Professional Documents
Culture Documents
7649 24030 1 SM
7649 24030 1 SM
Utut Andita
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Email: andita.utut@yahoo.com
Abstract: In 2012 there were 1.7 million women suffering from breast cancer, the disease is the most
common cause of death in women (IARC, 2013). Deaths from breast cancer due to a delayed in
diagnosis. Breast Self Examination (BSE) is one of the method for early detection of breast cancer, by
doing this way routinely proven to lower the mortality rate of breast cancer about 25–30%. However,
actually there are many Women of Childbearing Age (WCA) who don’t know about BSE. The aim of this
study was to analyses the influence of SADARI health education on WCA knowledge. The study design
was used One Group Pre Test Post Test with Pre Experimental Design. Population of this study was
WCA at PKK of RW 03 in Karang Widoro Village, Malang, numbering 113 people and samples used by
31 people with incidental sampling technique. Instrument was used by using questionnaires. The results
of analysis using the Paired t-test is ρ = 0.00 < α = 0.05. This means that there are influence BSE health
education with slide and artificial object media to change WCA knowledge. The conclusion of this study
is increase very significantly in the respondents’ knowledge after health education BSE with merge slide
and artificial object media. Suggestions for provider to conduct health education by using appropriate
media merger.
Abstrak: Pada tahun 2012 terdapat 1,7 juta wanita menderita kanker payudara, penyakit ini merupakan
penyebab kematian paling umum pada wanita (IARC, 2013). Kematian akibat kanker payudara
disebabkan keterlambatan dalam diagnosis. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah
satu cara untuk deteksi dini kanker payudara, dengan melakukan metode ini secara rutin terbukti dapat
menurunkan angka kematian penderita kanker payudara sebesar 25-30%. Namun, pada kenyataannya
masih banyak Wanita Usia Subur (WUS) yang belum mengetahui tentang SADARI. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan SADARI terhadap perubahan
pengetahuan WUS. Desain penelitian ini menggunakan Pre Experimental Design dengan pendekatan One
Group Pre Test Post Test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah WUS di PKK RW 03 Desa Karang
Widoro, Malang sejumlah 113 orang dan sampelnya sejumlah 31 orang yang diambil dengan teknik
incidental sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Hasil analisis dengan menggunakan
Paired t-test adalah ρ = 0.00 < α = 0.05. Hal ini berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
SADARI dengan media slide dan benda tiruan terhadap perubahan pengetahuan WUS. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan secara sangat signifikan terhadap responden
setelah dilakukan pendidikan kesehatan SADARI dengan menggunakan penggabungan media slide dan
benda tiruan. Saran untuk pemberi pendidikan kesehatan adalah untuk melakukan pendidikan kesehatan
dengan menggunakan penggabungan media secara tepat.
177
178 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 177–187
pertengahan 40 tahun. Sehingga, pada bahwa tanda lain yang harus diwaspadai
usia tersebut wanita harus lebih waspada adalah warna kulit payudara yang lebih
terhadap tanda dan gejala kanker payudara. kemerahan dan lebih mengkilat; apabila
Kanker payudara merupakan diraba terdapat bagian payudara yang terasa
pembelahan sel secara tidak terkendali yang lebih hangat dibandingkan dengan daerah
berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan sekitarnya.
jaringan penunjang mamae tidak termasuk Berdasarkan laporan dari The
kulit payudara (Romauli, 2009). Selain itu International Agency for Research on
menurut Nisman (2011) kanker payudara Cancer (IARC) (2013) menunjukkan bahwa
merupakan kanker yang terjadi pada kelenjar pada tahun 2012, 1,7 juta wanita didiagnosis
mamae karena terjadi keganasan sel atau menderita kanker payudara, sejak tahun
pertumbuhan sel yang tidak terkendali dari 2008 diperkirakan insiden kanker payudara
sel kelenjar dan salurannya, secara normal bertambah lebih dari 20%, sementara
sel akan tumbuh sesuai dengan kebutuhan kematian bertambah 14%, kanker payudara
tubuh, tetapi lain halnya dengan kanker merupakan penyebab kematian paling
payudara, sel yang rusak tidak langsung umum pada wanita (522.000 kematian
mati, melainkan membangun sel baru yang pada tahun 2012) dan kanker yang paling
jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh. sering didiagnosis pada wanita di 140
Penyebab pasti kanker payudara masih dari 184 negara di seluruh dunia. Di Jawa
belum diketahui. Tetapi terdapat beberapa Timur, angka prevalensi kanker payudara
faktor risiko terjadinya penyakit tersebut. berdasarkan Riskesdas (2013) dalam Profil
Depkes (2009) menyatakan bahwa faktor Kesehatan Indonesia (2013) sebanyak 1,6
risiko kanker payudara, meliputi: adanya ‰ dari rata-rata jumlah penderita kanker
riwayat kanker payudara pada anggota payudara se-Indonesia yaitu 1,4 ‰.
keluarga tingkat pertama (ibu atau kakak Purwanto (2010) menyatakan bahwa
atau adik); pernah menjadi penderita kanker kematian akibat kanker payudara cukup
payudara; wanita yang tidak mempunyai tinggi dikarenakan pasien datang dengan
anak atau biasa disebut nulipara; hamil kondisi terlambat, berdasarkan data dari
pertama pada usia > 30 tahun; mulai haid RS Dharmais bahwa jumlah pasien kanker
pertama atau menarche pada usia dini atau payudara yang datang dalam stadium dini
mengalami menopause terlambat; gangguan (stadium I dan II) adalah 13,42%, stadium
haid; konsumsi lemak yang berlebihan; III adalah 17% dan sebanyak 29,98% datang
merokok tembakau. Selain itu Andrew pada stadium lanjut (stadium IV), pasien
(2009) menyatakan bahwa faktor risiko paling banyak datang dengan kekambuhan
kanker payudara, yaitu: tidak menyusui yaitu sebesar 39,66%. Keterlambatan
(wanita yang tidak menyusui memiliki diagnostik dikarenakan ketidaktahuan
risiko lebih tinggi terkena kanker payudara); pasien (patient delay), ketidaktahuan dokter
menggunakan kontrasepsi oral; melakukan (doctor delay) atau keterlambatan rumah
terapi sulih hormon; pemajanan terhadap sakit (hospital delay).
radiasi; variasi geografi. Upaya penurunan angka kesakitan
Tanda dan gejala yang khas tidak dan kematian akibat kanker payudara
terlihat pada tahap awal, namun terlihat pada diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
tahap lanjut. Romauli (2009) menyatakan Hal ini bukan hanya menjadi tanggung
bahwa tanda gejala tersebut meliputi: jawab tenaga medis, namun peran aktif
terdapat benjolan pada payudara; borok atau dari setiap wanita sangat diperlukan. Setiap
luka yang tidak sembuh pada payudara; pada wanita harus mengetahui apabila terdapat
puting susu keluar cairan yang tidak normal, perubahan pada payudaranya menjadi
seperti nanah, darah, cairan encer atau tidak normal. Sedangkan sebagai tenaga
keluar air susu pada wanita yang tidak hamil medis, harus memberikan penanganan
ataupun menyusui; perubahan bentuk dan yang tepat. Manuaba (2010) menyatakan
ukuran payudara; kulit puting susu maupun bahwa penanganan tumor dilakukan dengan
areola berkerut; nyeri pada payudara. Selain memberikan KIE dan motivasi tentang tumor
itu, menurut Depkes (2009) menyatakan ataupun keganasan payudara, penemuan
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 179
Dau, Malang sejumlah 113 orang. Teknik mengenai penelitian yang akan dilakukan;
pengambilan sampel yang digunakan adalah (2) memberikan inform consent kepada
purposive sampling dan didapatkan sampel responden untuk diisi dan ditandatangani
sebanyak 31 orang. sebagai tanda kesediaan untuk menjadi
Kriteria inklusi pada penelitian responden; (3) membagikan kuesioner
ini meliputi: wanita yang berusia 20–45 kepada setiap responden untuk diisi; (4)
tahun; bersedia untuk menjadi responden; melakukan pre test dengan menjelaskan
responden mengikuti pre test dan pos tentang pertanyaan yang ada di dalam
test; hadir pada saat dilakukan pendidikan kuesioner dan cara mengisinya serta
kesehatan. memberikan kesempatan kepada responden
Variabel independent atau variabel untuk bertanya jika ada hal yang kurang
bebas pada penelitian ini adalah pendidikan dimengerti; (5) memberikan pendidikan
kesehatan tentang SADARI sedangkan kesehatan tentang SADARI; (6) melakukan
variabel dependent atau variabel terikatnya post test dengan membagikan kuesioner
adalah pengetahuan WUS tentang SADARI. untuk diisi responden, setelah selesai
Pengetahun WUS akan dilakukan scoring dikumpulkan kembali.
dengan rumus: Media yang digunakan untuk
pendidikan kesehatan tentang SADARI
N= adalah menggunakan slide show, yang
berisi tentang pengertian kanker payudara
(carcinoma mammae), penyebab kanker
Keterangan : payudara, pengertian SADARI (pemeriksaan
N = nilai yang didapat payudara sendiri), tujuan SADARI, manfaat
Sp = skor yang didapat melakukan SADARI secara rutin, waktu
Sm = skor maksimal yang tepat untuk pemeriksaan payudara
sendiri, orang yang harus melakukan
Interpretasi data : pemeriksaan payudara sendiri, tahapan
Baik : 76%–100% melakukan SADARI, keadaan payudara
Cukup : 56%–75% yang bermasalah pada saat SADARI,
Kurang : < 56% dan langkah yang harus dilakukan ketika
menemukan masalah pada payudara pada
Sumber data didapatkan dengan 2 cara, saat SADARI; selain itu media yang
yaitu secara primer dan sekunder. Secara digunakan adalah benda tiruan berupa
primer, yaitu dengan memberikan kuesioner phantom payudara.
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan Analisis data tentang pengaruh
SADARI dan setelah dilakukan pendidikan pendidikan kesehatan SADARI terhadap
kesehatan SADARI. Serta dilakukan secara perubahan pengetahuan WUS dilakukan
sekunder yaitu dengan melihat data WUS dengan menggunakan uji statistik Paired
yang ada di PKK RW 03 yang terdapat di t-test.
Kelurahan Karang Widoro.
Instrument yang digunakan dalam HASIL PENELITIAN
penelitian ini adalah berupa kuesioner.
Bentuk pertanyaan yang digunakan adalah Desa Karang Widoro merupakan
bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) salah satu wilayah di daerah Kabupaten
dan jenis pertanyaan yang digunakan adalah Malang tepatnya di Kecamatan Dau. Di
multiple choice, sehingga responden hanya desa Karang Widoro ini terbagi menjadi 3
boleh memilih satu di antara beberapa wilayah RW, dan salah satu tempat yang
jawaban yang paling dianggap benar oleh dilakukan penelitian adalah di PKK RW 03.
responden. Masyarakat setempat memiliki rasa gotong
Teknik pengumpulan data secara royong yang tinggi. Hal ini dapat dilihat
primer dilakukan dengan beberapa langkah dari kebiasaan masyarakat setempat untuk
berikut: (1) memberikan penjelasan tentang membantu tetangga yang sedang memiliki
maksud dan tujuan kepada responden hajatan secara antusias dan sukarela.
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 181
(what). Selain itu menurut Mubarak (2011) menengah dan tinggi sebagian besar
pengetahuan adalah hasil mengingat sesuatu memiliki pengetahuan baik dan cukup,
hal, termasuk mengingat kembali hal yang serta tidak ada yang memiliki pengetahuan
pernah dilakukan baik yang disengaja atau kurang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan
tidak disengaja dan hal ini terjadi setelah dasar masih ada yang memiliki pengetahuan
orang tersebut melakukan kontak atau kurang.
pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya faktor pekerjaan,
Sehingga pengetahuan adalah hasil tahu berdasarkan hasil identifikasi didapatkan
(know) yang dimiliki seseorang akibat sebagian besar responden adalah ibu rumah
melakukan suatu kontak atau pengamatan tangga dan terbanyak kedua adalah memiliki
pada suatu objek. pekerjaan swasta. Pekerjaan seseorang
Pengetahuan setiap orang terhadap pasti akan mempengaruhi kehidupan sehari
suatu objek pasti berbeda. Hal ini dapat harinya. Hal ini terjadi karena responden
terjadi karena beberapa faktor. Faktor yang yang bekerja, misalnya pada responden
mempengaruhinya terbagi menjadi dua, yang menjadi buruh pabrik, mereka seharian
yaitu faktor internal dan eksternal, pada melakukan pekerjaannya di tempat kerjanya,
faktor internal misalnya pendidikan dan kemudian melakukan berbagai aktivitas
pekerjaan sedangkan untuk faktor eksternal rumah tangga. Sehingga responden sudah
misalnya lingkungan (Nisman, 2011). merasa letih, dan waktu untuk mencari
Andita (2014) menyatakan bahwa informasi secara aktif terutama mengenai
tingkat pendidikan pada setiap individu pencegahan kanker payudara (ca mammae)
sangat berpengaruh terhadap kehidupannya, dengan cara SADARI terabaikan. Namun,
apabila seseorang semakin tinggi tidak menutup kemungkinan responden
pendidikannya, maka mereka memiliki yang bekerja akan memiliki pengetahuan
kesempatan yang lebih besar untuk yang baik mengenai SADARI. Misalnya,
mendapatkan informasi terbaru. Hal ini di tempat kerjanya pernah dilakukan
terjadi karena semakin tinggi pendidikan pendidikan kesehatan tentang SADARI.
seseorang maka semakin tinggi pula Kemudian, misalnya pada responden yang
kemampuan seseorang untuk mendapatkan bekerja menjadi PRT (pembantu rumah
informasi. Sehingga secara tidak langsung tangga), mereka mendapat pengetahuan dari
hal ini akan mempengaruhi banyaknya tempatnya bekerja.
pengetahuan yang didapatkan oleh setiap Pada penelitian ini bukan berarti
individu. Hal ini sesuai dengan pendapat hanya ibu bekerja saja yang sebagian
Wawan (2011) yang menyatakan bahwa besar cenderung memiliki pengetahuan
pendidikan seseorang dapat menentukan kurang. Karena menurut identifikasi yang
individu tersebut dalam melakukan suatu hal ada ibu rumah tangga pun juga memiliki
dalam kehidupannya, yang dapat digunakan pengetahuan kurang mengenai SADARI.
untuk mencapai kesejahteraan, pendidikan Hal ini terjadi karena faktor pendukung
diperlukan untuk mendapatkan informasi lainnya pula. Yaitu rasa ingin tahu responden
misalnya hal yang menunjang kesehatan mengenai berbagai hal yang berhubungan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. dengan kesehatan yang kurang, sebagian
Selain itu menurut YB Mantra yang dikutip besar masyarakat desa tidak akan mencari
Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa tahu mengenai berbagai hal utamanya
pendidikan dapat mempengaruhi perilaku kesehatan bila mereka tidak ada keluhan
seseorang akan pola hidupnya, terutama yang sangat mengganggu kesehatan
dalam memotivasi untuk sikap berperan badannya.
serta dalam pembangunan. Selain itu, lingkungan juga sangat
Hal ini juga sesuai dengan penelitian mempengaruhi aktivitas individu setempat.
dalam Widiawaty (2011) yang menyatakan apabila masyarakat berada di lingkungan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan yang memiliki rasa antusias tinggi untuk
antara tingkat pendidikan dengan tingkat mencari informasi baru utamanya dalam
pengetahuan responden, terlihat bahwa hal pencegahan kanker payudara dengan
responden yang memiliki pendidikan SADARI, tidak menutup kemungkinan
184 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 177–187
masyarakat tersebut akan memiliki Faktor dari luar juga sangat berpengaruh
pengetahuan yang baik tentang SADARI. terhadap banyak sedikitnya informasi
Sebaliknya, apabila di lingkungannya yang akan diterima oleh responden.
kurang antusias mencari informasi mengenai Faktor tersebut meliputi, pemberi materi
pencegahan kanker payudara dengan (penceramah) dan alat peraga yang
SADARI, maka pengetahuannya juga tidak digunakan dalam mengomunikasikan
bisa bertambah tentang SADARI. Dan hal informasi.
ini sesuai dengan pendapat dari Ann Marine Andita (2014) menyatakan bahwa
yang dikutip dalam buku Wawan (2011) pemberi materi merupakan salah satu kunci
bahwa lingkungan merupakan seluruh utama keberhasilan dalam memberikan
kondisi yang ada di sekitar manusia dan pendidikan kesehatan. Pemateri harus
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi dapat menguasai materi dan audience yang
perkembangan dan perilaku orang atau ada. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
kelompok. Notoatmodjo (2011) bahwa kunci dari
Pengetahuan WUS setelah diberikan keberhasilan pelaksanaan penceramah
pendidikan kesehatan SADARI diketahui tersebut dapat menguasai sasaran ceramah.
mengalami peningkatan. Terlihat bahwa Pemateri yang tidak memiliki
pada saat sebelum dilakukan pendidikan kemampuan untuk menguasai sasaran,
kesehatan SADARI pengetahuan WUS maka informasi yang disampaikan tidak
sebagian besar berkategori kurang, namun bisa maksimal. Pemateri harus bisa
pada saat setelah dilakukan pendidikan mengomunikasikan materi yang ada dengan
kesehatan SADARI sebagian besar tepat pada sasaran yang ada. Misalnya untuk
pengetahuan WUS berkategori baik. kata yang digunakan menggunakan kata
Peningkatan pengetahuan responden yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan
ini tidak lepas oleh beberapa faktor responden; pada penelitian ini pendidikan
pendukung. Baik faktor internal maupun dari responden sebagian besar adalah SD,
eksternal. Faktor utama dalam penerimaan maka dalam penyampaian informasi perlu
pengetahuan pada setiap individu adalah diperhatikan, yaitu harus mengunakan
dari faktor internal responden. Pada diri kata yang sederhana agar informasi dapat
responden harus ada rasa ketertarikan ditangkap dengan baik oleh sasaran.
terhadap pendidikan kesehatan SADARI Kemudian bahasa yang digunakan dalam
karena ketertarikan responden sangat penyampaian informasi. Terutama apabila
mempengaruhi banyak sedikitnya informasi berada di desa, maka penceramah harus
yang akan diterima oleh responden. Apabila mempertimbangkan mengenai bahasa yang
dalam diri responden memiliki rasa tertarik digunakan. Karena pada beberapa daerah di
atau memiliki antusiasme yang tinggi untuk pedesaan mereka (sasaran) tidak memiliki
mendapatkan informasi mengenai SADARI, penguasaan Bahasa Indonesia yang baik.
maka mereka akan lebih mudah untuk Sehingga pemateri harus bisa menguasai
menerima pengetahuan tentang SADARI bahasa lokal dari tempat sasaran atau bila
daripada orang yang kurang memiliki tidak memungkinkan, harus memiliki
antusiasme dalam mendapatkan pendidikan rekan yang bertugas untuk menjadi
kesehatan SADARI. Hal ini sesuai dengan translator sehingga bisa menjembatani
proses perilaku “tahu” yang ditulis oleh dalam pemberian informasi. Selanjutnya
Wawan (2011) bahwa sebelum mengadopsi penceramah harus memiliki teknik yang
perilaku baru dalam diri seseorang terdapat dapat menghidupkan suasana sehingga tidak
beberapa proses yang berurutan, yaitu monoton.
awareness (kesadaran) selanjutnya yang Selain itu, adanya perubahan
kedua interest (merasa tertarik). Tanpa pengetahuan ini juga tidak lupa dengan
adanya rasa tertarik pada diri responden pemilihan media pendidikan kesehatan.
maka tidak akan bisa pengetahuan tersebut Penggunaan media yang tepat pada
diterima dengan baik oleh responden. Dan
pendidikan kesehatan SADARI ini akan
tidak akan bisa berlanjut ke proses yang
mempengaruhi intensitas pengetahuan yang
selanjutnya dalam tahapan proses perilaku
diperoleh responden.
“tahu” tersebut.
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 185
(2013) bahwa terdapat pengaruh yang Apabila masyarakat sadar dan aktif
signifikan pendidikan kesehatan SADARI dalam hal melakukan SADARI, maka
terhadap tingkat pengetahuan siswi, selain kanker payudara dapat terdeteksi sedini
itu dalam penelitian Hidayati (2012), mungkin. Sehingga dapat dilakukan
bahwa pendidikan kesehatan SADARI pengobatan sedini mungkin, dan kematian
dengan menggunakan metode ceramah akibat kanker payudara dapat menurun.
dan demonstrasi berpengaruh terhadap
pengetahuan siswi.
KESIMPULAN
Terlihat pada awalnya banyak
responden yang berpengetahuan kurang, Terjadi peningkatan pengetahuan
setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada seluruh responden setelah dilakukan
SADARI maka sudah tidak ada yang pendidikan kesehatan tentang SADARI.
berpengetahuan kurang, dan sebagian besar Peningkatan pengetahuan yang sangat
pengetahuannya menjadi baik. Pengetahuan signifikan disebabkan pemilihan beberapa
yang baik ini akan mempengaruhi proses media yang digunakan, dengan melakukan
dalam pengadopsian perilaku SADARI penggabungan media slide dan benda
secara rutin. Karena pengetahuan yang baik tiruan (phantom payudara) maka semakin
merupakan salah satu faktor yang dapat banyak panca indra yang digunakan dalam
menjadikan perilaku tersebut konsisten untuk menangkap informasi dan semakin banyak
dilakukan. Menurut Rogers (1974) dalam panca indra yang dilibatkan maka semakin
Notoatmodjo (2012) bahwa pengadopsian banyak informasi yang dapat diterima.
perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran yang baik, maka perilaku tersebut
SARAN
akan bersifat lama (long lasting), namun
apabila tidak didasari dengan pengetahuan Perlu dilakukan pendidikan kesehatan
maupun kesadaran yang baik maka perilaku dengan menggunakan penggabungan
tersebut akan bertahan sebentar atau bersifat beberapa media yang berpatokan pada
sementara. Piramida Edgar Dale dimana semakin
Pendidikan kesehatan SADARI ini banyak panca indra yang digunakan maka
merupakan suatu upaya yang dilakukan semakin banyak juga informasi yang bisa
untuk mempengaruhi responden agar mereka ditangkap oleh audience.
berperilaku sehat. Tujuan dari pendidikan
kesehatan SADARI ini untuk mendapatkan DAFTAR PUSTAKA
masyarakat yang sadar akan kesehatan dan
secara aktif melakukan SADARI secara rutin Andita, U. 2014. Pengaruh Pendidikan
sehingga dapat terdeteksi sedini mungkin K e s e h a t a n S A D A R I Te r h a d a p
apabila terdapat keadaan abnormal pada Pengetahuan WUS di PKK RW 03, Desa
payudara serta dapat meningkatkan kualitas Karang Widoro, Kecamatan Dau, Malang.
kehidupannya. Tujuan tersebut sesuai KTI. STIKES Maharani Malang.
dengan yang ada di dalam UU Kesehatan Andrews, Gilly. 2009. Buku Ajar Kesehatan
RI No. 23 Tahun 1992, yaitu: Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
“Meningkatkan kemampuan masyarakat Depkes RI. 2009. Buku Saku Pencegahan
untuk memelihara dan meningkatkan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara.
derajat kesehatan; baik fisik, mental Jakarta: Depkes RI.
dan sosialnya, sehingga produktif Ekanita, P., dan Khosidah A. 2013. Hubungan
secara ekonomi maupun secara Antara Pengetahuan dan Sikap WUS
social, pendidikan kesehatan di semua Terhadap Perilaku Pemeriksaan Payudara
program kesehatan baik pemberantasan Sendiri (SADARI). Bidan Prada: Jurnal
penyakit menular, sanitasi lingkungan, Ilmiah Kebidanan. [e-journal]. 4(1): 167-
gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, 177. Tersedia di <http://ojs.akbidylpp.
maupun program kesehatan lainnya.” ac.id/index.php/prada/article/view/75>.
[Diakses tanggal 23 Desember 2016].
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 187