Professional Documents
Culture Documents
90 105 2 PB
90 105 2 PB
Eyverson Ruauw
Jenny Baroleh
Devison Powa
ABSTRACT
This study aims to assess the management of coconut farms in village of Tolombukan district of Pa-
san mainly include land area, production, revenue, and marketing. The results could be input materials and
information for farmers in increasing production and income of coconut farmers in of Tolombukan dis-
trict Pasan.
The research was carried on in the of Tolombukan district of Pasan which lasted from June 2010 until
August 2010. Data taken in this study are primary data that was obtained through interviews to farmers
based on a list of questions and secondary data obtained from agencies - agencies. Sampling method used
in this study is simple random sampling method with a sample size of 20 farmer respondents. Data is pre-
sented in tables and is explained descriptively. The data are mainly in the form of costs, income, and rev-
enue.
Results showed that coconut farmers harvest pass once in 3 months so that in one year there are 4
times the harvest with an average area of 1.59 ha. The other results of thisr studies are outlined below.
The results of the average oil production in the village of Tolombukan district of Pasan of 2375.9 kg of
copra per year with an average income of Rp4.891.948, 78 per year. In addition to plant coconut, farmers
also planted cloves between the coconut that provide an income of Rp11.734.695, 84 per two years or
Rp5.867.000 per year. The product of copra and cloves sold at traders in the village Tolombukan own.
Keywords: Management, Coconut Farm.
39
Kajian Pengelolaan Usahatani Kelapa di Desa Tolombukan ……………........(Eyverson Ruauw, Jenny Baroleh, Devison Powa)
lebih 3 juta ha tanah yang di tanami kelapa yang besar di olah menjadi kopra di samping di
terdiri dari 55 persen di tanam secara monokultur konsumsi dalam bentuk buah segar, baik untuk
(tunggal) dan 45 persen di tanam dengan kebutuhan rumah tangga dan industri.
campuran tanaman lain (Darwis, 1986). Berikut ini adalah gambaran mengenai jumlah
Masalah harga yang cenderung berubah- ubah lahan dan produksi kelapa (kopra) di Desa
dari waktu ke waktu merupakan salah satu faktor Tolombukan Kecamatan Pasan dari tahun 2005
yang di hadapi petani kelapa sekarang. sampai dengan 2009.
Perkembangan harga kopra di Sulawesi Utara dari
tahun 2003 samapai dengan 2009 dapat di lihat Tabel 2. Luas Areal, Jumlah Produksi dan Pro-
pada Tabel 1. duktivitas Kelapa di Desa Tolombukan
Kecamatan Pasan
Tabel 1. Perkembangan Harga Rata – Rata Kopra
di Sulawesi Utara Klasifikasi Tanaman
Jumlah
Produksi
Tahun TMBM TM TTM kopra
(ha)
Harga (ha) (ha) (ha) (ton)
Tahun 2005 11,50 155,60 9,35 176,45 166,72
(Rp/kg)
2006 14,75 157,68 9,50 181,93 189,21
2003 2.100 2007 16,65 159,50 10,75 186,90 191,40
2004 3.000 2008 17,85 160,85 12,75 191,45 193,02
2005 2.875 2009 18,50 160,95 12,80 192,25 193,14
2006 2.825 Sunber: Dinas Perkebunan Kecamatan Pasan 2010
2007 4.241
2008 5.881 Keterangan:
2009 3.506 TBM : Tanaman Muda Belum Menghasilkan
Sumber: Dinas Peindustrian dan Perdagangan TM : Tanaman Menghasilkan
Sulawesi Utara, 2010 TTM : Tanaman Tidak Menghasilkan
Tabel 1 di atas menunjukan bahwa kecenderungan Dari Tabel 2 di atas menunjukan bahwa
naik – turunnya harga kopra dari tahun ke tahun. produksi kopra di Desa Tolombukan dari tahun ke
Masalah harga kopra yang cenderung naik turun tahun mengalami peningkatan, kacuali antara
ini, membuat para petani kurang memperhatikan tahun 2008 dan tahun 2009 dengan nilai produksi
mengenai perkembangan dan pertumbuhan sama 193 ton. Hal di sebabkan oleh perubahan
tanaman kelapa. Hal ini mempengaruhi musim, jadi rata – rata produksi kopra per ha
pendapatan petani. Sesuai dengan yang di jelaskan adalah 1.2 ton.
Mosher (1991) bahwa setiap petani akan berusaha
mengembangkan usaha taninya apabila ada Perumusan Masalah
jaminan harga terhadap produksinya. Jika harga Berdasarkan latar Belakang di atas, maka
menguntungkan maka petani akan berusaha lebih yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
banyak lagi, sehingga harga dalam hal ini yaitu bagaimana pengelolaan usahatani kelapa di
merupakan bimbingan bagi petani dalam Desa Tolombukan Kecamatan Pasan.
menentukan jumlah yang akan di produksinya.
Desa Tolombukan Kecamatan Pasan dalam Tujuan dan Manfaat Penelitian
perkembangan dunia usahataninya lebih menonjol Mengkaji pengelolaan usahatani kelapa di
pada usahatani kelapa dari pada tanaman Desa Tolombukan Kecamatan Pasan yang meliputi
perkebunan lainnya seperti: cengkih, kopi, vannili, pemilikan lahan, luas lahan, jarak perkebunan,
dan coklat. Pada umumnya tanaman kelapa di jarak tanam, umur tanaman, produksi, biaya
budidayakan oleh seluruh desa yang ada di produksi, penerimaan dan pendapatan, pemasaran
Kecamatan Ratahan dan semuanya itu sebagian di tingkat petani. Adapun manfaat dari penelitian
ini yaitu sebagai bahan masukkan dan bahan
40
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 39 - 50
informasi bagi petani dalam perencanaan dan terletak di daerah antara 0-200 m, sedangkan
pengelolaan usahatani kelapa khususnya dalam kelapa rakyat kebanyakan terletak diantara 200-
peningkatan produksi dan pendapatan petani 500m. Daerah yang terlampau tinggi letaknya akan
kelapa di Desa Tolombukan Kecamatan Pasan. mengakibatkan pertumbuhannya terlampau lambat
dan buahnya kurang memuaskan.
41
Kajian Pengelolaan Usahatani Kelapa di Desa Tolombukan ……………........(Eyverson Ruauw, Jenny Baroleh, Devison Powa)
berarti proses produksi harus di jalankan secara dalam jangka waktu tertentu baik yang di
efisien dengan menghindari pemborosan, jual maupun tidak di jual.
sedangkan menurut Soekartawi (1995), biaya 2. Pengeluaran Usahatani
adalah semua pengeluaran yang di pergunakan Pengeluaran total adalah nilai dari semua
oleh petani dalam suatu usaha. input yang habis terpakai dan di keluarkan
Soekartawi (1995), mengemukakan bahwa dalam proses produksi tetapi tidak termasuk
biaya adalah semua pengeluaran yang di gunakan tenaga kerja dalam keluarga petani.
dalam suatu usaha yang meliputih: biaya tetap 3. Pendapatan Usahatani
(fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Pendapatan usahatani adalah selisih antara
Menurut Bishop dan Toussaint (1979), dalam penerimaan dan pengeluaran total usahatani.
menghasilkan produk akan menunjuk pada biaya
yang di keluarkan, dalam menghasilkan suatu
jumlah hasil produksi pada suatu periode waktu METEDOLOGI PENELITIAN
tertentu. Biaya produksi terbagi atas biaya tetap
dan biaya variabel, biaya tetap di tambah biaya Metode Pengumpulan Data
variabel sama dengan biaya total. Biaya total Metode penelitian yang di gunakan yaitu
pemting dalam memperhitungkan pendapatan metode survei di Desa Tolombukan Kecamatan
bersih sama dengan penerimaan total di kurangi Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara, data yang di
biaya total. gunakan berupa data primer yang di peroleh
menggunakan kusioner dan wawancara langsung
Konsep Penerimaan dan Pendapatan Usahatani berdasarkan daftar pertanyaan terhadap petani
Penerimaan Usahatani sampel.
Menurut Hernanto (1993), penerimaan
usahatani yaitu penerimaan semua sumber
usahatani meliputi nilai jual beli, penambahan Metode Pengambilan Sampel
jumlah inventaris, nilai produk yang di konsumsi Metode pengambilan sampel petani dilakukan
petani dan keluarganya. Sedangkan Soekartawi secara Simple Random Sampling (pengambilan
(1995), penerimaan usahatani adalah perkalian sampel secara acak sederhana) dengan jumlah
antara produksi yang di peroleh dengan harga jual. sampel yang diambil 20 petani.
42
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 39 - 50
43
Kajian Pengelolaan Usahatani Kelapa di Desa Tolombukan ……………........(Eyverson Ruauw, Jenny Baroleh, Devison Powa)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Jumlah dan Persentase Petani Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik Petani Tingkat Jumlah petani Persentase
Umur Petani pendidikan (orang) (%)
Umur petani menentukan prestasi kerja yang SD 4 20
dicapai oleh petani serta mempengaruhi kemam- SMP 8 40
puan fisik bekerja dimana jika semakin tinggi
SMA 6 30
umur seseorang setelah melewati batas umur ter-
Perguruan Tinggi 2 10
tentu maka makin berkurang kemampuan berpres-
Jumlah 20 100
tasi sebagai tenaga kerja. Petani masih muda dan
sehat mempunyai tenaga yang lebih besar dari pa- Sumber: Data Primer, 2010
da petani yang sudah tua. dari hasil penelitian di-
peroleh umur petani responden berkisar 30 – 78 Tabel 4 menunjukan bahwa tingkat pendidi-
tahun kan yang paling banyak tingkat pendidikannya
adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar
Tabel 3. Jumlah dan Persentase Petani 40 persen dari jumlah petani responden. hal ini
Responden Menurut Golongan menunjukan walaupun pendidikan petani masih
Umur tergolong rendah tetapi mereka tetap mengelolah
usahataninya ini dengan baik, kerena petani–petani
Jumlah Petani ini sudah berpengalaman. Tingkat pendidikan
Umur Persentase
Responden yang terendah adalah perguruan tinggi (sarjana)
(tahun) (%)
(orang) sebesar 10 persen. Hal ini menunjukan bahwa pe-
30 - 40 4 20 tani responden telah mengecap pendidikan yang
41 - 50 5 25 tinggi sehingga dalam mengelolah usahataninya
51 - 60 5 25 sudah baik dan akan lebih cepat menerima tekno-
≥ 61 6 30 logi – teknologi baru dalam usahataninya.
Jumlah 20 100
Jumlah Tanggungan Keluarga
Tabel 3 menunjukan bahwa tingkat umur res- Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi
ponden yang memiliki persentase terkecil pada penghasilan dalam suatu usahatani. Jumlah anggo-
kelompok umur 30 – 40 tahun yaitu sebesar 20 ta yang cukup besar menyebabkan kurang di per-
persen dari jumlah petani responden dan kelompok hatikannya pola konsumsi yang akan di terima
umur lebih dari 61 tahun memiliki persentase ter- oleh seseorang apabila penghasilannya dalam be-
besar yaitu 30 persen. rusahatani kecil atau rendah. Namun disisi lain
jumlah keluarga yang besar merupakan bantuan
Tingkat Pendidikan tenaga kerja yang dapat mengelolah usahatani.
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi Jumlah tanggungan keluarga dapat di lihat pada
setiap anggota masyarakat dalam peningkatan Tabel 5. Tabel 5 menunjukan bahwa jumlah tang-
sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi gungan keluarga petani responden yang paling ter-
seseorang dalam menentukan sikap, peningkatan kecil 20 persen dari jumlah petani responden dan
intelektual dan bahkan dalam hal pengambilan memiliki jumlah tanggungan yang terbesar yaitu
keputusan untuk mengelolah usahataninya. Tinggi 50 persen dari jumlah responden. Dengan adanya
rendahnya tingkat pendidikan petani responden jumlah tanggungan petani responden yang
dapat dilihat pada Tabel 4. memiliki tanggungan lebih dari 3 orang, maka
dapat memperkecil penggunaan tenaga kerja dari
luar keluarga dan sangat mempengaruhi
kesejahteraan petani.
44
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 39 - 50
Tabel 5. Jumlah dan Persentase Petani Res- petani. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
ponden Berdasarkan Tanggungan Ke- lahan usahatani di Desa Tolombukan Kecamatan
luarga Pasan umumnya milik sendiri
Jumlah Jumlah
Persentase Luas lahan
tanggungan petani
(%) Keadaan lahan dan luas lahan akan mempen-
(orang) (orang)
garuhi besarnya jumlah produksi dan penggunaan
2 4 20
tenaga kerja. Lahan yang di kelola dengan baik
3-4 10 50 akan berbeda hasil produksinya dengan lahan yang
5 6 30 tidak di kelola dengan baik. Jumlah responden
Jumlah 20 100 berdasarkan luas lahan dapat di lihat pada Tabel 7.
Dari Tabel 7 di lihat bahwa luas lahan pada
Sumber: Data Primer, 2010
kelompok kurang dari 1 ha itu lebih besar 9 petani
atau 45 persen dari jumlah petani responden se-
dangkan yang terkecil pada kelompok 2,1 – 4 ha
Jarak Perkebunan
atau 15 persen dari total petani responden. Hal ini
Jarak perkebunan dapat mempengaruhi penge-
di sebabkan karena pada umumnya petani sampel
luaran dalam suatu usahatani. Jarak yang jauh bi-
telah membagikan sebagian lahan yang di
asanya mempengaruhi terhadap biaya pengangku-
usahakan kepada anak – anaknya yang telah berke-
tan atau transportasi. Walaupun jarak jauh dan
luarga.
memiliki kendaraan atau fasilitas pengangkutan
untuk usahatani. Dapat memperkecil biaya yang
Tabel 7. Jumlah dan Persentase Petani Respon-
akan di keluarkan.
den Berdasarkan Luas lahan
Tabel 6. Jumlah dan Persentase Petani Respon- Luas lahan Jumlah petani Persentase
den Berdasarkan Jarak Perkebunan (ha) (orang) (%)
yang di Usahakan ≤1 9 45
Jarak Jumlah Pe- 1,1 – 2 8 40
Persentase
perkebunan tani 2,1 – 4 3 15
(%)
(km) (orang) Jumlah 20 100
1–3 7 35 Sumber: Data Primer, 2010
4–6 8 40
7–9 5 25
Jarak Tanam, Sistem Penanaman dan Jumlah
Jumlah 20 100
Pohon
Sumber: Data Primer, 2010 Petani responden di Desa Tolombukan mena-
nam tanaman kelapa dengan jarak tanam 10 x 10
Tabel 6 menunjukan bahwa jarak perkebunan meter. Dengan sistem penanaman yang dilakukan
yang terbesar adalah pada kelompok jarak 4 – 6 bervariasi, tapi umumnya menggunakan sistem
km atau 40 persen dari jumlah petani responden persegi atau lurus dengan jumlah pohon 100
dan jarak perkebunan yang paling terkecil pada hingga 110 pohon per hektar.
kelompok jarak 7 – 9 km atau 25 persen dari jum-
lah petani responden. Umur tanaman kelapa
Salah satu faktor penting yang menentukan
Keadaan usahatani kemampuan berproduksi dari suatu tanaman. Yaitu
Status pemilikan lahan usia Tanaman kelapa yang tua, jumlah produksi
Status lahan yang dimiliki petani menentukan yang akan di hasilkan berbeda di bandingkan den-
besar kecilnya pendapatan yang akan diterima gan umur tanaman kelapa yang masih muda, di-
45
Kajian Pengelolaan Usahatani Kelapa di Desa Tolombukan ……………........(Eyverson Ruauw, Jenny Baroleh, Devison Powa)
mana kelapa tua produksinya lebih sedikit dari ke- adalah 1,59 ha dan jumlah pohon 112,35 dengan
lapa yang masih muda. rata – rata produksi per tahun 2375,9 kg dan rata –
rata pohon kelapa yang di budidayakan di lokasi
Tabel 8. Umur Tanaman kelapa di Desa Tolom- penelitian sudah berbuah (produktif).
bukan Kecamatan Pasan Selain mengusahakan tanaman kelapa petani
di Desa Tolombukan Kecamatan Pasan juga
Umur Tanaman Jumlah Pohon Persentase
mengusahakan usahatani lain untuk meningkatkan
(Tahun) (Pohon) (%)
pendapatan dari usahatani. Dalam satu lahan peta-
20 – 30 777 34,50 ni tidak hanya mengusahakan tanaman kelapa te-
31 – 40 370 16,42 tapi ada usahatani yang lain yaitu cengkeh, yang
41 – 50 1105 49,06 paling dominan untuk di jadikan sebagai tanaman
Jumlah 2252 100 sela dalam satu lahan.
Sumber: Data Primer, 2010 Rata – rata umur pohon cengkeh 25,1 tahun
dan produksi rata – rata tahun 2010 sebesar 323,25
Tabel 8 menunjukan umur tanaman kelapa kg dengan jumlah 113,25 pohon, dan jumlah po-
berkisar dari 20 s/d 50 tahun dengan jumlah pohon hon tidak berbuah (non Produktif) dengan rata –
yaitu 2252 pohon atau rata – rata 113 pohon rata 30 pohon sehingga produksi menurun itu di
per/hektar, termasuk didalamnya pohon yang pro- akibatkan oleh serangan hama sehingga mendo-
duktif dan non produktif. rong para petani untuk mengadakan penyulaman
kembali atau penanaman bibit cengkeh yang baru.
Produksi
Produksi adalah proses menggunakan sum- Biaya produksi
berdaya untuk menghasilkan barang – barang atau Biaya produksi turut menentukan tinggi ren-
jasa. Kualitas dan kuantitas produk akan tergan- dahnya pendapatan di samping besarnya produksi
tung dari input faktor yang di gunakan akan menu- dan harga hasil produksi. Biaya produksi adalah
runkan kualitas maupun kuantitas produknya. keseluruhan biaya yang di keluarkan selama
Usaha peningkatan produksi sekarang ini bukan proses produksi selama satu tahun dalam hal ini
lagi semata – mata untuk peningkatan kuantitas produksi kelapa dan tanaman sela.
hasil panen, tetapi di tujukan kepada peningkatan
pendapatan petani. Oleh sebab itu petani sekarang Biaya Tetap
lebih berorientasi terhadap harga. Produksi yang Usahatani kelapa
meningkat tanpa di dukung oleh tingkat harga Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergan-
yang menguntungkan maka tidak akan memberi- tung dari besar kecilnya volume produksi. Dalam
kan jaminan bagi peningkatan pendapatan usaha- penelitian ini biaya tetap terdiri atas pajak lahan
tani. dan biaya penyusutan. Biaya pajak di Desa To-
lombukan Kecamatan Pasan bervariasi tergantung
Tabel 9. Rata – Rata luas lahan, Jumlah Pohon, besar luasan lahan yang di miliki oleh petani. Ber-
Produksi Kelapa Per Tahun dasarkan penelitian ini rata –rata pajak per tahun
Luas Lahan Jumlah Produksi adalah Rp28.225
(ha) Pohon (kg) Untuk biaya penyusutan alat di hitung berda-
sarkan kepemilikan alat pertanian petani. Dalam
1,59 112,35 2375,9 penelitian ini peralatan yang akan di hitung pe-
Sumber: Data Primer, 2010 nyusutannya adalah parang, cangkul, pencungkil
daging dan tempat pengasapan. Rata – rata usia
Tabel 9 produksi kelapa yang di jadikan objek ekonomis 4 – 8 tahun kecuali tempat pengasapan
dalam penelitian ini adalah kopra, dalam satu ta- rata –rata usia ekonomisnya 7 – 12 tahun dan ra-
hun produksi yaitu empat kali panen berdasarkan ta–rata penyusutan per tahun sebesar
hasil penelitian luas lahan rata – rata petani kelapa Rp287.986,21.
46
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 39 - 50
47
Kajian Pengelolaan Usahatani Kelapa di Desa Tolombukan ……………........(Eyverson Ruauw, Jenny Baroleh, Devison Powa)
ga kerja untuk pemetikan di hitung per liter yaitu Biaya Variabel Pengangkutan
Rp1.500 biaya makanan di tanggung oleh pemilik
Usahatani kelapa
cengkeh, ada juga biaya per liter Rp2.500 biaya Biaya pengangkutan hasil dari kebun bervaria-
makanan tidak di tanggung oleh pemilik cengkeh. si sesuai jarak dan medan yang akan di tempuh.
Tetapi sebagian besar tenaga kerja menerima biaya Biasanya biayanya bervariasi ada yang per karung
penyewaan Rp1.500 per liter hal ini di sebabkan Rp 50.000. dengan rata – rata per karung 80 – 100
karena jarak perkebunan yang begitu jauh sehing- kg. ada juga petani yang membayar biaya pen-
ga para tenaga kerja sering menetap di kebun se- gangkutan 10% dari harga keseluruhan hasil pen-
lama seminggu. Dan untuk penjemuran sebagian jualan kopra dan ada juga petani responden yang
besar tenaga kerjanya hanya berasal dari dalam memiliki kendaraan sendiri itu tidak mengeluarkan
keluarga dan tidak mengeluarkan biaya tenaga ker- biaya pengangkutan. rata – rata biaya pengangku-
ja. Dan rata – rata biaya tenaga kerja pemetikan tan dalam satu tahun sebesar Rp563.565.
(panen) sebesar Rp2.402.750. Biaya bahan ini
merupakan faktor pendukung dalam usahatani Usahatani Cengkeh (tanaman sela)
cengkeh (tanam sela) yang terdiri biaya makanan Untuk pengangkutan cengkeh berdasarkan
(konsumsi) untuk tenaga kerja, biaya minyak tanah penelitian di Desa Tolombukan Kecamatan Pasan
untuk lampu penerangan (petromax), biaya lain – biaya pengangkutan yaitu per karung Rp100.000
lain. Untuk biaya makanan (konsumsi) rata – rata dengan berat rata – rata 60 – 65 kg cengkeh ker-
per tahun sebesar Rp542.500 dan untuk biaya mi- ing. Sebagian besar petani mengeluarkan ceng-
nyak tanah rata – rata dalam satu tahun (satu kali kehnya dari kebun dalam keadaan kering mengin-
panen) Rp27.750 dan biaya lain berupa biaya ro- gat biaya pengangkutan yang besar. Dengan rata –
kok untuk tenaga kerja panen dengan biaya rata – rata biaya pengangkutan dalam satu kali panen se-
rata dalam satu kali panen Rp268.000. besar Rp297.000.
Tabel 10. Menunjukan bahwa usahatani kela-
pa jumlah biaya rata – rata sebesar 9,23 persen,
Tabel 10. Rata – rata Biaya Produksi Usahatani Kelapa dan Cengkeh
(tanaman sela) dalam Satu Tahun Produksi
Usahatani
Biaya
produksi Kelapa Cengkeh
Rp % Rp %
A. Biaya Tetap (Rp)
- Biaya Pajak 28.225 0,82 - -
- Penyusutan Alat 287.986,21 8,41 489.139,16 11,95
Jumlah Biaya Tetap 316.211,21 9,23 489.139,16 11,95
B. Biaya Variabel (Rp)
- Saprodi - - 52.250 1,30
- Tenaga kerja 2.543.925 74,30 3.264.500 79,50
- Transportasi 563565 16,46 297.000 7,23
Jumlah Biaya Variabel 3.107.490 90,76 3.613.750 88,05
Jumlah Biaya Produksi (Rp) 3.423.701,22 100,00 4.104.554,16 100,00
Sumber: Data Primer, 2010
48
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 39 - 50
sedangkan untuk usahatani cengkeh (tanaman sela) Tabel 16 menunjukan dari hasil penelitian
sebesar 11,95 persen ini menunjukan bahwa peng- membuktikan bahwa usahatani kelapa dengan
gunaan peralatan usahatani masih lebih banyak adanya tanaman sela (cengkeh) dapat memberi
pada usahatani cengkeh (tanaman sela). Untuk bi- peningkatan dalam hal ini total pendapatan petani
aya variabel usahatani kelapa sebesar 90,76 persen sebesar Rp16.626.644 per tahun.
dan usaha tani selain kelapa (cengkeh) 88,05 dapat
dilihat untuk biaya transportasi usahatani kelapa Pemasaran
lebih besar dari pada usahatani cengkeh (tanaman Untuk usahatani kelapa keseluruhan petani
sela). karena kelapa selama satu tahun empat kali hanya menjual kepada pedagang pengumpul yang
berproduksi (kopra) sedangkan cengkeh hanya sa- berada di desa Tolombukan Kecamatan Pasan se-
tu tahun sekali berproduksi. Akan tetapi biaya te- dangkan selain usahatani kelapa (cengkeh) bi-
naga kerja masih lebih besar usahatani cengkeh asanya pedagang pengumpul yang menjemput ha-
(tanaman sela) dari pada usahatani kelapa. sil usahataninya ke rumah dengan mobil dengan
harga Rp49.000 sehingga biaya transportasi pema-
Penerimaan dan Pendapatan saran tidak perlu di keluarkan oleh petani respon-
Harga den.
Harga merupakan persetujuan antara pembeli
dan penjual dalam menilai suatu produk tertentu. KESIMPULAN DAN SARAN
Harga berdasarkan hasil penelitian harga kopra
(kopra hari – hari) yaitu Rp3.500 per kilogram. Kesimpulan
Untuk harga tanaman sela di daerah penelitian da- Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
lam hal ini cengkeh adalah Rp49.000 per kilo- bahwa pengelolaan usahatani kelapa di Desa To-
gram. lombukan Kecamatan Pasan dapat di simpulkan
bahwa:
Penerimaan dan pendapatan a. Pemilikan lahan usahatani di Desa Tolombu-
Penerimaan adalah perkalian antara produksi kan Kecamatan Pasan milik sendiri
yang diperoleh dengan harga jual produk tersebut. b. Lokasi perkebunan kelapa dari masing – mas-
Pendapatan usahatani adalah selisih antara ing petani tersebar (bukan terkumpul). Jarak
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan tanam untuk usahatani kelapa yaitu 10 x 10 m.
dalam suatu usahatani. Pendapatan dalam c. Pohon kelapa di Desa Tolombukan Kecamatan
penelitian ini adalah pendapatan petani kelapa dan Pasan Rata – rata berumur tua.
pendapatan usahatani cengkeh (tanaman sela) di d. Keseluruhan petani menjual hasil usahataninya
Desa Tolombukan Kecamatan Pasan. kepada pedagang pengumpul.
e. Biaya terbesar pada usahatani kelapa adalah
Tabel 16. Rata – rata Penerimaan dan Pendapatan biaya tenaga kerja.
Petani per Tahun di Desa Tolombukan f. Total pendapatan usahatani kelapa di Desa To-
Kecamatan Pasan lombukan Kecamatan Pasan sebesar
Total Total Rp16.626.644. Sebesar 70,57 persen merupa-
Jenis Usa- Pendapatan kan kontribusi dari tanaman sela (cengkih).
Penerimaan Biaya Pro-
hatani (Rp)
(Rp) duksi (Rp)
Usahatani 8.315.650 3.423.701 4.891.948 Saran
Kelapa Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemu-
Usahatani 15.839.250 4.104.554 11.734.695
lain
kakan maka dapat di sarankan sebagai berikut:
(cengkeh) a. Perlu adanya peran dari pemerintah atau
Total 16.626.644 lembaga yang berkaitan dengan pemasaran
Pendapatan untuk menjaga kestabilan harga produk
Sumber: Data Primer, 2010 kelapa dan usahatani selain kelapa (cengkeh),
49
Kajian Pengelolaan Usahatani Kelapa di Desa Tolombukan ……………........(Eyverson Ruauw, Jenny Baroleh, Devison Powa)
sehingga petani bisa mendapatkan harga yang Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani, Penebar Swa-
layak. daya, Jakarta
b. Petani harus dapat menekan biaya panen, ka- Kartasapoetra. 1991. Hukum Tanah. Rineka Cipta.
rena dengan meminimalisir biaya panen diha- Jakarta
rapkan dapat meningkatkan pendapatan bersih Kotler, P. 1986. Manajemen Pemasaran. Erlangga.
petani Jakarta
Mahmud Z., 1998. Tanaman Sela. Jurnal Peneli-
DAFTAR PUSTAKA tian dan Pengembangan Pertanian. Departe-
men Pertanian. Jakarta
Adiwilaga, 1982. Ilmu Usahatani. Penerbit Alumni Mubyarto, 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian.
Bandung. LP3ES. Jakarta.
Anonymous, 1980. Pedoman Pengelolaan Usaha- Mosher,A.P. 1965. Menggerakan dan Pembangu-
tani. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman nan Pertanian. CV Yasangun Jakarta.
Pangan dan Holtikultura, Departemen Perta- Ratag, J, 1982. Dasar – Dasar Pengelolaan Usaha-
nian Jakarta. tani. Fakultas Pertanian Universitas Sam Ra-
Anonymous. 2008. Maksimalisasi tanaman kelapa tulangi. Manado.
di Indonesia. Simanjuntak, P.J. 1983. Produktifitas Kerja Pen-
http://.wordpress.com=maksimalisasi-kelapa- gertian dan Ruang Lingkupnya.LP3ES. Ja-
part-1/ karta.
Bishop, C. E. and W.D. Toussaint, 1979. Pengan- Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas
tar Analisis Ekonomi Pertanian. Terjemahan Indonesia. Jakarta.
Wisnuadji dkk. Yogyakarta Soeharjo, A. dan Patog, D. 1973. Sendi –Sendi
Darwis, SN, 1996. Pedoman Pengelolaan Usaha- Pokok Ilmu Usahatani. Jurusan Sosial Eko-
tani. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman nomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor
Pangan dan Holtikultura. Departemen Per- Sukamto, 2001. Upaya meningkatkan produksi
tanian, Jakarta. kelapa. PT. Penebar Swadaya. Jakarta
Djojodipuro, 1991. Teori Harga, Lembaga Pener-
bit Fekon UI Press Jakarta.
50