You are on page 1of 11

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI DENGAN MEDIA

SLIDE DAN BENDA TIRUAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN


WUS

INFLUENCE OF BSE HEALTH EDUCATION WITH SLIDE AND ARTIFICIAL


OBJECT TO CHANGE WCA KNOWLEDGE

Utut Andita
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Email: andita.utut@yahoo.com

Abstract: In 2012 there were 1.7 million women suffering from breast cancer, the disease is the most
common cause of death in women (IARC, 2013). Deaths from breast cancer due to a delayed in
diagnosis. Breast Self Examination (BSE) is one of the method for early detection of breast cancer, by
doing this way routinely proven to lower the mortality rate of breast cancer about 25–30%. However,
actually there are many Women of Childbearing Age (WCA) who don’t know about BSE. The aim of this
study was to analyses the influence of SADARI health education on WCA knowledge. The study design
was used One Group Pre Test Post Test with Pre Experimental Design. Population of this study was
WCA at PKK of RW 03 in Karang Widoro Village, Malang, numbering 113 people and samples used by
31 people with incidental sampling technique. Instrument was used by using questionnaires. The results
of analysis using the Paired t-test is ρ = 0.00 < α = 0.05. This means that there are influence BSE health
education with slide and artificial object media to change WCA knowledge. The conclusion of this study
is increase very significantly in the respondents’ knowledge after health education BSE with merge slide
and artificial object media. Suggestions for provider to conduct health education by using appropriate
media merger.

Keywords: BSE, Knowledge, WCA

Abstrak: Pada tahun 2012 terdapat 1,7 juta wanita menderita kanker payudara, penyakit ini merupakan
penyebab kematian paling umum pada wanita (IARC, 2013). Kematian akibat kanker payudara
disebabkan keterlambatan dalam diagnosis. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah
satu cara untuk deteksi dini kanker payudara, dengan melakukan metode ini secara rutin terbukti dapat
menurunkan angka kematian penderita kanker payudara sebesar 25-30%. Namun, pada kenyataannya
masih banyak Wanita Usia Subur (WUS) yang belum mengetahui tentang SADARI. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan SADARI terhadap perubahan
pengetahuan WUS. Desain penelitian ini menggunakan Pre Experimental Design dengan pendekatan One
Group Pre Test Post Test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah WUS di PKK RW 03 Desa Karang
Widoro, Malang sejumlah 113 orang dan sampelnya sejumlah 31 orang yang diambil dengan teknik
incidental sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Hasil analisis dengan menggunakan
Paired t-test adalah ρ = 0.00 < α = 0.05. Hal ini berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
SADARI dengan media slide dan benda tiruan terhadap perubahan pengetahuan WUS. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan secara sangat signifikan terhadap responden
setelah dilakukan pendidikan kesehatan SADARI dengan menggunakan penggabungan media slide dan
benda tiruan. Saran untuk pemberi pendidikan kesehatan adalah untuk melakukan pendidikan kesehatan
dengan menggunakan penggabungan media secara tepat.

Kata kunci: SADARI, Pengetahuan, WUS

PENDAHULUAN (Mubarak, 2011). Pada usia tersebut wanita


WUS atau yang disebut eligible women memiliki kerentanan untuk terkena penyakit
merupakan wanita yang organ reproduksinya kanker payudara atau carcinoma mammae.
sudah berfungsi dengan baik, WUS Menurut Lee (2008) bahwa wanita memiliki
merupakan wanita yang berusia 20–45 tahun risiko tertinggi terkena kanker payudara
pada usia pertengahan 30 tahun hingga

177
178 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 177–187

pertengahan 40 tahun. Sehingga, pada bahwa tanda lain yang harus diwaspadai
usia tersebut wanita harus lebih waspada adalah warna kulit payudara yang lebih
terhadap tanda dan gejala kanker payudara. kemerahan dan lebih mengkilat; apabila
Kanker payudara merupakan diraba terdapat bagian payudara yang terasa
pembelahan sel secara tidak terkendali yang lebih hangat dibandingkan dengan daerah
berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan sekitarnya.
jaringan penunjang mamae tidak termasuk Berdasarkan laporan dari The
kulit payudara (Romauli, 2009). Selain itu International Agency for Research on
menurut Nisman (2011) kanker payudara Cancer (IARC) (2013) menunjukkan bahwa
merupakan kanker yang terjadi pada kelenjar pada tahun 2012, 1,7 juta wanita didiagnosis
mamae karena terjadi keganasan sel atau menderita kanker payudara, sejak tahun
pertumbuhan sel yang tidak terkendali dari 2008 diperkirakan insiden kanker payudara
sel kelenjar dan salurannya, secara normal bertambah lebih dari 20%, sementara
sel akan tumbuh sesuai dengan kebutuhan kematian bertambah 14%, kanker payudara
tubuh, tetapi lain halnya dengan kanker merupakan penyebab kematian paling
payudara, sel yang rusak tidak langsung umum pada wanita (522.000 kematian
mati, melainkan membangun sel baru yang pada tahun 2012) dan kanker yang paling
jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh. sering didiagnosis pada wanita di 140
Penyebab pasti kanker payudara masih dari 184 negara di seluruh dunia. Di Jawa
belum diketahui. Tetapi terdapat beberapa Timur, angka prevalensi kanker payudara
faktor risiko terjadinya penyakit tersebut. berdasarkan Riskesdas (2013) dalam Profil
Depkes (2009) menyatakan bahwa faktor Kesehatan Indonesia (2013) sebanyak 1,6
risiko kanker payudara, meliputi: adanya ‰ dari rata-rata jumlah penderita kanker
riwayat kanker payudara pada anggota payudara se-Indonesia yaitu 1,4 ‰.
keluarga tingkat pertama (ibu atau kakak Purwanto (2010) menyatakan bahwa
atau adik); pernah menjadi penderita kanker kematian akibat kanker payudara cukup
payudara; wanita yang tidak mempunyai tinggi dikarenakan pasien datang dengan
anak atau biasa disebut nulipara; hamil kondisi terlambat, berdasarkan data dari
pertama pada usia > 30 tahun; mulai haid RS Dharmais bahwa jumlah pasien kanker
pertama atau menarche pada usia dini atau payudara yang datang dalam stadium dini
mengalami menopause terlambat; gangguan (stadium I dan II) adalah 13,42%, stadium
haid; konsumsi lemak yang berlebihan; III adalah 17% dan sebanyak 29,98% datang
merokok tembakau. Selain itu Andrew pada stadium lanjut (stadium IV), pasien
(2009) menyatakan bahwa faktor risiko paling banyak datang dengan kekambuhan
kanker payudara, yaitu: tidak menyusui yaitu sebesar 39,66%. Keterlambatan
(wanita yang tidak menyusui memiliki diagnostik dikarenakan ketidaktahuan
risiko lebih tinggi terkena kanker payudara); pasien (patient delay), ketidaktahuan dokter
menggunakan kontrasepsi oral; melakukan (doctor delay) atau keterlambatan rumah
terapi sulih hormon; pemajanan terhadap sakit (hospital delay).
radiasi; variasi geografi. Upaya penurunan angka kesakitan
Tanda dan gejala yang khas tidak dan kematian akibat kanker payudara
terlihat pada tahap awal, namun terlihat pada diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
tahap lanjut. Romauli (2009) menyatakan Hal ini bukan hanya menjadi tanggung
bahwa tanda gejala tersebut meliputi: jawab tenaga medis, namun peran aktif
terdapat benjolan pada payudara; borok atau dari setiap wanita sangat diperlukan. Setiap
luka yang tidak sembuh pada payudara; pada wanita harus mengetahui apabila terdapat
puting susu keluar cairan yang tidak normal, perubahan pada payudaranya menjadi
seperti nanah, darah, cairan encer atau tidak normal. Sedangkan sebagai tenaga
keluar air susu pada wanita yang tidak hamil medis, harus memberikan penanganan
ataupun menyusui; perubahan bentuk dan yang tepat. Manuaba (2010) menyatakan
ukuran payudara; kulit puting susu maupun bahwa penanganan tumor dilakukan dengan
areola berkerut; nyeri pada payudara. Selain memberikan KIE dan motivasi tentang tumor
itu, menurut Depkes (2009) menyatakan ataupun keganasan payudara, penemuan
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 179

sedini mungkin, melakukan rujukan pasien Perilaku SADARI dapat dilakukan


sehingga mendapat penanganan lebih lanjut, dengan baik dan dapat bertahan lama apabila
dan melakukan pemeriksaan lanjutan setelah seseorang tersebut memiliki pengetahuan
pengobatan dari rumah sakit. mengenai SADARI yang baik pula.
SADARI merupakan pemeriksaan Rogers (1974) dalam Notoatmojo (2012)
pada payudara sendiri untuk menemukan menyatakan bahwa perilaku akan bertahan
benjolan yang abnormal (Mulyani, 2013). lama apabila seseorang tersebut memiliki
Selain itu Romauli (2009) menyatakan kesadaran dan pengetahuan yang baik dan
bahwa SADARI adalah usaha atau cara sebaliknya, apabila seseorang tersebut tidak
pemeriksaan pada payudara secara rutin dan memiliki kesadaran dan pengetahuan maka
sistematik yang digunakan sebagai upaya perilaku tersebut akan bertahan sementara.
untuk screening kanker payudara. SADARI Pada kenyataan yang ada di masyarakat
dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi utamanya di Desa Karang Widoro
sedini mungkin adanya kanker payudara, Kecamatan Dau Malang, masih banyak
sehingga bisa dilakukan pengobatan sedini wanita yang belum mengetahui mengenai
mungkin dan untuk menurunkan angka SADARI. Studi pendahuluan yang telah
kematian akibat kanker payudara. Cara ini dilakukan di Desa Karang Widoro,
sangat efektif dan efisien karena dengan Kecamatan Dau Malang didapatkan hanya
melakukan SADARI secara rutin dapat 2 dari 10 orang WUS yang mengetahui
menekan angka kematian sebesar 25–30%. tentang SADARI. Berdasarkan hal tersebut,
Keuntungan yang didapat dengan maka perlu dilakukan upaya peningkatan
melakukan SADARI adalah dapat pengetahuan WUS tentang SADARI dengan
meningkatkan harapan hidup penderita cara memberikan pendidikan kesehatan
kanker payudara, karena dapat terdeteksi SADARI terhadap WUS. Tujuan dari
secara dini serta metode ini dapat dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis
dengan mudah, murah, dan sederhana. Pada pengaruh pendidikan kesehatan SADARI
pemeriksaan payudara sendiri ini hampir terhadap pengetahuan WUS di Desa Karang
85% benjolan abnormal ditemukan oleh Widoro, Kecamatan Dau, Malang.
penderita sendiri melalui pemeriksaan
dengan langkah yang benar (Nisman,
METODE
2011). SADARI dapat dilakukan setiap satu
minggu setelah haid, apabila telah berhenti Desain penelitian yang digunakan pada
haid atau menopause maka SADARI dapat penelitian ini adalah “Pre Experimental
dilakukan setiap satu bulan sekali pada Design” atau sering disebut “Quasi
waktu yang sama (Nisman, 2011). SADARI Experiment” dengan menggunakan
harus dilakukan oleh setiap wanita dewasa, rancangan “One Group Pre Test Post Test
utamanya pada wanita usia subur (WUS). Design”. Berikut rancangan penelitian yang
Perilaku deteksi dini dengan SADARI akan dilakukan:
dapat dilakukan dengan baik apabila
pengetahuan yang dimiliki baik. Pada 01 : Pre test
penelitian Ekanita (2013) didapatkan bahwa X : Memberikan pendidikan kesehatan
responden yang memiliki pengetahuan tentang SADARI
baik tentang SADARI lebih banyak yang 02 : Post test
melakukan SADARI secara rutin, dan tidak
ada yang tidak pernah melakukan SADARI. 01 X 02
Sedangkan pada responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebagian besar tidak Penelitian ini dilakukan di wilayah RW
pernah melakukan SADARI. Pamungkas 03 Desa Karang Widoro, Kecamatan Dau,
(2015) menyatakan bahwa seseorang yang Malang selama 7 bulan, yaitu mulai bulan
memiliki pengetahuan baik cenderung Desember 2013 hingga Juli 2014. Populasi
akan memiliki perilaku SADARI yang baik dalam penelitian ini adalah WUS di PKK
pula. RW 03 Desa Karang Widoro, Kecamatan
180 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 177–187

Dau, Malang sejumlah 113 orang. Teknik mengenai penelitian yang akan dilakukan;
pengambilan sampel yang digunakan adalah (2) memberikan inform consent kepada
purposive sampling dan didapatkan sampel responden untuk diisi dan ditandatangani
sebanyak 31 orang. sebagai tanda kesediaan untuk menjadi
Kriteria inklusi pada penelitian responden; (3) membagikan kuesioner
ini meliputi: wanita yang berusia 20–45 kepada setiap responden untuk diisi; (4)
tahun; bersedia untuk menjadi responden; melakukan pre test dengan menjelaskan
responden mengikuti pre test dan pos tentang pertanyaan yang ada di dalam
test; hadir pada saat dilakukan pendidikan kuesioner dan cara mengisinya serta
kesehatan. memberikan kesempatan kepada responden
Variabel independent atau variabel untuk bertanya jika ada hal yang kurang
bebas pada penelitian ini adalah pendidikan dimengerti; (5) memberikan pendidikan
kesehatan tentang SADARI sedangkan kesehatan tentang SADARI; (6) melakukan
variabel dependent atau variabel terikatnya post test dengan membagikan kuesioner
adalah pengetahuan WUS tentang SADARI. untuk diisi responden, setelah selesai
Pengetahun WUS akan dilakukan scoring dikumpulkan kembali.
dengan rumus: Media yang digunakan untuk
pendidikan kesehatan tentang SADARI
N= adalah menggunakan slide show, yang
berisi tentang pengertian kanker payudara
(carcinoma mammae), penyebab kanker
Keterangan : payudara, pengertian SADARI (pemeriksaan
N = nilai yang didapat payudara sendiri), tujuan SADARI, manfaat
Sp = skor yang didapat melakukan SADARI secara rutin, waktu
Sm = skor maksimal yang tepat untuk pemeriksaan payudara
sendiri, orang yang harus melakukan
Interpretasi data : pemeriksaan payudara sendiri, tahapan
Baik : 76%–100% melakukan SADARI, keadaan payudara
Cukup : 56%–75% yang bermasalah pada saat SADARI,
Kurang : < 56% dan langkah yang harus dilakukan ketika
menemukan masalah pada payudara pada
Sumber data didapatkan dengan 2 cara, saat SADARI; selain itu media yang
yaitu secara primer dan sekunder. Secara digunakan adalah benda tiruan berupa
primer, yaitu dengan memberikan kuesioner phantom payudara.
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan Analisis data tentang pengaruh
SADARI dan setelah dilakukan pendidikan pendidikan kesehatan SADARI terhadap
kesehatan SADARI. Serta dilakukan secara perubahan pengetahuan WUS dilakukan
sekunder yaitu dengan melihat data WUS dengan menggunakan uji statistik Paired
yang ada di PKK RW 03 yang terdapat di t-test.
Kelurahan Karang Widoro.
Instrument yang digunakan dalam HASIL PENELITIAN
penelitian ini adalah berupa kuesioner.
Bentuk pertanyaan yang digunakan adalah Desa Karang Widoro merupakan
bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) salah satu wilayah di daerah Kabupaten
dan jenis pertanyaan yang digunakan adalah Malang tepatnya di Kecamatan Dau. Di
multiple choice, sehingga responden hanya desa Karang Widoro ini terbagi menjadi 3
boleh memilih satu di antara beberapa wilayah RW, dan salah satu tempat yang
jawaban yang paling dianggap benar oleh dilakukan penelitian adalah di PKK RW 03.
responden. Masyarakat setempat memiliki rasa gotong
Teknik pengumpulan data secara royong yang tinggi. Hal ini dapat dilihat
primer dilakukan dengan beberapa langkah dari kebiasaan masyarakat setempat untuk
berikut: (1) memberikan penjelasan tentang membantu tetangga yang sedang memiliki
maksud dan tujuan kepada responden hajatan secara antusias dan sukarela.
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 181

Ibu-ibu di wilayah setempat sebagian Tabel 2. Hasil Tabulasi Pengetahuan


besar adalah ibu rumah tangga. Namun ada Responden Sebelum (Pre Test)
beberapa yang bekerja di bidang swasta, dan Setelah (Post Test) Diberikan
misalnya PRT (pembantu rumah tangga), Pendidikan Tentang SADARI
pedagang, dan buruh pabrik selain itu ada
Tingkat Pengetahuan (f) (%)
beberapa yang bekerja sebagai petani.
Baik 1 03
Di wilayah ini kegiatan rutin yang biasa Pre test Cukup 12 39
dilakukan adalah perkumpulan PKK yakni Kurang 18 58
setiap satu minggu sekali. Baik 23 74
Karakteristik responden berdasarkan Post test Cukup 8 26
umur, jenis pekerjaan dan tingkat Kurang 0 00
pendidikan.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui


B e r d a s a r k a n U m u r, J e n i s dikarenakan tingkat pendidikan responden
Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan
di PKK RW 03, Desa Karang responden tentang SADARI sebagian
Widoro, Dau, Malang besar juga kurang, hal ini dapat terjadi
Karakteristik Responden (f) (%)
karena upaya responden secara aktif untuk
20–29 6 19 mengakses infomasi kesehatan masih
30–39 16 52 kurang. Selain itu, setelah dilakukan
Umur pendidikan kesehatan dapat diketahui
40–45 9 29
Total 31 100 terdapat perubahan pengetahuan secara
Swasta 9 29 positif, dimana terdapat peningkatan
Jenis Petani 2 6 pengetahuan pada semua responden.
Pekerjaan IRT 20 65 Berdasarkan Tabel 2 didapatkan
Total 31 100 perbedaan yang begitu terlihat tentang
SD 16 52 pengetahuan WUS sebelum dan setelah
SMP 11 35 diberikan pendidikan kesehatan SADARI.
Pendidikan
SMA 4 13 Yang awalnya pengetahuan responden
Total 31 100 sebagian besar kurang, setelah diberikan
pendidikan kesehatan SADARI pengetahuan
WUS menjadi sebagian besar baik dan
Berdasarkan Tabel 1 sebagian besar sudah tidak ada lagi yang berpengetahuan
responden memiliki pendidikan yang kurang.
rendah. pendidikan yang rendah ini Meskipun secara keseluruhan dari
dapat mengindikasikan pengetahuan responden mengalami peningkatan
responden tentang SADARI menjadi pengetahuan. Namun, peningkatan
kurang. Rendahnya pendidikan responden pengetahuan yang ada sangat bervariasi.
dikarenakan wilayah rumah responden yang Peningkatan pengetahuan yang bervariasi ini
berada di pedesaan, dimana biasanya bagi di pengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya
orang desa jenjang pendidikan yang tinggi ketertarikan responden untuk mendapatkan
masih belum diutamakan untuk wanita. informasi tentang SADARI, daya tangkap
Selain itu faktor biaya juga dapat responden terhadap suatu informasi,
menjadi kendala untuk mendapatkan dan keberhasilan penceramah untuk
pendidikan yang lebih tinggi. mentransferkan informasi ke responden.
Hasil tabulasi responden sebelum Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.
diberikan pendidikan kesehatan (pre-test) Pada tabel 3 didapatkan peningkatan
dan setelah diberikan pendidikan kesehatan jawaban benar pada seluruh item pertanyaan.
(post-test) tentang SADARI di PKK RW Peningkatan jawaban benar tersebut sangat
03 Desa Karang Widoro, Kecamatan Dau, bervariasi. Hal ini dapat terjadi karena pada
Malang dapat dilihat pada Tabel 2. beberapa informasi disampaikan lebih sering
182 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 177–187

Tabel 3. Analisis Jumlah Responden ceramah dan demonstrasi. Pada metode


dengan Jawaban Benar per Butir ceramah, media yang digunakan adalah
Soal dengan menggunakan slide. Langkah
yang dilakukan pada metode ini adalah,
Jumlah Responden dengan
penceramah menampilkan slide yang ada
Kelompok Jawaban Benar
dan menjelaskan tentang pengertian kanker
Soal Pre test Post test
payudara (carcinoma mammae), penyebab
(f) % (f) %
kanker payudara, pengertian SADARI,
18 58,06 20 64,52
Pengertian tujuan SADARI, manfaat melakukan
6 45,16 25 80,65
SADARI secara rutin, waktu yang tepat
Tujuan dan 19 61,29 29 93,55
untuk SADARI, orang yang harus
manfaat 23 74,19 30 96,77
melakukan SADARI, tahapan melakukan
25 80,65 30 96,77
SADARI, keadaan payudara yang
Syarat 9 29,03 18 58,06
bermasalah pada saat SADARI, dan langkah
13 41,94 16 51,61
yang harus dilakukan ketika menemukan
9 29,03 29 93,55
Waktu masalah pada payudara pada saat SADARI.
15 48,39 28 90,32
Metode ini dilakukan secara dua arah,
15 48,39 29 93,55 dimana responden dapat memberikan
Langkah
11 35,48 25 80,65 pendapat mengenai SADARI selain itu
Masalah yang 19 61,29 26 83,87 setelah dilakukan pendidikan kesehatan
ditemukan 6 19,35 22 70,92 SADARI responden dapat menanyakan hal
23 74,19 30 96,77 yang kurang jelas tentang penjelasan yang
Tindakan
24 77,42 31 100,00 ada.
Rata-rata 16 52,26 25 83,44 Selanjutnya pada metode demonstrasi
dengan benda tiruan, yaitu phantom
payudara. Langkah yang dilakukan
baik pada media slide maupun benda tiruan. adalah, di depan terdapat instruktur yang
Selain itu terdapat beberapa informasi yang memperagakan langkah SADARI dengan
dilakukan secara demonstrasi sehingga menggunakan benda tiruan. Pada saat
informasi yang diterima lebih banyak. dilakukan demonstrasi dengan benda tiruan,
Misalnya pada langkah SADARI, selain responden diminta untuk menirukan langkah
ditampilkan di slide, responden juga yang ada dan dilakukan pendampingan
diminta untuk mengikuti gerakan SADARI dalam memperagakannya.
yang telah didemonstrasikan dengan Hasil dari pendidikan kesehatan
menggunakan benda tiruan. ini didapatkan sebagian besar responden
Selain itu dari tabel 3 didapatkan antusias dengan pendidikan kesehatan
perbedaan secara positif rata-rata SADARI ini. Hal ini dapat ditunjukkan
pengetahuan setelah dan sebelum dilakukan dengan beberapa responden yang
pendidikan kesehatan SADARI, yaitu mengajukan pertanyaan tentang SADARI.
terdapat peningkatan sebesar 31,18. Selanjutnya responden mengikut seluruh
Hasil analisis data mengenai pengaruh langkah yang dilakukan pada saat
pendidikan SADARI terhadap peningkatan demonstrasi dengan baik.
pengetahuan WUS yang telah dilakukan
dengan uji statistik Paired t-test didapatkan
ρ = 0,000. Hal ini berarti terdapat pengaruh PEMBAHASAN
pendidikan kesehatan SADARI dengan Pengetahuan WUS sebelum diberikan
media slide dan benda tiruan terhadap pendidikan kesehatan SADARI didapatkan
perubahan pengetahuan WUS secara sangat sebagian besar memiliki pengetahuan
signifikan di PKK RW 03, Desa Karang kurang. Pengetahuan atau yang disebut
Widoro, Kecamatan Dau, Malang. (knowledge) menurut Notoatmodjo (2011)
Pada penelitian ini pendidikan merupakan hasil tahu (know) dari manusia
kesehatan SADARI dilakukan dengan yang sekedar menjawab pertanyaan apa
menggabungkan dua metode, yaitu metode
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 183

(what). Selain itu menurut Mubarak (2011) menengah dan tinggi sebagian besar
pengetahuan adalah hasil mengingat sesuatu memiliki pengetahuan baik dan cukup,
hal, termasuk mengingat kembali hal yang serta tidak ada yang memiliki pengetahuan
pernah dilakukan baik yang disengaja atau kurang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan
tidak disengaja dan hal ini terjadi setelah dasar masih ada yang memiliki pengetahuan
orang tersebut melakukan kontak atau kurang.
pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya faktor pekerjaan,
Sehingga pengetahuan adalah hasil tahu berdasarkan hasil identifikasi didapatkan
(know) yang dimiliki seseorang akibat sebagian besar responden adalah ibu rumah
melakukan suatu kontak atau pengamatan tangga dan terbanyak kedua adalah memiliki
pada suatu objek. pekerjaan swasta. Pekerjaan seseorang
Pengetahuan setiap orang terhadap pasti akan mempengaruhi kehidupan sehari
suatu objek pasti berbeda. Hal ini dapat harinya. Hal ini terjadi karena responden
terjadi karena beberapa faktor. Faktor yang yang bekerja, misalnya pada responden
mempengaruhinya terbagi menjadi dua, yang menjadi buruh pabrik, mereka seharian
yaitu faktor internal dan eksternal, pada melakukan pekerjaannya di tempat kerjanya,
faktor internal misalnya pendidikan dan kemudian melakukan berbagai aktivitas
pekerjaan sedangkan untuk faktor eksternal rumah tangga. Sehingga responden sudah
misalnya lingkungan (Nisman, 2011). merasa letih, dan waktu untuk mencari
Andita (2014) menyatakan bahwa informasi secara aktif terutama mengenai
tingkat pendidikan pada setiap individu pencegahan kanker payudara (ca mammae)
sangat berpengaruh terhadap kehidupannya, dengan cara SADARI terabaikan. Namun,
apabila seseorang semakin tinggi tidak menutup kemungkinan responden
pendidikannya, maka mereka memiliki yang bekerja akan memiliki pengetahuan
kesempatan yang lebih besar untuk yang baik mengenai SADARI. Misalnya,
mendapatkan informasi terbaru. Hal ini di tempat kerjanya pernah dilakukan
terjadi karena semakin tinggi pendidikan pendidikan kesehatan tentang SADARI.
seseorang maka semakin tinggi pula Kemudian, misalnya pada responden yang
kemampuan seseorang untuk mendapatkan bekerja menjadi PRT (pembantu rumah
informasi. Sehingga secara tidak langsung tangga), mereka mendapat pengetahuan dari
hal ini akan mempengaruhi banyaknya tempatnya bekerja.
pengetahuan yang didapatkan oleh setiap Pada penelitian ini bukan berarti
individu. Hal ini sesuai dengan pendapat hanya ibu bekerja saja yang sebagian
Wawan (2011) yang menyatakan bahwa besar cenderung memiliki pengetahuan
pendidikan seseorang dapat menentukan kurang. Karena menurut identifikasi yang
individu tersebut dalam melakukan suatu hal ada ibu rumah tangga pun juga memiliki
dalam kehidupannya, yang dapat digunakan pengetahuan kurang mengenai SADARI.
untuk mencapai kesejahteraan, pendidikan Hal ini terjadi karena faktor pendukung
diperlukan untuk mendapatkan informasi lainnya pula. Yaitu rasa ingin tahu responden
misalnya hal yang menunjang kesehatan mengenai berbagai hal yang berhubungan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. dengan kesehatan yang kurang, sebagian
Selain itu menurut YB Mantra yang dikutip besar masyarakat desa tidak akan mencari
Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa tahu mengenai berbagai hal utamanya
pendidikan dapat mempengaruhi perilaku kesehatan bila mereka tidak ada keluhan
seseorang akan pola hidupnya, terutama yang sangat mengganggu kesehatan
dalam memotivasi untuk sikap berperan badannya.
serta dalam pembangunan. Selain itu, lingkungan juga sangat
Hal ini juga sesuai dengan penelitian mempengaruhi aktivitas individu setempat.
dalam Widiawaty (2011) yang menyatakan apabila masyarakat berada di lingkungan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan yang memiliki rasa antusias tinggi untuk
antara tingkat pendidikan dengan tingkat mencari informasi baru utamanya dalam
pengetahuan responden, terlihat bahwa hal pencegahan kanker payudara dengan
responden yang memiliki pendidikan SADARI, tidak menutup kemungkinan
184 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 177–187

masyarakat tersebut akan memiliki Faktor dari luar juga sangat berpengaruh
pengetahuan yang baik tentang SADARI. terhadap banyak sedikitnya informasi
Sebaliknya, apabila di lingkungannya yang akan diterima oleh responden.
kurang antusias mencari informasi mengenai Faktor tersebut meliputi, pemberi materi
pencegahan kanker payudara dengan (penceramah) dan alat peraga yang
SADARI, maka pengetahuannya juga tidak digunakan dalam mengomunikasikan
bisa bertambah tentang SADARI. Dan hal informasi.
ini sesuai dengan pendapat dari Ann Marine Andita (2014) menyatakan bahwa
yang dikutip dalam buku Wawan (2011) pemberi materi merupakan salah satu kunci
bahwa lingkungan merupakan seluruh utama keberhasilan dalam memberikan
kondisi yang ada di sekitar manusia dan pendidikan kesehatan. Pemateri harus
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi dapat menguasai materi dan audience yang
perkembangan dan perilaku orang atau ada. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
kelompok. Notoatmodjo (2011) bahwa kunci dari
Pengetahuan WUS setelah diberikan keberhasilan pelaksanaan penceramah
pendidikan kesehatan SADARI diketahui tersebut dapat menguasai sasaran ceramah.
mengalami peningkatan. Terlihat bahwa Pemateri yang tidak memiliki
pada saat sebelum dilakukan pendidikan kemampuan untuk menguasai sasaran,
kesehatan SADARI pengetahuan WUS maka informasi yang disampaikan tidak
sebagian besar berkategori kurang, namun bisa maksimal. Pemateri harus bisa
pada saat setelah dilakukan pendidikan mengomunikasikan materi yang ada dengan
kesehatan SADARI sebagian besar tepat pada sasaran yang ada. Misalnya untuk
pengetahuan WUS berkategori baik. kata yang digunakan menggunakan kata
Peningkatan pengetahuan responden yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan
ini tidak lepas oleh beberapa faktor responden; pada penelitian ini pendidikan
pendukung. Baik faktor internal maupun dari responden sebagian besar adalah SD,
eksternal. Faktor utama dalam penerimaan maka dalam penyampaian informasi perlu
pengetahuan pada setiap individu adalah diperhatikan, yaitu harus mengunakan
dari faktor internal responden. Pada diri kata yang sederhana agar informasi dapat
responden harus ada rasa ketertarikan ditangkap dengan baik oleh sasaran.
terhadap pendidikan kesehatan SADARI Kemudian bahasa yang digunakan dalam
karena ketertarikan responden sangat penyampaian informasi. Terutama apabila
mempengaruhi banyak sedikitnya informasi berada di desa, maka penceramah harus
yang akan diterima oleh responden. Apabila mempertimbangkan mengenai bahasa yang
dalam diri responden memiliki rasa tertarik digunakan. Karena pada beberapa daerah di
atau memiliki antusiasme yang tinggi untuk pedesaan mereka (sasaran) tidak memiliki
mendapatkan informasi mengenai SADARI, penguasaan Bahasa Indonesia yang baik.
maka mereka akan lebih mudah untuk Sehingga pemateri harus bisa menguasai
menerima pengetahuan tentang SADARI bahasa lokal dari tempat sasaran atau bila
daripada orang yang kurang memiliki tidak memungkinkan, harus memiliki
antusiasme dalam mendapatkan pendidikan rekan yang bertugas untuk menjadi
kesehatan SADARI. Hal ini sesuai dengan translator sehingga bisa menjembatani
proses perilaku “tahu” yang ditulis oleh dalam pemberian informasi. Selanjutnya
Wawan (2011) bahwa sebelum mengadopsi penceramah harus memiliki teknik yang
perilaku baru dalam diri seseorang terdapat dapat menghidupkan suasana sehingga tidak
beberapa proses yang berurutan, yaitu monoton.
awareness (kesadaran) selanjutnya yang Selain itu, adanya perubahan
kedua interest (merasa tertarik). Tanpa pengetahuan ini juga tidak lupa dengan
adanya rasa tertarik pada diri responden pemilihan media pendidikan kesehatan.
maka tidak akan bisa pengetahuan tersebut Penggunaan media yang tepat pada
diterima dengan baik oleh responden. Dan
pendidikan kesehatan SADARI ini akan
tidak akan bisa berlanjut ke proses yang
mempengaruhi intensitas pengetahuan yang
selanjutnya dalam tahapan proses perilaku
diperoleh responden.
“tahu” tersebut.
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 185

Media pendidikan kesehatan


merupakan suatu sarana yang digunakan
untuk menampilkan pesan atau informasi
kesehatan yang ingin disampaikan kepada
responden sehingga dapat meningkat
pengetahuannya yang pada akhirnya
diharapkan dapat mengubah perilakunya
ke arah positif atau mendukung kesehatan
(Mubarak, 2009). Pemilihan media
pendidikan yang tepat dapat mempengaruhi
peningkatan pengetahuan responden.
Pemilihan berbagai media dalam pendidikan
kesehatan ini mempertimbangkan pada
prinsip bahwa setiap individu memiliki
tingkat penangkapan informasi yang
berbeda. Misalnya terdapat beberapa orang
dengan melihat gambar saja sudah dapat
menangkap informasi dengan baik, dan Gambar 1. Piramida Edgar Dale
adapula orang yang harus memperagakannya
dulu agar dapat menangkap informasi
tersebut dengan baik. bawah, yang artinya semakin ke pangkal
Pada penelitian ini, penggabungan dua maka semakin besar panca indra yang
media yang digunakan. Yang meliputi, slide digunakan sehingga semakin banyak pula
show dan benda tiruan (phantom). Pada informasi yang bisa ditangkap, dan dapat
setiap media memiliki tingkat efektivitas dipastikan pengetahuan yang diperoleh
yang berbeda. Hal ini sesuai dengan responden semakin banyak pula. Sehingga
penelitian dalam Supriadi (2014), bahwa intensitas yang didapatkan juga semakin
media modul lebih efektif daripada media banyak pula. Hal ini dapat dilihat pada
video untuk meningkatkan pengetahuan Gambar 1. Berdasarkan persen retensi pada
responden mengenai langkah melakukan Piramida Edgar Dale, apabila responden
SADARI. melihat demonstrasi maka pengetahuan
Penggabungan beberapa media yang diingat sebesar 50% namun apabila
dalam pendidikan kesehatan SADARI ini, responden melakukan suatu materi
bertujuan untuk memaksimalkan fungsi pendidikan kesehatan tersebut maka
panca indra yang dimiliki responden responden akan dapat mengingat 90% materi
agar informasi yang disampaikan lebih tersebut (Nursalam dan Efendi, 2008).
banyak yang ditangkap. Karena semakin Faktor eksternal yang ada pada
banyak panca indra yang digunakan maka pendidikan kesehatan ini juga memiliki
semakin tinggi intensitas informasi yang kesinambungan dengan faktor internal pada
bisa ditangkap. Hal tersebut berdasarkan responden. Apabila semakin tinggi rasa
teori yang ada pada piramida Edgar Dale ketertarikan responden terhadap rangsangan
yakni alat peraga disusun berdasarkan maka semakin banyak pula informasi
prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada yang bisa didapat. Karena tanpa ada rasa
setiap manusia itu diterima dan ditangkap ketertarikan dari diri responden maka
melalui panca indra. Dan semakin banyak informasi tidak akan dapat tersampaikan
panca indra yang digunakan makan semakin dengan baik juga.
banyak pula pengetahuan yang diperoleh. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Pada Piramida Edgar Dale menunjukkan SADARI Terhadap Pengetahuan WUS
semakin ke bawah maka semakin banyak pada hasil uji statistik menunjukkan
pengetahuan yang bisa ditangkap. Pada bahwa pemberian pendidikan kesehatan
penelitian ini, untuk media yang digunakan, SADARI berpengaruh terhadap
terutama pada benda tiruan (phantom pengetahuan WUS. Hal ini sejalan
payudara) termasuk dalam lapisan paling dengan penelitian dalam Suastina, dkk
186 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 177–187

(2013) bahwa terdapat pengaruh yang Apabila masyarakat sadar dan aktif
signifikan pendidikan kesehatan SADARI dalam hal melakukan SADARI, maka
terhadap tingkat pengetahuan siswi, selain kanker payudara dapat terdeteksi sedini
itu dalam penelitian Hidayati (2012), mungkin. Sehingga dapat dilakukan
bahwa pendidikan kesehatan SADARI pengobatan sedini mungkin, dan kematian
dengan menggunakan metode ceramah akibat kanker payudara dapat menurun.
dan demonstrasi berpengaruh terhadap
pengetahuan siswi.
KESIMPULAN
Terlihat pada awalnya banyak
responden yang berpengetahuan kurang, Terjadi peningkatan pengetahuan
setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada seluruh responden setelah dilakukan
SADARI maka sudah tidak ada yang pendidikan kesehatan tentang SADARI.
berpengetahuan kurang, dan sebagian besar Peningkatan pengetahuan yang sangat
pengetahuannya menjadi baik. Pengetahuan signifikan disebabkan pemilihan beberapa
yang baik ini akan mempengaruhi proses media yang digunakan, dengan melakukan
dalam pengadopsian perilaku SADARI penggabungan media slide dan benda
secara rutin. Karena pengetahuan yang baik tiruan (phantom payudara) maka semakin
merupakan salah satu faktor yang dapat banyak panca indra yang digunakan dalam
menjadikan perilaku tersebut konsisten untuk menangkap informasi dan semakin banyak
dilakukan. Menurut Rogers (1974) dalam panca indra yang dilibatkan maka semakin
Notoatmodjo (2012) bahwa pengadopsian banyak informasi yang dapat diterima.
perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran yang baik, maka perilaku tersebut
SARAN
akan bersifat lama (long lasting), namun
apabila tidak didasari dengan pengetahuan Perlu dilakukan pendidikan kesehatan
maupun kesadaran yang baik maka perilaku dengan menggunakan penggabungan
tersebut akan bertahan sebentar atau bersifat beberapa media yang berpatokan pada
sementara. Piramida Edgar Dale dimana semakin
Pendidikan kesehatan SADARI ini banyak panca indra yang digunakan maka
merupakan suatu upaya yang dilakukan semakin banyak juga informasi yang bisa
untuk mempengaruhi responden agar mereka ditangkap oleh audience.
berperilaku sehat. Tujuan dari pendidikan
kesehatan SADARI ini untuk mendapatkan DAFTAR PUSTAKA
masyarakat yang sadar akan kesehatan dan
secara aktif melakukan SADARI secara rutin Andita, U. 2014. Pengaruh Pendidikan
sehingga dapat terdeteksi sedini mungkin K e s e h a t a n S A D A R I Te r h a d a p
apabila terdapat keadaan abnormal pada Pengetahuan WUS di PKK RW 03, Desa
payudara serta dapat meningkatkan kualitas Karang Widoro, Kecamatan Dau, Malang.
kehidupannya. Tujuan tersebut sesuai KTI. STIKES Maharani Malang.
dengan yang ada di dalam UU Kesehatan Andrews, Gilly. 2009. Buku Ajar Kesehatan
RI No. 23 Tahun 1992, yaitu: Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
“Meningkatkan kemampuan masyarakat Depkes RI. 2009. Buku Saku Pencegahan
untuk memelihara dan meningkatkan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara.
derajat kesehatan; baik fisik, mental Jakarta: Depkes RI.
dan sosialnya, sehingga produktif Ekanita, P., dan Khosidah A. 2013. Hubungan
secara ekonomi maupun secara Antara Pengetahuan dan Sikap WUS
social, pendidikan kesehatan di semua Terhadap Perilaku Pemeriksaan Payudara
program kesehatan baik pemberantasan Sendiri (SADARI). Bidan Prada: Jurnal
penyakit menular, sanitasi lingkungan, Ilmiah Kebidanan. [e-journal]. 4(1): 167-
gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, 177. Tersedia di <http://ojs.akbidylpp.
maupun program kesehatan lainnya.” ac.id/index.php/prada/article/view/75>.
[Diakses tanggal 23 Desember 2016].
Utut Andita, Pengaruh Pendidikan Kesehatan… 187

Hidayati, A., Salawat, T., dan Istiana, A. 2012. ac.id/37946/13/Naskah%20Publikasi.


Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui pdf> [27 Desember 2016].
Metode Ceramah dan Demonstrasi dalam Purwanto, D.J. 2010. Deteksi Dini Kanker
Meningkatkan Pengetahuan Tentang Payudara. [Online] tersedia di: <http://
Kanker Payudara dan Keterampilan w w w. o m n i - h o s p i t a l s . c o m / o m n i _
Praktik SADARI. [e-journal] 1(1). alamsutera/blog_detail.php?id_post=5>.
Tersedia di <http://jurnal.unimus.ac.id/ [Diakses tanggal 22 Januari 2013].
index.php/jur_bid/article/view/551>. Romauli, Suryati. 2009. Kesehatan
[Diakses tanggal 23 Desember 2016]. Reproduksi buat Mahasiswi Kebidanan.
IARC. 2013. Latest world cancer statistics Yogyakarta : Nuha Medika Nisman
Global cancer burden rises to 14.1 million 2011.
new cases in 2012: Marked increase in Suastina, I.D.A.R., Ticoalu, A.H.R., dan
breast cancers must be addressed. France: Onibala, F. 2013. Pengaruh Pendidikan
IARC. Tersedia di: <https://www.iarc.fr/ Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan
en/media-centre/pr/2013/pdfs/pr223_E. Siswi Tentang SADARI Sebagai Deteksi
pdf>. [Diakses tanggal 23 Desember Dini Kanker Payudara di SMA Negeri
2016]. 1 Manado. Journal Keperawatan.
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan [e-journal] 1(1): 1-6. Tersedia di <http://
Indonesia 2013. Jakarta: Kemenkes RI. ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/
Lee, R. 2008. Kanker Payudara. Jakarta: article/view/2188>. [Diakses tanggal 27
Daras Books. Desember 2016].
Manuaba, C.I.A. 2010. Ilmu Kebidanan, Supriadi, Purwanti, S., dan Sumiati.
Penyakit Kandungan, dan KB untuk 2014. Perbedaan Pengaruh Pendidikan
Pendidikan Kebidanan. Jakarta: EGC. Kesehatan dengan Menggunakan Media
Mubarak dan Nurul C. 2009. Ilmu Kesehatan Video dan Media Modul terhadap
Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Perubahan Pengetahuan dan Perilaku
Salemba Medika. tentang Praktik Sadari Pada Siswi Kelas
Mubarak, W.I. 2011. Promosi Kesehatan XI SMA. Jurnal Husada Mahakam
untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba [e-journal] 1(8): 319-442. Tersedia
Medika. di <https://husadamahakam.files.
Mulyani, N.S. 2013. Kanker Payudara dan wordpress.com/2015/12/6-jurnal-susi.
PMS pada Kehmilan. Yogyakarta : Nuha pdf>. [Diakses tanggal 23 Desember
Medika. 2016]. UU RI No. 23 Tahun 1992 Tentang
Nisman, W.A. 2011. Lima Menit Kenali Kesehatan. Jakarta: Presiden RI.
Payudara Anda. Yogyakarta: ANDI. Wawan, A. dan Dewi, M., 2011. Teori dan
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat. Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Medika.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Widiawaty, N., 2011. Hubungan Tingkat
Nursalam dan Efendi, F. 2008. Pendidikan Pendidikan Formal dan Tingkat
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Pengetahuan Wanita Tentang Kanker
Medika. Payudara dengan Kejadian Kanker
Pamungkas, K.S. 2015. Hubungan Antara Payudara di Borokulon Banyuurip
Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Purworejo. Jurnal Komunikasi
Payudara dengan Perilaku SADARI Pada Kesehatan [e-journal] 2(02):1-5.
Kader Posyandu Kecamatan Delanggu. Tersedia di <file:///C:/Users/Win_8.1/
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Downloads/57-114-1-SM.pdf>. [Diakses
Surakarta. Tersedia di < http://eprints.ums. tanggal 23 Desember 2016].

You might also like