You are on page 1of 37
A SATUANTUGAS PENANGANAN COVID-19 SURAT EDARAN NOMOR 9 TAHUN 2021 TENTANG KETENTUAN PEMBENTUKAN POS KOMANDO (POSKO) PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DALAM RANGKA PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT DI TINGKAT DESA/KELURAHAN Latar Belakang t Bahwa beban sistem kesehatan Indonesia dalam penanganan Corona Virus Disease 2018 (COVID-19)-samakin tinggi akibat gugurnya tenaga Kesehatan, tingginya persentase keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi dan ICU Rumah Sakit Rujukan COV|D-19, dan fingginya penambahan kesus posit, kesus aktif, dan positivity rate yang apabila tidak segora dikendalkan dapat mengakibatkan kelumpuhan sistem kesehatan. Bahwa dalam pengendalian COVID-19 yang efektf dan cepat membutuhkan upaya pencegahan (preventif dan promotif) serta penanganan Kesehatan, dampak ekonom|, dan sosial mulai dari tingkat terkecil (mikro) yaitu komunitas setingkat RT/RW dan Desa/Kelurahan. Bahwa dibutuhkan kesatuan dan keterhubungan antarsektor unsur pemerintahan, sipil, TNW/Poln, dan masyarakat secara kolaboratit hingga tingkat mikro dalam fangka pengendalian COVID-19 yang efextf dan cepat, Bahwa dalam upaya pengendalian COVID-19 yang tepat sasaran di tingkat mik’o melalui Pemberiakuan Pembetasan Kegietan Masyarakat (PPKIM) dibutuhkan suatu Pos Komando (Posko) yang dilaksanakan dengan pendekatan kesepakatan, Komunitas, gotong royong, Kompak dan adaplif sebagai pusat koordinas|, pengawasan, dan evaluasi penanganan COVID-19. Behwa berdasarkan pertimbangan Sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4 diperlukan Surat Edaran tentang Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Peske) Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) daiam Rangka Pemberlakuan Pombatasan Kogistan Masyarakat di Tingkat Desa dan Kolurahan. Maksud dan Tujuan Surat Edaran ini disusun’ dengan maksud mengatur pembentukan Posko dan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat hingga tingkat mikro yalty Dosa/Kelurahan, Tuluan Surat Edaran ini adalah untuk metakukan pemantauan, pengendalian, dan avaluasi dalam rangka peranganan COVI0-19 hingga tingkat mikro yaitu Desa/Kelurahan. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran inj adatah ketentuan pembentukan dan operasionalisasi Posko COVID-19 Desa/kalurahan. Dasar Hukum 1 2 engowne 10. " 12 13, 14. 15, 16, 7. 18, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Undang-Lindang Nomor 2 Tahun 2002 tenteng Kepolisian Negara Republik indonesia: Undang-Lndang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia; Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggutangan Bencena; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan; Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana: Peraluran Pemerintah Nomot 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengetolaan Bantuan Bencana; Peraluan Pererintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Gorona Virus Disease 2019 (COVID-19); Peraluran Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Gorona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulinan Ekonom| Nasional, sebegaimena telah diubah dengen Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2020 tenteng Perubahen Atas Peraturan Presiden Nomor €2 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemullhan Ekonomi Nasional: Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemolisian Masyarakat; Keputusan Presiden Nomor 11 Tahury 2020 tontang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID~19); Keputusan Presiden Nomor 12Tahun 2020 tentang Penatapan Bencana Non ‘iam Ponycbaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional, Peraturan Kapala Stat Tentara Nasional Angkatan Darat Nomor 19/1V/2008; Keputusan Menten Kesehatan Republic Indonesia. Nomor HK.01,07/MENKES/413/2020 tentang Padoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Vins Bisease 2019 (COVID-19) Instraksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pemberiakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Bertiasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Fengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019; instruksi Menteri Desa, Pembangunan Daorah Tertinggal, den Transmigtas! Nomor 1 Tahun 2021 fertang Panggunaan Dana Desa Tahun 2021 dalam 19. Pélaksandan Femborlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro di Desa; dan Surst. Edaran Direktorat Jenderal Permbangan Keuangan Kementetian Kouangan Republic indonesia Nomor SE-2iPK/2021 tentang Penyesuaian Penggunaan Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 untuk Penanganan Pandem| Corona Virus Disease 2019, Pengertian 1, Pos Komando Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Tingkat Desa/Kelurahan yang selanjutnya disebut Posko COVID-18 Desa/Kelurahan adalan lokasitempat beserta perangkat pelaksana yang menjadi pusat perencanaan, koordinasl, pengendalian dan evaluasi kegietan ponanganan COVID-9 di suatu whayah Desa/Kelurahan melalui fungsi pencsgahan, fungsi penanganan, fungs! pembingan, dan fungsl pendukung. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat PPKM adalah kebljakan Pemerintsh datam rancka pengendalian penyebaran COVID-19 sebagaimane dimaksud dalam Instruks: Menteri Dalam Neger PPKM Misto adaleh PPKM yang diakeanakan berbasis’' mikro sampai dengan tingkat Desa dan Kelurehan Operasionalisasi Poske Desa/Kelurahan 1 Pembantukan Posko COVID-19 Desa/Kelurahan dilakukan berdasarkan (nislatif Kepala Desa/Kelurahen dengan langkah-langkah sebagal berikut: a; Menentukan struktur dan personel/sumber daya manusia; b. Menentukan lokasi ¢. Menylapkan sarana dan prasarana; dan d. Menilal status zonasi wllayan, Unsur Posko COVID-19 Desa/Kelurahan terditi etas Kepola Desa/Lurah dan aparal Desa/Kelurahan, Kelua RT/RW, Satlinmas, Babinsa, Bhabinkamtiomas, tenaga Kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokon pemuda, penyuluh, perdamping, relawan, Pemberdayaan Kesojehteraan Keluarga (PKK), dan karang taruna Struktur Posko COVID-A9 Désa/Kelurahan bersifst fleksibel den dapat disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya alau perangket desa/keluratian, ‘Alur Komando dan koordinas| Posko COVID-19 Desa/Kelurahan adalah: a. Pelaporan dilakukan oleh Posko COVID-19 Desa/Kelurahan secata real- fime kopada Posko satu tingkatan diatasnya, yaitu Poske GOVID-19 tingkat Kecamatan, Komusdian berjenjang ke tingkat Kabupaten/Kota kemudian ke lingkat Provinei hingga ke tingkat Pusat: b. Supervisi Kinerja Posko COVID-19 Desa/Kelurehan dilekukan secara barjenjang oleh Posko GOVID-19 atau Satuan Tugas Penanganan COVID- 19 di suatu tingkatan wilayah administras! kepada Posko COVID-19 atau ‘Satuan Tugas Penanganan COVID-19 satu tingkatan di bawahnya; den, cc. Koordinast dilakukan secara dua arah oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-18 dan/atau Posko COVID-19 kepada Pemerintah Daorah pada tingkatan wilayah administrasi yang sama ‘Struktur Posko COVID-19 Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan alur koordinas! Posko COVID-19 Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud pada angka 4 dijelaskan datam Lampiran 1 dan Lempiran 2 dan merupakan bagian yang lidak terpisahkan dari Surat Edaran inl Panduan Teknis Pernbentukan dan Operasional Posko Covid-19 sebagzimana dimaksud pads 1 dijetaskan dalam Lampiran 3-dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran inl Posko COVID-19 Desa/Kelurahan memiliki empat fungs|, yaitu: 2. Pencegahan. yang terdiri dari Sosiallsasi, penerapan 3M (Memakai mesker, Mencuci tangan pakai sabun, dan Menjaga jarak), dan pembatasan mobilitas; . Penanganan, yang terciri dari penanganan kesehatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), penanganan dampek ekonomi (BLT Dana Desa) dan layanan masyarakat; , Pembinaan, yang terdiri dari penegaken disiplin dan pemberian sanksi; dan d, — Pendukung, yang terdiri dari poneatatan dan petaporan, logsik, dukungan komurikasi dan administrasi. Dalam menjalenkan kaamnpat jungsi Posko DesaiKelurahan sebagaimana dimaksud pada angka 7, telah disusun Panduan Teknis Pembentukan dan Operasional Pos Komando Penangenan Corona Virus Disease 2019 (COVID-18) Tingkat Desa/Kelurahan yang tercantum pada Lampiran Il dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini Pembiayaan dalam pelaksanaan Posko GOVID-19 Desa/Keluahan sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam: @.___ Instruks| Menteri Datam Negen Nomor3 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegia‘an Mesyarakal Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Vinis Disease 2019; den b. Sura! Edaran Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor SE-2/PK/2021 tentang Peryesuaian Penggunaen Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun ‘Anggeran 2021 untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019, G. _Pemantauan, Pengendalian, dan Evaluasi 4 Pemantauan dan evaluasi kinstja Posko COVID-19 Desa/Keluranan dilskukan setara: berkala dan berjenjang oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-1S Doarch kenads Satuan Tugas Penanganan COVID-19 satu tingkat dl bawahnya. Kinerja Pasko COVID-16 di setiap tingkatan dipantau can dievalasi meialul repal koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan (stekenolders) terkait secare berkala Kementenan Dalam Negerl, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah ertinggal dan Transmigrasi, Satuan Tugas Penanganan COVIO-19 Pusat dan ‘Daerah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, KementerianiLembaga yang menyelenggarakan fungsi terkait dengan Posko GOVID-19 Desa/Kelurahan menindaklanjuti Surat Edaran in| dengan motakukan penerbitan instrumen hukum dengan mengacu pada Surat Edaran ini dan petaturan perurdang-undangan yang bertaku. H. Penutup Surat Edaran ini beraku sojak tenggal 12 Februari 2021 sampai dengan 22 Februari 2021, den akan diovaluasi lebih lanjut sesual kebutuhan Demmikian agar dapat dipedorrani dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, embusean Yths 1 2, 3. BN Os Ditetapkan di Jakarta Pada tangaal 12 Februari 2021 Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-18, Presiden Republik Indonss Webil Presiden Ropublik Indonesia: Keta Komite Kebiiakan Komite Perianganan Coronavirus Disease 2018 (COVID-18) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Pare Mentoii/Pimpinan Lembaga: Panglima TN; Kapotri Kelua Setuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional: dan Ketua Satuar Tugas Penanganan Cororia Virus Disease 2018 (COVID-19) Daerah. OOHVNON a / ‘Ran J bear “B}-GIAGO NYNVO SVONL NYMULWS ¥ALEN MvIaS WNVONS NYONVINDONVNGd TWNOISWN NvOve WIvdS4 ueyesnyayesec Bucow-buispw (pag) wisnuew ekep sequins UEEipssiajay UebUep LeyIensesip Jedep ep jagrsyey 12pSeq Jedep np{S, eile tue see “ts Ciiduiepleg sowntund enue wane WDE WINE, SAI AFUE ENTSSS LrAGHEL OxSOE yruwe ti) — = ce 1] ueyeinjayjeseg ofseg INDIA IOC RIVAMEE TE TWODNWAL [207 NAHLV.L. 6 YONON NV2Vdil LWA INVAIEIT “B)-CIAOD NVNWONVNad SVONL NVALVS VOLS MyvTaS WNWONZE ‘ot met | = | NVONVINDONVNSd TYNOISYN NYOWE VIVERY | om] Fan wa | masa | ete ae iwoe RIVE 120% LAMPIRAN HIT SURAT EDARAN NOMOR 9 TAHUN 2021 TANGGAL 12 FEBRUARI 2021 SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19 PANDUAN TEKNIS PEMBENTUKAN DAN OPERASIONAL POS KOMANDO PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) TINGKAT DESA/KELURAHAN SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19 DAFTAR IS 1. PENDAHULUAN. A, Latar Belakang _ _ 3 B. Tan. t a ~ 46 ©. Ruang Lingkup eer “46 IL PANDUAN TERNIS PEMBENTUKAN POSKO COVID-19 DESA/KELURAHAN.....=$- A, Menentukan Strultur dan PorsonctiSumber Da 1b, Menentukan Lokast . Menyiapkan Sarma dan Pasar... int 1D. Menilai Status Zonssi Witayah——. = es : PANDUAN TEENIS OPERASIONAL FOSKO COVID-19 DESAKELURARAN m7 A. Poneegahan = 1. Sova’ dan Penrapan 3M 2, Pombatasan Mobilis B. Pesanganan..... ze yaeacils 1. Penangangn Kesehatan. 4) Peasnzanan Dampak Ekonsa 5) Penman Sosial . ©. Pembinaan . ia a ik 1. Peneysakur Disiplin eee ie 2 Peaiberian Som pi ae D, Dkaanga 2 po 1, Penestatan dan Petaporan po 2 Dukungan Logit. 3. Pubumgas Adiinistrasi dan Komunihas... IV. PENUTUP. A PANDUAN TEKNIS PEMBENTUKAN DAN OPERASIONAL POS KOMANDO PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID- 19) TINGKAT DESA/KELURAHAN PENDAHULUAN Latar Belakaag Sejak kasus pertama di Indonesia pada awal Maret 2020, penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia terjadi sangat cepat dan telah menjangkau seluruh provinsi serta hampir semua kabupaien/kora di Indonesia. Sebagai sebuah beacana nasional non-alam, pandem{ COVID-19 ini berdampak sangot besur mulai dari timbulnya korban jiwa, kerugian ekonomi hingga menuninnya kescjahteraan masynrakat. Selain itu, penambahan jumlah kasus yang tinge) dikhawatirkan akan menambah beban terhadap sistem Kesehatan ‘nasional, Oleh karenanya, dipetlukan tindakan yang cepat dan tepat sasaran untuk menanggulangi kondisi ini, Upaya péngendatian penyebaran COVID-19 yang cfektif adalah upaya preventif (pencegahan) dan promotif (edukasi dan promosi kesehatan), mulai dari tingkat térkeci! (mikro) yaitu komunitas setingkat dosa/kelurahar, Dengan demikian dikarapkan keteslibatan sebesar-besarnya dari setiap unsur masyarakat untuk dapat bergotony royong dan bahu membahu melakukan upays-upaya pengendaliam tersebut. Salah satu strategi pemerintah yang menjadi respons ikeadaam terkini adalah dengan melalui penetapan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan COVID-19. di ‘Tingkat Dese dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran COVID-19. Demi mewujudkannya, diperlukan pembemtukan Posko COVID-19 Desa/Kelurahan yang berfungsi sebagai lokasiNempat besesta perangkat poinksananys yang, menjadi pusst perenesnaun, koordinasi, dan pengendalian kegiaian penanganan COVID-19 di suatu wilayah Desa/Kelurahan. Agar fungsi tersebut dapat dijalankan secara efcktif, diperlukan pedoman teknis yang dapat menjadi panduan bagi para pelaksana Posko COVID-19 Desa/Kelurshan. Pedoman Tekiis ini disusun dengan mengacu pada strategi penanganan COVID- 10 yang didasarkan pada kondisi daerah masing-masing, dan disesuaikan dengan peran dart masing-masing unsur yang ada di masyarakal, seria_ketentuan peraturan perundang-uridangan yang berlaku. 5. Tajuan Panduan Teknis ini bertujuan sebagai podoman operasional bagi semua unsur petaksana yang terlibat dalam Posko COVID-19 Desa/Kelurahan dalam upaye pencegahan dan pengendalian COVID-19 pada tingkat Desa/Kelurahan. . Ruang Lingkup Panduan Teknis ini meerupakan panduan dalam upaya penanggulangan COVID= 19 yang terdisi dari empat fungsi, meliputi a. Pencegahan, yang terdiri dart sosialisasi dan penerapan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan, Mencuci tangan pekai sabun), dan pembatasan mobilitas >, Penanganan, yang terdiri dari Penanganan Kesehatan 37 (/esting, Tracing, Treatment), Penanganan Dampak Ekonomi (Bantuan Lungsung ‘Tunai (BLT) ‘Dana Desa) dan Layanan Masyarakat, ¢ Pembinaan, yang terdiri dari penegakan disiplin dan pemberian sankst Pendnkwng, yang terdiri dari pencatatan dan pelaporan, logistik, dukungan komunikasi dan administrasi. Tl. PANDUAN TEKNIS PEMBENTUKAN POSKO_—COVID-19. DESA/KELURAHAN Kepala Desa/Lurah mengambil inisiatif untuk membentuk Posko COVID-19 Desa/Kelurahian dengan langkah-langkah sebagai berikut. A, Menentukan Struktur dan Personel/Sumber Daya Manusia a. Ketua Posko COVID-19 Desa/Kelurahan dijabat oleh Kepala Desa/Lurah dan tidal bisa diwakilkan kepada pejabat lain. Dalam hal tidak terdapat penjabat jabatan Kepala Desa/Lurah, maka Kea Pesko COVID-19 Desa/Kelurahan dapat dijabat oleh Ketus Badan Permusyawaratan Desa atau sumberdaya manusia yang tersedia b, Pengerahan sumber daya diutamakan bersumber dari perangkat desa/kelurahan setempat. © Berkoordinasi dengan berbagai pihak untok mendspatkan dukungsn: 4, Menggeralkan rclawan di lingkungan seiempat B, Menentukan Lokasi 2. Lokasi Posko dapat mengaumakan Kantor Kepala Desa, lapangan, atau suatu tempat yang disepakati bersama b, Lokasi Posko terletik di lokast yang tidak rawan bencana, muchih diakses oleh berbawsi pihak yang terlibat dalam kegiatan tanggap COVID-19, memil i ventilasi yang cukup, memiliki fahan yang memiadai, dan memiliki tempat penyimpanan yang layak. C. Menyiapkan Sarana dan Prasarana a. Prasatana fisik berupa bangunsn atau bagian dari bangunan (seperti sebuah ruangan dengan ventilasi/siriulasi udara yang cukup baik) b. Sarana komunikesi: intemet, telepon selular, radio komunikasi, laptop/komputer, ‘Surana transportasi 4. Saranaudministrasi® ATK dan formulir pencatatan serta pelaporan e. Sarana pendukung protokol Kesehatan: masker, hand sanitizer, disinfektan, dan lainnya yang dibutubkan f, Kebutuhan infrastrukiur dan logistik disesuaikan mengacu kepada situasi ‘dan kondisi desa masing-masing D. Monilai Status Zonasi Wilayah Kepaia Desa/Lusah mengoordinasikan Ketua RT/Ketua RW yng ada di dalam wilayah kerjanya untuk menilai kondis! stams zonasi, apakah termasuk ke dalam zonasi merah, oranye, ata kuning, Penilaian kondist status zonast wilayah ini mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penenganan Corona Virus Disease 2019 di tingkat Desa dan Kelurahan untuk: Pengendalian Penyebaran Corona Virus Diveave 2019 Dali penilaian kondisi status zonasi wilayah tersebut, maka Kepala Desa/Lurah dapat menentukan kegiatan pengendalian yeng sesuii. Kriteria oniasi pengcndalian wilayah hingga tingkat RT dengan krite berikut sebagai &. Zona Hijau, dengan kriteria tidak ada kasws COVID-19 di satu RT. ‘Skenario pengendalian difakukan dengan surveilans aktif, selurul suspok dites dan pemanianan kasus tetap dilakukan secara rutin dan berkala b. Zona Kuning, dengan kriteria jike terdapat sampai dengan 1-5 rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu RT selama 7 (tujuh) hari terakhir, Skenarlo pengendalisn adalah menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, lalu melakakan isolasi mandiri untuk pasien positif dan Kontak erat dengan pengawasan ketat ©. Zona Oranye, dengan kriteria jika terdapat 6-10 rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu R'T selama 7 (tujuh) hari terakhir. Skenario -pengeridalian adalah menemulan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, alu melakukan igolasi mandiri untuk pasier positif'dan kontak erat dengan pengawasan Kelat, serta menulup rumah ibadah, tempat bermain ansk dan tempat umum lainnya (kecuali sektor esensial). d. Zona Merah, dengan kriteria jika terdapat lebih dari 10 sumah dengan asus konfirmast positif dalam satu RT selama 7 (iujuh) hari terakhir, Skenario pengendalian adalah pemberlakuan PPKM level RT yang, iencakup: Gj) menemukan kasus suspek din pelacakan kontak erat, (i) melakukan isolasi mandiri/terpusat dengan pengawasan ketat: (ii) fhienutup rumah ibadah, tempat bermain anak din tempat umum lainnya (kecuali sektor esensial), (iv) melarang kerumuman lebih dari 3. (Higa) orang; (v) membatasi Keluar masuk wilayah RT maksimal hinge’ pukul 20.00; serta (iv) meniadakan kegiatan sosial masyarakat di lingkungan RT (contol: tahlitan, arisan, dsb), Il. PANDUAN TEKNIS OPERASIONAL = POSKO— COVID-19 DESA/KELURAHAN A, Pencegahan 1. Sosialisasi dan Penerapan 3M 1,1 Tujuan dan Target a. Tojuan dari sosialisasi dan pencrapan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) adalah uniuk meningkatlan kewaspadaan masyarakat terhadap situasl COVID-I9 di lingkungan masing-masing, meningkatkan pengetahuan terhadap risiko dan cara pencegahan pemularan COVID-19 dengan 3M, serta mendorong: tasyarakat uniuk senantiasa berpetilaku 3M dalam aktivitas sehari-hari b Target dari sosialisasi dan penerapan 3M adalah seluruh masyarakat di lingkungan Desi/Kelurahan setempal mengetahui risiko dan cara pencegahan penularan COVID-19 serta menunjukan perilaku 3M dalars aktivitas sehari-hari secara disiptin, 1.2 Pereneanaan & Membentuk tim dengan melibatkan Perangkat Desa/Kelurahan, ‘Bhabinkamtibmas, Babinsa, Linas, Aparat Desa/Kclurahan, Tenaga Kesehatan, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Posyandu, Dasawistia, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokok Adat, ‘Relawan Desa, dan Tokoh Pemuda, dengan menyepakati seorang Tokoh Masyarakat menjadi koordinator tim yang bertanggung jawab kepada Ketua Posko COVID-19 Desa/Kelurahan. b, Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung sosialisasi dan penérapan 3M seperti alat dan bahan yang digunakan untuk membuat matest sosialisasi dan penetapan lokast sosialisasi 1.3 Pelaksanaan a. Membuat rencana kegiatan sesuai sasaran yang telah ditentukan dan dalam jangka waktu yang disepakati oleh seiurub unsur yang terfibat b. Membuat nomor telepon pusat panggilan (call cenéer) untuk menampung, pelaporan warga dan menunjuk petugas/warga sebawai penanggung jawab ¢, Membuat materi sodialisasi dengan jenis-dan metode yang telah disepakatt Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan COVID-19 dalam Bahasa Daerah dapat diakses melalui wehsize resmi covid!9.go id atau pada tautan berikut ini: bit 1y/PedomanPerubahanPerilakuBahasalacrah . Retua Posko COVID-19 Desa/Kelurahan menugaskan dan memastikan tim ‘yang sudah dibentuk melaksannkan tugas sesumi peran dan fungsinya ¢. Petuyas pusal panggilan (call cemter) berkoordinas) dengan pihak terkait untuk menindaklanjuti faporan pengadian masyarakat, seperti Puskesmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Linmas. f Tim yang telah dituajuk menjelaskan materi pencegahan yang. telah ditetapkan g, Pilrak-pihak yang terlibat melaksanakan poran dan fungsinya, yaitu, 1) Tim pencegatian terdiri dari Bhabinkaintibmas, Babinsa, Linmas, Aparat ‘Desa/Kelurakian, Tenaga Kesehatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, PKK, dan Dasawisma untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam mematuhi 3M sesuét roncana kegiatan mingguan, 2) Bhabinkamtibmas, Babinsa dan LLinmias melaksanakan tugas penanganan kasus yang terkait dengan kegiatan pencegahan (3M), 3) Aparat Desa/Kelurthan miendukung kegiatan pencegahan; 4) Tenaga Kesehatan memberikan pelatihan kepada Tim Pencegahan, 5) Tokoh Masyarakat membantu dan mendukung kegintan pencegahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki: 6) Tokoh Agama menghimbau perilaku 3M melalui kegiatan keagamaan dan memanfaatkan sarang dan prasarana yang lersedia di tempat ibadah, 7) Tokoh Adat menghimbau perilaku 3M, dan 8) Yokoh Pemuda mengajak kaumy muda untuk mendukmg dan berpartisipasi dalam sosialisasi pelaksanaan 3M; dan 9) PRK dan Dasawisma mengajak ibu-ibu untuk mendukung dan berpattisipasi dalam sosialisasi pelaksanaan 3M di lingkungannya. 2. Pembatasan Mobilitas 2.1 Tujuan dan Target 2 Tujuan dati pembatasan mobilitas adalah menekan’ penularan kasus: bany dengan cara melakukan pembutasan mobilitas masysrakat b Target dari pembatasan mobilitas adalah terselenggaranya pembaiasan mobilitas di wilayah Desa/Kelurahan hingya tingkat RT/RW sesuai dengan status zonasi masing-masing, 2.2 Perencanaan f Membentuk tim yang melibatkan Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua RT. Ketua RW, Rolawan Desa, Linmas, Keamanan RI/RW, Tokoh masyarakat, tokch adit, Karang Taruna dengsin’ koordinator tim yakni Babinsa/Bhabinkamtibmas yang skan bertanguung jawab kepada Ketua Posko atau Ketua RT/Ketua RW. b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diporlukan dalam pelaksanaan kegiatan pembatasan mobilitas, di ahtaranya masker, hand sanitizer, pengeras siara, Kamera, alt’ © Komunikasi, dan formulir/blankosbukw cataan/register/aplikasi pelaporan Bersatu Lawan COVID-19 (BLC) Monitoring Perubshan Perilaku. 2.3 Pelaksanaan a Prosédur pembatasan mobilitas bagi warga terkonfirmasi positif dian/atau sedang-menjalani isolasi mandiri berlaku pada -wilayah zona merah, oranye, dan kuning meliputi: |, Petugas mencari informasi lokasi rumah yang di dalamnya terdapat wargs yang terkonfirmasi positif dan/atau sedang menjatani isolasi mandir 2, Petugas mendatangi rumah warga yang terkonfirmasi positif dan/awu sedang menjalani jyolasi mandiri dan menanyakan kondisi keschatan, dengan tetap mempethatikan protokol kesehatan 3M. 3. Jika ditemukan | (satu) orang atau lebih warge yang sedang, ixolast mandir’ tidak berada di dalam rumeh, maks petugas melakukain peneguran dan tiencatat petangwaran tersebut agar tidak terulang kembali 4. Jika ditemukan warga yang sedang isolasi mandiri tetapi bernda di data rumah, maka petuyas memberikan laporan hahwa isotest mandiri telah =10 dijalankan, Petugas memberikan arahan agar warga telap mematui protokol isotasi mandi b. Prosedur pembatasan mobilitas bagi warga yang berkumpul Icbih dari 3 (tiga) orang di luar rumah berluku pada wildyah zona merab, meliputi 1. Petugas: berkeliling secara petiodik untuk memaniay wargn yang berkumpul di luar rumah, 2. Jika-ditemukan warga yang berkumpul lebih dari 3 (tiga) orang di Iuar huntah, maka petugss memberikan himbauan agar wargu kembali ke rumah masing-niasing dan petugas membuat laporan penemuan pelanagaran dan dimasukkan ke dalam aplikasi yang telah disediakan ¢ Prosedur pembatasan mobilites pada arca fasililas umum (rumah ibadah, aman, lapangan, area bermiain anak, pos jaga, dsb) borlaku pada wilayah zona merah dan oranye, meliputi 1. Petugas berkeliling untuk memantats area fasilitas wmum (rumah ibadal, taman, lapangan, wrex bermain anak, pos jaa, dsb). Jika ditemukan fasiliias umum yang masih beroperasi, maka petuws ménegur penangguny jawab area untuk meautup tempat tersebut dan menghimbau: wang yang berada pada area tersebut untuk kembali ke umali/tempat tinggal masing-masing, Petugas membuat laporan_aias penemuan terscbut dan dimasukkan ke dalam aplikasi yang: telah disediakan, a Proseduir pembatasan keluar masuk warge di wilayah RT setempat, maksimal w pukul 20.00-waktu setempat dan berlakus pada wilayah zona merah, mefiputi: |. Petugas melakukan penutupan jalur keluar-masuk wilayah menggunakan portal atau penanda lainnya 2. Petugas berkeliling untuk memantau warga yang masih keluae masuk wilayah pada tebih dari pukul 20,00 waktu setempat, 3. Jika ditemuken warge yang keluar masuk wilayah pada lebih dari pukul 20.00 waktu setempat, maka petugas memberikan teguran agar warga tersebut kembali ke rumab/tempat finggal masing-masing Petuges membuat laporan tas penemuan tersebut dan dimasukkan ke dalam aplikasi 4, Jika ditemukan warga Tain yang masuk ke wilayah tersebut, maka dibimbau untuk kembali ke wilayah masing-masing. Perugas membuat Isporan atas penemuzn tersebut dan dimasukkan ke dalam aplikasi yang, telah disediakan. Prosedur pembutasan kegiatan sosial (arisan, pesta, kegiatan keagamaan, ‘perayaan keagamaun, pertemumn, dsb) di zone merah, melipati: i. Petugas berkeliling untuk memantay adanya Kegiatan sosial. 2. Jika ditemukan ada kegiatan sosial tersebut masth dilakukan, maka petuges berkomunikasi dengan penangmung jawab keyiatan dan Imenginstruksikan untuk membubarkan kegiatin tersebut dan irvasukkan ke dalam aplikasi yang telah disediakan 3. Jika penangdung jawab kegiatan tidak mengikuti himbauan tersebut maka, petugas akan melupor kepada aparat berwenang untuk tindak lanjut berikutnya, kemudian petugas membuat laporan ates penemuan fersebut dan dimasukkan ke dalam aplikast yang telah disediakan, f Untuk wilayah yang berada padazona hijau, ditorapkan pemantausn secars Akt untuk merghimbau masyaralot tidak metakukan mobilitas: dan monghindsri kerumunan B. Penanganan 1, Penanganan Keschatan 1.1 Tujuan dan Target & Tajuan penanganan Kesehatan adalah memastiken pelaksanaan penanganan keschatan bagi setiap warga yang positif terinfeksi COVID- 19 dan warga yang teridentifikasi pernah kontak erat dengan kasus positif COVID-19. b. Target penanganan kesehutan adalah seluruh warga yang ferkonfirmas positif dapat tertangani dun warga yang kontak erat dapat ditelusur 1.2 Perencanaan & Membentuk tim yang melibatkan’ Kader Kesehatan lingkungan (Posyandu), kader PKK/beberapakaderlainnya, Babinss, Bhabinkamtibmas, dan Petwgas Puskesmas dengan Kepala Desa/Lurah sebagai Koordinator b. Menyiepkan sarana dan prasirana pensnganan Kesehatan di desa/kelurahan yaitu sarana isolast mandiri 1.3 Petaksanaan 13.1 Testing 1, Mendampingi teaaga kesehatan dan tenaga laboran teriatih saat peagambilan spesimen Memantau dan mengecek lokasi pengambilan spesimen yang, terbuka, cukup sirkulasi dan aman terhadap lingkungan sekitar. 3. Memastikan fasilitas laboratorium rajukan tersedia 4, Mettiastikan data-data kasus postif terinput ke dalam sistem secara tepat waktu, 13.2 Tracing L Seeara aktiff mencari informasi terkait kasus COVID-19 dan fiwayat Kontak erat seria mencruskannya kepada petugas surveilans (Puskesmas), 2, Mendamping’ petugas surveilans (Puskesmas) ketika melakukan ponclusuran koniak erat di witayahnya. 3, Melakukan desinfeksi rumah kontak erat bersama Satuan Tugas Penanganan COVID-19 setempat 4, Memantau dan mengecek kondisi keschatan kontak erat sclama erantina 14 hari secara terus menerus, 5, Memberikan edukasi tentang mencegah COVID-19 dengan 3M (memakai masker. mencuci tangan dan menjawa jarak minimal 2 (dua) meter dengan orang di sehitarnya), 6, Memastikwn bahwa kebutuhan sehari-hari kontak erat selama -karantina terpentthi, 7, Melaporkan kalau ada kontak erat berwejala kopada supervisor Puskesmas alau petugas surveilans. 1.33 Treatment 1. Untuk mencapai kesembuhan dan mencegah ‘memburuknya Konidisi dirinya sendisi, serta mencegah penularan ke keluarga dan orang, di sekitar, warga yang terpapar COVID-19 harus menjalani perawatan di fasilitas Kesehatan, dan bagi warga yang, memitiki Kontak erat dapat melakukan isolasi mandiri/karantina. Memastikan pelaporan wares yang terpapar COVID-19 ke Puskesmas wilayah kerja masing-mesing untuk kemudian ditentukin perawatannya di fasilitag kesehaian atau menjalani isolasi mandisi/larantima Memastikan warga melakukan isolasi mandiri/karantina selama a. Warga yang terbukti positif COVID-19 melalui pemeriksaan Swab PCR tetapi tidak memiliki gejala, menjalani isolas! mandiri selama 10 (Sepatuh) hari sejak dilakukan pemeriksaan (pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi), 1b. Warza yang terbukti positif COVID-19 mefalui pemoriksaan Swab PCR dan memiliki gejala, menjatani isolasi selama 10 hari sojak hari pertama muncul gejala atau hinggs hasil PCR negatif ditambah minimal 3 (tiga) hari setelah tidak Lavi monunjukkan gejala demam dan gangguan pemapasan. Warga dengan status probable (kontak erat dan sudah memiliki gejala, namun masih peru menunggu hasil PCR) aris menjalani isolasi Selama 10 (Sepuluh) hari sejak hari pertama muncul gojala atau hingga hasil PCR negatif, ditambah minimal 3 (Giga) hari setelah tidak lagi menunjukican gejala demam dan gengguan pemapasan. dd Warga dengan status kontak erat menjalani karantina selama 14 Cemmpat belas) hari. Jika dalam 14 (enipat belas) hati warga merasakan gejala, maka wajib melaporkan ke Puskesmas untuk pomeriksaan PCR ¢ Memastikan terlaksananya monitoring secara berkala olch petugas Puskesmas, baik melalui kunjungan rumah ata lelemedicine selama masa isolasi Memastikan warga melaporkan gejals yang dirasakan solama isolasi, minimal sati Kali sehasi kepada Puskesmas =44 = $5 Memberikan kontak-darurat Puskesmas setempat kepada warza, untuk dihubungi jika sewaktu-waktu Kondist keschatan dirasa memburuk. 6 Memastikan warga mengetabul hal-hal yang haras dilakukan saat isolasi mandiri untuk meneegah penularan, yaitw 2 Warga yang meajalani isolasi mandiri berada di muangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik b. Membatasi pergerakan dan mieminimalisir berbagi ruangan yang sama. Pastikan ruangan bersamit (seperti dapur, kamar mandi) memiliki ventilasi yang baik ¢. Memakai masker bedah jika berada di sckitar orang-orang yang ada di rumah atau ketika mengunjung fasilitas Iayanan eschatan. d. Piha: yang mecawat warga yang tmenjalani isolasi mandiri, sebaiknya menggunaken masker bedah terutama jika berada dalam satu ruangan yang: sama. © Alat makan warga yang menjalani isolast mandiri dipisahkan dari alat makan anggota keluarga lainnya (cuci dengan sabun dan airhangat setelah dipakai agar dapat digunakan kembali) f Tidak mcnggunakan masker atu sarung tangan yang telah terpakai 2 Terhadap pakaian, seprai, handuk, dan masker kain warga yang menjalani isolasi mandiri 1) menempatkannya pada kantong Kiusus dan jangan digoyang-goyang, serta hindari kontak langsung kulit dan pakaian dengan bahati-bahan yang terkontaminasi: 2) mencuct menggunakan sabun cuct dan air dengan suhu 60-90 derajat Celcius dengan detergen din keringkan, dan 3) menggunakin sarung tangan seat mencuci dan selalu mencuci tangan’ sebelum dan setelah meagaunakan sarang tangan. fh. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawitan harus dibuang di tempat sampak di dalam ruangan, kemudian ditump rapat sebelum dibuang, sebazai sampah infeksius. 7. Memastiknn keluanga dan warga sckitar mengetahui hal-hal yang haras dilakulan saat terdapat warga yang sedang menjalani isolasi mandiri untuk mencegah penularan, yaitu a. Anygota keluarge tidur di kamar yang berbeda dan apabile tidak memungkinkan maka wajib menjage jomk minimal dari anggota keluarga yang Sedang meajalani isolasi mandir b, Membatasi jumiah orang yang merawat, Idealnye salu orang dari anggota keluarga yang benar-benar sehat ¢, Mencuei tangan dengan sabun setiap komak dengan warge yang menjalani isolesi mandir 4. Menggunakan sarung tangan dan masker bedah jika harus memberikan perawatan mulut atau saluran aafas dan ketike Kontak dengan darah, dnja, air Kencing atau cairan tubuh Isinaye seperti Indah, dahsk, muntah dan lain-lain. Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang sarung tangan dan niasker . Bersihkan lingkungan tempat warga yang sedamg menjalani isolasi mandisi, termasuk cuang bersama seperti dapur dan kamar mandi secara teratur, Larutan yang, digunakan dapat belassl dari sabun, detergen, atau larutan NaOCl 05% (sotara dengan | bagian larutan pemutih dan 9 bagian air). { Hindari kontake dengan barang-barany terkontaminast Jainnya seperti sikat gigi. alat makan, alat minum, handuk, pakaian dan sprei \.34 Penanganan Limbah Medi Petuigs Posko COVID-19 Desa/Kelurahan diharapkan dapat memperhatikan penanganan timbab medis dari warga yang sedany menjalani isola mandixi, Limbah infeksius dapat berupa masker, “16- sarmng tangan, tisu, sise makenan, bekas Kemasan makanan, kapas, dan benda lainnya yang berpotensi terkontaminasi, Petugas memaniau agar dilakukan penanganan: |. Bagi limbah masker, dapat dirusak sebelum dibuang dengan cara digunting-gunting pada lapisan maskerdan tali masker: 2, Limbuh medis rumah tanggx diharuskan untuk didisinfcksi teriebih dahulu dengan direndam dalam cairan pembunuh virus/bakteti/sabun atau disemprot dengan cairan disinfekian 3. Bila memungkinkan, semua limbah medis dapat dimasukkan ke dalam plastik berwarma kuning, atau diberi tanda yang menyataken bahwa plastik tersebut berisikan fimbah medis COVID-19 4, Memastikan limbah medis diangkut dengan kendaraan khusus oleh petugas fa limbah medis, as kesehatan atau dikumpulkan pada dopo 4) Penanganan Dampak Ekonomi 2.1 Tujuan dan Target a. Tujuan: Menjumin terselenggaranya penanganan dampak ekononti bagi wargilkeluarga miskin setempat Karena terdampak pandemi (khususnya bapi warga/keluarga yang terkonfirmast positit COVID-19 dalam satu rumah) melalui Dana Desa, b. Target; Sclursh warga/anggote keluarga dalam sata rumah yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan Keluarga miskin baik yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) maupun yang tidak terdata yang memenubi ksiicria: (a) Tidak mendspat bantuan PKEVBPNTipemilike Kartu Prakesja; (b) Mengulami kebilangan mata pencaharian (tidak memiliki cadangan ekonomi yang cukup untuk bertahan hidup selama tiga bulan ke depan); (c) Mempunyai anggota Keluarga yang rontan sekit monahun/kronis, terdata dan mendspatkan bantuan. Pereneanaan a Membentuk tim penanganan dampak ekonomi yang terdiri dari Ketua RT/Ketua RW, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Linmas, Relawan Desa, 17 Kerang Taruma dan pendukung: lainnya dengan Kepala Desa/lurah sebagai Koordinator b. Menyiapkan Kebumhan peralatan pendataan dan pelaporan, alat komunikasi, masker, fiand sanitizer, sabun cuci tangan dan sarana prasarana lainnya yang dibutubkan, 2.3 Pelaksanaan a. Kepala Desa/Lurah menerbitkan Surat Keputusan penunjukan Relawan Desa dan/atau Satan Tyas COVID-19 tingkat Desa sebagai Tim Pendata BLT Dana Desa b. Refawan mélakukan pendatwan di tinpkat RT/RW atau konsultasi dengan Kepala Dusun. &. Verifikasi, validasi, dant tabutasi data calon penerinia BLT Dana Desa kemudian ditetapkan dalam Musdesus d. Penandatanganan daftir calon penerima BLT Dana Desa oleh Kepala Desa/Lurah dan BPD. ¢. Publikasi dafter calon peneima BLT Dana Desa di tempat umuam, Website desa, Sistem Informasi Desa, dll f, Pengesahan ditar ealon penerima BLT Dana Desa oleh Bupati/Wali Kota atau diwakitkan oleh Camat 5) Penanganan Sosial 3.1 Tujuan dan Target Tujuan: Melakukan penanganian terhadap potensi masalab sosial yang, mungkin timbul akibat pandemi COVID-19 maupun secara spesifik implementasi pembatasan Kewiatan berbasis mikro di tingkat Desa/Keluratian, seperti penolakan terhadap upaya pengendalian, konflik sosial, dan stigma masyarakat terhadap warga yang terkonfirmasi positif COVID-19. Target: Seluruh potensi masala sosial yang mungkin timbul dapat dicegah dan masalah yang timbul dapat diatasi. 3.2 Perencanaan a Membentuk tim yang beranggotakan Perangkat Desi/Kelurahan, Toko Adat, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dengan Ketua RT menjadi

You might also like