You are on page 1of 40
URATAN MATERNAL ives nowl¥es no, om PENULIS Koordinator : Elita Vasra, SST M.Keb Anggota: dr. Andrianto, Sp.OG dr. Julius, Sp.A Siti Hindun, SKM M.Kes N BASIC LIFE SUPPORT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG Jalan Jenderal Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-Shofa Komplek RS Moh. Hoesin Palembang 301126 Telepon/Faksimil (0711) 373104 Website : www.poltekkespalembang.ac.id Email : poltekkes palembana@yahoo.com — LL Se KEPUTUSAN DIREKTUR POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG. NOMOR : HK.02.0311,1/2538/2017 tentang PENETAPAN MODUL DAN TIM PENYUSUN MODUL ‘MATA KULIAH “KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL DAN BASIC LIFE SUPPORT* PROGRAM STUD! D3 KEEIDANAN PALEMBANG POLTEKKES KEMENIES PALEMBANG DIREKTUR POLTEKKES KEVENKES PALEMBANG Menimbang a, Bahwa untuk datam rangka meningkalken mutu penyelenagaraan pendidkan pada Poltekkes Kemenkes Palembang kirenya perl menetapkan Modul dan Tim Penyusun Modul Mata Kullah “Kegawattaruratan Matera! Neonatal sian Basic Life Support’ Program Studi 03 Kebidanan 7 Palembang Poltekkes Kemenkes Palembang; i; , Batwa untuk pelaksanean huruf @ di atas, peru diatur dalam Keputusan Diroktur Poltekkes Komenkes Palembang; Undang-Undang No, 20 tahun 1997 tentaig Penerimaen Bukan Pajak; Undang-tindang No. 20 tahun 2003 tentang Sisiom Pendidlian Nasional: 1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; |. Peraluran Pemerintah No, 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan; Peraturan Menteri Ristekdkt RI No, 44 ta un 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi . Peraturan , DiflenPerbendaharaan No. PER-G6/PDI2005, tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Keputusan MentertKeuangan Ri No. 22/KMK.061/2003 tentang Persetujuan Penggunaan Sebegian Dana Penerimaan Negara Sukan Pajak pada 8PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Rt; :Mengingat MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama ‘Menetapkan Modul dan Tim Penyusun Modul Mata Kuliah “Kegawaldaruratan Maternal Neonatal dan Basic Life Support Program Studi D3 Kebidanan Palembang Poliekkes Kemenkes Palembang; . Kedua + Nemanya yang tersebut dalam tampiran Surat Keputusan ini sebagai Tim Penyusun Modul Mata Kullah “KegawatderuratanjMatemal Neonatal dan Basic Life Support Program Studi D3 Kebidanen Palembang Poltekkes Kemenkés Palembang; Ketiga + Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal dittapkan dan apabila di kemudian hari temnyata terdapat kekelivian datam penetapan ini akan diadakan oerbalkan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Palembang Pada tanggal 18 Agustus 2017 Direktur, We) Nut’Adiba Hanum Tembusan : A. Kua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang di Palembang; Lampiran ‘Surat Keputusan Direktur Nomor : HK.02.03/.1/2538/2017 Tanggal 18 Agustus 2017 tentang Tim Penyusun Modul Mata Kullah "Kegawatdaruratan Matermal Neonatal dan Basic Life Support” Program Studi D3 Kebidanan Palembang Poltekkes Kemenkes Palembang (No. Mata Kuliah Tim Penyusun 1 Kegawatdaruratan Matemal Neonatal dan Basic Life Support (Bd, 5.026) (2T, 2P) ‘dr. Andrianto, Sp.0G dr. Julius, SpA Siti Hindun, SKM M.Kes Elita Vasra, SST M.Keb ‘Nur Adiba. Harum VISI MISI Visi Jurusan Kebidanan Menjadi Program Studi yang menghasikan Ahli Madya Kebidanan yang Unggul dan Kompetitif dalam penanganan awal atonia uteri dan asfiksia Bayi Baru Lahir tahun 2020. Misi Jurusan Kebidanan a. Menyelenggarokan pendidikan yang sesuai dengan standar kurikulum nasional D Ill Kebidanan b. Mengembangkan kurikulum institusional sesuai dengan kebutuhan stakeholder dan perkembangan ilmu dan teknologi. c. Melakukan penelitian dan menghasikan korya.iimich dalam bidang kebidanan. d. Melaksanakan kegiatan pengabdian ~— masyarakat dengan menggunakan teknologi tepat guna. @. Menjalin kemitraon dengan stakeholder, alumni, organisasi profesi, pemerintah daerah/kabupaten don kota. 2 SAMBUTAN DIREKTUR POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarakatuh Saya menyambut baik dengan terbilnya MODUL ini. Poltekkes Kemenkes Palembang adalah _insitusi__ Pendidikan menjawab _ tantangan pengembangan pendidikan dengan melakukan berbagai_ strategi peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) dan pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan muty pelaksanaan pembelcjaran dilakuken dengan berbagai strategi, salah satu diantaranya melalui penerapan pendekatan pendidikan melalui. pembelajaran dikelas dan praktik, Pendekaton berbasis kompelens! digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum, pengembangan bahan ojar, pelaksonaan pembelajaran.dan pengembangan prosedur penilaian. Terkait dengan pengembangan bahan ojar, saat ini pengembangan bahan ajar dalam bentuk MODUL menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Modul dapat membantu institusi dolam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, Peneropan MODUL dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan boik, mandir, tuntos dan dengan hasil (ouiput) yang jelas. Mengingct pentingnya peranan MODUL untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, maka Dosen sebagai orang yang paling berianggung jawab terhadap keberhasilan proses pembelajaran, dituntut untuk dapat memahami pengertian, karakterstik, prinsio, ketentuan dan prosedur pengembangan MODUL, Terima kasih saya sampaikan kepada Dosen TIM Penyusun dan kontributor yang felah menuangkan pemikirannya sehingga MODUL ini dapat diselescikan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan proses belajar mengajar. Saya berharap MODUL ini menjadi acuan bagi mahasiswa yang memiliki kepedulian pada pendicikan diploma Kebidanan. Semoga berbagai pesan yang terkandung di dalam MODUL ini bermanfaat bagi para pembacanye. Wasaalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. PALEMBANG, September 2017 DIREKTUR, drg. NUR ADIBA HANUM, M.Kes NIP. 196206021989012001 oa KATA PENGANTAR Puji Syukur kehaidrat ALLAH SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan MODUL ini. Sholawat dan salam semoga tercurahkon kepada Rasulullah SAW. Oleh karena ity pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan ucapan terimaksih dan penghargaan yang tulus kepada 1. Drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang. 2. Murdiningsin, $.Pd, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan D3 Kebidanan. 3. Nesi Novita, S.SiT, M.kes selaku Ketua Prodi D4 Kebidanon 4. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberkan banivan moril maupun material sehingga MODUL ini dapat diselescikan. Penulis menyadori MODUL ini masih jauh dari sempuma, oleh karena ity penulis. mengharapkan soran, masukan dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempumaan MODUL ini. Akhir kata penulis berharap semoga MODUL ini dapat bermantaat bagi civitas akademika Poltekkes Kemenkes Palembang. Aamiin. Palembang, Sepetember 2017 Penulis Modul PrakciKum wegen wesc wres set ae DAFTAR IS| KATAPENGANTAR.. DAFTAR ISI........-++ PENDAHULUAN. = URAIAN MATER]. KEGIATANBELAJAR I: Konsep dasar gawatdarurat : Tujuan Pembelajaran Umum... ‘Tujuan Pembelajaran Khusus. Landasan teori i a) Pengertian konsep dasar gawat darurat Maternal b) Konsep dasar gawat darurat Neonatal 3 ¢) Triage kegawatdaruratan. KEGIATAN BELAJAR lI: Studi kasus penilaian awal kegawatdaruratan dan cara penanganan awal dan merujuk secara cepat, tepat, dan aman. ‘Tujuan Pembelajaran Umum. 9 Tujuan Pembelajaran Khusus. 9 Landasan Teor 9 a) Penilaian awal kegawatdaruratan 10 b) Prinsip Umum Penanganan Kasus Kegawatdaruratan. : 10 ©) Penatalaksanaan kasus Plasenta previa. 4 ¢) Penatalaksanaan kasus Asfiksi 12 Daftar Titik. 13 : KEGIATAN BELAJAR ll:Studi kasus kegawatdaruratan pada kehamilan | Tujuan Pembelajaran Umum. 16 q Tujuan Pembelajaran Khusus 16 Landasan Teor 16 a) Abortus iminens. 7 b) Abortus insipiens. 17 ) Abortus inkompit. 18 ‘ d) Abortus Komplit 18 18 Laporan Kasus. RANGKUMAN. GLOSARIUM...... DAFTARPUSTAKA.. Modul Praktikum Kegawatdaruratan macernut uk reuse Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ter II dan Il Selamat bagi mahasiswa yang sudah lulus ujian semes mahasiswa sudah memenuhi syarat untuk mengikuti pembelajaran | semester IV Jurusan D IV Kebidanan. Pada semester IV ini Mahasiswa | menerima pembelajaran baru yaitu. Pembelajaran ini adalah asuhan | kebidanan yang kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dengan / \ \ ‘ ruang lingkup pembahasan antara lain: +. Konsep dasar gawatdarurat 2. Studi kasus penilaian awal penilaian awal kegawaldaruratan dan ' cara penanganan awal dan merujuk secara cepat, tepat, dan aman. 3. Studi kasus kegawatdaruratan pada kehamilan | 4, Studi kasus kegawatdaruratan pada kehamilan 5 Tujuan dari pembelajaran ini adalah memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kelainan atau komplikasi dengan pendekatan manajemen kebidanan dengan pokok bahasan : patologi obstetrik, penyakit-penyakit penyerta kehamilan dan gangguan sistem reproduksi, deteksi dini kelainan pada ibu hamil, bersalin dan nifas serta prinsip-prinsip asuhan dalam penanganannya, rujukan dan pendokumentasiannya. Dengan adanya Modul Prakticum Asuhan Kebidanan kegawatdaruratan : maternal dan neonatal diharapkan dapat membantu mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam 4. Menjelaskan prinsip deteksi dini ibu dengan kelainan, komplikasi dan penyulit yang lazim terjadi dalam kehamilan, persalinan dan nifas. 2. Menjelaskan penyakit penyerta pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas. i Modul Praktikum Kegawacaary wer SS aeereanakan deteksr dint kehamilan, Kompikast dan penyult’ Kenamila persalinan dan nifas. 4, Melaksanakan asuhan pada wanita / penyulit dalam kehamilan, persalinan dan nifas dan g reproduksi 6. Melaksanakan pendokumentasian institusi pelayanan 6, Melaksanakan rujukan berdasarkan standar praktek kebidanan dan protap ibu dengan kelainan, komplikasi dan angguan sistem sesuai dengan format yang tersedia di Modul Praktikum Kegaveacaurur ace mts TujuanPembelajaranUmum Mata Kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan Kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengenat pembahasan konsep dasaar kegawatdaruratan maternal dan menjelaskan konsep dasar kegawatdaruratan neonatal : TujuanPembelajaranKhusus Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat mengetahui « konsep dasar kegawatdaruratan Maternal can neonatal ANDASAN TEORI 4. Konsep dasar kegawatdaruratan maternal a. Pengertian Kegawatdaruratan dapat didefinisikan set kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwal nyawa. matemal adalah kondisi kesehatan yang bagai situasi serius dan kadang Kegawatdaruratan f mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan : dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Kasus gawat darurat maternal adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini enyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir. 2 Modul Praktikum Kegawatagruravan muvet wi OO b. Tujuan 1) Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada ibu dengan kegawatdaruratan. 2) Merujuk ibu dengan kegawatdaruratan melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai c.Ruang lingkup 4) Ruang Lingkup pada masa Kehamilan Kegawatdaruratan dapat terjadi selama proses kehamilan, antara lain ‘Abortus : ancaman atau pengeluaran hasilkonsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kadungan dg batasan umur kehamilan < 20 mgg atau: bb <500 gram penyebab: kelainan pertumbuhn hasil koncepsi kelainan pada plasenta, penyakitibu yang kronis, faktor nutrisi, faktor pskologis, = Solusio plasenta : terlepasnyasebagian/ seluruh permukaan maternal plasenta dr tempat Implantasinya. Penyebab: sebab primer belum diketahui pasti, namun ada keadaan tertentu, Kategori sos-eko, kategon fs, Keloinan dalam rahim, penyakit ibu _ Plasenta Previa : lasenta yg berimplantasi pada egmen bawah rahim demikian rupa sehingga menulupi seluruh/ seagian dari ostium uteri internum sehingga plasenta berada di dpn jalan lahir. - Pre eklamsia dan Eklamsia = Preeklamsia ringan Adalah hipertensi disertai proteinuria/edema setelah UK 20 mgg pd penyakit tropolas. 1) Preoklamsia berat | Suatu komplkasi kehamilan yg ditndaid timbulnye hipertensi 160/100 mmHg / lebih disertai proteinuria edema pda UK 20 mgg / lebih. > Eklamsia kelainan aakut pada wanita hamil, dalam persalinan! masa nifas yg ditandai dg timbulnya kejang yg sebelumya sda menimbulkan gejala- gejala pre eklamsia. 2) Kegawatdaruratan pada Persalinan a. Distosia Bahu Kegagalan melahirkan bahu secara sponten. penyebab: deformias panggul dan kegagalan bahu untk melipat ke dalam panggul 2. b. Perdarahan PP Perdarahan melebihi 500m! yang terjadi setelah bayi lahir “ Modul Praktikunt Kegawataaruraccin mecuer ur wud eum, c. Atonia Uteri Terjadi bila _miometrium tidak berkontraksi. penyedab: polihidramnion, kehamilan kembar, makrosomia, persalinan lama, persalinan terlalu cepat persalinan dg induksi/ akselerasi oksitosin, infeksi intrapartum, paritas ling! d. Perlukaan jalan lahir Perdarahan dim keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kntraksi rahim baik. terdiri dari: robekan perineum, hematoma vulva, robekan dinding vagina, robekan serviks, ruptura uteri 5. e. Retensio Plasenta Plasenta yang elum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Penyebab plasenta adhesiva, akreta, inkarserata. 3) Kegawatdaruratan pada masa nifas a) __Infeksi Nifas Infeksi pada dan melalui fraktus genetalis setelah persalinan, suhu 38°c atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 PP. Penyebab kurang gizi, anemia higiene, kelelahan, proses persalinan bermasalah, partus lama/ macel. korioamniontis, persalinan traumatik, oeriksa dalam yang berlebihan b) Metritis: Infeks} uterus Bila terlambat pengobatan dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik, trombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvik yang menahun, penyumbatan tuba dan infertiltas. cc) Bendungan Payudara Peningkatan alran vena dan limfe pada payudara dlam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi d) Infeksi Payudara Mastitis (payudara tegang dan kemerahan) - Abses Payudara (terdapat masa padat, mengerasdi bawah kulit yang kemerahan). B) —_ Kegawatdaruratan Neonatal a. Pengertian Kegawatdaruratan adalah mencakup diagnosis dan tindakan terhadap semua pasien yang memerlukan perawatan yang tidak direncnakan dan mendadak atau terhadap pasien dengan penyakit atau cidera akut untuk menekan angka kesakitan dan kematian pasien MOTUT HranRuT neyumucee 2 Neonatus adalah organisme yang berada pada periode adaptasi kehidupan intrauterin ke ekstrauterin, Masa neonatus adalah periode selama satu bulan (lebih tepat 4 minggu atau 28 hari setelah lahir) Kegawatdaruratan neonatal adalah mencakup diagnosis dan tindakan kehidupan tidak terhadap organisme yang berada pada periode adaptasi intrauterin ke ekstrauterin yang memerlukan perawatan yang direncnakan dan mendadak, serta untuk menekan angka kesakitan dan kematian pasien b. Tujuan 4) Untuk mengetahui kegawatdaruratan pada neonatus \ 2) Untuk mengetahui-—-kondisi-kondisi_ yang menyebakan kegawatdaruratan pada neonatus. 3) Untuk mengetahuipenanganan kegawatdaruratan pada neonatus cc. Ruang lingkup Ruang lingkup kegawatdaruratan neonatal yaitt 1) BBLR Pengertian : BB bayi baru lahir yang kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Penyebab : persalinan kurang bulan/ prematur dan bayi lahir kecil untuk masa kehamilan 2) Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Pengertian : kegagalan nafas secara spontan dan eratur pada saat bay! lahir! beberapa saat setelah lair. Penyebab: berkaitan’ dengan kondisi ibu, masalah pada tall pusat dan plasenta, dan masalah pada bayi selama/ sesudah persalinan 3) Kejang pada Bayi Baru Lahir Perubahan secara tiba-tiba ungsi neuroloi baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik Karena kelebihan pancaran listrik pada otak, Gamhar1 Merupakan bayi BBLR( berat C) Identifikasi Triase gawat darurat Pengertian dan definisi Triase Triase Adalah Proses khusus Memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas transportasi. artinya memilih berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup. sistem yang digunakan dalam Triase/Triage merupakan suatu ntuk mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam jiwa ul kemudian diberikan prioritas untuk dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan + Tujuan Triase perawatan gawat darurat 1. Identifikasi cepat ko:ban yang memerlukan stabilisasi segera, Ini lebin ke perawatan yang dilakukan di lapangan 2. Identifikasi korben yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan 3, Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan. Inilah tiga alasan dan tujuan dilakukannya triase qawat darurat PPGD + Prinsip-prinsip Triase dan Tata cara melakukan Triase Triase dilakukan berdasarkan observasi Terhadap 3 hal, yaitu 1. Pernafasan ( respiratory) 2. Sirkulasi (perfusion) 3. Status Mental (Mental State) Dalam pelaksanaannya biasanya dilakukan Tag label Triase (Label Berwarna) yang dipakai oleh petugas triase untuk mengidentifixasi dan mencatat kondisi untuk tindakan medis terhadap_ korban. a Modul Praktikum Kegawataaruracaun mess ws eo == Pengelompokan Triase berdasarkan Tag label 4. Prioritas Nol (Hitam) Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk diselamatkan. pengelompokan label Triase 2. Prioritas Pertama (Merah) Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik atau transport segera untuk menyelamatkan —_ hidupnya. Misalnya penderita gagal nafas, henti jantung, Luka bakar berat, pendaranan parah dan cedera kepala berat. TRIAGE TAG % wove mewaxe wounveo (IIE No ResPiarion Seo, «= EE CReseinamions — oven 30 | [Purse -- No napian PULSE. [ Gambar 2. Contoh Taa Labet Triage FOLLOW SIMPLE COMMANDS SRSRRESS OTHERWISE, DELAYED Tene 3. Prioritas kedua (kuning) Pasien memerlukan bantuan namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat dan dipastikan dak akan mengalami ancaman _jiwa dalam waktu dekat. misalnya cedera abdomen tanpa shok, Luka bakar ringan, Fraktur atau patah tulang tanpa Shok dan jenis-jenis penyakit lain. Tine [rae 4, Prioritas Ketiga (Hijau) Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak membutuhkan pertolongan —segera serta. tidak mengancam nyawa dan tidakmenimbulkan kecacatan, Nah —mungkin anda masuk dalam kategori yang ini, jadi Jangan marah- marah ‘dan jangan heran kenapa anda tidak langsung 7 mendapatkan perawatan di Ruang UGD sementara mereka harus — menolong pasien lain yang lebih parah. modu Frumeunuen eye re Studi kasus penilaian awal kegawatdaruratan dan cara penanganan awal dan merujuk secara cepat, tepat, da TujuanPembelajaranUmum Mata Kuliah ini memberikan kemiampuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan Kegawatdaruratan maternal dan neonatal dengan pokok bahasan: Studi kasus penilaian awal kegawatdaruratan dan cara penanganan awal dan merujuk secara cepat, tepat, dan aman TujuanPembelajaranKhusus Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat mengetahui 1. Penilaian awal Kegawatdaruratan 2. Cara Penanganan awal 3. Merujuk secara cepat, tepat, dan arnan. Sehingga terlatin untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan A) Penilaian Awal Dalam menentukan kondisi kasus obstetri yang dihadapi apakah dalam keadaa gawatdarurat atau tidak, secara prinsio harus ditakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi namnesis, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetrik. Dalam praktik, oleh karena pemeriksaan sistematis membutuhkan waktu yang agak lama, padahal penilaian harus dilakukan secara cepat, maka dilakukan penilaian awal. Penitaian awal adalah langkah untuk menentukan dengan cepat kasus cbstetri yang dicurigai dalam keadaan kegawatdarurat dan membutuhkan pertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit yang dihadapi, Dalam penilaian awal ini, anamnesis lengkap belum dilakukan. Anamnesa awal linn harsama came nerikea nandana neriksa raba. dan penilaian tanda Modul Prakukum wkegawaruerw wu) fanaa ea Ute iam Gengan Kasus. Misainya apakah kasus mengalami perdar ahan, demam, tidak sadar, kejang, sudah mengedan, atau bersalin berapa lama, dan sebagainya Fokus utama penilaian adalah apakah pasieng mengalami syok hipofolemik syok septik, syok jenis iain (syck Kardiogenik, syok neurologik, dan sebagainya), koma, kejang-kejang, atau koma disertai kejang-kejang, dan hel itu terjadi dalam kehamilan, persalinan, atau pasca perselinan B) Prinsip Umum Penanganan Kasus Kegawatdaruratan * Pastikan Jalan Napas Bebas Harus diyakini bahwa jalan napas tidak tersumbat. Jagan memberikan cairan atau makanan ke dalam mulut Karena pasien sewaklur waktu dapat muntah dan cairan muntahan dapat terisap masuk ke dalam paru-paru, Putarlah kepala pasien dan kalau perlu putar juga badannya ke samping dengan demikian bila ia muntah, tidak sampai terjadi aspirasi Jagalah agar kondisi badannya tetep hangat Karena kondisi hipotermia : berbahaya dan dapat memperberat syok. Naikkanlah kaki pasien untuk . membantu aliran darah balik ke jantung, Jika posisi berbaring menyebabkan pasien merasa sesak napas, kemungkinan hia ini dikarenakan gagal jantung dan edema paru-paru. Pada kasus demikian, tungkai diturunkan dan naikkanlah posisi kepala untuk mengurangi cairan dalam paru-paru + Pemberian Oksigen Oksigen diberikan dengan kecepatan 6-8 liter / menit. intubasi maupun ventilasi tekanan positif hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas. * Pemberian Cairan Intravena * Cairan intra vena diberikan pada tahap awal untuk persiapan mengantisipasi kalau kemudian penambahan cairan dibutunkan. Pemberian cairan infus intravena selanjutnya_ baik jenis cairan, banyaknya cairan yang diberikan, dan kecepatan pemberian eairan harus sesuai dengan diagnosis Modul Praktikum Kegawavucut ur uu mune ee Se oe oe ‘pada syok hipovolemik seperti pada seniaranan berbeda dengan pemberian cairan pada syok septik. Pada umumnya dipilin cairan Isotonik, misalnya NaCl 0.9 % atau Ringer Laktat. Jarum infus yang digunakan sebaiknya nomor 16-18 agar cairan dapat dimasukkan secara cepat. Pengukuran banyaknya cairan infus yang diberikan sangatlah penting Berhati-hatilah agar tidak berlebihan memberikan cairan intravena terlebih lagi pada syok septik. Seliap tanda pembengkakan. napas pendek, dan pip! bengkak, kemungkinan adalah tanda kelebihan pemberian cairan. Apabila hal ini terjadi, pemberian cairan dihentikan, Diuretika mungkin harus diberikan bila terjadi edema paru-paru + Pemberian Tranfusi Darah Pada kasus perdarahan yang banyak, terlebih lagi apabila disertal syok, transfusi darah sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa penderita Walaupun demikian, transfusi darah bukan tanpa risiko dan bahkan dapat berakibat kompliksai yang berbahaya dan fatal. Oleh Karena itu, keputusan untuk memberikan transfusi darah harus dilakukan dengan sangat hati-hati Risiko yang serius berkaitan dengan transfusi darah mencakup penyebaran mikroorganisme infeksius ( misalnya human immunodeficiency virus atau HIV dan virus hepatitis), masalah yang berkaitan dengan imunologik ( misalnya hemolisis intravaskular), dan kelebihan cairan dalam transfusi darah. = Pasang Kateter Kandung Kemih Kateter kandung kemih dipasang untuk mengukur banyaknya urin yang keluar guna menulai fungsi ginjal dan keseimbangan pemasukan danpengeluaran cairan tubuh. Lebin baik dipakai kateter foley. Jika katelerisasi tidak mungkin dilakukan, urin ditampung dan dicatat kemungkinan terdapat peningkatan konsesntrasi urin ( urin berwarna gelap) atau produksi urin berkurang sampai tidak ada urin sama sekali. Jika produksi Modul Praktikum Kegawatuurur acre muucr ne we abil Dahwa kondisi pasien membaik. Diharapkan produ urin paling sedikit 700 mi/4 jam atau 30 mL/ jam. « Pemberian Antibiotika Antibiotika harus diberikan apabila terdapat infeksi, misalnya pada kasus sepsi, syok septik, cidera intraabdominal, dan perforasi uterus. Pada kasus syok, pemberian antibiotika intravena lebih diutamakan sebab lebih cepat menyebarkan obat ke jatingan yang terkena infeksi Apabila pemberian intravena tidak memungkinkan, obat dapat diberikan intramuskular, Pemberian antibiotika per oral diberikan jika pemberian intra vena dan intramuskular tidak memungkinkan, yaitu jika pasien dalam keadaan syok, pada infeksi ringan, atau untuk mencegah infeksi yang belum timbul, tetapi diantisipasi dapat terjadi sebagai komplikasi ka untuk pencegahan Profilaksis antibiotika adalah pemberian antibi infeksi pada kasus tanpa tanda-tanda dan gejala infeksi, Antibiotika diberikan dalam dosis tugngal, paling banyak ialah 3 kali dosis. Sebaiknya profilaksis antibiotika diberikan setelah tali pusat diklem untuk menghindari efeknya pada bayi. Profilaksis antibiotika yang diberikan dalam dosis terapeutik selzin menyalahi prinsip juga tidak perlu dan suatu pemborosan bagi si penderita Risiko penggunaan antibiotike berlebihan ialah retensi kuma, efek samping. toksisitas, reaksi alergi, dan biaya yang tidak perlu dikeluarkan, + Obat Pengurang Rasa Nyeri Pada beberapa kasus kegawatdaruratan obstetri, penderita dapat mengalami rasa nyeri yang membutuhkan pengobatan segera. Pemberian obat pengurang rasa nyeri jangan sampai menyembunyikan gejala yang sangat penting untuk menentukan diagnosis. Hindarilah pemberian antibiotika pada kasus yang dirujuk tanpa didampingi petugas Kesehatan, terlebih lagi netriaas tanoa kemampuan untuk mengatasi depresi pernapasan, Modul Prawcrus ~ Penanganan Masalah Utama Aeyerwusun Penyebab utama kasus kegawataaruratan kasus harus dlitentukan diagnosisnya dan ditangani sampai tuntas secepatnya setelah kondisi pasien memungkinkan untuk segera ditindak. Kalau tidak, kondisi kegawatdaruratan dapat timbul lagi dan bahkan mungkin daiam kondisi yang lebih buruk © Rujukan Apabila fasilitas medik di tempat kasus diterima tidak memadai untuk menyélesaikan kasus dengan tindakan kiinik yang adekual, maka kasus harus dirujuk ke fasiitas Kesehatan lain yang lebin lengkap Sebaiknya sebelum pasien dirujuk, fasilitas kesehatan yang akan menerima rujukan dinubungi dan diberitahu terlebih dahulu sehingga persiapan penanganan ataupun perawatan inap telah dilekukan dan diyakini cujukan kasusa tidak akan ditolak. « Kunci Keberhasilan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal meliput interzensi yang spesifik untuk menangani kasus “kegawatan” atau komplikas! selama kehamitan, persalinan, dan nifas, serta kegawetan pada bay! baru lahir di bawah 30 hari. Intervensi yang dilakukan antara lain pmeberian antibiotik intravena, penanganan komplikasi aborsi, penanganan perdarahan postpartum, pengananan asfiksia neonatorum, penanganan _ikterus neonatorum, dan lain sebagainya. Kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal bukanlah merupakan tanggung jawab petugas Kesehatan untuk mengananinya, Namun. dibutuhkan peran serta berbagai pihak dalam mewujudken Kondisi yang mendukung demi tercapainya keselamatan ibu dan bayi yang mengalami kegawatan melalui sistem pertolongan yang sinergi, bekerja efekti, efsien, HAV PURE 1a Pember! bantuan dana, pembuat ebjakan, dan pelugas Kesehatan harus menyadari bahwa tujuan utama pengananan kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya juga untuk menyelamatkan jiwa bayi yang baru lahir atau dengan kata [ain untuk mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian neonatal Penyediaan pelanyanan penanganan kegawaldaruratan yang berkualitas bukanlah penyelesaian masalah. Bukan pula dengan lersedianya rumah sakit yang menyediakan layanan pembedahan di kamar operasi, telap! ada beberapa poin yang menentukan berhasilnya pertolongan kasus kegawatdaruratan di antaranya yaitu a. Pendidikan dan mobilisasi komunitas Tujuannya agar masyarakat mengetahuii kapan harus rencari pertolongan dan kapan menghubungi petugas Kesehatan jika tampak tanda bahaya atau kegawatan o Pinjaman dana komunites Kurangnya biaya_merupakan masalah atau hambatan daam mendapatkan 1 pertolongan ataupun penanganan di fasilitas kesehelan Mendirikan sebuah pinjaman dana Komunitas memberkan dampak yang Salk di mana masyarakat termotivasi dalam mendonorkan dana demi tercapainya penggunaan fasiltas yang dibutukan oleh ibu ataupun bayi yang mengalam! kegawatan. Trained and skilled staff ( petugas kesehatan yang terlatih dan terampil) d._ Alat transportasi Ketersediaan alat transportasi merupakan elemen yang krusial dari kuatnya sistem rujukan, Alat transportasi tidak mesti harus ambulans. Savana transportasiumum sepert taxi ataupun mobil pribadi dapat digunakan dalam situasi gawatdarurat. Maternity wailing homes dirancang umuminya untuk mengurang! ‘kompikast Modul PraKuixum neyuwuuur ews intra. partum dan postpartum. Penggunaan MWH_ ini telah lama direkomendasikan oleh WHO sebagai strategi untuk mengurangi angke kesakitan dan kematian ibu. Ketersediaan obat, bahan, alat, dan perlengkapan, kamar operasi, dan lain sebagainya di fasilitas kesehatan. Lingkungan kerja yang kondusif serta kerjasama antara pelugas yang balk Meningakatkan kualitas sistem penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada setiap fasilitas kesehatan/ pusat pelayanan kesehatan Komunikasi dan hubungan antara penolong kasus kegawatan pada level komunitas dengan petugas di fasilitas yang lebih baik (tempat rujukan) Penanganan Awal dan Penanganan Lanjutan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal ( Penanganan Plasenta Previa dan Penanganan Asfiksia Neonatorum) Terdapat banyak kasus kegawatdaruratan atau komplikasi yang dapat dialami oleh ibu selama masa kehamilan, persalinan, maupun postpartum dan juga pada 0 - 30 hari pada bayi baru lahir di antaranya (a) perdaranan obstetri, (b) eklampsia, (c) emboli paru, (d) emboli air ketuban, (e) prolapsus talipusat,(f) retensio plasenta, (9) distosia bal, (h) inversio uteri, ()) rupture erus neonatorum, (I) hipotermi dan uteri, (j) asfiksia_neonatorum,(k) hipertermi pada bayi baru lahir, (m) kejang pada bayi baru lahir, dan lain sebagainya. Berikut akan dijelaskan menganai satu dari sekian kasus kegawatan maternal dan satu kasus kegawatan neonatal Modul Praktikum Keyuwavuur wr wuurc + Plasenta Previa Pengertian dan Klasifikasi Plasenta Previa klasifikasi plasenta previa Plasenta previa adalah keadaaan dimana plasenta berimplantesi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Ostium Uteri intemal) (Rustam mochtar, 1998). Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di Pagian atas uterus (Hanifa Winkjosastro, 2005) Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jatan lahir pada waktu tertentu 4. Plasenta previa tolalis ; bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup olen plasenta. 2. Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta 3, Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir. 4, Plasenta letak rendah Tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan pada pemeriksaan dalam tidak teraba (Hanifa Winkjosastro, 2005), | | | | Modul Praxcucem meyer * Ciri- Ciri Plasenta Previa Ciri- ciri plasenta previa yaitu : 4, Perdarahan tanpa nyeri 2. Perdarahan berulang 3, Waa perdarahan merah segar 4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan Keluarnya darah 5, _ Timbuinya perlahan-lahan 6. Waktu terjadinya saat hamil 7. His biasanya tidak ada 8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi 9., Denyut jantung janin ada 40. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina +4. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul 42. Presentasi mungkin abnormal * Etiologi Penyebab plasenta previa secara pasti sult ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yang meningkatkan isiko terjadinya plasenta_ previa, misainya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi mioma}, sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, usia ibu di atas 36 tahun, paritas, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim + Diagnosis Plasenta Previa ‘Anamnesis : adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu dan berlangsung tanpa sebab. b. Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila Ietak kepala maka kepala belum masuk pintu atas panggull ¢. _ Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum. cy mroaTury Wrenecuenteeus veg uver sau we gsr ieee ~ Penenluan lelak plasenla secara langsung Gengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh Karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi Penatalaksanaan Plasenta Previa persiapan operasi sesar ( picture source : Rescue 911 - Episode 303 - 911 Placenta Previa- (Part 2) ~ YouTube Ibu yang menderita anemia sebelumnya akan sangat renten terhadap perdarahan, walaupun perdarahan tidak terlalu banyak. Darah sebagai obat utama untuk menagatasi perdarahan belum selalu ada atau tersedia di rumah sekit Prinsip dasar penanganan. Setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas perdarahan yang pertama kali jarang sekali. Apabila dalam penilaian yang tenang dan jujur ternyata perdarahan telah berlangsung tidak membahayakan ibu,janin dan ggu atau taksiran berat janin kurang dari kehamilannya belum cukup 36 2500 gram dan persalinan belum mulai dapat dibenarkan menunda persalinan sampai janin dapat hidup diiuar kandungan.Tetapi bila terjadi perdarahan yang membahayakan ibu dan janin atau kehamilannya telah _mencapai 96 minggu dan taksiran berat janin mencapai 2500 gram atau persalinan telah mulai, maka penanganan pasif harus di tinggalkan dan di tempih penanganan aktif. Memilih cara persalinanan yang terbaik adalah tergantung dari derajat plasenta previa, paritas dan banyaknya perdarahan. Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk seksio sesaria tanpa menghiraukan faktor ~ faktor lannya. Perdarahan banyak dan ber ulang ~ ulang biasnya disebabkan oleh plasenta yang letaknya lebih tinggi daerjatnya daripada yangditemukan pada pemeriksaan dalam atau vaskularisasi yang hebat peda serviks dan segmen bawah uterus. a Mogul VraKtKuUrT eye veer as wens Pada kasus yang terbengkalai, Gengan anemia berat_ Karena perdarahan atau infeksi intra uterin, baik seksio sesaria maupun persalinan pervaginam sama - sama tidak mengamankan ibu dan janinnya. Akan tetapi dengan bantuan transfusi darah dan antibiotika secukupnya, sexsio cesaria masih lebih aman daripada persalinan pervaginam untuk semua kasus plasenta previa totalis dari kebanyakan plasenta previa parsialis, (Hanifa Winkjosastro, 2005). Factor-faktor yang menentukan sikap/tindakan persalinan mana yang akan dipilih Jenis plasenta previa Banyaknya perdarahan Keadaan umum ibu Keadaan janin Pembukaan jalan lahir Partias g. Fasilitas rumah sakit Dilakukan perawatan konservatif bila a. Kehamilan kurang 37 minggu, b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal) c. Tempat tinggal pasi ien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjatanan selama 1 menit) Penanganan aktif bila: a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan. b. Umur kehamilan 37 minggu atau febih. c. Anak mati Perawatan konservatif berupa 1) Istirahat 2) Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia | | | i I | | | | | | | | i |

You might also like