Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Retribusi Angkutan Umum
Manajemen Retribusi Angkutan Umum
Irma Mohammad
Irmamohammad99@yahoo.com
Mahasiswa Program Study Magister Administrasi Publik Program Pascasarjana Universitas Tadulako
Abstract
This research aims at identifying and analyzing the management of public transport
retribution. This research uses descriptive qualitative, Terry’s measurements (2008; 40) consist of
planning, organizing, actuating and controlling. Based on data collection, it was concluded that
the implementation of the planning function in the context of preparing the work program of the
retribution amount targets of public transport, has not been implemented based on a feasibility
study by identifying, presenting alternative options, and then setting it up. In a sense, targeting
public transport retribution revenues has not applied planning functions conceptually yet.
Implementation of the organizing functions or organizing people involved in the activity of the
targets achievement of public transport retribution has been conducted well but it has not been
able to integrate the duties and functions of field workers with proper remuneration.
Implementation of actuating function by the leader is merely directed at achieving the target of
public transport retribution, and it is not focused on how to move staff or officer by fulfilling the
needs adequately. Implementation of the supervision function has not been conducted effectively
because it tends to be done indirectly in the form of oral and written reports. While direct
supervision is being left entirely to the coordinator of field supervisors who are vulnerable to abuse
the authority. Based on these descriptions, it indicates that the implementation of functions of
management in the management of public transport retribution is not maximal yet, and it is
causing the retribution targeted annually is not achieved.
Keywords: Planning, Organizing, Direction and Controling, retribution, Public Transport.
Salah satu sumber penerimaan yang Nomor 34 Tahun 2000, tentang Pajak Daerah
menjadi andalan daerah antara lain berasal dan Retribusi Daerah. Peraturan
dari sektor retribusi selain pajak. Penerimaan pelaksanaannya tertuang pada Peraturan
yang bersumber dari sektor retribusi Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65
mempunyai potensi yang cukup besar Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, untuk
sehingga dibutuhkan upaya untuk dapat kemudian disempurnakan lagi dengan
meningkatkan penerimaan. Disisi lain, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,
berkaitan dengan peningkatan penerimaan tentang Pajak daerah dan Retribusi.
retribusi perlu dibarengi dengan penyediaan Pelaksanaannya diatur dalam Peraturan
fasilitas sarana dan prasarana serta Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66
penyediaan pelayanan yang berkualitas. Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah yang
Penerimaan retribusi daerah didasarkan kemudian disempurnakan lagi dengan
atas ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012,
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 yang tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas
kemudian dirubah dengan Undang-Undang dan Retribusi Perpanjangan Izin Tenaga
189
190 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 189-202 ISSN: 2302-2019
Kerja Asing. Kemudian oleh Pemerintah ditetapkan setiap tahun masih mengalami
Kota Palu menuangkannya dalam Peraturan pasang surut dan belum mampu mencapai
Daerah Nomor 23 tahun 2001, tentang 100 persen. Data tiga tahun terkahir
Retribusi. Dalam ketentuan tersebut, retribusi penerimaan retribusi di Kota Palu,
daerah adalah pungutan daerah sebagai menggambarkan tingkat pencapaian target
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tahun 2012 hanya mampu mencapai 86,04%.
tertentu yang khususnya disediakan dan atau Tahun 2013 penerimaan retribusi menurun
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk drastis hingga mencapai 55,47%. Tahun 2014
kepentingan orang pribadi atau badan. hanya mengalami kenaikan sedikit dari
Sebagai salah satu jenis pungutan yang tahun 2013 yaitu sebesar 58,33%. Data
berpotensi memberikan kontribusi terhadap tersebut menunjukan bahwa, retribusi
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), angkutan umum sebagai salah satu sub sektor
penerimaan retribusi berkaitan dengan sumber penerimaan daerah, belum dapat
manajemen pengelolaannya yang didukung diandalkan untuk meningkatkan pendapatan
oleh penyediaan fasilitas dan jasa yang asli daerah (PAD). Data tersebut menunjukan
disediakan oleh Pemerintah Daerah kepada bahwa, retribusi angkutan umum sebagai
masyarakat berupa pembangunan terminal salah satu sub sektor sumber penerimaan
angkutan umum lengkap dengan ruang daerah, belum dapat diandalkan untuk
tunggu penumpang yang datang dan pergi. meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Penyediaan fasilitas sarana tersebut Kondisi ini sudah tentu sangat
selain dalam rangka meningkatkan memprihatinkan mengingat besarnya
penerimaan retribusi dari sektor angkutan anggaran yang digunakan untuk
umum, juga berkaitan secara langsung menyediakan fasilitas sarana dan prasarana
maupun tidak langsung dengan kemudahan angkutan umum. Disis lain, permasalahan
para pengusaha memperoleh pendapatan pelaksanaan fungsi perencanaan,
yang memadai. Upaya lain untuk pengorganisasian, penggerakkan dan
meningkatkan penerimaan retribusi angkutan pengawasan dalam rangka pencapaian target
umum yang secara langsung dapat penerimaan retribusi angkutan umum, belum
merangsang para pengusaha angkutan umum mempertimbangkan kondisi obyektif
yaitu, pembangunan prasarana jalan, dilapangan, dengan menyajikan pilihan-
jembatan, yang memungkinkan kelancaran pilihan alternatif yang terbaik. Selain itu,
beroperasinya angkutan umum melakukan pimpinan organisasi sebagai
aktivitasnya. Dengan tersedianya sarana dan penanggungjawab belum maksimal
prasarana yang memadai memungkinkan mengarahkan pegawai dan petugas secara
para pengusaha angkutan umum dapat baik dan memastikan mereka mengetahui
memperoleh pendapatan yang memadai, dan apa yang harus dilakukan, serta membantu
pada gilirannya berimbas pada meningkatnya mengembangkan keterampilan -
penerimaan retribusi. Di sisi lain, kelancaran keterampilannya. Dalam menggerakkan
arus angkutan umum mendorong masyarakat petugas dilapangan, belum ada upaya untuk
untuk menggunakan angkutan umum mengembangkan bagaimana agar pegawai
membawa hasil produksinya ke tempat dan petugas lapangan bersedia memberikan
pemasaran. segala-galanya dan bukan sekedar bekerja
Realitasnya, kebijakan penyediaan asal jadi. Disisi lain, fungsi pengawasan
sarana dan prasarana untuk menunjang kurang optimal dalam membantu pegawai
kelancaran arus angkutan umum belum dan petugas lapangan menentukan kemajuan
mampu meningkatkan pendapatan dari sektor menuju ke arah sasaran yang harus dicapai.
retribusi angkutan umum. Target yang
Irma Mohammad, Manajemen Retribusi Angkutan Umum Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi,……………..191
dengan pelaksanaan di lapangan, antara lain kenderaan yang dikenakan retribusi atau yang
mobilitas kenderaan angkutan umum yang melewati terminal setiap hari, maupun dalam
melewati terminal di Kota Palu, tempat dan hal penyusunan rencana penetapan target
tenaga yang ditempatkan di setiap pos penerimaan retribusi. Secara konseptual,
terminal. Berdasarkan identifikasi itu, fungsi perencanaan dimaksudkan untuk
ditetapkan besarnya target pemungutan memberikan kewenangan kepada pimpinan
retribusi terminal yang harus dicapai setiap untuk memutuskan apa yang ingin dicapainya
tahun, kemudian diupayakan agar target dengan melibatkan berbagai stakeholders dan
tersebut dapat tercapai” (wawancara tgl. 23 memperhatikan faktor lingkungan internal
Nopember 2015). dan lingkungan eksternal. Hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dengan informan Fathi Zubaidi, SE,MM,
perencanaan penerimaan retribusi angkutan Sekretaris Dinas, menyatakan sebagai
umum diawali dengan mengidentifikasi berikut:
mobilitas kenderaan angkutan umum yang “Perencanaan dalam rangka penetapan
melewati terminal. Namun, hasil identifikasi besarnya target retribusi yang harus dicapai
itu tidak dijadikan sebagai acuan dalam setiap tahun, disusun berdasarkan jumlah
menentukan besarnya target penerimaan kenderaan umum yang telah memiliki izin
retribusi angkutan umum yang menjadi operasi di Kota Palu terdiri dari ANGKOT,
sasaran. Salah satu sumber pendapatan asli AKAP,AKDP, berdasarkan laporan hasil
daerah yang dianggap potensial untuk penerimaan retribusi tahun sebelumnya.
menggenjot keuangan daerah adalah retribusi Data tersebut yang dijadikan sebagai
angkutan umum. Namun, setiap tahun rujukan alternatif pilihan untuk menetapkan
realisasi penerimaannya tidak pernah besarnya target untuk kemudian setiap tahun
mencapai target sebagaimana telah diuraikan dinaikkan untuk mengantisipasi pertambahan
pada sebelumnya. Hasil wawancara dengan kenderaan umum” (wawancara tgl. 23
informan Mulianto, salah seorang petugas di Nopember 2015).
Pos Terminal Mamboro, menyatakan sebagai Hal yang sama juga diutarakan oleh
berikut: informan Kahar, SE, Kasi Angkutan Bidang
“Seharusnya kami dilibatkan dalam Angkutan & Tehnis, bahwa perencanaan
perencanaan penetapan besarnya target penetapan besarnya target penerimaan
yang harus dicapai setiap tahun. Walaupun retribusi hanya didasarkan atas data jumlah
sudah ada hasil identifikasi melalui survei kenderaan yang telah mengurus izin operasi,
banyaknya kenderaan angkutan umum yang sedang penerimaan retribusi harian tidak
melewati terminal untuk dijadikan sebagai didata secara obyektif di lapangan oleh
data penentuan besarnya target, namun petugas terminal. Berdasarkan data, terdapat
menurut kami, itu hanya dilakukan pada hari sebanyak penumpang yang telah
tertentu. Seharusnya dilakukan setiap hari mendapatkan izin operasi yang wajib
untuk mengetahui rata-rata setiap bulan dipungut retribusi perizinan di Kota Palu.
banyaknya kenderaan yang wajib dikenakan Setiap kenderaan umum dipungut retribusi
retribusi” (wawancara tgl. 26 Nopember berdasarkan kriteria tertentu yaitu, angkutan
2015). kota membayar retribusi Rp 500,- setiap kali
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, lewat, AKDP sebesar Rp. 5.000,-, untuk satu
identifikasi terhadap jumlah kenderaan kali jalan dan AKAP sebesar Rp.15.000,-
angkutan umum yang wajib dikenakan sekali jalan. Demikian pula angkutan
retribusi tidak dihitung secara merata setiap penumpamg antar jemput/sewa khusus sekali
bulan. Disisi lain, petugas Pos terminal tidak berangkat dipungut retribusi sebesar Rp.
dilibatkan baik dalam hal perhitungan jumlah 5.000,- Hasil wawancara dengan informan
Irma Mohammad, Manajemen Retribusi Angkutan Umum Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi,……………..197
Hasan, S, Sos, MM, Kabid Angkutan & dilakukan berdasarkan studi kelayakan
Tehnis, menyatakan sebagai berikut: dengan mengidentifikasi, menyajikan
“Perencanaan penetapan besarnya target alternatif pilihan, kemudian baru
penerimaan retribusi angkutan umum menetapkannya. Penetapan target penerimaan
dirapatkan oleh pimpinan dengan Kepala- retribusi angkutan umum belum menerapkan
Kepala Bidang terkait termasuk Kepala fungsi perencanaan secara konseptual.
terminal. Kepala terminal memberikan data Menurut Syamsi (1994:73), merencanakan
hasil rekapitulasi terhadap hasil pungutan berarti memikirkan dan membuat langkah-
retribusi terminal setiap 1 minggu sekali dan langkah yang perlu dilakukan sebelum
1 bulan sekali” (wawancara tgl. 23 melaksanakan kerja nyata direalisasikan.
Nopember 2015). Perencanaan merupakan persiapan-persiapan
Hal itu juga dutarakan okleh informan dari pada pelaksanaan suatu tujuan, dan
Ibrahim L, Kepala UPTD merupakan suatu perumusan dari persoalan-
Terminal,wallaupun perencanaan penetapan persoalan tentang apa dan bagaimana sesuatu
besarnya target penerimaan retribusi pekerjaan hendak dilaksanakan, merupakan
angkutan dilakukan melalui rapat pimpinan pedoman sesuatu pekerjaan yang hendak
dan menghadirkan Kepala Terminal, namun dilaksanakan, serta merupakan suatu
tidak didukung oleh data hasil studi persiapan untuk tindakan-tindakan
kelayakan dilokasi terminal terlebih dahulu. kemudian.
Target yang telah diusulkan dirumuskan
berdasarkan data angkutan umum yang telah Pelaksanaan Fungsi Pengorganisasian
mengurus izin operasi, dan hasil rekapitulasi Pengorganisasian sebagai fungsi kedua
penerimaan retribusi setiap bulan oleh Kepala manajemen adalah aktivitas
Terminal. Petugas mengalami kesulitan mengorganisasikan orang-orang yang terlibat
mencapai target jika pentapan besarnya target dalam pencapaian target penerimaan retribusi
yang direncanakan itu didasarkan atas jumlah dan menyatupadukan tugas serta fungsi para
kenderaan umum yang beroperasi di Kota petugas melalui pembagian tugas, wewenang,
Palu. Tidak semua kenderaan umum yang dan tanggung jawab secara terperinci dan
melewati pos-pos penjagaan terminal terintegrasikan hubungan-hubungan kerja
membayar retribusi dengan alasan belum yang sinergis, koperatif yang harmonis dan
mendapatkan penumpang, terutama seirama dalam mencapai tujuan.
kenderaan angkutan kota.Berdasarkan Pengorganisasian tersebut tergambar dalam
pengamatan peneliti dilapangan, setiap struktur organisasi, sebagaimana diutarakan
kenderaan umum yang melewati pos terminal oleh informan Mulianto, Pos Terminal
ditahan oleh petugas, akan tetapi ada yang Mamboro/staf, menyatakan bahwa:
tidak membayar retribusi terutama angkutan “Pengorganisasian dari tugas dan fungsi
kota. Pada dasarnya tidak ada alasan bagi secara keseluruhan tercantum struktur
setiap kenderaan angkutan umum jika organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi
melewati pos terminal harus membayar dan Informatika Kota Palu, berdasarkan
retribusi. Kasus beberapa angkutan umum Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 5 Tahun
yang beroperasi di sekitar kota Palu tidak 2008 Pasal 14, yang terorganisir mulai dari
membayar retribusi merupakan kebijakan Kepala Dinas, Sekretaris, para Kepala
petugas, karena alasan belum ada Bidang, para Kepala Seksi, dan para Kepala
pendapatan. UPTD, beserta stafnya sehingga seluruh
Perencanaan dalam rangka penyusunan tugas dibagi habis hingga ke tingkat paling
program kerja penetapan besarnya target bawah (dilapangan/pos-pos terminal)”
penerimaan retribusi, belum optimal (wawancara tgl. 26 Nopember 2015).
198 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 189-202 ISSN: 2302-2019
Hal yang sama juga diutarakan oleh orang pada tugas yang harus dilaksanakan
informan Hasan, S, Sos, MM, Kabid sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,
Angkutan & Tehnis, pengorganisasian tugas sudah dilakukan sesuai ketentuan yang ada
dari pimpinan hingga ke tingkat bawah yaitu secara bergiliran, namun belum mampu
(dilapangan/pos-pos terminal) sudah tersusun memotivasi para petugas lapangan karena
sesuai struktur organisasi Dinas yang status kepegawaian mereka yang masih non
dituangkan dalam Peraturan Daerah. Petugas PNS. Petugas di pos-pos terminal adalah
lapangan yang ada di setiap pos terminal manusia biasa yang dalam kehidupannya
secara struktur berada dibawah langsung menginginkan kehidupan yang lebih baik.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Hal itu ditegaskan oleh Wrihatnolo &
(UPTD) Terminal, dan dikoordinasikan oleh Nugroho (2006:1), kehidupan yang baik
Kepala Bidang Angkutan & Teknis yang merupakan kehendak manusia yang paling
menggambarkan wewenang dan tanggung hakiki. Tiada satupun manusia dan bangsa di
jawab yang jelas, serta sumber daya manusia dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan
dan materil yang dibutuhkan dapat diketahui. yang sedang dijalaninya untuk menjadi lebih
Berarti pengorganisasian sebagai fungsi baik – lebih sejahtera dan lebih bahagia –
kedua dari manajemen menjelaskan tugas serta tidak mengharapkan akan merasakan
yang harus dilaksanakan dan mengetahui kehidupan di masa depan dengan lebih baik
siapa yang bertanggungjawab atas tugas lagi. Hasil wawancara dengan informan
tersebut hingga ke tingkat paling bawah Ajengkris,SE,MM, Kepala Dinas,
(pelaksana). Hasil wawancara dengan menyatakan bahwa:
informan Ibrahim L, Kepala UPTD Terminal, “Kami selama ini mengalami kesulitan untuk
menyatakan bahwa: mengangkat petugas lapangan yang sebagian
“Pembagian kerja di UPTD terminal besar berstatus honor, karena terbatasnya
berkaitan dengan pencapaian target kuota pegawai menjadi Pegawai Negeri Sipil
penerimaan retribusi, disusun dalam bentuk (PNS). Disinilah hambatan utama kami untuk
uraian tugas dan jadwal bulanan yang jelas kelancaran tugas pencapaian target
sehingga mudah diketahui siapa yang akan penerimaan retribusi angkutan umum di Kota
bertugas di pos terminal pada setiap hari Palu ini(wawancara tgl. 23 Nopember 2015).
selama 12 jam kerja secara bergiliran. Hal yang sama juga disampaikan oleh
Pembagian kerja hingga ke petugas di setiap informan Fathi Zubaidi, SE,MM, Sekretaris
pos terminal yang ada di Kota Palu” Dinas Perhubungan Komunikasi dan
(wawancara tgl. 25 Nopember 2015). Informatika Kota Palu, tentang sulitnya
Hal itu juga dikemukakan oleh mengangkat pegawai honor menjadi PNS.
informan Kahar, SE, Kasi Angkutan Bidang Berarti, hambatan dalam pelaksanaan tugas
Angkutan dan Teknis, walaupun sudah ada di lapangan khususnya di pos-pos terminal
pengelompokkan (pembagian) kerja masih disebabkan status kepegawaian. Hal inilah
sering terjadi dilapangan para petugasnya yang paling penting perlu diatur dalam unsur
tidak mengikuti jadwal bergiliran. Tugas manajemen tersebut, yaitu sumber daya
disetiap pos terminal ini sangat berat dari manusia pelaksana. Hasibuan (2002:10)
pagi hingga sore menjelang malam giliran menekankan bahwa, manusia selalu berperan
untuk tugas sore (menjelang malam) hingga aktif dan dominan dalam setiap kegiatan
pagi hari berada di pos terminal. Tugas yang organisasi karena manusia menjadi
sangat berat itu tidak seimbang dengan honor perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya
yang mereka terima. Umumnya petugas di tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin
tempatkan disetiap pos terminal, masih tewujud tanpa peran aktif karyawan
berstatus honor. Pengorganisasian orang-
Irma Mohammad, Manajemen Retribusi Angkutan Umum Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi,……………..199
meskipun alat yang dimiliki organisasi begitu motivasi, membuat perintah dan instruksi
canggihnya. serta mengadakan supervise, kearah
tercapainya target penerimaan retribusi
Pelaksanaan Fungsi Penggerakkan angkutan umum. Namun hal itu belum
Penggerakkan merupakan fungsi ketiga dilaksanakan dengan maksimal. Hal yang
dari manajemen bertujuan menggerakkan dan sama juga diutarakan oleh informan Hasan,
mengusahakan agar para petugas melakukan S, Sos, MM, Kabid Angkutan & Tehnis, dan
tugas dan kewajibannya secara konkrit, Kahar, SE, Kasi Angkutan, dalam hal
mengadakan komunikasi, hubungan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan
kemanusiaan yang baik, kepemimpinan yang para petugas lapangan di setiap pos-pos
efektif, memberikan motivasi, membuat terminal karena kewenangannya telah
perintah dan instruksi serta mengadakan didesentralisasikan kepada Kepala UPTD
supervisi, kearah tercapainya target Terminal. Namun, hal yang paling penting
penerimaan retribusi angkutan umum. Hasil diharapkan oleh para petugas di pos-pos
wawancara dengan informan Ibrahim L, terminal adalah motivasi dari pimpinan yang
Kepala UPTD Terminal, Dinas Perhubungan membuat mereka selalu bersemangat
Komunikasi dan Informatika Kota Palu, melaksanakan tugasnya sebagaimana
menyatakan bahwa: diutarakan oleh informan Mulianto, salah
“Tugas menggerakkan pegawai staf yang seorang petugas di Pos Terminal Mamboro,
bertugas di pos-pos terminal memang menyatakan sebagai berikut:
diperlukan karena terkait dengan proses “Selaku petugas di pos terminal sudah tentu
melaksanakan suatu program atau kami sangat membutuhkan motivasi
keputusan-keputusan bersama yaitu (dorongan/gerakkan) dari pimpinan dan
pencapain target yang telah ditetapkan. selalu mengadakan komunikasi, melakukan
Tugas menggerakkan ini umumnya kami hubungan kemanusiaan yang baik, memimpin
lakukan dalam bentuk memberi intsruksi dan dan mengarahkan kami agar dapat bekerja
motivasi kepada pegawai untuk secara efektif, dan tidak hanya sekedar
melaksanakan setiap tugas yang menjadi memberi perintah dan instruksi serta
kewenangannya, termasuk pelaksanaan melakukan supervise bagaimana
penerimaan retribusi angkutan umum” mengarahkan tercapainya target penerimaan
(wawancara tgl. 25 Nopember 2015). retribusi angkutan umum, tetapi terutama
Hal yang sama diutarakan oleh harus memperhatikan kondisi kehidupan
informan informan Ajengkris,SE,MM, kami” (wawancara tgl. 26 Nopember 2015).
Kepala Dinas dan Fathi Zubaidi, SE,MM, Berarti tugas menggerakkan oleh
Sekretaris Dinas, tugas menggerakkan pimpinan sekedar diarahkan pada tercapainya
khususnya yang langsung berkaitan dengan target penerimaan retribusi angkutan umum,
pencapaian target penerimaan retribusi dan tidak ditekankan pada bagaimana
angkutan umum, berada di Unit Kerja UPTD menggerakkan staf atau petugas dengan cara
Terminal sebagai atasan dari petugas pos memenuhi kebutuhan secara memadai. Para
terminal. Menggerakkan petugas untuk petugas menyadari bahwa retribusi angkutan
pelaksanaan pemungutan retribusi, umum merupakan sumber pemasukan
pelaksanaan pengaturan dan penataan keuangan daerah yang diatur dalam suatu
tempat-tempat atau pos-pos pemungutan Peraturan Daerah sehingga harus dapat
merupakan wewenang pimpinan UPTD dikelola secara intensif, namun perlu
Terminal dengan mengadakan komunikasi, memperhatikan nasib petugas pemungut yang
hubungan kemanusiaan yang baik, membutuhkan kelangsungan hidup yang
kepemimpinan yang efektif, memberikan lebih baik. Pemungutan retribusi yang
200 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 189-202 ISSN: 2302-2019
intensif akan berjalan sesuai yang diharapkan Informatika Kota Palu, menyatakan sebagai
dan memberikan hasil yang maksimal jika berikut:
pimpinan organisasi memperhatikan petugas “Selaku pimpinan organisasi, saya sudah
yang menjadi tulangpunggung pencapaian tentu harus melaksanakan fungsi
target penerimaan retribusi angkutan umum. pengawasan terutama dalam rangka
Organisasi manapun baik kecil maupun mengoptimalkan penerimaan retribusi
besar, formal maupun informal, swasta angkutan umum. Namun, tugas pengawasan
maupun Pemerintah, menurut Hasibuan yang saya lakukan sudah tentu bersifat umum
(2002:10), sangat membutuhkan apa yang sedang yang bersifat khusus telah
disebut dengan manusia sebagai pelaksana. didelegasikan kepada bawahan saya dalam
Manusia yang merumuskan, merencanakan hal ini Kepala Bidang Angkutan dan Teknis
dan melaksanakan program-program kerja dan Kepala Seksi Angkutan sebagai atas
organisasi. Uang atau biaya adalah unsur langsung dari Kepala UPTD Terminal yang
yang tidak kalah pentingnya, karena apa membawahi petugas di pos-pos terminal”
artinya kemampuan dan keahlian manusia (wawancara tgl. 23 Nopember 2015).
jika dalam menjalankan organisasi tidak ada Hal yang sama juga diutarakan oleh
uang atau biaya. Manusia sebagai makhluk informan Hasan, S, Sos, MM, Kabid
hidup sangat membutuhkan kelangsungan Angkutan & Tehnis, dan informan Kahar,
hidup melalui organisasi. Demikian pula SE, selaku Kepala Seksi Angkutan, dan
organisasi, dalam mencapai tujuan, sangat informan Ibrahim L, Kepala UPTD Terminal,
membutuhkan biaya untuk operasional. bahwa kewenangan melakukan pengawasan
Demikian pula dengan metode atau pedoman kepada para petugas dilapangan sudah
kerja, merupakan dasar bagi setiap manusia didelegasikan kepada kami dan selanjutnya
dalam menjalankan organisasi. Sedang didelegasikan lagi kepada Kepala UPTD.
peralatan, mesin dan informasi adalah Pengawasan terhadap pelaksanaan
fasilitas sarana dan prasana yang sangat pemungutan retribusi dilakukan secara
menunjang keberhasilan organisasi dalam terstruktur dengan menempatkan siapa yang
mencapai tujuan. bertanggungjawab atas pemungutan di setiap
pos terminal. Namun, pengawasan langsung
Pelaksanaan Fungsi Pengawasan oleh pimpinan tidak secara intensif
Fungsi pengawasan merupakan dilakukan. Pengawasanya lebih cenderung
aktivitas pimpinan untuk melakukan dilaksanakan secara tidak langsung dalam
pengendalian terhadap pegawai dan petugas bentuk laporan penerimaan retribusi setiap
lapangan dalam melaksanakan tugas agar hari dan setiap bulan. Walaupun ada
selalu terfokus mengintensifkan penerimaan koordinator pemungutan di setiap pos
retribusi angkutan umum sesuai dengan terminal, namun status koordinator tersebut
target yang harus dicapai. Tugas pengawasan sama dengan status pemungut yaitu, hanya
ini berkaitan dengan tugas pengorganisasian sebagai tenaga honor yang rawan melakukan
atau pengelompokkan kerja dan petugas kolusi. Apalagi dalam pemungutan, tidak ada
yang telah diuraikan di atas. Pimpinan bukti penerimaan berupa karcis retribusi yang
dengan mudah melakukan pengawasan jika diberikan kepada wajib pungut dalam hal ini
sudah ada pembagian tugas dan sopir kenderaan angkutan umum
tanggungjawab serta petugas yang ditetapkan sebagaimana diutarakan oleh informan
untuk melaksanakan tugas dan Mulianto, Pos Terminal Mamboro/staf,
tanggungjawab tersebut. Hasil wawancara sebagai berikut:
dengan informan Ajengkris,SE,MM, Kepala “Memang tidak ada tanda bukti pungutan
Dinas Perhubungan Komunikasi dan retribusi kepada para sopir angkutan kota
Irma Mohammad, Manajemen Retribusi Angkutan Umum Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi,……………..201