You are on page 1of 17
Tugas Kelompok Kep. Gawat Darurat Dosen : Ahyar Nur, S.Kep, Ns, Asuhan Keperawatan Tentamen Suicide (Percobaan Bunuh Diri ) DISUSUN OLEH : KELOMPOK V ENNI SUSILAWATI SYAMSIDAR, ‘MUK. IQBAL YUNUS HAJRAH HASDAR NURAENI FADILAH BURHANUDDIN DWISAPUTRA MULYA, UPTD AKPER ANGING MAMMIRI PROVINSI SUL - SEL MAKASSAR 2013 BABI PENDAHULUAN, A. Latar Belakang Setiap kehidupan yang dialami manusia selalu mengalami fluktuasi dalam berbagai hal. Berbagai stressor baik fisik, psikologis maupun social mampu mempengaruhi bagaimana persepsi seorang individu dalam menyikapi kehidupan. Hanya individu dengan pola koping yang baik yang mampu mengendalikan stressor-stressor tersebut sebingga seorang individu dapat terhindar dari merilaku maladaptive. Selain faktor pola oping, faktor support system individu sangat memegang peranan vital dalam menghadapi stressor tersebut. Individu yang mengelami ketidakmampuan dalam menghadapi stressor disebut individu yang berperilaku maladaptive, terdapat berbagai macam jenis perilaku maladaptive yang mungkin dialami oleh individu, dari yang tahap ringan hingga ke tahap yang paling berat yaitu Tentamen suicide atau percobaan bun diri Menurut abli, Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Seorang individu yang mengalami tentamen suicide biasanya mengalami beberapa tahap sebelum dia melakukan percobaan bunuh diri secara nyata, Pertama kali biasanya klien memiliki mindset untuk bunuh diri kemudian biasanya akan disampaikan kepada orang-orang terdekat, Ancaman tersebut biasanya dianggap angin lalu, dan ini adalah sebuah kesalahan besar. Selanjutnya klien akan mengalami bargaining dengan pikiran dan ogikkanya, talap akhir dari proses ini biasaya klien menunjukan tindakan percobaan bunuh diti secara nyata, Keperawatan kegawatdaruratan dalam kasus tentamen suicide berfokus pada penanganan klien setelah terjadinya upaya nyata dari klien yang melakukan percobaan bumuh diri sehingga tidak berfokus pada aspek psikologi dan psikiatri dari Klien dengan tentamen suicide. B. Rumusan Masalah a. Pengertian tentamin suicide ? b. Etiologi tentamin suicide ? ¢. Patofisiologi tentamin suicide ? 4, Manifestasi tentamen sucide ? «, Jenis- jenis tentamin suicide ? ¢. Pemeriksaan Penunjang tentamin suicide ? g, asuban keperawatan tentamin suicide ? Cc. Tujuan 1. Tujuan umum Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar jurusan keperawatan kizususnya pada mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat tentang asuhan keperawatan klien dengan tentamin suicide. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa mengetahui definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik , penatalaksanaan medis dan asuhan keperawatan klien tentamin suicide, D. Manfaat 1, Bagi penulis yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan penampilen penyusunan dan menerapkan askep terhadap pasien yang mengalami tentamin suicide. 2. Sebagai bahan masukkan dan pengembangan pengetalnan bagi institusi pendidikan 3. Sebagai penambah wawasan dan pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan pada pasien yang mengalami tentamin suicide. BABII KONSEP MEDIS. A. DEFINISI Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998), Bunuh diri adlah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri ebidupan (Budi Anna kelihat, 1991) B. ETIOLOGI ® Penyebab bunuh diri pada anak iy 2) 3) 4) 5) 6) 7) Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan Situasi keluarga yang kacau Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik Gagal sekolah Takut atau dihina di sekolah Kebilangan orang yang dicintai Dihukum orang lain @ Penyebab bunuh diri pada remaja a3) 2) 3) 4) 5) 6) 7 8) 9) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna Sulit mempertahankan hubungan interpersonal Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan Perasaan tidak dimengerti orang lain Kebilangan orang yang dicintai Keadaan fisik Masalah orang tua Masalah seksual Depresi @ Penyebab bunuh diri pada mahasiswa ) Self ideal terlalu tinggi Cemas akan tugas akademik yang banyak Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua Kompetisis untuk sukses @ Penyebab bunuh diri pada usia lanjut 1) Perubahan status dari mandiri ke tergantung 2) Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi 3) Perasaan tidak berarti di masyarakat. 4) Kesepian dan isolasi sosial 5) Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan) 6) Sumber hidup berkusang C. PATOFISIOLOGI Dalam kehidupan, individu selalu menghadapi masalah atau stressor, respon individu terhadap stressor, tergantung pada kemampuan menghadapi masalah serta tingkat stress yang dialami. Dalam menghadapi masalah seseorang dapat menggunakan respon yang adaptif maupun respon yang maladaptive, respon seseorang yang adaptif membuat seseorang mempunyai harapan dalam menghadapi masalah, dimana harapan tersebut menimbulkan rasa yakin, percaya, ketetapan hati dalam menghadapi masalah dan dapat menimbulkan ispirasi. Respon maladaptive seseorang membuat seseorang merasa putus harapan dalam menghadapi masalah, menimbulkan rasa tidak percaya diri dalam menghadapi masalah menyebabkan seseorang merasa rendah diri, Jika seseorang tidak mampu mengatasi masalah kemungkinan besar seseorang akan menjadi depresi, mengalami perasaan gagal, putus asa, dan merasa tidak mampu dalam mengatasi masala yang menimbulkan koping tidak efektif. Putus harapan juga mengakibatkan seseorang merasa kehilangan, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri, depresi. Rendah diri dan depresi merupakan salah satu indikasi terjadinya bunuh diri, salah satu percobaan bunuh, diri dilakukan dengan penyalahgunaan obat, dimana obat-obatan yang dosisnya besar dapat bersifat toksin bagi tubuh terutama lambung. Intoksikasi dapat memacu atau meningkatkan sekresi asam lambung, dimana asam lambung ini mengiritasi/ membuat trauma jaringan mukosa lambung, merusak mukosa lambung, merangsang saraf, Saraf pada lambung membuka gate kontrol menuju rangsang saraf aferen ke cortex cerebri yang meningkatkan sensitifitas saraf nyeri, kemudian kembali ke saraf eferen dan menimbulken rasa nyeri, rasa nyeri ini menstimmulasi nervus vagus dan meningkatkan respon mal dan gangguan rasa nyaman, gangguan saluran makanan pada lambung, duodenum, usus halus, usus besar, hati, empedu dan saluranaya sering memberikan keluhan di perut atas atau di daerah epigastrium yang sering disebut dengan istilah nyeri epigastrik D. MANIFESTASI KLINIK 1. Tak langsung a, Merokok b, Mengebut c. Berjudi 4d, Tindakan kriminal ¢. Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggi £ Penyalahgunaan zat g. Perilaku yang menyimpang secara sosial h, Perilaku yang menimbulkan stress i. Gangguan makan j. Ketidakpatuhan pada tindakan medik 2. Langsung, a, Keputusasaan b. Celaan terhadap dizi sendici, perasaan gagal dan tidak berharga c. Alam perasaan depresi d. Agitasi dan gelisah , Insomnia yang menetap £ Penurunan berat badan berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan, E. JENIS-JENIS TENTAMEN SUICIDE, Jenis tentamen suicide antara lain: a, Ancaman Bunuh Diri Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri, Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih Jama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi wasiataya dan sebagainya, Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan terakhir. Ancaman menunjukken ambivalensi seseorang tentang kematian, Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri, b. Upaya bunub diti Senma tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarali kematian jika tidak dicegah. ce. Bunuh diri Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan, Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketabui tepat pada waktunya, F. PEMERIKSAAN PENUNJANG Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan terapi resisitasi dan terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen suicide. Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan menunjukan seberapa berat syok yang dialami klien, pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai adanya perubahan jantung dan perdarahan cerebral. BAB II KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian pasien destruktif diri Pengkajian lingkungan upaya bunuh dir, Prestasi_kehidupan yang menghina/menyakitkan, Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan, mengatur reneana, membicarakan tentang bunuh diri, memberikan milik berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri Penggunaan cara kekerasan atau obatracun yang lebih mematikan pemahaman letalitas dari metode yang dipilib, Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui. > Petunjuk gejala © Keputusasaan © Celaan techadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam perasaan depresi * Agitasi dan gelisah ‘* Insomnia yang menetap = Penurunan berat badan ‘© Berbicara Jamban, keletiban, menacik diri dari lingkungan sosial > Penyakit psikratrik © Upaya bunuh diti sebelumnya © Kelainan afektit © Alkoholisme dan/atan penyalahgunaan obat ‘© Kelainan tindakan dan depresi pada remaja ‘© Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia ‘* Kombinasi dari kondisi diatas. > Riwayat Psikososial ‘© Baru berpisah bercerai, atau kehilangan © Hidup sendiri © Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti, masalah sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin. . Penyakit medik kronik Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat > Faktor-faktor kepribadian Impulsif, agresif, rasa bermusuhan Kekakuan kognitif dan negatif Keputusasaan Harga diri rendah Batasan atau gangguan kepribadian antisocial > Riwayat keluarga Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN 1 Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya Resiko bunuh diri yang berlubungan dengan putus asa percobaan bunuh, iri. TUK Klien dapat ‘membina dbubungan saling percaya kepada perawat ~ Ekspresi wajah bersahabat. - Menunjukan rasasenang ~ Ada kontak mata ~ Mau berjabat tangan, ~ Mau menyebutkan nama - Mau menjewab salam = Man duduk berdampingan dengan perawat bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi. No Tujuan Criteria hasil Tatervenst 1. |TUM: ‘Setelah...x interaksi | Bina hubungan saling Klien tidak | klien menunjukkan | percaya dengan melakukan tanda- tanda percaya | menggunakan prinsip komunikasi terapeutik 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. . Perkenalkan nama, nama panggilandan tujuan perawat berkenalan, 3. Tanyakan nama lengkap dan nama penggilan yang disukai Klien. }4. Buat kontrak yang jelas 5. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi. 6. Tunjukan sikap empati dan TUK: Klien dapat mengenal penyebab resiko prilaku bunw iti. TUK Klien dapat mengidentifikasi tanda- tanda perilaku bunuh iri. Setelah interaksi klien menceritakan penyebab — perilaku bunuh dizi yang dilakukannya: ~ Meneeritakan penyebab klien melakukan percobaan bunuh diri. Setelah ....x interaksi Klien menceritakan tanda-tanda saat klien berkeinginan untuk bunuh diti: - Tanda social : Klien mengancamkan melakukan bum dir menerima apa adanya 7. Beri perhatian kepada Klien dan masalah yang diadapi Klien, 8. Dengarkan dengan penuh pethatianekspresi perasaan Klien Bantu klien mengungkapkan perasaan yang menyebabkan klien mempunyai ide serta melakukan percobaan bunuhditi Motivasi klien untuk menceritakan penyebab Klien mempunyai ide bunuh diri Dengarkan tanpa menyela atau member penilaian setiap ungkapan perasaan Klien, Bantu Klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku buh, diri yang dialaminya: Motivasi klien menceritakan kondisiemosionalnya. P. Motivasi Klien menceritakan TUK Klien dapat mengidentifikasi perilaku percobaan bunuh diri yang pemah dilakukan. dan klien melakukan hal yang tidak bisa dilakukan klien. ~ Tanda Fisik Klien mencederai diri senditi seperti menyayat nadi, minum obat sampai over dosis, dsb, tatapan mata klien tampak menerawang eperti memikirkan sesuatu, - Tanda Emosional: Klien menjadi penyendiri, pemurung, dan pemarah. Setelah interaksi klien menjelaskan: ~ Perasaan saat melakukan buau diri - Efektivitas percobaan yang dilakukan. + Tindakan akan yang sudah pernah, dilakukan untuk mengakhiri hidup. kondisisosialnya Diskusikan dengan klien percobaan bunuh diri yang dilakukannya selama ini: . Motivasi klien menceritakan tindakan, tindakan apa saja yang sudah pernah dilakukan untuk mengakhiri hidup. . Motivasi kien menceritakan akan perasaan setelah tindakan tersebut. . Diskusikan apakah dengan tindakan tersebut masalah yang dialami klien teratasi. 5. ] TUK Setelah....x interaksi | Diskusikan dengan klien Klien dapat Klien menjelaskan | akibat negatif cara yang mengidentifikasi | akibat tindakannya: | dilakukan pada: akibat tindakan | Diri sendii I. Diri sendiri yang sudah Orang lain b. Orang lain dilakukan untuk | Pingkungan Lingkungan bunuh diri, ‘Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan > Pasien SPT 1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien 2. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien 3. Melakukan kontrak treatment 4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan buauh diri 5. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri SP Ip 1, Mengidentifikasi aspek positif pasien 2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri 3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang becharga SP Up 1, Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien Menilai pola koping yang biasa dilakukan 3. Megidentifikasi pola koping yang konstruktif 4. Menganjurkan pasien memilih pola koping yang konstruktif 5. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif dalam kegiatan harian SPIVp Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien Mengidentifiksai cara mencapai rencana masa deapan yang realistis Member dorongan pasien melakukan Kegiatan dalam rangka meraih masa depanyang realistis Keluarga SPIk 1, Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diti, dan jenis perilakubunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri SPITk 1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan resiko bunuh, diri 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko bumuhdiri SPIN 1, Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat 2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga 2. Harga diri rendah sitvasional yang berhubungan dengan perubahan peran social No. Tujuan Criteria hasil Tatervensi T. | TUM: Setelah kali unferaksi, [Bina hubungan saling Klien memiiliki | Klien menunjukkan percaya dengan konsep dir yang] - Ekspresi wajah | menggunakan _prinsip positif bersahabat ‘omunikasi terapeutik: ~ Menunjukkan rasa | 1. Sopa lien dengan TUK: senang rama baik verbal Klien dapat |- Ada kontak mata maupun nonverbal membina bubungan | Mau berjabat tangan 2. Perkenalkan dit saling percY }- Mau menyebutkan nama dengan Sopan dengan perawat —|- Mau menjawabsalam | 3. Tanyakan nama - Klien mau duduk | lengkap dan yang berdampingan dengan | —_disukai Klien perawat 4. Jelaskan tujuan = Mau mengutarakan | —_pertemman masalah yang dihadapi. | 5. Tujur dan menepati Jani 6. Beri perhatian pada lien, 2 | TuK Setelah.... Kali berinteraksi | Diskusikan dengan klien Klien dapat | klien menyebutka: tentang mengidentifikasi |- Aspek —_positifdan | 1. Aspek positif’ yang aspek_positif_dan | kemampuan_yang_dimiliki | dimiliki Klien, kemampuan dimiliki TUK yang | Klien. - Aspek positif keluarga = Aspek positif lingkungan Klien Setelah... kali interaksi klien Klien dapat menilai | menyebutkan kemampuan kemampuan dim dilaksanakan, TUK Klien yang | yang dapat dilaksanakan untuk Setelah. kali interaksi dapat | Klien membust — rencana merencanakan kegiatan harian. kegiatan dengan kemampuan dimiliki, TUK Klien melakukan kegiatan rencana dibuat sesuai yang Setelah... kali interaksi dapat | Klien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat. sesuai yang keluarga dan lingkungan, Kemampuan yang dimiliki Bersama Klien mat dafar tentang Aspek positif Klien, keluarga, dan Tingkungan. Kemampuan yang dimiliki Berikan pujian yang realistis, hindarkan memberikan penilaian negative. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya. Rencanakan _bersama ‘klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Klien: 1 2 3 Kegiatan mandiri Kegiatan dengan bantuan Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat Klien lakukan. = Anjurkan Klien untuk» melaksanakan kegiatan_yang_telah dilaksanakan = Pantau kegiatan yang dilaksanakan kien, - Beri pujian atas usaha yang dilakukan Klien, 6. | TUK Setelah... kali interaksi Klien | 1. Diskusikan Klien dapat kenmungkinan memanfaat kan pelaksanaan kegiatan system pendukung | pendukung yang ada di] setelah pulang yang ada, Berikan _ pendidikan kesehatan pada kelurga tentang cara merawat klien dengan harga dizi rendab, 3. Bantu keluarga memberikan dukungan —selama klien dirawat. 4. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah, memanfaatkan system keluarga. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SPIp 1, Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 4, Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih 5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien 6. Menganjurkan pasien memasukkkan dalam jadwal kegiatan harian SP Ip 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan barian pasien, Melatih kemampuan kedua 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SPIk 1, Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 2. Menjelaskan pengertaian, tanda dan gejala haega diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah SPITK 1, Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah 2. Melati keluaraga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diti rendah SP HTK 1. Membantu keluaraga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning) 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang. C.EVALUAST Evaluasi pada tingkah laku bunuh diri memerlukan pemantauan yang teliti tentang tingkah, laku klien setiap hari. Perubaban dapat segera terjadi yang memerlukan modifikasi perencanaan, Peran serta klien pada perencanaaa, evaluasi dan modifikasi rencana sangat membantu pencampuran tujuan asuhan keperawatan, Tujuan utama asuhan keperawatan adalah melindungi klien sampai klien dapat melindungi diri sendiri. Melalui intervensi yang aktif dan efektif diharapkan klien dapat mengembangkan alternatif pemecahan masalah bunuh dit BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Tentamin suicide merupakan perilaku menciderai diri yg dapat menimbulkan kematian baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab tentamin suicide ada 3 faktor 1, Faktor genetic dan teori biologi Teori sosiologi 3. Teori psikologi Ada 3 (tiga) jenis tentamin suicide yang bisa diidentifikasi, yakni: 1. Tentamin suicide anomik 2, Tentamin suicide altrustik 3. Tentamin suicide egoistic Tanda dan gejalah tentamin suicide di bagi enjadi 2 (dua), yaitu : a, Tak langsung @ Merokok @ Mengebut @ Berjudi © Perilaku yang menyimpang secara sosial & Perilaku yang menimbulkan stress b. Langsung © Keputusasaan # Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga @ Agitasi dan gelisah Sa Demikian makalah ini kami susua sebagaimana mestinya semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi tim penyusun dan semua maasiswa dan mahasiswi Kesehatan pada umumnya. Saran kami, lebih banyak membaca untuk meningkatkan pengetaluan, Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan yang menyebabkan kekurangsempurnaan dalam makalah ini, baik dari segi isi maupun materi, bahasa dan dain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifataya membangun untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutaya dapat lebih baik.

You might also like