Professional Documents
Culture Documents
2013.peran Dana Zakat Dalam Mengurangi Ketimp
2013.peran Dana Zakat Dalam Mengurangi Ketimp
Nova Rini
nvrin207@yahoo.com
STIE Muhammadiyah Jakarta
Nurul Huda
Universitas Yarsi
Yosi Mardoni
Purnama Putra
Program Pascasarjana, Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia
ABSTRACT
This research attempts to examine the role of zakat in reducing income inequality and poverty, by taking a case
study in Bogor. Two zakat institutions, Baytul Maal Bogor and Baytul Ikhtiar have been selected. A number of
well-known inequality and poverty measures have utilized including Lorenz Curve, Gini coefficient, Atkinson
index, headcount ratio, poverty gap index, income gap index, sen index and FGT index. After analyzing 200
household as the respondent, this study found zakat has increased monthly income of the household 11,48%. In
general, the presence of zakat helps lower the income inequality an average of 0,3% points. The findings suggest
that the presence of zakat has make better the income loss of the respondent an average of 25,7% points. The
existence of zakat is able to decrease the poverty incidence an average of 44% points. The gap of poverty can be
reduced as the poverty gap show can be reductions of 27%. The depth of poverty can be reduced as the income
gap show the reductions 18,8% points. Similarly, the severty of poverty can also be lower as evidenced from 18%
points increase in the Sen index and 10% points increase in the FGT index.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran zakat dalam mengurangi ketimpangan pendapatan
dan kemiskinan, dengan studi kasus di Bogor. Dua institusi zakat yang dipilih yaitu Baytul Maal
Bogor dan Baytul Ikhtiar. Penghitungan ketimpangan dan kemiskinan yang digunakan adalah Lorenz
Curve, Gini Coefficient, Atkinson Index, Headcount Ratio, Poverty Gap Index, Income Gap Index, Sen Index
dan FGT Index. Setelah menganalisis 200 rumah tangga sebagai responden di Bogor, Jawa Barat, studi
ini menemukan bahwa zakat dapat meningkatkan pendapatan bulanan rumah tangga sebesar 11,48%.
Secara umum, keberadaan zakat membantu menurunkan ketimpangan pendapatan rata-rata 0,3 poin
persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran zakat membuat lebih baik income loss
responden rata-rata 25,7%. Kemudian, zakat juga mampu mengurangi kemiskinan sebesar rata-rata 44
persen. Ketimpangan kemiskinan dapat berkurang sebesar 27%. Selanjutnya kedalaman kemiskinan
dapat dikurangi sebagai kesenjangan pendapatan menunjukkan pengurangan 18,8 poin persentase.
Demikian pula, severty kemiskinan juga dapat lebih rendah terbukti dari 18 poin persentase kenaikan
indeks Sen dan 10 poin persentase kenaikan indeks FGT.
nan berkaitan dengan pemenuhan kebutu- zakat dan menyalurkan dana zakat tersebut
han dasar. Ibnu Hazm juga merincikan tepat sasaran. Secara empiris, kesejahteraan
bahwa ada empat bentuk kebutuhan yang sebuah negara karena zakat terjadi pada
membentuk esensi standar dasar hidup bagi masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.
seorang manusia, yaitu makanan, minu- meskipun beliau hanya memerintah selama
man, pakaian dan tempat tinggal. Ibnu 22 bulan karena meninggal dunia, negara
Hazm juga berpendapat bahwa negara dan menjadi sangat makmur, yaitu dengan
orang kaya harus bertanggung jawab untuk pemerintahan yang bersih dan jujur dan
memastikan kepuasan dari kebutuhan dasar zakat yang ditangani dengan baik, hingga
tersebut. kala itu negara yang cukup luas hampir
Bank Dunia menetapkan ukuran ke- sepertiga dunia tidak ada yang berhak
miskinan melalui ukuran dollar, yaitu US$ 1 menerima zakat karena semua penduduk
perorang perhari. Karenanya, bila suatu muslim sudah menjadi muzakki, itulah
individu hanya mampu memenuhi kebutu- pertama kali ada istilah zakat ditransfer ke
han hidupnya kurang dari satu dollar negeri lain karena tidak ada lagi yang patut
perhari dapat dikatakan sebagai di bawah disantuni. Zakat dapat menumbuhkan etos
garis kemiskinan. Bank Dunia melontarkan kerja. Dengan membayar zakat seseorang
pemikiran pengukuran kemiskinan melalui akan bekerja dengan baik. Sehingga gerakan
metode Penilaian Kemiskinan secara sadar zakat pada dasanya adalah gerakan
Partisipatif (Participatory Poverty Assess- menciptakan etos kerja yang baik yang
ment/PPA) oleh komunitas miskin itu memberi kesejahteraan dan kemakmuran
sendiri untuk menentukan dimensi-dimensi yang merata bagi semua.
kemiskinan pada komunitas. Participatory Kahf (1995) menyatakan bahwa zakat
Poverty Assessment digunakan untuk me- dan sistem pewarisan dalam Islam cen-
mahami kemiskinan dari sudut pandang derung berperan sebagai sistem distribusi
kaum miskin dengan memfokuskan pada harta yang egaliter sehingga harta akan
realita, kebutuhan, dan prioritasnya. Parti- selalu berputar dan beredar kepada seluruh
cipatory Poverty Assessment mengidentifikasi lapisan rakyat, karena akumulasi harta di
bahwa kemiskinan juga ditekankan pada tangan seseorang atau suatu kelompok saja
aspek-aspek lain seperti kerentanan, ke- sangat ditentang oleh Al-Qur’an.
terisolasian secara fisik dan sosial, kurang- Implementasi zakat di negara-negara
nya rasa aman dan harga diri, dan ke- Muslim mengarah pada dua bentuk yang
tidakberdayaan (Robb, 2002; Pandji, 2001). berbeda. Pertama, negara-negara Muslim
Kuznets (1955) dalam Kuncoro (1997) dengan sistem wajib zakat (obligatory basis),
membuat hipotesis adanya kurva U terbalik sistem seperti ini diterapkan di Pakistan,
(inverted U curve) bahwa mula-mula ketika Sudan, Arab Saudi, Libya dan Malaysia.
pembangunan dimulai, distribusi pendapa- Kedua, negara-negara muslim dengan sis-
tan akan makin tidak merata, namun setelah tem zakat yang dibayarkan atas dasar
mencapai suatu tingkat pembangunan ter- kesadaran dan kesukarelaan masyarakat
tentu, distribusi pendapatan makin merata. (voluntary basis). Sistem ini antara lain
Distribusi pendapatan dapat berwujud diterapkan antara lain di Kuwait, Yordania,
pemerataan maupun ketimpangan, yang Bangladesh, Qatar, Oman, Iran, Bahrain,
menggambarkan tingkat pembagian penda- Mesir dan Indonesia (Indonesia Magnifi-
patan yang dihasilkan oleh berbagai ke- cience Zakat, 2010).
giatan ekonomi (Ismoro, 1995 yang dikutip Riset Patmawati (2006) tentang “Eco-
oleh Rahayu et al., 2000). nomic Role of Zakat in Reducing Income
Satu cara untuk mengatasi masalah Inequality and Poverty in Selangor” me-
ketimpangan pendapatan dan kemiskinan nunjukkan bahwa zakat telah berhasil
tersebut adalah dengan menghimpun dana
110 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 108 - 127
mengurangi tingkat kemiskinan dalam ber- penurunan. Berdasarkan data BPS (2012)
bagai aspeknya. untuk tahun 2011 jumlah penduduk miskin
Badan Amil Zakat Nasional (BAZ- di daerah perkotaan sebanyak 10,95 juta
NAS), Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) jiwa atau sekitar 9% dari total penduduk
dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan Indonesia, sedangkan untuk wilayah pedesa
lembaga zakat yang dibentuk oleh peme- an relatif lebih besar yakni sebesar 18,94 juta
rintah maupun oleh masyarakat secara jiwa atau sekitar 15,59% dari total pen-
mandiri. Secara nasional jumlah dana yang duduk Indonesia. Secara keseluruhan untuk
dihimpun oleh BAZNAS, BAZDA dan LAZ wilayah kota dan desa mengalami penu-
terus mengalami peningkatan dari tahun ke runan menjadi 12,36% tahun 2011 diban-
tahun, seperti terlihat pada tabel 1. ding tahun 2010 sebesar 13,33%.
Masalah disparitas (ketimpangan) Riset mengenai peran zakat dalam me-
distribusi pendapatan yang dapat diselesai- ngurangi angka kemiskinan dilakukan oleh
kan dengan penyaluran zakat merupakan Beik (2010), Hartoyo dan Purnamasari
suatu kondisi tidak meratanya distribusi (2010). Beik (2010) melakukan penelitian
pendapatan dan memicu terjadinya ketim- mengenai peran zakat dalam mengurangi
pangan pendapatan yang merupakan awal ketimpangan pendapatan dan kemiskinan
dari munculnya masalah kemiskinan. Per- di wilayah DKI Jakarta. Sementara Hartoyo
soalan tersebut jika tidak ditanggulangi dan Purnamasari (2010) melakukan peneliti-
akan memperparah keadaan dan tidak ja- an di wilayah Garut.
rang dapat menimbulkan konsekuensi ne- Penelitian Beik (2010), menunjukkan
gatif terhadap kondisi sosial dan politik. bahwa dana zakat yang telah disalurkan
Tingkat kesenjangan pendapatan yang mampu meningkatkan pendapatan rumah
ditunjukkan oleh nilai Rasio Gini di Indo- tangga mustahik rata-rata 9,82% dan jumlah
nesia terus mengalami peningkatan dari kemiskinan mustahik dapat dikurangi
tahun 1999 sampai 2007. Baru tahun 2008 16,80%. Penelitian Hartoyo dan Purnama-
sampai 2010 mengalami tren penurunan. sari (2010) juga menunjukkan pendaya-
Untuk tahun 2010, rasio gini menunjukkan gunaan ZIS mampu meningkatkan penda-
angka 0,331. Jumlah penduduk miskin ber- patan perkapita mustahik sebesar 3,70% dan
fluktusi dari tahun ketahunnya. Meskipun jumlah orang miskin mengalami penuru-
secara umum 5 tahun terakhir dari tahun nan sebesar 21,40%.
2007 sampai 2011 menunjukkan tren
Tabel 1
Pengumpulan Dana Zakat Nasional 2002-2011
Tahun Penerimaan Zakat Tahun Penerimaan Zakat
(Juta Rupiah) (Juta Rupiah)
2002 80,368 2007 450,000
2003 99,709 2008 920,000
2004 167,588 2009 1,200,000
2005 271,103 2010 1,500,000
2006 413,915 2011 1,800,000
Sumber : Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Riset-riset yang sudah dilakukan di peneliti belum ada yang melakukan pene-
Indonesia mengenai peran dana zakat da- litian di daerah Bogor. Secara geografis,
lam mengurangi ketimpangan pendapatan Kabupaten Bogor merupakan kota satelit
dan kemiskinan tersebut, sepengetahuan bagi Kota Jakarta atau berada dalam
Peran Dana Zakat dalam Mengurangi... – Rini, Huda, Mardoni, Putra 111
lingkungan wilayah Jabotabek. Kabupaten sisi lain rasio Gini pada 2010 tercatat 0,331.
ini berbatasan dengan Kabupaten Tange- Garis Kemiskinan (GK) Kabupaten Bogor
rang (Banten), Kota Depok, Kota Bekasi dan mengalami peningkatan dari Rp 173.281/
Kabupaten Bekasi di utara, Kabupaten kapita/bulan tahun 2008 meningkat men-
Karawang di Timur, Kabupaten Cianjur dan jadi Rp 197.319/kapita/bulan tahun 2009.
Kabupaten Sukabumi di selatan, serta Angka ini masih tergolong angka yang
Kabupaten Lebak (Banten) di barat. Jumlah sangat tinggi tentunya. Berdasarkan kondisi
penduduk Kabupaten Bogor hasil Sensus tersebut terlihat adanya ketidakoptimalan
Penduduk 2010 mencapai 4.763.209 jiwa, dalam pengumpulan zakat, hal ini tentunya
yang terdiri dari penduduk laki-laki 2.446. berdampak pada peranan zakat dalam
251 jiwa dan penduduk perempuan 2.316. mengurangi ketimpangan pendapatan dan
958 jiwa, sedangkan sex rasio 105. Kabu- kemiskinan, sehingga dengan kondisi ter-
paten Bogor merupakan kabupaten yang sebut, maka dilakukan riset mengenai peran
paling banyak penduduknya dibanding dana zakat dalam mengurangi ketimpangan
dengan kabupaten/kota lain di Provinsi pendapatan dan kemiskinan di wilayah
Jawa Barat, yaitu 43.021.826 jiwa, sedangkan Bogor. Ada 5 pertanyaan, yaitu: (1) apakah
kabupaten/kota dengan penduduk terkecil distribusi zakat pada rumah tangga mus-
adalah Kota Banjar yaitu 175.165 jiwa. tahik berdampak pada penurunan tingkat
Data BPS (2009) Jumlah keluarga mis- ketimpangan pendapatan sampel penelitian
kin Kabupaten Bogor pada tahun 2009 Kabupaten Bogor?; (2) apakah distribusi
adalah sebanyak 446.000 jiwa, jumlah ini zakat pada rumah tangga mustahik ber-
tidak mengalami peningkatan tahun 2008 dampak pada penurunan jumlah mustahik
sampai 2009. Pada tahun 2010 persentase yang hidup dengan pendapatan di bawah
penduduk miskin kembali berhasil diturun- garis kemiskinan pada sampel penelitian
kan dari 10,81% pada 2009 menjadi 8,97% Kabupaten Bogor?; (3) apakah distribusi
pada 2010 atau sebanyak 427.300 jiwa. zakat pada rumah tangga mustahik ber-
Walaupun ada penurunan, namun angka dampak pada penurunan tingkat kesenja-
kemiskinan di Kabupaten Bogor tersebut ngan kemiskinan mustahik pada sampel
termasuk cukup besar dibandingkan de- penelitian di Kabupaten Bogor?; (4) apakah
ngan kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa distribusi zakat pada rumah tangga mus-
Barat. tahik berdampak pada penurunan tingkat
Selain itu berdasarkan survei Dhompet kedalaman kemiskinan mustahik pada sam-
Dhuafa (2010), Propinsi Jawa Barat sebagian pel penelitian Kabupaten Bogor? dan (5)
besar daerah kabupaten/kota ini memiliki apakah distribusi zakat pada rumah tangga
potensi wilayah yang sedang dan tinggi. mustahik berdampak pada penurunan ting-
Sedangkan kondisi mustahik dan muzaki kat keparahan kemiskinan mustahik pada
di wilayah ini bervariasi. Kota Tasik- sampel penelitian di Kabupaten Bogor?
malaya dan Sukabumi memiliki rasio mus- Berdasarkan rumusan masalah dan
tahik dan muzakki yang tergolong se- pertanyaan penelitian, maka tujuan pene-
dang. Sementara itu, Kota Depok, kota litian ini adalah: (1) menganalisa apakah
Bogor, Bandung dan Bekasi memiliki distribusi zakat pada rumah tangga mus-
kombinasi mustahik sedang dan muzakki tahik berdampak pada penurunan tingkat
tinggi. Ini merupakan potensi yang baik ketimpangan pendapatan sampel penelitian
bagi wilayah-wilayah tersebut untuk me- Kabupaten Bogor; (2) menganalisa apakah
ningkatkan keadaannya. distribusi zakat pada rumah tangga mus-
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bulan tahik berdampak pada penurunan jumlah
Maret 2010 mencatat adanya 31,02 Juta pen- mustahik yang hidup dengan pendapatan
duduk miskin dari 228 juta jiwa penduduk di bawah garis kemiskinan pada sampel
Indonesia atau kurang lebih 14,15%, pada penelitian di Kabupaten Bogor; (3) menge-
112 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 108 - 127
tahui distribusi zakat pada rumah tangga kinan karena mengabaikan nilai-nilai religi-
mustahik berdampak pada penurunan ting- us dan budaya lokal sebagai komunitas
kat kesenjangan kemiskinan mustahik pada bangsa, karena itu direkomendasikan peng
sampel penelitian di Kabupaten Bogor; (4) gunaan instrumen pengentasan kemiskinan
menganalisa apakah distribusi zakat pada yang berbasis agama dan budaya lokal.
rumah tangga mustahik berdampak pada Berdasarkan riset Ishaq tersebut, maka
penurunan tingkat kedalaman kemiskinan dalam konteks Indonesia, zakat, infaq dan
mustahik pada sampel penelitian Kabu- sedekah (ZIS) dapat menjamin instrumen
paten Bogor; dan (5) menganalisa apakah pengentasan kemiskinan yang tepat dan
distribusi zakat pada rumah tangga mus- efektif. Hal tersebut didasarkan pada ke-
tahik berdampak pada penurunan tingkat nyataan bahwa mayoritas masyarakat Indo-
keparahan kemiskinan mustahik pada sam- nesia beragama Islam.
pel penelitian Kabupaten Bogor. Tidak dapat dipungkiri bahwa inte-
gritas zakat dalam kebijakan ekonomi Nasi-
TINJAUAN TEORETIS onal sangat diperlukan. Berdasarkan QS 2:
Riset Ishaq (2003) dalam IMZ (2011), 275-281, ada 3 sektor penting dalam per-
menyatakan salah satu penyebab utama ekonomian menurut Al-Qur’an, pada: (1)
kegagalan lembaga pembangunan Inter- sektor riil (jual beli) yaitu bisnis dan per-
nasional, termasuk kegagalan sejumlah ne- dagangan, (2), sektor keuangan dan mone-
gara berkembang dalam memerangi kemis- ter dan (3) zakat, infak dan shadaqah (ZIS).
3 Pilar
Perekonomian
dalam Al-
Qur’an (QS
2:275-281)
Gambar 1
Tiga Pilar Perekonomian dalam Al-Qur’an
Sumber: Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ), 2011
Disertasi Doktor yang ditulis oleh ngor berkurang dari 62% menjadi 47% dari
Patmawati (2006) tentang “Economic Role of total penduduk fakir dan miskin yang men-
Zakat in Reducing Income Inequality and jadi mustahik zakat. Penurunan lebih signi-
Poverty in Selangor” menunjukkan bahwa fikan terjadi di pedesaan dibandingkan de-
zakat telah berhasil mengurangi tingkat ngan perkotaan. Kecenderungan yang sama
kemiskinan dalam berbagai aspeknya. Jika terjadi pada aspek keparahan kemiskinan
dilihat dari segi poverty incidence, zakat telah (severity of poverty) dimana distribusi pen-
menyebabkan tingkat kemiskinan di Sela- dapatan dimasukkan sebagai salah satu
Peran Dana Zakat dalam Mengurangi... – Rini, Huda, Mardoni, Putra 113
pertimbangan. Sen dan FGT Index yang se- rasio kesenjangan pendapatan (I) yang da-
makin menurun membuktikan hasil yang pat dikurangi sebesar 13,72%. Hasil yang
terakhir ini. Selain dampak menyeluruh sama juga diperlihatkan oleh indeks Sen
terhadap kemiskinan di atas, pemetaan le- dan indeks FGT pasca distribusi zakat.
bih rinci juga menunjukkan hasil yang me- Tingkat keparahan kemiskinan rumah tang-
narik. Walaupun tingkat kemiskinan pen- ga miskin penerima zakat dapat dikurangi.
duduk di perkotaan lebih kecil, tetapi me- Beik (2010) menyebutkan bahwa peran
reka mengalami kedalaman kemiskinan zakat terhadap kemiskinan dan ketimpa-
yang lebih besar. Artinya gap antara tingkat ngan yang dilihat berdasarkan variabel jenis
pendapatan dengan garis kemiskinan di kelamin, usia kepala rumah tangga, status
pedesaan lebih kecil dibandingkan dengan perkawinan, tingkat pendidikan, jenis pe-
di perkotaan. Dengan garis kemiskinan kerjaan, jumlah anggota keluarga, daerah,
yang sama, hal ini berarti rata-rata tingkat tipe program zakat, dan institusi zakat
pendapatan fakir miskin di pedesaan lebih mampu memberikan efek yang positif, baik
tinggi dibandingkan dengan rata-rata pen- terhadap keberadaan jumlah orang miskin,
dapatan fakir miskin di perkotaan. Namun tingkat kesenjangan kemiskinan, tingkat ke-
dari segi tingkat keparahan kemiskinan, dalaman kemiskinan dan tingkat keparahan
penduduk pedesaan cenderung lebih tinggi kemiskinan. Pengaruh zakat jika dilihat dari
dibandingkan dengan penduduk perkotaan varibel-variabel tersebut, maka pada varia-
yang menyiratkan distribusi pendapatan di bel tingkat pendidikan rumah tangga dan
kalangan penduduk miskin di perkotaan tipe program zakat yang memberikan pe-
lebih merata. ngaruh paling baik terhadap kemiskinan
Penelitian Beik (2010), dana zakat yang dan ketimpangan.
telah disalurkan mampu meningkatkan Penelitian Hartoyo dan Purnamasari
pendapatan rumah tangga mustahik rata- (2010) untuk daerah Garut program pen-
rata 9,82%, sedangkan proporsi zakat sen- dayagunaan ZIS mampu meningkatkan
diri terhadap total pendapatan rumah tang- pendapatan perkapita mustahik sebesar
ga mustahik adalah 8,94%. Kontribusi zakat 3,70%. Kecilnya persentase tersebut di-
terhadap pendapatan yang paling besar sebabkan oleh masih rendahnya angka
terjadi di Jakarta Barat (11%) dan Jakarta penghimpunan ZIS yang ada, sedangkan
Selatan (10,16%), sedangkan yang terendah nilai headcount ratio (H), turun dari 0,68
adalah di Jakarta Utara dan Kepulauan menjadi 0,56. Ini berarti jumlah orang mis-
Seribu (5,49%). Ini menunjukkan bahwa se- kin mengalami penurunan sebesar 21,40%
cara umum, zakat mampu memperbaiki setelah adanya pendayagunaan zakat.
taraf kehidupan mustahik. Selain itu jumlah Sementara itu, baik poverty gap maupun
kemiskinan mustahik dapat dikurangi income gap menunjukkan penurunan sebesar
16,80%. Ini membuktikan bahwa ketika 7,52%. Ini membuktikan bahwa zakat mam-
zakat dikelola dengan baik oleh institusi pu mempersempit jarak antara pendapatan
amil yang amanah dan profesional, maka rata-rata perkapita mustahik terhadap garis
implikasi terhadap pengurangan jumlah kemiskinan. Dengan kata lain, tingkat ke-
rumah tangga miskin penerima zakat dapat dalaman kemiskinan dapat diturunkan.
direalisasikan, meskipun angkanya kurang Adapun untuk tingkat keparahan kemiski-
dari seperlimanya. Sementara itu, tingkat nan, survei membuktikan adanya pengura-
kedalaman kemiskinan mustahik juga dapat ngan nilai indeks Sen dan indeks FGT,
dikurangi. Zakat mampu mengurangi jarak masing-masing sebesar 29,90% dan 37,30%.
pendapatan rata-rata rumah tangga mus- Ini juga berarti bahwa pendayagunaan ZIS,
tahik terhadap garis kemiskinan dari Rp mampu menciptakan distribusi pendapatan
475.858,78 menjadi Rp 409.726,40, atau se- yang lebih merata di antara orang miskin.
besar 13,90%. Demikian pula halnya dengan
114 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 108 - 127
dan Baytul Ikhtiar Bogor, sedangkan sam- zakat pada rumah tangga mustahik ter-
pel penelitian ini yaitu rumah tangga mus- hadap tingkat ketimpangan pendapatan,
tahik yang mukim pada wilayah Kabupaten maka langkah yang dilakukan yaitu dengan
Bogor yang mendapatkan dana zakat dari menghitung:
Baytul Maal dan Baytul Ikhtiar Bogor se- 1. Kurva Lorenz dan koefisien Gini sebagai
banyak 200 rumah tangga. ukuran positif dari ketimpangan pen-
dapatan, rumus koefisien Gini, yang di
Waktu dan Tempat Penelitian hitung dari daerah antara kurva Lorenz
Penelitian ini dilakukan mulai bulan dan garis diagonal.
Februari 2012 sampai Juli 2012, sedangkan G = 1-Σ(ab)(bd+ac) (1)
tempat penelitian dilaksanakan di wilayah dimana:
Bogor dengan mengambil empat kecama- G = koefisien Gini (bervariasi dari 0
tan, yaitu Bogor Utara, Cibungbulang, ke 1)
Tamansari dan Ciomas. ab = nilai berdasarkan pembagian
populasi (karena penelitian ini
Metode Analisis Data membagi populasi ke dalam
Metode analisis data yang digunakan kelompok desil, nilainya sebesar
adalah analisis kuantitatif. Penelitian ini 10%)
menguji dua set/perangkat data. Perangkat bd = persentase dari pendapatan yang
pertama data berisi data pendapatan rumah diterima oleh penduduk
tangga mustahik pra-zakat dan perangkat ac = persentase penduduk
kedua berisi data pendapatan rumah tangga Untuk mengecek hasil, metode
mustahik pasca-zakat. Menurut Shirazi perkiraan penghitungan koefisien Gini
(1994) dan Patmawati (2006), jumlah trans- juga akan digunakan. Hal ini didasar-
fer dana zakat dikurangi dari pendapatan kan pada ukuran distribusi pendapa-
rumah tangga untuk mendapatkan set per- tan, yang juga merupakan dasar untuk
tama distribusi pendapatan. menurunkan kurva Lorenz. Metode ini
Adapun standar garis kemiskinan yang sebagai berikut:
digunakan dalam penelitian ini adalah
standar garis kemiskinan (GK)1 Kabupaten
2)
Bogor yang dikeluarkan Badan Pusat Sta-
dimana:
tistik (BPS). Untuk tahun 2009, garis kemis-
G = koefisien Gini (bervariasi dari 0 ke
kinan ini nilainya Rp 197.319/kapita/
1)
bulan. Terkait dengan peranan distribusi
Pt = bagian kumulatif dari pendapatan
dalam kelompok
1Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumla- Qt = bagian kumulatif pendapatan da-
han dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) lam kelompok ke-/untuk t =
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). GKM 1, ...., T
merupakan nilai pengeluaran kebutuhan mini-
mum makanan yang disetarakan dengan 2.100
kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi
2. Indeks Atkinson sebagai ukuran norma-
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis tif dari ketimpangan pendapatan, inter-
komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, da- pretasi indeks Atkinson didasarkan
ging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, pada nilai-nilai pra dan pasca zakat. Jika
buah-buahan, minyak dan lemak, dll). GKNM nilai Indeks Atkinson pasca-zakat lebih
adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, kecil dari nilai Indeks Atkinson pra-
sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket zakat, dapat disimpulkan bahwa distri-
komoditi kebutuhan dasar non makanan di busi zakat dapat mengurangi hilangnya
wakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan kesejahteraan masyarakat dan sebalik-
47 jenis komoditi di pedesaan.
116 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 108 - 127
teks pendayagunaan zakat, jika nilai sensitivitas indeks FGT terhadap distribusi
indeks ini mengalami penurunan, maka pendapatan dikalangan kelompok miskin.
artinya distribusi zakat memiliki dam- Interprestasi indeks ini sangat ter-
pak positif dalam mengurangi tingkat gantung pada nilainya. Jika program pen-
keparahan kemiskinan, demikian se- distribusian dan pendayagunaan zakat ini
baliknya. mampu menurunkan nilai indeks FGT,
maka distribusi zakat dapat dianggap me-
7. Foster Greer Thorbecke Index (FGT), miliki implikasi yang positif terhadap pe-
formulasi indeksini sebagai berikut : nurunan tingkat keparahan kemiskinan,
Pα (y,z) = demikian sebaliknya.
Sementara untuk uji hipotesis, peneliti-
dimana: an ini menggunakan uji beda t test. Uji beda
gi = z-yi, selisih pendapatan individu i t test, dilakukan dengan cara membanding-
dengan garis kemiskinan kan perbedaan antara dua nilai rata-rata
z = garis kemiskinan dengan standar error dari perbedaan rata-
q = jumlah orang yang memiliki pen- rata dua sampel. Analisis uji beda t-test
dapatan di bawah garis kemiski- menggunakan software SPSS.
nan
α = parameter yang mengambil nilai ANALISIS DAN PEMBAHASAN
yang lebih besar dari atau sama Analisis Demografi Responden
dengan nol (α ≥ 0) Profil responden berdasarkan pada
karakteristik demografi kepala rumah tang-
Nilai α memiliki pengaruh yang sangat ga. Dalam karakteristik ini mencakup jenis
penting. Jika α = 0 maka indeks FGT ini kelamin, usia, status perkawinan, tingkat
akan sama dengan headcount index. Jika α = pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah anggota
1 maka nilai FGT akan sama dengan indeks keluarga, jumlah anggota keluarga yang
poverty gap. Penelitian ini menggunakan α = tidak bekerja, jumlah anggota keluarga
2, dimana nilai tersebut meningkatkan yang bekerja dan daerah tempat tinggal
responden.
Tabel 2
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Kepala Keluarga
Jenis kelamin kepala keluarga yang hasil penelitian ini diketahui bahwa laki-
menjadi responden dalam penelitian ini laki merupakan kepala keluarga paling
terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari dominan, hal ini terlihat pada data dimana
118 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 108 - 127
88,5% terdiri dari laki-laki dan 11,5% terdiri berdasarkan jumlah anggota keluarga yang
dari perempuan. Hal ini tentunya sudah dimiliki responden. Hasil penelitian me-
menjadi sebuah kewajaran karena laki-laki nunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga
secara fitrah memang menjadi pemimpin yang terdiri antara 2 sampai 6 orang lebih
atas perempuan, dan laki-laki juga yang dalam satu keluarga. Sementara jumlah
memiliki tanggung jawab dan beban yang anggota keluarga terbesar adalah pada
lebih berat dibandingkan perempuan. interval 3-4 orang perkeluarga, yaitu se-
Usia responden yaitu kepala keluarga besar 42,5%. Kemudian pada interval 5-6
yang menerima zakat kebanyakan berusia orang perkeluarga sebesar 35% dan 12%
lebih dari 50 tahun sebesar 38,5%. Kepala untuk interval lebih dari 6 orang. Sedangkan
keluarga yang berusia antara 30 tahun sam- jumlah anggota keluarga paling rendah
pai kurang dari 40 tahun adalah sebesar adalah pada interval 1-2 orang perkeluarga
27,5%. Sementara yang berusia antara 40 yaitu sebesar 10,5%. Untuk lebih jelas dapat
tahun sampai kurang 50 tahun hanya se- dilihat pada Tabel 3.
besar 24,5%. Kepala keluarga yang menjadi Profil responden berikutnya adalah
responden dalam penelitian ini yang me- berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis
nerima zakat berusia antara 20 tahun sam- pekerjaan. Dari hasil penelitian di lapangan,
pai kurang dari 30 tahun hanya sebesar ada tiga kelompok tingkat pendidikan dari
9,5%. Dari kondisi ini menunjukkan bahwa kepala rumah tangga penerima zakat.
pemberian zakat pada usia yang tidak pro- Persentase kepala keluarga dengan tingkat
duktif jauh lebih besar daripada yang pendidikan SD adalah yang terbesar dari
berusia produktif. Seperti yang terlihat pada total penerima zakat yang ada dalam
Tabel 2. penelitian ini, yaitu sebesar 65,5%. Kemudi-
Status perkawinan dari 200 kepala an diikuti dengan kepala keluarga pada
keluarga yang menerima zakat didominasi tingkat pendidikan SMP sebesar 13,5% dan
oleh kepala keluarga dengan status per- responden yang tidak sekolah sebesar 15%.
nikahan telah menikah, yaitu sebesar 88,5%. Hanya sebesar 6% responden yang memiliki
Sementara sebesar 11,5% memiliki status tingkat pendidikan sampai tingkat SMA.
janda/duda. Selanjutnya profil respoden
Tabel 3
Profil Responden Berdasarkan Status Perkawinan dan Jumlah Anggota Keluarga
Karakteristik Demografi Frekuensi Persentase
Status Perkawinan
- Menikah 177 88,5
- Janda/duda 23 11,5
(200) (100)
Jumlah Anggota Keluarga
- 1-2 21 10,5
- 3-4 85 42,5
- 5-6 70 35
- 6 keatas 24 12
(200) (100)
Sumber: Kuesioner, data diolah
Dalam penelitian yang dilakukan, jenis an yang paling banyak dimiliki kepala
pekerjaan responden dikelompokkan dalam keluarga penerima zakat yang sebagai
enam jenis kategori. Kategori jenis pekerja- responden dalam penelitian ini adalah jenis
Peran Dana Zakat dalam Mengurangi... – Rini, Huda, Mardoni, Putra 119
pekerjaan petani/peternak yaitu sebesar adalah penerima zakat dengan jenis pe-
27,5%. Kemudian jenis kategori pekerjaan kerjaan pedagang/wiraswasta. Kemudian
penerima zakat berikutnya adalah pekerja jenis kepala keluarga dengan jenis pekerjaan
bangunan/pabrik sekitar 25%. Hasil peneliti supir sebesar 6%, dan selain jenis pekerjaan
an ini juga menunjukkan bahwa sebesar diatas sebesar 18,5%. Seperti yang terlihat
22% responden dalam penelitian ini bekerja pada Tabel 4.
sebagai Ibu Rumah Tangga. Sebesar 21%
Tabel 4
Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan
Tabel 5
Profil Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Jumlah anggota keluarga yang bekerja di- keluarga yang bekerja selain kepala keluar-
lihat dari responden ini adalah anggota ga, sedangkan jumlah anggota keluarga
120 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 108 - 127
yang tidak bekerja adalah yang menjadi sebesar 3-4 orang dalam satu keluarga dan
tanggungan dari kepala keluarga. Dari pe- 7,5% untuk responden dengan tanggungan
nelitian yang dilakukan ditemukan bahwa sebesar 5-6 orang. Kemudian persentase
jumlah anggota keluarga yang bekerja se- terendah adalah untuk responden dengan
lain kepala keluarga terbanyak berada pada tanggungan sebanyak lebih dari 6 orang ya-
interval 1-2 orang dalam rumah tangga, itu sebesar 3,5%. Kondisi yang sama juga
yaitu sebesar 54,77%. Sebesar 26,13% adalah terjadi pada responden yang tidak memiliki
rumah tangga yang tidak terdapat anggota tanggungan sama sekali. Untuk lebih jelas
keluarga yang bekerja selain kepala keluar- dapat dilihat pada table 5.
ga. Kemudian jumlah anggota keluarga Geografi responden penerima zakat
yang bekerja sebanyak 3-4 orang dalam ru- terbagi ke dalam empat kecamatan yang
mah tangga adalah sebesar 12%. Persentase ada di Kabupaten Bogor. Kecamatan yang
paling sedikit adalah untuk rumah tangga merupakan penerima dana zakat terbanyak
dengan jumlah anggota keluarga yang be- adalah Kecamatan Cibungbulang yaitu se-
kerja sebanyak 5-6 orang dan lebih dari 6 besar 35,5%. Kemudian diikuti oleh Taman-
orang, yaitu sebesar 3,5%. sari, yaitu sebesar 27%. Kemudian diikuti
Jumlah anggota keluarga yang tidak oleh kecamatan Bogor Utara, yaitu sebesar
bekerja atau yang menjadi tanggungan da- 25%, sedangkan kepala keluarga penerima
lam rumah tangga, persentase terbesar ada- zakat paling sedikit ada di Kecamatan
lah sebesar 45,5% yaitu sebanyak 1-2 orang Ciomas yaitu dengan jumlah sebesar 12,5%,
dalam sebuah keluarga. Kemudian sebesar seperti yang terlihat pada Tabel 6.
40% untuk responden dengan tanggungan
Tabel 6
Distribusi Geografi Responden
Karakteristik Demografi Frekuensi Persentase
Bogor Utara 50 25
Cibungbulang 71 35,5
Taman sari 54 27
Ciomas 25 12,5
(200) (100)
Sumber: Kuesioner, data diolah
Tabel 7
Perubahan Total Pendapatan Bulanan Responden Sebelum dan Setelah Distribusi Zakat
Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Bogor
Tabel 8
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. Error 95% Confidence (2-
Deviation Mean Interval of the tailed)
Difference
Lower Upper
Pair Income - 8,34088 58978,92474 - - - 199 ,000
1 Before
7,70862E5 8,87165 6,54558 13,070
Zakat -
Income
After
Zakat
Tabel 9
Ukuran Pendapatan Kepala Keluarga Sebelum dan Sesudah Distribusi Zakat
Di Kabupaten Bogor Berdasarkan Quantil
Gambar 2
Kurva Lorenz Sebelum dan Sesudah Ada Distribusi Zakat
Sumber: Kuesioner, data diolah
Tabel 10
Koefisien Gini Sebelum dan Sesudah ada Distribusi Zakat
Ukuran Sebelum ada Setelah ada Indeks Pengurangan
Ketimpangan Distribusi Zakat Distribusi Zakat
Koefisien Gini 0,0743371 0,074004 0,0003
Sumber: Kuesioner, data diolah
Tabel 11
Indeks Atkinson Sebelum dan Sesudah Ada Distribusi Zakat
Indeks pengurangan yang terjadi ada- Nilai Atkinson Index untuk semua res-
lah sebesar 0,0003. Meskipun indeks pe- ponden yang menunjukkan aspek nilai
ngurangannya sangat kecil, tapi distribusi kesejahteraan sosial, terlihat pada Tabel 11.
zakat telah dapat mengurangi ketimpangan Tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata
diantara responden. Ini berarti membukti- pendapatan bulanan dari masyarakat mis-
kan hipotesis bahwa ada perbedaan ke- kin meningkat setelah ada distribusi zakat
timpangan pendapatan dari zakat. dari Rp 516.573,33 menjadi Rp 1.310.626,87.
124 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 108 - 127
Tabel 12
Indeks Kemiskinan Mustahik Kabupaten Bogor
dimana,
H : Headcount ratio P2 : Sen index
P1 : Poverty-gap ratio P3 : FGT index
I : Income-gap ratio
zakat telah menurunkan jumlah orang mis- Islamic University. Kuala Lumpur.
kin di Kabupaten Bogor sebesar 44% dilihat Dompet Dhuafa. 2010. Panduan Zakat
dari nilai headcount ratio. Perbandingan nilai Praktis. Republika. Jakarta.
poverty gap index antara sebelum dan se- Hartoyo, S. dan N. Purnamasari. 2010.
sudah zakat, menunjukkan zakat memberi Pengentasan Kemiskinan Berbasis
kan pengaruh yang baik terhadap pengura- Zakat: Studi Kasus di Garut. Jurnal
ngan kesenjangan kemiskinan sebesar Ekonomi Islam Republika Iqtishodia 29 Juli
18,8%. Keberadaan zakat telah menurunkan 2010.
tingkat kedalaman kemiskinan sebesar Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ).
18,8% dilihat dari penurunan nilai income 2011. Indonesia Zakat and Development
gap ratio. Report 2011: Kajian Empirik Zakat dalam
Hasil penelitian juga menunjukkan Penanggulangan Kemiskinan. Dhompet
keberadaan dari distribusi zakat telah me- Dhuafa. Jakarta.
nurunkan tingkat keparahan kemiskinan. Kahf, M. 1995. Ekonomi Islam, Telaah Analitik
Hal ini dapat dilihat dari nilai sen index dan terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam.
FGT index. Untuk nilai sen index naik sebesar Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
18% dan nilai FGT index naik sebesar 10%. Kuncoro, M. 1997. Ekonomi Pembangunan,
Hal ini mengindikasikan zakat mampu Teori, Masalah dan Kebijakan. Cetakan
mengurangi kesenjangan kemiskinan yang ke-1. Unit Penerbitan dan Percetakan
ada pada responden. Akademi Manajemen Perusahaan
YKPN. Yogyakarta.
Saran Mannan, A. 2000. Effect of Zakat Assesment
Saran yang dapat disampaikan ber- and Collection on the Redistribution of
dasarkan hasil penelitian ini adalah di- Income Contemporerary Muslim Coun-
harapkan penelitian selanjutnya mampu tries. IRTI-IDB. Jeddah.
mengembangkan model pengukuran yang Panji, I. 2001. An Analysis towards Urban
lebih baik, seperti dalam standar penguku- Poverty Alleviation Program in Indonesia.
ran kemiskinan bisa menggunakan standar Faculty of the School Policy, Planning and
model Islam, seperti nisab atau had al Development. University of Southern
kifayah. Penelitian selanjutnya juga dapat California. California.
memperluas area penelitian pada daerah Patmawati. 2006. Economic Role Zakat in
lain di Indonesia, terutama pada daerah Reducing Income Inequality and Poverty in
yang secara kultur keagamaan lebih bagus Selangor. University Putra Malaya.
dan sudah mengaplikasikan perda zakat. Selangor.
Pramanik, A. H. 1993. Development and
DAFTAR PUSTAKA Distribution in Islam. Pelanduk Publi-
Ali, M. D. 2006. Sistem Ekonomi Islam Zakat cations. Petaling Jaya.
dan Wakaf. UI Press. Jakarta. Sadeq, A. M. dan A. Ghazali. 1992. Reading
Beik, I. S. 2010. Economic Role of Zakat in in Islamic Economic Thought. Longman.
Reducing Poverty and Income Inequality in Malaysia.
the Province of DKI Jakarta, Indonesia: Rahayu, S., K. Sondi, dan R. Adang. 2000.
Case Study of the Government Board of Analisa Pemerataan Pendapatan Usaha
Zakat and Dhompet Dhuafa Republika. Ternak Sapi Perah Rakyat (Survei pada
International Islamic University Malay- Peternakan Sapi Perah Rakyat di KUD
sia. Kuala Lumpur. Mitra Yasa Kabupaten Tasikmalaya).
Chapra, U. 2006. The Islamic Welfare State and Fakultas Peternakan Universitas Padja-
Its Role in the Economy. A.M ed. djaran. Sumedang.
Development Issue in Islam. International
Peran Dana Zakat dalam Mengurangi... – Rini, Huda, Mardoni, Putra 127
Robb, C. M. 2002. Can the Poor Influence Shirazi, N. S. 1994. An Analysis of Pakistan’s
Policy? Participatory Poverty Assess- Poverty Problem and Its Allevation
ments in the Developing World. through Infaq. International Islamic
Paperback. World Bank. University. Islamabad.