Professional Documents
Culture Documents
Adoc - Pub Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat
Adoc - Pub Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat
HASIL PENELITIAN
Oleh :
ZEIHAN EL AQSAR
051201023/ MANAJEMEN HUTAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui Oleh
Komisi Dosen Pembimbing
Ketua Anggota
Mengetahui,
Ketua Departemen Kehutanan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
ABSTRACT
The Gunung Leuser National Park is a protected forest area and have important
function in taking care of ekosistem and biodiversity. This area have the variety of
type of fauna and flora and have the hilly forest condition and have ramp > 40%.
Application of Geographic Information System is expected can improve
continuation of management of forest area in this case research is to seenly
relation of height and ramp with the closeness vegetation by using Digital
Elevation Model (DEM) in area of forest Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan and
Area of Ekosistem Leuser. From processing data result is can obtained that
topography predominating in research region is area which be at height 300 – 700
m broadly is 22.343,725 ha, for the inclination of farm most its topography
region very steep with the inclination gratuity > 40 % and broadly is 41.885,443
ha, and assess the index vegetation predominating in research region is vegetation
indeks that class 0,537 - 0,646 by vegetation close for the width of 39.328,19 ha.
For the relation of between place height with the closeness vegetasi obtained by a
enough lower correlation that is 0,612 and have sign to positiifity (+) what its
meaning that is contrary instruct so that excelsior of place height hence mount the
downhill closeness vegetasi progressively and relation of between ramp with the
closeness vegetation obtained rather low low that is 0,403 with the correlation
coefficient of have sign to positifity (+) what its meaning is one way relation so
that if ever greater ramp hence mount the closeness of vegetationi excelsior.
Keyword: Height and Ramp, Vegetation Indeks, Relation of Between Height and
Ramp
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
ABSTRAK
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
RIWAYAT HIDUP
Maret 1986 dari orangtua Bapak M. Amri Yara dan Ibu Rohani. Penulis adalah
Tahun 1998 penulis lulus dari Sekolah Dasar Swasta Free Methodis-2
Medan, pada tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Free Methodis-2 Medan. Pada tahun 2004 penulis lulus dari Sekolah Menengah
Bandung Utara Unit III Jawa Barat dan Banten, Propinsi Jawa Barat selama 2
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
skripsi ini dapat selesai sebagai mana mestinya. Skripsi ini berjudul ”Hubungan
Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam
menyelesaikan Skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
1. Muhammad Amri Yara dan Rohani selaku kedua orangtua tercinta yang
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
4. Bapak Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS selaku Ketua Departemen
8. Ranger Bang Sufriyanto dan Bang Ucok yang telah memberikan arahan
10. Para sahabatku yang terbaik yaitu Revina Febriani, Julia Rahmi, Lastria
11. Kepada semua pihak dan temen-teman Kehutanan USU yang telah
membantu dalam penyelesaian Skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas jasa-jasa yang telah diberikan
kepada penulis. Akhirnya penulis ucapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................ .. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. . vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ . vii
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
Manfaat Penelitian ............................................................................. 2
Perumusan Masalah........................................................................... 3
Kerangka Penelitian ........................................................................... 4
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Kerangka Pemikiran .................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
DAFTAR TABEL
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Ketinggian Tempat Resot Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan
dan Kawasan Ekosistem Leuser.......................................... 27
Gambar 2. Peta Kelerengan Resot Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan
Kawasan Ekosistem Leuser ................................................. 28
Gambar 3. Peta Nilai Indeks Vegetasi Resot Tangkahan, Cinta Raja, Sei
Lepan dan Kawasan Ekosistem Leuser .............................. 31
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Taman Nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi yang
kehidupan, pengawetan serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati
kawasan strategis karena kawasan penyangga ini memiliki peranan yang sangat
yang kaya akan keanekaragaman hayati dan juga merupakan habitat penting bagi
flora dan fauna karena kawasan ini memiliki peranan yang sangat besar dalam
perlindungan yang selama ini diberikan oleh kawasan penyangga tersebut antara
fauna langka serta pengawetan hutan, tanah dan air (Ahmad, 1999).
memiliki berbagai ekosistem yang lengkap mulai dari ekositem pantai, dataran
rendah, rawa, dataran tinggi, dan pegunungan. Oleh karena itu TNGL merupakan
fauna.
besar lahan pada TNGL mempunyai keadaan berbukit dan bergunung dengan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
kelerengan > 40%. Menurut PP No. 44/2004 tentang Perencanaan Kehutanan dan
atau lebih dan berada pada ketinggian 2000 meter atau lebih di atas permukaan
laut dinyatakan sebagai kawasan lindung yang harus tetap dijaga keberadaannya
dilakukan untuk melihat faktor fisik kawasan seperti ketinggian dan kelerengan
Cinta Raja, Sei Lepan dan Kawasan Ekosistem Leuser di Taman Nasional
Gunung Leuser.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Tujuan Penelitian
kawasan hutan Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan Kawasan Ekosistem
Leuser.
vegetasi di kawasan hutan Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan Kawasan
Ekosistem Leuser
Manfaat Penelitian
Perumusan Masalah
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Kerangka Penelitian
Kebutuhan data
Potensi
Vegetasi Satwa
Ketinggian/Kelerengan Kerapatan
GIS
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
TINJAUAN PUSTAKA
Taman Nasional
Kawasan Taman Nasional mempunyai beberapa karakteristik khas yang
berbeda dengan kawasan konservasi lain, khususnya dalam hal luas areal.
merupakan kawasan hidupan liar yaitu kawasan yang relative belum terjamah
manusia, baik berupa hutan primer, hutan sekunder, semak belukar, padang
rumput, pesisr pantai, laut atau daerah gunung. Kawasan-kawasan yang relative
masih alami ini hendaknya dapat dikelola secara baik agar kondisi alamnya tetap
seperti sedia kala, sehingga satwa liar yang ada di dalamnya tetap dapat bertahan
hidup dan mampu berkembang biak dengan baik. Ada lima karakteristik umum
3. Terdapat sistem penjagaan dan perlindungan yang efektif, dimana satu atau
beberapa ekosistem secara fisik tidak berubah karena adanya eksploitasi dan
pemukiman manusia.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
4. Kemungkinan pengembangan pariwisata, dimana para pengunjung
mempunyai fungsi dan peranan paling lengkap jika dibandingkan dengan kawasan
serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Guna
menurut zonasi, yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain sesuai
dengan fungsi dan kondisinya. Hal inilah yang membedakan sistem pengelolaan
balik antara manusia dengan alam, sehingga perlu adanya kepedulian dan peran
belum sepenuhnya dapat berfungsi dengan baik dan optimal. Untuk itu harus diu
taman nasional, dengan tetap memperhatikan dan memegang teguh prinsip untuk
tersebut diharapkan potensi dan fungsi taman nasional dapat ditingkatkan dan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
dan pengamanan aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar
hingga pada tahun 1977 lembaga itu memunculkan kriteria taman nasional dengan
definisi yang persis sama dengan kesepakatan IUCN tahun 1969. Taman Nasional
menurut definisi tersebut merupakan kawasan pelestarian alam yang luas, baik di
darat maupun di laut, yang di dalamnya terdapat satu atau lebih ekosistem alam
yang utuh tidak terganggu terdapat jenis-jenis tumbuhan atau satwa beserta
Direktorat PPA tersebut, di Indonesia terdapat minimum tujuh suaka alam yang
berpotensi untuk ditunjuk dan ditetapkan sebagai taman nasional, yaitu Cagar
Alam Ujung Kulon, Suaka Margasatwa Baluran, Cagar Aslam Gunung Leuser,
Suaka Margasatwa Meru Betiri dan Kutai, Suaka Margasatwa Komodo, serta
Cagar Alam Gunung Lorentz. Dari ketujuh calon taman nasional tersebut, Menteri
Pertanian mendeklarasikan lima taman nasional yang pertama pada tahun 1980
dengan luas total 1.430.948 ha, yaitu Taman Nasional (TN) Gunung Leuser seluas
Baluran seluas 25.000 ha di Jawa Timur serta Taman Nasional Komodo seluas
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Taman Nasional Gunung Leuser
1980 dengan luas 792.675 ha. Selanjutnya dinyatakan oleh SK Menteri Kehutanan
Utara dan Propinsi D.I. Aceh dengan temperatur udara antara 21°-28°C. Dengan
curah hujan 2000-3.200 mm/tahun, dan berada pada ketinggian tempat 0-3.381 m
hutan pantai, dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan.
Kawasan terdiri dari hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi
dan pegunungan yang sebagian besar kawasan didominir oleh ekosistem hutan
Taman Nasional Gunung Leuser juga kaya akan jenis fauna mulai dari Mamalia
Invertebrata. Untuk jenis mamalia dan Primata Taman Nasional Gunung Leuser
memiliki 130 jenis mamalia atau sepertiga puluh dua dari keseluruhan jenis
mamalia yang ada di dunia atau seperempat dari seluruh jumlah jenis mamalia
Beruk (Macaca nemestriana) dan Kedih (Presbytis thomasi). Untuk jenis satwa
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
herbivora seperti Gajah (Elephas maximus), Badak Sumatera (Dicerorhinus
lengkap, mulai dari vegetasi hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan
dataran tinggi dan hutan pegunungan. Vegetasi dominan adalah hutan tropis
basah. Van Steenis membagi wilayah tumbuh-tumbuhan taman nasional ini atas 3
ditumbuhi berbagai jenis tegakan yang berdiameter besar yang tingginya bisa
mencapai 40 meter, serta berbagai jenis liana dan epifit yang menarik seperti
anggrek.
kayu yang tidak terlalu tinggi, yaitu berkisar antara 10– 20 m, banyak dijumpai
lumut yang menutupi tegakan kayu atau pohon, dengan kelembaban udara yang
tinggi.
- Zona Sub Alpine (2.900-4.200 m dpl) merupakan zona hutan ercacoid yang
pohon kerdil dan semak-semak serta beberapa jenis tundra, anggrek dan lumut
tipe hutan di Indonesia didasarkan kepada keadaan iklim, edafis, dan komposisi
tegakan. Tipe hutan yang pembentukannya sangat dipengaruhi oleh faktor iklim
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
disebut formasi klimatis dan formasi hutan yang pembentukannya sangat
dipengaruhi faktor edafis disebut formasi edafis. Tipe hutan yang termasuk di
dalam formasi klimatis adalah hutan hujan, hutan musim dan hutan gambut.
- Hutan hujan bawah (0-1000 m dpl) dengan jenis pohon dominan adalah famili
- Hutan musim bawah (0-1000 m dpl) dengan jenis pohon Tectona grandis,
3. Hutan gambut dengan jenis Alstonia spp., Dyera spp., Palaquiuadus, Eugenia,
Sedangkan untuk formasi hutan edafis tipe hutannya adalah hutan rawa, hutan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
1. Hutan rawa dengan jenis pohon Xylopia spp., Palaquium leucarpus,
grandis.
suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya
semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau
udaranya semakin panas. Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh
curah hujannya tinggi, dan suhu udaranya tinggi, menyebabkan banyak terdapat
hutan hujan tropik. Ciri-ciri hutan ini adalah sangat lebat, selalu hijau sepanjang
tahun, tidak mengalami musim gugur, dan jenisnya sangat heterogen. Hutan jenis
ini banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Irian Jaya.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Beberapa jenis floranya misalnya kayu meranti, ulin, dan kapur. Pada pohon-
pohon ini hidup menumpang berbagai tumbuhan seperti anggrek dan tumbuhan
merambat.dan epifit. Tumbuhan merambat yang terkenal adalah rotan. Hutan ini
terdiri dari Hutan Hujan Tanah Kering (ketinggian 1000 - 3000 m dari muka laut)
dan Hutan Hujan Tanah Rawa (ketinggian 5 - 100 m dari muka laut). Hutan rawa
gambut, hutan mangrove, dan hutan rawa air tawar termasuk dalam jenis hutan
Hutan ini terdapat di daerah yang suhu udaranya tinggi (terletak pada
ketinggian antara 800 - 1200 m dari muka laut). Pohon-pohonnya jarang sehingga
Daunnya selalu gugur pada musim kering/kemarau dan menghijau pada musim
3. Hutan Sabana
Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang
lebih panjang dari musim penghujan, seperti di Nusa Tenggara. Terdiri dari hutan
sabana dengan pohon-pohon dan palma (900 m dari muka laut) dan hutan sabana
4. Padang rumput
Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim
penghujan pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang rumput
dapat terdapat di daerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m di atas permukaan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
laut, seperti misalnya padang rumput tanah, padang rumput pegunungan,
yang bertujuan akhir memberi berbagai macam informasi. Model sistem informasi
juga diharapkan dapat digunakan sebagai alat prediksi kejadian di masa depan
dengan mendasarkan pada data yang ada pada masa lalu dan masa sekarang. Dari
merupakan salah satu model system informasi yang benyak digunakan untuk
mengelola data yang kompleks ini, diperlukan suatu system informasi yang secara
terintegrasi mampu mengolah baik data spasial maupun data atribut secara efektif
dan efisien, serta mampu menjawab dengan baik pertanyaan spasial maupun
data mencakup pengambilan data, input dan penyimpanan. Subsistem analis data
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Subsistem yang memakai informasi memungkinkan informasi relevan diterapkan
Penginderaan Jauh
informasi dari beberapa sifat obyek atau fenomena dengan menggunakan alat
perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan
dengan obyek atau fenomena yang dikaji (Howard 1996). Sedangkan menurut
Lillesand and Kiefer (1990), penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek,
objek yang tergambar dalam citra, dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
pada pengenalan ciri (karakteristik) objek secara keruangan (spasial) seperti rona
atau warna, bentuk, pola ukuran, letak dan asosiasi kenampakan objek. Dan untuk
Secara umum penginderaan jauh saat ini diterima tidak hanya terbatas
sebagai alat pengumpul data mentah, tetapi pemprosesan data mentah secara
manual dan terotomasi, dan analisis citra serta penyajian hasil informasi yang
menggunakan enenrgi yang berfungsi sama dengan sifat cahaya, dan tidak hanya
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
meliputi spektrum tampak, tetapi juga meliputi spektrum ultraviolet, inframerah
dekat, inframerah tengah, infra merah jauh dan gelombang radio (Howard, 1996).
jauh ialah mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan. Informasi
penginderaan jauh telah berkembang dengan paling cepat sejak manusia semakin
sadar akan keseimbangan yang layak antara perkembangan sumber daya dan
praktis untuk memantau secara berulang dan cermat atau sumber daya bumi
Citra Landsat TM
Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Landsat diluncurkan pada tanggal 22
Juli 1972 sebagai ERTS-I (Earth Resources Technology Satellite) yang kemudian
diganti namanya menjadi Landsat I. Sejak itu, tiga Landsat berikutnya telah
karakteristik orbit dan sistem pencitraan serupa dapat dipandang sebagai satelit
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Setelah keberhasilan misi satelit berawak, NASA dan Departemen Dalam
Negeri Amerika Serikat mengembangkan seri satelit sumber daya bumi. Seri
satelit ini ialah satelit Landsat-1, Landsat-2, dan Landsat-3. Sensornya ada dua
jenis, yaitu sistem penyiam multispektral dengan empat saluran dan tiga kamera
Return Beam Vidicon. Pada saat diluncurkannya pada bulan Juli 1972 hingga
Saluran spektral yang diusulkan untuk pengandaraan pemeta tematik antara lain:
saluran satu (0,45 µm-0,52 µm); saluran dua (0,52 µm-0,60 µm); saluran tiga
(0.63 µm-0,69 µm); saluran empat (0,76 µm -0,90 µm); saluran lima (1,55 µm-
1,75 µm); saluran enam (2,08 µm-2,35 µm); dan saluran ketujuh (10,40 µm-12,50
µm).
Analisis dan interpretasi data penginderaan jauh atau citra digital dapat
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
dikoreksi ketelitian hasilnya baru dikeluarkan sebagai hasil klasifikasi prosedur
adalah proses pemilihan kategori informasi atau kelas yang diinginkan dan
kemudian memilih daerah latihan yang mewakili tiap kategori. Statistik yang
diperoleh dari data latihan untuk tiap kategori kemudian digunakan sebagai dasar
untuk klasifikasi. Suatu alternative pendekatan terselia ialah klasifikasi tak terselia
bervariasi. Untuk dapat informasi penting dari data tersebut, diperlukan latihan
menilai kenampakan penting di luar yang tidak penting. Tingkat awal interpretasi
merupakan perekaman gambaran yang sama pada interval spectral yang berbeda.
Resolusi radiometric untuk menghasilkan kontras yang lebih baik sehingga dapat
dicapai jumlah tingkat keabuan antara batas hitam dan putih yang mudah
pada interval waktu tertentu (musim) untuk mendeteksi perubahan yang telah
terjadi.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Indeks Vegetasi
ini telah sering digunakan untuk memantau secara global variasi spasial dan
temporal yang terjadi pada vegetasi dengan ketepatan yang tinggi. Pada dasarnya
indeks vegetasi mencoba menonjolkan saluran spektral yang peka pada variasi
kerapatan tumbuhan. Karena tidak semua saluran didesain untuk maksud itu,
maka perhatian dipusatkan pada saluran merah (M) yang peka terhadap serapan
sinar merah oleh klorofil (pigmen hijau) daun, dan saluran inframerah dekat
(IMD) yang peka terhadap pantulan struktur internal daun. Dedaunan sehat
dengan kerapatan sedang dan tidak kekurangan air akan memberikan pantulan
cukup rendah pada spektrum M, dan sekaligus pantulan tinggi pada spektrum
IMD. Pantulan rendah pada saluran M disebabkan oleh kuatnya serapan oleh
kandungan klorofil pada daun sehat. Peningkatan kerapatan daun akan diikuti
besarnya pantulan IMD dikurangi pantulan M; atau besarnya pantulan IMD dibagi
dipetakan dengan batuan vegetasi komputer pengolah citra digital. Indeks vegetasi
yang paling populer untuk kajian semacam ini ialah NDVI (Normalized
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Digital Elevation Model
merupakan salah satu data satelit dengan resolusi spasial 90 meter yang
Digital Elevation Model merupakan salah satu tipe data raster yang
ketinggian. Dengan demikian layer ini dapat ditampilkan dengan efek tiga
dimensi sebagaimana permukaan bumi sebenarnya. Tipe data ini seperti halnya
tipe data raster image (citra satelit atau hasil proses scanning peta hard copy) yang
data yang membentuk matriks atau grid. Setiap file Digital Elevation Model
(DEM) terdapat header dan content berisi nilai ketinggian sebanyak bilangan
demikian setiap nilai piksel grid atau sel grid yang terdapat di dalam DEM
(Prahasta, 2004).
Menurut Nurul (2006) DEM terdiri dari piksel-piksel dimana setiap piksel
disesuaikan dengan klasifikasi yang digunakan dan kondisi medan yang akan
dipetakan.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Peta Ketinggian Lahan
spesifik dari lahan dengan elevasi tertentu, sehingga vegetasi yang ada juga akan
kerapatannya maka citra ini harus dikelaskan sesuai dengan klasifikasi kerapatan
yang digunakan, misalkan : sangat jarang, jarang, sedang, rapat, dan sangat rapat.
Dengan klasifikasi digital tingkat kerapatan vegetasi adalah merah (sangat rapat), ,
kuning (rapat), biru muda ( sedang), dan biru tua (jarang). Proses selanjutnya
citra hasil proses klasifikasi. Deliniasi didasarkan atas perbedaan warna yang ada
pada citra. Dengan dilakukannya proses deliniasi ini berarti terjadi perubahan
(Nurul, 2006).
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
METODE PENELITIAN
Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan Kawasan Ekosistem Leuser Taman
Centre (http//www.bticnet.com).
2. Peta dasar: peta Taman Nasional Gunung Leuser, peta administrasi, peta rupa
3. Peta penutupan lahan tahun 2006 hasil klasifikasi citra landsat TM sumber
Bakosurtanal.
4. Data Digital Elevation Model (DEM) sumber United States Geological Survey
(http://seamless.usgs.gov).
(Erdas Imagine 8.5, Arc View versi 3.3 dan Global Mapper 6).
2. Peralatan survey: Global Positioning System (GPS), kamera digital dan printer
mencetak data/peta.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Metodologi
1. Pengumpulan data
dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) Medan dilakukan
sebagai persiapan awal penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data
spasial berupa peta dasar Taman Nasional Gunung Leuser, peta administrasi, peta
Office Excel, diblok dan disimpan dalam bentuk file DBF 4. Pada Arcview,
menu View dan Add Event Theme. Data disimpan dalam bentuk shapefile.
2. Analisis Data
Data spasial yang digunakan adalah peta Taman Nasional Gunung Leuser
Peta hasil digitasi dipakai sebagai batasan kawasan yang diteliti. Peta kawasan
penelitian yang didigitasi adalah kawasan Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
2.2. Analisis Citra
Analisis Citra Landsat TM 5 tahun 2006 dilakukan dalam enam tahap, yaitu:
1. Mosaik Image
Mosaik image adalah menggabungkan dua citra yaitu citra landsat path/row
129/57 dan path/row 129/58 sehingga gambaran pada kedua citra tersebut
bertampalan.
1. Subset Image
Subset image adalah memotong citra untuk menentukan daerah kawasan yang
diteliti.
2. Koreksi Citra
a. Koreksi Radiometri
b. Koreksi Geometri
lapangan. Titik kontrol merupakan titik ikat dimana yang digunakan sebagai
pengikat adalah obyek yang sama antara obyek di dalam citra dengan obyek di
lapangan. Titik kontrol dapat diperoleh dari survey GPS maupun dari peta-
menghasilkan citra baru. Hal ini dilakukan karena masing-masing band akan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
mempunyai interaksi yang berbeda dengan objek sehingga dengan
4. Penajaman Citra
kecerahan objeknya.
kerapatan tajuk vegetasi. NDVI merupakan hasil perhitungan dari sinar tampak
dan infra merah dekat yang direfleksasikan oleh vegetasi. Nilai piksel untuk
Band 4 + Band 3
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Dimana:
Layer Selection and Stacking pilih citra yang akan dianalisis serta band-
b. Band yang digunakan untuk citra Landsat TM 5 tahun 2006 adalah band 1,
band 2, band 3, band 4, band 5, band 6 dan band 7. Setelah itu tentukan
input dari gabungan band tersebut, memilih select function (NDVI) dan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
d. Selanjutnya buka citra hasil pengolahan tersebut dalam viewer dalam
bentuk pseudocolor.
Model (DEM)
yang dibentuk dari nilai ketinggian yang terdapat pada titik-titik koordinat.
Data citra SRTM N03E097 dan N03E098 sumber United States Geological
sebagai berikut:
Zone 47 N.
b. Setelah citra diformat sesuai dengan proyeksi yang ditentukan maka tahap
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
c. Selanjutnya pada Arcview, dengan Model Builder data yang disimpan
diperoleh dari DEM melalui proses Terrain Slope yang kemudian dikelaskan
5. Overlay
peta dengan mengoverlay-kan peta ketinggian tempat dan kelerengan dengan peta
kerapatan vegetasi yang ada di kawasan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
kelas NDVI yang telah ditentukan. Operasi yang digunakan adalah intersect two
themes.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Uji Korelasi
menunjukkan hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Dalam korelasi
terdapat data penyebab atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas dan data
akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Istilah untuk variabel bebas
disebut dengan independen yang biasanya dilambangkan dengan huruf X atau Xi.
korelasi Pearson yang akan menunjukkan ada atau tidaknya hubungan yang jelas
antara variabel satu dengan variabel lainnya. Besarnya angka korelasi disebut
hubungan antara dua variabel tersebut sangat kuat dan jika r -1 disebut
Kuatnya hubungan antara variabel yang dinyatakan dengan angka korelasi dapat
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Dalam hal ini analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan
Analisis korelasi ini dihitung dengan menggunakan dua variabel, dimana nilai
variabel terikatnya adalah nilai NDVI dan variabel bebasnya adalah ketinggian
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = banyaknya pengamatan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Kerangka Pemikiran
Pengumpulan Data
Ketinggian/Kelerengan NDVI
Overlay
Data Tabulasi
Uji Korelasi
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Danau Laut Tawar di Propinsi Aceh dan danau Toba di Propinsi Sumatera Utara.
Selatan, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh
Luas keseluruhannya mencapai lebih kurang 2,5 juta hektar. Kawasan ini
terletak pada posisi geografis 2,250 - 4,950 Lintang Utara dan 96,350– 98,550
Bujur Timur dengan curah hujan rata-rata 2.544 mm per tahun dan suhu hariannya
rata-rata 260 Celsius pada siang hari dan 210 pada malam hari. Kawasan
2005).
administrasi kawasan Tangkahan dan cinta raja termasuk kedalam Desa Namo
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Sialang dan Desa Sei.Serdang ,Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat,
berlangsung merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti. Curah
3. Topografi
4 . Kesuburan Tanah
Jenis tanah diklasifikasikan terdiri dari jenis tanah Podsolik dan Litosol.
perkembangan agak lanjut, umumnya terbentuk dari batu liat ( serpih ), napal dan
batu pasir atau pada beberapa bahagian telah tercampur dengan bahan vulkanis.
;Penampang tanah dengan kedalaman sedang mempunyai sifat kurang baik dan
merupakan batuan kukuh dengan lapisan tanah Sangat tipis diatasnya. Pada
wilayah yang curam, terdapat batuan tanpa lapisan tanah. Bahan induk meliputi
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
5. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dari Desa Namo Sialang pada tahun 2002 adalah 5037
jiwa yang terdiri dari 2477 laki-laki dan 2560 perempuan dan tersebar pada 15
pegawai negeri, sebagian ada yang melakukan aktivitas pertanian, beternak dan
mengusahakan perikanan. Sumber energi desa, 95% berasal dari kayu dan 5%
minyak. Sedangkan penggunaan listrik berkisar hingga 80%. Sumber air desa
Penduduk Desa Sei Serdang berjumlah 3120 yang terdiri dari 1531 laki-
laki dan 1589 perempuan. Mata pencaharian penduduk, hampir sama dengan mata
pencaharian Desa Namo Sialang yaitu pekerja perkebunan (baik kebun milik
pribadi maupun milik investor yang berupa jeruk manis, dan karet ataupun kelapa
sawit), pegawai negeri, bertani dan beternak. Sumber energi desa adalah 90%
berasal dari kayu api, 10% dari minyak dan 100% menggunakan sumber listrik.
a. Sektor Pertanian
Sektor Pertanian komoditas yang diunggulkan adalah ; Karet, Jeruk Nipis, Jeruk
b. Sektor Peternakan
Sektor Peternakan yang diunggulkan adalah di wilayah ini adalah; Ternak sapi,
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Sektor Perikanan air tawar di wilayah ini belum dioptimalkan, walaupun
petakan kolam. Dan selama ini kebutuhan masyarakat akan ikan air tawar didapat
dan dihasilkan dari Sungai.dan khusus untuk Ikan mas yang merupakan perangkat
d. Sektor Pariwisata
Sektor Pariwisata saat ini merupakan sektor unggulan yang telah memberikan
konstribusi secara langsung maupun tidak langsung kepada penduduk desa Namo
Sialang dan Desa Sungai Serdang, terutama dalam hal pelestarian kawasan hutan
TNGL dan pelestarian sungai Batang Serangan dari kegiatan peracunan dan
yang ibukotanya terletak di Alur Durian dengan luas 654,04 km2, jumlah
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketinggian Tempat
Resort Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan Kawasan Ekosistem Leuser dapat
100 m sampai 300 – 700 m yang merupakan dataran rendah umumnya merupakan
Resort Tangkahan, Cinta Raja dan Sei Lepan memiliki ketinggian dari
terendah (0 – 100 m) sampai tertinggi (2500 – 3000 m). Daerah yang memiliki
ketinggian 300 - 700 m adalah wilayah paling luas dengan luas 22.343,725 ha,
diikuti daerah dengan ketinggian 700 – 1200 m dengan luas 18.983,19 ha,
14.675,577 ha.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Selanjutnya pada ketinggian 1200 – 1700 m seluas 12.068,076 ha,
ketinggian 1700 - 2000 m seluas 6.697,769 ha, ketinggian 2000 – 2500 seluas
5.633,24 ha , dan terakhir adalah daerah dengan ketinggian 2500 - 3000 m seluas
(puncak).
Untuk klasifikasi tipe hutan wilayah Resort Tangkahan, Cinta Raja, dan
Sei Lepan termasuk pada klasifikasi tipe hutan dari dataran rendah sampai pada
klasifikasi hutan menurut Van Steenis (1972) dalam Bratawinata (1986) dapat
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Gambar 1. Peta Ketinggian Tempat Resort Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan
Kawasan Ekosistem Leuser.
Kemiringan Lahan
Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan Kawasan Ekosistem Leuser dapat dilihat
pada Tabel 6.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Kemiringan wilayah Kawasan Ekosistem Leuser didominasi oleh lahan
dengan topografi datar (0 – 8 %) dan Resort Tangkahan, Cinta Raja dan Sei
Lepan sebagian besar didominasi oleh hutan yang bertopografi sangat curam
Gambar 2. Peta Kelerengan Resort Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan
Kawasan Ekosistem Leuser.
penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan data yang berformat DEM (Digital
Elevation Model) sehingga dapat diperoleh peta ketinggian tempat dan peta
kelerengan di wilayah penelitian Resort Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh data dalam bentuk raster/grid,
dimana setiap sel grid memiliki nilai data ketinggian dari permukaan laut. Dari
data DEM SRTM dapat diperoleh informasi spasial seperti ketinggian ataupun
gratis dan datanya dalam bentuk digital, sehingga memudahkan peneliti dalam
Raharjo (2007), SRTM memiliki resolusi lumayan tinggi untuk skala tinjau.
tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung menetapkan lahan
dengan ketinggian ≥ 2000 m dan lereng ≥ 40% adalah sebagai kawasan lindung
yang dilindungi dalam rangka perlindungan dan pemeliharaan sumber daya alam.
Sehigga kawasan hutan Tangkahan, Cinta Raja, dan Sei Lepan yang mempunyai
daya alam hayati dan ekosistemnya. Untuk menjaga agar hutan lindung dapat
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Kawasan lindung ditetapkan dengan tujuan untuk mempertahankan fungsi-
fungsi ekologis khusus ataupun mempertahankan ciri khas lainnya, yang meliputi
mampu bertahan hidup, sehingga dibutuhkan habitat yang cukup untuk menjamin
pengaruh terjadinya erosi berada pada kemiringan yang semakin curam. Semakin
curam suatu daerah, maka daerah tersebut berada pada tingkat pengaruh bahaya
erosi yang paling besar. Dengan demikian, potensi terjadinya erosi di daerah
tersebut adalah lebih besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartasapoetra et. al,
(1991) yang menyatakan bahwa kelerengan lahan merupakan faktor yang sangat
penting. Lahan yang curam lebih mudah terganggu dan mengalami kerusakan
Indeks Vegetasi
perbedaan antara berbagai tipe penutupan lahan maupun tipe vegetasi yang
tampilan citra yang bervariasi serta dapat memperjelas objek-objek tertentu yang
akan dianalisis.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Nilai indeks vegetasi yang tersebar di wilayah penelitian mempunyai
tingkat kerapatan vegetasi yang bervariasi mulai dari kerapatan jarang, sedang
penelitian Resort Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan sebagian Kawasan
Nilai NDVI dari pengolahan data diperoleh nilai NDVI terkecil - 0,115
berupa awan sampai terbesar + 0,754 berupa vegetasi. Nilai indeks vegetasi
dengan luasan terbesar adalah pada kisaran nilai 0,537 – 0,646 dengan vegetasi
rapat seluas 39.328,19 ha dan kisaran NDVI yang kecil luasannya berada pada
kisaran nilai 0,102 – 0,211 dengan kerapatan vegetasi jarang seluas 3.293,631 ha.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Gambar 3. Peta Nilai Indeks Vegetasi Resort Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan
Pada hasil pengolahan penajaman citra diperoleh NDVI yang bernilai (-)
yang berupa awan (- 0,115 – - 0,006 ) dan nilai NDVI (+) adalah berupa vegetasi
dari jarang sampai yang rapat dengan nilai NDVI tertinggi 0,646 – 0,754. Pada
hutan primer NDVI yang bernilai (-) disebabkan oleh adanya awan dan bayangan
dekat akan menjadi lebih rendah dan menyebabkan kerapatan vegetasi menjadi
lebih rendah. Menurut Van Dijk et al. (1987) dalam Kushardono (1992)
menyatakan bahwa NDVI akan bernilai positif (+) apabila permukaan vegetasi
lebih banyak memantulkan radiasi pada gelombang panjang infra merah dekat
dibandingkan pada cahaya tampak. Untuk NDVI yang bernilai nol (0) apabila
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
pemantulan energi yang direkam oleh panjang gelombang cahaya tampak sama
dengan gelombang infra merah dekat. Hal ini sering terjadi pada daerah
pemukiman, tanah bera, daratan non vegetasi, dan awan. Sedangkan NDVI akan
bernilai negatif (-) apabila permukaan awan, air dan salju lebih banyak
dekat.
diturunkan dari data satelit melalui perekaman pada band 4 (panjang gelombang
infra merah dekat) dan band 3 (panjang gelombang infra merah). Dengan
membandingkan nilai kecerahan suatu piksel dari band-band yang berbeda pada
citra maka dalam prosesnya dipilih band-band yang dapat mendeteksi tingkat
kehijauan vegetasi dengan baik yaitu band 4 (panjang gelombang infra merah
dekat) dan band 3 (panjang gelombang infra merah) (Van Dijk et al. (1987) dalam
Kushardono (1992).
pengelolaan sumber daya alam. Pada bidang kehutanan NDVI digunakan untuk
merupakan representasi dari keadan bahan bakar, baik dari sisi tingkat kehijauan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
vegetasi hidup maupun serasah. Oleh sebab itu parameter NDVI memberikan
tempat dengan peta kerapatan vegetasi yang ada di lokasi penelitian diperoleh data
sebaran nilai indeks vegetasi pada tiap kelas ketinggian. Sebaran nilai NDVI pada
Hasil diperoleh bahwa nilai NDVI hampir seluruhnya menyebar pada tiap
3000). Ketinggian 0 – 100 m dan 100 – 300 m sebaran NDVI berada pada - 0,006
sampai + 0,754, ketinggian 300 – 700 m sebaran NDVI berada pada + 0,102
m dan tertinggi 2500 – 3000 m sebaran NDVI berada pada nilai NDVI terendah
- 0,115 berupa awan sampai nilai NDVI terbesar + 0,754 berupa vegetasi rapat.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Hubungan Kelerengan dengan Kerapatan Vegetasi
mengetahui sebaran nilai indeks vegetasi pada tiap kelas kelerengan. Sebaran nilai
Diperoleh bahwa nilai NDVI seluruhnya menyebar mulai dari nilai NDVI
terkecil – 0,115 sampai NDVI terbesar + 0,754 berada pada tiap kelas kelerengan
Uji Korelasi
dua atau lebih variable. Penentuan analisis korelasi dilakukan denan pengambilan
contoh titik yang dilakukan secara acak sebanyak 50 titik yang mewakili
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Hubungan antara ketinggian tempat dengan kerapatan vegetasi dapat
Analisis korelasi ketinggian tempat dan NDVI dapat dilihat pada Tabel 10
vegetasi cukup rendah. Koefisien korelasi bertanda positif (+), artinya hubungan
ketinggian tempat dengan kerapatan vegetasi satu arah sehingga jika ketinggian
tempat semakin tinggi maka tingkat kerapatan vegetasi semakin besar. Nilai
probabilitas (Sig) 0,000 < 0,01 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara
pada skor tinggi atau nomor 5 sampai pada kelerengan terbesar (> 40%)
dimasukkan pada skor rendah atau nomor 1. Penilaian ini berdasarkan pada
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Tabel 11. Kriteria Kelas Lereng Kawasan Hutan Lindung
Analisis korelasi kelerengan dengan NDVI dapat dilihat pada Tabel 12.
kerapatan vegetasi satu arah sehingga jika kelerengan semakin besar maka tingkat
kerapatan vegetasi semakin tinggi. Nilai probabilitas (Sig) 0,004 < 0,01 maka
dapat dikatakan bahwa hubungan antara kedua variable tersebut signifikan, yaitu
ketinggian rendah dari 0 – 700 m dan didominasi oleh topografi datar (0 - 8%),
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
kawasan ini banyak digunakan untuk pemukiman, perkebunan dan pertanian.
Nasional Gunung Leuser yang sudah banyak berubah fungsi menjadi lahan
perkebunan dan pertanian seperti dijadikan areal perkebunan kelapa sawit dan
kelapa sawit hingga 100 ribu hektar dalam satu kawasan di satu kabupaten
Permasalahan yang muncul dari konversi lahan seperti adanya pembalakan liar
Dampak dari perluasan areal perkebunan yang tidak sesuai dengan kondisi
dijadikan perkebunan. Ketika habitat dirambah, satwa liar dapat datang lebih
mendekati dan mengalami kontak dengan masyarakat desa dan dengan areal
pertanian atau perkebunan sehingga memicu konflik antara satwa dan manusia,
seperti yang terjadi dengan gajah-gajah liar yang ada di lokasi penelitian, yaitu
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
kelangsungan hidup satwa. Gajah mengendaki habitat dan areal jelajah yang luas,
sehingga jika adanya pengurangan ruang gerak jelajah gajah sangat berpotensi
perluasan perkebunan sawit, salah satunya adalah areal yang saat ini masih
didiami pengungsi asal Aceh, yakni Damar Hitam Resort Sei Lepan. Adanya
pengungsi asal Aceh yang masih menetap di kawasan hutan dan memungkinkan
dan terganggunya habitat gajah sehingga ruang geraknya menjadi lebih kecil dan
membuat gajah akan masuk ke dalam kawasan perkebunan yang akan merusak
illegal logging dalam kawasan hutan. Sejak tahun 2000 masyarakat Tangkahan
tanggal 19 Mei tahun 2001 atas inisiatif para pemuda Tangkahan akan bersepakat
Gunung Leuser.
Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang bertanggung jawab penuh didalam
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
dengan wilayah desa tersebut. Tetapi kesepakatan ini belum menghasilkan
keputusan yang memuaskan bagi semua pihak. Pada akhirnya dilakukan Kongres
LPT ke II tahun 2003 yang merubah LPT sebagai organisasi terbuka untuk
anggota LPT yang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kini LPT telah
menjalin banyak kerjasama antaranya dengan INDECON, FFI dan UML serta
berbagai NGO. Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Dinas Pariswisata
biologi bahwa secara umum tingkat kerapatan vegetasi akan semakin menurun
terhadap suhu udara dan intensitas cahaya. Suhu dan intensitas cahaya akan
(pernafasan), sehingga untuk pertumbuhan dan hidup yang normal paling sedikit
diperlukan suhu udara dan intensitas cahaya yang cukup untuk pertumbuhan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
tanaman dan apabila semakin tinggi suatu tempat maka dapat mengakibatkan
kestabilan massa tanah, akar tumbuh-tumbuhan dapat memperkuat lereng, dan air
yang diserap oleh akar tanaman akan mengurangi kelembaban tanah sehingga
sehingga semakin besar tutupan lahan suatu kawasan oleh vegetasi maka semakin
besar pula tingkat pengurangan pengikisan tanah oleh air. Sehingga pada
kawasan hutan dengan vegetasi yang banyak dan cukup rapat untuk melindungi
tumbuhan penutup permukaan tanah, seperti rumput yang tebal atau hutan lebat,
batang pohon dan daun-daunan akan mengurangi erosi atau dapat mengurangi
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
sehingga mengurangi pengikisan permukaan tanah dan melindungi tanah dari
pengikisan disamping itu juga dapat memperkaya bahan organik sehingga akan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
berada pada ketinggian 300 - 700 m dengan luas 22.343,725 ha, untuk
dengan persen kemiringan > 40 % seluas 41.885,443 ha, dan nilai indeks
dengan kerapatan vegetasi cukup rendah yaitu 0,612 dan bertanda positif
(+) yang artinya satu arah sehingga semakin tinggi ketinggian tempat
dengan koefisien korelasi bertanda positf (+) yang artinya hubungan satu
Saran
lain yang mempengaruhi kerapatan vegetasi sehingga diperoleh data yang lebih
akurat dan lebih baik untuk melengkapi kebutuhan data dalam pengelolaan Taman
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2007. Jenis Flora Berdasarkan Iklim dan Ketinggian Tempat. Modul
Online Geografi.
http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=139&fname=geo110_07.
htm [11 November 2008].
Daniel, T.W., Helms, J.A., Baker, F.S.. 1987. Prinsip-prinsip silvikultur, edisi
kedua. Gajahmada University Press. Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2007. Strategi dan
Rencana Aksi Konservasi Gajah Sumatera dan Gajah Kalimantan. Jakarta
http://www.dephut.go.id/files/Gajah%20Action%20Plan%20Final%20Ak
hir%20CETAK%20FINAL.pdf [11 November 2008].
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Hardiyatmo, H.C. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Howard, J.A. 1996. Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan “Teori dan
Aplikasi’. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Kusmana, C., dan Onrizal. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. USU Press. Medan.
Lillesand dan Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta .
Lo, C.P. 1996. Penginderaan Jauh Terapan. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Manalu, Y., dan Pramono, Sri Harini. 2005. Analisis Ketelitian Ketinggian Data
Dem Srtm. http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=475 [20 Agustus 2008].
Nurul, Agustina. 2006. Pembuatan Peta Informasi Ruang Wilayah Tiga Dimensi.
http://penataanruang.pu.go.id/ta/Lapdul06/P2/1.pdf [20 Agustus 2008].
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Rhicards, P.W. 1964. The Tropical Rain Forest and Ecological Study. Cambridge
University Press. Cambridge.
Sembiring. 2005. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Surga Yang Unik.
http://www.sumaterautarra.com/news daily Provence North Sumatera.php
[11 November 2008].
Suratri, R. 1998. Lokakarya Kepala Balai dan Kepala Unit Taman Nasional se-
Indonesia. http://rmportal.net/tools/environmental-policy-and-institutional-
strengthening-epiq-iqc/epiq-environmental-policy-and-institutional-
strengthening-cd-vol-1/epiq-cd-1-tech-area-biodiversity-
conservation/104754.pdf/preview_popup/file [11 November 2008].
Thoha, Achmad Siddik. 2006. Tesis Penggunaan Penginderaan jauh dan Sistem
Informasi Geografis Untuk Desteksi dan Prediksi Kebakaran Gambut di
Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2006. Pengantar Statitika. PT Bumi
Aksara. Jakarta.
Wolf, P.R. 1993. Elemen Fotogrametri Dengan Interpretasi Foto Udara dan
Penginderaan Jauh. Edisi kedua. UGM Press. Yogyakarta.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
LAMPIRAN
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
44. 395762.857168 395120.606631 765 0,624
45. 393328.650921 398563.415599 385 0,522
46. 386360.876658 412580.511608 590 0,600
47. 389550.395510 404270.975651 480 0,536
48. 384262.508992 410817.882769 445 0,645
49. 389382.526097 405697.865664 456 0,500
50. 390641.546696 411909.033955 433 0,657
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Lampiran 2. Hubungan antara Kelerengan dengan NDVI
No. Koordinat Kemiringan Skor NDVI
N E
1. 409192.515649 426242.680591 0 – 8% 5 0,590
2. 401272.827601 415121.416524 0 – 8% 5 0,575
3. 402283.851607 419755.276552 0 – 8% 5 0,610
4. 398745.267586 410234.800495 0 – 8% 5 0,638
5. 399335.031589 423715.120576 0 – 8% 5 0,643
6. 402115.347606 427927.720601 0 – 8% 5 0,652
7. 427927.720601 424894.648583 0 – 8% 5 0,500
9. 396638.967573 413773.384516 8 % – 15 % 4 0,574
10. 395880.699569 413183.620512 8 % – 15 % 4 0,467
11. 401946.843605 417059.212536 8 % – 15 % 4 0,448
12. 395796.447568 420597.796557 8 % – 15 % 4 0,459
13. 392847.627550 421187.560560 8 % – 15 % 4 0,594
14. 407086.215636 423630.868575 8 % – 15 % 4 0,597
15. 392847.627550 421187.560560 15% - 25 % 3 0,632
16. 407086.215636 423630.868575 15% - 25 % 3 0,447
17. 423630.868575 417985.984541 15% - 25 % 3 0,603
18. 408097.239642 427506.460598 15% - 25 % 3 0,625
19. 397649.991579 407791.492480 15% - 25 % 3 0,680
20. 407170.467637 423799.372576 15% - 25 % 3 0,404
21. 404811.411622 419502.520550 25% – 40% 2 0,570
22. 410961.807659 427253.704597 25% – 40% 2 0,427
23. 404053.143618 419671.024551 25% – 40% 2 0,581
24. 396807.471574 410740.312498 25% – 40% 2 0,435
25. 402115.347606 396333.220411 25% – 40% 2 0,576
26. 404727.159622 424557.640581 25% – 40% 2 0.507
27. 392510.619548 418912.756547 > 40% 1 0,417
28. 391415.343542 407370.232477 > 40% 1 0,306
29. 392763.375550 416216.692530 > 40% 1 0,553
30. 396301.959571 422619.844569 > 40% 1 0,351
31. 404305.899619 421440.316562 > 40% 1 0,351
32. 401946.843605 424641.892581 0 – 8% 5 0,500
33. 397902.747581 413941.888517 15% - 25 % 3 0,432
34. 396049.203570 409308.028489 25% – 40% 2 0,481
35. 382568.883489 406190.704470 > 40% 1 0,595
36. 396638.967573 407454.484478 0 – 8% 5 0,565
37. 402199.599607 396417.472412 15% - 25 % 3 0,588
38. 403042.119612 394900.936402 25% – 40% 2 0,533
39. 401272.827601 399366.292429 0 – 8% 5 0,580
40. 402705.111610 395827.708408 0 – 8% 5 0,532
41. 402283.851607 393300.148393 15% - 25 % 3 0,538
42. 402536.607609 395490.700406 25% – 40% 2 0,593
43. 389561.799531 407117.476476 > 40% 1 0,561
44. 390909.831539 418575.748545 > 40% 1 0,597
45. 402283.851607 392541.880388 0 – 8% 5 0,674
46. 400767.315598 396838.732414 0 – 8% 5 0,606
47. 397565.739579 405011.176463 8 % – 15 % 4 0,578
48. 393437.391554 402483.616448 15% - 25 % 3 0,584
49. 387286.995517 415121.416524 25% – 40% 2 0,659
50. 387371.247518 417564.724539 25% – 40% 2 0,543
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.