan tampilan program. Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari-Juni 2019 ISSN :2407-1730 TIDAK, Penentuan spesifikast + Penentuan dimensi y ‘Simulasi dan optimas! Hasil dan simulasi sesual dengan perhitungan Analisa hasil antena + Gambar 3.2Flowehart 3.2 Bagian Perancangan Pada perancangan ini dilakukan 2 langkah pertama menginstal terlebih dahulu CST Studio Suite, setelah itu mengerjakan simulasi pada CST Microwave Studio 3.2.1 Perhitungan Dimensi Antena a. Patch nilai lebar pendekatan Untuk mendapatkan patch —menggunakan persamaan 2-9 berikut; 3xL0°m, 310m — 46 V265 3x10°m s 745 = 0.04026 x10 = 40.26-mm Dimana nilai; eff _ 4341, 43-1 1 “2 yt +22 | 1 = 265 + 1.65 |——__ yi + 120004) i = 265+ 1.65 Lal 4 = 265 +165 Fen = 265 + 165 (0.526) = 2.55 +135 = 401 Sedangkan untuk mendapatkan unilai panjang patch ~~ menggunakan pendekatan persamaan 2-11 berikut; 3x. 10%m Let = — 2 = 4.6 2.002 9.20 10% a = 32.60mm Dimana; 89 Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari-Juni 2019 ISSN :2407-1730 01mm err +04) (5+ 0264 f= _ — 2M 2005mm Bones (a « 7. js(te) zl w)_ © [806 (e012 - 03) (2+ 0261) vat lap’ ol” aon" |40x0 * 0412 (45)| —__* 2) (4012-0253) (+03) 128, 4049 = 2002" la010 * 6a = 6592 | (4322025.32) = 06592 [Sen Gs.Ba) = 29.97 In(0.31 + 6.26) 40947 = 29.97 in(6.57) = 0052 [aT = 29.97 (1.88) = 56.34 ohm = 0.6592 (1.124) = 0.7414 mm Dimana nilai; maka didapat basil untuk panajnag parch Lp = Leff -2AL = 32.60 — 2 (0.7414) = 32.60 - 1.48 = 112mm 60 (3.14)? 56.3143 1b. Groundplane es ‘Untuk mendapatkan nilai lebar dan Sestx 207” 160 panjang groundplane menggunakan untuk nilai panjang catuanaya seperti pendekatan persamaan 2-12 dan 2-13 persamman pada 2-16: berikut; wy Pe ia SHyseseneone Ig=6h+Lp aa =6(1.6) +3112 mm = A fosei- 2.20 + 0.383 ((1.38) + (0.26))] =9.6+31.12 mm= 40.72 mm = 1.01 (1.85 + (0.383 x 1.6)) sh + Wp = 101 (1.85 + 0.63) =6(1.6) + 40.10 mm = 101x248 = 250mm =9.6+40.10 mm=49.7 mm ©. Microstripline Untuk mendapatkan nilai _feedtine menggunakan pendekatan persamaan 2- 14 dan 2-15 berikut; 90 Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 Table 3.1 Spesifikasi Perancangan Antena Tunggu sampai komputasi selesai, - waktu yang dibutuhkan tergantung Spesifikasi ] Keterangan Dimensi dengan spesifikasi yang computer atau ‘araanctes antens laptop. Setelah selesai komputasi maka . pilih s-parameter dan Farfield pada eee 40.72 mom Navigation tree untuk melihat hasil ee a0 ma simulasi antena yang telah dibuat Segue IV. HASIL DAN PEMBAHASAN patch ‘Antena ke-1 bagian atas, Lebar Paich 31-12 mam oy . rm nese Panjang 36.34 mam q Beetle —\ - Lebar 23 am 2 Feedline * i a a | 3.2.2 Perancangan Software Rican] ve Gambar 3.3 Tampilan Antena Dengan Slotaya Gambar 3.4 Tampilan Pemasangan ‘Port’ Gambar 2.5 Cara Menghitung Ukuran “Port™ Gambar 4.1 S-Parameter antena 1 Dari data hasil pengujian simulasi yang ditunjukan oleh S-Parameter menampilkan nilai Bandwidth dan retrun Joss. Untuk melihat detail koordinat pada hasil yang ditampilkan dengan cara kilk Kanan, — pilih ‘addicurve’. Rentang fiekuensi yang diatur antara 2-3 GHz. Pada gambar 3.2 nilai yang kita ambil ialah pada titik 1, 2, dan 3 untuk melihat return foss dan Bandwidth pada antena yang telah dibuat. Pada titik ke 1 didapat nilai return loss sebesar -3.8765. Pada titik ke 3 didapat nilai rerurn loss sebesar - 29.289. Pada titik ke 2 didapat nilai return loss sebesar -4.5285. Dan Bandwidth yang didapat sebesar 114.9 MHz. Dimana Banchwidth ialah selisih antara frekuensi tertinggi — dan frekunsi rendah f,_persentase Bandwidth yang didapat 5..47%.Dimana didapat dari teori yang dibahas pada bab sebelumnya. Dan untuk nilai retrun loss didapat hasil yang sestiai dengan teori yakni nilai yang baik kurang dati -10 dB. 1 Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 Antena ke-2 bagian bawah ae et SS coat - ek Gambar 4.2 S-Parameter antena 2 Dari data basil pengujian simulasi yang ditunjukan oleh S-Parameter menampilkan nilai Bandwidth dan retrun loss. Untuk melihat detail koordinat pada hasil-—_-yang ditampilkan dengan cara kilk kanan, pilih ‘addcurve’. Rentang frekuensi yang diatur antara 2-3 GHz. Pada gambar 4.2 nilai yang kita ambil jalah pada titik 1, 2, dan 3 untuk melihat return loss dan Bandwidth pada antena yang telah dibuat. Pada titik ke 1 didapat nilai return Toss sebesar -2.2612. Pada titik ke 3 didapat nilai ren loss sebesar - 31.327. Pada titik ke 2 didapat nilai return loss sebesar -3.1974. Dan Bandwidth yang didapat sebesar 200.1 MHz. Dimana Bandwidth ialah selisih antara fiekuensi tertinggi f dan fiekunsi rendah 6, persentase Bandwidth yang didapat 7.33%, 92 Hasil VSWR Antena 1 (bagian atas) ap ak) noo ow Bb Gambar 4.3 Tampilan Hasil S-Paramter ‘Antena 2 Gambar 4.3 menunjukan hasil (Voltage Standing Wave Ratio) VSWR Pada titik 1 dengan frekuensi 2.0323 GHz memiliki VSWR sebesar 1.0417. Hasil ini memenuhi persyaratan untuk VSWR yang baik untuk antena yakni sebesar 1. Namun pada kenyataan nya sulit untuk mendapatkan hasil 1, sehingga diberikan nilai_toleransi sebesar 2. Antena 2 (bagian bawah) ect Gambar 4.4 Tampilan VSWR Antena Ke 2 Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 Sedangkan gambar 4.4 mennnjukan hasil (Voltage Standing Wave Ratio) VSWR Pada titik 1 dengan frekuensi 2.3015 GHz memiliki VSWR sebesar 1.0517. GainAntena 1 (bagian atas) Gambar 4.5 Gain untuk antena | Tabel 4.1 Gain antena | Parameters Keterangan Frekuensi 2.3 GHz Rad effic -2.285 dB Tot effic 2.293 dB Gain 4.289 dB Pada gambar 4.5 dan table 4.1 menunjukan bentuk 3D dari simulasi antena yang dirancang—dimana didapatkan gain sebesar _maksimal 4.289 dB dan -35.7 4B untuk memancarkan dayanya, dimana gain standar sebuah antena sebesar 2.5 dB. Untuk radian efficiency maksimal — 2.285 dB dan Total effieciency sebesar - 2.293 dB 93 Antena 2 (bagian bawah) Fa i Gambar 4.6Gain antena 2 Table 4.2gcin antena 2 Parameters Keterangan Frekuensi 2.2 GHz Rad effic -2.159 dB Tot effic -2.162 dB Gain 4.294 dB Sedangkan pada gambar 4.6 dan table 4.2 menunjukan bentuk 3D dai simulasi antena yang dirancang dimana didapatkan gai sebesar _ maksimal 4.294 dB dan -35.7 dB untuk memancarkan dayanya, dengan radian efficiency maksimal — 2.159 dB dan Total effieciency sebesar -2.162 dB. Lebih kecil dari antena 1 sebelumnya dikarenakan peletakan antena yang dirancang. Pola Radiasi dan Polarisasi Farfield Gain Abs (Phi=90) Theta / Degree vs. 48 Gambar 4.7Farfield gain antena 1 Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 Table 4.3 Polarisasi gain antena | Table 4.4 Polarisasi gain antena 2 Parameters Kketerangan Parameters Keterangan Frekuensi 2.3 GHz. Frekuensi 2.3 GHz ‘Main Lobe | 43.B ‘Main Lobe 36 dB Magnitude. Magnitude ‘Main Lobe [9.0 deg ‘Main Lobe 172 deg direction direction Side Lobe Level | -12.3 6B Side Lobe Level “11 Pada gamabr 4.7 dan table 4.3 menunjukan bentuk farfield antena dati simulasi antena yang diranceng dimana didapatkan mainlobe magnitude(gain afficiency) sebesar maksimal 4.3 dB. Dengan arah terletak pada 9 derajat. Dan side lobe level sebesar -12.3 dimana ukuran ini menyatakan besar daya yang terkonsentrasi pada side lobe dibanding dengan main lobe. Terlihat pada gambar bahwa pola radiasi direksional dimana antena dapat memancarkan sinyal pada arah yang dicangkup oleh antena tranmiter, yang bersifat satu arah saja, Pada putaran sudut ini daya yang terpancar kuat pada derajat 0-180 derajat, sedangkan selebihnya pancaran daya —antena menyempit. Farfied Gain Abs (Phi=90) Theta / Degree vs. dB Gambar 4.8Farfield gain antena 2 94. Pada gamabr 4.8 dan table 4.4 menunjukan bentuk ferfield antena dari simulasi antena yang dizancang dimana didapatkan mainlobe magnitude sebesar maksimal 4.36 dB. Dengan arah terletak padal72 derajat. Dan side lobe level sebesar -11.1 dimana ukuran ini menyatakan —besar — daya—-yang terkonsentrasi pada side Jobe dibanding dengan main lobe. Perbedaan antara antena I, pancaran sinyal yang di pancarkan berbanding terbalik, dimana daya yang dipancarkan melebar atau kuat pada saat berada pada derajat 180- 360. Sedangkan pada derajat 0-90 pola radiasinya menyempit. Table 4.5 Perbandingan Hasil Simulasi Parameter Antena Spesifikasi | Nilai Nila Nilai Parameter | karakter | Keteranga | Keteranga antena n Dimensi | n Dimensi yang antena | | antena 2 ingin yang, yang dicapai | sudahdi | sudah simulasika | disimulasi a kan Retrunloss | <-10 dB -29.501 31.267 B B Bandwidth = 200 114.9 200.1 MHz MHz MHz VswR 1.0417_|_1.0517 Gain 4.289 dB _[ 4.294 dB Pola Directiona | Directiona Radiasi 1 1 Polarisasi Sirkular_ | Sirkular Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 Pada tabel 4.5 memunjukan _hasil simulasi pada antena yang telah dioptimasi dimana nilai parameter sesuai dengan yang diinginkan, untuk reirunloss didapat -29.501 dB untuk antena | dan -31.267 dB untuk antena 2, nilai ini sesuai dengan teori renuraloss yaknibesar nilai nya < -10 dB, semakin kkecil nilai nya maka semakin sedikit Joss atau rugi-ruginya. Untuk bandwidth yang didapat 114.9 MHz dan 200.1 MHz nilai ini sesuai dengan yang diinginkan. Untuk VSWR. yang baik bernilai 1-2, dan yang didapat pada simulasi sebesar 1.0417 dan 1.0517. untuk nilai gain yang standar sebesar 2.3 dB sedangkan nilaii yang diinginkan = 5dB dan didapatkan nilai pada simulasi sebesar 4.289 dB dan 4.294 dB. Untuk pola radiasi sesuai dengan karakter antena—mikrostrip alah directional. Dan polarisasi yang didapatkan berbentuk sirkular. Analisa Hasil Simulasi Sebelum melakukan simmulasi terlebih dahulu dilakukan perhitungan tethadap dimensi antena yakni panjang dan lebar Groundplane,Patch, Substrat, dan Feedline antena, —_‘Setalah ‘mendapatkan nilai — nilainya, maka akan dimasukan sebagai ailai parameter pada simulasi yang dibuat di CST Studio Suite. Pada perhitungan nilai yang di dapat untuk —_panjang ‘groundplane sebesar 49.7 mm dan lebar sebesar 40.72. mm, untuk panjang Substrat dan lebar Substrat sama dengan —growdplane. — Sedangkan perhitungan nilai untuk panjang dan Iebar Patch sebesar 40.26 mm dan 31.12 mm. untuk feedline panjang yang didapat sebesar 20.05 mm dan lebar 2.50 mm. Pada perhitungan feedline dibutubkan nilaiimpedansi_— dan induktansi yang didapatkan sebesar 56.34 ohm, dan 5.05 mm. Setelah dimasukan pada sinmulasi, hasil yang 95 didapatkan tidak tepat pada frekuensi 23 GHz, Maka dilakukan pengoptimasian ukuran atau dimensi antena pada sintulasi, seperti ditunjukan pada gambar 4.1 dan 4.2 . Dimana ukuran nya dapat dilihat pada table 3.2 sehingga hasil frekuensinya —sesuai dengan yang diinginkan sebesar 2.3 GHz. Begitu juga untuk nilai parameter yang lain, Pengoptimasian —nilai Gilakukan untuk mendapatkan nilai frekuensi yang sama atau sesuai, Perbedaan ini terjadi dikarenakan adanya bahan atau data yang beda saat peritungan dan yang ada pada CST Studio Suite, desain yang kurang tepat pada saat membuatnya, dan kesalahan memasukan data saat mendesain antena Setelah dilakukan —optimasi pada dimensi antena didapat hasil parameter yang sesuai yakni VSWR sebesar 1.0417 untuk antena | dan 1.0517 untuk antena 2, nilai vswr yang baik terpenuuhi sebsar 1. Untuk retrun loss juga seperti itu nilai yang didapat sebesar -29dB dan -354B. Dimana sesuai dengan teori remn loss yang bai berada pada nilai < -10, Pada Gain atau penguatan antena bias mencapai daya sebesar 43 dB maksimal. Dan pola radiasi_ yang bersifat direcrional dapat memperkuat —pengiriman _sinyal informasi pada antena atau beada yang dipasangiantena yang dirancang nantinya. Karena setelah melakukan perancangan simulasihasil yang didapatkan bersesuaian maka antena yang dibuat berhasil. Y. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan penelitian ini adalah 1. Pada simulasi didapat frekuensi resonansi pada antenna 1 yaitu 2,302 GHz pada VSWR = 1.0417, bandwith yang didapat 114.9 MHz,dengan retrunloss = -29.289 Pada antenna 2 yaitu 2.3 GHz pada Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari juni 2019 ISSN :2407-1730 VSWR = 1.0517, bandwith yang didapat 200.1. MHz ~~ dengan retrunloss = -31.327. perbedaan ini terjadi Karena peletakan atau Konfigurasi pada simulasi yang dibuat. Nilai gain saat antena 1 berada di bagian atas sebesar 4.289 dB, dan antenna 2 di bagian bawah sebesar 4.294 dB 3. Pola radiasi pada berbagai sudut pada basil simulasi- menunjukkan, pola radiasi yang terbentuk adalah directional. 4, Pada saat pensimulasian antenna dimensi parameter dibutuhkan optimasi juga untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan keinginkan. DAFTAR PUSTAKA Andy Wiryanto, "Perancangan Antena Mikrostrip Linear Array 4 Elemen Dengan Teknik Slot Untuk Aplikasi GPS”, 2008, A Diana,David Yamato, Christian Panjaitan. “Desain dan Realisasi Planar Inverted —F Antena (PIPA) Berbentuk U-Slot dan L-Slot pada Frekuensi 1800 MHz dan 2300 MHz”, jurmal _telematika.Institut Teknologi Harapan Bangsa vol 3 (2014). Balanis A C. “Antenna Theory Analysis And —Design’diakses tanggal 20 maret 2018, dari A JOHN WILEY & SONS, INC., PUBLICATION. Bastian, Windu, Ali, H. R. 2013. Perancangan dan Analisis Antena Mikrostrip Patch —_Segiempat Kopling Aperture dengan Frekuensi 2,45 GHz Menggunakan Ansoft HESS. Darsono.M, 2012. “Rancang Bangun Antena Mikrostrip Dua Elemen Parch Persegi Untuk Aplikasi 96 Wireless Fidelity". Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 2, Desember 2012. Fitri yuli Safitri. “Studi tentang Antena mikrostrip*. Universitas Indonesia Hal 18.(2008). Gumiharto T “Teknologi 4g-Lte Dan Tantangan Konvergensi Media Di Indonesia” Jurnal Kajain Komunikasi Universitas Padjajaran. Vol 3. (2015). Hawa NS. “Laporan Praktikum Elektronika Telekomunikasi TIT* UPL(2015). Herudin “Perancangan Antena Mikrostrip 2.4 GHz untuk aplikasi LTE” Universitas Sultan Ageng Tirta yasa.vol 1. (2012). LTE and the Evolution to 4G Wireless Design and = Measurement Challenges. Diakses tanggal 05 april 2018. Pramudita A A, Solihin. Ciksadan (2018)."Analisis ddanen Dgeasnain Antena Tool Komputasi Numerik” pelatihan antenna mikrostrip. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. RS Meliza, R.Yusnita “Perancangan Simulasi Antena Mikrostrip Dengan Slot Butterfly Untuk Aplikasi WiFi Pada’ Frekuensi Kerja 5,8 GHz menggunakan CST Microwave Studio “Universitas Riau. Vo! 2.3-4.(2016) Saidah Suyuti, Rusli,Syafiuddin Syarif “Studi Perkembangan Teknologi 4g — Lte Dan Wimax Di Indonesia” Universitas Hasanudin. vol 9. (2011). Silver P J“ Micro-strip Patch Antenna Primer” UK. Hal 6 (2014). Surjati I. (2014). “Antena Mikrostrip: Konsep dan—_Aplikasinya”. Universitas Trisakti. Jakarta. Zakaria R. “Prosedur Instalasi Software Antenna Menggunakan CST STUDIO SUITE 2016 Dan Langkab-Langkah — Pengoperasian Jurnal Informanika, Volume 5 No.1, Januari-Juni 2019 ISSN :2407-1730 Antenna Menggunakan Contoh Pada Library Software Dengan Menampilkan Parameter-Parameter Antenna" —Politeknik Negeri Malang. (2017 ). 7

You might also like