You are on page 1of 9

ISSN: 0216 - 3160

Dewan Editor Jurnal TIP


ISSN:0216-3160
JURNAL TET(NOLOGI INDUSTRI PERTANTAN
Vol. 20, No. l, APril 2010
Penanggung Jawab
Ketua Umum Asosiasi Agroindustri Indonesia dan
Ketua Depaftemen Teknologi Industri Pertanian, FATETA - IPB

Ketua Dewan Editor


Marimin (IPB)

' Dewan Editor


Agus H. Canny (AGRIN)
Didik Purwadi (UGM)
Dwiwahju Sasongko (ITB)
E. Gumbira Sa'id (IPB)
Kadarsah Suryadi (ITB)
Koesnandar (BPPT)
Moses L. Singgih (ilS)
Moh. Nasikin (UI)
Tajuddin Bantacut (IPB)

Editor Pelaksana
Ika Amalia Kaftika (Ketua)
Andes Ismayana
Dwi Setyaningsih
Ono Suparno
Titi Candra Sunafti

Sekretatiat
SriMatini
ih Suketih

Penerbit
Asosiasi Agroindustri Indonesia (AGRIN) dan
Departemen Teknologi Industri Pertanian C[N)
Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA)
Institut Pertanian Bogor (IPB)

Alamat Redaksi
Departemen Tekrologl Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Peftanian
Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga PO Box 220,Bogor 16002 Telp./Fax (0251) 8621974,8625088
e-mail : jurnal-tip@yahoo.co.id atau jurnal-tip@ipb.ac.id
Vol 20, No 1 (2010) Jurnal Teknologi Industri Pertanian

Table of Contents
Articles
Dewan Editor PDF
Dewan Editor TIN
PREPARATION OF LIQUID HIDROCARBON FUEL BY PDF
CRACKING
Agus Sundaryono dan Budiyanto
POTENTIAL RECYCLING OF INDUSTRIAL EFFLUENT FROM PDF
Muhammad Romli, Suprihatin, Arion Said, Andina
Bunga Lestari
MICRO AND SMALL ENTERPRISES PERFORMANCE PDF
EVALUATION SYSTEM
Rakhma Oktavina, M. Syamsul Ma’arif, Eriyatno dan
Erliza Hambali
TECHNOLOGY-BASED ASSESMENT OF REGIONAL PDF
COMPETITIVENESS FOR AGROINDUSTRY DEVELOPMENT
USING FUZZY APPROACH
Suci Wulandari dan Marimin
A STRATEGY FOR THE DEVELOPMENT OF SILK PDF
AGROINDUSTRY
Djoni Tarigan, Anas Miftah Fauzi Sukardi, Ani Suryani
dan Mien Kaomini
DETERMINING AN OPTIMAL CORN PLANTING SCHEDULE PDF
BY USING THE INTEGRATION OF SUPPLY CHAIN RISK
EVALUATION MODEL
Suharjito, Machfud, Bambang Haryanto, Sukardi
CHANGE OF QUALITY IN SUGAR CANE (Saccharum PDF
officinarum) JUICE
Fitry Filianty, Sapta Raharja, Prayoga Suryadarma
THE REQUIREMENT TO IMPROVE CONDITION OF PDF
PATCHOULI OIL BUSINESS SYSTEM BY FUZZY APPROACH
Asep Mohamad Noor dan Machfud
Pedoman Bagi Penulis PDF
Pedoman Bagi Penulis
Ucapan Terima kasih PDF
Ucapan Terima Kasih

ISSN: 0216-3160
Pembuatan Bahan Bakar Hidrokarbon Cair Melalui……..

PEMBUATAN BAHAN BAKAR HIDROKARBON CAIR MELALUI REAKSI CRACKING MINYAK


PADA LIMBAH CAIR PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

PREPARATION OF LIQUID HIDROCARBON FUEL BY CRACKING


OIL FRACTION OF PALM OIL MILL EFFLUENT

Agus Sundaryono1)* dan Budiyanto2)


1)
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Jl. WR. Supratman No.1 Bengkulu 38121
Email : sundaryono_2005@yahoo.fr
2)
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu 38121

ABSTRACT

The objective of the study was to evaluate the utilization of two types of zeolite catalists to produce liquid
hidrocarbon fuel from oil fraction of palm oil mill effluent (POME). The oil fractions of POME were converted
into metil ester prior to be cracked using bifunctional catalist of zeolite. Esterification of the oil was done by
using H2SO4 at 60 oC for two hours and transesterification of it by using NaOH at 55 oC. The product methtyl
ester of the POME was cracked with zeolit catalists Cr-H-ZA (25:1) and Ni-H-ZA. The result had indicated that
zeolit catalist Cr-H-ZA could yield liquid hidrocarbon that containing fraction of gasoline fuel better than zeolite
catalist Ni-H-ZA. The product liquid hidrocarbon had kinematic viscosity of 0.8329 cSt and had similar
properties of gasoline fuel.
Keywords: catalitic craking, liquid hidrocarbon fuel, methylester, POME

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan dua jenis katalis zeolit untuk memproduksi bahan
bakar hidrokarbon cair bahan bakar hidrokarbon cair dari fraksi minyak limbah cair pengolahan kelapa sawit
(POME). Fraksi minyak limbah diubah menjadi metilester sebelum mengalami cracking mengunakan zeolit
sebagai katalis bifungsional. Esterifikasi minyak limbah dilakukan menggunakan katalisator H2SO4 pada 60 oC
selama dua jam, dan transesterifikasi menggunakan katalisator NaOH pada 55 oC. Craking dilakukan pada
produk metil ester menggunakan katalis zeolit Cr-H-ZA (25:1) dan Ni-H-ZA. Hasil studi menunjukkan bahwa
katalis zeolit Cr-H-Za dapat menghasilkan bahan bakar hidrokarbon cair yang mengandung gasoline lebih baik
daripada pengunaan kalis zeolit Ni-H-ZA. Produk bahan bakar hidrokarbon cair yang dihasilkan memiliki
viskositas kinematik sebesar 0,8329 cSt dan karakteristik menyerupai gasolin.
Kata kunci: Craking katalitik, bahan bakar hidrokarbon cair, metil ester, POME

PENDAHULUAN dipakai sebagai sumber bahan bioenergi ditinjau dari


aspek teknis dan aspek ekonomi. Penelitian yang
Ketergantungan Indonesia terhadap bahan sekarang banyak dilakukan untuk memperoleh
bakar fosil sangat besar, sehingga sejak tahun 2000 bioenergi digunakan bahan baku minyak pangan
menjadi negara pengimpor BBM. Berdasarkan data seperti misalnya CPO. Tentu saja pengembangan
ESDM (2006), minyak bumi mendominasi 52,5% energi alternatif berbahan baku CPO dapat
pemakaian energi di Indonesia, sedangkan dilakukan jika produksi CPO sedang melimpah.
penggunaan energi terbaharukan hanya sekitar 0,2% Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi
dari total penggunaan energi. Padahal cadangan Bengkulu pada tahun 2007/2008 tercatat 17 Pabrik
minyak bumi Indonesia diperkiraan akan habis Minyak Kelapa Sawit (PMKS), setiap pabrik
dalam waktu dua puluh tiga tahun mendatang. memproduksi CPO rata-rata sebanyak 30-60
Beberapa alternatif dikaji untuk memproduksi bahan ton/jam. Pengolahan minyak dalam PMKS
bakar terbarukan (renewable resources) seperti dihasilkan sebanyak 5% PKO dan 24% CPO,
misalnya dari berbagai jenis minyak nabati, yang sedangkan oil losses sebanyak 1,5% terikut dalam
kemudian dikenal dengan bioenergi. Pengembangan Palmoil Mill Effluent (POME). POME hanya
bioenergi semakin mendesak untuk segera dibuang ke lingkungan, sehingga menjadi salah satu
dilaksanakan, tidak lain untuk mensubtitusi pencemar lingkungan dengan rata-rata Biological
kebutuhan BBM di Indonesia. Oxygen Demand (BOD) 25,3 g/l, Chemical Oxygen
Kelapa sawit merupakan penghasil CPO Demand (COD) 34,7 g/l dan pH 4,1 (Afrizal, 2007).
(Crude Palm Oil ), CPO paling memungkinkan

14
*Penulis untuk korespondensi J. Tek. Ind. Pert. Vol. 20(1), 14-19
Agus Sundaryono dan Budiyanto

POME sampai saat ini belum banyak Pada penelitian ini metil ester yang diperoleh
dimanfaatkan, oleh karenanya dengan penelitian dari POME dikembangkan menjadi bahan bakar
yang mempunyai tujuan jangka panjang hidrokarbon cair melalui reaksi craking katalitik
meningkatkan nilai ekonomi POME melalui dengan memanfaatkan katalis bifungsional berbasis
pengembangkan energi terbarukan di Provinsi zeolit. Hasil craking katalitik ditentukan sifat
Bengkulu ini telah dimulai melalui penelitian fisikanya melalui uji densitas, viskositas, titik tuang
pendahuluan dengan hasil bahwa POME dapat dan titik pengkabutan. Analisis GC-MS digunakan
dikonversi menjadi mestil ester dengan rendemen untuk mengetahui apakah komponen penyusun
80% (Budiyanto et al., 2008). bensin (gasoline fuel, C5-C12) diperoleh dalam
Kajian pembuatan hidrokarbon cair setara hidrokarbon cair, hasil craking katalitik metil ester
gasolin (biogasolin) dari minyak biomass dari POME. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya
pengolahan kelapa sawit, termasuk fraksi minyak untuk mengembangkan sumber energi terbaharukan.
POME telah dilakukan oleh beberapa peneliti.
Penggunaan beberapa jenis logam yang METODE PENELITIAN
diimpregnasikan pada zeolit dilaporkan dapat
merubah fraksi minyak menjadi hidrokarbon cair Perlakuan Katalis
atau gasolin (Hikayat dan Sundaryono, 2009; Serbuk zeolit alam (ZA) dimasukkan dalam
Nasikin et al., 2009; Nurjanah, 2010; Setiadi dan larutan pengaktif HCl 2 M (ZA : HCl 2 M adalah 1 :
Fitria, 2006; Siregar dan Amin, 2006; Suharto et al., 2) sambil diaduk selama 4 jam tanpa pemanasan,
2003). setelah selesai dicuci dengan aquades sehingga pH
Zeolit alam pada umumnya memiliki menjadi netral. Zeolit yang diperoleh (H-ZA)
kristalinitas yang tidak tinggi, ukuran porinya sangat dikeringkan dalam oven pada suhu 110 ºC.
tidak seragam, aktivitas katalitiknya rendah, oleh Impregnasi dilakukan pada H-ZA, dengan
karena itu perlu diaktivasi dan dimodifikasi sebelum cara mencampurkan serbuk H-ZA ke dalam larutan
digunakan. Menurut Suharto (2003) zeolit alam yang mengandung 0,1 M ion logam Cr3+ (1 : 5 g/ml).
yang diimpregnasi dengan logam dapat digunakan Campuran diaduk selama 2 jam, kemudian disaring
sebagai katalis dalam craking molekul hidrokarbon. dan dipanaskan pada suhu 110 oC dalam oven
Perekahan minyak sawit mengunakan Zeolit yang selama 12 jam. Katalis yang dihasilkan (Cr-H-ZA)
diimpregnasi logam Ni dan Mo pada suhu 350 ºC selanjutnya dikalsinasi dalam muffle furnace pada
selama 1 dan 1,5 jam menghasilkan senyawa suhu 500 oC selama 4 jam. Hal yang sama
hidrokarbon cair dengan mayoritas molekul C 8 impregnasi dilakukan dengan larutan 0,1 M ion
sampai dengan C 15 (Nasikin et al., 2009). logam Ni2+. Sehingga dihasilkan katalis zeolit
Modifikasi zeolit alam dengan impregnasi logam bifungsional yaitu Cr-H-ZA dan Ni-H-ZA.
menghasilkan katalis bifungsional yaitu katalis asam
yang berfungsi untuk reaksi konversi dan logam Perlakuan Sampel
yang berfungsi untuk reaksi dehidrogenasi (Ariyanti POME disaring secara manual, minyak yang
et al., 2007). diperoleh dipanaskan 104 oC selama satu jam.
Studi perekahan minyak sawit lain dilakukan Minyak dipucatkan dengan cara kontak
dengan katalis B2O3 zeolit dan Cu-ZSM-5 (Setiadi menggunakan zeolit aktif (Sundaryono dan Verina,
dan Fitria, 2006; Siregar dan Amin, 2006). Pada 2005), kemudian ditambahkan asam fosfat (H3PO4)
studi perekahan mengunakan katalis Cu-ZSM-5 0,6% sebanyak 1-3% dari volume minyak dari
pada suhu 500 ºC 4 jam diketahui bahwa POME kemudian diaduk selama 30 menit, proses
penambahan pengunaan katalis sampai 8% berat degumming ini diakhiri dengan memisahkan
sampel, meningkatkan jumlah gasoline yang endapan.
terbentuk (Siregar dan Amin, 2006). Sementara itu Sebanyak 2 ml H2SO4 ditambahkan ke dalam
studi pengunaan katalis B2O3 zeolit pada perekahan campuran metanol dan minyak dari POME hasil
minyak goreng dan asam lemak, menunjukkan proses degumming (metanol : minyak = 1 : 5),
bahwa pada kondisi perekahan yang sama, campuran dipanaskan pada suhu 60 oC, diaduk
penambahan katalis boron oksida (B2O3) akan dengan cepat selama 2 jam, kemudian dibiarkan
menurunkan yield gasoline yang dihasikan. Selain dalam keadaaan dingin selama kurang lebih 8 jam.
itu, diketahui pula bahwa perekahan metal ester Kedalamnya ditambahkan metoksi (NaOH yang
minyak sawit lebih mudah daripada perekahan dilarutkan dalam metanol dengan perbandingan l:30
minyak goreng (Setiadi dan Fitria 2006). g/ml), kemudian dipanaskan pada suhu 55 oC sambil
Informasi tentang penggunaan zeolit dengan diaduk selama 2 jam, hasil dimasukkan ke dalam
berbagai jenis logam masih terbatas. Selain itu, corong pisah dan didiamkan selama satu malam.
informasi sifat fisik produk hasil perekahan metil Campuran akan terpisah, metil ester dicuci dengan
ester yang diperoleh dari fraksi POME masih sangat menggunakan air hangat 60 oC sampai air cucian
terbatas. Dengan demikian, kajian pada perekahan jernih, kemudian dikeringkan dengan MgSO4 .
katalitik metil ester yang dihasilkan dari minyak Metil ester hasil konversi minyak dari POME
limbah pada POME perlu dilakukan. dan katalis Cr-H-ZA (25:1 mL/g) dipanaskan pada

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 20 (1), 14-19 15


Pembuatan Bahan Bakar Hidrokarbon Cair Melalui……..

suhu 350 ºC selama 2 jam, kemudian didestilasi Yunitasari, 2009). Setelah dua tahap reaksi selesai,
pada suhu yang sama selama 1 jam. Variasi metil ester yang terbentuk dicuci dengan air hangat
dilakukan terhadap jumlah katalis hingga dua 60 oC untuk menghilangkan sisa katalis, gliserol dan
sampai tiga kali lipat. Langkah yang sama dilakukan metanol yang tidak bereaksi dan tertinggal dalam
juga dengan menggunakan katalis Ni-H-ZA. metil ester.
Senyawa hidrokarbon cair hasil perengkahan Hidrokarbon cair sebagai hasil dari craking
katalitik metil ester dianalisis dengan kromatografi katalitik terhadap metil ester dengan katalis Cr-H-
GC-MS, sedangkan sifat fisika hidrokarbon cair ZA (dengan variasi jumlah katalis 1:2:3) diperoleh
yang ditentukan meliputi densitas, viskositas, titik rendemen 42%, 56% dan 70,5%. Sedangkan dengan
tuang dan titik pengkabutan (Syah, 2006). katalis Ni-H-ZA diperoleh rendemen 37,5%, 61,5%,
69,5%. Densitas, viskositas, titik kabut, dan titik
HASIL DAN PEMBAHASAN tuang hidrokarbon cair hasil craking katalitik
disajikan pada Tabel 1.
POME sebagai sampel diambil dari pabrik Hasil pengukuran densitas mengindikasikan
PT. Bio Nusantara Bengkulu yang mengandung bahwa cracking katalitik metil ester mengunakan
Asam Lemak Bebas (ALB) sebesar 26,90%. ALB katalisator Cr-H-ZA mampu menurunkan densitas
yang tinggi menyebabkan terjadinya blocking reaksi lebih baik dari pada penggunaan katalis Ni-H-ZA.
pembentukan metil ester, yaitu metanol yang Viskositas hidrokarbon cair hasil perengkahan
seharusnya bereaksi dengan trigliserida terhalang katalitik dengan katalis Ni-H-ZA dan Cr-H-ZA lebih
oleh reaksi pembentukan sabun yang terbentuk oleh besar dari viskositas bensin. Titik kabut
katalis basa kuat dengan asam lemak bebas, hidrokarbon cair hasil craking katalitik dengan
akibatnya konsumsi katalis basa akan lebih besar katalis Ni-H-ZA sama dengan titik kabut bensin.
dan produk metil ester yang dihasilkan tidak Sedangkan titik kabut hidrokarbon cair yang
maksimal. Oleh karena itu konversi metil ester dari dihasilkan dengan katalis Cr-H-ZA lebih besar dari
minyak POME ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu titik kabut bensin. Titik tuang hidrokarbon cair hasil
esterifikasi dengan katalis H2SO4 dan trans- craking katalitik dengan katalis Ni-H-ZA dan Cr-H-
esterifikasi dengan katalis NaOH. Reaksi tahap satu ZA menyerupai titik tuang bensin. Titik tuang
esterifikasi bertujuan untuk menurunkan kadar asam dipengaruhi oleh panjang rantai karbon, semakin
lemak bebas agar menjadi sekitar 2% yaitu dengan panjang rantai karbon maka semakin tinggi titik
mengubah asam lemak bebas menjadi metil ester. tuang (Anonim, 2005).
Proses tersebut merupakan suatu rangkaian dari Metil ester hasil konversi dari POME
reaksi reversibel, yang di dalamnya molekul dianalisa secara kualitatif menggunakan GC-MS
trigliserida diubah tahap demi tahap menjadi untuk mengetahui komponen senyawa yang
digliserida, monogliserida, dan gliserol. Dalam tiap terbentuk. Kromatogram GC untuk komponen metil
tahap, satu mol alkohol dikonsumsi dan satu mol ester yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 1.
ester yang dibebaskan (Khasanah et al., 2009;

Tabel 1. Sifat fisik hidrokarbon cair hasil cracking katalitik metil ester dan bensin
Hidrokarbon Cair
Metil Bensin
Parameter Satuan Hasil Cracking
Ester (premium)
Ni-H-ZA Cr-H-ZA
Densitas g/cm3 0,8785 0,8354 0,7883 0,6876
Viskositas cSt 2,469 0,7636 0,646 0,372
o
Titik kabut C 13,3 <0 1 <0
o
Titik tuang C 9 <0 <0 <0

Gambar 1. Kromatogram GC komponen metal ester

16 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 20(1), 14-19


Agus Sundaryono dan Budiyanto

Banyaknya komponen metil ester yang Analisis komponen-komponen penyusun


terbentuk ditunjukkan oleh puncak-puncak yang ada metil ester pada Tabel 2 dilakukan dengan
pada kromatogram. Kromatogram metil ester ini membandingkan hasil kromatogram GC-MS dengan
digunakan sebagai pembanding untuk melihat referensi spektrum massa pembanding pada Bank-
komponen baru yang dihasilkan pada perengkahan National Institute Standar of Technology (NIST)-62
katalitik terhadap metil ester dari POME Library (62 enteries) Willey 299 Library dan Pesticd.
menggunakan katalis berbasis zeolit. Kromatogram hasil cracking katalitik metil
Komponen-komponen penyusun metil ester ester dengan menggunakan katalis Cr-H-ZA dan
hasil konversi minyak dari POME disajikan pada katalis Ni-H-ZA disajikan pada Gambar 2 dan 3.
Tabel 2.
Tabel 2. Komponen penyusun metil ester
No. Komponen
Rumus Molekul Komposisi (%)
Puncak Penyusun
2 Metil Miristat C15H30O2 2,62
3,4 Metil Palmitat C17H34O2 36,86
Asam Palmitat
5,6 C18H34O2 3,98
(tidak termetilkan)
7,8 Metil Oleat C19H36O2 48,61
9 Komponen lainnya - 4,10

Gambar 2. Kromatogram hasil cracking metil ester dengan katalis Cr-H-ZA

Gambar 3. Kromatogram hasil cracking metil ester dengan katalis Ni-H-ZA

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 20 (1), 14-19 17


Pembuatan Bahan Bakar Hidrokarbon Cair Melalui……..

Metil ester hasil konversi minyak dari Pada penelitian perengkahan selama 75 menit,
POME tersusun atas komponen senyawa yang menggunakan katalis HZSM dapat dihasilkan fraksi
memiliki rantai hidrokarbon yang panjang dengan gasoline dengan yield tertinggi 28,87%,(Nurjanah,
berat molekul yang besar. Diharapkan senyawa ini 2010).
dapat dikonversi menjadi hidrokarbon berantai
KESIMPULAN DAN SARAN
pendek dengan berat molekul yang lebih kecil,
melalui metode craking katalitik menggunakan
Kesimpulan
katalis berbasis zeolit. Hasil konversi diharapkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa POME
merupakan bahan bakar hidrokarbon cair dengan
dapat dikembangkan menjadi bahan bakar
rantai karbon lebih pendek setara dengan bensin.
hidrokarbon cair melalui reaksi craking katalitik
Analisis GC-MS komponen penyusun hidrokarbon
dengan menggunakan katalis Cr-H-ZA maupun
hasil perengkahan katalitik metil ester dengan katalis
katalis Ni-H-ZA.
Cr-H-ZA dan katalis Ni-H-ZA disajikan pada Tabel
Karakteristik fisik hasil cracking katalitik
3 dan 4.
menggunakan katalis Cr-H-ZA yaitu densitas 0,7883
Berdasarkan analisis GC-MS diketahui
g/cm3, viskositas kinematik 0,6460 cSt, titik kabut
bahwa cracking katalitik metil ester dari POME
dan titik tuang < 0 oC. Sedangkan menggunakan
dapat dilakukan menggunakan katalis zeolit
katalis Ni-H-ZA, densitas 0,8354 g/cm3, viskositas
bifungsional Cr-H-ZA maupun Ni-H-ZA, akan
kinematik 0,7636 cSt, titik kabut dan titik tuang < 0
tetapi kemampuan katalis Cr-H-ZA dalam o
C.
menghasilkan hirokarbon cair lebih baik dibanding
Komponen kimia penyusun hidrokarbon cair
katalis Ni-H-ZA. Produk hidrokarbon cair hasil
hasil craking katalitik dengan menggunakan katalis
craking katalitik jika dibandingkan dengan bensin
Cr-H-ZA yang setara dengan bensin sebanyak 7,
(C5-C12) dan kerosene (C9-C14), maka komponen
34% yaitu C11H22 dan C11H24.
penyusun bensin yang dihasilkan dari POME
melalui craking katalitik menggunakan katalis Cr-H-
Saran
ZA mencapai 7,34% (n-undecana dan 1-undecene )
Diperlukan kajian lebih lanjut, khususnya
dan penyusun kerosene yang dihasilkan sebesar
hidrokarbon cair yang diperoleh dari POME
54,12%.
mampukah digunakan sebagai bahan bakar
Proses perekahan yang dilakukan diatas
pengganti bensin.
menghasilkan fraksi gasoline yang lebih rendah
dibandingkan dengan hasil studi proses perekahan
minyak sawit yang dilakukan oleh Nurjanah (2010).

Tabel 3. Komponen penyusun hidrokarbon cair hasil craking katalitik Metil Ester dengan
Katalis Cr-H-ZA
Komponen Rumus Komposisi
No. Puncak Keterangan
Penyususun Molekul (%)
n-hendecana, 2,75
C11H24, C12H26,
n-dodecana 5,37
C11H22
1-undecene 4,59
7, 10, 12, 13, C13H28 Komponen
n-tridecana 12,95
15, 16, 18 C14H28 hidrokarbon
1-tetradecene 5,44
C14H30
n-tetradecana 14,33
C15H32
n-pentadecana 16,03
Metil
Nonanoate C10H20O2 6,96
11, 14, 22 Metil C11H22O2 17,53 Komponen ester
Decanoate C17H34O2 5,84
Metil palmitat

Tabel 4. Komponen penyusun hidrokarbon cair hasil craking katalitik metil ester dengan
katalis Ni-H-ZA
Komponen Rumus Komposisi
No. Puncak Keterangan
Penyususun Molekul (%)
10, 12, 16 Dodecane, Tridecane C12H24 5,46 Komponen
Pentadecane C13H28 8,62 hidrokarbon
C15H22 10,51
11. Methyl nonanoat C10H20O2 6,43
13. Komponen lain - 9,31

18 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 20(1), 14-19


Agus Sundaryono dan Budiyanto

UCAPAN TERIMAKASIH Setiadi dan Fitria RM. 2006. Proses katalitik sintesis
hidrokarbon fraksi bensin dari minyak sawit
Penulis sampaikan terimakasih pada Dirjen menggunakan katalis B2O3/Zeolit.
DIKTI yang telah membantu penelitian hibah Disampaikan pada Seminar Nasional MKICS,
bersaing Tahun 2008 dan 2009. Universitas Indonesia, 26-27 Juni 2006.
Siregar TB, Amin, Nor Aisah S. 2006. Catalitic
DAFTAR PUSTAKA cracking ofpalm oil to gasoline overpretreated
Cu-ZSM-5. Jurnal Teknologi 44 : 69-82.
Afrizal. 2007. Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Suharto TE, Widiyati E, Gustian I. 2003. Pembuatan
Sawit. http://afrizal.wordpress.com [4 Januari Katalis Baru Berbasis Zeolit dan Zirconia
2009]. untuk Mengubah Propena Menjadi Bahan
Anonim. 2005. Bahan Bakar dan Pembakaran. Bakar Cair Sejenis Bensin Bebas Timbal,
http://www.indobiofuel.com [4 Januari 2009]. Laporan Riset Unggulan Terpadu (RUT) X,
Budiyanto, Yuwana, Surahman. 2008. Rendemen UNIB-LIPI-KRT.
dan mutu metil ester dari berbagai kualitas Sumarni T dan Sundaryono A. 2009. Pengaruh
limbah air pabrik kelapa sawit. Prosiding penambahan variasi jumlah katalis
Seminar Nasional BKS-PTN wilayah bifungsional terhadap hasil craking metilester
Indonesia Barat, Bengkulu, 13-14 mei 2008, dari limbah cair pengolahankelapa sawit dan
Bengkulu. implementasinya pada pembelajaran kimia
Hikayat R dan Sundaryono A. 2009. Perengkahan SMA. FKIP Universitas Bengkulu (tidak
Katalitik Metil Ester dari Limbah Cair dipublikasikan).
Pengolahan CPO menjadi Biofuel dengan Syah dan Andi NA. 2006. Biodiesel Jarak Pagar :
katalis zeolit serta implementasinya pada Bahan Bakar Alternatif yang Ramah
pembelajran kimia SMA FKIP Kimia Lingkungan. Jakarta : Agro Media Pustaka.
Universitas Bengkulu (tidak dipublikasikan). Trisunaryanti. 2003. Aktivitas Katalis Cr/Zeolit
Khasanah dan Sundaryono A. 2009. Pemanfaatan dalam Reaksi Konversi Katalitik Fenol dan
Limbah Cair Pengolahan Kelapa Sawit Untuk Metil Isobutil Keton. Jurnal ILMU DASAR 4
Pembuatan Biokerosene dan Implementasinya (2): 70-76.
Pada Pembelajaran Kimia di SMA. FKIP Verina dan Sundaryono A. 2005. Reaktivasi
Universitas Bengkulu (tidak dipublikasikan). Adsorben Zeolit Alam Bekas Pakai dan
Nasikin M, Susanto BH, Hirsaman MA, Wijarnako Penentuan Daya Serapnya Terhadap
A. 2009. Biogasoline from palm oil by Betakaroten Dalam Minyak Sawit Mentah
simultaneous cracking and hydrogenation (CPO). FKIP Universitas Bengkulu (tidak
reaction over nimo/zeolyte catalyst. World dipublikasikan).
Applied Science Journal 5: 74-79. Yunitasari, Sundaryono A, Budiyanto, 2009.
Nurjanah. 2010. Perekahan katalitik minyak sawit Karakterisasi biodiesel sebagai hasil reaksi
untuk menghasilkan biofuel. ITS PhD. transesterifikasi dari limbah cair pabrik CPO
[Thesis]. Institut Teknologi Sepuluh FKIP Kimia Universitas Bengkulu (tidak
November, Surabaya (Tidak dipublikasikan). dipublikasikan).
Prihandana R. 2006. Menghasilkan Biodiesel Murah
: Mengatasi Polusi dan Kelangkaan BBM.
Jakarta: Agro Media Pustaka.

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 20 (1), 14-19 19

You might also like