Professional Documents
Culture Documents
1. Gangguan fungsi kognitif, misalnya daya ingat, daya pikir, dan daya
belajar, gangguan sensorium, misalnya gangguan kesadaran, dan
perhatian.
2. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi, isi
pikiran, dan suasana perasaan dan emosi.
1
2
F06.8 Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
lain YDT.
F06.9 Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
YTT.
F07 Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit, kerusakan dan
fungsi otak
F07.0 Gangguan keperibadian organik
F07.1 Sindrom pasca-ensefalitis
F07.2 Sindrom pasca-kontusio
F07.8 Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan
disfungsi otak lainnya.
F07.9 Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan
disfungsi otak YTT.
F09 Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
Sindroma otak organik adalah gangguan jiwa yang psikotik atau nonpsikotik
yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan
otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak
(seperti; meningoensefalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, dan
sebagainya) atau yang terutama di luar otak atau tengkorak (seperti; tifus,
endomtritis, payah jantung, toxemia kehamilan, intoxikasi, dan sebagainya). .
(Maramis, 2009)
Sindrom otak organik dinyatakan akut atau menahun berdasarkan dapat atau
tidak dapat kembalinya gangguan jaringan otak atau sindrom otak organik itu dan
bukan berdasarkan penyebabnya, permulaan, gejala atau lamanya penyakit yang
menyebabkannya. (Maramis, 2009)
1. Delirium
o Penyebab
o Gambaran klinis
Gambaran kunci dari delirium adalah suatu gangguan kesadaran. Dua pola
umum kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien dengan delirium. Satu pola
ditandai oleh hiperaktivitas yang berhubungan dengan peningkatan kesiagaan.
Pola lain ditandai oleh penurunan kesiagaan. Pasien dengan delirium yang
berhubungan dengan putus zat seringkali mempuyai delirium hiperaktif yang juga
dapat disertai dengan tanda otonomik seperti kulit kemerahan, pucat, berkeringat,
5
pupil berdilatasi, takikardi, mual, muntah dan hipertermi. Pasien dengan pola
gejala campuran hipoaktif kadang-kadang diklasifikasikan sebagai sedang depresi,
katatonik, atau mengalami demensia. (Kaplan, 2010)
Orientasi terhadap waktu seringkali hilang bahkan pada kasus delirium
yang ringan. Orientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk mengenali orang
ain mungkin juga terganggu pada kasus yang berat. Pasien delirium jarang
kehilangan orientasi terhadap diri sendiri. (Kaplan, 2010)
Pasien dengan delirium seringkali mempunyai kelainan dalam bahasa.
Fungsi ingatan dan kognitif umum juga dapat terganggu. Pasien dengan delirium
seringkali mempunyai ketidakmampuan umum untuk membedakan stimulasi
sensorik dan untuk mengintegrasikan persepsi sekarang dengan pengalaman masa
lalu mereka. Halusinasi juga relatif sering pada pasien delirium. (Kaplan, 2010)
Tidur pada pasien delirium secara karakteristik adalah terganggu. Pasien
seringkali mengantuk selama siang hari dan dapat ditemukan tidur sekejap di
tempat tidurnya atau di ruang keluarga. Tetapi tidur pada pasien delirium hampir
selalu singkat dan terputus-putus.
Pasien dengan delirium juga mempunyai kelainan dalam pengaturan
mood. Gejala yang paling sering adalah kemarahan, kegusaran dan rasa takut yang
tidak beralasan. Selain itu, pasien dengan delirium sering kali mempnyai gejala
neurologis yang menyertai termasuk disfasia, tremor, inkoordinasi dan
inkontinensia urin.
o Diagnosis Banding
o Pengobatan
o Prognosis
2. Demensia
o Etiologi
o Penyakit Alzheimer
o Demensia vascular
o Obat dan toksin
o Massa intracranial
o Anoksia
o Trauma
o Hidrosefalus tekanan normal
o Infeksi
o Gangguan nuteisional
o Gangguan metabolic
o Gangguan peradangan kronis
o Gambaran klinis
suatu tugas adalah baru atau kompleks atau memerlukan penggeseran strategi
pemecahan masalah. Ketidakmampuan melakukan tugas menjadi semakin berat
dan menyebar ke tugas-tugas harian, seperti belanja, saat demensia berkembang.
Defek utama dalam demensia melibatkan orientasi, ingatan, persepsi, fungsi
intelektual dan pemikiran, dan semua fungsi tersebut menjadi secara progresif
terkena saat proses penyakit berlanjut. Perubahan afektif dan perilaku, seperti
kontrol impuls yang defektif dan labilitas emosional, sering ditemukan, seperti
juga penonjolan dan perubahan sifat kepribadian premorbid. (Kaplan, 2010)
Gangguan ingatan biasanya merupakan cirri yang awal dan menojol pada
demensia. Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang,
tempat, dan waktu, orientasi dapat terganggu secara progresif selama perjalanan
penyakit demensia. Proses demensia yang mengenai korteks, dapat mempengaruhi
kemampuan berbahasa pasien. Pasien dengan demensia mungkin menjadi
introvert dan tampaknya kurang memperhatikan tentang efek perilaku mereka
terhadap orang lain. Diperkirakan 20-30% pasien demensia, terutama pasien
Alzheimer, memilki halusinasi, dan 30-40% pasien memiliki waham, terutama
dengan sifat paranoid atau persekutorik dan tidak sistematik. (Kaplan, 2010)
o Pengobatan
o Prognosis
berkembang hanya lambat untuk suatu waktu atau bahkan mundur sesaat. Regresi
gejala tersebut jelas merupakan suatu kemungkinan pada demensia yang
reversibel (sebagai contoh, demensia yang disebabkan oleh hipotiroidisme,
hidrosefalus tekanan normal, dan tumor otak) jika pengobatan dimulai. (Kaplan,
2010)
10
Selalu dianjurkan untuk mencari bukti yang menguatkan lebih dari satu
sumber, yang berkaitan dengan penggunaan zat.
o Pedoman diagnostik
1. Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan: tingkat dosis yang digunakan,
individu dengan kondisi organik tertentu yang mendasarinya
2. Disinhibisi yang ada hubungannya dengan konteks sosial perlu
dipertimbangkan
3. Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul akibat
pengguanaan alkohol atau zat psikoaktif kain sehingga terjadi gangguan
kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilakum atau fungsi dan
respon psikofisiologis lainnya.
4. Intensitas intoksikasi berkurang dengan berlalunya waktu dan pada
akhirnya efeknya menghilang bila tidak terjadi pengguanaan zat lagi.
Dengan demikian orang tersebut akan kembali ke kondisi semula, kecuali
jika ada jaringan yang rusak atau terjadi komplikasi lainnya.
11
Istilah ketergantungan zat mempunyai arti yang lebih luas daripada istilah
ketagihan atau adiksi obat. WHO mendefinisikan ketagihan sebagai berikut: suatu
keadaan keracunan yang periodik atau menahun, yang merugikan individu sendiri
dan masyarakat dan yang disebabkan oleh penggunaan suatu zat yang berulang-
ulang dengan ciri-ciri sebagai berikut, yaitu adanya: (Maramis, 2009)
o Sindrom ketergantungan
Pedoman diagnosis
Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika ditemukan tiga atau lebih
gejala dibawah ini dialami dalam masa 1 tahun sebelumnya: (Anonym, 1993)
a. Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa untuk
menggunakan zat psikoaktif
b. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk
sejak mulainya, usaha penghentian atau pada tingkat sedang menggunakan
c. Keadaan putus zat secara fisiologis ketika penghentian pengguanaan zat
atau pengurangan terbukti dengan adanya gejala putus zat khas , atau
orang tersebut menggunakan zat atau yang khas atau dorongan tersebut
mengguanakan zat golongan zat yang sejenis dengan tujuan untuk
menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat
d. Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang
diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh
dengan dosis lebih rendah
e. Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain
disebabkan pengguanaan zat psikoaktif , menignkatnya jumlah waktu
yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat atau untuk
pulih dari akibatnya
f. Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang
merugikan kesehatannya, seperti gangguan fungsi hati karena minum
alkohol berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat dari suatu periode
penggunaan zat yang berat atau hendaya fungsi kognitif berkaitan dengan
penggunaan zat, upaya perlu diadakan untuk memastikan bahwa
13
Pedoman diagnostik
2. Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai diagnosis utama, bila hal ini
merupakan alasan rujukan dan cukup parah sampai memerlukan perhatian
medis secara khusus
Pedoman diagnostik
insomnia atau siklus tidur yang terbakik, dan aktivitas otonomik yang
berlebihan.
o Gangguan Psikotik
Pedoman diagnostik
o Sindrom Amnesik
Pedoman diagnosis
1. Metamfetamin
o Bentuk-bentuk
o Neurofarmakologi
Semua amfetamin cepat diabsorbsi peroral dan disertai dengan onset kerja
yang cepat, biasanya dalam satu jam jika digunakan peroral. Amfetamin.
Methamphetamine efek primernya yaitu menyebabkan pelepasan katekolamin,
terutama dopamine, dari terminal parasinaptik. Efek tersebut terutama kuat pada
neuron dopaminergik yang keluar dari area tegmental ventralis ke korteks serebral
dan area limbic. (Kaplan, 2010)
Gejala putus amfetamin yang paling serius adalah depresi, yang dapat berat
setelah penggunaan amfetamin dosis tinggi secara terus-menerus dan yang dapat
disertai dengan ide atau usaha bunuh diri. (Kaplan, 2010)
o Gambaran klinis
o Pengobatan
takiaritmia: propranolol 10-20 mg peroral tiap 4 jam, vitamin C 0,5 g empat kali
sehariperoral dapat meningkatkan ekskresi urin dengan mengasmakan urin.
(Kaplan, 2010)
2. Kanabis
o Neurofarmakologi.
Efek fisik yang paling sering dari kanabis adalah dilatsi pembuluh darah
konjungtiva dan takikardia ringan. Pada dosis tinggi, hipotensi ortostatik dapat
terjadi. Peningkatan nafsu makan, dan mulut kering adalah efek intoksikasi
kanabis yang sering lainnya. Beberapa data menyatakan bahwa penggunaan
kanabis yang berat berada dalam resiko mengalami penyakit pernapasan kronis
dan kanker paru-paru. Banyak laporan menyatakan bahwa penggunaan kanabis
jangka panjang berhubungan dengan atrofi serebral, kerentanan kejang, kerusakan
kromosom, defek kelahiran, gangguan reaktifitas kekebalan, perubahan
konsentrasi testosterone dan disregulasi siklus menstruasi. Tetapi, laporan tersebut
belum secara pasti ditegakkan, dan hubungan antara efek tersebut dengan
penggunaan kanabis adalah tidak pasti.
18
o Pengobatan
3. Inhalan
o Neurofarmakologi
Inhalan sangat cepat diserap malalui paru-paru dan cepat dikirim ke otak.
Efeknya tampak dalam 5 menit dan dapat berlangsung selama 30 menit sampai
beberapa jam, tergantung pada zat inhalan dan dosisnya. Efek farmakodinamik
spesifiknya tidak dimengerti dengan baik. Karena efeknya biasanya mirip dengan
dan menambahkan pada efek depresan sistem saraf pusat lainnya, beberapa
peneliti telah menyatakan bahwa inhalan bekerja melalui suatu peningkatan
19
o Gambaran klinis
o Pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan. H. I., Sadock. B. J., dan Greeb. J. A., 2010 Sinopsis Psikiatri. Binarupa
Aksara Publisher: Tangerang
Rochmah, W., Harimurti, K., 2007. Demensia dalam Ilmu Penyakit Dalam. Pusat
Penerbitan FKUI: Jakarta