You are on page 1of 7
PEMBUATAN KERAJINAN PERAK MENGGUNAKAN LOGAM CAMPURAN TEMBAGA DENGAN TEKNIK KOMBINASI MANUAL DAN MASINAL Oleh : Evi Yuliati Rufaida, Surti Indriastati ABSTRAK Ada dua cara dalam membuat kerajinan perak yaitu cara manual dan cara masinal/easting. Salah satu teknik cara manual adalah teknik trap-trapan (filigri yaitu teknik penyusunan kawat/benang perak dalam bentuk tertutup sebagai kerangka produk, kemudian menajsinya dengan kawat/benang yang lebih kecil sebagai ornament hiasnya. Penelitian pembuatan kawat perak dilakukan dengan memvariasikan komposisi perak dan campurannya. yang berupa tembaga.. Produk berupa bros dibuat dengan teknik kombinasi masinal dan manual., kerangka bros dengan casting kemudian mengisi ornamen hiasnya dengan cara manual. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komposisi pembuatan kawat perak sebagai ornament hias, paling optimal adalah 100 : I yaitu setiap 100 gram perak dicampur dengan I gram tembaga, pada suhu 950°C. Waktu yang diperlukan untuk pembuatan bros dengan teknik kombinasi manual dan masinal lebih cepat jika dibandingkan dengan cara manual saja. Kata kunet : kerajinan perak, teknik trap-trapan, casting I. PENDAHULUAN Upaya peningkatan ekspor nonmigas, khususnya barang-barang kerajinan mempunyai beberapa masalah, antara lain dari segi sumber daya manusia, masih tergolong rendah dalam penguasaan_teknologi dan menangkap keinginan konsumen mancanegara. Produk hasil industri yang berupa barang perhiasan yang selama ini diekspor Indonesia adalah barang-barang perhiasan yang terbuat dari perak. Industri perhiasan merupakan industri yang mengandalkan pada skill ketrampilan dan kemampuan seni dalam proses produksinya. Penggunaan peralatan cukup dengan peralatan yang sederhana dengan biaya yang relatif murah, Dapat dikatakan bahwa industri perhiasan merupakan produk hand made. Kondisi seperti ini ternyata tidak dapat dipertahankan lagi apabila industri perhiasan akan memasarkan produknya pada pasar yang lebih luas, karena kurang memenuhi permintaan konsumen baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga banyak peluang ekspor tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh UKM jewellery. Upaya peningkatan produktifitas industri perhiasan perlu menggunakan 11 peralatan bantu yang bersifat masinal. Peralatan mesin yang digunakan mulai dari penyiapan bahan baku siap yang berupa kawat perak, pembentukan, penghalusan dan finishing. Penggunaan peralatan mesin tersebut akan mempercepat waktu produksi dan dapat meningkatkan mutu karena hasilnya bisa seragam. Perak murni dengan kadar 99,95 mempunyai sifat yang lunak sehingga untuk meningkatkan kekerasan produk perhiasan perlu dicampur dengan logam lain berupa tembaga . Perak campuran biasa disebut dengan perak sterling, umumnya digunakan dalam pembuatan perhiasan dan pertukangan perak. Perak murni mempunyai sifat sifat sebagai berikut ; simbol Ag ( Argentum ) berupa butiran butiran kecil yang berwarna putih, mudah larut dalam asam nitrat, titik lebur 963°C, berat jenis 10,5, berat atom 107,88. Sedangkan tembaga mempunyai sifat sifat : simbol Cu (cuprum ), warna merah kekuningan, titik lebur 1083 °C, berat jenis 7,84, tembaga bereaksi dengan udara kering pada temperatur kamar. Perak sterling merupakan campuran perak dan tembaga yang biasa digunakan dalam pembuatan perhiasan, mempunyai titik lebur sekitar 950°C berat jenis 10,41. Ada beberapa teknik dalam membuat kerajinan perak secara manual, yaitu teknik ondelan, teknik tatah ukir, teknik gergajian, teknik trap- trapan dan teknik meniran (Priyo Salim, 2003), Biasanya perajin dalam membuat produk pethiasan teknik trap-trapan dilakukan dengan cara manual baik dalam membuat kerangkanya maupun isiannya (ornamen hiasnya), sehingga memerlukan waktu yang relatif lama.. Untuk mempercepat proses pembuatan , maka: dilakukan uji coba dengan teknik kombinasi antara manual dan masinal yaitu kerangka dibuat dengan cara masinal kemudian mengisinya dengan kawat yang lebih kecil dengan cara manual. Namun demikian cara masinal ini membutuhkan suatu master sebagai acuan produk yang akan diperbanyak. Master ini dibuat dengan cara manual. Secara umum ada beberapa tahapan proses dalam membuat kerajinan perak teknik trap-trapan. 1, Peleburan perak dan campurannya. Hal yang perlu diperhatikan dalam peleburan adalah : campuran, komposisi suhu mencapai titik didih campuran, ruangan tertutup, tercapai homogenitas campuran, jarak tempat peleburan dan tempat penuangan /cetakan berdekatan. 2. Pembuatan kawat. Hasil peleburan dituang pada singen/cetakan memanjang. Ukuran cetakan/singen disesuaikan dengaa produk kawat yang akan digunakan, 12 schingga untuk dapat mencapai diameter kawat yang dikehendaki akan lebih cepat prosesnya, Hasil peleburan diperpanjang dengan jalan ditempa ( dipukul-) dengan palu sampai cukup kecil untuk dapat dimasukkan dalam lubang besi urutan . Perak ditarik dari sisi urutan yang Jain sehingga diameter kawat sésuai dengan yang dikehandaki. 3. Pembuatan kerangka Kerangka produk dibuat sesuai dengan desain yang dikehendaki kemudian kerangka dipatri. Perakitan/pengisian ornamen hias pada kerangka. Kerangka diisi dengan benang kawat. Benang kawat merupakan pelintiran dari dua benang kawat yang berukuran sama sehingga akan menghasilkan ornamen garis yang sejajar. Tujuan penelitian untuk peningkatan produktivitas dan kualitas kerajinan perak dan mencari kondisi operasi optimal campuran perak dan tembaga pada pembuatan bahan baku siap kerajinan perak berupa kawat. II. METODOLOGI PENELITIAN Bahan Baku yang digunakan adalah perak murni dengan kadar 99,95 dan mempunyai berat jenis 10,5 , titik lebur 963°C dan tembaga muri yang mempunyai berat jenis 7,84 dan titik lebur 1083°C, Alat yang digunakan ; timbangan, kowi, tungku pelebur, singen/cetakan, penyerut kawat, satu set paralatan centrifugal casting, alat alat bantu (palu, tang, kikir, gunting dll). Penelitian dilakukan dengan mencari komposisi optimal pembuatan kawat perak kemudian melakukan proses pembuatan bros dengan menggunakan teknik kombinasi manual (trap-trapan) dan masinal. Jumlah produk yang dibuat : pembuatan kawat, masing komposisi, sebanyak : 5Ogram perak. Produk berupa bros, masing masing komposisi 5 buah. 1. Pembuatan kawat/benang perak. © Menimbang perak murni dan tembaga dengan 3 (tiga) variasi komposisi perak : tembaga sbb: (100 : 1,0), (100 : 1,5), (100 : 2,0). © Melebur satu persatu campuran. Campuran dimasukkan dalam kowi dan dipanaskan dalam tungku pelebur pada suhu 950°C, sampai semuanya lebur dan homogen. ® Menuang setiap leburan tersebut masing pada singen/cetakan memanjang 10mmx 30mm. © Perak hasil leburan ditempa dengan palu sampai panjang sehingga diameter menjadi kecil, ujung kawat dibuat runcing untuk dapat dimasukkan dalam lubang besi (drawplet), perak ditarik dari sisi ujung yang lain sehingga diameter 13 menjadi lebih kecil. Hal ini dilakukan berulang untuk diameter drawplet yang lebih kecil lagi, sehingga akan dihasilkan benang /kawat perak sesuai dengan yang diinginkan. Benang tersebut dipintal menjadi benang perak berisi dua atau tigautas . 2. Pembuatan bros dengan menggunakan teknik kombinasi manual (trap-trapan) dan masinal. OQ Pembuatan kerangka (master) seabagai acuan produk. Master bisa berupa logam atau lilin, dibuat dengan cara manual sesuai dengan desain yang dikehendaki . master inilah yang akan diperbanyak dengan cara pengecoran dengan menggunakn mesin centrifugal. Q Pembuatan mould/certakan dari karet sesuai dengan master. Q Pembuatan produk lilin dan pohon lilin. Cetakan karet tersebut diisi dengan lilin menggunakan injection wax, maka jadilah produk lilin sesuai master. Produk lilin dirangkai menjadi pohon lilin. Q Pengecoran /casting. Pohon lilin dimasukkan dalam flsk/ besi silinder kemudian dalam besi tersebut dituangkan investmen pasta, kemudian dipanaskan dengan suhu 550°C sehingga lilin hancur dan investmen menjadi keras dan terbentuklah rongga dengan bentuk sesuai dengan pohon lilin. Kemudian dilakukan. pengecoran perak terhadap investmen tersebut dengan menggunakan mesin centrifugal casting. Hasil pengecoran adalah pohon perak yang terdiri dari rangkaian beberapa produk perak ( sebagai kerangka bros ). Kerangka bros ini perlu disempurnakan bentuknya dengan jalan dikikir sehingga permukaan menjadi bagus dan bentuk sempurna. Q Perakitan, Kerangka bros hasil pengecoran diisi dengan ornamen hias yang berupa benang perak yang lembut disusun sedemikian rupa sehingga menjadi produk bros. Ill. HASILDAN PEMBAHASAN, 1, Pembuatan kawat/benang perak : Pada tabel 1 terlihat bahwa untuk pembuatan kawat dengan 3 variasi Komposisi menghasilkan perak dengan kadar yang tidak berbeda nyata. Tetapi dalam pengerjaan ternyata perak dengan komposisicampuran 100 ;2 maupun 100: 1,5 menghasilkan kawat perak yang kurang lentur. Hal ini menghasilkan produk perak yang kurang baik terutama bila prosesnya dilakukan dengan teknik 14 Tabel 1 : hasil uji kadar perak (%) produk kawat No. ‘Komposisi (gram) Kadar rata- contoh rata (%) i. Perak acir : Tembaga acir = 100 : 2 96,8 2. Perak acir : Tembaga acir = 100: 1,5 97,2 3. __| Perak acir : Tembaga acir = 100: 1 97,8 Tabel 2 : Data hasil uji kelenturan oleh para pembuat produk ( metode rangking ) Komposisi perak ‘Pembuat produk Jumlah dantembaga [AT B]C]TD]E]F]¢]H][ TIS T Tytyrfy2y,ifryzfr{[2ztt re} 0 2fat2}2}af;aft2}a}2)2 7 Mt 2}3}2}3a]}2]2}3]2}3]2 4 Keterangan : 1 = lentur, 1 = Komposisi perak: tembaga 100 : 1 2.=kurang lentur, II = Komposisi perak: tembaga 100 : 1,5 3 = tidak lenturlII, = Komposisi perak: tembaga 100 : 2 Tabel 3 ; Evaluasi data hasil kelenturan dengan metode rangking Komposisi perak | Jumlah D=(30-x) |D? Rangking akhir dan tembaga rangking (x) T 13 17 I 0 7 13, 169 2 m 24 6 36 Jumlah 494 al en trap-trapan. Untuk memperoleh bentuk atau desain yang agak rumit mengalami kesulitan dalam pengerjaannya. Sedang pada pembuatan kawat perak dengan komposisi campuran 100 : 1 dapat menghasilkan kawat perak yang lebih lentur, sehingga produk perak yang dihasilkan juga lebih baik. Berdasarkan evaluasi data hasil kelenturan kawat, dengan menggunakan 15 Tabel 4 : Data hasil uji produk secara visual ( metode rangking ) Komposisi perak Pengamat Jumlah dan tembaga A B Cc D E F G H 1 J I 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 12 I 2 Z 2 2 1 2 2 1 2 2 18 ML 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 25 Keterangan : 1 = baik | = Komposisi perak: tembaga 100: 1 2 = cukup baikII = Komposisi perak: tembaga 100 : 1,5 3 = kurang baikiII = Komposisi perak: tembaga 100 : 2 Tabel 5 : Evaluasi data hasil uji produk dengan metode rangking Komposisi perak | Jumlah D=(30-x) D* Rangking dan tembaga rangking (x) akhir I 12 18 324 1 IL 18 12 144 2 il 25 5 25 3 Jumiah I 493 metode rangking, maka komposisi campuran yang paling lentur adalah kompsisi 100: 1. Begitu pula untuk evaluasi data hasil uji produk, dengan menggunakan metode rangking, maka komposisi campuran yang produknya baik secara visual adalah komposisi 100:1. 2. Pembuatan bros dengan menggunakan teknik kombinasi manual (trap-trapan) dan masinal, Waktu yang diperlukan untuk membuat 15 bros dengan teknik kombinasi lebih cepat bila dibandingkan dengan cara manual. Tabel 6 : Perbandingan waktu yang diperlukan untuk membuat bros teknik manual dengan teknik kombinasi ( manual dan masinal ) untuk 15 produk bros Kegiatan Cara manual iam) Cara kombinasi | ~ Persiapan ~ Kerangka =Pengisian omamen ies | 7,5 (trap- trapan ) - Finishing (jam ) 4 6 15 Tumieh IV. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa campuran perak dan tembaga dengan komposisi 100:1 adalah paling lentur bila dilihat dari cara pengerjaannya, dan paling baik produknya jika dilihat secara visual. DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional, (1999) Standar Nasional Indonesia 12- 0319 -1999 Barang-barang perak. Priyo Salim, (2003 ) , Kerajinan perak Kotagede. Salura S.Teks (1972),"Metode Ranking dalam Penelitian Tekstil “. Balai Besar Tekstil Bandung. Tim Mc Creight (1991),”The Complete Metalsmith, An Illustrated Hand Book”Revised Edition, Davis Publication, Inc, Worcester, Massachusetts, USA. 17

You might also like