Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Shrimp agroindustry exposed to a variety of complex problems and vulnerable to disruption.To be able to
recognize the risks of each supply chain actors and select an action based on the priorities, a model of
identification and evaluation of risks is needed. The aim of this research is was to produce a model of
identification and evaluation of risk in the shrimp supply chain. Risk identification was done using an approach of
what-if analysis, and risk evaluation was developed using fuzzy modelFMEA. The results showed that farmers
level has the highest probability risk (0.45) as compared to the level of collector (0.29) and processing industry
(0.18). The dominant risk at the farm level is a crop failure due to pests and diseases. Dominant risk at the
collector level is supplier availability and loyalty, While at the processor level the dominant risks are the diversity
of quality of supply and contamination of antibiotics in shrimp This model can be used to identify risk factors and
variables at each level of the supply chain and to determine priority actions for anticipation.
ABSTRAK
Agroindustri udang dihadapkan pada berbagai masalah yang kompleks dan rentan terhadap gangguan.Untuk
dapat mengenali risiko masing-masing pelaku rantai pasok dan memilih tindakan berdasarkan prioritas
diperlukan suatu model identifikasi dan evaluasi risiko.Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan
modelidentifikasidan evaluasirisikorantai pasok udang. Identifikasi risiko akan dilakukan dengan pendekatan
what-if analysis dan evaluasi risiko yang dikembangkan menggunakan model fuzzy FMEA, dengan input data
dari beberapa ahli dan pelaku rantai pasok udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku petani
mempunyai risiko yang paling tinggi dengan probabilitas sebesar 0,45. jika dibandingkan risiko pada tingkat
pedagang pengumpul (0,29) dan risiko agroindustri (0,18). Risiko dominan pada tingkat petani disebabkan oleh
kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit. Pada tingkat pengumpul risiko dominan adalah
keberadaan dan loyalitas pemasok.Sedangkan pada tingkat prosesor risiko dominan adalah keragaman mutu
pasokan dan kontaminasi antibiotik pada komoditi udang. Secara keseluruhan model ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktorrisiko dan variabel pada tiap tingkatan rantai pasok serta memilih tindakan prioritas
sehingga akan diperolehrekomendasi berupa tindakan yang tepat untukmengantisipasinya.
Kata kunci: identifikasi dan evaluasi risiko, rantai pasok udang, fuzzy FMEA
135
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research) Vol. 8 No. 2, Agustus 2014, Hal. 135 – 146
pasok untuk menjalin kerjasama atau melalui kontrak antara pelaku rantai pasok
kontrak dengan pelaku lainnya.Dari uraian udang belum berhasil dalam
di atas, dianggap penting untuk implementasinya karena kegiatan umumnya
memodelkan identifikasi risiko dan evaluasi bersifat project oriented, parsial dan tidak
risiko rantai pasok udang, sebagai langkah berkesinambungan.
awal untuk membuat kontrak berbasis Metode Fuzzy FMEA merupakan
kinerja (melalui pendekatan risiko) diantara salah satu tools yang dapat diterima dengan
pelaku dalam rantai pasok agroindustri baik, Keskin (2009) menyatakan bahwa
udang. penelitian dengan menggunakan logika
Model identifikasi risiko didefinisikan fuzzy akan memperoleh hasil yang lebih
sebagai memetakan karakteristik dan akurat dibandingkan dengan menggunakan
sumber risiko yang menjadi pemicu metode FMEA tradisional. Menurut Xu et al.
efektivitas dan efisiensi kinerja rantai (2002), dan Yeh & Hsieh (2007), beberapa
pasok.Setelah risiko teridentifikasi, kelemahan FMEA tradisional adalah: 1)
dilakukan pengukuran untuk menilai pernyataan dalam FMEA sering subyektif
peluang risiko dan konsekuensi dan kualitatif yang dijelaskan dalam bahasa
risiko.Selanjutnya, dilakukan evaluasi alamiah, 2) ketiga tingkat parameter severity
risikountuk mengendalikan dan mengelola (S), occurrence (O), detectability (D) yang
solusi terhadap hasil kinerja bisnis rantai diasumsikan memiliki kepentingan yang
pasok agroindustri udang (Wu dan sama, ternyata dalam praktiknya bobot
Blackhurst, 2009). kepentingan dari ketiga parameter adalah
Risiko dapat didefinisikan sebagai tidak sama, 3) Nilai Risk Priority Number
suatu ketidakpastian yang akan (RPN) yang sama dihasilkan dari hasil
berpengaruh negatif terhadap pencapaian perkalian tingkat S, O, Dmungkin
sasaran organisasi (Wu dan Blackhurst, menyiratkan representasi risiko yang
2009; Tuncel dan Alpan, 2010). Risiko juga berbeda.
telah dan menjadi isu penting dalam Dari uraian di atas, masalah dalam
manajemen rantai pasok dalam beberapa penelitian ini mencakup faktor-faktor dan
tahun terakhir.Menurut Tang(2006), variabel risiko yang mempengaruhi bisnis
manajemen risikorantai pasok (SCRM) yang udang untuk kontrak antara pelaku rantai
efektiftelah menjadikebutuhan bagi pasok, konsekuensi risiko, serta urutan
perusahaansaat ini. Beberapa penelitian prioritas yang diperoleh dalam evaluasi
mengenai topik identifikasi dan evaluasi risiko yang dilaksanakan secara bersama-
risiko rantai pasok yang telah banyak sama, untuk mencapai tujuan rantai pasok
dilakukan, diantaranya Copp et al., (2005) berupa pemenuhan keinginan konsumen
mengidentifikasi dan assessment risiko (responsiveness). Penelitian ini bertujuan
dengan metode hazard; Adhitya et al., untuk mengetahui karakteristik & sumber
(2009) melakukan identifikasi risiko rantai risiko, konsekuensi risiko, mengendalikan
pasok dengan analisis hazard operability risiko dominan dan mengelola solusi kinerja
(HAZOP); Yeh dan Hsieh (2007) bisnis rantai pasok agroindustri udang.
mengaplikasikan FMEA dan fuzzy theory
untuk assessment risiko; Wang et al., METODE
(2009) mengaplikasikan Fuzzy FMEA dalam
mengevaluasi risiko; Tang dan Musa (2011) Kerangka Pemikiran
telah mengidentifikasi isu-isu risiko dan
kemajuan penelitian dalam manajemen Dalam merancang model identifikasi
risiko rantai pasok. Secara khusus, Fitrianto risiko yang efektif dan efisien, persyaratan
dan Hadi (2012) juga telah melakukan utama yang dilakukan adalah memetakan
kajian awal terhadap risiko rantai pasok karakteristik dan sumber risiko yang
udang sebelum dan sesudah bencana menjadi pemicu kinerja rantai pasok (Wu
lumpur. Sedangkan, kajian-kajian atau dan Blackhurst, 2009). Setelah risiko
upaya yang telah dilakukan oleh beberapa teridentifikasi, dilakukan pengukuran untuk
pelaku seperti pemerintah daerah, asosiasi, menilai peluang risiko dan menganalisis
agroindustri untuk meningkatkan daya saing konsekuensi risikodengan mengidentifikasi
136
Identifikasi Dan Evaluasi Risiko… (Syarifuddin Nasution, dkk)
semua dampak yang mungkin terhadap faktor risiko yang sangat berpengaruh
pelaku rantai pasok.Kemudian, terhadap setiap risiko tingkatan rantai
mengevaluasi risiko untuk mengendalikan pasok. Langkah-langkah identifikasi risiko
dan mengelola solusi terhadap hasil kinerja dapat dijelaskan pada Gambar 2.
bisnis rantai pasok agroindustri udang Pada penelitian ini identifikasi risiko rantai
(Wang et al., 2009; Wu dan Blackhurst, pasok dilakukan dengan menggunakan
2009).Kerangka penelitian ini dapat dilihat What-if analysis (analisis sebab-
pada Gambar 1. akibat).Penyusunan analisis sebab-akibat
pada penelitian ini dilakukan analisa
terhadap dari permasalahan yang terjadi.
Pada proses ini terdapat pembuatan
diagram fishbone yang dilakukan dengan
cara brainstorming dari pihak pelaku rantai
pasok udang yang berkaitan dengan
masalah risiko untuk menemukan
penyebab-penyebab dari risiko yang
dihasilkan.
Tahapan Penelitian
Model Identifikasi Risiko Rantai Pasok Model evaluasi risiko rantai pasok
Agroindustri Udang digunakan untuk mengukur tingkat risiko
setiap variabel risiko rantai pasok. Evaluasi
Model identifikasi risiko rantai pasok risiko ini diperlukan agar dapat memilih
udang bertujuan untuk mengidentifikasi dan tindakan manajemen berdasarkan prioritas
menentukan variabel-variabel dari setiap yang sesuai dengan faktor-faktor risiko yang
telah teridentifikasi. Langkah-langkah
137
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research) Vol. 8 No. 2, Agustus 2014, Hal. 135 – 146
138
Identifikasi Dan Evaluasi Risiko… (Syarifuddin Nasution, dkk)
139
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research) Vol. 8 No. 2, Agustus 2014, Hal. 135 – 146
(Cooked)dan udang hasil olahan berupa faktor risiko tertinggi di tingkat petani adalah
sushi, breaded dan lain-lain (Pathumnakul risiko kualitas, disusul risiko harga, risiko
et al., 2009).Selanjutnya udang dikemas, kuantitas dan risiko waktu kirim (Gambar 9).
dibekukan pada suhu -500C, dan dikirim ke Untuk mengetahui lebih dalam sumber
negara tujuan sesuai dengan kontrak yang atau variabel risiko dari setiap faktor risiko
telah disepakati sebelumnya.Secara tersebut, maka perlu dilakukan kajian
lengkap struktur dan aktivitas pelaku sistem mendalam terhadap tingkat kejadian dan
rantai pasok udang disajikan pada Gambar dampak dari setiap variabel risikonya.
7. Risiko kualitas pada tingkat petani
dipengaruhi oleh kerusakan udang akibat
pengiriman terlalu lama di jalan, terjadinya
pembusukan akibat kurangnya pendingin,
dan kerusakan akibat penanganan udang
saat panen. Risiko harga di tingkat petani
dipengaruhi oleh rendahnya mutu pasokan,
melimpahnya pasokan pada musim panen
dan kenaikan harga akibat nilai tukar dan
inflasi. Risiko kuantitas di tingkat petani
dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu
kegagalan panen, produktifitas rendah
akibat benur berkualitasrendah dan
Gambar 7. Struktur jaringan rantai ketersediaan saprodi. Sedangkan risiko
pasokudang waktu kirim di tingkat petani bersumber dari
jarak angkut, kerusakan infrastruktur jalan
Rantai pasok udang memiliki ciri khas yang menyebabkan keterlambatan
berupa rantai hidup mulai dari hatchery pengiriman akibat terlalu lama di jalan.
(pembenihan) sampai proses pembesaran Hasil evaluasi variabel risikodominan
(budidaya) di tambak, kemudian mulai dari di tingkat petani dapat diperlihatkanpada
pemanenan udang di tambak sampai ke Tabel 2, risiko dominan yang dihadapi
tangan konsumen dalam bentuk beku (cold petani dalam rantai pasok udang adalah
chain), sehingga pengelolaan rantai pasok risiko kegagalan panen yang disebabkan
udang menjadi lebih kompleks. serangan hama dan penyakit. Risiko
kegagalan panen ini umumnya diawali oleh
Identifikasi Risiko Rantai Pasok Udang penurunan kualitas lingkungan perairan,
yangbisa berdampak pada kematian udang
Hasil identifikasi risikoberdasarkan yang disebabkan cemaran atau polusi.
brainstormingpada pelaku rantai pasok Cemaran atau polusi ini juga menjadi
agroindustri udang berupagangguan, pemicu berkembangnya organisme
penyebab dan akibat dapat dilihat pada penyebab penyakit (patogen) seperti virus,
Tabel 1.Hasil tersebut dianalisa bakteri, jamur dan protozoa, yang pada
berdasarkan kelompok faktor risiko yang akhirnya juga menyebabkan kematian
terdiri dari kualitas, kuantitas, waktu kirim udang (kegagalan panen). Untuk
dan harga, kemudian disusun ke mengurangi dampak akibat penyakit udang,
dalambentuk diagram fishbone, seperti umumnya dilakukan sanitasi lingkungan
pada Gambar 8. perairan dan pemberian obat-
obatan.Namun, pemberian obat-obatan
Analisis Risiko Tingkat Petani berupa bahan kimia yang melebihi dosis
dapat menyebabkan residu bahan kimia
Analisis risiko pada tingkat petani pada komoditi/produk udang yang pada
dilakukan untuk mengetahui faktor dan gilirannya menyebabkan rendahnya kualitas
variabel risiko yang dihadapi oleh petani pasokan bahan baku, seperti kasus
dalam pengadaan bahan baku berdasarkan kontaminasi antibiotik pada produk udang.
kontrak antara pelaku rantai pasok.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peluang
140
Identifikasi Dan Evaluasi Risiko… (Syarifuddin Nasution, dkk)
141
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research) Vol. 8 No. 2, Agustus 2014, Hal. 135 – 146
1,00
0,75
Tingkat Risiko
0,00
Risiko Risiko Risiko Risiko
Kualitas Kuantitas Waktu Kirim Harga
Faktor risiko
Analisis Risiko Tingkat Pengumpul lengkap dari hasil identifikasi risiko pada
tingkat pedagang pengumpul dapat dilihat
Berdasarkan identifikasi risiko pada pada Gambar 10
tingkat pedagang pengumpul diperoleh Risiko kuantitas di tingkat pedagang
empat faktor risiko yang dihadapi oleh pengumpul dipengaruhi oleh keberadaan
pedagang pengumpul dalam rantai pasok pemasok, loyalitas pemasok dan
udang yaitu risiko kualitas, risiko kuantitas, ketidakpastian permintaan. Risiko harga di
risiko waktu kirim dan risiko harga.Nilai tingkat pedagang pengumpul dipengaruhi
142
Identifikasi Dan Evaluasi Risiko… (Syarifuddin Nasution, dkk)
oleh fluktuasi harga, nilai tukar dan inflasi risiko waktu kirim seperti pada Gambar
serta kelancaran pembayaran. Risiko 11.Risiko kuantitas di tingkat prosesor dan
kualitas pada tingkat pedagang pengumpul eksportir dipengaruhi oleh keberadaan dan
dipengaruhi oleh keragaman mutu pasokan, loyalitas pemasok, tidak terpenuhinya
penanganan (handling) dan udang yang permintaan. Risiko harga di tingkat
ganti kulit (moulting). Sedangkan risiko agroindustri dan eksportir dipengaruhi oleh
waktu kirim pada tingkat pedagang nilai tukar (kurs), fluktuasi harga bahan
pengumpul dipengaruhi oleh pemenuhan baku. Risiko kualitas dipegaruhi oleh tingkat
permintaan, ketersediaan bahan baku, dan keragaman mutu pasokan, masih
sarana transportasi. ditemukannya udang yang moulting, dan
Berdasarkan Tabel 3, risiko dominan kerusakan akibat proses produksi.
di tingkat pedagang pengumpul adalah Sedangkan risiko waktu kirim di tingkat
risiko keberadaan dan loyalitas pemasok prosesor dan eksportir dipengaruhi oleh
yang memasok bahan baku ke pengumpul. keterlambatan pengiriman akibat
Sebagian besar pemasok terdiri para petani kekurangan kapasitas angkut, sarana
berukuran kecil, oleh karena itu sebuah pengiriman dan cara pengiriman.
pedagang pengumpul mungkin harus Berdasarkan Tabel 4, risiko dominan
bekerjasama dengan pada prosesor dan eksportir adalah
puluhanbahkanratusan petani untuk keragaman mutu pasokan dan kontaminasi
memenuhi pesanan dari agroindustri udang. udang berupa antibiotik. Keragaman mutu
Risiko terkait keberadaan dan loyalitas pasokan umumnya disebabkan oleh
petani umumnya berkaitan dengan harga banyaknya jumlah pedagang pengumpul
udang dan pola pembayaran udang ke yang menjual (memasok) udang yang
petani. Untuk mengatasi risiko tersebut diperoleh dari petani ke agroindustri dan
biasanya pihak pengumpul biasanya selalu eksportir.Untuk mengatasi risiko
meng-update harga udang, pembayaran keberagaman mutu pasokan yang diterima
tunai dan dan adanya program pembinaan prosesor dan eksportir, biasanya pada
petani untuk meningkatkan produksi. tingkat pedagang pengumpul sudah
melakukan sortasi awal berdasarkan jenis,
Analisis Risiko Tingkat Prosesor ukuran dan mutu udang atas beberapa
grade. Untuk menyamakan standar
Berdasarkan hasil perhitungan padatingkat pemasok, diperlukan peran
diperoleh bahwa tingkat risiko tertinggi di prosesor untuk membuat standarisasi mutu
tingkat prosesor dan eksportir adalah risiko bahan baku udang.
kuantitas, risiko harga, risiko kualitas dan
1,00
0,75
Tingkat Risiko
0,50 0,38
0,29
0,25 0,18 0,15
0,00
Risiko Risiko Risiko Risiko
Kualitas Kuantitas Waktu Kirim Harga
Faktor risiko
143
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research) Vol. 8 No. 2, Agustus 2014, Hal. 135 – 146
Gambar 12.Histogram perbandingan tingkat risiko berdasarkan faktor risiko rantai pasok
udang
144
Identifikasi Dan Evaluasi Risiko… (Syarifuddin Nasution, dkk)
Risiko harga juga penting dalam rantai seluruh pelaku rantai pasok udang adalah
pasok udang, karena komoditas udang dengan mengaplikasikan model kontrak
mempunyai harga yang cenderung fluktuatif berbasiskinerja, sehingga masing-masing
akibat dari ketersediaan udang bersifat pelaku mengetahui spesifikasi produk yang
musiman. Di lain pihak, permintaan dibutuhkan, waktu penyerahan dan harga
konsumen (ekspor) untuk memenuhi yang menguntungkan berdasarkan ukuran
kebutuhan konsumen luar negeri bisnis.
mempunyai siklus yang dimulai pada bulan
April dan mencapai puncaknya menjelang KESIMPULAN
akhir tahun. Pemenuhan spesifikasi
permintaan konsumen (ekspor) meliputi Berdasarkan what-if analysis dan
kualitas, kuantitas dan waktu kirim dengan fuzzy FMEA dapat disimpulkan bahwa,
harga yang sudah disepakati. risiko utama dalam rantai pasok udang
Risiko waktu kirim dalam rantai pasok adalah kualitas, kuantitas, harga, dan waktu
udang, di antaranya gangguan berupa kirim.Pada pelaku petani tingkat risiko
infrastruktur jalan yang mengakibatkan tertinggi pada risiko kualitas (0,42), pelaku
kerusakan saat pengirman berupa mulai pedagang pengumpul tingkat risiko tertinggi
terjadinya pembusukan yang disebabkan pada risiko kuantitas (0,34), sedangkan
pendingin udang (es curah) yang kurang pelaku prosesor tingkat risiko tertinggi
memadai dan terlalu lama di jalan yang adalah risiko kuantitas (0,38).
disebabkan penjadwalan yang kurang baik. Evaluasi risiko (risiko prioritas yang
harus dikendalikan) pada seluruh pelaku
Implikasi Manajerial rantai pasok agroindustri udang adalah
pada pelaku petani berupa, kegagalan
Salah satu kontribusi dari penelitian ini panen akibat serangan hama dan penyakit.
adalah memberikan rekomendasi kepada Keberadaan dan loyalitas pemasok yang
pelaku rantai pasok udang dalam bentuk rendah merupakan risiko dominan untuk
implikasi manajerial.Implikasi manajerial pelaku pedagang pengumpul.Pada pelaku
manajemen risiko rantai pasok udang prosesor, risiko dominan adalah keragaman
adalah perlunya mekanisme yang tepat mutu pasokan dan adanya kontaminasi
untuk mengendalikan risiko dominan pada antibiotika pada komoditi dan produk udang.
rantai pasok udang. Pada tingkat Dari sisi implikasi manajerial, seluruh
petani,berupa perbaikan sistem budidaya stakeholders yang terlibat seperti petani,
dengan tindakan nyata melakukan pelatihan pedagang pengumpul, prosesor dan
secara berkala mengenai teknik eksportir harus mengaplikasikan model
pencegahan dan penganggulangan kontrak berbasis kinerja, sehingga masing-
serangan hama dan penyakit, pengelolaan masing pelaku mengetahui spesifikasi
kualitas lingkungan perairan. Pada tingkat produk yang dibutuhkan, waktu penyerahan
pedagang pengumpul, untuk meningkatkan dan harga yang menguntungkan
loyalitas pemasok dengan tindakan berupa berdasarkan ukuran bisnis.
harga udang yang kompetitif, pembayaran
tunai dan adanya program-program SARAN
pembinaan petani untuk meningkatkan
produksi. Sedangkan pada tingkat prosesor, Diperlukan penelitian lanjutan
peningkatan mutu dengan tindakan nyata mengenai evaluasi risiko rantai pasok
berupa penerapan sortasi dan handling agroindustri udangdengan justifikasi risiko
yang tidak menyebabkan cacat/rusak organ prioritas yang harus dikendalikan dengan
udangdan pengaturan suhu agar tetap menggunakan pareto.
terjaga pada kondisi dingin (cold
chain).Kemudian,tindakan lain berupa UCAPAN TERIMAKASIH
pemisahan cemaran fisik dan udang yang
moulting. Penelitian ini didanai oleh Direktorat
Untuk perbaikan dari sisi kualitas, Pendidikan Tinggi, melalui skema Hibah
kuantitas, waktu kirim,dan harga pada Doktor Tahun 2013-2014.
145
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research) Vol. 8 No. 2, Agustus 2014, Hal. 135 – 146
146