You are on page 1of 6

KINETIKA PROSES BIODEGRADASI ANAEROB AIR SAMPAH

MENGGUNAKAN ALAT BIOREAKTOR BERPENYEKAT ANAEROB


1 2 2
Nunik Sri Wahjuni ), Setyo Hadi Purnomo ), Wida Banar Kusumaningrum )
1 2
)Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret )Staf Pengajar
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta

Abstract : Organic waste treatment using Sanitary Landfill method always generate the
leachate of BOD and COD with high concentration. If leachate was directly thrown to the
territorial water, it can contaminate the water and soil environments. Water be stinky and can’t
be used to drink or washing. Hence, it was needed treatment to reduce the organic
compounds. The aims of this research were to reduce the organic compounds of the leachate,
to know the optimum conditions in processing leachate using anaerobic bioreactor, and to get
the kinetic constants of process the anaerobic biodegradation. It was used anaerobic
bioreactor with anaerobic bacterium. This method was able to eliminate leachate with high
organic substance burden and also able to reduce cost of process because the aeration
equipments were not needed. It was used leachate from TPA Putri Cempo, Mojosongo.
Leachate, as influent mixed with water in ratio 1:1, 1:2, and 1:3. This mixture were feed to
anaerobic bioreactor with constant flow rate. The efluent then analyzed to obtain data of BOD 5
concentration. The optimum conditions in processing leachate using anaerobic bioreactor were
residence time 2 days, influent at 1:3 ratio leachate to water, and the kinetic constants of
process the anaerobic biodegradation were k = 3.5543/d ; ks = 68.3714 mg/L ; Y = 1.4753 ; kd
= 0.49796/d and mm = 5.243/d.

Keywords : leachate, BOD5, bioreactor, anaerobic process, kinetic constants

PENDAHULUAN dapat mencemari lingkungan perairan dan juga


Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanah di sekitarnya. Kandungan bahan organik
limbah cair (leachate) yang berasal dari sampah dalam air sampah, termasuk kandungan BOD
sebenarnya sudah dilakukan proses dan COD dapat dikurangi dengan proses
pengolahan. Hasil penelitian pada tahun 1996 di pengolahan limbah baik secara aerob maupun
TPA Putri Cempo Mojosongo, diperoleh hasil anaerob. Namun untuk konsentrasi bahan
bahwa leachate tersebut masih mengandung organik (BOD dan COD) yang terlalu tinggi,
zat pencemar (Besi, BOD, COD, Mangan, proses aerob kurang efektif.
Krom, dan TDS) yang melewati ambang batas Pengolahan limbah secara anaerobik
baku mutu air limbah yang ditetapkan memiliki beberapa keuntungan yaitu mampu
pemerintah (Kep-03/MENKLH/II/1991) dengan mengolah air limbah dengan beban bahan
kandungan tertinggi adalah BOD dan COD yaitu organik yang tinggi, produksi lumpur relatif
sebesar 2207.5 ppm dan 7456.74 ppm. rendah karena sedikit saja senyawa organik
(Wahjuni, 1996). Tingginya kadar BOD dan yang dikonversikan menjadi biomassa,
COD ini menunjukkan bahwa kegiatan kebutuhan nutrien sedikit tidak diperlukan
dekomposisi bahan organik dan anorganik peralatan aerasi dan menghasilkan produk akhir
cukup tinggi baik secara kimiawi maupun secara yang berguna yaitu metana. (Iskamto, 2003).
hayati. Selama ini limbah sampah dibuang ke Selain itu dengan menggunakan proses
sungai yang banyak digunakan oleh penduduk. anaerob laju reaksi lebih tinggi dibandingkan
Buangan ini akan menimbulkan bau yang tidak dengan proses aerobik, kegunaan dari produk
enak dan menurunkan oksigen dalam air akhirnya.(Rahayu, 1993). Kelemahannya adalah
sungai. ( Mastuti, 2001). prosesnya lama, menghasilkan bau busuk dan
Pengolahan sampah dengan sistem bakterinya sangat peka terhadap bahan toksik.
Sanitary Landfill selalu menimbulkan air sampah Penelitian ini mempelajari waktu tinggal dan
(leachate) yang mengandung BOD dan COD konsentrasi limbah masuk reaktor (influen) yang
dengan konsentrasi tinggi. Apabila air sampah optimum menggunakan alat Bioreaktor
tersebut langsung dibuang ke perairan, maka Berpenyekat secara anaerob serta untuk
Kinetika Proses Biodegradasi Anaerob Air Sampah Menggunakan Alat 21
Bioreaktor Berpenyekat Anaerob
(Nunik Sri Wahjuni, Setyo Hadi Purnomo, Wida Banar Kusumaningrum)
menentukan konstanta kinetika proses X = konsentrasi mikroorganisme ,
biodegradasi anaerob air sampah pada alat massa/volume
bioreaktor berpenyekat. mm = kecepatan pertumbuhan spesifik
maksimum , 1/waktu
DASAR TEORI S = konsentrasi substrat , massa/volume
Keberhasilan proses pengolahan akan ks = konstanta ½ kecepatan , yaitu
sangat tergantung pada aktivitas biologik dari konsentrasi substrat pada ½ kecepatan
mikroba yang ada, sehingga perlu dirancang pertumbuhan maksimum , massa/waktu
proses yang menjamin keberlangsungan Y = koefisien yield maksimum (ratio massa
pertumbuhan mikroba. Beberapa parameter sel yang terbentuk terhadap massa
yang sering digunakan dalam perancangan substrat yang dikonsumsi)
proses lumpur aktif, yaitu: waktu tinggal sel dan
rsu = kecepatan penggunaan substrat ,
faktor pembebanan. Waktu tinggal lumpur
(Solid Retention Time, SRT) didefinisikan massa /volume.waktu
sebagai waktu tinggal rata-rata mikroba di
dalam sistem. SRT dikendalikan bertujuan untuk Dalam sistem pengolahan limbah tidak
menjamin bahwa aktivitas biomassa dan semua sel berada pada fase pertumbuhan,
konsentrasi biomassa dioptimasi dengan terdapat bakteri yang mati, atau dimangsa
menetapkan kondisi lingkungan bioreaktor yang predator dan terdapat juga bakteri yang
tepat karena laju penyisihan tergantung pada melakukan respirasi. Faktor ini menyebabkan
aktivitas dan konsentrasi biomassa di dalam menurunya massa sel dan proporsional
sistem. terhadap penurunan konsentrasi
Faktor pembebanan organik volumetrik mikroorganisme yang ada. Penurunan ini biasa
bermanfaat dalam menentukan ukuran sistem. disebut endogenous decay yang dirumuskan
Memilih laju pembebanan organik yang tepat sebagai berikut :
dapat memberikan kualitas efluen yang rd = -kd . X (4)
memuaskan. Laju pembebanan organik tinggi
menunjukkan bahwa sebagian besar limbah cair dengan:
dapat diproses perunit volume bioreaktor rd = kecepatan endogenous
Dalam pertumbuhannya sel mengubah decay , massa/volume.waktu
sebagian substrat menjadi sel baru dan kd = koefisien endogenous decay , 1/waktu
sebagian lain dioksidasi menjadi produk organik
maupun anorganik. Hubungan antara kecepatan Sehingga kecepatan pertumbuhan bersih (net
penggunaan substrat dan kecepatan growth) bakteri dirumuskan :
pertumbuhan mikroorganisme adalah sebagai r’g = rg – rd
berikut : r' = mm .X .S - kd.X (5)
rg = m . X (1) g
ks + S
m = S (2) dengan :
mm ks + r’g = kecepatan pertumbuhan
bersih , massa/volume.waktu
S
Sehingga : Besarnya efisiensi proses dirumuskan
rg mm .X .S sebagai berikut :
= ks + S eff = S0-S ´100 (6)

rg = -Y . rsu S0
(3) Dengan :
rsu = mm .S.X eff = efisiensi proses , %
- Y (ks + S ) S0 = konsentrasi substrat dalam influen , mg/L
S = konsentrasi substrat dalam efluen , mg/L
mm
Umumnya diganti dengan k, sehingga : METODOLOGI PENELITIAN
Y Penelitian ini menggunakan bioreaktor
k.X .S berpenyekat anaerob dengan rangkaian seperti
rsu = - terlihat pada gambar 1. Air sampah yang
ks + S digunakan berasal dari TPA Putri Cempo
dengan : Mojosongo. Sedangkan lumpur aktif yang
rg = kecepatan pertumbuhan
bakteri , massa/volume.waktu
m = kecepatan pertumbuhan spesifik , 1/waktu
22 E K U I L I B R I U M Vol. 6 No. 1 Januari 2007: 21-25
digunakan berasal dari kotoran sapi. Dalam Data yang diperoleh pada penelitian ini
kotoran sapi terdapat bakteri-bakteri yang dapat adalah data DO limbah masukan dan keluaran.
menguraikan kandungan organik dalam air Berdasarkan data DO ini dapat ditentukan
sampah, misalnya bakteri Ruminococcus albus, konsentrasi BOD5 influen dan efluen.
Methanobacterium ruminantium, Selemonomus Berdasarkan data BOD5 ini dapat ditentukan
ruminantium, dan sebagainya. konstanta kinetika proses biodegradasi air
Variasi konsentrasi limbah influen sampah secara anaerob dan kondisi operasi
dilakukan dengan mencampurkan air sampah yang memberikan efisiensi maksimum.
dengan air kran dengan perbandingan tertentu, Dari percobaan dengan variasi
yaitu 1/1 ; 1/2 ; 1/3. Laju alir limbah ditentukan konsentrasi influen dan laju alir tetap diperoleh
dengan mengatur besar kecilnya kran pada pipa grafik sebagai berikut:
limbah masukan (influen).
Mula-mula lumpur aktif dimasukan ke
120
dalam bioreaktor dengan volume kurang lebih 100
setengah volume reaktor. Limbah dengan
konsentrasi tertentu dimasukan kedalam 80
bioreaktor dan ditunggu selama beberapa hari
hingga mikroba dalam lumpur aktif tersebut BOD5 (ppm)
siap. Hal ini ditandai dengan dihasilkannya gas 60

metan dari dalam reaktor akibat aktivitas 40


mikroba di dalamnya. Setelah mikroba dalam
lumpur aktif dirasa siap, limbah dengan 20
konsentrasi tertentu dialirkan ke dalam reaktor
dengan laju alir tertentu pula.
0
Limbah keluaran (efluen) dari bioreaktor
ditampung kemudian diukur nilai DO-nya dengan
0 10 20 30 40 50 60 70
DO meter. Pengambilan sampel limbah efluen
waktu (jam)
dilakukan setiap 12 jam. Penentuan konsentrasi 1:1 1:2 1:3
BOD ditentukan berdasarkan nilai DO efluen.
Rangkaian alat yang digunakan sebagai berikut:
Gambar 2 Grafik hubungan waktu dengan
konsentrasi BOD5 efluen

Dari grafik pada gambar 2 dapat dilihat


bahwa semakin lama konsentrasi BOD semakin
turun karena diuraikan oleh mikroorganisme
dalam lumpur aktif. Untuk waktu tinggal yang
sama dan konsentrasi BOD 5 influen yang
berbeda didapat efisiensi yang berbeda.
Efisiensi maksimum dicapai untuk konsentrasi
BOD5 influen 190.8 ppm atau perbandingan
limbah terhadap air = 1/3. Pada pembebanan
organik yang tidak terlalu besar kerja
mikroorganisme tidak terlalu berat, sehingga
dapat menurunkan konsentrasi BOD 5 lebih
Keterangan : optimal.
1. Tangki influen Sedangkan pada variasi waktu tinggal
2. Pipa penyalur limbah (laju alir berubah) dan konsentrasi influen tetap
3. Kran pengatur laju alir diperoleh grafik sebagai berikut:
4. Bioreaktor berpenyekat anaerob
5. Tangki efluen
6. Tangki penampung gas

Gambar 1 Rangkaian alat bioreaktor


berpenyekat anaerob

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kinetika Proses Biodegradasi Anaerob Air Sampah Menggunakan Alat 23
Bioreaktor Berpenyekat Anaerob
(Nunik Sri Wahjuni, Setyo Hadi Purnomo, Wida Banar Kusumaningrum)
70
pada setengah kecepatan pertumbuhan bakteri
60 maksimum sebesar 68.3714 mg/L. Nilai Y
menunjukan banyaknya sel bakteri terbentuk
50
1.4753 mg tiap mg BOD yang dikonsumsi
bakteri. Nilai kd menunjukan kecepatan
(ppm)

40
kematian mikroorganisme tiap waktu, yaitu
sebesar 0.49796.
BOD5

30

20 KESIMPULAN
10 Pada penelitian proses biodegradasi
anaerob air sampah menggunakan alat
0 Bioreaktor Berpenyekat, dapat disimpulkan
bahwa: waktu tinggal optimum pada waktu
0 10 20 30 40 50 60 70
tinggal 2 hari, konsentrasi influent optimum
waktu (jam)
pada perbandingan limbah dengan air = 1:3,
0.5 hari 1 hari 1.5 hari 2 hari
dan konstanta kinetika untuk sistem bioreaktor
Gambar 3 Grafik hubungan waktu dengan berpenyekat anaerob ini adalah sebagai berikut:
konsentrasi BOD5 pada konsentrasi influen Koefisien Basis Nilai
tetap k 1/hari 3.5543
ks mg/L BOD5 68.3714
Dari gambar 3 dapat diketahui bahwa Y mg VSS/mg BOD5 1.4753
semakin lama waktu tinggal semakin kecil BOD5 kd 1/hari 0.49796
efluennya. Namun pada waktu tinggal 2 hari mm 1/hari 5.2437
lebih cepat dicapai nilai BOD 5 yang konstan.
Sedang pada waktu tinggal 0,5 ; 1 ; 1,5 hari titik DAFTAR LAMBANG
konstannya lebih lama. Sehingga kondisi rg = kecepatan pertumbuhan
optimum untuk konsentrasi influen sama dan bakteri , massa/volume.waktu
waktu tinggal berbeda adalah pada waktu m = kecepatan pertumbuhan spesifik ,
tinggal 2 hari. 1/waktu X = konsentrasi mikroorganisme ,
Penentuan konstanta kinetika proses massa/volume
biodegradasi air sampah secara anaerob
mm = kecepatan pertumbuhan spesifik
dengan alat BIOPAN dapat ditentukan dengan
maksimum , 1/waktu
variasi waktu tinggal dengan konsentrasi influen
S = konsentrasi substrat , massa/volume
yang tetap. Untuk perhitungan digunakan
ks = konstanta ½ kecepatan , yaitu
konsentrasi efluen pada waktu 60 jam dengan
konsentrasi substrat pada ½ kecepatan
asumsi sudah konstan, meskipun pada
pertumbuhan maksimum , massa/waktu
kenyataannya sangat sulit menentukan waktu
Y = koefisien yield maksimum (ratio massa sel
konstannya.
yang terbentuk terhadap massa substrat
Penentuan konstanta-konstanta kinetika
yang dikonsumsi)
proses biodegradasi anaerob air sampah
dengan program Matlab™ diperoleh hasil rsu = kecepatan penggunaan substrat , massa
sebagai berikut: /volume.waktu
rd = kecepatan endogenous decay ,
Koefisien Basis Nilai massa/volume.waktu
k 1/hari 3.5543 kd = koefisien endogenous decay , 1/waktu
ks mg/L BOD5 68.3714 r’g = kecepatan pertumbuhan bersih ,
Y mg VSS/mg BOD5 1.4753 massa/volume.waktu
kd 1/hari 0.49796 eff = efisiensi proses , %
mm 1/hari 5.2437 S0 = konsentrasi substrat dalam influen , mg/L
S = konsentrasi substrat dalam efluen , mg/L
Nilai k atau sama dengan mm /Y, yaitu sebesar
3.5543 /hari menunjukan laju pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
bakteri maksimum 5.2437/hari pada Ahmad, Adrianto, 2001, ”Biodegradasi Limbah
perbandingan massa sel yang terbentuk Cair Industri Minyak Sawit dalam Sistem
terhadap massa substrat yang dikonsumsi Bioreaktor Anaerob”, Disertasi-S3 ITB,
1.4753. Nilai ks menunjukan konsentrasi substat Bandung

24 E K U I L I B R I U M Vol. 6 No. 1 Januari 2007: 21-25


Alaerts, Sumestri, S.S., 1987, “Metode Madigan, M. T., 2000, “Brock Biology of Micro
Penelitian Air”, Usaha Nasional, organisms”, ninth edition, Prentice Hall
Surabaya Inc., New Jersey.
Anonim, 2006, www.dephut.go.id Mastuti, E, Paryanto, 2001, ”Pengolahan
Alumunium Hidroksida dengan Gas
Anonim, 2006, www.ecn.purdue.edu Hidrogen Sulfida-Udara Yang Direaksikan
Anonim, 2006, www.humboldt.edu Dalam Reaktor Unggun”, Gema Teknik,
vol 2, UNS Press, Surakarta
Anonim, 2006, www.oasisenviro.co.uk
Metcalf & Eddy, 1991, “Wastewater Engineering,
Anonim, 2006, www.petra.ac.id Treatment Disposal Reuse”, 3rd ed., Mc
Direktorat Pengembangan Laboratorium Graw Hill.Inc, Singapore
Rujukan dan Pengolahan Data Badan Outerbridge, T., 1991, “Limbah Padat di
Pengendalian Dampak Lingkungan, 1994, Indonesia Masalah atau Sumber Daya”,
Pengujian Kualitas Air Sumber dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Limbah Cair
Rahayu, W.P., 1993, Penanganan Limbah
Fardiaz, Srikandi, 1992, ”Polusi Air dan Udara”, Industri Pangan, Kanisius, Jakarta.
Penerbit Kanisius, Jakarta
Schroeder, E.D., 1977, Water and Wastewater
Ginting, Perdana, 1995, ”Mencegah dan Treatment, McGraw Hill, Inc., New York
Mengendalikan Pencemaran Industri’,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Soeriatmaja, R.E., 1997, Ilmu Lingkungan,
Penerbit ITB, Bandung.
Iskamto, Bambang, 2003, ”Peranan
Mikroorganisme dalam Perbaikan Kualitas Sumantri, I.,dkk, 1998, ”Pengolahan Limbah
Limbah Cair Industri Monosodium Cair Industri Batik dengan Bak Anaerobik
Glutamat” Tesis S-2, UNS, Surakarta Bersekat”, www.undip.ac.id
KLH, 1988, ”Keputusan Mentri Negara Tjokrokusumo, 1999, ’’Pengantar Engineering
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Lingkungan”, Jilid 1, Sekolah Tinggi
Kep-03/MENKLH/II/1991 tentang Teknik Lingkungan YLH, Yogyakarta.
Penetapan Baku Mutu Lingkungan”, Wahjuni, N.S., 1996, “Pengaruh TPA terhadap
Sekretariat MENKLH, Jakarta. Air Sumur Dangkal”, Tesis S-2 UI, Jakarta

Kinetika Proses Biodegradasi Anaerob Air Sampah Menggunakan Alat 25


Bioreaktor Berpenyekat Anaerob
(Nunik Sri Wahjuni, Setyo Hadi Purnomo, Wida Banar Kusumaningrum)

You might also like