You are on page 1of 16
PERATURAN DIREKTUR UTAMA. BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. NOMOR PER- 7 /DPKS/2020 TENTANG TATA CARA PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA SARANA DAN PRASARANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Menimbang : a. _bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (1) hurufe Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, dana yang dihimpun Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit salah satunya digunakan untuk kepentingan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.05/2018 tentang Penggunaan Dana Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, penyaluran dana untuk sarana dan prasarana dapat dilakukan dalam bentuk uang dan barang; c. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07 Tahun 2019 Pasal 61 Tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian Dan Pengembangan, Peremajaan, Serta Sarana Dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit, Direktur Jenderal Perkebunan menetapkan Rekomendasi Teknis untuk selanjutnya disampaikan kepada BPDPKS; Mengingat Menetapkan bahwa terhadap Rekomendasi Teknis Direktur Jenderal Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam huruf c perlu diatur tata cara penyaluran dana sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit sesuai tugas dan fungsi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; bahwa berdasarkan _pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d, perlu menetapkan Peraturan Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit tentang Tata Cara Penyaluran dan Penggunaan Dana Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 886); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.05/2018 tentang Penggunaan Dana Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 644); Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2019 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penilaian dan Pengembangan, Peremajaan, Serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 185). MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR UTAMA BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TENTANG TATA CARA PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA SARANA DAN PRASARANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Utama ini yang dimaksud dengan: 1, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disingkat BPDPKS merupakan unit organisasi non eselon di lingkungan Kementerian Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan. Dana Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut Dana SPPKS adalah dana yang dialokasikan untuk kebutuhan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit yang bersumber dari dana yang dihimpun oleh BPDPKS. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Rekomendasi Teknis Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian yang selanjutnya disebut Rekomendasi Teknis adalah rekomendasi yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian yang menyatakan bahwa kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ckonomi pekebun lainnya atau koperasi telah memenuhi syarat-syarat teknis untuk mendapatkan Dana SPPKS. Pekebun Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut Pekebun adalah perscorangan warga negara Indonesia yang melakukan usaha perkebunan Kelapa Sawit dengan skala usaha tidak mencapai skala tertentu. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan Pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah kumpulan beberapa Poktan yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Kelembagaan Ekonomi Pekebun lainnya adalah lembaga masyarakat desa yang berkaitan dengan kegiatan usaha yang utamanya di bidang perkebunan dan dikukuhkan melalui akta notaris. Direktur Utama adalah Direktur Utama BPDPKS. 10. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab pada pelaksanaan pengadaan Barang dan/atau Jasa pada BPDPKS. 11. Unit Layanan Pengadaan BPDPKS yang selanjutnya disingkat ULP adalah suatu unit yang melakukan kegiatan pengadaan Barang dan/atau Jasa mulai dari perencanaan hingga penunjukan penyedia Barang dan/atau Jasa di lingkungan BPDPKS. 12. Direktur Teknis adalah direktur pada BPDPKS yang menjalankan fungsi dan tugas untuk menangani penyaluran Dana SPPKS 13. Katalog Elektronik atau E-catalogue yang selanjutnya disebut Katalog Elektronik yang adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga Barang/Jasa tertentu dari berbagai Penyedia Barang/.Jasa Pemerintah Pasal 2 Peraturan Direktur Utama ini mengatur mengenai tata cara penyaluran dan penggunaan Dana SPPKS. Pasal 3 (1) Penyaluran Dana SPPKS dimaksudkan untuk peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu hasil perkebunan kelapa sawit. (2) Penyaluran Dana SPPKS terdiri atas: a. benih; b. pupuk; c. pestisida; d. alat pascapanen dan pengolahan hasil; jalan kebun dan jalan akses ke jalan umum dan/atau ke pelabuhan; f. alat transportasi; g._mesin pertanian; h, pembentukan infrastruktur pasar; dan/atau i. verifikasi atau penelusuran teknis. (3) Penyaluran Dana SPPKS dialokasikan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran dan DIPA BPDPKS. Pasal 4 Dana SPPKS disalurkan kepada kelompok tani/gabungan kelompok tani/ kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi yang telah mendapat Rekomendasi Teknis dari Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Pasal 5 (1) Rekomendasi Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 memuat pernyataan bahwa kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi_ layak secara teknis untuk mendapatkan Dana SPPKS. (2) Rekomendasi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a, Nama kelompok tani/gabungan kelompok tani/ kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi; b. Total luasan kebun yang dimiliki oleh seluruh anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/ koperasi; Lokasi kebun kelapa sawit; 4d. Jumlah luasan kebun anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/ koperasi; e, Jumlah/jenis sarana dan prasarana; dan f Lampiran surat penawaran, Pasal 6 (1) Dalam rangka penyaluran Dana SPPKS dilakukan kerjasama antara BPDPKS dan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a, Kegiatan persiapan dan penyusunan Rekomendasi Teknis; b. kegiatan pendampingan pekebun; c. kegiatan monitoring dan evaluasi. (8) Pelaksanaan kegiatan dalam rangka kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibiayai melalui DIPA BPDPKS sebagai dana pendukung penyaluran melalui pola swakelola. Pasal 7 Direktur Utama menerima Rekomendasi Teknis dari Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Pasal 8 (1) Terhadap Rekomendasi Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Direktur Teknis melakukan penilaian. (2) Penilaian atas rekomendasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistem aplikasi dan/atau secara manual. (3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi ketersediaan dana dan kelengkapan dokumen. (4) Penyaluran Dana SPPKS dilakukan dalam bentuk: a, uang; atau b. barang dan/atau jasa. (5)Dalam hal penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat: a.salinan legalitas kelompok —tani/gabungan —_—kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi; b. daftar rekening kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi. (5) Dalam hal penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat: a. Salinan —legalitas kelompok —tani/gabungan _kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi; b. Lampiran surat penawaran. (6) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdapat kekurangan dokumen, Rekomendasi Teknis dikembalikan kepada Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian untuk dilengkapi dan dilakukan perbaikan. Pasal 9 (1) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3), Direktur Utama menetapkan Surat Keputusan Penerima Dana SPPKS. (2) Surat Keputusan Penerima Dana SPPKS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat a.Identitas kelompok tani/gabungan kelompok _ tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi; b. Bentuk penyaluran dana SPPKS; c, Jumlah dana SPPKS; dan d. Jenis dan spesifikasi teknis SPPKS. (3) Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri daftar penerima Dana SPPKS. Pasal 10 Dalam hal Dana SPPKS tidak mencukupi, Rekomendasi Teknis kelompok tani/gabungan —kelompok —_tani/kelembagaan — ekonomi_—_pekebun lainnya/koperasi yang telah memenuhi persyaratan dapat diprioritaskan untuk mendapatkan Dana SPPKS tahun berikutnya. Pasal 11 (1) Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk wang dilakukan dengan ketentuan: a, barang dan/atau jasa dapat dihasilkan oleh penerima Dana SPPKS; atau b. nilai setiap jenis barang dan/atau jasa yang dapat dilaksanakan oleh penerima Dana SPPKS bernilai di bawah Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan untuk: a. Pekerjaan yang pelaksanaan dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung dari masyarakat setempat; dan/atau b. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia Barang/.Jasa; Pekerjaan konstruksi hanya dapat dilakukan oleh penerima Dana SPPKS apabila berbentuk rehabilitasi, renovasi, dan konstruksi sederhana. Pasal 12 (1) Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk uang dilaksanakan: a, secara bertahap; atau b. secara langsung (2) Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk uang secara bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, dilaksanakan untuk barang dan/atau jasa yang dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima Dana SPPKS dengan nilai Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) ke atas. (3) Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk uang secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilaksanakan dengan ketentuan: a, barang dan/atau jasa yang dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima dana SPPKS dengan nilai sampai dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); atau (1) (2) b.nilai per jenis barang dan/atau jasa yang dapat dilaksanakan oleh penerima Dana SPPKS di bawah Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pasal 13 Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk wang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerjasama antara Direktur Utama dengan penerima Dana SPPKS. Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. jumlah dan nilai barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan; c. jenis dan spesifikasi barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan; d, jangka waktu penyelesaian pekerjaan; e. tata cara dan syarat penyaluran Dana SPPKS; f, pernyataan kesanggupan penerima Dana SPPKS untuk menghasilkan barang dan/atau jasa sesuai dengan jenis dan spesifikasi; g. pernyataan bahwa pengadaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; h. pernyataan penerima Dana SPPKS untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke rekening BPDPKS; i, sanksi dalam hal terjadi pelanggaran kewajiban/wanprestasi; dan j. ketentuan penyampaian laporan pertanggungjawaban Dana SPPKS kepada BPDPKS. Pasal 14 Dalam hal penyaluran Dana dalam bentuk uang, kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi mengajukan surat permohonan penyaluran/pencairan Dana SPPKS kepada BPDPKS. Pasal 15 (1) Permohonan penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk wang secara langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b, dapat diajukan setelah perjanjian kerjasama ditandatangani atau setelah pekerjaan telah selesai. (2) Permohonan penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk wang secara langsung diajukan oleh penerima Dana SPPKS dengan melampirkan: a, Surat permohonan pencairan dana; b. Perjanjian kerjasama c, Surat Kuasa bermeterai dari anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi yang memberi kuasa kepada pemimpin kelompok tani/gabungan kelompok tani/ kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi untuk bertindak mewakili anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi; d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak bermeterai; dan ¢. Kuitansi bermeterai yang telah ditandatangani oleh pemimpin/ketua kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/ koperasi; (3) Penerima Dana SPPKS menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada BPDPKS dalam hal pekerjaan telah selesai dilaksanakan. Pasal 16 (1) Peneairan dana untuk penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk uang secara bertahap sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) huruf a dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a.Tahap Pertama yaitu sebesar 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan Dana SPPKS yang akan diterima dalam hal perjanjian kerjasama telah ditandatangani; b. Tahap Kedua yaitu sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan Dana SPPKS yang akan diterima dalam hal prestasi pekerjaan telah mencapai 30% (tiga puluh persen); dan c. Tahap Ketiga yaitu sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan Dana SPPKS yang akan diterima dalam hal prestasi pekerjaan telah mencapai 60% (enam puluh persen) (2) Penerima Dana SPPKS mengajukan permohonan pencairan Tahap Pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan dilampiri: a. surat permohonan pencairan Dana SPPKS Tahap Pertama; b. perjanjian kerja sama c. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima Dana SPPKS. d, Surat Kuasa bermeterai dari anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi yang memberi kuasa kepada pemimpin kelompok tani/gabungan _kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi untuk bertindak mewakili anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi; e.Rencana Penggunaan Dana SPPKS yang akan dicairkan beserta lampiran berupa Rencana Anggaran Biaya; f, Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak bermeterai atas penggunaan Dana SPPKS tahap pertama yang dicairkan. (3) Penerima Dana SPPKS mengajukan permohonan pencairan Tahap Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan dilampi a. surat permohonan pencairan Dana SPPKS Tahap Kedua; b.kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima Dana SPPKS; c, Rencana Penggunaan Dana SPPKS yang akan dicairkan; d. Laporan penggunaan Dana SPPKS atas pencairan Dana SPPKS tahap sebelumnya; e. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) atas penggunaan Dana SPPKS Tahap Kedua; f, Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani penerima Dana SPPKS (4) Penerima Dana SPPKS mengajukan permohonan pencairan Tahap Ketiga/Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan dilampiri: a, Surat permohonan pencairan dana Tahap Ketiga/Terakhir; b. kuitansi bukti penerimaan dana yang telah ditandatangani oleh penerima Dana SPPKS; c. Rencana Penggunaan Dana SPPKS yang akan dicairkan; d.Laporan penggunaan Dana SPPKS atas pencairan dana tahap sebelumnya; ¢. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak atas penggunaan dana Tahap Ketiga/Terakhir; f, Laporan kemajuan pekerjaan yang ditandatangani penerima Dana SPPKS; dan g. Laporan pertanggungjawaban keseluruhan penggunaan Dana SPPKS dan pelaksanaan pekerjaan. Pasal 17 (1) Dalam hal dokumen permintaan pencairan telah lengkap, Direktur Teknis selaku Penanggung Jawab Kegiatan mengajukan permintaan pencairan kepada PPK dengan dilampiri a, Surat Keputusan Penerima Dana SPPKS; dan b. Dokumen pendukung, yang memuat: 1. Nama kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi; 2. Total Iwasan kebun dalam satuan hektar milik seluruh anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani/kelembagaan ekonomi pekebun lainnya/koperasi; 3. Lokasi kebun kelapa sawit; 4, Jumlah luasan kebun per anggota; 5. Jenis dan spesifikasi teknis SPPKS. (2) Dalam hal dokumen pendukung permintaan pencairan tidak lengkap, Direktur Teknis mengembalikan dokumen kepada _kelompok tani/gabungan kelompok petani/kelembagaan petani lainnya/koperasi untuk dilengkapi disertai alasan pengembalian. Pasal 18 (1) Penerima Dana SPPKS dalam bentuk uang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada BPDPKS setelah pekerjaan selesai, (2) Laporan pertanggungjawaban meliputi: a, Berita Acara Serah Terima, yang memuat: 1, jumlah Dana SPPKS, dana yang dipergunakan, dan sisa dana; 2. pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan perjanjian kerjasama; dan 3. pernyataan bahwa bukti pengeluaran telah disimpan. b. dokumentasi hasil pekerjaan yang telah diselesaikan; c. surat penyataan bermeterai yang menyatakan bahwa Dana SPPKS akan digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya; dan d, Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak bermeterai berisi pernyataan kesediaan untuk diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, Aparat Pengawasan Internal Pemerintah, dan/atau Satuan Pengawas Internal. (3) Dalam hal terdapat sisa Dana SPPKS, penerima Dana SPPKS wajib menyetorkan sisa Dana SPPKS ke rekening BPDPKS. (4) Pengembalian atas sisa Dana SPPKS yang disetorkan ke rekening BPDPKS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) beserta bunga yang timbul. Pasal 19 (1) Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk barang dan/atau jasa dilaksanakan dengan cara disalurkan langsung kepada Penerima Dana SPPKS melalui penyedia Barang dan/atau Jasa. (2) (4) (5) (6) ‘Tata cara Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk Barang dan/atau Jasa dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Direktur Teknis membuat surat permohonan pengadaan Barang dan/atau Jasa kepada PPK berdasarkan surat penawaran yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dalam dokumen lampiran Rekomendasi Teknis. b. PPK membuat surat permohonan pengadaan Barang dan/atau Jasa kepada ULP dengan melampirkan surat permohonan dari Direktur ‘Teknis yang berisi spesifikasi teknis Barang dan/atau Jasa dan surat penawaran yang menjadi lampiran dari Rekomendasi Teknis. ULP melaksanakan pengadaan Barang dan/atau Jasa dengan cara melakukan Penunjukan Langsung dan/atau Pengadaan Langsung sesuai ketentuan sebagai berikut: a. Pengadaan Langsung dilakukan berdasarkan surat penawaran yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dalam dokumen lampiran Rekomendasi Teknis dengan cara Pengadaan Langsung atau melalui Katalog Elektronik. b. Dalam hal menggunakan metode Pengadaan Langsung, ULP melakukan penawaran harga kepada penyedia Barang dan/atau Jasa. c. ULP melakukan penetapan penyedia Barang dan/atau Jasa. d. ULP membcritahukan penetapan sebagaimana dimaksud dalam huruf c kepada PPK. PPK melakukan perjanjian pengadaan Barang dan/atau Jasa dengan penyedia Barang dan/atau Jasa. Penyedia Barang dan/atau Jasa menyerahkan Barang dan/atau Jasa sesuai dengan perjanjian pengadaan Barang dan/atau Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada penerima Dana SPPKS. Penyerahan Barang dan/atau Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan dengan Berita Acara Serah Terima Barang/Jasa yang ditandatangani penerima Dana SPPKS. (7) Berita Acara Serah Terima Barang/Jasa yang telah ditandatangani sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dikirimkan oleh penyedia Barang dan/atau Jasa kepada BPDPKS. (8) Kuasa Pengguna Anggaran pada BPDPKS menunjuk Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan untuk menandatangani Berita Acara Serah Terima Barang/Jasa. (9) Setelah Berita Acara Serah Terima Barang/Jasa ditandatangani oleh Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan, PPK melakukan proses pembayaran kepada penyedia Barang/Jasa. Pasal 20 (1) Penyaluran Dana SPPKS dalam bentuk Barang dan/atau Jasa dinyatakan selesai apabila Barang dan/atau Jasa telah diterima oleh penerima Dana SPPKS Pasal 21 (1) Direktur Teknis melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran Dana SPPKS. (2) Dalam rangka monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPDPKS berkoordinasi dengan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dan/atau instansi terkait. (3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara berkala atau sewaktu-waktu. (4) Monitoring dan evaluasi dilakukan baik melalui daring dan kunjungan lokasi secara sampling. (5) Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan melibatkan konsultan independen. (6) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam laporan monitoring dan evaluasi. (7) Laporan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) digunakan untuk a. laporan pelaksanaan kegiatan; dan b. bahan masukan untuk perencanaan program kerja _periode selanjutnya. (8) Laporan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan oleh Direktur Utama kepada Direktur _ Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Jenderal Perkebunan sebagai bahan evaluasi kinerja BPDPKS. Pasal 22 Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 23 Juli 2020 DIREKTUR UTAMA BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, 4 @EDDY ABDURRACHMAN Je!

You might also like