You are on page 1of 15

Versi online / URL:

Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2406

FORMULASI NUTRASEUTIKAL SEDIAAN GUMMY CANDIES SARI BUAH


MARKISA KUNING (PASSIFLORA EDULIS VAR. FLAVICARPA) DENGAN
VARIASI KADAR SUKROSA SEBAGAI BAHAN PEMANIS

Nutraceutical formulation dosage gummy candies yellow passion fruit (passiflora edulis
var. Flavicarpa) with variation of sucrose as a sweetening levels

Feris Firdaus1, Vicky Agung Kresnanto2, Fajriyanto3


1,3
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Indonesia,
email: 1 feris.firdaus@gmail.com
2
Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT

Passion fruit (Passiflora edulis) is one kind of plant that is commonly grown by our society. In the
yellow passion fruit (Passiflora edulis var. Flavicarpa) contained vitamin C and vitamin A which is very
high. The usage of passion fruit juice as nutraceuticals products that are rich in vitamins C and A is still
relatively rare. Demands of people who want to get an interesting kind of preparation and easy to use
push of this study which aims to produce gummy candies. Gummy candies preparations were made using
a base of corn syrup, a sweetener mannitol with sucrose content variation of 4.49%, 8.98%, 13.47%,
17.96% and 22.45%. Manufacture of yellow passion fruit juice using freeze drying method is performed
on the resulting fruit juice. Organoleptic test was conducted after the yellow passion fruit juice formed.
Testing the physical properties of the preparations which have become gummy candies include organoleptic
testing, weights uniformity test and the level of preference test (hedonict test) by the respondents to the
color, taste, smell and shape, then the results were compared with the requirements in the literature and
the results of statistical analysis using one way anova. Formula 3 that was containing sucrose 13.47% is
the best formula compared with other formula, a coefficient of variation for weight uniformity test was
2.91%. While for organoleptic test and hedonict test for the color, flavor, smell and shape of the formula
4 by respondents indicated that the sucrose content of 17.96% has the best look and feel to become the
most preferred formula by respondents.

Keywords: passion fruit, nutraceuticals, gummy candies

ABSTRAK

Markisa (Passiflora edulis) adalah salah satu jenis tanaman buah yang sudah lazim ditanam oleh
masyarakat kita. Di dalam buah markisa kuning (Passiflora edulis var. flavicarpa) terkandung vitamin C dan
vitamin A yang sangat tinggi. Penggunaan sari buah markisa sebagai produk nutraseutikal yang kaya akan
vitamin C dan A masih relatif jarang. Tuntutan masyarakat yang ingin mendapatkan suatu jenis sediaan
yang menarik dan mudah penggunaannya mendorong dilakukannya penelitian ini yang betujuan untuk
menghasilkan sediaan Gummy candies. Sediaan Gummy candies dibuat menggunakan basis Corn syrup,
manitol dengan variasi kadar pemanis yaitu sukrosa sebesar 4,49%, 8,98%, 13,47%, 17,96% dan 22,45%.
Pembuatan sari buah markisa kuning menggunakan metode freeze drying yang dilakukan pada jus buah
yang dihasilkan. Setelah sari buah markisa kuning terbentuk dilakukan uji organoleptis. Pengujian sifat fisik
pada sediaan gummy candies yang telah jadi meliputi uji organoleptis, uji keseragaman bobot dan uji tingkat
kesukaan (hedonict test) oleh responden terhadap warna, rasa, aroma/bau dan bentuk, kemudian hasilnya
dibandingkan dengan persyaratan dalam literatur dan hasil analisis statistik menggunakan one way anova.
Formula 3 yang mengandung sukrosa 13,47% adalah formula yang paling baik dibandingkan dengan formula
yang lain, dengan nilai koefisien variasi untuk uji keseragaman bobot adalah 2,91%. Sedangkan untuk uji
organoleptis dan uji tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, aroma/bau dan bentuk oleh responden
menunjukkan bahwa formula 4 dengan kadar sukrosa 17,96% memiliki tampilan dan rasa yang paling baik
sehingga menjadi formula yang paling disukai oleh responden.

Kata kunci: markisa, nutraseutikal, gummy candies

Formulasi nutraseutikal sediaan gummy candies sari buah markisa kuning (passiflora edulis var. Flavicarpa) 31
dengan variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis
Feris Firdaus1, Vicky Agung Kresnanto2, Fajriyanto3 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

PENDAHULUAN Tanpa disadari, setiap hari tubuh


manusia terpapar beragam racun, dari polusi,
Tanaman markisa (Passiflora edulis) makanan tak sehat, obat-obatan, stres dan
merupakan tanaman yang berasal dari sebagainya. Untuk mempertahankan
Amerika Selatan yaitu negara Brasil, yang kesehatan, selain mengandalkan stamina,
kemudian menyebar sampai ke Indonesia. Di tubuh juga mengharapkan pasokan kekebalan
negara asalnya markisa tumbuh liar di hutan- dari luar, yakni melalui konsumsi makanan.
hutan basah dan mempunyai ratusan spesies Namun adakalanya konsumsi tersebut tidak
Passiflora. Di Indonesia, tanaman markisa berimbang. Nutrisi makro seperti karbohidrat,
dikembangkan di beberapa tempat antara lain protein, lemak bisa terlihat saat makan, namun
di Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, nutrisi mikro seperti vitamin, mineral yang
Sumatera Barat dan Lampung. Di Sulawesi terkandung dalam buah/sayur biasanya
Selatan dari 25.399 ha lahan yang berpotensi terlewatkan. Untuk itulah perlunya konsumsi
untuk pengembangan markisa, baru 4.411 ha suplemen.
yang ditanami dengan produksi 34.226 ton Dunia kesehatan terus berkembang.
pada tahun 1997, sedangkan di Sumatera Setelah era suplemen, kini muncul
Barat pada tahun yang sama terdapat 2.710 nutraceutical yang berasal dari
ha tanaman markisa dengan produksi 12.710 kata nutra yang berarti nutr isi,
ton (Anonim, 2009b). dan ceutical yang berarti fungsi obat.
Produksi markisa dari perkebunan rakyat Maksudnya adalah pemberian nutrisi tertentu
bervariasi antara 5-10 ton ha per tahun, untuk mengantisipasi masalah yang sekiranya
padahal produksi tersebut dapat ditingkatkan muncul. Secara spesifik nutraceutical adalah
sampai 15 ton per ha per tahun. Selain itu pemberian nutrisi untuk mengatur fungsi
harga jual buah markisa ditingkat petani sangat biologis tubuh. Dengan baiknya fungsi biologi,
murah karena rasanya yang sangat masam. diharapkan tubuh akan mengobati sendiri
Dari aspek ketersediaan bahan baku tidak segala bentuk penyimpangan. Konsep ini lebih
kesulitan, karena markisa tidak termasuk buah bersifat prospektif ke depan, tidak hanya
musiman, panen dapat dilakukan terus sekadar mengobati atau mengatasi masalah.
menerus, dengan interval 15 hari dan Bentuk nutraceutical bisa  bermacam-
produksinya semakin meningkat dengan macam, ada vitamin dan mineral dengan dosis
bertambahnya umur sampai tahun ke-6, dan relatif besar (dikenal dengan
akan menurun setelah tahun ke-7. Namun istilah orthomolecular), mikronutrien, bahan
demikian tetap tergantung dengan perawatan herbal, bentuk ekstraksi bahan alami
tanaman, semakin terawat, umur berproduksi (fitomedicin), enzim, asam amino, asam
semakin lama. lemak esensial dan sebagainya.
Dalam 100 g daging buah markisa Nutraceutical yang beredar dimasyarakat
mengandung vitamin C sebanyak 30 mg (50 sekarang ini cenderung mahal dan dan
%) dan vitamin A sebanyak 1272 IU (25%) sediaan tidak terlalu bervariasi. Rata-rata
dan berbagai jenis vitamin dan mineral lainnya. sediaan yang beredar dimasyarakat sekarang
Kandungan fitokimia dalam markisa adalah ini hanya berbentuk tablet, tablet effervescent,
harman, harmol, harmalin, passaflorine, minuman kesehatan. Respon masyarakat
harmine, karotenoid, viteksin, krisin dan sekarang ini menuntut penggunaan
isoviteksin. Sedangkan kandungan gizinya nutraceutical yang murah dan
antara lainenergi, lemak, protein, serat, mineral penggunaannya praktis (Siregar, 2010). Di sisi
kalsium,fosfor, zat besi, karoten, tiamin, lain, dengan berkembangnya ilmu
riboflavin, niasin, dan asam sitrat (Anonim, pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi
2009b). mendorong para farmasis untuk membuat

32 Maret 2013: 31 - 45
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2406

suatu formulasi yang tepat untuk mengolah buah markisa berikut kontrol kualitasnya,
bahan alam tadi menjadi suatu bentuk sediaan sehingga akhirnya dapat diperoleh suatu
yang acceptable atau mudah diterima oleh sediaan gummy candies sari buah markisa
masyarakat, selain parameter kualitas yang yang memenuhi persyaratan kualitas. Gummy
lain yang tetap harus terpenuhi. Dengan candies disukai karena mempunyai warna,
demikian, diharapkan dapat meningkatkan bau dan rasa serta bentuk yang menarik.
minat masyarakat dalam mengkonsumsi
nutraceutical dari bahan alam. METODE PENELITIAN
Berdasarkan uraian diatas timbul suatu
pemikiran yang melatarbelakangi Bahan dan Alat
dilakukannya penelitian tentang pembuatan
bentuk sediaan tertentu menggunakan sari Bahan yang digunakan adalah; buah
buah markisa. Dimana telah diketahui bahwa markisa yang diperoleh dari sentra Markisa
kandungan nutrisi buah markisa yang lengkap Organik Sleman, jalan Kaliur ang,
terlebih pada jumlah vitamin C yang mencapai Hargobinangun, Kecamatan Pakem,
50% dan vitamin A yang mencapai 25%. Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bahan
Sehingga diharapkan mampu memenuhi pembuatan gummy candies : Sari buah
kebutuhan gizi vitamin C dan vitamin A markisa, sirup jagung (Karo, ACH Food
terutama pada anak-anak karena bentuk Companies USA), gelatin (Brataco Chemika,
sediaan yang dipilih dalam penelitian ini kualitas farmasetis), gom arab (Brataco
adalah permen kenyal (gummy candies), Chemika, kualitas farmasetis), laktosa
dimana sediaan ini masuk dalam kategori (Brataco Chemika, kualitas farmasetis),
tablet kunyah (chewy). sukrosa (Gulaku, Sugar group Companies),
Bentuk sediaan ini sangat diminati anak- essens makanan (Cap Koepoe-koepoe),
anak sehingga dihar apkan dengan minyak jagung (CHINA Corn Oil), manitol
mengkonsumsi nutraceutical ekstrak buah (Brataco Chemika, kualitas farmasetis). Alat
markisa dalam bentuk gummy candies ini pembuatan sari buah adalahb lender,
kebutuhan gizi terutama vitamin C dan vitamin penyaring, freeze dryer. Alat untuk membuat
A anak-anak dapat terpenuhi. Dalam hal gummy candies : seperangkat alat gelas,
tertentu bentuk sediaan ini relatif memiliki neraca elektrik (Mettler Toledo type PL303),
banyak keuntungan dibanding bentuk sediaan cetakan permen, waterbath (Memmert),
lain. Sehubungan hal tersebut, perlu dilakukan spatula, pengaduk kaca, cawan porselin, pipet
optimasi formula gummy candies ekstrak tetes, loyang.

Manitol + sirup jagung Gom arab + aquadest panas


Panaskan suhu 80°C Aduk hingga larut
Minyak jagung Gelatin aktif

Aduk ad homogen
Sari buah Markisa
Panaskan suhu 80°C
Sukrosa

Essens

Formulasi nutraseutikal sediaan gummy candies sari buah markisa kuning (passiflora edulis var. Flavicarpa) 33
dengan variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis
Feris Firdaus1, Vicky Agung Kresnanto2, Fajriyanto3 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

Laktosa
Aduk ad homogen
Pencetakan gummy candies

Uji sifat fisik sediaan

Gambar 1. Skema Pembuatan Sediaan


Sampel buah markisa yang digunakan benda asing yang tidak diinginkan. Buah
diperoleh dari Sentra Markisa Organik markisa yang telah melalui proses sortasi
Sleman Jl. Kaliurang, Hargobinangun, kemudian dicuci dengan air mengalir untuk
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, menghilangkan kotoran yang masih
Yogyakarta. Buah markisa diperoleh melalui menempel pada buah sehingga bebas dari
proses sortasi, pencucian, pengambilan daging cemaran. Buah markisa disortasi, dicuci dan
buah, dan penghalusan (pemblenderan). bersihkan, kemudian diambil daging buah dan
Sortasi dilakukan untuk memilih buah yang dipisahkan dari biji buah. Daging buah tersebut
berkualitas dan memisahkan dari benda- di-blender hingga menghasilkan sari buah
markisa.
Tabel 1. Formula gummy candies sari buah markisa (Passiflora edulis)
Bahan (mg) F.1 F.2 F.3 F.4 F.5
sari buah 300 300 300 300 300
manitol 190 190 190 190 190
corn syrup 538,65 538,65 538,65 538,65 538,65
gelatin 760 760 760 760 760
gom arab 28,5 28,5 28,5 28,5 28,5
laktosa 190 190 190 190 190
essens secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya
corn oil 99,75 99,75 99,75 99,75 99,75
sukrosa 115 230 345 490 575

Keterangan : yaitu manitol dan sirup jagung, kemudian


F.1 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa dipanaskan dalam bejana seperti waterbath
4,49 % yang telah diisi aquadest dengan suhu 80°C.
F.2 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa Kemudian ditambahkan minyak jagung.
8,98 % Penambahan minyak ini harus dalam keadaan
F.3 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa panas, yaitu dengan suhu 80°C atau lebih
13,47 % untuk mendapatkan hasil akhir tablet yang
F.2 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa kenyal dan mudah dikunyah. Jika
17,96 % penambahan di bawah suhu tersebut maka
F.3 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa akan didapatkan hasil akhir tablet dengan rasa
22,45 % yang tebal dari minyak seperti berlemak saat
Pembuatan Gummy Candies dikunyah dan tidak kenyal.
Larutkan Gom arab di dalam 10 ml
Proses pembuatan gummy candies ini aquadest panas pada gelas beaker yang
diawali dengan mencampurkan basis gummy, terpisah. Di tempat lain aktifkan gelatin

34 Maret 2013: 31 - 45
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2406

dengan cara memanaskannya di 15 ml Tabel 2. Persyaratan penyimpangan bobot


aquadest panas. Masukkan gelatin yang tablet (Anonim, 1979)
sudah aktif (larut) ke dalam larutan gom arab
aduk hingga homogen. Kemudian campuran Penyimpangan bobot
ini dimasukan ke dalam basis gummy. rata-rata
Bobot rata-rata
Tambahkan sari buah markisa dan A B
diaduk hingga homogen. Selanjtnya
25 mg atau kurang 15% 30%
ditambahkan sukrosa, aduk hingga homogen.
26 mg – 150 mg 10% 20%
Kemudian tambahkan laktosa ke dalam
151 mg – 300 mg 7,5% 15%
campuran tersebut, aduk homogen. Setelah
itu tambahkan essens secukupnya, dan aduk Lebih dari 300 mg 5% 10%
homogen. Usahakan semua bahan tambahan
yang dimasukan ke dalam campuran diaduk Uji Tingkat Kesukaan (Hedonic test)
secara perlahan tanpa menimbulkan adanya
buih. Campuran tersebut kemudian dituang Uji kesukaan pada dasarnya merupakan
kedalam cetakan dan didinginkan. Gummy pengujian yang panelisnya menggunakan
candies yang telah jadi kemudian diuji sifat respon berupa senang atau tidaknya terhadap
fisiknya dan di analisis. Determinasi tanaman bahan yang diuji. Pada penelitian ini dilakukan
yang berpedoman pada buku acuan flora of uji kesukaan terhadap 20 responden berbagai
java (Backer dan Brink, 1965), di usia dengan parameter yang diuji meliputi
laboratorium terpadu biologi farmasi fakultas rasa, aroma, warna dan bentuk serta tingkat
MIPA UII Jogjakarta. kesukaan responden terhadap tiap-tiap
formula. Skala nilai yang digunakan adalah
Uji Sifat Fisik Sediaan skala nilai numerik dengan nilai 1 sampai 3.
Nilai 1 menyatakan tidak suka, nilai 2
Gummy candies diamati secara visual menyatakan suka, dan nilai 3 menyatakan
mengenai warna, rasa, aroma/bau, bentuk dan sangat suka.
tekstur , apakah terjadi ketidakhomogenan zat
warna atau tidak, bentuk tablet, permukaan Analisis Hasil
cacat atau tidak dan harus bebas dari noda
atau bintik-bintik. Sejumlah 20 tablet Data yang diperoleh dari pengujian
ditimbang, hitung bobot rata-rata tiap tablet, dibandingkan terhadap persyaratan-
jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih persyaratan dalam literatur yang ada.
dari dua tablet yang bobotnya menyimpang Keseragaman bobot sediaan sesuai dengan
lebih besar dari bobot rata-rata yang persyaratan yang ada dalam Farmakope
ditetapkan kolom A dan tidak satu pun yang Indonesia III. Data yang diperoleh dari uji sifat
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata fisik tablet yaitu keseragaman bobot akan
yang ditetapkan pada kolom B. Harga dianalisis secara statistik menggunakan uji
koefisiensi variasi (CV) dihitung dengan statistik One Way ANOVA dengan taraf
menggunakan rumus: kepercayaan 95%.
SD
CV = X 100%..( Anonim, 2009b) HASIL DAN PEMBAHASAN
X
Determinasi Tanaman

Langkah pertama yang dilakukan dalam


penelitian ini adalah mendeterminasi tanaman

Formulasi nutraseutikal sediaan gummy candies sari buah markisa kuning (passiflora edulis var. Flavicarpa) 35
dengan variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis
Feris Firdaus1, Vicky Agung Kresnanto2, Fajriyanto3 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

markisa (Passiflora edulis) secara Pemeriksaan Organoleptis Sari Buah


makroskopik di Laboratorium Biologi Farmasi Markisa
UII dengan tujuan untuk mencari kebenaran
identitas dari tanaman yang akan diteliti dan Pembakuan atau karakteristik ekstrak
agar tidak terjadi kesalahan terhadap tanaman (sar i) perlu dilakukan kar ena ekstrak
yang akan digunakan. Determinasi dilakukan merupakan bahan baku obat tradisional yang
dengan mencocokkan keadaan morfologi mempunyai sifat dan karakteristik yang
tanaman dengan kunci-kunci determinasi berbeda dengan bahan obat pada umumnya.
sesuai petunjuk literatur Flora of Java Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas
(Lachman, et al. 1994). Hasil determinasi dan bentuk sediaan yang dibuat. Terpenuhinya
rumus tanamannya adalah : standar mutu produk/bahan ekstrak tidak
terlepas dari pengendalian proses, pengujian
12b- 13b- 14b- 17b- 18b- 19b- 20b- 21a- atau pemeriksaan persyaratan parameter
Fam. 73. Passifloraceae- 1b- 2. standar umum ekstrak mutlak dilakukan
Passiflora .L- 3a- 4a- 5b- 8b- 10a- Sp. dengan berpegang pada manajemen
Passiflora edulis .L. Dari hasil pengendalian mutu eksternal oleh badan
determinasi dapat dipastikan bahwa formal (Anonim, 2000).
tanaman tersebut adalah tanaman Uji sifat fisik sari dilakukan untuk
markisa. Seperti telah diketahui bahwa mendapatkan kriteria-kriteria fisik dari sari
buah markisa mengandung vitamin C buah markisa. Sari buah markisa didapat dari
sebanyak 30 mg (50 %) dan vitamin A hasil pemblenderan buah markisa yang
sebanyak 1272 IU (25%) dan berbagai kemudian dikeringkan dengan metode freeze
jenis vitamin serta mineral lainnya. Oleh drying. Kriteria-kriteria tersebut nantinya
karena itu formulasi ini bertujuan untuk akan menjadi patokan sifat fisik sari buah
memformulasikan sari buah markisa markisa pada produksi Gummy candies dan
dalam bentuk Gummy candies. diharapkan akan diperoleh sediaan yang
seragam dengan produksi sebelumnya.
Sebagai pengenalan awal terhadap sari
buah markisa maka dilakukan pemeriksaan
organoleptis yang meliputi bentuk, warna, bau
dan rasa. Hasil pemeriksaan organoleptis sari
buah markisa dapat dilihat pada Tabel 3;

Tabel 3. Pemeriksaan organoleptis sari buah


markisa

No Pemeriksaan Hasil
organoleptis

1 Bentuk Massa semipadat


2 Warna Kuning kecoklatan
3 Bau Khas buah markisa
4 Rasa Sangat asam
Gambar 2. Buah Markisa Kuning (Passiflora
edulis var. flavicarpa
Freeze drying atau proses beku-kering
merupakan salah satu metode pengeringan
yang memiliki kelebihan dalam
mempertahankan mutu bahan yang

36 Maret 2013: 31 - 45
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2406

dikeringkan seperti memelihara stabilitas Hasil Uji Sifat Fisika Sediaan


aroma, warna, struktur dan kemampuan
rehidrasi. Metode ini berbeda dari yang lain Proses pembuatan gummy candies ini
bahwa itu terjadi berdasarkan pr oses diawali dengan mencampurkan basis gummy,
sublimasi pada suhu dan tekanan di bawah yaitu manitol dan sirup jagung, kemudian
titik beku air (0°C dan 613 Pa). Namun, dipanaskan dalam waterbath yang telah diisi
karena air dalam materi umumnya aquadest dengan suhu 80°C.
mengandung zat larut, titik beku akan jauh di Kemudian ditambahkan minyak jagung.
bawah 0°C. Hal ini menyebabkan pembekuan Penambahan minyak ini harus dalam keadaan
dan karakteristik pengeringan yang berbeda panas, yaitu dengan suhu 80°C atau lebih
untuk setiap material. Optimasi proses untuk mendapatkan hasil akhir tablet yang
pengeringan-beku harus dimulai dengan kenyal dan mudah dikunyah. Jika
pemahaman yang mendalam membekukan penambahan di bawah suhu tersebut maka
mekanisme dan karakteristik pengeringan akan didapatkan hasil akhir tablet dengan rasa
material yang sedang dikeringkan yang tebal dari minyak seperti berlemak saat
(Armansyah, et al. 2000). dikunyah dan tidak kenyal.
Material yang digunakan dalam proses Larutkan Gom arab di dalam 10 ml
beku kering ini adalah jus buah markisa. Pada aquadest panas pada gelas beaker yang
gambar 11 dapat dilihat bahwa sari buah terpisah. Di tempat lain aktifkan gelatin
markisa yang telah mengalami proses freeze dengan cara memanaskannya di 15 ml
drying menghasilkan massa semipadat aquadest panas. Masukkan gelatin yang
berwarna kuning kecoklatan. Berdasarkan sudah aktif (larut) ke dalam larutan gom arab
hasil yang didapat seharusnya produk akhir aduk hingga homogen. Kemudian campuran
proses beku kering berbentuk serbuk. Hal ini ini dimasukan ke dalam basis gummy.
dapat terjadi karena kandungan gula (sukrosa) Tambahkan sari buah markisa dan diaduk
yang tinggi dalam buah markisa mencapai 11 hingga homogen. Selanjtnya ditambahkan
gram dalam 100 gram buah markisa (Anonim, sukrosa, aduk hingga homogen. Kemudian
2009a), sehingga proses pemanasan pada saat tambahkan laktosa ke dalam campuran
pengeringan terjadi harus dikendalikan untuk tersebut , aduk homogen. Setelah itu
tetap berada dibawah suhu kritis sukrosa tambahkan essens secukupnya, dan aduk
yaitu -32°C. Karena bila suhu tidak homogen. Usahakan semua bahan tambahan
dipertahankan dapat terjadi fenomena yang dimasukan ke dalam campuran diaduk
runtuhnya struktur matriks beku dari material secara perlahan tanpa menimbulkan adanya
yang mengandung sukrosa yang dapat buih.
menyebabkan hasil akhir tidak berbentuk Campuran tersebut kemudian dituang
serbuk kering (Anonim, 2008). kedalam cetakan dan didinginkan. Gummy
candies yang telah jadi kemudian diuji sifat
fisiknya dan di analisis. Sedian yang diperoleh
dari masing-masing formula diuji sifat fisika
tablet yang meliputi uji organoleptis dan
keseragaman bobot.

Hasil Pemeriksaan Organoleptis

Pemeriksaan organoleptis yang


dilakukan meliputi bentuk, warna, bau, rasa
Gambar 3. Sari Buah Markisa dan tekstur. Berikut hasil uji organoleptis

Formulasi nutraseutikal sediaan gummy candies sari buah markisa kuning (passiflora edulis var. Flavicarpa) 37
dengan variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis
Feris Firdaus1, Vicky Agung Kresnanto2, Fajriyanto3 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

gummy candies tiap-tiap formula yang dapat Tabel 5. Uji organoleptis gummy candies
dilihat pada tabel 4-8 dan bentuk sediaan formula 2 (sukrosa 8,98%)
gummy candies yang dihasilkan dapat dilhat No Pemeriksaan Hasil
pada gambar 4-8. organoleptis
Tabel 4. Uji organoleptis gummy candies 1 Bentuk Bintang
formula 1 (sukrosa 4,49%)
2 Warna Kuning kecoklatan
No Pemeriksaan Hasil 3 Bau Khas buah markisa
organoleptis
4 Rasa Asam
1 Bentuk Bintang 5 Tekstur Kenyal sempurna
2 Warna Kuning kecoklatan
3 Bau Khas buah markisa
4 Rasa Asam
5 Tekstur Kenyal sedikit keras

Gambar 5. Gummy candies formula 2

Gambar 4. Gummy candies formula 1 Formula 2 (gambar 5) masih


menghasilkan rasa yang asam dengan tekstur
Pada semua formula dihasilkan sediaan kenyal lebih baik dari formula 1. Pada formula
gummy candies dengan bentuk sesuai ini kadar sukrosa 8,89% yang digunakan
cetakan yang digunakan yaitu bintang. Dipilih belum mampu menutupi rasa asam sari buah
bentuk bintang karena sediaan ini ditujukan yang digunakan. Pada formula 3
kepada anak-anak, sehingga sediaan dibuat menghasilkan sediaan dengan rasa sedikit
menarik dan disukai anak-anak. Pada uji manis, ini menunjukan bahwa penambahan
organoleptis terhadap warna dan aroma, sukrosa sebesar 13,47% sebagai bahan
sediaan yang dihasilkan pada formula 1-5 pemanis pada sediaan ini sedikit dapat
memiliki warna kuning kecoklatan dan menutupi rasa asam dari sari buah markisa.
beraroma khas markisa sesuai dengan warna Tekstur yang dihasilkan juga sesuai dengan
dan aroma sari buah yang digunakan. harapan yaitu kenyal sempurna (gambar 6).
Sedangkan pada uji organoleptis
terhadap rasa dan tekstur terdapat perbedaan Tabel 6. Uji Organoleptis Gummy Candies
Formula 3 (Sukrosa 13,47%)
pada tiap-tiap formula yang dihasilkan. Pada
formula 1 rasa yang dihasilkan asam dan No Pemeriksaan Hasil
memiliki tekstur kenyal tetapi sedikit keras organoleptis
(gambar 4). Ini dikarenakan kadar sukrosa 1 Bentuk Bintang
lebih rendah ada pada formula 1 dibandingkan
2 Warna Kuning kecoklatan
formula 2, 3, 4 dan 5 yaitu 4,49% sehingga
3 Bau Khas buah markisa
tidak mampu menutupi rasa asam sari buah
markisa dan berpengaruh pada tekstur yang 4 Rasa Sedikit manis
kenyal dan sedikit keras. 5 Tekstur Kenyal sempurna

38 Maret 2013: 31 - 45
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2406

Tabel 8. Uji Organoleptis Gummy Candies


Formula 5 (Sukrosa 22,45%)
No Pemeriksaan Hasil
organoleptis

1 Bentuk Bintang
2 Warna Kuning kecoklatan
3 Bau Khas buah markisa
4 Rasa Manis
5 Tekstur Kenyal cukup keras
Gambar 6. Gummy Candies Formula 3

Pada formula 4 rasa yang dihasilkan


yaitu manis, ini menunjukan bahwa kadar
sukrosa 17,96% yang digunakan berhasil
menutupi rasa asam sari buah markisa.
Tekstur yang dihasilkan gummy candies
formula 4 adalah kenyal sempurna (gambar
15). Pada formula 5, panambahan sukrosa
sebagai bahan pemanis sebanyak 22,45%
semakin menutupi rasa asam sari buah
markisa yang digunakan. Tekstur yang Gambar 8. Gummy candies formula 5
dihasilkan pada formula 5 memiliki perbedaan Perbedaan tekstur yang dihasilkan pada
yang cukup signifikan dibandingkan formula masing-masing formula diakibatkan karena
sebelumnya, sediaan yang dihasilkan memiliki perbedaan jumlah kandungan air yang tersisa
rasa manis dengan tekstur kenyal tetapi pada saat sediaan dituang ke dalam cetakan.
cukup keras (gambar 8). Salah satunya yang mempengaruhi kandungan
Tabel 7. Uji Organoleptis Gummy Candies air pada tiap-tiap formula yaitu lamanya
Formula 4 (Sukrosa 17,96%) proses pembuatan yang dilakukan di atas
No Pemeriksaan Hasil waterbath. Lamanya waktu pemanasan yang
organoleptis tidak dikendalikan menyebabkan jumlah air
yang menguap pada tiap-tiap formula tidak
1 Bentuk Bintang
sama. Sehingga bila sediaan yang dihasilkan
2 Warna Kuning kecoklatan memiliki tekstur kenyal tetapi sedikit keras
3 Bau Khas buah markisa berarti sisa air yang ada lebih sedikit
4 Rasa Manis dibandingkan sediaan yang memiliki tekstur
5 Tekstur Kenyal sempurna yang lebih kenyal seperti yang diharapkan
pada sediaan gummy candies.

Keseragaman Bobot

Uji keseragaman bobot sediaan


dilakukan untuk mengetahui bobot sediaan
yang seragam dan uji ini dijadikan parameter
produksi yang merupakan pengukuran secara
rutin untuk mendapatkan bobot sediaan yang
diinginkan. Keseragaman bobot secara tidak
Gambar 7. Gummy candies formula 4

Formulasi nutraseutikal sediaan gummy candies sari buah markisa kuning (passiflora edulis var. Flavicarpa) 39
dengan variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis
Feris Firdaus1, Vicky Agung Kresnanto2, Fajriyanto3 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

langsung menunjukkan keseragaman keseragaman bobot melalui pengaturan suhu


kandungan zat di dalam sediaan. dalam penyimpanan. Selain itu dengan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran besarnya cetakan, sehingga dapat
keseragaman bobot tablet adalah bentuk diperoleh bobot tablet sebesar 3 gram.
cetakan dan suhu. Sering berubahnya Adapun hasil dari uji keseragaman bobot
pengaturan suhu dapat menyebabkan variasi sediaan gummy candies pada tiap-tiap
bobot tablet, oleh karena itu diperlukan kontrol formula dapat dilihat pada grafik gambar 9.

4.0952682 4.0568731
4.5
4 3.4208569
3.1470871
3.5 2.9112554
Koefisien variasi (%)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5
Formula

Gambar 9. Pengaruh kadar sukrosa terhadap keseragaman bobot

Keterangan: syarat koefisien variasi yang diberikan yakni


Formula 1 = Formula dengan variasi kadar <5%.
sukrosa 4.49 % Data yang diperoleh selanjutnya
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar dianalisa statistik dengan SPSS menggunakan
sukrosa 8.89 % One Way ANOVA. Sebelum uji ANOVA,
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar dilakukan uji statistik non parametrik yang
sukrosa 13.47 % bertujuan untuk mengetahui apakah data
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar keseragaman bobot yang didapat terdistribusi
sukrosa 17.96 % normal atau tidak. Uji statistik non parametrik
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar menggunakan One Sample Kolmogorov-
sukrosa 22.45 % Smirnov, menunjukan data terdistribusi
normal, sehingga data dapat langsung diolah
Pada grafik keseragaman bobot tersebut uji statistik parametrik dengan One Way
dapat dilihat bahwa terdapat variasi profil ANOVA. Hasil ANOVA keseragaman bobot
grafik pada masing-masing formula. Adanya menunjukkan nilai signifikan 0,000 (syarat P
variasi ini dapat disebabkan oleh kondisi < 0,05), hal ini menunjukkan keseragaman
cetakan yang terbatas pada ukurannya yang bobot tablet memiliki nilai yang berbeda
tidak seragam. Selain itu, pada kondisi signifikan.
pemanasan yang tidak stabil dapat Kemudian untuk mengetahui perbedaan
mempengaruhi proses penuangan ke dalam yang spesifik, dilanjutkan dengan
cetakan, sehingga sangat sulit untuk dituang menggunakan analisis statistik Tukey. Hasil
dan mengakibatkan bobot tablet sangat statistik ternyata menunjukkan bahwa formula
bervariasi. Koefisien variasi yang dihasilkan 5 memiliki perbedaan signifikan dengan
dari masing-masing formula masih memenuhi keempat formula lainnya.

40 Maret 2013: 31 - 45
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2406

Berangkat dari hasil uji keseragaman Uji hedonik perlu dilakukan untuk
bobot ini dapat disimpulkan bahwa berat tablet melihat sejauh mana kesukaan responden
yang dicetak ditentukan oleh alat cetak yang terhadap gummy candies sari buah markisa
sulit untuk dikalibrasi. Kestabilan pemanasan yang telah dibuat. Pada uji ini dilakukan
juga menentukan mudah atau tidaknya tablet penilaian oleh 20 responden untuk semua
dituang ke dalam cetakan karena pemanasan formula, yang terdiri dari kerabat, sahabat,
yang rendah akan membuat massa yang lebih maupun mahasiswa dari berbagai jurusan
padat, sehingga mempengaruhi keseragaman dengan variasi usia. Pemilihan responden ini
bobotnya. Sifat gula yang mempunyai melting didasarkan pada faktor kesehatan dan usia.
point rendah menuntut kecepatan penuangan Parameter yang dapat digunakan untuk
agar tablet tidak rusak karena pemanasan mengukur kesukaan responden terhadap
yang terlalu lama, sehingga suhu pelelehan tablet yaitu rasa, warna, aroma/bau dan
harus selalu menjadi poin penting yang bentuk. Aspek yang dinilai bertujuan untuk
diperhatikan. Faktor-faktor tersebut sangat melihat tanggapan responden berdasarkan
menentukan bobot tablet yang bervariasi. variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis.
Untuk mengatasinya selama pr oses Tingkat kesukaan responden melalui uji
pencetakan perlu dilakukan pengujian bobot tanggapan rasa, warna, aroma/bau dan
tablet secara berkala. Keseragaman bobot bentuk serta kesukaan tiap formula dapat
ditentukan berdasarkan atas banyaknya dilihat pada gambar 18-22, total skor yang
penyimpangan bobot tablet rata-rata yang didapat berasal dari jumlah nilai tiap-tiap
masih diperbolehkan menurut persyaratan formula yang diberikan responden dengan
yang telah ditentukan. ketentuan bahwa nilai 1 berarti tidak suka,
nilai 2 berarti suka dan nilai 3 berarti sangat
Hasil Uji Hedonik (tingkat kesukaan) suka.

Gambar 10. Tingkat kesukaan responden melalui uji tanggapan rasa


Keterangan: Formula 3 = Formula dengan variasi kadar
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 22.45 %
sukrosa 4.49 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar Hasil dari tingkat kesukaan responden
sukrosa 8.89 % melalui uji tanggapan rasa menunjukan bahwa
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar formula 4 merupakan formula yang paling
sukrosa 13.47 % diterima oleh responden dengan total skor
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar tertinggi yaitu 45 (gambar 10).
sukrosa 17.96 %

Formulasi nutraseutikal sediaan gummy candies sari buah markisa kuning (passiflora edulis var. Flavicarpa) 41
dengan variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis
Feris Firdaus1, Vicky Agung Kresnanto2, Fajriyanto3 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

Kombinasi rasa manis dan asam yang 4,49%. Formula ini memiliki skor terendah
pas, mampu dihasilkan formula 4 dengan karena jumlah kadar pemanis tidak mampu
kadar sukrosa 17,96%. Skor terendah menutupi rasa asam yang berasal dari sari
diperoleh formula 1 dengan kadar sukrosa buah markisa.

Gambar 11. Tingkat kesukaan responden melalui uji tanggapan warna


Keterangan: bahwa formula 3 merupakan formula yang
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar paling diterima oleh responden dengan total
sukrosa 4.49 % skor tertinggi yaitu 42 dan skor terendah
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar diperoleh formula 5 yaitu 34 (gambar 11).
sukrosa 8.89 % Tampilan warna dari sediaan yang dihasilkan
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar yaitu berasal dari sari buah markisa yang
sukrosa 13.47 % memiliki warna yang kuat untuk
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar mempengaruhi sediaan yang dihasilkan serta
sukrosa 17.96 % penambahan sedikit pewarna makanan. Pada
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar formula 3 mampu dihasilkan sediaan gummy
sukrosa 22.45 % candies dengan warna yang cerah
dibandingkan formula lainnya karena zat
Hasil tingkat kesukaan responden pewarna yang digunakan mempu terdistribusi
melalui uji tanggapan warna menunjukan secara merata selama proses pembuatan.

Gambar 12. Tingkat kesukaan responden melalui uji tanggapan aroma


Keterangan: Formula 1 = Formula dengan variasi kadar
sukrosa 4.49 %

42 Maret 2013: 31 - 45
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2406

Formula 2 = Formula dengan variasi kadar Hasil tingkat kesukaan responden


sukrosa 8.89 % melalui uji tanggapan aroma/bau menunjukan
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar bahwa tidak ada perbedaan skor yang
sukrosa 13.47 % signifikan pada tiap-tiap formula. Aroma/bau
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar khas markisa yang dihasilkan berasal dari sari
sukrosa 17.96 % buah markisa yang digunakan dan essens
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa markisa yang ditambahkan. Formula 4
menjadi for mula yang paling disukai
22.45 %
responden dengan total skor 43 (gambar 12).

Gambar 13. Tingkat kesukaan responden melalui uji tanggapan bentuk


Keterangan: yang tidak jauh berbeda pada uji tanggapan
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar aroma/bau, bahwa tidak ada perbedaan total
sukrosa 4.49 % skor yang signifikan pada tiap-tiap formula
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar (gambar 13). Bentuk sediaan gummy
sukrosa 8.89 % candies yang dihasilkan mengikuti bentuk
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar cetakan yaitu bintang. Seperti yang telah
sukrosa 13.47 % dikatakan sebelumnya bahwa bentuk bintang
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar dipilih karena menghasilkan bentuk yang
sukrosa 17.96 % menarik dan disukai oleh anak-anak.
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar Sehingga dengan kandungan vitamin A dan
sukrosa 22.45 % C yang ada pada buah markisa dapat
dikonsumsi dan diterima oleh anak-anak dalam
Hasil tingkat kesukaan responden bentuk sediaan baru yang manarik yaitu
melalui uji tanggapan bentuk menunjukan hasil sediaan gummy candies.

Gambar 14. Tanggapan responden tentang penerimaan tiap formula

Formulasi nutraseutikal sediaan gummy candies sari buah markisa kuning (passiflora edulis var. Flavicarpa) 43
dengan variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis
Feris Firdaus1, Vicky Agung Kresnanto2, Fajriyanto3 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

Keterangan: Saran yang dapat diberikan adalah perlu


Formula 1 = Formula dengan variasi kadar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
sukrosa 4.49 % mengetahui hasil uji stabilitas sediaan gummy
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar candies sari buah markisa tersebut dalam
sukrosa 8.89 % durasi waktu untuk mengetahui batas
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar kadaluarsanya sebelum dilakukan produksi
sukrosa 13.47 % massal skala industri.
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar
sukrosa 17.96 % DAFTAR PUSTAKA
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar
sukrosa 22.45 % Anonim, 2009a, Fitokimia Herba Konyal,
available at http: //
Dari segi kesukaan responden terhadap simonbwidjanarko.files.wordpress.com/
2008/07/ fitokimia-herba-konyal.pdf
kelima formula, sebagian besar responden
(diakses tanggal 25 Desember 2009).
memilih formula 4 yaitu dari total 20
Anonim, 2009b, Nutririondata, http://
responden, 16 responden menyatakan
www.nutriondata.com/facts/fruits-
menerima dan 4 responden menyatakan
andfruit-juices/1987/2 ( diakses tanggal
sangat menerima formula ini serta tidak
25 Desember 2009).
satupun responden yang menolak formula 4
Anonim, 2008, A Guide To Freeze Drying
(gambar 22). Formula dengan variasi kadar
for the Laboratory, An Industry
sukrosa sebagai bahan pemanis sebesar
Service Publication, Labconco
17,96% lebih disukai responden karena pada Corporation, Missouri, USA.
uji tanggapan rasa, aroma/bau serta bentuk Anonim, 2000, Parameter Standar Umum
memiliki total skor tertinggi dibandingkan Ekstrak Tumbuhan Obat dan
formula lainnya yaitu 45, 43, 47, hanya saja makanan, Cetakan Per tama,
pada tanggapan warna hanya mendapatkan Departemen Kesehatan Republik
skor 38. Indonesia, Direktor at Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan,
KESIMPULAN DAN SARAN
Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional, Jakarta, 5-6.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi
dilakukan, pengumpulan, pengolahan, dan III, Departemen Kesehatan Republik
analisis data yang diperoleh, maka dapat ditarik Indonesia, Jakarta, 1000.
kesimpulan bahwa sediaan gummy candies Armansyah H., Tambunan dan Manalu L. P.,
sari buah markisa yang dihasilkan telah 2000, Mekanisme Pengeringan Beku
memenuhi persyaratan sifat fisika tablet yang Produk Pertanian, Jurnal Sains dan
baik, diperoleh koefisien variasi pada uji Teknologi Indonesia Vol.2, No.3, hal. 66-
keseragaman bobot untuk formula 1, 2, 3, 4 74 Humas-BPPT/ANY, http://
dan 5 yaitu 3,42% 4,10% 2,91% 3,15% dan ww w. ip t ek . ne t . id / in d/
4,01%. Berdasarkan hasil uji sifat fisika, dapat ?mnu=8&ch=jsti&id=174 (diakses
disimpulkan bahwa dengan variasi kadar tanggal 28 Juli 2010)
sukr osa sebagai bahan pemanis tidak Becker, C. A., and Van De Brink, R. C. B.,
mempengaruhi keseragaman bobotnya. 1965, Flora Of Java, IV. V. P.,
Formula 4 dengan variasi kadar sukrosa Nor ordhoff-Groningen, T he
sebagai bahan pemanis sebesar 17,96% Netherlands.
merupakan formula yang paling disukai oleh Lachman, L, lieberman, H.A, Kanig, J.L,
responden. 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri II,edisi III, diterjemahkan oleh

44 Maret 2013: 31 - 45
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2406

Siti Suyatmi dan Iis Aisyah, UI Press,


Jakarta, 685,700,713.
Siregar, Dr. Amarullah H. DIHom., DNMed.,
MA, M.Sc., Ph.D., dan Toruan P., Dr.,
MM., Suplemen Sebagai
Penyeimbang, Perkumpulan Awet
Sehat Indonesia,
ht t p : / / www. t a b l oid- na kit a . com/
artikel2.php3?edisi=07328&rubrik
=klinikibu (diakses tanggal 1 Juni 2010).

Formulasi nutraseutikal sediaan gummy candies sari buah markisa kuning (passiflora edulis var. Flavicarpa) 45
dengan variasi kadar sukrosa sebagai bahan pemanis

You might also like