You are on page 1of 74
PPSDM MICAS DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM PPSDM MICAS Contents Bab 1 Pendahuluan..... co 6 1.1 Latar Belakang 6 2.1 Deskripsi Singkat 7 3.1 Tujuan Pembelajaran .. wee 4.1 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 7 Bab 2 Operating System DCS. 9 7.1 Pengertian DCS... 9 77 Sistem Arsiteletur 8 7.3. Redundancy System... presevoraendt® 2.3 Rangkumai 2.4 Latihan Soal.. Bab 3 Elemen—Elemen Pengendalian Dasar DCS... 3.1, Indicator dan Controller... 22. Signal Selector 3.3. Computasi 3.4, Element Sequence Control 3.5. RaNgkUMANnnsnsnnerre 3.6. _ Latihan Soal.. aioe AL Bab 4 Human Machine Insterface (HMI), 4.1. Fleman-Flemen Rasar Hiiman Machine Interface (HMI) a3 System View. Graphic WindoW. nnn ieusiiniietniitinscninanta AD Trend Window... Tuning Window Operator Guide Window.. Process /llarm Window ag 4.2. Perengkat Keres Pade Human Machine Interface (MMIj cesar 4.2.1. Kontigurasi Sistem Paca MMI... 4, Human Machine Interface Jenis Console. 4.2.3. Human Machine Interface Jenis Desktop. PPSDM MICAS 43. Peripheral MMI. 4.4. Rangkuman. 45. Latihan Soal Bab 5 Perangkat Keras Pada Field Control Station... 5. _Jenis Modul Processor. 5.2 Modul l/O....... 5.3 Modul Komunikasi. 5.4 Modul Power Supalyay 5.5 Rangkuma 5.6 Latihan Soal.. Bab 6 Penutup... . 61 Kesimpulan... 6.2 Evaluasi 6.3 Tindak Lanjut. Bab 7 Penutup 7A Kesimpulan nnn 7.2 Evalua: 7.3 Tindak Lanjutesecmnnnnnsne Daftar Pustaka ...£rror! Bookmark not defined. 67 .un€rror! Bookmark not defined. 69 73 PPSDM MICAS DAFTAR GAMBAR Gambar 2 Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2 Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. ‘Gambar 4. Gambar 3. ‘Gambar 3. ‘Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Ganibar 3. Gambar 4. Gambar 4. Gambar 4. Gambar 4. ‘System Configuration of DCS. - u 2 Operator Station 3 Bentuk fisik FCS 4 Arsitektur Umum DCS.. 5 Topografi Sistem DCS .. 6 Arsitektur DCS Foxboro 1/A Series... 7 Arsitektur DES PCS 7... 8 Arsitektur Honeywell Experion PKS... oi 9 Arsitektur Yokogawa Centum C$3000 19 10 Cold standby redundancy. 11 Hot standby redundancy. 12. N modular redundancy. 13 1: Nredundancy 14 Eksperimen Honeywell LX DCS..... 415 Yokogawa Centum vP redundancy. 11 Function Block PVI 2 Function Block PVI-DV 3 Function Block PID Controller. 2On/OFF Controller 5 Algorithma ON/OFF controller pada pos’ 6 MLD. TZ MLD-PVccnintnatns : ‘ BMD SW a aw 32 9 Selector Switch 10 Auto Selector... 11 Selector Switch sw33. 12 First Order Lag dan Responnya 13 First Order Lead dan Responnya 14 LDLAG..... a 15 DLAY. SLB CALCU setnennintinnecrnansic 17 Function Block Sequence Table 18 Kuseplual Uati Seuvente: Table. 1 System View DC: 2 System Message Window... 3 Graphic Window. 4 Trend Window. PPSDM MICAS ‘Gambar 4. 5 Tuning Window ... Garibat 4, 6 Operaiur Message Wintlow .. Gambar 4. 7 Process Alarm Window Gambar A. 8 Konfigurasi Umum DCS. Gambar 4. 9 MMI Jenis Console Tertutup. Gambar 4. 19 MMI Jenis Console Open Display . Gambar 4. 12 Perangkat MMI yang dilengkapi Software Aplkasi Kendal Gambar 5. 1 Kedudukan FCU/FCS pada sebuah DCS. on 5B Gambar 5, 2 RIO Cable. : Genta 4: FRoolignead AiG hasdingan Repeater. Gambar 5.4. Beberapa Modul yang dinstal pada rack mounting ECS.. ‘Gambar 5. 5 Contoh spesifikasi I/O Analog... ‘Gambar 5. 6 Contoh Spesifikasi Diskrit Modul. ‘Gambar 5. 7 Conteh Communication Modu... Gambar 5, 8 FCS Mounting Gambar 5. 9 I/O Node dalam satu cabinet .. Gambar 5. 10 Contoh ekspansi Node. PPSDM MICAS Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kegiatan proses industry pembangkit listrik menuntut adanya_kemudahan operasi tanpa mengurangi kehandalan system operasi. Kemudahan pengoperasian suatu system akan membuat efisiensi waktu tinggi. Efisiensi waktu ini berkaitan dengan kuantitas produksi yang dihasilkan. Artinya semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan dengan waktu yang lebih sedikit akan menghasilkan keuntungan yang besar. Sehingga harga produk yang dijual akan lebih kompetitif. Totapi tidak hanya factor efisionsi waktu sajz yang harus diperhatikan. Keefektifan suatu system operasi industry pembangkit listrik yang digunakan juga merupakan pertimbangan yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Bila tenaga listrik yang dihasilkan sesuai dengan kriteria aturan jaringan (Grid Code Sumatera) dan memiliki reliability dan availability yang bagus, maka revenue yang dihasilkan akan memenuhi target. Distributed Control System- OCS digunakan sebagai alat dalam kegiatan proses pembangkit listrik untuk melakukan pengendalian dan monitoring proses. Pada proses yang kompleks yang melibatkan banyak sekali instrument, maka sangatlah tidak efisien bila kita menggunakan suatu system control dan monitoring yang terpisah. Hal ini akan menyulitkan untuk melakukan management terpusat, karena semua informasi hanya tersedia secara local. Sehingga untuk bisa mengaksesnya akan memakan banyak waktu. Selain itu untuk maintenannya juga akan terkendala karena system yang: seperti ini, jak terintegrasi Sistem pengendalian local seperti tersebut diatas sebaiknya harus bisa ig secara terpusat pada suatu control room. Tetapi bila terdapat banyak sekali local plant yang harus dikendalikan, maka kewenangan pengendalian masih terdapat pada local control, tetapi kewenangan perintah dan supervise berada pada control room. Sehingga system pengendalian ini terdistribusi secara merata namun tetap diawasi oleh suatu system pengawas secara online. dimon Untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah system pengendali berbasiskan. microprocessor yang modern yang memang didesain untuk melakukan hal ini, berikut ditunjang dengan aplikasi perangkat lunak yang modern. PPSDM MICAS 2.1 Deskripsi Singkat Modul pelatihan Distributed Control System ini membahas tentang operating system DCS, Basic Control Elements on DCS, Basic Elements of Human Machine Interface (HMI), HMI Hardware, Communication Medium dan Controller Station Hardware. 3.1 Tujuan Pembelajaran 1 Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembalajaran materi Distributed Control System ini, ciharapkan peserta mampu memahami pengetahuan mengenai DCS Indikator Keberhasilan Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu untuk. a} Menjelaskan Operating system DCS b) Menjelaskan elemen-elemen pengendalian dasar pada DCS ) Menjelaskan elemen-elemen dasar man machine interface d} Mengerti membaca alarm history e) Menjelaskan Hardware man machine interface f) Menjelaskan Communication Medium 8) Menjelaskan Controller Station Hardware 4.1 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1 Operating system DCS = Menjelaskan system operasi dasar yang digunakan DCS ~ Sistem arsitektur ~ Redundancy System Elemen-elemen pengendalian dasar pada DCS ~ Indicator dan Controller ~ Signal selector ~ Computasi - Elemen-elemen sequence control = Process Calculation = Logic Diagram Man Machine Interface Elemen-elemen dasar MMI ~ Overview - Trend PPSDM MICAS - Tuning = Control Group - Graphic ~ History dan Alarm ~ Logic Diagram Viewer b. Perangkat Keras Pada Man Machine Interface ~ Konfigurasi Sistem pada MMI - Man Machine interface jenis Console - Man Machine Interface jenis Desktop ~ Peripheral pada MMI Media Komunikasi Konfigurasi Jaringan Komunikasi Media Komunikasi Jenie Kabel Media Komunikasi Jenis Fiber Optic Media Komunikasi Gelombang Radio Perangkat Keras pada Control Station Jenis Modul Processor Jenis Modul 1/0 Tipikal Modul Komunikasi Power Suplay PPSDM MICAS Bab 2 Operating System DCS 7.1 Pengertian DCS Distributed Control System (DCS) merupakan suatu sistem yang mendistribusikan berbagai fungsi yang digunakan untuk mengendalikan variabel proses dan unit operasi proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada suatu contro! room dengan berbagai fungsi pengendalian, monitoring dan optimasi. Distributed Control System (DCS) mulai dikenalkan tahun 1975 dan sudah dipergunakan secara luas di industri kimia, listrik, pembuatan kertas, industri baja dan industri lainnya (Wang, 2006). Alat ini dapat digunakan untuk mengontrol proses dalam skala menengah sampai besar. Proses yang dikontrol dapat berupa proses yang berjalan secara kontinyu atau proses yang berjalan secara diskrit Distributed Control System (DCS) adalah suatu pengembangan system control dengan menggunakan komputer dan alat elektronik lainnya agar didapat pengontrol suatu loop system yang lebih terpadu dan dapat dikendalikan oleh semua orang dengan cepat dan mudah. Alat ini dapat digunakan untuk mengontrol proses dalam skala menengah sampai besar. Proses yang dicontra! dapat berupe proses yang berjalan secara kontinyu atau proses yang berjalan secara batching. Distributed contro! system (DCS) digunakan dalam industri untuk memonitor dan. mengontro| peralatan yang tersebar dengan atau tanpa campur tangan manusia. Sebuah DCS biasanya menggunakan microprocessor sebegai controller dan menggunakan jaringan ( network) dan protokol untuk komunikasi. HMI Main Sever Controller tn. ee conga! whee Pumas Field Dewces Gambar 2. 1 Sistem DCS dalam suatu control room PPSDM MICAS Pressure Sensors Temperature Sensors Flow Meters Lead cell Liquid Leve Sensor PH Meters Gambar 2. 2 Kontroler DCS menggunakan microprocessor DCS adafah sistem yang terintegrasi dityjukan untuk mengontrol proses manufakturing yang kontinyu atau batch-oriented, seperti oil refining, petrochemical, central station, pembangkit listrik dan pembuatan kertas. DCS dihubungkan dengan sensor dan aktuator dan menggunakan set poin kontrol untuk mengatur aliran material ke pabrik. Contoh yang paling umum adalah sct point kontrol loop yang terdiri dari sensor tekanan, kontroler, dan controf valve. Pengukuran tekanan atau aliran cairan ditransmisikan kepada kontroler, biasanya melalui bantuan scbuah alat sinyal kondisi Input/Output (1/0). Saat variabel yang diukur mencapai titik tertentu, kontroler akan memerintahkan valve atau aktuator untuk membuka atau menutup sampai proses aliran cairan mencapai titik yang ditentukan, SP Gambar 2. 3 Control loop proses PPSDM MICAS Industri yang besar menggunakan ribuan I/O dan menggunakan DCS yang sangat besar. Proses tidak dibatas! untuk mengatur aliran cairan melalut pipa saja tetapl juga termasuk mesin kertas, kontrol variasi kecepatan motor, mesin semen, operasi enambangan dan hal-hal lainnya. DCS secara umum terdiri dari digital controller terdistribusi yang mampu melakukan proses pengaturan 1 ~ 256 oop atau lebih dalam satu contro! box. Peralatan 1/0 capat diletakkan menyatu dengan controller atau dapat juga diletakkan secara terpisah kemudian dihubungkan dengan jaringan. Saat ini, controller memiliki kemampuan komputasional yang lebih luas. Selzin contro! PID, controller dapat juga melakukan pengaturan logic dan sekuensial. DCS modern juga mendukung aplikasi fuzzy dan neural network. Sistem DCS dirancang dengan prosesor redundant untuk meningkatkan kehandalan sistem. Untuk mempermucah dalam penggunaan, DCS sudah menyertakan tampilan / grafis kepada user dan software untuk konfigurasi controf. Hal ini akan memudahkan user dalam perancangan aplikasi. DCS dapat bekerja untuk satu atau lebih workstation dan dapat dikonfigurasi di workstation atau dari PC secara offline. Kornunikasi lokal dapat dilakuken melewati jaringan melalui kabel atau fiber optic, a a a HMI Main Server _| Redundancy Server =r Controller Field Devices ? z Motor nsmiter Controlvelves PUMPS Gambar 2. 4 System Configuration of DCS Gambar diatas menunjukan konfigurasi beberapa bagian, diantaranya: ystems dari DCS yang terbagi menjadi © Human Interface Station (HIS). ‘© Field Controf Station (FCS). © Vnet/IP atau Controi Network. PPSDM MICAS Fungs! DCS * DCS berfungsi scbagai alat untuk melakukan contro! suatu loop system dimana satu loop dapat mengerjakan beberapa proses control. * Berfungsi sebagai pengganti alet contro! manual dan otomatis yang terpisah-pisah_ menjadi suatu kesatuan sehingga lebih mudah untuk pemeliharaan dan penggunaanya. * Sarana pengumpul dan pengolah data agar didapat output proses yang tepat Kelebihan DCS © Fungsi contro/ terdistribusi diantara control station ‘* Sistem redundancy tersedia di setiap /evel ‘© Modifikasi lebih mudah dan fleksible dibandingkan system konvensional + Informasi variable proses dapat ditampilken sesuai dengan keinginan user ‘© Maintenance dan troubleshooting menjadi lebih mudah Mengurangi jumlah wiring di field Cara Kerja DCS DCS digunakan sebagai alat contro! suatu proses. Untuk mempelajari suatu sistem contro! dengan DCS, harus dipahamni terlebih dahulu apa yang disebut dengan loop system, dimana pada suatu loop system terdiri dari : 1. Alat pengukur ( Sensor Equipment) 2. Alat contro! untuk pengaturan proses (Controffer) 3. Alat untuk aktualisasi (Actuator) DCS terhubung dengan sensor dan actuator serta menggunakan setpoint untuk mengatur aliran material dalam sebuah plant / proses. Sebagai contoh adalah pengaturan setpoint control loop yang terdiri dari sensor temperature, controller, dan control valve. Pengukuran temperature ditransmisikan ke controller melalui I/O device. Ketika pengukuran variable tidak sesuai dengan set point (melebihi atau kurang dari setgoint), controller memerintahkan actuator untuk membuka atau ‘menutup sampai aliran bahan bakar sampai temperature yang diinginkan mencapai set point yang diinginkan. PPSDM MICAS Controller sP—| co, Control Valve Process Gambar 2. 5 Cara kerja DCS 7.2 Sistem Arsitektur 2.2.1. Komponen DCS. Secara umum komponen DCS dapat dibagi menjadi 3 ba; diantaranya: Human Interface Station (HIS) Operator Station digunaken untuk melakukan monitoring terpusat dan mengendalikan proses dari control room, meny: operator melalui graphical user interface(GUI}, sehingga operator dapat melakukan fungsi_ operasi, maintenance dan troubleshooting, Pengembangan variable proses, parameter kontrol, alarm, dll. n informasi plant terkini kepada Gambar 2. 6 Operator Station PPSDM MICAS Controller station Station ini Digunakan sebagai control unit untuk —mengendalikan variabel — variahel yang dikendalikan pada proses. Control station dikenal pula dengan istilah Control Room . Berikut adalah komponen dari controller station: * Central Processor Unit (CPU) * Catu daya (Power Supply Unit,PSU) * VL net coupler merupakan perangkat komunikasi (bus communication} dalam processor controller (dalam processor card) * Modul masukan/keluaran (I/O modules,l0M) Controller station adalah otak dari DCS yang mengeksekusi kontrol dan mengkomputasi kontrol di laoangan. Gambar 2. 7 Bentuk fisik FCS Sistem Komunikasi Sarana pertukaran data dan perintah antara operator station, controi station dan proses. Sarana_komunikasi menghubungkan DCS dengan sistem lain seperti PLC (Programmable Logic Control), SCADA system (Supervisory Control and Acquisition Data), Asset Management. juga bisa dapat digunakan untuk 2.2.2. Arsitektur DCS PPSDM MICAS DCS memiliki arsitektur yang lengkap dan dibuat untuk sesuai dengan field dan kebutuhan yang dikontrol. Sistem utama DCS meliputi: © Controller Controller merupakan bagian utama dari DCS, sebagai pusat kontrol atau sebagai otak dari seluruh pengendalian proses. * 0 1/0 Modul merupakan interface antara controller dengan field instrument Modul input mendapatkan nilai dari transmiter dan memberikan nilai proses kepada FCU untuk diproses, sedangkan FCU menirimkan manipulated value kepada modul output untuk dil © Terminal Unit Sistem terminasi (terminal block) untuk menghubungkan 1/0 controller dengan peralaten dari lapangan (field instrument), * HMI/ Supervisory Station Sistem komputer yang digunakan untuk melakukan monitoring terpusat dan mengendalikan proses dari control room, menyajikan informasi plant terkini kepada operator melalui graphical user interface(GUl), sehingga operator dapat melakukan fungsi operasi, maintenance dan troubleshooting, pengembangan variable proses, parameter kontrol, alarm, dll. Engineering Station Engineering station sama dengan operator station tetapi otority yang diberikan untuk engineering diatas Operator station. Engineering station digunakan oleh para engineer untuk memonitoring system, troubleshooting, modification logic wanpa ‘mengganggu fungsi operator station im ke actuator. PPSDM MICAS Gambar 2. 8 Arsitektur Umum DCS Sistem utama tersebut dirangkai dalam suatu topografi_ yang bersusun membentuk sistem pengontrolan, menghasilkan report, dan penyimpanan data. Berikut ini topografi sistem DCS Gambar 2. 9 Topografi Sistem DCS Dari gambar topografi tersebut, sampai saat ini DCS adalah sistem kontrol yang memiliki fungsi terlengkap dan cocok untuk aplikasi yang mengedepankan sistem integrasi. Adapun di bawah ini terdapat gambar arsitektur dari beberapa tipe DCS. PPSDM MICAS ARR NCS System Systemleare Process Process Substation Power kcroeeneon ecttfeaton Ascomation Management Gambar 2. 10 Arsitektur ABB DCS System Foxboro l/A Series. Gambar 2. 11 Arsitektur DCS Foxboro I/A Series PPSDM MICAS Siemans PCS7 oreo | see ate SO oy ea; Gambar 2. 12 Arsitektur DCS PCS 7 Honeywell Experion PKS. (ce see -~acaga an rg i 4 $ a2 = i = Gambar 2. 13 Arsitektur Honeywell Experion PKS Yokogawa Centum VP HIS Control Network Digital Field Neon PPSDM MICAS Gambar 2. 14 Arsitektur Yokogawa Centum CS3000 7.3 Redundancy System Redundansi adalah pendekatan umum untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan sistem. Redundansi adalah kemampuan suatu sistem untuk tetap berfungsi dengan normal walaupun terdapat elemen yang tidak berfungsi. Hal ini biasanya dicapai dengan memiliki komponen backup yang berfungsi sama dengan elemen sistem Kebanyakan sistem kontrol terdistribus! dirancang dengan elemen redundan. Teknik redundan meningkatkan keandalan sistem dengan menggunakan_prosesor cadangan/backup jika terjadi kegagalan prosesor utama, Elemen redundan diperlukan dalam DCS karena untuk dua alasan utama: + Banyak DCS mengontrol proses plant -kritis di mana apabila terjadi kegagalan atau kerusakan peralatan dapat menimbulkan kerugian yang cukug besar, membahayakan plant, peralatan dan melukai seseorang, atau bahkan dapat menyebabkan sesorang kehilangan nyawa. Kilang minyak bumi adalah salah satu contoh jenis plant — kritis. Dalam suatu kilang minyak, sistem kontrol mengatur flare yang terus-menerus untuk membakar gas, Jika sistem kontrol gagal dan flare berhenti terbakar, gas akan mengumpul dalam kolom yang dapat menyebabkan situasi yang sangat berbahaya karena gas dapat menimbulkan tekanan tinggi, dan apabila tidak dapat terkendali dapat menimbulkan ledakan. © Redundans’ meningkatkan keandalan peralatan. Karena sistem DCS memerlukan interaksi operator dengan HMI secara terus menerus tanpa ada_kegagalan/error, maka redundansi sangat penting. Jenis Redundan sistem Meskipun ada berbagai metode, teknik, dan terminologi untuk menerapkan redundansi, model berikut mewakili yang banyak umum digunakan dalam industry yaitu ‘Standby Redundancy, N Modular Redundancy, dan 1: N Redundancy. & Standby Redundancy Standby Redundansi, juga dikenal sebagai backup Redundansi adalah ketika kita memiliki satu unit sistem sekunder yang identik sebagai backup dari unit utama/primer. Unit sekunder biasanya tidak memonitor sistem, tetapi hanya sebagai backup/cadangan. Unit sekunder/standby biasanya tidak disinkronkan dengan unit primer/utama, sehingga harus menyamakan sinyal input dan outputaya pada pengembilalihan Device Under Control (DUC). Dalam standby redundansi ada dua tipe dasar yaitu Cold Standby dan Hot Standby. PPSDM MICAS Dalam cold standby, unit sekunder dimatikan dalam menjaga keandalan sistem. Kelemahan dart desain int adalah bahwa waktu downtime leoin besar daripada hot standby, karena harus menyalakan unit standby dan menunggu sampai sistem standby tersebut online. Hal int perlu adanya sinkronisasi, dan membutuhkan waktu untuk mengaktifxan unit standby, serta kadang akan mengalami masalah saat switchover. Gambar 2. 15 Cold standby redundancy Dalam hot standby, unit sekunder dinyalakan dan dapat memantau DUC secara opsional. Pada sistem ini, kebutuhan switching external untuk beralih dapat diatur /dihilangkan dan dapat digunakan unit sekunder untuk memutuskan kapan harus switeh/beralih, Desain ini tidak mempertahankan keandalan unit standby seperti halnya cold standby . Namun, dapat mempersingkat downtime, yang pada gilirannya dapat meningkatkan ketersedizan sistem. Gambar 2. 16 Hot standby redundancy Fungsi Hol Standby mirip dengan Oual Modular Redundancy (DMR) atau Parallel Redundancy, yang dibahas di bagian selanjutnya. Konvensi penamaan ini biasanya Uipertukar ki Perbedaan ulsna ante HuL Slandby van DMR edalali bagaimana ketatnya primer dan sekunder disinkronkan. DMR sepenuhnya menyinkronkan unit primer dan sekunder, Namun, beberapa literatur menggusiakart istilalt DMR untuk model redundans! yang menggunekan dua unit. > N Modular Redundancy N Modular Redundancy, juga dikenal sebagai Parallel Redundancy, mengacu pada pendekatan memiliki beberape unit sama yong berjalan secara paralel, Semua unit sangat tersinkronisasi dan menerima informasi masukan yang sama pada saat yang bersamaan, Nilai output mereka kemudian dibandingkan dan pemilin memutuskan nilai output mana yang harus digunakan. Model ini dengan mudah menyediakan peralihan /switchover. PPSDM MICAS _f!€_ Gambar 2. 17 N modular redundancy Model ini biasanya memiliki waktu peralihan yang lebih cepat daripada model hot standby, sehingga ketersediaan sistem sanget tinggi, tetapi karena semua unit dinyalakan dan secara aktif terlibat dengan DUC, sistem berisiko lebih besar menghadapi kegagalan mode umum di semua unit. Dalam N Modular Redundancy, ada tiga topologi utama: Dual Modular Redundancy, Triple Modular Redundancy, dan Quadruple Redundancy. 1: N adalah teknik desain yang digunakan di mana Anda memiliki satu cadangan/standby untuk beberapa sistem dan cadangan ini dapat berfungsi sebagai pengganti salah satu sistem aktif. Teknik ini menawarkan redundansi dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada model lain dengan menggunakan satu unit siaga untuk beberapa unit utema, Pendekatan ini hanya berfungsi dengan baik ketika semua unit utama memiliki fungsi yang sangat mirip, sehingga memungkinkan standby untuk mencadangkan salah satu unit utama jika salah satu dari mereke eagal. Kelemahen lain dari pendekatan ini adalah kerumitan tambahan dalam memutuskan kapan harus beralih/switch dan dari matriks switch yang dapat mengubah rute sinyal dengan benar dan efisien. Gambar 2, 18 1: N redundancy PPSDM MICAS Berikut ini beberapa contoh aplikasi sistem redundan pada beberapa merek DCS : Honeywell LX DCS untuk pengelolaan otoma Prottsute PD sSerr Gambar 2. 19 Eksperimen Honeywell LX DCS Honeywell Experion LX adalah sistem kontrol terdistribusi (DCS) yang ditujukan pabrik kecil hingga menengah seperti pembangkit listrik, pembuatan logam, air, limbah dan limbah serta pembuatan makanan & minuman. Honeywell Experion LX Sistem DCS spesifikasi : Powerful Experion C300 controller Series 81/0 modules with compact footprint Optional redundancy at all levels ‘Smart device integration through industry standard protocols Extensive integration of PLC, DCS, RTUS, Drives, Safety Systems etc High performance Honeywell Fault Tolerant Ethernet control network PPSDM MICAS Yokogawa Centum VP cENTUMUD Release 5 Redundant uGs (Open LAN 314 party lOPC Server 3" party ‘Sub systems Gambar 2. 20 Yokogawa Centum VP redundancy DCS ini selain mempunyai sistem redundancy internal juga mempunyai sistem redundan untuk sistem kontrol lain yang akan di konfigurasikan bersama DCS tersebut. Dengan penambahan modul UGS dual-redundan vang berfungsi sebagai antarmuka antara CENTUM VP dan sistem kontrol lainnya, dengan hanya pemrograman sederhana vang diperlukan untuk membangun sistem yang sangat andal dengan UGS tambahan. 2.3 Rangkuman Distributed Control! System (DCS) _merupakan suatu sistem yang. mendistribusikan berbagai fungsi yang digunakan untuk mengendalikan variabel oroses dan unit operasi proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada suatu control room dengan berbagai fungsi pengendalian, monitoring dan optimasi. Konfigurasi systems dari DCS yang terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: Human Interface Station (HIS), Controller Station , Vnet/IP atau Control Network. DCS digunakan sebagai alat contro/ sustu proses. Untuk mempelajari suatu sistem controf dengan DCS, harus dipahami terlebih dahulu apa yang disebut dengan Joop system, dimana pada suatu loop system terdiri dari : Alat pengukur ( Sensor Equipment), Alat control untuk pengaturan proses (Controller), dan Alat untuk aktualisasi ( Actuator). PPSDM MICAS conta ‘+ Thermal sensor Controlled variable Gambar 2. 21 Loop System Kebanyakan sistem kontrol terdistribusi dirancang dengan elemen redundan. Teknik redundan meningkatkan keandalan sistem dengen menggunakan prosesor cadangan/backup jika terjadi kegagalan prosesor utama. Meskipun ada berbagai metode, teknik, dan terminologi untuk menerapkan redundansi, model redundan yang banyak digunakan dalam industry yaitu Standby Redundancy, N Modular Redundancy, dan 1: N Redundancy. 2.4 Latihan Soal Jelaskan pengertian dan apa funsi DCS! Jelaskan kelebihan DCS dibandingkan dengan sistem kontrol yang lain. Sebutkan dan jelackan komponen FCS. Jelaskan fungsi HMI atau MMI? Jelaskan perbedaan cold standby dan hot standby dalam sistem redundancy ! wrens PPSDM MICAS Bab 3 Elemen - Elemen Pengendalian Dasar DCS 3.1, Indicator dan Controller Elemen-elemen feedback control disini tidak terbates hanya pada tampilan unit controller saja, tetapi terdapat juga instrument-instrument pendukung lainnya yang sangat berguna. Tampilan pada HMI adalah representasi dari instrument real yang ada di lapangan, sehingga bagi seorang operator untuk mengoperasikan plant tidak akan terlalu sulit. Operator dituntut untuk mahir dalam mengoperasikan computer. Bagi seorang engineer, instrument yang ditampilkan dalam software DCS tidak hanya bentuk animasi grafik saja, keperluan untuk mendesain system yang merupakan otak pengendalian secara_keseluruhan juga ditampilkan dalam bentuk blok fungsi. Ini akan memudahkan dalam merancang dan melakukan koneksi antara instrument berikut manipullasi perhitungan. salah satu blok fungsi yang pada tiap DCS adalah controller. Jumiah maksimal blok fungsi controller bisa dikaitkan dengan berapa jumlah loop proses yang harus ditangani. lap merk dan seri ULS akan mempunyai perbedaan jumlah cakupan pengendalian analog ini. Input indicator Input indicator pada tampilan DCS adalah representasi indicator konvensional yang menindikasikan lai proses pada plant. Function block ini menetinig mgsukan dati sinya| I/O card atau dari elemen feedback control yang lain. Jenis function block untuk icalur ini ade dua yaitu: - PVI (Input Indicator Block} Blok fungsi ini menampilkan sinyal input dari modul | / O atau dari blok lain sebagai variabel proses (PV). Ini juga Uapal menampilkan veriabel proses (PV) dati terminal OUT. Blok ini dapat digunakan untuk menampilkan variabel proses (indikator). - PVI-DV (Input Indicator Block with Deviation Alarm) Blok Indikator Input dengan Alarm Deviasi (PVEDV) menampilkan sinyal input sebagai variabel proses (PV), menyediakan fungsi alarm penyimpangan, dan mengeluarkan PV dari terminal OUT. Blok ini digunakan untuk tampilan PV, dan alarm penyimpangan menunjukkan perbedaan antara PV dan nilai setpoint (SV) PPSDM MICAS Blok PVI menampilkan input proses, output proses, dan alarm proses. Function Block PVI terdini dari IN, Input Processing, SUB, dan QUI. Input proses masuk melalul chanel IN. Pada input processing dimungkinkan bagi kita untuk melakukan manipulasi pada hasil outputnya. bila input processing tidak digunakan maka dianggap bahwa nila! Input sama menjadi nilai PV. Terminal SUB merupakan auxiliary output, berguna apabila nilai PV juga akan digunakan oleh function block yang lain i (PV, APV) SUB] Gambar 3. 1 Function Block PVI Funetion Block PVI-DV mirip dengan PVI tetapi dilengkapi fungsi untuk menghitung, nilat DV, DV adalah deviasi/selisin antara SV dengan PV dimana hasil selisih int diwujudkan dalam bentuk alarm DY. Nilai SV dimasukkan oleh user melalui keyboard. Input proses masuk melalui chanel IN. Seperti pada PVI, bila input processing tidak digunakan maka dianggap bahwa nilai Input sama menjadi nilai PV. Selanjutnya nilai PY dibandingkan dengn nilai SV menghasilkan nilai alarm DV. Terminal SUB merupakan auviliary output, berguna apabila nilai PV juga akan digunakan oleh function block yang lain, Input |! LIN processing (Pv. APY) t Susi Gambar 3. 2 Function Black PVI-DV PID Controfter Controller adalah salah satu peralatan instrumentasi yang berfungsi membandingkan lai pengukuran (Process value/PV) terhadap nilai yang dikehendaki (set point /set value/ SV), sesuai dengan aksi dan mode kontrol untuk menghasilkan signal kendali PPSDM MICAS {manipulated value / MV) sebagai keluaran yang sebanding dengan selisih nila pengukuran (PV) terhadap set point (SV) Made kantrol merupakan tata eara controller dalam menghasilkan sinyal output sebagai tanggapan atas kesalahan / error yang dideteksinya, dengan tujuen untuk menjaga agar nilai yang terukur (PV) sama dengan nilai setpoint (SV) dapat dicapal Controller dapat diatur agar dapat berfungsi secara sempurna pada berbagai macam aplikas!. Pengaturan made controfier ini melibatkan tige fungsi kontrol matematis yang bekelja sekaligus, yailu: Proporlionabiiteyrul-Derivative (PID). Pengguraan PID. bertujuan untuk membuet harga terukur (PV) sama dengan harga yang dikehendaki (seqpoint/ SV). Adapun fungsi masing-masing unit adalah sbb: * Proportional control unit (gain): menentukan selisih antara setpoint dan process variable (error), lalu memberikan perubahan berdasarkan besarnya error tersebut. Proportional control digunakan untuk menjaga proses sesual dengan set point dengan / tanpa adanya fluktuasi yang berarti. Tetapi dalam kenyataannya, proportional control akan selalu. meninggalkan error permanen (offset) walaupun proses sudah dalam keadaan steady state. Dan besarnya offset tersebut sangat tergantung sekali terhadap besarnya nilai Proportional Band (PB) yang diberikan. Jika harga PB semakin besar, maka respon kontrol akan relatif lambet dan offset akan semakin kecil begitu juga Jika harga PB semakin kecil, maka respon kontrol akan semakin cepat yang. mengakibatkan offset akan semakin besar. Integral control unit (reset): output controller memberikan perubahan berdasarkan besar offset, kemudian melakukan koreksi untuk menghilangkan offset tersebut yang lamanya tergantung dari waktu (reset time) yang diberikan, Derivative Control unit (rate): memonitor laju perubahan PV dan melakukan aksi koreksi jika terdeteksi laju perubahan yang tidak normal. Dertive digunakan untuk mempercepat respon controller, pada disturbance yang besar menggunakan derivative control Function Block Controller adalah bagian terpenting dari system pengendalian. Proses kalkulasl, karena adanya error yang disebabkan selisih antara SV dan PV akan menghasilkan sinyal koreksi MV yang dikirim melalui 1/0 Card. Ada beberapa jenis controller yang tersedia pada peralatan DCS, tetapi yang paling banyak digunakan adalah PID controller. PPSDM MICAS PID controller adalah controller yang paling banyak digunakan pada pengendalian proses. Pemilihan mode pengendalian tipe controller ini dapat dilakukan dengan cara memberikan nilai tertentu untuk proportional band-nya, time integralnya, dan time derivative-nya. input a Conital | cAS/AUT r iD TT Bg [ev —+Lamninton| SBSART | owe | (uy) tour OY Terosessing i LS nour (pv, apv, uv, suv) (RMV) Garnbar 3,3 Function Bluck PID Cur Persamaan umum PID controller adalah sebagai berikut: 100 { 1 MV Beet ay [eat 10 Et | \ Input proses masuk melalui chanel IN. Seperti pada PVI dan PVE-DY, bila input processing tidak digunakan maka dianggap bahwa nilal Input sama menjadi nilal PV. Pada set input yang dimasukkan ada pilihan cascade, automatik, dan manual input. Pada automatik kontrol, nilal PV dibandingkan dengan nilal SV menghasiikan nilal error E(t) yang dipakai untuk menghitung output kontroler (MV) menggunakan rumus. PID diatas. Terminal SUB merupakan auxiliary output, berguna apabila nilal PV atau MV juga akan digunakan oleh function block yang lain. Sedangkan aksi dari controller dapat dipilh dengan menentukan initial D untuk aksi direct dan R untuk aksi reverse. Umumnya besar parameter pengendalian PID ini adalah sebagai berik Proportional Band (PB) : 6,3 - 999,9% Integral (Tl) :1-9999 detik Derivative (TD) : 0-999 detik PPSDM MICAS Function blok PID controller ini terdapat input dan output compensation pada terminal BIN yang digunakan untuk melakukan perubahan/perbaikan loop pengendalian jika diperlukan. Pada Input Compensation bila dimasukkan suatu Konstanta maka nilal PV akan bertambah, sedangkan bila kita menambahkan nilal kontstanta pada output, maka yang bertambah adalah nilai MV. Kompensasi untuk Input dan output tidak bisa digunakan bersamaan, harus dipih salah satu. ON/OFF Controller Kontroller jenis ini menghasilkan sinyal culpul ke Largel berupa keadiaani ON dan OFF saja. Atau akan menghasilkan suatu nilai 0% dan 100% saja. ‘osy} 42, oo for) | oun | _Cuv ) ofaam Input Gambar 3. 7 MLD-PVI MLD-SW. Merupakan manual loader yang dilengkapi switch AUT/MAN seperti terlihat pada gambar dibawah. Blok fungsi ini bekerja berdasar kondisi switch yang dipilih, yaitu mode manual (MAN) atau automatik (AUT). Saat mode MAN, maka outputnya sama dengan MLD. Saat made berubah dari MAN ke AUT output akan memiliki nilai ramp saat MAN menuju nilai SV. Nilai SV adalah nilai bagian SET dikalikan dengan gain control CSV dan ditambah signal bias (BS) PPSDM MICAS csv) + | aera sv « - mon Aurea), oapa scustment| | processing ‘core compton . preesang = wy, au) 4 3u5 Gombar 3.8 MLD-SW Algorithma komputasi SV pada MLD-SW adalah: SV = GAIN. CSV + BIAS GAIN = Nilai konstanta yang dimasukkan merupakan bilangan numerik CSV = Sinyal Gain Cascade Setpoint Value (-4.000 - 4.000) BIAS = Sinyal Bias (-100 ~ 100%) Koneksi pada MLD-SW: SET : Merupaken titik yang dikoneksikan dengan sinyal input. Titik ini dapat dihubungkan dengan sinyal proses dari I/O card (1-5V) atau dikoneksikan secara software dengan instrument internal lain. OUT = merupakan titik tempat sinyal output. Titik ini dapat dikoneksikan ke I/O card 4-20 mA atau dikoneksikan secars software dengan instrument internal lain (0-100%) 3.2, Signal Selector Sinyal selector merupakan implementasi dari peralatan switch dalam peralatan instrumentasi analog, Selector switch ini akan memilih sinyal masukan berdasarakan perintah pemilih sinyal dari SV. Hasil pemilihan sinyal akan dikirimkan untuk sellanjutnya dikeluarkan melalui bagian keluaran. Dalam sinyal selector ini terdapat Juga pilihan auto selector yang dapat memilih sinyal input sesuai yang dikenhedaki yaitu Low (L), High (H), atau Medium (M). PPSDM MICAS Signal Selector SS-H/M/L $S-H/M/L merupakan selector sinyal yang akan memi nilai input yang dlipilih hercasarkan nilai SV. Pada bok fungsi ini ada 3 macam input, yaitu IN1 (input 1), IN2 (INPUT 2}, IN3 (INPUT 3). Input ~ input ini akan dipilih/diselect atanpun auta elect untuk dikeluarkan menjadi autput sesuiai dengan kandisi SV ‘Terdapat tiga jenis auto selector pads unit ini yaitu SS-H, SS-M, SS-L. Untuk SS-H pada saat SV memilih auto selector maka output akan sama dengan input dengan sinyal yang paling besar. Untuk $S-M pada saat SV memilih auto selector maka output akan sama dengan sinyal intermediate. Untuk SS-L pada saat SV memilih autoselector maka outout akan sama dengan input dengan sinyal yang paling kecil. Nilai SV terdapat lima jenis, yaitu: SV = 0, akan menjaga nilai PV sama dengan nilai sebelum dipindahkan SV = 1akan memilih sinyal sama dengan input 1 SV = 2 akan memilih sinyal sama dengan input 2 SV = 3 akan memilih sinyal sama dengan input 3 sve sinyal secara auto selector akan memi [int H{ pvt o>} ouT Automatic IN signal selection / (sw) ( Ne Naot No Selected number Gambar 3.9 Selector Switch Koneksi pada SS-H/M/L adalah : IN (1-3) : merupakan titik tempat sinyal input. Titik ini dapat dikoneksikan dengan sinyal proses dari I/O card (1-5 volt) atau dikoneksikan dengan instrument internal lain (0-100%5) QUI = merupakan titik tempat dimana sinyal output. litik ini dapat dikoneksikan dengan sinyal ke 1/0 card {1-5Volt) atau dikoneksikan dengan instrument internal lain (0-100%) PPSDM MICAS AS-H/M/L (Auto-Selector Blocks (AS-H/M/L) AS-H/MY/L, prinsip kerjanya sama dengan SS-H/M/L, namun terdapat tambahan switch AUT dan MAN yang berfungsi saat mode MAN dapat dikeluarkan sinyal manual seperti pada MLD dan mode AUT berfungsi seperti SS-H/M/L. Pada mode AUT, selector sinyal akan memilih nilai output sama dengan nilai input yang dipill berdasarkan nilai SV. Pada blok fungsi ini ada 3 macam input, yaitu IN1 (input 1), IN2 {INPUT 2), IN3 (INPUT 3). Inpul — input ini akan dipilih/diselect alaupur aulo select untuk dikeluarkan menjadi output sesuai dengan kondisi SV. Terdapat tiga jenis auto jallu AS-H, AS-M, AS-L. Untuk AS-H paula sat SV men selector maka output akan sama dengan input dengan sinyal yang paling besar. Untuk AS-M pada saat SV memilih autu selector maka output akan sama dengan sinyal intermediate, Untuk AS-L pada saat SV memilih autoselector maka output akan sama dengan input dengan sinyal yang paling kecil. selector pad uni ih auto, Saat mode AUT terdapat lima macam nilai SV, yait sv , akan menjaga nilai PV sama dengan nilai sebelum dipindahken SV = Lakan memilih sinyal sama dengan input 1 $V =2akan memilih sinyal soma dengan input 2 SV = 3 akan memilih sinyal sama dengan input 3 akan memilih sinyal secara auto selector {AS-H akan memilih sinyal paling besar, AS-M memilih sinval intermediate, AS-L memilh sinyal paling kecil) signal selection PPSDM MICAS IN (1-3) : Merupaken titik tempat sinyal input, Titik ini dapat dikoneksikan dengan sinyal proses dari I/O card (1-5 volt} atau dikoneksikan dengan instrument internal lain (0-100%) OUT : merupakan titik sinyal output. Titik ini dapat dikoenksikan dke I/O card (1-5 valt) atau dikanekeikan dengan instrument internal lain (0-100%) Selector Switch (SW) Selector Switch merupakan implementasi switch pada peralatan analog. Switch akan berfungsi sebagai pemilih sinyal input sesuai dengan SV. Ada beberapa macam selector switch vang dibedakan berdasarkan jumiah input pole dan outputnva. Setain itu terdapat data switch yang akan memilih data yang diprogramkan (konstanta) untuk dikeluarkan berdsarakan data pemilihnva.. sw 33 SW33 merupakan selector switch dengan tiga pole input dan tiga pole output, dimana masing-masing pole terdapat tiga titik input. Sinyal pemilin menggunakan nilai SV dengan empat posisi yaitu 0, 1, 2, 3. SV =0 merupakan posisi OFF, nilai tiap-tiap output ditahan seperti sebelum posisi OFF SV =. memilih posisi 1, 910 = S11, $20 = $21, $30 = $31 SV = 2 memilih posisi 2, $10= $12, $20 = $22, $30 = $32 SV= Zmemilih posisi 3, $10 = $13, $20 = S23, $30 = $33 Gambar 3. 11 Selector Switch SW33 Koneksi pada SW-33 adalah: PPSDM MICAS $11, $12, $13 : merupakan titik tempat sinyal input. Dapat dikoneksikan dengan proses dari I/O card (1-5 volt atau 4-20 mA_} atau dapat juga dikoneksikan dengan instrument lain (0-100%) $21,S22, $23 : Merupakan titik tempat sinyal input. Dapat dikoneksikan dengan proses dari 1/0 card (1-5 volt atau 4-20 mA_) atau dapat juga diknneksikan dengan instrument lain (0-100%) $31, $32, $33 » Merupakan titik tempat sinyal input. Dapat dikoneksikan dengan proses dari [/O ward (1-5 voll lau 4-20 i/A_) #lau dapal juge dikoneksikan dengan instrument lain (0-100%) $10, $20, $30 : merupakan titik tempat sinyal output. Dapat dikoneksikan dengan proses dari I/O card (1-5 volt atau 4-20 mA } atau dapat jue dikoneksikan dengan instrument lain (0-100%) 3.3. Computasi Unit ini melakukan komputasi terhadap sinyal input untuk dihasilkan sinyal output sesuai yang dikehendaki. Pada DCS biasanya disediakan function block untuk komputasi untuk keperluan pengendalian seperti LAG, LD, DLAY dan lain-lain. First Order LAG (LAG) Unit ini digunakan untuk penyaring sinyal dan mensimulasikan proses. Besar gain dan lag time bisa diatur pada saat operasi dengan menggunakan panel tuning. etn ()o|_e-_ (ory, ace : Gambar 3. 12 First Order Lag dan Responnya Algaritma First Order lag: copy. SAIN spy t4Ts CPV: Calculated Output Value Ti: Lag Time (Ti = |~Scan Period) PPSDM MICAS | : Setpoint Lag Time $: Iransformasi Laplace RV: Calculated Input Value First Order bead (1D) Unit ini mensimulasikan first order lead dengen nilai gein dan lead time dapat diatur melalui panel tuning. Blok fungsi LD terlihat pada gambar dibawah. Algorithmanya adalah: Tes CPV=GAIN + ites” RV CPV : Calculated Output Value Td : Derivative Time Td = D s: Transformasi Laplace RV: Calculated input Value \ Tats yh avy» STS {ony} —sfom] i cry, scem ‘ ji bet = ae {even 86 0080 ma Gambar 3.13 Frst Order Lead dan Responnya Lead/Lag (LDLAG) Unit ini merupakan gabungan antara LD dan LAG dengan mengalikankeduanya, atau output dari LD menjadi input LAG sehingga block fungsiya seperti gambar dibawah. Spesifikasinya adalah; Gain :0-4,000 Lead Time Setting (D) : 1-9999 detik Lag Time Setting (|) : 1-9999 detik Lead Time (Ta) Lag Time (TL) = 1-1 PPSDM MICAS cf ea (a = SRST |__(op)) tour TN eeccnsreini Gambar 3. 14 LDLAG Dead Time Digunakan untuk mensimulasikan sebuah proses dengen dead time dan first order lag. Dead time disimulasikan dengan digital delay. Nilai antar sample dikalkulasikan dengan interpolasi sehingga keluaran menjadi halus. Algorithmanya adalah: cpv--AN gies vy 1Ts CPV: Hasil Outgut dari kalkulasi L: Dead Time L: Interval Sampling (SMPL} . (m-1) m: Jumlah sample point Ti: First Order lag Time (Ti jlangan natural S: Transformasi Laplace RV ; Hasil dari kalkul ~Scan Period) Input input |_/y | SAIN rae | Ca tg Co) adi (em¥, scr) — Gambar 3. 15 DLAY Calculation (CALCU) Unit ini menghasilkan output sesuai dengan program yang kita buat saat builder yang didalamnya bisa berisi kombinasi perhitungan matematik antara input dengan pameter Iain sehingga dihasilkan output sesuai dengan formula yang dimiliki, Dapat pula digunakan operasi logika seperti NOT, OR, AND dan lain-lain. Operator matematik seperti >, <, =, / dan lain-lainnya. Selain itu dapat juga dilakukan PPSDM MICAS perubahan parameter Gain untuk mendapatkan sinyal yang diinginkan dimana nilainya diatur melalui tuning panel. whe av | » | serdetines 001) input RVI | antmaictegie (CPV) ouput [) OF processing Gambar 3.16 CALCU 3.4. Element Sequence Control Element Squence Control merupakan implementasi dari peralatan instrument diskrit. Elemen ini selain diperoleh dari kondisi masukan 1/O diskrit modul juga dapat diwujudkan dari masukan unit analog I/O yaitu dengan mendiskritkan sinyal tersebut dengan suatu pembanding. Output dari element ini adalah kondisi Y atau N yang merepresentasikan output Normally Closed atau Normally Open dari sebuah diskrit input atau Output. Pada system pengendalian dengan sequence control yang dilakukan adalah melihat kondisi input selanjutnya merubah kondisi output. Untuk itu elemen pada sequence control pada umumnya dibagi menjadi dua bagian yaitu elemen condition dan element action Untuk melakukan pengendalian sequence dalam DCS digunakan table sequence yang berisi elemen condition dan action yang menyatakan urutuan pengendalian serta aturan pengendaliannya. Sequence Table Sequence Table merupakan table urutan pengendalian yang didalamnya memuat urutan dan aturan pengendalian. Ururtan pengendalian akan berlangsung apabila pada setiap step urutan dari condition terpenuhi. Pada table sequence terdiri dari PPSDM MICAS dua bagian yaitu elemen condition dan elemen action. Pada bagian condition dapat menampung 32 sinyal condition dan bagian action dapat menampung 32 sinyal action. Untuk rule number terdiri dari 32 step dan 32 next step number. Apabila dunginkan jumlah elemen condition dan action yang melebihi dari kapasitas sequence table dapat dilakukan jump pada table berikutnya yaitu dengan memberikan element action ke sequence table berikutnya oot { Fue [tema2] >| wot ‘02 ayy MG a wee >| yw 009 nut ; 08 ing ~ ouput | processing i processing | i NY i oc] - Logi operation . +[vee Gambar 3. 17 Function Block Sequence Table Poceang tary] Smpoos—— gave 3 oe "Run - 5 \ Gambar 3. 18 Konseptual dari Sequence Table Condition rule merupakan clemen masukan yang dipakai sebagai dasar untuk merubah kondisi output. Elemen ini merepresentasikan keadaan input 1 (Closed) atau 0 (open} dari sebuah kondisi yang dinyatakan dengan ¥ atau N. Sequence akan berlangsung apabila semua elemen condition padz urutan sequence terpenuhi, artinya pada bagian ini akan diuji elemen condition apakah dalam keadaan Y atau N. Apabila semua elemen condition pada step number yang bersangkutan dalam table PPSDM MICAS sequence sesua dengan kondisi yang ada dalam plant atau dalam memory processor, maka sinyal action akan diubah sesual dengen table yang diberikan Condition rule dapat herupa condition dari cantact yang herasal dari card diskrit atau dari timer software. Selain itu kondisi dari elemen feedback yang dibandingkan dengan nilai tertentu melalui relation software. Action rule merupakan elemen keluaran yang nantinya dapat dihubungkan dengan panel keluaran atau juga ke suatu actuator melalui diskrit card. Representasi nilai ¥ adalah menjadi closed atau 1, nilai N adalah merubah menjadi Open atau 0. Elermen Keluaran selain menggunakan contact pada ST card juga dapat dikeluarkan pada an ‘jdtor atau operator guide message juga untuk menjelankan lembar sequence table berikutnya atau ke unit computasi. Selain itu dapat juga dikelurakan action ke element feedback yaitu untuk merubel operation MAN atau AUT dan lai lain, Kondisi keluaran action dapat dibuat dalam beberapa pola yaitu non-latch, latch, flashing atau one-shot output, yaitu dengan menuliskan kode L, H, F atau P dibelakang sinyal action pada sequence table. 3.5, Rangkuman Input indicator pada tampilan DCS adalah representasi indicator konvensional yang mengindikasikan nila proses pada plant. Function block ini menerima masukan dari sinyal /O card atau dari elemen feedback control yang lain. PID controller adalah controller vang paling banyak digunakan pada pengendalian proses. Pemilihan mode pengendalian tipe controller ini dapat dilakukan dengan cara memberikan nilai tertentu untuk propotional band-nva, time integralnva, dan time derivative-nya. ON/OFF Controller menghasilkan sinyal output ke target berupa keadaan ON dan OFF saja. Atau akan menghasilkan suatu nilai 0% dan 100% saja Merupakan suatu unit yang memberikan keluaran manipulated (MV) secara manual INi dapat digunakan sebagai remote setting atau operasi manual pada final control element. Umumnya terdapat tiga jenis manual loader yaitu MLD, dan manual loader dengan indicator input yaitu MLD-PVI, serta auto. manual station yaitu MLD-SW. ‘Sinyal selector merupakan implementasi dari peralatan switch dalam peralatan instrumentasi analog. Selector switch ini akan memilih sinyal masukan berdaserakan perintah pemilih sinyal dari SV. Hasil pemilinan sinyal akan dikirimkan untuk selanjutnya dikeluarkan melalui bagian keluaran. Dalam sinyal selector ini terdapat juga pilinan auto PPSDM MICAS selector yang dapat memilih sinyal input sesuai yang dikenhedaki yaitu Low (L), High (H), atau Medium (M). Unit Camputasi melakuikanperhitungan terhadap sinyal input intuk dihasilkan sinyal output sesuai yang dikehendaki. Pada DCS biasanya disediakan function block untuk kamputasi sehagai keperpuian pengendalian seperti |AG, LD, DIAY dan lain-lain Element Squence Control merupakan implementasi dari peralatan instrument diskrit. Elemen ini selain diperoleh dari kondisi masukan /O diskrit modul juga dapat diwujudkan dari masukan unit analog 1/0 yailu dengan mendiskritkan sinyal lersebut dengan suatu pembanding. Output dari element ini adalah kondisi ¥ atau N yang merepresentasikan output Norirally Closed atau Normally Open dari sebuah diskrit input atau Output. 3.6, Latihan Soal 1, _Jelaskan fungsi PID Controller pada DCS! Jelaskan cara kerja Manual Loader pada DCS! 3. Apakah yang dimaksud dengan selector switch pada OCS! 4. Apakah fungsi yang digunakan untuk memanipulasi output dari PID Controller? 5. lelaskan apa yang dimaksud dengan cond sequence table. n rule dan action rule pada

You might also like