Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi Pada Bank BUMN Dan Bank Non BUMN
Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi Pada Bank BUMN Dan Bank Non BUMN
Abstract
This study used a qualitative research method that is research that aims to build a
preposition and explain the meaning behind the social reality that happened. This
research is digging deeper into the application of Islamic banking risk management at
the Bank of SOEs and non-SOEs Bank. The focus of the studies in this research are:
Practice implementation and governance of risk management, risk management practices
carried out by Islamic banking has been able to reduce the risk of loss, and compliance
with Islamic law (principle / principle of Islamic transactions).The results showed that
banks in Indonesia have entered into the era of integrated risk management (integrat ed
management) and risk-based supervision (risk based supervision). All products are
issued by Bank Sharia SOEs and non-SOEs supervised by the Financial Services
Authority (FSA) and Sharia Supervisory Board (DPS) in accordance with the functions
and authority of each institution. The application of risk mitigation is happening in
Islamic banking there is a risk that originated from internal employees or company
caused by itself and external customers. The most highest risk of murabahah financing.
The principle in Islamic transactions to the principles of fraternity, justice, welfare,
balance and universality has been applied. Risk mitigation financing is done on fiduciary
risk as the risk that is legally responsible for breach of contract investments of
incompatibility with the provisions of sharia or mismanagement (mismanagement) to the
investor funds.
[2]. Keadilan (‘adalah), yang berarti dan penetapan limit Manajemen Risiko
selalu menempatkan sesuatu hanya pada (Khan & Ahmed:2001), Bank Wajib
yang berhak dan sesuai pada posisinya. menetapkan wewenang dan
Kemaslahatan (maslahah), yaitu segala tanggungjawab yang jelas pada setiap
bentuk kebaikan dan manfaat yang jenjang jabatan yang terkait dengan
berdimensi duniawi dan ukhrawi, Penerapan Manajemen
material dan spiritual, serta individual Risiko,(Tedy;2015) Kecukupan proses
dan kolektif. Mewujudkan kemaslahatan identifikasi, pengukuran, pemantauan
manusia dalam Islam dikenal sebagai dan pengendalian Risiko serta sistem
Maqashidus Syariah (tujuan syariah). informasi Manajemen Risiko dan Sistem
[3]. Keseimbangan (tawazun) yaitu pengendalian intern menyeluruh.Fokus
keseimbangan antara aspek material dan kajian dalam penelitian ini adalah: [1].
spiritual, antara aspek privat dan publik, Praktik penerapan dan pengelolan
antara sektor keuangan dan rill, antara manajemen resiko (risk) yang dilakukan
bisnis dan sosial, serta antara aspek oleh perbankan syariah dalam industri
pemanfaatan serta pelestarian. Prinsip ini perbankanbelum mengacu kepada Bank
merupakan saling membantu sesama for International Settelment (BIS). [2].
dalam meningkatkan taraf hidup melalui Praktik pengelolaan manajemen resiko
mekanisme kerjasama ekonomi dan (risk) yang dilakukan oleh perbankan
bisnis. [4].Universalisme (Syumuliyah), syariah telah mampu menurunkan resiko
yaitu esensinya dapat dilakukan oleh, kerugian.[3]. Praktik penerapan dan
dengan dan untuk semua pihak yang pengelolan manajemen resiko (risk) yang
berkepentingan tanpa membedakan suku, dilakukan oleh perbankan syariah dalam
agama, ras dan golongan sesuai dengan industri perbankan sesuai dengan syariat
semangat rahmatan lil ‘alamin (sebagai Islam (prinsip/asas transaksi syariah).
rahmat bagi semesta alam).
Metode Penelitian
Fokus Penelitian
Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
Dalam tujuan utama dari penerapan Penelitian ini menggunakan metode
Manajemen Risiko pada bank adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
untuk mengetahui dari waktu ke waktu bertujuan untuk membangun suatu
profil risiko yang dihadapi oleh bank preposisi dan menjelaskan makna dibalik
saat ini dan untuk proyeksi 12 bulan ke realita sosial yang terjadi. Penelitian ini
depan dengan menggunakan metode dilakukan di Perbankan Syariah yang
pengukuran yang tepat guna dan dapat termasuk ke dalam Bank BUMN dan
dipercaya sehingga (Nugroho;2011) Bank Non BUMN.
Manajemen dapat mengambil tindakan
mitigasi risiko yang efektif dan efisien Proses Pengumpulan Data
dalam rangka mencapai visi dan misi Dalam penelitian ini, peneliti terlibat
serta target–target bisnis dari bank langsung dalam mencari data-data di
tersebut (Adimarwan;2004). Penerapan lapangan. Sebagaimana ciri-ciri
Manajemen Risiko pada Bank penelitian kualititatif, peneliti bertindak
(BUS/UUS) paling kurang mencakup: sebagai instrumen sekaligus pengumpul
Pengawasan aktif Dekom, Direksi dan data. Penelitian ini mengamati praktik
DPS, Kecukupan kebijakan, prosedur, penerapan dan pengelolan manajemen
106
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN
dan resiko reputasi. Mitigasi resiko disiplin ilmu Ekonomi Bank Syariah.
sudah diterapkan baik itu di bagian Sumber daya manusia di Bank syariah
funding maupun lending. Pada bagian mayoritas diisi oleh tenaga yang bukan
funding ini ada SOP yang sudah dibuat. ekonomi islam dan merupakan mantan
Tetapi ada beberapa nasabah yang mau karyawan bank konvensional. Maka
meletakkan dana mereka pada kita. perbankan syariah harus memulai untuk
menanamkan prinsip rahmatan lil
Informan B: ‘alaminpada karyawan yang tidak
Bank B hanya berfokus terhadap memiliki dasar ekonomi islam.
pembiayaan saja. Untuk manajemen
resiko, kita berfokus pada semua lini Mitigasi Resiko Pada Penghimpunan
karena mengingat ada faktor manusia di Dana Pihak Ketiga
dalam perusahaan yang sulit untuk kita Dari informan yang diwawancarai, dapat
kenali dan kendali agar tidak melakukan diperoleh informasi mengenai mitigasi
kecurangan. resiko pada penghipunan dana pihak
ketiga. Kumpulan jawaban semua
Dari informasi yang diperoleh dari Informan adalah:
semua informan terlihat bahwa
penerapan mitigasi resiko yang terjadi di Informan A:
perbankan syariah ada resiko itu berasal Misalkan pada bagian funding kita ada
dari internal disebabkan oleh pegawai kebijakan menjemput dana nasabah ke
atau perusahahan itu sendiri dan lokasi, mekanisme penjemputan dana ke
eksternaldari nasabah. tempat nasabah dilakukan dengan
Risiko yang dimiliki oleh Bank memberikan slip setoran yang sudah
Syariah meliputi risiko yang sistematis bernomor seri dan tidak bisa ditukar
(systematic risk)dan Risiko yang tidak kembali. Kemudian setelah karyawan
sistematis (unsystematic risk). Risiko bank sampai ke tempat nasabah,
yang sistematis (systematic risk)yaitu nasabah menandatangani form
risiko yang diakibatkan oleh adanya disiapkan. Setelah proses selesai,
kondisi atau situasi tertentu yang bersifat karyawan bank akan kembali ke kantor
makroseperti perubahan situasi politik, dan memproses transaksi tersebut
perubahan kebijakan ekonomi dengan diawasi oleh supervisor funding.
pemerintah, perubahan situasi pasar, Dan supervisor funding akan
situasi krisis atau resesi, dan sebagainya menghubungi nasabah (call nasabah)
yang berdampak pada kondisi ekonomi untuk mengkonfirmasi setoran tersebut
secara umum. Risiko yang tidak dan nasabah akan mendapatkan SMS
sistematis (unsystematic risk) yaitu Notification.
risiko yang unik, yang melekat pada
suatu perusahaan atau bisnis tertentu Informan B:
saja. Resiko di Bank Syariah meliputi Karena kita memang tidak berfokus pada
resiko pada penghimpunan dana dan penghimpunan dana tetapi ada nasabah
resiko pada pembiayaan. Resiko pada yang datang dan biasanya membawa
penghimpunan dana terdiri dari dana dalam jumlah besar. Kita juga
menghilangkan dana nasabah, resiko harus berhati-hati dengan dana-dana
uang palsu, resiko pada sumber daya panas alias tidak jelas asal usulnya agar
manusia yang tidak sesuai dengan kita terhindar dari praktik pencucian
108
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN
uang (money laundry). Bank tidak mau oleh nasabah bank yang ingin menarik
menerima begitu saja dana tersebut, kembali dananya secara bersamaan dan
bank harus mengetahui Track record besar-besaran karena kemungkinan
nasabah, misal tidak mungkin seorang berita yang merusak citra bank syariah
siswa atau mahasiswa memiliki dana dan timbul ketakutan kehilangan dana
besar, kita harus mencari informasi tabungan pada nasabah.Hal ini terjadi
mengenai asal dana tersebut secara pada saaat bank tidak dapat memenuhi
detail. Pada bank kami di setiap kewajibanya. Bank tidak dapat
pembiayaan ada mitigasi resiko. menyediakan dana yang cukup pada saat
Terutama dalam jaminan atau nasabah melakukan penarikan dananya.
pembiayaan murabahah. Contoh setaip Bank sangat rentan terhadap
pembiayaan 1 milyar mitigasi resikonya risiko sistemik yang melekat pada
80% di nilai dari pembiayaan/ jaminan industri perbankan. Risiko sistemik yang
itu. Dalam hal ini pembiayaan langsung mempengaruhi bank-bank lain tidak
ke bank, lalu bank melakukan penilaian dapat dihindari jika sebuah bank
secara eksternal (berupa KTP, KK dan mengalami risk loss. Berbagai regulasi
data pendukung lainnya). Penilaian itu diharapkan akan menjadi payung
dilakukan oleh konsultan penilaian pelindung bagi industri perbankan.
apabila pembiayan itu diatas 5 milyar. Perlindungan tidak hanya diberikan
kepada bank terkait, yaitu pemegang
Dari informasi yang diperoleh dari saham, karyawan, dan nasabah, tetapi
semua informan terlihat bahwa dalam juga kepada perekonomian secara
funding pada pihak ketiga dimana bank keseluruhan (Idroes, 2008).
langsung menjemput dana dengan
bermacam sistem yang berbeda disetiap Mitigasi Resiko Pada Pembiayaan Atau
perbankan itu, dan ada juga nasabah Penyaluran Dana
yang langsung ke pihak bank melakukan Dari informan yang diwawancarai, dapat
pembiayaan.Sebagai institusi yang diperoleh informasi mengenai mitigasi
mengelola uang sebagai aktivitas resiko pada pembiayaan atau penyaluran
utamanya, bank syariah memiliki risiko dana. Kumpulan seluruh Informan
yang melekat (inherent) secara memiliki jawaban.
sistematis. Resiko inherent ini memang
menjadi resiko yang tidak dapat Informan A:
dihindari dan hanya bisa diminimalisir. Pembiayaan yang dilakukan pada Bank
Dalam penghimpunan dana, bank syariah A hanya murabahah saja sedangkan
menjaga agar resiko ini tidak menjadi musyarakah dan mudharabah. Untuk
terlalu besar dan akan menimbulkan murabahah hanya difokuskan pada
resiko yang lain yakni risiko sistemik pembiayaan produktif untuk perkebunan.
(systemic risk).Menurut Idroes (2008), Misalkan pembiayaan untuk pembelian
risiko sistemik secara spesifik adalah kebun sawit, calon debitur harus
risiko kegagalan bank yang dapat memastikan sudah ada Surat Hak Milik
merusak perekonomian secara (SHM) atas kebun, laporan hasil kebun
keseluruhan dan secara langsung sawit. Setelah data lengkap surveyor
berampak kepada karyawan, nasabah, akan melakukan survei ke lokasi
dan pemegang saham. Dampak kepada didampingi oleh komite dan disetujui
nasabah berarti sebuah bank di “rush” oleh kepala cabang. Setelah permohonan
109
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
Dari informan yang diwawancarai, dapat resiko yang lain yakni risiko sistemik
diperoleh informasi mengenai resiko apa (systemic risk).
yang paling tinggi pada penghipunan Menurut Idroes (2008), risiko
dana pihak ketiga. Kumpulan jawaban sistemik secara spesifik adalah risiko
semua Informan sebagai berikut: kegagalan bank yang dapat merusak
perekonomian secara keseluruhan dan
Informan A: secara langsung berdampak kepada
Resiko dalam penghimpunan dana karyawan, nasabah, dan pemegang
sebenarnya cukup kecil, mungkin yang saham. Dampak kepada nasabah berarti
perlu kita antisipasi adalah uang palsu sebuah bank di “rush” oleh nasabah bank
dan kecurangan yang dilakukan oleh yang ingin menarik kembali dananya
teller dan supervisor diatas, artinya ini secara bersamaan dan besar-besaran
merupakan faktor manusia yang paling karena kemungkinan berita yang
penting, kemudian ada tindakan money merusak citra bank syariah dan timbul
laudry, ini kita tidak boleh terlalu ketakutan kehilangan dana tabungan
berbangga dengan banyak nasabah yang pada nasabah.Hal ini terjadi pada saaat
meletakkan dananya karena kita harus bank tidak dapat memenuhi
teliti juga dengan asal-usul dana yang kewajibanya. Bank tidak dapat
diletaknnya. menyediakan dana yang cukup pada saat
nasabah melakukan penarikan dananya.
Informan B:
Dalam hal ini kami membagi Resiko Yang Paling Tinggi Pada Jenis
pembiayaan konsumtif dengan Pembiayaan (Akad)
melakukan pembiayaan murabahah Dari informan yang diwawancarai, dapat
dalam bentuk produk (kerja) dan diperoleh informasi mengenai resiko apa
investasi. Dan bisa juga dalam yang paling tinggi pada jenis
pembiayaan murabahab inil sewa tenaga pembiayaan (akad). Kumpulan jawaban
kerja. Juga pembiayaan ijaran berupa semua Informan adalah sebagai berikut:
ibadaha haji, umrah, pernikahan,
berobat, piknik dll. Yang kedua Informan A:
pembiayaan konservatif (dalam hal Resiko pembiayaan yang tertinggi di
kepuasan pribadi dalam 1 akad).Contoh bank A adalah akad murabahah pada
EO (Even Organizer) dengan paket 50jt, mikro karena ini berkaitan dengan
dalam hal ini banyak kebutuhan yang kemajuan usaha. Akan tetapi karena ini
saling berkaitan antara satu dengan akad murabahah, kita mengharuskan
yang lainnya. adanya agunan. Jadi kita agak lebih
merasa aman.
Dari informasi yang diperoleh dari
semua informan terlihat bahwa resiko Informan B:
yang paling tertinggi antara lain resiko Resiko pembiayaan yang tertinggi pada
pada internal perusahaan itu sendiri bank kami dalam akaq murabahah poda
seperti penyelewengan yang dilakukan sektor KPR (Kredit Perumahan Rakyat),
karyawan melalui money laudry.Dalam apabila terjadi penunggakkan dari
penghimpunan dana, bank syariah nasabah.
menjaga agar resiko ini tidak menjadi
terlalu besar dan akan menimbulkan
111
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
113
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
Daftar Pustaka
Fajarningtyas, Liza. Wirjodirdjo
A.A Engineer. Islam dan Teologi Budisantoso, Kurniati Nani, 2010,
Pembebasan. Yogyakarta: “Pemodelan Sistem Pembiayaan
Pustaka Pelajar,2006, Di Bank Syari’ah Dengan
Pendekatan Metodologi Sistem
Abdullah, Marliana dkk , 2011, Dinamik: Studi Kasus
Operational risk in Islamic Pembiayaan Pada Usaha Sapi
banks: examination of issues. Perah Dan Perkebunan Tebu”,
Qualitative Research in Jurusan Teknik Industri Institut
FinancialMarketsVol. 3 No. 2, Teknologi Sepuluh November,
2011pp. 131-151 Surabaya.
Ahmad, Selamet dan Hanim Tafri, Fauziah dkk 2011.
Hoscaro, Manajemen Risiko Bank Empirical evidence on the
Syariah, 2015, riskmanagement tools practised
http://shariaeconomy.blogspot.co inIslamic and conventional
m/2015/11/manajemen_risiko_ban banks. Qualitative Research in
k_syariah.html, Diakses pada 01 FinancialMarketsVol. 3 No. 2,
November 2015. 2011pp. 86-104.
Agustini, Erlina dkk. 2011, Manajemen Hassan, Abul, 2009. Risk management
Resiko Bank syariah. Kharisma practices of Islamic banksof
Putra Utama Offset. Brunei Darussalam. The Journal
of Risk FinanceVol. 10 No. 1,
Antonio, Muhammad Syafi’I . 2001. 2009, pp. 23-37
Bank Syariah dari Teori ke
Praktek. Jakarta: Gema Insani. Idroes, Ferry N., Manajemen Risiko
Perbankan: Pemahaman
Asep Ali Hasan Wahyu Ari Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan
Nugroho, Manajemen Risiko, Basel II Terkait Aplikasi
2015, Regulasi dan Pelaksanaannya di
http://hendrakholid.net/blog/mana Indonesia, Jakarta: PT Raja
jemen_risiko.html, Diakses pada Grafindo Persada, 2008.
10 oktober 2015
------------, Manajemen Risiko
Bank Indonesia: Outlook Perbankan Perbankan di Indonesia, Salemba
Syariah: 2013 Group, Jakarta, 2012.
115
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
116