You are on page 1of 10
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMOR D/ 2g / 2016 TENTANG PEDOMAN PENDAFTARAN HAJI REGULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, Menimbang Mengingat bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 ‘Tahun 2012 tentang Penyclenggaraan Ibadah Haji Reguler, perlu_menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman Pendaftaran Haji Reguler; 1. Undang-Undang Nomor 13 ‘Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60 dan ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyclenggaraan Ibadah Haji Menjadi Undang-Undang; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5345); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organise Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); i Kementerian .Negara (Lembaran Negara Menetapkan KESATU KEDUA 4. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 5. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2015 tentang Perubahan Kcempat Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10 ‘Tahun. 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 348); 6. Peraturan Menteri Agama Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Biaya PenyelenggaraanIbadah_—_ Haji sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2013 tentang Perubahan Tahun 2011; Peraturan Menteri Agama Nomor 2 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 898); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 804); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH TENTANG PEDOMAN PENDAFTARAN HAJI REGULER. Menctapkan Pedoman —Pendaftaran Haji. Reguler sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Pedoman Pendaftaran Haji Reguler sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu merupakan acuan bagi Petugas pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH), dan jemaah haji KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2016 DIREKTUR JENDERAL ABDUL DJANNL # LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMORD/ 28 /2016 TENTANG PEDOMAN PENDAFTARAN HAJI REGULER A. KETENTUAN UMUM PENDAFTARAN 1. Pendaftaran jemaah haji dilakukan setiap hari kerja sepanjang tahun; 2. Pendaftaran jemaah haji dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota domisili calon jemaah haji sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP); 3. Pendaftaran haji wajib dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan untuk pengambilan foto dan sidik jari; 4. Jemaah haji yang pernah menunaikan ibadah haji dapat melakukan pendaftaran haji setelah 10 (sepuluh) tahun sejak menunaikan ibadah haji yang terakhir. PERSYARATAN PENDAFTARAN 1. Beragama Islam; 2. Berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar; 3. KTP yang masih berlaku sesuai dengan domisili atau bukti identitas lain yang sah; 4. Kartu Keluarga; 5. Akte kelahiran atau surat kenal lahir atau kutipan akta nikah atau hy 6. Tabungan atas nama jemaah yang bersangkutan; 7. Pas foto berwarna 3x4 cm berjumlah 10 lembar dengan latar belakang warna putih dengan ketentuan: a. warna baju/kerudung harus kontras dengan latar belakang; b. tidak memakai pakaian dinas; c. tidak menggunakan kaca mata; d. tampak wajah minimal 80 persen; ¢. bagi jemaah haji wanita menggunakan busana muslimah. 8, Gubernur dapat menambahkan persyaratan berupa surat keterangan domisili C. PROSEDUR PENDAFTARAN 1 N a 10, Jemaah haji membuka rekening tabungan haji pada BPS BPIH sesuai domisili; Jemaah haji menandatangani surat pernyataan memenuhi persyaratan pendaftaran haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Rl; Jemaah haji melakukan transfer ke rekening Menteri Agama sebesar sctoran awal BPIH pada cabang BPS BPIH sesuai domisili; BPS BPIH menerbitkan bukti aplikasi transfer BPIH; BPS BPIH menerbitkan bukti setoran awal BPIH sebanyak 5 (lima) lembar yang setiap lembarnya ditempel pas foto calon jemaah haji ukuran 3x4 cm dengan rincian sebagai berikut: a. lembar PERTAMA bermaterai cukup untuk calon jemaah haji; b. lembar KEDUA untuk BPS BPIH; c. lembar KETIGA untuk Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota; d. lembar KEEMPAT untuk Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; dan c. lembar KELIMA untuk Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, . Bukti setoran awal BPIH mencantumkan nomor validasi, ditandatangani dan dibubuhi stempel BPS BPIH; Sclanjutnya jemaah haji menunjukkan persyaratan asli_ dan menyerahkan salinannya, bukti aplikasi transfer asli BPIH, dan bukti setoran awal BPIH lembar PERTAMA kepada petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk diverifikasi kelengkapannya paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pembayaran setoran awal BPIH; Jemaah haji mengisi formulir pendaftaran haji berupa Surat Pendafiaran Pergi Haji (SPPH) dan menyerahkan kepada petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk didaftarkan ke SISKOHAT dan mendapatkan nomor por: Jemaah haji menerima lembar bukti pendaftaran haji yang berisi nomor porsi pendaftaran, ditandatangani, dan dibubuhi stempel dinas oleh petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota; Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menerbitkan bukti cctak SPPH sebanyak 5 (lima) lembar yang setiap lembarnya dicetak/ditempel pas foto calon jemaah haji ukuran 3x4 cm dengan rincian sebagai berikut: a. lembar PERTAMA untuk calon jemaah haji; b. lembar KEDUA untuk BPS BPIH; lembar KETIGA untuk Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota; d. lembar KEEMPAT untuk Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; dan c. lembar KELIMA untuk Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Bagi calon jemaah haji yang sudah menyetor dana setoran awal BPIH namun tidak menyerahkan persyaratan pendaftaran, bukti aplikasi transfer asli BPIH, dan bukti setoran awal BPIH kepada petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melebihi waktu 5 (lima) hari kerja, maka pendaftaran dianggap batal dan dana dikembalikan kepada calon jemaah haji tersebut. D, KETENTUAN PENDAFTARAN PEMBIMBING HAJI 10. Beragama Islam; Berusia minimal 30 (tiga puluh) tahun pada saat mendaftar; KTP yang masih berlaku sesuai dengan domisili atau bukti identitas lain yang sah; Kartu Keluarga; Akte Kelahiran atau Surat Kenal Lahir atau Kutipan Akta Nikah atau h; Ijazah; ‘Tabungan atas nama calon jemaah haji; pas foto berwarna 3x4 cm berjumlah 10 lembar dengan latar belakang warna putih dengan ketentuan: a. warna baju/kerudung harus kontras dengan latar belakang; b. tidak memakai pakaian dinas; c, tidak menggunakan kaca mata; d, tampak wajah minimal 80 persen; c. bagi calon jemaah haji wanita menggunakan busana muslimah. Mendapatkan rckomendasi dari Kelompok Bimbingan yang memiliki ijin operasional dari Kementerian Agama yang masih berlaku; Memiliki. sertifikat sebagai pembimbing yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI; Apabila tidak memiliki sertifikat pembimbing yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI, dapat diganti dengan Surat Keterangan sebagai pembimbing dari Kementerian Agama Kabupaten/ Kota sesuai domisili; wa n Memiliki jemaah yang akan dibimbing sebanyak minimal 45 orang yang dibuktikan dengan daftar nominatif yang dilegalisir oleh Kementerian Agama Kabupaten/Kota; 12. Nama pembimbing telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. E, KETENTUAN PENDAFTARAN BAGI WARGA NEGARA ASING Ketentuan pendaftaran bagi Warga Negara Asing mengikuti prosedur jemaah haji reguler, dengan rincian sebagai berikut: 1 Warga Negara Asing (WNA) memiliki hubungan hukum sebagai suami/istri atau anak yang sah (mahram) dengan Warga Negara Indonesia yang terdaftar sebagai jemaah haji dan tinggal di Indonesia; Hubungan hukum sebagai suami/istri atau anak yang sah sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuktikan dengan kutipan Akta Nikah atau Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga; WNA sebagaimana dimaksud wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Beragama Islam; b. Menunjukkan paspor asli kebangsaan yang masih berlaku dan menyerahkan salinannya; c. Menunjukkan Ijin Tinggal Terbatas (ITAS) atau Ijin Tinggal Tetap (ITAP) di Indonesia yang masih berlaku dan menyerahkan salinannya; d. Menunjukkan jjin bertolak dan kembali yang masih berlaku dan menyerahkan salinannya; ¢. Tidak termasuk dalam daftar pencegahan dan penangkalan; f. Surat rekomendasi untuk menunaikan ibadah haji dari perwakilan negara yang bersangkutan. F, BANK PENERIMA SETORAN BPIH 1 BPS BPIH berkewajiban: a, menerima tabungan haji dari calon jemaah haji yang akan melakukan pendaftaran haji; b. memverifikasi ketentuan usia pendaftar; ¢. menerbitkan lembar bukti sctoran awal BPIH yang sah dari SISKOHAT; d. memberitahukan kepada calon jemaah haji untuk — segera mendaftarkan haji ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak dilakukan transfer setoran awal BPIH; ¢. melakukan_ pelimpahan/pemindahbukuan setoran awal BPIH dari tabungan jemaah haji ke rekening Menteri Agama; f, melakukan rekonsiliasi data jumlah calon jemaah haji dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan; g. menyerahkan bukti setoran lembar KETIGA, KEEMPAT, dan KELIMA kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak dilakukan transfer setoran awal BPIH; h. memberikan informasi pendaftaran kepada calon jemaah haji sesuai peraturan tentang pendaftaran haji dan meminta kepada calon jemaah haji untuk menandatangani surat pernyataan memenuhi persyaratan pendaftaran haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Rl; BPS BPIH dilarang: a. mengubah data calon jemaah yang sudah dientry ke SISKOHAT; b. menerbitkan bukti setoran awal dan lunas BPIH di Iuar aplikasi SISKOHAT; ©. mencetak bukti setoran lebih dari satu kali; <. memberikan informasi kepada jemaah haji di Iuar ketentuan dan peraturan perundang-undangan tentang pendaftaran haji reguler. . KOREKSI DATA JEMAAH HAJI 1 3 Koreksi data calon jemaah haji dapat dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebelum calon jemaah haji mendapatkan SPPH yang berisi nomor porsi; Setelah jemaah haji mendapatkan SPPH yang berisi nomor porsi, koreksi hanya dapat dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan/atau Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; Koreksi data jemaah haji yang dapat dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi adalah untuk seluruh isian data, kecuali: a. nama jemaah haji; b. nama orang tua; c. tempat dan tanggal lahir; d. status perkawinan; c. status haji; f. kode pos 4. Koreksi data diajukan secara tertulis melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dengan melampirkan bukti yang sesuai dengan perubahan data, antara lain salinan KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran, salinan SPPH, dan bukti setoran awal/lunas BPIH serta salinan buku tabungan lama, dan buku tabungan yang bart Untuk perubahan nama jemaah yang signifikan, wajib melampirkan bukti putusan Pengadilan Negeri setempat; 6.Koreksi data dapat dilakukan hanya satu kali perubahan pada Kementerian Agama Pusat dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; 7. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota mencetak — bukti pendaftaran hasil koreksi dan disampaikan kepada jemaah yang bersangkutan. KETENTUAN LAIN-LAIN 1. Apabila jemaah haji sudah mendapatkan bukti setoran awal BPIH namun tidak memenuhi persyaratan pendaftaran, maka Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota mengirim surat ke Direktur Pengelolaan Dana Haji untuk mengembalikan dana setoran awal jemaah yang bersangkutan. 2. Pendaftaran haji dinyatakan sah setelah yang _ bersangkutan mendapatkan nomor porsi. eo Nomor porsi hanya berlaku bagi jemaah haji yang bersangkutan dan tidak dapat digantikan. 4. Nomor porsi digunakan sebagai dasar dalam pelayanan jemaah haji. 5. Bilamana terdapat kehilangan bukti setoran awal BPIH asli, dapat dicetak ulang di BPS BPIH tempat setor awal dengan ketentuan: a, Mclampirkan surat laporan kehilangan dari kepolisian setempat; b. Mclampirkan surat keterangan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota domisili; c. Melampirkan salinan bukti setoran awal BPIH yang telah ditempel foto jemaah haji bersangkutan; 6. Bilamana terdapat kehilangan SPPH asli, dapat dicetak ulang di Kantor i dari Kementerian Agama Kabupaten/Kota setelah mendapatkan otori Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dengan ketentuan: a. Melampirkan surat laporan kehilangan dari kepolisian setempat; ETO b. Melampirkan salinan SPPH yang telah ditempel foto jemaah haji bersangkutan; Dalam hal Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai domisili tidak dapat menerima pendaftaran, maka pendaftaran jemaah bersangkutan dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota terdekat; Bilamana terjadi kendala pendaftaran sehingga melebihi batas waktu 5 (ima) hari kerja, maka petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota mengajukan surat pembukaan blokir batas akhir pendaftaran ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi bprrexrun JENDERAL, ABDUL DJAMIL a

You might also like