Professional Documents
Culture Documents
Analisis Dan Remediasi Miskonsepsi Siswa Menggunakanmultimedia Interaktif Berbantuan Tutor Sebaya Pada Topik Fotosintesis Sekolah Menengah Atas
Analisis Dan Remediasi Miskonsepsi Siswa Menggunakanmultimedia Interaktif Berbantuan Tutor Sebaya Pada Topik Fotosintesis Sekolah Menengah Atas
ABSTRACT
The objectives of this research are to analyze the students‟ misconceptions on topic
photosynthesis for each cognitive level and to know if the misconceptions remediation by using
interactive multimedia and peer tutoringgive effect in decreasing students‟ misconceptionon topic
photosynthesis in SMA Swasta Nurul Iman Tanjung Morawa. Sample of this research are 56 students
of science class XII. The types of this research are the descriptive research and pre-experimental
research with one group pretest-posttest design. The technique of data collecting was the two tiers
multiple choice closed reasoning diagnostic tests, consist of 45 questions which was used as pretest
and posttest. The findingsshow that the students getting misconception on topic photosynthesis in
high category of misconception by percentage 66%. The highest percentage of students‟
misconception is at cognitive level 6, by percentage 76%. After treatment the results obtained that
misconceptions remediation by using interactive multimedia and peer tutoring decrease students‟
misconception as many as 47% which is from 66% to 19%. Hypothesis testing showed that tcount
(3.969) > ttable (0.05)(55) (1.673), it means that H0 was rejected and Ha accepted. It can be concluded that
students‟ misconceptions remediation by using interactive multimedia and peer tutoring give effect in
decreasing students‟ misconception on topic photosynthesis in science class XII SMA Swasta Nurul
Iman Tanjung Morawa.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi siswa pada topik Fotosintesis
pertingkat kognitif dan untuk mengetahui apakah remediasi miskonsepsi menggunakan multimedia
interaktif berbantuan tutor sebaya memberikan pengaruh terhadap penurunan miskonsepsi siswa
pada topikFotosintesis di SMA Swasta Nurul Iman Tanjung Morawa. Sampel pada penelitian ini
adalah 56 siswa kelas XII IPA. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan pre-
experimentaldengan rancangan penelitian one group pretest-posttest. Teknik pengumpulan data
menggunakan two tiers multiple choice closed reasoning diagnostic tests yang terdiri dari 45 soal
yang digunakan sebagai pre-test dan post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa
mengalami miskonsepsi pada topik Fotosintesis dan tergolong kedalam miskonsepsi tinggi dengan
persentase 66%. Persentase miskonsepsi tertinggi terdapat pada tingkat kognitif 6, sebesar 76%.
Implementasi remediasi miskonsepsi menggunakan multimedia interaktif berbantuan tutor sebaya
menurunkan persentase miskonsepsi siswa sebesar 47%, yaitu dari 66% menjadi 19%. Berdasarkan
uji hipothesis, diperoleh thitung (3.969) > ttable(0.05)(55) (1.673), dengan demikian Hipothesis nul (H0)
ditolak dan Hipothesis alternatif (Ha) diterima. Dapat disimpulkan bahwa remediasi miskonsepsi
siswa menggunakan multimedia interaktif berbantuan tutor sebaya berpengaruh terhadap penurunan
miskonsepsi siswa pada topik Fotosintesis di kelas XII IPA SMA Swasta Nurul Iman Tanjung Morawa.
1
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : 2338 - 3003
Putri, RK & Harahap, F Juni 2016
Halaman : 001 - 006
2
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : 2338 - 3003
Putri, RK & Harahap, F Juni 2016
Halaman : 001 - 006
Multimedia interaktif terdiri dari deskripsi Negeri Medan dan media divalidasi oleh dua
miskonsepsi topik fotosintesis yang umum orang ahli media pembelajaran.
terjadi pada siswa dan penjelasan tentang ANALISIS DATA
konsep yang benar dilengkapi dengan animasi
Analisis data dilakukan dengan tiga
bergerak dan teks. Konten instrumen ini
tahapan. Pertama, menganalisis miskonsepsi
divalidasi oleh Dosen Biologi Universitas
siswa dengan menghitung persentase
miskonsepsi siswa pada tiap tingkat kognitif
3
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : 2338 - 3003
Putri, RK & Harahap, F Juni 2016
Halaman : 001 - 006
Tes hipothesis menggunakan rumus t- guru Biologi sebanyak dua pertemuan (60
test berpasangan. Berdasarkan perhitungan, menit/pertemuan), diluar dari jam pelajaran di
diperoleh thitung sebesar 3.969 dan ttable sebesar Sekolah. Untuk memastikan bahwa para tutor
1.673 dengan α 5%. Ini menunjukkan bahwa sudah benar – benar menguasai topik, para
thitung lebih besar daripada ttable (thitung > ttable), tutor diberikan instrumen tes yang sama
oleh karena itu hipothesis nul (H0) ditolak dengan pre-test. Perhitungan score dari tes
danhipothesis alternatif (Ha) diterima. Dengan para tutor ini menunjukkan rata – rata diatas
demikian, remediasi miskonsepsi siswa 90. Dengan demikian, tutor sebaya dapat
menggunakan multimedia interaktif diimplementasikan.
berbantuan tutor sebaya berpengaruh Multimedia interaktif dibuat atraktif, yaitu
terhadap penurunan miskonsepsi siswa pada menampilkan visualisasi dari miskonsepsi
topik fotosintesis. pada topik Fotosintesis dilengkapi dengan
penjelasan konsep yang benar melalui animasi
PEMBAHASAN dan teks. Sehingga menarik perhatian tutee
Sebanyak 56 siswa yang terdiri dari dan membantu tutor menjelaskan topik
kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 diberikan dengan lebih detail.
instrumen tes sebelum perlakuan (pre-test). Melalui multimedia interaktif, siswa
Hasil pre-test diurutkan dari yang tertinggi mengetahui konsep yang benar dan dengan
hingga terendah. Siswa yang mendapatkan adanya tutor, siswa lebih terbuka untuk
hasil pre-test tinggi kemudian dipilih menjadi menyatakan miskonsepsinya. Seperti yang
tutor. Masing – masing 6 orang untuk kelas XII dijelaskan Gordon (2005) bahwa tutor sebaya
IPA 1 dan 5 orang untuk kelas XII IPA 2. membantu siswa memahami pelajaran secara
Setiap tutor menangani lima orang siswa mendalam. Untuk menguasai topik
(tutee) dalam sebuah grup. fotosintesis, siswa harus menguasai topik
Tutor – tutor tersebut kemudian diberi Biologi lainnya, seperti anatomi tumbuhan dan
pendalaman khusus topik fotosintesis oleh biokimia. Tutor sebaya memungkinkan siswa
4
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : 2338 - 3003
Putri, RK & Harahap, F Juni 2016
Halaman : 001 - 006
untuk mengingat kembali topik ini sebelum tumbuhan hijau. Tumbuhan tersebut diberi
mempelajari Fotosintesis. Disamping itu, sinar yang memiliki panjang gelombang
menurutpengakuansiswa, merekamerasa lebih 680nm saja. Maka hasil reaksi yang terjadi
nyaman bertanya kepada siswa lainnya, didauntumbuhan tersebut adalah”.
sehingga miskonsepsi terungkap. Meskipun siswa memahami bahwa sinar
Selama perlakuan, tutor juga berdiskusi dengan panjang gelombang 680nm ditangkap
dengan guru Biologi tentang konsep yang sulit oleh pigmen P680 di fotosistem II (tingkat
mereka jelaskan, seperti siklus kelvin. kognitif 2), namun siswa memiliki miskonsepsi
Beberapa tutee masih bingung dengan bahwa reaksi pada fotosistem II terjadi setelah
bagaimana produk pertama siklus kelvin yang reaksi pada fotosistem I selesai (tingkat
terdiri dari six-carbon intermediate terbagi dua kognitif 3). Siswa memiliki pemahaman yang
menjadi dua molekul 3-phosphoglycerate salah tentang penomoran pada fotosistem.
(untuk setiap CO2 yang diikat). Dalam kasus Menurut siswa, fotosistem I diberi nomor I
ini, guru menjelaskan secara rinci di depan karena bereaksi lebih dulu pada proses
kelas agar baik tutor, maupun tutee fotosintesis, kemudian dilanjutkan oleh
memahaminya. Setelahnya, tutor diminta fotosistem yang diberi nomor II. Konsep
mengevaluasi tutee tentang konsep tersebut. sebenarnya adalah fotosistem I ditemukan
Dalam penelitian ini, miskonsepsi siswa terlebih dahulu daripada fotosistem IIdan
tentang topik fotosintesis yang muncul dalam reaksi terang, fotosistem II bereaksi
diantaranya adalah: (1) satu kali siklus kelvin lebih dahulu daripada fotosistem I.
akan menghasilkan satu molekul glukosa, Oleh karena itu, meskipun siswa
sementara konsep yang benar adalah untuk memahami konsep pada tingkat kognitif 2,
menghasilkan satu molekul glukosa, siklus namun miskonsepsi pada tingkat kognitif
kelvin tejadi sebanyak dua kali, (2) satu 3akan menghambat siswa menjawab soal
membran tilakoid hanya memiliki satu dengan tingkat kognitif 6. Setelah
fotosistem I dan satu fotosistem II, sementara implementasi remediasi miskonsepsi
konsep yang benar adalah terdapat lebih dari menggunakan multimedia interaktif
satu fotosistem I dan fotosistem II di setiap berbantuan tutor sebaya, persentase
satu membran tilakoid, (3) tumbuhan miskonsepsi siswa, baik miskonsepsi rata –
membutuhkan air untuk berfotosintesis, rata siswa, maupun perkategori tingkat kognitif
sementara konsep yang benar adalah air menurun. Hal ini menunjukkan bahwa
berperan sebagai donor proton, seperti halnya remediasi miskonsepsi menggunakan
bakteri sulfur dapat pula berfotosintesis multimedia interaktif berbantuan tutor sebaya
menggunakan H2S. juga meningkatkan pemahaman siswa tentang
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa konsep fotosintesis.
tidak hanya tergantung pada kesulitan konsep, Berdasarkan analisis hasil penelitian,
namun juga tingkat kognitif soal yang tinggi. dapat disimpulkan bahwa siswa SMA Swasta
Menurut Cokadar (2012), untuk menjawab Nurul Iman Tanjung Morawa Kelas XII IPA
soal tingkat kognitif 6, siswa harus menguasai Tahun Ajaran 2014/2015 mengalami
konsep terlebih dahulu, oleh karena itu jika miskonsepsi pada topik fotosintesis dan
siswa mengalami miskonsepsi pada tingkat tergolong kedalam kategori miskonsepsi tinggi
kognitif 1, maka akan sulit menjawab soal dengan persentase 66%. Persentase
yang memiliki tingkat kognitif lebih tinggi. miskonsepsi tertinggi terdapat pada tingkat
Ini terjadi pada konsep „‟Reaksi terang kognitif 6, sebesar 76%. Remediasi
mengkonversi energi matahari menjadi energi miskonsepsi menggunakan multimedia
kimia (ATP dan NADPH)‟‟. Konsep ini muncul interaktif berbantuan tutor sebaya menurunkan
pada soal – soal tingkat kognitif 1 hingga 6, persentase miskonsepsi siswa sebesar 47%,
Salah satu pertanyaan tingkat kognitif 6 pada yaitu dari 66% menjadi 19%.
konsep ini yang mendapat score terendah
adalah “Di sebuah laboratorium, seorang DAFTARPUSTAKA
peneliti memberikan perlakuan pada
5
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : 2338 - 3003
Putri, RK & Harahap, F Juni 2016
Halaman : 001 - 006
Bayrak, BK. 2013. Using two-Tier test to Tüysüz C. 2009. Development of two-tier
identify primary students‟ conceptual diagnostic instrument andassess
understanding and alternative students‟ understanding in chemistry.
conceptions in acid base. Mevlana Scientific Research and Essay. 4(6):
International Journal of Education 626-631.
(MIJE). 3(2): 19-26. Tekkaya. 2002. Misconceptions as barrier to
Estella, LH. 2011. Plant form and function. In: understanding biology. Hacettepe
JB Reece, LA Urry, ML Cain, SA Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi. 23:
Wasserman, PV Minorsky, RB Jackson. 259-266.
th
Biology 9 edition. New Jersey: Prentice
Hall.
Cokadar, H. 2012. Photosynthesis and
respiration processes: prospective
teachers‟ conception levels. Education
and Science. 37(164):81-93.
Gordon, EE. 2005. Peer tutoring: a teacher’s
resource guide. United States of
America: Scarccrow Education.
Köse, S. 2008. Diagnosing student
misconceptions: using drawings as a
research method. World Applied
Sciences Journal. 3 (2): 283-293.
Lestari, N, Sutrisno L, Oktavianty E. 2014.
Remediasi miskonsepsi menggunakan
multimedia interaktif Guided Discovery
pada tekanan zat cair siswa SMP.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.
3(1):1-8.
nd
Mayer, RE. 2009. Multimedia learning.2
edition. New York: Cambridge University
Press.
Morgil, I., Seyhan, HG., Secken, N., Yücel,
AS., TemelS, Ural E. 2009. Overcoming
the determined misconceptions in
melting and dissolution through question
&answer and discussion methods.
Chemistry. 18(3): 49 -61.
Naz A, Nasreen A. 2013. An exploration of
students‟ misconceptions about the
concept „Classification of Animals‟ at
secondary level and effectiveness of
inquiry method for conceptual change.
Journal of Faculty of Educational
Sciences. 46(2): 195-214.
Puspitasari DA, Sukarmin. 2014.
Pengembangan multimedia interaktif
Electrolysis Multimedia pada pokok
bahasan sel elektrolisis sebagai media
pembelajaran di Kelas XII SMA. Unesa
Journal of Chemical Education. 3(3): 13-
19.
Sadiman AS, Rahardjo, Haryono A,
Rahardjito. 2009. Media pendidikan;
pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Sani RA. 2013. Inovasi pembelajaran. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.