You are on page 1of 10

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23

Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN


JALAN LINGKAR LUAR BARAT KOTA SURABAYA
Misbah Al Ghiffary
Program Sarjana Terapan
Transportasi Darat
Politeknik Transportasi Darat
Indonesia-STTD
Jl. Raya Setu No. 89, Kab. Bekasi
alghiffarymisbah@gmail.com

Abstract
In order to achieve the goal to solved congestion problems in the city, Surabaya City Government has
developed West Outer Ring Road (WORR) of Surabaya. In existing conditions, the development has reached
40% of the total built length, while the condition when the WORR is completely built is assumed to be in 2024.
When it had been built completely, it could have an impact on the level of service at sections, intersections,
and the road network around the area of WORR. The existing performance and the complete built performance
are calculated by macro analysis with the help of Visum application. Thus, the problem can be identified by
do-something. The micro analysis is used to identified do-something based on the MKJI 1997 analysis. Based
on the results of the performance analysis, the impacted sections are 96.67%. The impacted intersections are
83.33%. The road network turns to an increase in performance by 45% at vehicle hours, 4% in vehicle km,
and 20% at an average speed. Do-something analysis of the sections showed an increase in performance of
18% and 13% respectively. Do-something analysis of the intersection showed an increase in performance to
DS by 17%, a delay by 55%, and the LOS value increased to "D."
Keywords: the existing performance analysis, complete build performance analysis, Visum application, do-
something analysis, increase in performance

Abstrak
Didalam merencanakan solusi untuk mengatasi permasalahan kemacetan di kotanya, Pemerintah Kota
merealisasikan pembangunan jalan lingkar luar barat (JLLB) Surabaya. Kondisi saat ini, pembangunan telah
mencapai 40% dari total panjang terbangun seutuhnya, sedangkan kondisi saat JLLB terbangun seutuhnya
diasumsikan pada tahun 2024. Dengan adanya JLLB yang telah terbangun, dapat memberikan pengaruh
terhadap tingkat pelayanan pada ruas, simpang, dan jaringan jalan di sekitar area tersebut. Analisa kinerja
eksisting dan terbangun seutuhnya dilakukan secara makro dengan bantuan aplikasi Visum. Kemudian masalah
dapat diidentifikasi untuk dilakukan suatu usulan penanganan. Usulan penanganan dilakukan analisa secara
mikro berdasarkan analisa MKJI 1997. Hasil analisa kinerja, ruas yang terdampak sebesar 96,67%. Untuk
simpang terdampak sebesar 83,33%. Untuk jaringan jalan mengalami peningkatan kinerja sebesar 45% pada
waktu perjalanan, 4% pada jarak tempuh, dan 20% pada kecepatan rata-rata. Usulan penanganan pada ruas
terjadi peningkatan kinerja sebesar 18% dan 13%. Usulan penanganan pada simpang terjadi peningkatan
kinerja menjadi DS sebesar 17%, tundaan sebesar 55%, dan nilai LOS meningkat menjadi “D.”

Kata Kunci: analisa kinerja eksisting, analisa kinerja terbangun seutuhnya, aplikasi Visum, usulan
penanganan, peningkatan kinerja.

1
Misbah.

PENDAHULUAN
Pemerintah Kota Surabaya sudah lama memberikan wacana dalam merencanakan solusi
untuk mengatasi permasalahan kemacetan di kotanya. Bahkan hal tersebut sampai saat ini
masih menjadi prioritas utama pemerintah kota untuk segera bisa diselesaikan. Sebagai
perwujudan hal tersebut, pemerintah saat ini telah merealisasikan beberapa kebijakan-
kebijakan terkait transportasi yang salah satu diantaranya jalan lingkar luar barat (JLLB)
Surabaya. JLLB Surabaya dimulai pembangunannya di wilayah Surabaya Barat pada tahun
2016. Saat ini, pembangunan telah mencapai 40% dari panjang pembangunan total. Dan
akibat dari pandemi global yang tengah berlangsung, pembangunan tertunda dan waktu
penyelesaian mundur yang diestimasikan selesai pada tahun 2024. Hal tersebut secara tidak
langsung dapat memberikan pengaruh terhadap naik/turunnya tingkat pelayanan pada
masing-masing ruas, simpang, dan jaringan jalan di sekitar area tersebut. Untuk
menindaklanjuti hal tersebut, Maka kebijakan dan perencanaan transportasi wajib
diperlukan.
Pada tugas akhir ini analisa yang dilakukan diantaranya mengidentifikasi kinerja lalu lintas
ruas, jaringan, dan simpang pada saat eksisting dan saat terbangun seutuhnya. Analisa yang
dilakukan melingkupi analisa secara makro dengan menggunakan bantuan aplikasi visum.
Mengidentifikasi apakah terdapat dampak perubahan pola pergerakan akibat pembangunan
tersebut. Dan alternatif usulan permasalahan yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kinerja ruas, jaringan, simpang saat terbangun seutuhnya. Maka dari itu diharapkan dengan
adanya alternatif usulan permasalahan dapat menjaga kondisi arus lalu lintas tetap stabil.

PEMBAHASAN
Analisis kondisi eksisting
Area yang menjadi fokus yaitu wilayah yang diyakini terdampak oleh pembangunan jalan
lingkar luar barat Surabaya. Wilayah tersebut dianalisa dengan mengidentifikasikan terlebih
dahulu, diantaranya:
1. Karakteristik lalu lintas seperti kapasitas, volume, dan kecepatan lalu lintas survey yang
didapat dari data sekunder.
2. Pembagian zona wilayah studi yang dihubungkan pada jaringan jalan di wilayah studi.
3. Analisis matrik asal tujuan eksisting.

Gambar 1. Gambaran Lokasi JLLB dengan ruas jalan disekitarnya


2
Misbah.

Keterangan :
: Batas Administrasi
: Jalan (Link)
: Jalan JLLB

Gambar 2. Pembagian 18 zona wilayah studi


O/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
1 0 201 500 176 114 556 361 40 46 25 52 60 21 13 15 17 14 20 2231
2 122 0 65 23 15 73 47 5 6 4 9 11 4 2 3 3 2 4 398
3 318 68 0 60 39 189 123 14 16 8 22 25 9 6 6 7 6 8 923
4 315 68 168 0 38 187 122 14 16 8 24 28 10 6 7 8 6 9 1035
5 206 44 110 39 0 122 79 9 10 5 16 19 6 4 5 5 4 6 690
6 352 76 188 66 43 0 136 15 18 9 23 27 9 6 7 7 6 9 998
7 493 106 264 93 60 293 0 21 24 13 35 41 14 9 10 11 9 14 1511
8 42 9 22 8 5 25 16 0 2 1 3 4 1 1 1 1 1 1 144
9 44 10 24 8 5 26 17 2 0 1 4 4 1 1 1 1 1 1 151
10 32 7 17 6 4 19 12 1 2 0 3 3 1 1 1 1 1 1 111
11 59 13 31 11 7 35 23 3 3 2 0 459 83 117 105 306 66 156 1478
12 37 8 20 7 5 22 14 2 2 1 291 0 52 73 65 191 41 97 927
13 15 3 8 3 2 9 6 1 1 0 93 92 0 23 21 62 14 31 384
14 11 2 6 2 1 7 4 0 1 0 69 68 12 0 15 45 10 23 277
15 12 3 6 2 1 7 5 1 1 0 73 72 13 18 0 48 10 24 295
16 37 8 20 7 5 22 14 2 2 1 262 258 46 66 59 0 37 88 934
17 11 2 6 2 1 7 4 0 1 0 67 66 12 17 15 44 0 23 279
18 29 6 16 6 4 17 11 1 1 1 186 183 33 47 42 122 26 0 731
Total 2136 634 1471 519 349 1616 995 130 150 80 1233 1419 328 410 378 879 254 516 13497

Gambar 3. Matriks asal tujuan eksisting


3 poin diatas merupakan dasar untuk melakukan analisa makro yaitu pembebanan lalu
lintas melalui program Visum untuk mendapatkan kinerja eksisting model yang akan
digunakan sebagai dasar analisa kinerja terbangun seutuhnya. Hasilnya seperti dibawah ini
:

Gambar 4. Hasil pembebanan model Visum eksisting

3
Misbah.

A. Berikut hasil kinerja ruas jalan model hasil analisis dari pembebanan lalu lintas
eksisting seperti diatas :
Volume Kecepatan V/C
No. Nama Ruas Jalan Model Model Ratio
(smp/jam) (km/jam) model
1 Jalan Romokalisari 2456 28 24
2 Jalan Romokalisari 2131 31 81
3 Jalan Romokalisari 2135 33 77
4 Akses Tol Romokalisari 1553 66 23
5 Jalan Raya Sememi 2444 26 37
6 Jalan Raya Kendung 675 35 25
7 Jalan Klakah Rejo 832 34 14
8 Jalan Raya Kandangan 2392 24 49
9 Jalan Alas Malang 675 39 16
10 Jalan Raya Ngemplak 314 40 8
11 Jalan Lingkar Luar Barat 245 65 4
12 Jalan Raya Made Lakarsantri 1447 32 31
13 Jalan Citra Raya Niaga 373 56 5
14 Jalan Waterpark Boulevard 1246 37 23
15 Jalan Internasional Golf 532 41 9
16 Jalan Bukit Golf Utama 1313 36 29
17 Jalan Paviliun Golf 386 59 14
18 Jalan Golf Mederania Road 674 40 12
19 Jalan Raya Bukit Bali Lakarsantri 711 55 14
20 Jalan Citra Raya Lakarsantri 1659 22 75
21 Jalan Citra Raya Lakarsantri 1702 35 71
22 Jalan Citra Raya Lakarsantri 2363 59 23
23 Jalan Lakarsantri 2048 23 59
Gambar 5. Hasil kinerja ruas jalan model eksisting
Setelah hasil pembebanan lalu lintas model didapatkan, dilakukan uji statistik terhadap
model untuk melakukan validasi terhadap hasil analisa model apakah terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap hasil survey yang dilakukan dilapangan, untuk hasilnya sebagai
berikut:
=0,05; df=22 maka 2 tabel=33,924
2hitung=((O-E)2/E)=30,269

Maka 2hitung<2tabel sehingga Ho diterima. Hal ini berarti, hasil model dapat dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya karena mendekati dan mempresentasikan hasil di
lapangan.

B. Kinerja jaringan jalan didapat dari hasil analisis dari pembebanan lalu lintas eksisting.
Berikut hasil kinerja jaringan jalan eksisting :
Indikator Kinerja Jaringan Satuan Tahun 2019
Waktu Perjalanan Kend-jam 4201.07
Jarak Tempuh Kend-km 96778.69
Kecepatan Rata-rata Km/jam 35.69
Gambar 6. Hasil kinerja jaringan jalan model eksisting

C. Kinerja simpang jalan dilakukan setelah mendapatkan kinerja lalu lintas secara makro.
Kinerja simpang jalan eksisting dilakukan dengan analisa mikro sesuai MKJI 1997.
Analisa tersebut menggunakan data dasar berupa volume gerakan membelok dari
masing-masing pendekat simpang yang didapat dari hasil pembebanan eksisting dari
output Visum. Hasil kinerja yang didapat dalam menganalisa kinerja simpang meliputi
4
Misbah.

derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan. Jumlah simpang yang dianalisis
sebanyak 6 simpang. Berikut hasil analisa kinerja simpang eksisting :
Derajat Panjang Tundaan Tundaan Tundaan
No. Nama Simpang Kejenuhan Antrian Lalu Lintas Geometrik Total LOS
(DS) (m) (det/smp) (det/smp) (det/smp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Simpang 3 Lakarsantri 1.04 190.48 99.25 2.66 97.68 F
2 Simpang 4 Citra Raya Niaga 0.6 149.57 31.51 3.02 43.39 E

3 Simpang 3 W. Boulevard 0.59 15 - 31 6.03 4.2 10.23 B


4 Simpang 4 Ngemplak 0.19 132.32 19.64 2.18 21.16 C
5 Simpang 3 Sememi 0.8 26 - 52 9.14 4.11 13.25 B
6 Simpang 4 Romokalisari 0.94 69.27 55.18 1.57 55.44 E
Gambar 7. Hasil kinerja simpang jalan model eksisting

Analisis kondisi terbangun seutuhnya


Setelah didapatkan kinerja lalu lintas model eksisting, maka analisa kinerja lalu lintas saat
terbangun seutuhnya dapat dilakukan. Kondisi terbangun seutuhnya diestimasikan terjadi
pada tahun 2024. Kondisi terbangun seutuhnya menyebabkan 7 ruas mengalami perubahan
geometrik dan 3 penambahan ruas baru. Sedangkan pada simpang terjadi 3 perubahan
geometrik dan 2 penambahan simpang baru.

Berikut data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kinerja simpang terbangun rencana :
1. Pembagian zona wilayah studi yang dihubungkan pada jaringan jalan setelah ada JLLB.
2. Analisis matrik asal tujuan terbangun seutuhnya. Dengan nilai n=5, dan tingkat
pertumbuhan (%i)=4,66%.

Keterangan :
: Batas Administrasi
: Jalan (Link)
: Jalan JLLB

Gambar 8. Pembagian zona saat JLLB terbangun seutuhnya

5
Misbah.

O/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
1 0 252 628 221 143 698 453 50 58 31 66 76 26 17 19 21 17 25 2802
2 153 0 82 29 19 92 59 6 8 5 12 13 5 3 3 4 3 5 500
3 399 85 0 75 49 237 154 18 20 10 27 31 11 7 8 9 7 10 1159
4 396 85 211 0 48 235 153 18 20 10 30 35 12 8 9 10 8 12 1299
5 259 55 138 49 0 153 99 11 13 6 20 23 8 5 6 6 5 8 866
6 442 95 236 83 54 0 171 19 23 11 29 34 12 7 9 9 8 11 1253
7 619 133 332 117 75 368 0 26 30 16 44 51 18 11 13 14 12 17 1897
8 53 11 28 10 6 31 20 0 3 1 4 5 2 1 1 1 1 2 180
9 55 13 30 10 6 33 21 3 0 1 4 5 2 1 1 1 1 2 190
10 40 9 21 8 5 24 15 1 3 0 3 4 1 1 1 1 1 1 139
11 74 16 40 14 9 44 29 3 3 2 0 576 104 147 132 384 83 196 1857
12 47 10 25 9 6 28 18 2 2 1 365 0 65 92 82 240 51 122 1164
13 19 4 10 4 2 11 7 1 1 1 117 116 0 29 26 78 18 39 483
14 14 3 7 3 2 8 5 1 1 0 87 85 15 0 19 57 13 29 348
15 15 3 8 3 2 9 6 1 1 0 92 90 16 23 0 60 13 30 371
16 47 10 25 9 6 28 18 2 2 1 329 324 58 83 74 0 46 111 1173
17 14 3 7 3 2 8 5 1 1 0 84 83 15 21 19 55 0 29 351
18 37 8 20 7 4 22 14 2 2 1 234 230 41 59 53 153 33 0 918
Total 2682 796 1847 652 438 2029 1249 163 188 100 1548 1782 412 515 475 1104 319 648 16949

Gambar 9. Matriks asal tujuan saat JLLB terbangun seutuhnya

Setelah itu, dilakukan analisa makro yaitu pembebanan lalu lintas melalui program Visum
pada saat kinerja lalu lintas terbangun seutuhnya. Hasilnya seperti dibawah ini:

Gambar 10. Hasil pembebanan model Visum terbangun seutuhnya

A. Berikut hasil kinerja ruas jalan terbangun seutuhnya :


Volume Kecepatan V/C
Tipe
No. Nama Ruas Jalan Arah Lalin Lalin Ratio
Jalan
(smp/jam) (km/jam) Model
1 Jalan Romokalisari 2/2UD - 1770.60 24.53 0.65
2 Jalan Romokalisari 4/2D U-S 2802.21 20.05 0.85
3 Jalan Romokalisari 4/2D S-U 2682.28 21.15 0.82
4 Akses Tol Romokalisari 4/2D U-S 2449.83 25.17 0.72
5 Akses Tol Romokalisari 4/2D S-U 2750.86 25.05 0.80
6 Akses JLLB-Teluk Lamong 6/2D U-S 499.65 54.30 0.11
7 Akses JLLB-Teluk Lamong 6/2D S-U 796.15 53.25 0.18
8 Akses JLLB - Tol 6/2D U-S 3273.20 35.38 0.74
9 Akses JLLB - Tol 6/2D S-U 2546.66 41.18 0.58
10 JLLB (Kelurahan Sememi) 8/2D U-S 3011.87 43.57 0.51
11 JLLB (Kelurahan Sememi) 8/2D S-U 2581.82 46.11 0.44
12 Jalan Raya Sememi 1 4/2D B-T 1897.28 33.23 0.60

6
Misbah.

Volume Kecepatan V/C


Tipe
No. Nama Ruas Jalan Arah Lalin Lalin Ratio
Jalan
(smp/jam) (km/jam) Model
13 Jalan Raya Sememi 1 4/2D T-B 1249.47 39.01 0.39
14 Jalan Raya Sememi 2 4/2D B-T 1545.83 36.43 0.48
15 Jalan Raya Sememi 2 4/2D T-B 845.12 42.05 0.27
16 Jalan Raya Kendung 2/2UD - 30.22 35.38 0.02
17 Jalan Klakah Rejo 2/2UD - 418.22 31.35 0.29
18 Jalan Raya Kandangan 4/2D B-T 1791.96 34.20 0.56
19 Jalan Raya Kandangan 4/2D T-B 1017.21 40.84 0.32
20 Jalan Alas Malang 2/2UD - 639.23 34.01 0.29
21 Jalan Raya Ngemplak 2/2UD - 343.68 38.61 0.18
22 JLLB (Kelurahan Made) 8/2D U-S 1340.36 52.59 0.23
23 JLLB (Kelurahan Made) 8/2D S-U 1258.26 52.28 0.21
24 Jalan Raya Made Lakarsantri 2/2UD - 29.31 35.38 0.01
25 Jalan Citra Raya Niaga 1 4/2D B-T 138.79 55.95 0.04
26 Jalan Citra Raya Niaga 1 4/2D T-B 100.46 55.90 0.03
27 Jalan Citra Raya Niaga 2 4/2D B-T 188.36 55.81 0.06
28 Jalan Citra Raya Niaga 2 4/2D T-B 190.14 55.81 0.06
29 Jalan Waterpark Boulevard 2/2UD - 1566.16 29.45 0.49
30 Jalan Internasional Golf 2/2UD - 669.57 38.91 0.22
31 Jalan Bukit Golf Utama 2/2UD - 2276.34 25.67 0.70
32 Jalan Paviliun Golf 4/2D T-B 347.74 59.14 0.12
33 Jalan Paviliun Golf 4/2D B-T 514.86 58.15 0.18
34 Jalan Golf Mederania Road 2/2UD - 845.40 37.34 0.28
35 Jalan Raya Bukit Bali Lakarsantri 4/2D T-B 482.81 54.34 0.17
36 Jalan Raya Bukit Bali Lakarsantri 4/2D B-T 411.89 54.78 0.15
37 JLLB (Jalan Citra Raya Lakarsantri 1) 8/2D U-S 2388.44 46.35 0.41
38 JLLB (Jalan Citra Raya Lakarsantri 1) 8/2D S-U 2078.60 48.00 0.35
39 JLLB (Jalan Citra Raya Lakarsantri 2) 8/2D U-S 2398.49 46.30 0.41
40 JLLB (Jalan Citra Raya Lakarsantri 2) 8/2D S-U 2159.57 47.58 0.37
41 JLLB (Jalan Raya Made Lakarsantri) 8/2D U-S 2453.74 45.99 0.42
42 JLLB (Jalan Raya Made Lakarsantri) 8/2D S-U 1943.75 48.68 0.33
43 Jalan Lakarsantri 1 2/2UD T-B 1781.91 34.29 0.56
44 Jalan Lakarsantri 1 2/2UD B-T 1163.91 39.71 0.37
45 Jalan Lakarsantri 2 2/2UD T-B 1856.51 33.60 0.58
46 Jalan Lakarsantri 2 2/2UD B-T 1548.34 36.41 0.49

Gambar 11. Hasil kinerja ruas jalan saat terbangun seutuhnya


Dari data tabel diatas, terdapat 2 ruas jalan yang memiliki derajat kejenuhan/VC ratio
(DS) lebih dari angka aman (DS >0.75). Jalan tersebut diantaranya yaitu jalan
Romokalisari (4/2D) dengan DS 0.82-0.85, dan akses tol Romokalisari (4/2D) dengan
DS 0.80. Jalan tersebut nantinya perlu dikaji lagi didalam identifikasi masalah, agar arus
pada ruas jalan tersebut terjaga tetap stabil (DS < 0.75).
B. Hasil kinerja jaringan jalan berupa waktu perjalanan, jarak tempuh, kecepatan rata-rata.
Berikut hasil kinerja jaringan jalan terbangun seutuhnya :
7
Misbah.

Indikator Kinerja Jaringan Satuan Saat Terbangun Seutuhnya


Waktu Perjalanan Kend-jam 2296.76
Jarak Tempuh Kend-km 93225.69
Kecepatan Rata-rata Km/jam 42.74

Gambar 12. Hasil kinerja jaringan jalan model terbangun seutuhnya


C. Hasil kinerja simpang jalan saat terbangun seutuhnya yang didapat meliputi derajat
kejenuhan, panjang antrian, tundaan lalu lintas, tundaan geometrik dan tundaan total.
Jumlah simpang yang dianalisis sebanyak 8 simpang. Berikut hasil analisa kinerja
simpang eksisting :
Derajat Panjang Tundaan Tundaan Tundaan
No. Nama Simpang Kejenuhan Antrian Lalu Lintas Geometrik Total LOS
(DS) (m) (det/smp) (det/smp) (det/smp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Simpang 3 Lakarsantri 0.87 61.26 26.66 2.2 28.77 D
2 Simpang 4 Citra Raya Niaga 0.44 72.61 14.67 1.91 15.45 C
3 Simpang 3 W. Boulevard 0.74 22 - 45 8.06 4.12 12.19 B
4 Simpang 4 Ngemplak 0.55 102.33 25.46 3.03 26.21 D
5 Simpang 3 Sememi 0.75 23 - 46 8.26 3.77 12.03 B
6 Simpang 4 FlyOVer Sememi 0.84 114.11 36.75 2.62 34.47 D
7 Simpang 4 Tol - T. Lamong 0.87 79.07 38.69 3.22 38.91 D
8 Simpang 4 Romokalisari 0.82 115.64 50.72 2.67 68.41 F
Gambar 13. Hasil kinerja jaringan jalan model terbangun seutuhnya
Dari tabel diatas terdapat 1 simpang yang bermasalah dengan nilai LOS “F”. Maka
simpang tersebut perlu dikaji lagi didalam identifikasi masalah.

Dampak Pola Perubahan Terhadap Kinerja Lalu Lintas Jalan Eksisting dengan Jalan
Terbangun Seutuhnya
Pada tahapan ini, nilai kinerja lalu lintas kondisi eksisting dan kondisi terbangun seutuhnya
dibandingankan (compare) dengan tujuan mengetahui adanya pengaruh perubahan pola
pergerakan yang diakibatkan pembangunan jalan lingkar luar kota Surabaya. Nilai kinerja
yang dibandingkan terdiri dari kinerja ruas, jaringan, dan persimpangan jalan. Ruas, simpang
dinyatakan terdampak jika diketahui perbandingan prosentase (%) mencapai >10%. Berikut
hasil analisa dampak pola perubahan terhadap kinerja:
A. Besar Prosentase (%) ruas jalan yang terdampak sebesar 96.67% dari total ruas yang
dianalisa. Terdapat satu ruas yang tidak terdampak, hal ini dikarenakan ruas jalan
tersebut terletak di lokasi yang jauh dari jalan JLLB, sehingga pengaruhnya terhadap
perubahan lalu lintas sangat kecil.
B. Perbandingan kinerja jaringan jalan ditunjukkan pada ketiga indikatornya yaitu: waktu
perjalanan, jarak tempuh, dan kecepatan rata-rata. Dari perbandingan tersebut
menunjukkan bahwa pada jaringan jalan saat JLLB terbangun seutuhnya, indikator
waktu perjalanan menurun sebesar 45%. Pada indikator jarak tempuh menurun sebesar
4%. Pada indikator kecepatan rata-rata ruas naik sebesar 20%. Hal ini berarti, ketiga
indikator kinerja jaringan jalan menghasilkan kinerja jaringan yang lebih baik dari
sebelumnya.

8
Misbah.

C. Besar Prosentase (%) simpang jalan yang terdampak sebesar 83.33% dari total simpang
yang dianalisa. Terdapat satu simpang yang tidak terdampak, hal ini dikarenakan
simpang tersebut tidak terhubung langsung dengan rute jalan JLLB.

Identifikasi Masalah
Dari hasil kinerja lalu lintas jalan saat Jalan JLLB kota Surabaya telah terbangun
seutuhnya dapat diketahui terdapat beberapa ruas jalan dengan DS lebih dari 0,75 yaitu
pada ruas jalan Romokalisari (4/2D) dengan DS 0,85, Akses Tol Romokalisari (4/2D)
dengan DS 0,8 dan untuk persimpangan yang memiliki permasalahan pada Simpang 4
Romokalisari dengan tundaan sebesar 68.41 dan Tingkat Pelayanan (Level of Service)
simpang sebesar F. Maka dari itu, diperlukan alternatif pemecahan masalah (Do-
Something) pada ruas dan simpang jalan untuk memperbaiki kinerja lalu lintas pada ruas
dan simpang jalan tersebut.

Alternatif Yang Dapat Digunakan Untuk Memperbaiki Kinerja Lalu Lintas


A. Alternatif pada ruas yang digunakan untuk melakukan perbaikan pada kedua ruas jalan
diantaranya :
 Menambah lebar bahu efektif terhadap kerb menjadi 2 meter pada tiap arah
 Mengurangi hambatan samping
 Pelebaran Lebar Efektif jalan 6,5 m/arah menjadi 8,0 m/arah.
Berikut hasil perubahan terhadap perbaikan ruas :
Sebelum Manajemen Setelah Manajemen
No. Nama Ruas Lebar Ruas Kapasitas Lebar Ruas Kapasitas
(m) (smp/jam) (m) (smp/jam)

1 Jalan
Romokalisari 9 m/arah 3279/arah 9m/arah 3981/arah
(4/2D)

2 Jalan Akses Tol


Romokalisari 6,5m/arah 3421/arah 8 m/arah 3812/arah
(4/2D)

Gambar 14. Hasil perubahan terhadap perbaikan ruas


Selanjutnya dilakukan pembebanan lalu lintas melalui Visum untuk melihat hasil
perubahan sebagai berikut :

Gambar 15. Hasil pembebanan Visum terhadap perbaikan ruas


9
Misbah.

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa dengan adanya perbaikan kinerja ruas menjadi lebih
baik.
B. Alternatif pada simpang yang digunakan untuk melakukan perbaikan 1 simpang
bermasalah yaitu simpang Romokalisari diantaranya :
 Menambah lebar efektif pada pendekat Timur sebesar 1 meter, jadi nilai WmasukT
menjadi 8 meter,
 Menambah lebar efektif pada pendekat Utara sebesar 1 meter, jadi nilai WmasukU
menjadi 8 meter,

Hasil dari analisa kinerja simpang setelah dilakukan manajemen adalah sebagai berikut :
DS rata-rata pendekat  0.70
Panjang Antrian QL rata-rata pendekat  50.39 m
Tundaan Total rata-rata pendekat  44.06 smp.dtk
Level of Service (LOS)  “D”

Dari hasil analisa dapat disimpulkan kinerja simpang Romokalisari berubah menjadi
kinerja yang masih tergolong baik dengan arus masih stabil (DS<0.75) sesuai MKJI ’97.

KESIMPULAN
Dampak pola perubahan lalu lintas akibat Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat Kota
Surabaya dapat diketahui adanya dampak peningkatan kinerja ruas dan jaringan jalan
setelah JLLB terbangun seutuhnya tersebut sebesar 45% pada waktu perjalanan, 4% pada
jarak tempuh, dan 20% pada kecepatan rata-rata. Dan untuk prosentase ruas jalan yang
terdampak sebesar 96,67 %. kinerja persimpangan jalan setelah JLLB terbangun seutuhnya
tersebut sebesar 83,33% terdampak.

DAFTAR PUSTAKA
1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Marga – Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.
Tamin, O.Z. 2008. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
2016. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016-2021.
Pemerintah Kota Surabaya. Surabaya.
2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014-2034. Pemerintah Kota
Surabaya. Surabaya.
2016. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 4 Tahun 2016 tentang Peta Rincian Rencana
Tata Ruang Kota Surabaya. Pemkot Surabaya. Surabaya.
2016. VISSIM User Manual–version 9.0. PTV Planing Transport Verkehr AG. Karlsruhe.
Germany.
Harinaldi, 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Erlangga. Jakarta.

10

You might also like