You are on page 1of 5
* “68 2, Pelaksanaan Pelaksanaan DAK Fisie Bidang Sanitasi dapat dilakukan dengan swakelola dan kontraktual a. Swakelola Pelaksanaan swaktlola dlaicakan melalui kontrak kerja antara Pejabat Pembuat Komitmen (PP) dan Kelompole Swadaya Masyaralcat (KSM) yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat’ dan ditetapkan felalul Surat Keputusan (SK) Pengguna Anggsran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), . Kontraktual Pelaksanaan kontraktual mengacu pada peraturan/pedoman yang ssudah ada, €. Kontraktual Padat Karya Pelaksanaan kontraktual mengacu pada peraturan/pedoman yang ‘Sudan ada dan memaksimalken pemanfaatan tenaga kerja veteuspat Penyedia jesa dengan mandor, kepala tukang dan tukang, Penyedia jaca ‘mengumamian pendaftaran calon pekerja dari, masvaraleat Hanya jika masyarakcat tidak berminat bekerja, maka penyedia jasa dapat merekrut tenaga kerja 10.5. Penilaian Kinerja Pelaksanaan Kegiatan XKinerja pelaksanaan teknis adalah hasil pelaksanaan DAK Fisik Bidang Sanitasi yang sesuai dengan spesiikasi teknis dan peraturan perundangan yang berlak, Jdapun indikator ouput dan outcome masing-masing bidang sebagai berikut: 1. indikator output: jumiah sarana prasarana sanitasi (unit); dan 2. indikatar outcome: calcupan pelayanan (jw 11, BIDANG IRIGAST 11.4, Arah Kebljakan Kebijakan DAK Fisik Bidang lrigasi diarahkan untuk mendulung sasaran priontas pembangunan nasional yang tertang dalam RPJMIN 2015-2019 dan Rawacita, yeitu untuk menduleang prioritas nasional Kedaulatan Pangan. 11.2. Tajuan & nenuatteSIOEN “166 - 11.2, ‘Tyjuan dan Sasaran DAK Fisik Bidang Irigasi untuk mendukung Kedauletan pangan yang pelaksanaannya dilakulean melalui kegiatan pembangunan, peningkatan dan Fehabilitasi jarngan irigasi yang menjadi kewenangan daerah untuk mencapei target nasional pembangunan irigasi 1 (satu) juta ha dan rehabilitasiigast 3 (ga) juta ha, 11.3, Ruang Lingkup Kegiatan 11.3.1, Deskripsi Menu Keglatan Menu kegiatan DAK Fisik Bidang trigasi untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota ‘adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan Jaringan Irigasi Merupalan seluruh kegiatan penyediaan irigasi di wilayah tertenta yang belum ada jaringan iigasinya 2. Peningkatan Jaringan Irigasi Peningkatan Jaringan Trigasi adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan ‘condisijaringan irigasi yang sudah ada dalam rangkn meningletkan Indeks Pertanaman (IP) atau kegiatan menambah Tuas areal pelayanan pada Jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubshan ieondieilinglaangan daerah irigasi Rehabilitasi Jaringan Irigasi adalah Kegiatan perbailean jaringan irigasi guna mengembalilan fungsi dan kondisi pelayanan irigasi seperti semua. 11.3.2, Kriteria Lokasi Prioritas Kritera lokasi prioritas nasional sesuai RPJMN 2015-2019 dan Nawacita, maka DAK Fisik Bidang Irigasi diarahkan untuk mendukung sasaran_priorites nasional, Kriteria lokas) priortas untuk Kegiatan pembaneunan/peningkatan Jaringan irigasi baru, adalah: 1. Kedaulatan Pangan 15 (lima belas) Provinsi lumbung pangan nasional (sentra produksi padi) dengan produksi padi terbesar berdasarkan data BPS tahun Doi, b, 284 >A = 167 - 284 (dua ratus delapan puluh empat) Daerah Pengembangan Padi berdasarkan Kepmentan Nomior 830/Kpts/RC.040/ 12/2016 tentang ‘Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional 2. Daerah Tertinggal sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015, tentang Penetapan Daerah Tertinggal tahun 2015-2019. 9. Daerah Kepulauan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau ‘Terluar dan Keputusan Presiden Republi Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau ~ Pulau Keel Tecluar. 4. Daerah Mislein Kabupaten/Kota yang memiltitingkat kemiskinan lebih besar dati tingkat kemiskinan nasional, yakni 10,64% berdasarkan Survei Sosial Ekonoed Nasional (Susenas) Rison Maret 2017, Kriteriafokasi untuk kegiatan rehabiltasi jaringnn irigasi, adalah Daerah yang ‘memiliki dacrah irigasi kewenangan berdasarkan Peraiuran Menter! PUPS Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irignsi 11.4. Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Tata cara pelaksanaan kegiatan DAK Fisk Bidang Irigasi, meliput: 1, pembangunan bara jaringan irigasi dan rawa dengan perayaratan selaurang-kurangnya sebagai berlut: ada potensi sumber aimya; b. kesuburan lahan yang cukup: © ada petani penggarap; 4d. sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah, 2. peningkatan jaringan irigasi dengan ketentuan meningkatkan Indeks Pertanaman ((P) atau menambah luas ateal pelayanen. 3. rehabilitas!jaringan irigast dan rawa dapat dilakukan jika kondisi baile suatt jaringan 60% ata tinglat kerusalsan =40%. 4. alokasi dana Operasi dan Pemeliharnan jaringan irigasi wajib disediakan ‘melalui APBD oleh masing-masing Organieasi Pemerintah Decrah (OPD} penerima DAK Fisik Bidang Irgasi, 5. pembagian ts REPUdit INDONESIA ~ 168, ppembagian kewenangan pengembangan dan pengelolaan sistem irgasi Derdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai beret 1, pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya keurang dari 1000 Ha dalaan 1 {satu} ‘daerah Kabupaten, Kota; b. pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang tuasnya 1000 Ha ~ 4000 Ha, dan daerah Irigasilintas daerah Kabupaten Kota; dan, © pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder ppada daerab irigasi yang luasnya lebih dari 2000 Ha, dacrah irigasi Iintas daerah Proving, daerah irigasi intas negara, dan daerah irigasi strategis nasional Berdaserlean Peraturan Menteri Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria, dan Penetapan Status Daerah Irigasi, terdapat 56.291 Daerah Irigasi (Dl) ongan total Iuasan 9.136.026 Ula tev ‘a. Irigasi Permukaan: 47.745 DI dengan Iias 4.768.647 Ha, Dari total terscbut, 46.761 DI dengan fuss 3.663.173 Ha merupakan ‘kewenangan Kabupaten/Kota, dan 984 DI dengan huss 1.105.474 Ha ‘merupakan kewenangan Provinsi; b. Irigasi Rawa: 2.117 DI dengan Iuas 039.921 Ha, Dati total tersebut, 1.876 DI dengan iuas 516.619 Ha merupakan kewenangan Kabupaten/Kota, dan 241 DI dengan Iuas 423.302 Ha merupalan kewenangan Provinsi; © Irigasi Air Tanah: 5.659 DI dengan Iuas 113.600 Ha, semuanya ‘merupakan kewenangan Kabupsten/ Kota; 4. Irignsi Pompa: 39 DI dengan luas 7.503 Ha, Dari total tersebut, 37 DI dengan luas 5.198 Ha merupakan kewenangan Kabupaten/Kota, dan 2 Di dengan iuas 2.305 Ha merupakaan kewenangan Provinsi; © Irigasi Tabak: 882 325 DI dengan luas 189.747 169.825 Ha. Dari total tersebut, 256 DI dengan luas 60.439 Ha merupakan kewenangan Kabupaten/Kota, dan 69 DI dengan luas 103.286 Ha merupakan eewenangan Provinsi, bagi Dacrah Pemekaran, Pemerintah Daerah yang _mengusulkan Pembengunan/Rehabilitasi/Peningkatan, harus mendapat persetujuan ddan kesepakatan dengan Pemerintah Daerah yang memilki Kewenangan sambilmenunggu revisi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Krteria dan Penetapan Status Dacrah Irigasi. 7. ka °9 ~ 169 - 7. _jika Kabupaten Kota mengusuillan pemanfaatan DAK Fisik Bidang Irigast ‘untuk menangani kegiatan di dacrah irigasi yang bukan kewenangannya, maka: ‘ja daerah irigasi tersebut kewenangan Provinsi maka Kabupaten/ Kota tersebut harus mendapat persetujuan dari Dinas PU/PSDA Provinsi; ‘jk daerah irigasitersebut kewenangan pusat maka Kabupaten/Kota fersebut harus mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan mengkoordinasikan usulan tersebut dengan Balai Besar/Ralai Wilayah Sungai terkait. 8, jika Provinsi mengusutkan pemanfastan DAK Fisile Bidang Irigasi untuk ‘enangani kegiatan di dacrah irigasi yang bukan kewenanganny male 2 jika daerah irigasi tersebut kewenangan Kebupaten/Kota maka Provinsi tersebut haras mendapat perectujuan dari Dinas PU/PSDA Kabupaten / Rota, >, _jka daerah irigasitersebut kewenangan pusat maka Provinsi tersebut harus mendapat persetujuan dari Direktorat. Jenderal Sumber Daya Air dan mengkoordinasilean usulan tersebut dengan Balai Besar/Balai ‘Wilayah Sungai terkait 9. etentuan spesifkasi teknis kegiatan DAK Fisik Bidang trigasi mengaca pada peraturan menteri yang menangani urusan pekerjaan Umum ‘mengenai petunjuk operasional penyelenggaraan DAK Fiske Bidang Infrastraier 14.5, Ponilaian Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Kinerja pelalcsansan teknis adalah hasil pelaksanaan DAK Fisik Bidang Irigasi yang sesuai dengan spesifiasi teknis dan peraturan perundangan yang berial ‘Adapun indikator ouput dan outcome sebagai beri 1, indikator output: panjang jaringanirigasi meter, luas penanaman (hekta), jumiah bangunan pelengkap (bua); 2, indikator outcome: luas DI Fungsional (hekia). 12, BIDANG

You might also like