You are on page 1of 11
12 ————_ KONSEP DASAR TEOR| AKUNTANS| SYARIAH Chua dan Degeling (1993) menggunakan teori aksi komunikasi dengan dimensi instrumental, moral, dan aesthetic untuk melihat praktik akuntansi di sektor publik, khususnya health-care industry di Amerika Serikat. Tiga dimesi di atas sebetulnya merupakan bagian dari teorinya Habermas (1984) tentang Communicative Action. Dengan alat analisis ini Chua dan Degeling (1993) melihat bahwa pada intinya praktik accounting-based intervention di health-care industry meliputi tiga aspek tadi. Praktik akuntansi di health- care industry dalam kenyataannya tidak dapat melepaskan diri dari fungsinya sebagai instrumen untuk mengendalikan biaya (cost contro!), mengukur efisiensi, mengukur productivity gains, dan menilai kinerja. Kemudian, dari penelitian ini juga dikemukakan bahwa instrumen akuntansi pada dasamya tidak bebas nilai, tetapi sebaliknya sarat nilai, schingga untuk mempraktikkan akuntansi sebagai instrumen juga harus mempertimbangkan nilai-nilai etika yang berlaku di mana akuntansi tadi dipraktikkan. Demikian juga tentang praktik menerapkan sistem akuntansi di health-care industry diperlukan unsur seni (aesthetics). Bab ini sebetulnya tidak membicarakan tentang a health-care industry, tetapi sekadar memberikan justine gtd) konsep- lain dalam penelitian akuntansi (baik yang empiris an i ia (selain tual). Di dunia non-mainstream accounting menggunakan © dilalukan oleh teori akuntansi) adalah suatu hal yang Jumrah eee eimatk dan Tinker, Chua dan Degeling (1993; lihat juga Preston, 1986; pagaimana juga dila~ 1986; Reiter, 1995; Macintosh etal, 2000) di ats: anes kukan oleh Triyuwono (2000; lihat juga Triyuwone, praktik akuntansi di teori 317 2000a), misalnya, menggunakan dimensi faith (imany tahuan), dan action (aksi/tindakan)* sebagai sits ami budaya organisasi dan praktik akuntansj Yan; mbaga keuangan Islam baik yang profit-orien maupun yang nirlaba. Dengan alat dat mine ae 2000a) dapar menjelaskan proses terbentuknya institus! keuangan s] am eserta beberap perangkat operasionalnya (termasuk akuntansi) sebagai bentuk aktualisasi {atau eksternalisasi) iman dan ilmu pengetahuan. Hahkari dengan instrumen yang sama dihasilkan metodologi konstruksi akuntansi syariah. Masih dalam konteks yang sama, bab ini juga akan mendiskusikan kon. sep dasar teori akuntansi syariah (knowledge) sebagai kesatuan yang tidak terpisah dengan faith dan action. Secara khusus bab ini tidak mendiskusikan faith dan action, tetapi secara implisit dua hal ini terkait dengan knowledge (teori akuntansi syariah). Dalam bab ini diasumsikan bahwa (teori) akuntansi syariah merupakan (teori) ilmu pengetahuan profetik (Kuntowidjojo, 1991; Triyuwono, 1995; 2000a; 2000b) yang memiliki prinsip filosofis tertentu. Dari prinsip filosofis ini kemudian diturunkan menjadi konsep dasar teori Triyuwono (1995; knowledge (ilmu/penge kesatuan dalam memahi dilakukan di lembaga-let akuntansi syariah. Akuntansi Syariah: Teori IImu Sosial Profetik Secara normatif, masyarakat Muslim mempraktikkan akuntansi ber- dasarkan pada perintah Allah dalam QS Al-Baqarah [2]: 282. Perintah ini sesungguhnya bersifat universal dalam arti bahwa praktik pencatatan harus dilakukan dengan benaratas transaksi yang dilakukan oleh seseorang dengan orang leinnya. “Substansi* dari perintah ini adalah: (1) praktik pencatatan yang harus dilakukan dengan (2) benar (adil dan jujur). Substansi dalam konteks ini, sekali lagi, berlaku umum sepanjang masa; tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sementara yang selalu terkait dengan “substansi” adalah “bentuk” peas dengan substansi, bentuk selalu dibatasi oleh ruang dan waktv. Oleh ae selalu berubah sepanjang masa mengikuti perubahan itt 8 dimaksud dengan bentuk di sini adalah teknik dan prosedu "Tiga di - i ween mb albumen dengan symbotic interactionism sehings? meal 318 By ‘AB 12: KONSEP OASAR TEORy AKUNTANS! SYARIAW . ansi, bentuk laporan keu: pots akuntansi di negara Arab akan ee P si di Indonesia. Demikian juga, bentuk praktik en bentuk peal serikat pada 4700-an akan berbeda dengan praktik “hmtanic di 7 ran ini. Bentuk selalu melekat dengan ay pada yahut an sosial, ekonomi, politik, dan budaya) dari mrasyarakat sek jpraktikkan. Sangat wajar bila bentuk akuntansi di nae alu perbeda. Bahkan dj satu negara pun hy hat dari masa ke masa. an akunt pangs sel knya jika dili Al-Qur’an di atas perlu dioperasionalkan dalam perintah Al-Qur’an dapat membumi (dapat kat. Selama ini masyarakat Muslim secara ormatif dalam memahami_perintah- Jupakan praktiknya. Sebagai contoh eramah bahwa “persih itu adalah jam tidak dapat mengerjakanny’ ktikan dengan keadaan: masjid yang selalu kotor, rumah sakit Islam yan& juga kotor, dan masih banyak contoh Jainnya. Di sini terlihat adanya jurang pemisah (gap) antare perintah normati dengan praktiknya. Dalam yaitannya dengan ini Kuntowidjojo (199%) mengusulkan perlunya “imu sosial profetik.” Yang dimaksud dengan imu jan Hadis sosial profetik di sini adalah ilmu yang diturunkan dari Al-Qur’an di dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang nantinya digunakan untuk nenjembatani antara perintah normatif dengan praktik, Dengan ima in rina perintahnormatifenenjaiTebinoperasiona an dapat dipr™ dalam dunia nyata, ita bical g sedang Kita normatif pentuk i/praktik Sehingg@ ere aekan) alam masyare a. Hal ini dapat dibu Dal siete konteks ini, akuntansi syariah yan jr sosi merupak. i : ‘ membangum! pakan bagian dari upaya kita dalam 7 ‘Al-gui’at mncansi normatif telah a Mofetik di bi di bidang akuntansi. Perintah a dalam bent! 7 i beri narah (guidanct) erikutny SYariah oe menerjemahkan Al-Qur’a 8 Pada gilirannya digunakan unt Ntang Praktil +, Iktik akuntansi yang sesuai dengan syariah. ansi syariah g, bahwa pembahasan teori akuntansi syatich Ks faith, knowledge, dan action. Ini artinya a, dal, dalam hal ini adalah knowledge) Giga j (action). Dari keterkaitan ini kita bisa riah (knowledge) dan praktik aluntans tu uang logam yang sama. Keduanya Josofis Akunt piatas telah disinggum sini tidak terlepas dari konte wf pahwa teori akuntans! syarie be untuk memandu praktik akunt melihat bahwa teori akuntansi sya) i ion) adalah dua sisi dari satu ua Ke sei Co ah Keduanya juga tidak boleh lepas dari binglg tidal imanan/tauhid (faith)}—yanB dalam hal ini bisa digambarkan sebagai sisi Eat pada wang logam yang membatasi dua sisi lainnya untuk tidak i keluar dari keimanan. , Dalam konteks’ lingkaran keimanan tadi, akuntansi syariah (sebagai salah satu ilmu sosial profetik) memiliki prin- intowidjojo, 1991; Triyuwono, 1995; 2000a; prinsip Fi maka secara filosofis teori sip-prinsip sebagai berikut (Kui 2000b): Humanis memberikan suatu pengertian bahwa teori akuntansi syariah bersifat manusiawi, sesuai dengan fitrah manusia, dan dapat dipraktikkan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain (dan alam) secara dinamis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini berarti teori akuntansi syariah tidak bersifat ahistoris (sesuatu yang asing), tetapi bersifat historis, membum, dibangun berdasarkan budaya manusia itu sendiri, Emansipatoris mempunyai pengertian bahwa teori akuntansi syatih ee meakakan perubahan-perubahan yang signifikan terhadap teoti Fang disband ate modern yang eksis saat ini, Perubahan-perubabs™ Pembebasan dari te lah perubahan yang membebaskan (emansipas). nvikatan semu yang tidak perlu diikuti, pembebas®” Power), dan pembebasan dari ideoos! diharapkan bahwa teori akuntansi s¥°"? Pemikiran dan tindakan manusio 3°) mikiran yang sempit dan parsial ment in tercerahkan, mampu melakukan Perubahan menggunakannya, yaitu dari pe Pemikiran yang luas, holistik dy Transendental ' melintas batas disi dunia mater{ (ekon mempunyai iplin ilmu al lomi), Den, | yatta mala bahwa teori akuntansi 977 ntansi itu sendiri, Bahkan melintas 8n prinsip filosofis ini teori akuntans! ® 32 0 BAB 12:KONSEP DASARTEOA! avy dapat memperkaye dirinya den; “ | (selain ilmu ekonomi), seperti: sista, a sel ilmu antropologi, dan lain-lainnya bahkan dapat mengadopal ne enome lain” Kemudian, aspek transendental ini sebetulnya tae ajaran “agama disiplin ilmu, tetapi juga menyangkut aspek ontologi, yaitu ii pada pada objek yang bersifat materi: (ekonomi), tetapj juga pak < terbatas (mental dan spiritual). Demikian juga pada aspek spistemalogire, yim dengan melakukan kombinasi dari berbagai pendekatan. Sehingga sowgsn cara semacam ini, teori akuntansi syariah benar-benar akan bersifat emansipatoris. lainnya fenomenologi, Teleologikal memberikan suatu dasar pemikiran bahwa akuntansi tidak sekadar memberikan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi, tetapi juga memiliki tujuan transendental sebagai bentuk pertanggungjawaban manusia terhadap Tuhannya, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta, Prinsip ini mengantarkan manusia pada tujuan hakikat kehidupan, yaitu falah (kemenangan). Falah di sini dapatdiartikan keberhasilan manusia kembali ke Sang Pencipta dengan jiwa yang tenang dan suci (muthmainnah). Prinsip filosofis ini menjadi bagian yang sangat penting dalam konstruksi akuntansi syariah, karena di dalamnya terkandung karakter yang unik yang tidak dapat ditemukan dalam wacana akuntansi modern. Keunikannya ter- utama terletak pada adanya anggapan bahwa akuntansi syariah tidak sekadar instrumen “mati” yang digunakan untuk kepentingan ekonomi-bisnis, tetapi juga sebagai instrumen “hidup” yang dapat membimbing manusia pada arah hakikat kehidupan yang sebenarnya. Teori akuntansi syariah memberi Tusnya akuntansi syariah itu dipraktikkan. ; ‘ teori (knowledge) dan pratt akuntansi syariah ol Realitas Menstimulasi terciptanya realitas ekonomi-bisnis yang kerja kuasa ilahi inj adalah realitas yang di dalamnya sarat dengan Ee ‘ekonomi-bisnis yang akan menggiring manusia untuk melakukan tnda! Yang sesuai dengan Sunnatullah (Triyuwono, 1986). 1g bagaimana seha- faith (keimanan), akan mampu kan guidance tentan| Dengan bingkai Konsep Dasar Teori Akuntansi syariah gotatn enbe icin cael , sebagaiman? ere pandangan’ ini Teori akuntansi syariah, j, Dengan , j, Deng: Than arah bagi penggunanya untuk melakukan aks “AKUNTANSE: SYARIAH, 321 ji buah praxis, yaitu ilmu pe, ; syariah dapat dianggap S¢ ns Tgetahy, ing merc aspok filsafat, teori, dan praktik (lihat Burrell dan Morgan 1979). Pada subbab sebel Jumnya kita telah membahas prinsip filosofis Sebaga bingkai yang mewadahi teori akuntansi syariah. Selanjurnya, Prinsip flosof ini perlu diturunkan lagi ke dalam bentuk vans lebih konkret Yang akan digunakan sebagai dasar pembentukan teori akuntansi syariah, Subbah ini membicarakan beberapa konsep dasar yang diturunkan dari Prinsip filosofis. Konsep dasar merupakan wujud dasar yang memengaruhi bentuk teori, cara memandang, dan cara mempraktikkan akuntansi dalam dunia ekonomi. bisnis, Mirip dengan pandangan ini, Kerlinger (1964: 11) mendefinisikan teori akuntansi sebagai “a set of interrelated construct (concepts), definitions, and propositions that ~. present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables with the purpose of explaining and predicting the phenomena.” Sementara, Hendriksen dan Van Breda (1992: 21) mengatakan bahwa teori akuntansi itu adalah “a coherent set of hypothetical, conceptual, pragmatic principles forming 4 general frame of reference for inquiring into the nature of accounting.” Lebih Janjut dikatakan oleh Hendriksen dan Van Breda (1992) bahwa tujuan utama dari teori akuntansi ini adalah sebagai referensi dalam menial dan mengembangkan praktik akuntansi, Pandangan Hendriksen dan Van Breda (1992) ini tidak jauh berbeda dengan yang dimaksud oleh bab ini. Bab ini memang berpandangan bahwa idsk mera ijadikan Pedoman, maka perlu dibangun dengan balk sep pada praktik yang tidak benar. Untuk itu penetapan ko on tk akuntansi syariah didasarkan pada prinsip filosofis. Sedangian prinsip filosofis i iri feaelie j fa is itu sendiri secara implisit diturunkan dari ons ele ki i j nowledge, dan action yang tidak lain adalah berasal dari nilaf-nilai Secara hierarkis prose deriyac] sah verlinat rivasi = i jah te! pada Gambar 12.1 i konsep dasar teori akuntansi sya" Faith, Knowledge, & Action Prinsip Filosofis: Humans, Emansipatoris, Transendetal, & Teleologikal Konsep Dasar Instrumental Socio-economic Critical Justice All-inclusive Rational-intuitive Ethical Holistic welfare Teori Akuntansi Syari Standar Akuntanst Syariah Praktik Akuntansi Syariah i Konse| Gambar 12.1 Struktur Hierarkis Proses Derivasi Konsep Dasar Teori Aku ntansi Syariah ' ansi humanis ita Secara sederhana (lihat Tabel 12-1), dari prinsip Fon tose dapat menurunkan konsep dasar instrumental dan aa i reuntansi dasar instrumental ini diperoleh dengan dasar ie ion di @ - a a Syariah merupakan instrumen yang dapat ae entuk 204 nyata, Konsep dasar ini tidak sekadar digunakan un e bethenti pada teori itu sendiri, tetapi juga masul benar-benar dibutuhkan dalam dunia hyata. Ins: sangat fleksibel dan humanis tidak sebagaiman dalam pengertian mesin yang terbuat dari manusiawi. Dengan demikian, instrumen ini sa Masyarakat yang Mmembangun d bahwa Masyarakat yang mem instrumen ini, b; trumen dalam kon t a kita Memahamy in, ~ besi yang kaku ngat sarat dengan ‘an mempraktikkanya, Implikasin praktikkannya tidak ahkan mereka merasa enjoy pada saat Konsep dasar Socio-econ syariah tidak Membatasi wa ekonomi Saja, tetapi juga mi Sosial” di sini meliputi “tran: Spiritual dari sumby 1993), ilaisniay V8 adalay Merasa asing dengan Mempraktikkannye, lomic mengindikasikan bahwa teori akuntans, cana yang dimilikinya pada Transaksi-transafe) encakup “transaksi-transaksi Sosial” “Transaks| saksi" yang Menyangkut aspek Sosial, mental dan yang dimiliki olch entitas bisnis (cf, Mathews, er daya Tabel 12,1 Prinsip Filosofis dan Konsep Dasar Teori Akuntansi Syariah No, Prinsip Filosofis Konsep Dasar Instrumental Socio-economic Emansipatoris Transendental Altinctusive + Ro Teleologikal tional-intuitive * Ethice * Holistic Welfare aE Dari derivasi Prinsip filosofi S emansipatoris, kita Mendapatkan konsep dasar critical dan Justice. Konsep dasar critica] memberikan dasar pemikiran bahwa konstruksi teori akuntansi Syariah tidak bersifat dogmatis dan eksklusif. Sikap kritis Mengindikasikan bahwa kita dapat menilai Secale rasional kelemahan dan Kelvatan akuntansi modem Den berdasarkan penilai laitis ini dapat dibangun teori akuntansi yang lebih baik dari sebelumny2- Sebagai contoh misalnya, kit, dapat melihat bahwa teori aluntansi modeT™ osisi aspek materi dan nonmateri pada teori akun q pad posisi yang tidak adil. Oleh karena itu, dongm bmaer darren aspek-aspek penting dalam akuntansi akan didudukkan secara adil. ™ Kemudian berikutnya adalah prinsip filosofis ransendental. Dari prinsip ini kita akan mendapatkan konsep dasar all-inclusive dan rational-intuitive, Konsep dasar all-inclusive memberikan dasar pemikiran bahwa konstruksi teoriakuntansi syariah bersifat terbuka. Artinya, tidak menutup kemungkinan teori akuntansi syariah akan mengadopsi konsep-konsep dari akuntansi modern, sepanjang konsep tersebut selaras dengan nilai-nilai Islam. Secara implisit, konsep ini mengarahkan kita pada pemikiran bahwa substansi lebih penting daripada bentuk. Konsep dasar rational-intuitive mengindikasikan bahwa secara episte- mologi, konstruksi teori akuntansi syariah memadukan kekuatan rasional dan intuisi manusia. Konsep ini tentunya sangat berbeda dengan konsep teori-teori modern. Teori-teori modern (termasuk akuntansi) mendudukkan rasio pada posisi sentral dan sebaliknya menyingkirkan intuisi dalam proses konstruksi teori. Intuisi, bagi proponen teori modern, berada di luar domain ilmu pengetahuan yang rasional. Oleh karena itu, intuisi manusia tidak dapat dilibatkan dalam konstruksi ilmu pengetahuan. Namun dalam kenyataannya, intuisi manusia memiliki kekuatan yang sangat besar dalam melakukan perubahan-perubahan signifikan dalam masyarakat. Intuisi inilah sebetulnya merupakan instrumen ajaib yang dapat melahirkan inovasi-inovasi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Jadi bukan suatu hal yang aneh, bila dalam konstruksi teori akuntansi syariah, intuisi merupakan instrumen yang sangat penting yang kemudian disinergikan dengan instrumen rasional manusia, Selanjutnya dari prinsip filosofis teleologikal kita mendapatkan kon- Sep dasar ethical dan holistic welfare. Ethical merupakan konsep dasar yang 2 dari Hronselcaenst logis keinginan kembali ke Tuhan dalam keadaan maken suci. Untuk kembali ke Tuhan dengan jiwa yang tenang dan suci, mengatur belle harus mengikuti hukum-hukum-Nya (Sunnatullah) yang ona ‘ihe, -buruk, benar-salah, dan adil-zolim. Singkatnya, teor akuntansi ingun berdasarkan nilai-nilai etika Islam. shotanee ens dari Penggunaan nilai-nilai etika Islam dalam konstruksi jah adalah diakuinya bahwa kesejahteraan yang menjadi Jeakuntansi syariah tidak terbatas pada kesejahteraan matey * a kesejahteraan nonmateri. Jadi yang dimaksud dey, , jug ah kesejahteraan yan utuh (holistic welfare) ty sini adal oe ern. Teori alas f da dengan teoriakuntansi mo ern. Teorial ntansi modem ejahteraan materi. salah satu as} saja, tetapi kesejahteraan di tentu sangatberbe hanya berorientasi pada kes ° 7 Konsep dasar yang telah dijelaskan diatas ini menjadi referensj bagikita yang akan mendekonstruksi teori akuntansi modern. Konsep dasar inj alan menghasilkan bentuk teori akuntansi yang berbeda dengan teori akuntans, modern, Dan, pada gilirannya akan menghasilkan bentuk praktik akuntang; yang berbeda dengan akuntansi modern saat inl. Penutup Bab ini pada dasarnya merumuskan konsep dasar yang akan digunakan dalam konstruksi teori akuntansi syariah. Konsep ini dibuat sedemikian rupa dengan cara menderivasi prinsip-prinsip filosof menjadi konsep dasar teori akuntansi syariah, Langkah ini dilakukan agar konsep dasar tidak melenceng dari prinsip filosofisnya. Prinsip filosofis itu sendiri merupakan derivasi dari konsep Tauhid Islam yang kemudian dikonkretkan dalam kesatuan konsep faith, knowledge, dan action. Langkah ini (yaitu menurunkan konsep dasar dari sumber yang paling hakiki—nilai-nilai Tauhid) dilakukan karena teori akuntansi syariah mem- berikan arah dan justifikasi bagi praktik akuntansi syariah yang benat Fraktike alamtanst syariah itu sendiri pada gilirannya akan membentuk a ekonomi-bisnis yang tunduk pada jaringan kuasa ilahi. Dan realits ini, akan selalu mengingatkan pelaku ekonomi-bisnis untuk tunduk pad@ jaringan kuasa ilahi, untuk akhirnya sampai pada falah. Pokok Pikiran ee Umat Islam saat ini te dapat dipraktikkan dalam kehidupan schar-hox jdatah misalnya akuntansi syariah, } Bentuk konkret smu int ‘Akuntansi, secara umum, memiliki “ (eubstance)- Bentuk bersifat temporer I ao (form) dan “substansi” pentuk selalu menyesuiakan diri dengan ion adalah bahwa dengan dimensi ruang dan waktu. Sementara, iahetanah selalu terikat dan baka. Berlaku tanpa terikat dengan ruang dan waktu. nat universal yang dimaksud di sini adalah “mencatat dan melaporkan aerial pena” Mencatat dan melaporkan transaksi dengan benar baie aes universal, berlaku di mana saja dan kapan saja, secara Akuntansi syariah, sebagai “bentuk,’ mencoba memformulasikan dirinya dengan menggunakan beberapa konsep dasar teori, seperti: instrumental, socio-economic, critical, justice, all-inclusive, rational-intuitive, ethical, dan holistic welfare. Konsep dasar ini diturunkan dari prinsip filosofis: Humanis, Emansipatoris, Transendental, dan Teleologikal. Dengan konsep dasar teori seperti ini diharapkan bahwa bentuk akuntansi syariah menjadi lebih holistik dan lebih baik bila dibanding dengan bentuk akuntansi sebelumnya. Pertanyaan Tingkat Dasar 1. Apa yang dimaksud dengan bentuk dan substansi? Berikan contoh konkret di bidang akuntansi! 2. Apa yang dimaksud dengan ilmu sosial profetik? 3, Apa yang dimaksud dengan Humanis, Emansipatoris, dan Teleologikal? 4. Apa saja konsep dasar teori yang digunakat tansi syariah? a Transendental, n dalam konstruksi akun- Pertanyaan Ti engah yaan Tingkat Meneng: sar wort < e ‘ rargumentast bahwa konseP se bentk Bagai: ‘ gaimana Anda dapat be adalah 1 bai atas menjamin bahwa akuntansi syaria akuntansi lain! ya? i ial rofetil Mengapa umat Islam memerlukan_ ilmu sosial P akuntansi syariah? _—— syARIAH 327

You might also like