You are on page 1of 15

Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan

Syariah: Studi Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN

Tasriani dan Andi Irfan


UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Email: tasriani60@yahoo.com
Email: andi.irfan@uin-suska.ac.id

Abstract

This study used a qualitative research method that is research that aims to build a
preposition and explain the meaning behind the social reality that happened. This
research is digging deeper into the application of Islamic banking risk management at
the Bank of SOEs and non-SOEs Bank. The focus of the studies in this research are:
Practice implementation and governance of risk management, risk management practices
carried out by Islamic banking has been able to reduce the risk of loss, and compliance
with Islamic law (principle / principle of Islamic transactions).The results showed that
banks in Indonesia have entered into the era of integrated risk management (integrat ed
management) and risk-based supervision (risk based supervision). All products are
issued by Bank Sharia SOEs and non-SOEs supervised by the Financial Services
Authority (FSA) and Sharia Supervisory Board (DPS) in accordance with the functions
and authority of each institution. The application of risk mitigation is happening in
Islamic banking there is a risk that originated from internal employees or company
caused by itself and external customers. The most highest risk of murabahah financing.
The principle in Islamic transactions to the principles of fraternity, justice, welfare,
balance and universality has been applied. Risk mitigation financing is done on fiduciary
risk as the risk that is legally responsible for breach of contract investments of
incompatibility with the provisions of sharia or mismanagement (mismanagement) to the
investor funds.

Keywords: Manajemen Resiko, Perbankan Syariah, prinsip transaksi syariah.

Pendahuluan harus dikelola dengan baik tanpa harus


mengurangi hasil yang harus dicapai.
Bank syariah merupakan lembaga Resiko yang dikelola dengan tepat dapat
keuangan bank yang dikelola dengan memberikan manfaat kepada bank dalam
dasar-dasar syariah, baik itu berupa nilai menghasilkan laba.
prinsip dan konsep. Sebagai sebuah Sebagai salah satu pilar sektor
entitas bisnis, dalam kegiatan usahanya keuangan dalam melaksanakan fungsi
bank khususnya bank syariah intermediasi dan pelayanan jasa
menghadapi resiko-resiko yang memiliki keuangan, sektor perbankan jelas sangat
potensi mendatangkan kerugian. Resiko memerlukan adanya distribusi resiko
ini tidaklah bisa selalu dihindari tetapi yang efisien. Tingkat efisiensi dalam
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN

distribusi resiko inilah yang nantinya Ada beberapa alasan mengapa


menentukan alokasi sumber daya dana di manajemen resiko harus diterapkan di
dalam perekonomian. Oleh karena itu Perbankan Syariah, dan mengapa begitu
pelaku sektor perbankan, dan bank penting. Alasan tersebut menurut
syariah khususnya dituntut untuk mampu Zulfikar di antaranya meliputi (1) Bank
secara efektif mengelola resiko yang adalah perusahaan jasa yang
dihadapinya. pendapatannya diperoleh dari interaksi
Penerapan sistem manajemen dengan nasabah sehingga resiko tidak
resiko pada perbankan syariah sangat mungkin tidak ada, (2) dengan
diperlukan. Baik untuk menekan mengetahui resiko maka kita dapat
kemungkinan terjadinya kerugian akibat mengantisipasi dan mengambil tindakan
resiko maupun memperkuat struktur yang diperlukan dalam menghadapi
kelembagaan (Ahmad Selamet ;2015), nasabah bermasalah, (3) dapat lebih
misalnya kecukupan modal untuk menumbuhkan pemahaman pengawasan
meningkatkan kapasitas, posisi tawar dan yang merupakan fungsi sangat penting
reputasinya dalam menggaet nasabah. dalam aktivitas operasional, dan (4)
Kewajiban penerapan manajemen resiko faktor sejarah krisis Perbankan Nasional
oleh Bank Indonesia (BI) yang disusul (Erlina Agustini dkk: 2011).
oleh ketentuan kecukupan modal dan Sebagai lembaga intermediasi
menambah beban perhitungannya yang keuangan berbasis kepercayaan sudah
dinilai sejauh ini cukup kompleks, telah seharusnya bank dan bank syariah
memberikan kontribusi penting bagi khususnya menerapkan sistem
kelangsungan usaha perbankan nasional. manajemen resiko. Hal tersebut sesuai
Tuntutan pengelolaan resiko dengan peraturan Bank Indonesia
semakin besar dengan adanya penetapan No.5/8/PBI/2003 tentang penerapan
standar-standar Internasional oleh Bank manajemen resiko bagi bank umum,
For Internasional Settlements (BIS) yang mengatur agar masing-masing bank
dalam bentuk Basel I dan Basel II menerapkan manajemen resiko sebagai
Accord. Dan Perbankan Indonesia mau upaya meningkatkan efektivitas
tidak mau harus mulai masuk ke dalam Prudential Banking (Zulfikar : 2012).
era pengelolaan resiko secara terpadu Penerapan manajemen resiko pada
(integrated management) dan perbankan mempunyai sasaran agar
pengawasan berbasis resiko (risk based setiap potensi kerugian yang akan datang
supervision). dapat diidentifikasi oleh manajemen
Manajemen resiko sangat penting sebelum transaksi, atau pemberian
bagi stabilitas perbankan, hal ini karena pembiayaan dilakukan. Dan konsep
bisnis perbankan erat berhubungan manajemen resiko yang terintegrasi,
dengan resiko. Dalam kegiatannya, baik diharapkan mampu memberikan suatu
menghadapi berbagai resiko, seperti sort and quick report kepada board of
resiko kredit (pembiayaan), resiko pasar director guna mengetahui risk exposure
dan resiko operasional. Manajemen yang dihadapi bank secara keseluruhan.
resiko yang baik bagi bank bisa Penelitian sebelumnya yang
memastikan bank akan selamat dari dilakukan oleh Khalid dan Majad (2012)
kehancuran jika keadaan terburuk menyebutkan bahwa understanding risk
terjadi. and risk management (URM), risk
assessment and analysis (RAA), risk
103
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

identification (RI), risk monitoring Rumusan Masalah


(RM), credit risk analysis (CRA)
mempengaruhi praktik manajemen Berdasarkan uraian di atas maka dapat
resiko pada perbankan syariah di Pakitas. dirumuskan masalah yaitu:
Penelitian lainnya dilakukan oleh Hassan 1. Bagaimana penerapan manajemen
(2009) menemukan bahwa foreign- resiko (risk) yang dilakukan oleh
exchange risk, credit risk dan operating perbankan syariah.
risk serta risk identification merupakan 2. Apakah praktik pengelolaan
resiko yang paling besar terjadi pada manajemen resiko (risk) yang
perbankan syariah di Brunei Darussalam. dilakukan oleh perbankan syariah
Penelitian berikutnya dilakukan telah mampu menurunkan resiko
oleh Tafri dkk (2011) terlihat bahwa kerugian.
manajemen resiko di Perbankan Syariah 3. Apakah praktik penerapan dan
Malaysia sangat tergantung pada pengelolaan manajemen resiko (risk)
kemampuan teknologi informasi dan yang dilakukan oleh perbankan
sistem yang sudah terintegrasi dan syariah dalam industri perbankan
human capital yang bagus sehingga sesuai dengan syariat Islam.
pengukuran resiko dapat dilakukan
dengan baik. Abdullah dkk (2011) Telaah Pustaka
mengatakan bahwa Basel II secara
efektif telah diterapkan dan ideal untuk Manajemen Resiko (Risk) Perbankan
perbankan syariah dalam mitigasi resiko Syariah
dan manajemen resiko serta praktik ini Menurut Nugroho (2012),
yang dibutuhkan oleh perbankan syariah manajemen resiko adalah suatu
secara spesifik di Malaysia. pendekatan terstruktur/metodologi dalam
Temuan lainnya yang dilakukan mengelola ketidak-pastian yang
oleh Mokni dkk (2014) menyebutkan berkaitan dengan ancaman; suatu
terdapat perbedaan tingkat manajemen rangkaian aktivitas manusia termasuk:
resiko dan perbankan syariah di wilayah Penilaian resiko, pengembangan strategi
Timur Tengah dan Afrika Utara masih untuk mengelolanya dan mitigasiresiko
menggunakan manajemen resiko dalam dengan menggunakan pemberdayaan
mitigasi resiko secara tradisional. Praktik atau pengelolaan sumberdaya. Strategi
manajemen resiko dalam perbankan yang dapat diambil antara lain adalah
syariah selalu meningkat dan membuat memindahkan resiko kepada pihak lain,
nasabah lainnya semakin tertarik pada menghindari resiko, mengurangi efek
bank syariah. negatif resiko, dan menampung sebagian
Dari informasi di atas, maka atau semua konsekuensi resiko tertentu.
penelitian ini mencoba menggali lebih Risiko dapat didefinisikan sebagai
dalam manajemen resiko perbankan suatu potensi terjadinya suatu peristiwa
syariah pada Bank BUMN dan Bank Non (events) yang dapat menimbulkan
BUMN. Adapun permasalahan yang kerugian. Risiko yaitu suatu
akan diteliti dalam penelitian ini adalah kemungkinan akan terjadinya hasil yang
penerapan dan pengelolaan manajemen tidak diinginkan, yang dapat
resiko (risk) yang dilakukan oleh menimbulkan kerugian apabila tidak
perbankan syariah di Indonesia pada diantisipasi serta tidak dikelola
Bank BUMN dan Bank Non BUMN. semestinya. Risiko dalam bidang
104
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN

perbankan merupakan suatu kejadian timbul akibatkurangnya sistem informasi


potensial baik yang dapat diperkirakan atau sistem pengawasan internal yang
(anticipated) maupun tidak dapat akan menghasilkan kerugian yang tidak
diperkirakan (unanticipated) yang diharapkan.[5]. Resiko Kepatuhantimbul
berdampak negatif pada pendapatan sebagai akibat tidak dipatuhinya atau
maupun permodalan bank. Risiko-risiko tidak dilaksanakannya peraturan-
tersebut tidak dapat dihindari namun peraturan atau ketentuan-ketentuan yang
dapat dikelola dan dikendalikan berlaku atau yang telah ditetapkan baik
(Aninomous, akses pada 01 November, ketentuan internal maupun eksternal. [6].
2015). Resiko hukum adalah terkait dengan
Resiko dapat dibedakan atas dua resiko bank yang menanggung kerugian
kelompok besar yaitu resiko yang sebagai akibat adanya tuntutan hukum,
sistematis (systematicrisk), yaitu resiko kelemahan dalam aspek legal atau
yang diakibatkan oleh adanya kondisi yuridis. Kelemahan ini diakibatkan
atau situasi tertentu yang bersifat makro, antara lain oleh ketiadaan peraturan
seperti perubahan situasi politik, perundang-undangan yang mendukung
perubahan kebijakan ekonomi atau kelemahan perikatan seperti tidak
pemerintah, perubahan situasi pasar, terpenuhinya syarat-syarat syahnya
situasi krisis atau resesi, dan sebagainya kontrak dan pengikatan agunan yang
yang berdampak pada kondisi ekonomi tidak sempurna. [7]. Resiko
secara umum ; dan resiko yang tidak Reputasiyang timbul akibat adanya
sistematis (unsystematic risk) yaitu publikasi negatif yang terkait dengan
resiko yang unik, yang melekat pada kegiatan usaha bank atau karena adanya
suatu perusahaan atau bisnis tertentu saja persepsi negatif terhadap bank. [8].
(Nugroho: 2011). Resiko Strategik yang timbul karena
Resiko yang akan dihadapi oleh adanya penetapan dan pelaksanaan
bank adalah sebagai berikut:[1]. Resiko strategi usaha bank yang tidak tepat,
likuiditas pasar dimana resiko yang pengambilan keputusan bisnis yang tidak
timbul karena bank tidak mampu tepat atau kurang responsifnya bank
melakukan offsetting tertentu dengan terhadap perubahan-perubahan eksternal
harga karena kondisi likuiditas pasar (Rianto, 2010).
yang tidak memadai atau terjadi
gangguan dipasar. Resiko likuiditas Asas Transaksi Bank Syariah
pendanaan dimana resiko yang timbul Transaksi syariah berdasarkan
karena bank tidak mampu mencairkan pada prinsip sebagai berikut (Wasilah,
assetnya atau memperoleh pendanaan 2013): [1]. Persaudaraan (ukhuwah),
dari sumber dana lain. [2]. Resiko yang yang berarti bahwa transaksi syariah
timbul akibat adanya perubahan variabel menjunjung tinggi nilai kebersamaan
pasar, seperti: suku bunga, nilai tukar, dalam memperoleh manfaat, sehingga
harga equity dan harga komoditas seseorang tidak boleh mendapat
sehingga nilai portofolio/asset yang keuntungan di atas kerugian orang lain.
dimiliki bank menurun. [3].Resiko Prinsip ini didasarkan atas prinsip saling
Kredit, dimana resiko yang timbul akibat mengenal (ta’aruf), saling memahami
kegagalan (default) dari pihak (tafahum), saling menolong (ta’awun),
lain(nasabah/debitur) dalam memenuhi saling menjamin (takaful), saling
kewajibannya.[4]. Resiko Operasional bersinergi dan saling beraliansi (tahaluf).
105
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

[2]. Keadilan (‘adalah), yang berarti dan penetapan limit Manajemen Risiko
selalu menempatkan sesuatu hanya pada (Khan & Ahmed:2001), Bank Wajib
yang berhak dan sesuai pada posisinya. menetapkan wewenang dan
Kemaslahatan (maslahah), yaitu segala tanggungjawab yang jelas pada setiap
bentuk kebaikan dan manfaat yang jenjang jabatan yang terkait dengan
berdimensi duniawi dan ukhrawi, Penerapan Manajemen
material dan spiritual, serta individual Risiko,(Tedy;2015) Kecukupan proses
dan kolektif. Mewujudkan kemaslahatan identifikasi, pengukuran, pemantauan
manusia dalam Islam dikenal sebagai dan pengendalian Risiko serta sistem
Maqashidus Syariah (tujuan syariah). informasi Manajemen Risiko dan Sistem
[3]. Keseimbangan (tawazun) yaitu pengendalian intern menyeluruh.Fokus
keseimbangan antara aspek material dan kajian dalam penelitian ini adalah: [1].
spiritual, antara aspek privat dan publik, Praktik penerapan dan pengelolan
antara sektor keuangan dan rill, antara manajemen resiko (risk) yang dilakukan
bisnis dan sosial, serta antara aspek oleh perbankan syariah dalam industri
pemanfaatan serta pelestarian. Prinsip ini perbankanbelum mengacu kepada Bank
merupakan saling membantu sesama for International Settelment (BIS). [2].
dalam meningkatkan taraf hidup melalui Praktik pengelolaan manajemen resiko
mekanisme kerjasama ekonomi dan (risk) yang dilakukan oleh perbankan
bisnis. [4].Universalisme (Syumuliyah), syariah telah mampu menurunkan resiko
yaitu esensinya dapat dilakukan oleh, kerugian.[3]. Praktik penerapan dan
dengan dan untuk semua pihak yang pengelolan manajemen resiko (risk) yang
berkepentingan tanpa membedakan suku, dilakukan oleh perbankan syariah dalam
agama, ras dan golongan sesuai dengan industri perbankan sesuai dengan syariat
semangat rahmatan lil ‘alamin (sebagai Islam (prinsip/asas transaksi syariah).
rahmat bagi semesta alam).
Metode Penelitian
Fokus Penelitian
Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
Dalam tujuan utama dari penerapan Penelitian ini menggunakan metode
Manajemen Risiko pada bank adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
untuk mengetahui dari waktu ke waktu bertujuan untuk membangun suatu
profil risiko yang dihadapi oleh bank preposisi dan menjelaskan makna dibalik
saat ini dan untuk proyeksi 12 bulan ke realita sosial yang terjadi. Penelitian ini
depan dengan menggunakan metode dilakukan di Perbankan Syariah yang
pengukuran yang tepat guna dan dapat termasuk ke dalam Bank BUMN dan
dipercaya sehingga (Nugroho;2011) Bank Non BUMN.
Manajemen dapat mengambil tindakan
mitigasi risiko yang efektif dan efisien Proses Pengumpulan Data
dalam rangka mencapai visi dan misi Dalam penelitian ini, peneliti terlibat
serta target–target bisnis dari bank langsung dalam mencari data-data di
tersebut (Adimarwan;2004). Penerapan lapangan. Sebagaimana ciri-ciri
Manajemen Risiko pada Bank penelitian kualititatif, peneliti bertindak
(BUS/UUS) paling kurang mencakup: sebagai instrumen sekaligus pengumpul
Pengawasan aktif Dekom, Direksi dan data. Penelitian ini mengamati praktik
DPS, Kecukupan kebijakan, prosedur, penerapan dan pengelolan manajemen
106
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN

resiko (risk) yang dilakukan oleh informan dari masing-masing Bank


perbankan syariah dalam industri Syariah yang termasuk Bank BUMN dan
perbankan. Bank Non BUMN. Informan A
merupakan informan Bank BUMN dan
Teknik Pengumpulan Data Informan B merupakan Informan Bank
Pengumpulan data dilakukan Non BUMN.
menggunakan teknik observasi,
wawancara mendalam (in depth Pembahasan penelitian
interview) dan dokumentasi.
Penerapan Bank For Internatioanl
Jenis Data dan Sumber Data Settlement (BIS)
Sumber data utama (primer) adalah data Dalam penerapan Bank For
yang diperoleh langsung dari praktisi, International Settlement (BIS) pada
pakar dan nasabah perbankan syariah manajemen resiko perbankan syariah
yang ada, yang berisikan informasi terbukti dari semua jawaban Informan
berkaitan dengan penerapan dan Bank Syariah mengatakan sudah
pengelolaan manajemen resiko (risk) menerapkan Bank For International
yang dilakukan oleh perbankan syariah Settlement (BIS). Tuntutan pengelolaan
dalam industri perbankan berupa data- risiko semakin besar dengan adanya
data yang relevan. penetapan standar-standar Internasional
oleh Bank For Internasional Settlements
Validasi dan Analisis Data (BIS). Dan Perbankan Indonesia mau
Dalam penelitian ini validitas atau tidak mau harus mulai masuk kedalam
keabsahan data diperiksa dengan metode era pengelolaan risiko secara terpadu
triangulasi. Triangulasi adalah teknik (integrated management) dan
pemeriksaan keabsahan data yang pengawasan berbasis risiko (risk based
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar supervision). Seluruh produk yang
data itu untuk kepentingan pengecekan dikeluarkan oleh Bank Syariah sudah
data atau sebagai pembanding terhadap diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
data itu (Moleong: 2004). Dalam (OJK) dan Dewan Pengawas Syariah
penelitian kualitatif, analisis data tidak (DPS) sesuai dengan fungsi dan
bisa hanya dilakukan secara linear, tetapi kewenangan masing-masing lembaga.
harus menggunakan analisis interaktif
(interactive analysis) (Sudika, 2001). Penerapan Manajemen Resiko dalam
Dalam metode ini, model ini disebut Bank Syariah
juga dengan model interaktif secara
siklus (syclycal interactive analysis Dari informan yang diwawancarai, dapat
model). Komponen dari analisis tersebut diperoleh informasi mengenai penerapan
adalah reduksi data, sajian data, manajemen resiko. Kumpulan jawaban
penarikan simpulan. seluruh informan sebagai berikut:

Hasil Penelitian Informan A:


Dalam Bank A menerapkan manajemen
Subjek Penelitian (Informan) resiko ke semua lini entitas, ada resiko
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba operasional, resiko kredit, resiko
menggali informasi dari beberapa likuiditas, resiko pasar, resiko strategik
107
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

dan resiko reputasi. Mitigasi resiko disiplin ilmu Ekonomi Bank Syariah.
sudah diterapkan baik itu di bagian Sumber daya manusia di Bank syariah
funding maupun lending. Pada bagian mayoritas diisi oleh tenaga yang bukan
funding ini ada SOP yang sudah dibuat. ekonomi islam dan merupakan mantan
Tetapi ada beberapa nasabah yang mau karyawan bank konvensional. Maka
meletakkan dana mereka pada kita. perbankan syariah harus memulai untuk
menanamkan prinsip rahmatan lil
Informan B: ‘alaminpada karyawan yang tidak
Bank B hanya berfokus terhadap memiliki dasar ekonomi islam.
pembiayaan saja. Untuk manajemen
resiko, kita berfokus pada semua lini Mitigasi Resiko Pada Penghimpunan
karena mengingat ada faktor manusia di Dana Pihak Ketiga
dalam perusahaan yang sulit untuk kita Dari informan yang diwawancarai, dapat
kenali dan kendali agar tidak melakukan diperoleh informasi mengenai mitigasi
kecurangan. resiko pada penghipunan dana pihak
ketiga. Kumpulan jawaban semua
Dari informasi yang diperoleh dari Informan adalah:
semua informan terlihat bahwa
penerapan mitigasi resiko yang terjadi di Informan A:
perbankan syariah ada resiko itu berasal Misalkan pada bagian funding kita ada
dari internal disebabkan oleh pegawai kebijakan menjemput dana nasabah ke
atau perusahahan itu sendiri dan lokasi, mekanisme penjemputan dana ke
eksternaldari nasabah. tempat nasabah dilakukan dengan
Risiko yang dimiliki oleh Bank memberikan slip setoran yang sudah
Syariah meliputi risiko yang sistematis bernomor seri dan tidak bisa ditukar
(systematic risk)dan Risiko yang tidak kembali. Kemudian setelah karyawan
sistematis (unsystematic risk). Risiko bank sampai ke tempat nasabah,
yang sistematis (systematic risk)yaitu nasabah menandatangani form
risiko yang diakibatkan oleh adanya disiapkan. Setelah proses selesai,
kondisi atau situasi tertentu yang bersifat karyawan bank akan kembali ke kantor
makroseperti perubahan situasi politik, dan memproses transaksi tersebut
perubahan kebijakan ekonomi dengan diawasi oleh supervisor funding.
pemerintah, perubahan situasi pasar, Dan supervisor funding akan
situasi krisis atau resesi, dan sebagainya menghubungi nasabah (call nasabah)
yang berdampak pada kondisi ekonomi untuk mengkonfirmasi setoran tersebut
secara umum. Risiko yang tidak dan nasabah akan mendapatkan SMS
sistematis (unsystematic risk) yaitu Notification.
risiko yang unik, yang melekat pada
suatu perusahaan atau bisnis tertentu Informan B:
saja. Resiko di Bank Syariah meliputi Karena kita memang tidak berfokus pada
resiko pada penghimpunan dana dan penghimpunan dana tetapi ada nasabah
resiko pada pembiayaan. Resiko pada yang datang dan biasanya membawa
penghimpunan dana terdiri dari dana dalam jumlah besar. Kita juga
menghilangkan dana nasabah, resiko harus berhati-hati dengan dana-dana
uang palsu, resiko pada sumber daya panas alias tidak jelas asal usulnya agar
manusia yang tidak sesuai dengan kita terhindar dari praktik pencucian
108
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN

uang (money laundry). Bank tidak mau oleh nasabah bank yang ingin menarik
menerima begitu saja dana tersebut, kembali dananya secara bersamaan dan
bank harus mengetahui Track record besar-besaran karena kemungkinan
nasabah, misal tidak mungkin seorang berita yang merusak citra bank syariah
siswa atau mahasiswa memiliki dana dan timbul ketakutan kehilangan dana
besar, kita harus mencari informasi tabungan pada nasabah.Hal ini terjadi
mengenai asal dana tersebut secara pada saaat bank tidak dapat memenuhi
detail. Pada bank kami di setiap kewajibanya. Bank tidak dapat
pembiayaan ada mitigasi resiko. menyediakan dana yang cukup pada saat
Terutama dalam jaminan atau nasabah melakukan penarikan dananya.
pembiayaan murabahah. Contoh setaip Bank sangat rentan terhadap
pembiayaan 1 milyar mitigasi resikonya risiko sistemik yang melekat pada
80% di nilai dari pembiayaan/ jaminan industri perbankan. Risiko sistemik yang
itu. Dalam hal ini pembiayaan langsung mempengaruhi bank-bank lain tidak
ke bank, lalu bank melakukan penilaian dapat dihindari jika sebuah bank
secara eksternal (berupa KTP, KK dan mengalami risk loss. Berbagai regulasi
data pendukung lainnya). Penilaian itu diharapkan akan menjadi payung
dilakukan oleh konsultan penilaian pelindung bagi industri perbankan.
apabila pembiayan itu diatas 5 milyar. Perlindungan tidak hanya diberikan
kepada bank terkait, yaitu pemegang
Dari informasi yang diperoleh dari saham, karyawan, dan nasabah, tetapi
semua informan terlihat bahwa dalam juga kepada perekonomian secara
funding pada pihak ketiga dimana bank keseluruhan (Idroes, 2008).
langsung menjemput dana dengan
bermacam sistem yang berbeda disetiap Mitigasi Resiko Pada Pembiayaan Atau
perbankan itu, dan ada juga nasabah Penyaluran Dana
yang langsung ke pihak bank melakukan Dari informan yang diwawancarai, dapat
pembiayaan.Sebagai institusi yang diperoleh informasi mengenai mitigasi
mengelola uang sebagai aktivitas resiko pada pembiayaan atau penyaluran
utamanya, bank syariah memiliki risiko dana. Kumpulan seluruh Informan
yang melekat (inherent) secara memiliki jawaban.
sistematis. Resiko inherent ini memang
menjadi resiko yang tidak dapat Informan A:
dihindari dan hanya bisa diminimalisir. Pembiayaan yang dilakukan pada Bank
Dalam penghimpunan dana, bank syariah A hanya murabahah saja sedangkan
menjaga agar resiko ini tidak menjadi musyarakah dan mudharabah. Untuk
terlalu besar dan akan menimbulkan murabahah hanya difokuskan pada
resiko yang lain yakni risiko sistemik pembiayaan produktif untuk perkebunan.
(systemic risk).Menurut Idroes (2008), Misalkan pembiayaan untuk pembelian
risiko sistemik secara spesifik adalah kebun sawit, calon debitur harus
risiko kegagalan bank yang dapat memastikan sudah ada Surat Hak Milik
merusak perekonomian secara (SHM) atas kebun, laporan hasil kebun
keseluruhan dan secara langsung sawit. Setelah data lengkap surveyor
berampak kepada karyawan, nasabah, akan melakukan survei ke lokasi
dan pemegang saham. Dampak kepada didampingi oleh komite dan disetujui
nasabah berarti sebuah bank di “rush” oleh kepala cabang. Setelah permohonan
109
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

pembiayaan di-approve oleh komite dan kedua yang berfungsi sebagai


kepala cabang tetapi pencairan pengelolaandana investasi yang didapat
pembiayaan bukan di kantor cabang dari kerjasama antara bank dan debitur,
melainkan di kantor pusat (FPC). dan bahkan ada juga ijarah yaitu
Kepala cabang berhak untuk approval or perjanjian antara perusahaan dengan
rejected atas pembiayaan tanpa ada konsumen sebagai penyewa.
limit/batasan. Setelah pencairan Mitigasi resiko pada produk
pembiayaan dengan transfer balance pembiayaan, masing-masing bank
dari rekening Bank X1 ke rekening syariah memiliki perbedaan dalam
debitur, Kantor pusat tidak melakukan menilai dan menganalisanya. Salah satu
pengawasan atas dana yang dicairkan resiko yang diperoleh berdasarkan
sesuai dengan akad yang telah informasi dari seluruh informan diatas
disepakati dengan bank X1 dengan adalah fiduciary risk sebagai risiko yang
debitur. Untuk Mikro: Setelah dana cair, secara hukum bertanggung jawab atas
bank X1 membuat akad wakalah untuk pelanggaran kontrak investasi baik
mewakili Bank x1 dalam pembelian ketidaksesuaiannya dengan ketentuan
kebutuhan debitur sesuai dengan RAB syariah atau salah kelola
yang dibuat dan disepakati diawal. (mismanagement) terhadap dana
investor.Risiko Terkait Pembiayaan
Informan B: Berbasis Natural Certainty
Bank ini melakukan pembiayaan Countracts(NCC)merupakan analisis
musyarakah dimana bank memberikan risiko pembiayaan berbasis natural
funding berupa modal kepada PT certainty countracts (NCC) meliputi
(Perseroan Terbatas) dan CV yang mengidentifikasi dan menganalisis
dilakukan dengan legitasi awal berupa dampak dari seluruh risiko nasabah
survei ke beberapa instansi atau sehingga keputusan pembiayaan yang
lembaga dimana tempat nasabah diambil sudah memperhitungkan risiko
melakukan kontrak terdahulu atau tahun yang ada dari pembiayaan natural
yang lalu. Dengan melampirkan SPK certainty countracts, seperti murabahah,
asli proyek dan interview dengan ijarah, ijarah mutahia bit tamlik, salam
memberkan penjelasan proyek. Dalam dan istisna’.
pembiayaan murabaha teruatama dalam Resiko berikutnya adalah
bidang KPR (baik dalam pembelian Recovery risk (risiko jaminan) yaitu
maupun renovasi rumah, dengan risiko yang terjadi pada second way
melamirkan data pendudung sebagai out yang dipengaruhi oleh hal-hal
kemudahan dalam pembiayaan. sebagai kesempurnaan pengikataan
jaminan, nilai jual kembali jaminan
Dari informasi yang diperoleh dari (marketability jaminan), faktor negatif
semua informan terlihat bahwa dalam lainnya, misalnya tuntutan hukum pihak
melakukan pembiayaan rata-rata lain atas jaminan, lamanya transaksi
perbankan memakai murabahah, dimana ulang jaminan dan kredibilitas penjamin
bank membiayai pembelian barang atau (jika ada).
asset yang dibutuhkan oleh nasabahnya
dengan membeli barang itu, musyarakah Resiko Apa Yang Paling Tinggi Pada
atau mudharabah, satu bentuk kerjasama Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
antara investor dengan seorang pihak
110
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN

Dari informan yang diwawancarai, dapat resiko yang lain yakni risiko sistemik
diperoleh informasi mengenai resiko apa (systemic risk).
yang paling tinggi pada penghipunan Menurut Idroes (2008), risiko
dana pihak ketiga. Kumpulan jawaban sistemik secara spesifik adalah risiko
semua Informan sebagai berikut: kegagalan bank yang dapat merusak
perekonomian secara keseluruhan dan
Informan A: secara langsung berdampak kepada
Resiko dalam penghimpunan dana karyawan, nasabah, dan pemegang
sebenarnya cukup kecil, mungkin yang saham. Dampak kepada nasabah berarti
perlu kita antisipasi adalah uang palsu sebuah bank di “rush” oleh nasabah bank
dan kecurangan yang dilakukan oleh yang ingin menarik kembali dananya
teller dan supervisor diatas, artinya ini secara bersamaan dan besar-besaran
merupakan faktor manusia yang paling karena kemungkinan berita yang
penting, kemudian ada tindakan money merusak citra bank syariah dan timbul
laudry, ini kita tidak boleh terlalu ketakutan kehilangan dana tabungan
berbangga dengan banyak nasabah yang pada nasabah.Hal ini terjadi pada saaat
meletakkan dananya karena kita harus bank tidak dapat memenuhi
teliti juga dengan asal-usul dana yang kewajibanya. Bank tidak dapat
diletaknnya. menyediakan dana yang cukup pada saat
nasabah melakukan penarikan dananya.
Informan B:
Dalam hal ini kami membagi Resiko Yang Paling Tinggi Pada Jenis
pembiayaan konsumtif dengan Pembiayaan (Akad)
melakukan pembiayaan murabahah Dari informan yang diwawancarai, dapat
dalam bentuk produk (kerja) dan diperoleh informasi mengenai resiko apa
investasi. Dan bisa juga dalam yang paling tinggi pada jenis
pembiayaan murabahab inil sewa tenaga pembiayaan (akad). Kumpulan jawaban
kerja. Juga pembiayaan ijaran berupa semua Informan adalah sebagai berikut:
ibadaha haji, umrah, pernikahan,
berobat, piknik dll. Yang kedua Informan A:
pembiayaan konservatif (dalam hal Resiko pembiayaan yang tertinggi di
kepuasan pribadi dalam 1 akad).Contoh bank A adalah akad murabahah pada
EO (Even Organizer) dengan paket 50jt, mikro karena ini berkaitan dengan
dalam hal ini banyak kebutuhan yang kemajuan usaha. Akan tetapi karena ini
saling berkaitan antara satu dengan akad murabahah, kita mengharuskan
yang lainnya. adanya agunan. Jadi kita agak lebih
merasa aman.
Dari informasi yang diperoleh dari
semua informan terlihat bahwa resiko Informan B:
yang paling tertinggi antara lain resiko Resiko pembiayaan yang tertinggi pada
pada internal perusahaan itu sendiri bank kami dalam akaq murabahah poda
seperti penyelewengan yang dilakukan sektor KPR (Kredit Perumahan Rakyat),
karyawan melalui money laudry.Dalam apabila terjadi penunggakkan dari
penghimpunan dana, bank syariah nasabah.
menjaga agar resiko ini tidak menjadi
terlalu besar dan akan menimbulkan
111
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

Dari informasi yang diperoleh dari penghimpunan dana yang ada di


semua informan terlihat bahwa resiko perbankan syariah tersebut.
yang paling tertinggi pada pembiayaan Prinsip transaksi syariah meliputi:
murabahah baik dalam kemacetan dalam [1] Persaudaraan (ukhuwah), yang berarti
pembayaran angsuran maupun dalam bahwa transaksi syariah menjunjung
angunan. tinggi nilai kebersamaan dalam
Murabahah adalah jasa pembiayaan memperoleh manfaat, sehingga
dengan mengambil bentuk transaksi jual seseorang tidak boleh mendapat
beli dengan cicilan. Pada perjanjian keuntungan di atas kerugian orang lain.
murabahah atau mark-up, bank Prinsip ini didasarkan atas prinsip saling
membiayai pembelian barang atau asset mengenal (ta’aruf), saling memahami
yang dibutuhkan oleh nasabahnya (tafahum), saling menolong (ta’awun),
dengan membeli barang itu dari pemasok saling menjamin (takaful), saling
barang dan kemudian menjualnya kepada bersinergi dan saling beraliansi (tahaluf).
nasabah tersebut dengan menambahkan Hal ini tercermin dari hampir semua
suatu mark-up atau keuntungan. Dengan akad transaksi pembiayaan menggunakan
kata lain, penjualan barang oleh bank prinsip persaudaraan karena setiap akad,
kepada nasabah dilakukan atas dasar adanya pertimbangan-pertimbangan dan
cost-plus profit. negosiasi atas pembiayaan. Contohnya
Baik mengenai barang yang untuk akad musyarakah yang khusus
dibutuhkan oleh nasabah maupun pada pembiayaan produktif atau proyek
tambahan biaya atau mark-up yang akan pembangunan dari pemerintah atau pihak
menjadi imbalan bagi bank, swasta, akad ini menggunakan prinsip
dirundingkan dan ditentukan di muka syirkah (pembagian modal) dan
oleh bank dan nasabah yang pengembalian dana dilakukan sesuai
bersangkutan. Resiko yang timbul dari dengan kesepakatan yang telah
murabahah, tidak bersaingnya bagi hasil disepakati. Biasanya pengembalian dana
kepada dana pihak ketiga. dilakukan setelah termin-termin
pencairan dari setiap proyek.
Manajemen Resiko Yang Diterapkan [2] Keadilan (‘adalah), yang
Oleh Bank Syariah Sudah berarti selalu menempatkan sesuatu
MenerapkanPrinsip Persaudaraan, hanya pada yang berhak dan sesuai pada
Keadilan, Kemaslahatan, posisinya. Prinsip ini diterapkan pada
Keseimbangan Dan Universalitas penghimpunan dana yang dilakukan oleh
petugas bank berkaitan dengan
Dari informan yang diwawancarai, dapat penetapan nisbah atau bagi hasil atas
diperoleh informasi mengenai DPK tersebut. Penerapannya adalah bank
manajemen resiko yang diterapkan oleh syariah memberikan informasi pada saat
semua perbankan syariah yang ada di membuka rekening tentang besarnya
Pekanbaru sudah menerapkan azaz bagi hasil atau nisbah yang akan diterima
transaksi perbankan syariah antara lain ; oleh nasabah.
prinsip persaudaraan, keadilan, [3] Kemaslahatan (maslahah),
kemaslahatan, keseimbangan dan yaitu segala bentuk kebaikan dan
universalitas. Baik dalam hal manfaat yang berdimensi duniawi dan
pembiayaan maupun dalam ukhrawi, material dan spiritual, serta
individual dan kolektif. Mewujudkan
112
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN

kemaslahatan manusia dalam Islam Simpulan


dikenal sebagai Maqashidus Syariah
(tujuan syariah). Prinsip ini diterapkan Dari hasil penelitian dan pembahasan,
dengan pertimbangan kemaslahatan maka dapat disimpulkan bahwa
seperti ada calon debitur yang Perbankan Indonesia telah masuk
membutuhkan dana untuk pendidikan, kedalam era pengelolaan risiko secara
maka pembiayaan akan diberikan dengan terpadu (integrated management) dan
margin keuntungan yang lebih kecil. pengawasan berbasis risiko (risk based
Prinsip ini juga diterapkan pada salah supervision).Seluruh produk yang
satu bank berupa mencari pemberdayaan dikeluarkan oleh Bank Syariah sudah
masyarakat miskin yang mau berusaha diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
untuk kemajuannya. Pembiayaan seperti (OJK) dan Dewan Pengawas Syariah
ini tidak diwajibkan adanya agunan atas (DPS) sesuai dengan fungsi dan
pembiayaan tersebut. kewenangan masing-masing
[4] Keseimbangan (tawazun) lembaga.Penerapan mitigasi resiko yang
yaitu keseimbangan antara aspek terjadi di perbankan syariah ada resiko
material dan spiritual, antara aspek itu berasal dari internal disebabkan oleh
privat dan publik, antara sektor keuangan pegawai atau perusahahan itu sendiri dan
dan rill, antara bisnis dan sosial, serta eksternal dari nasabah.Resiko inheren
antara aspek pemanfaatan serta dalam penghimpunan dana,
pelestarian. Prinsip ini merupakan saling ditanggulangi dengan mitigasi resiko
membantu sesama dalam meningkatkan berupa memberikan pelatihan bagi setiap
taraf hidup melalui mekanisme karyawan untuk memahami prinsip
kerjasama ekonomi dan bisnis. Prinsip ekonomi islam.Mitigasi resiko yang
ini diterapkan berupa pemberdayaan dilakukan pada pembiayaan yaitu
masyarakat miskin untuk meningkatkan fiduciary risk sebagai risiko yang secara
perekonomian masyarakat. hukum bertanggung jawab atas
[5] Universalisme (Syumuliyah), pelanggaran kontrak investasi baik
yaitu esensinya dapat dilakukan oleh, ketidaksesuaiannya dengan ketentuan
dengan dan untuk semua pihak yang syariah atau salah kelola
berkepentingan tanpa membedakan suku, (mismanagement) terhadap dana
agama, ras dan golongan sesuai dengan investor. Resiko yang paling tertinggi
semangat rahmatan lil ‘alamin (sebagai pada pembiayaan murabahah baik dalam
rahmat bagi semesta alam). Prinsip ini kemacetan dalam pembayaran angsuran
diterapkan dibuktikan dengan semakin maupun dalam angunan. Prinsip dalam
banyak nasabah bank syariah yang non transaksi syariah berupa prinsip
muslin. Hal ini berarti, bahwa bank persaudaraan, keadilan, kemaslahatan,
syariah bukan lagi bank milik keseimbangan dan universalitas sudah
masyarakat muslim tetapi sudah menjadi diterapkan. Salah satu contoh berupa
milik seluruh warga negara. Untuk pemberdayaan atas masyarakat miskin
pembiayaan, prinsip ini juga diterapkan. yang mau memiliki usaha dan untuk
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kemajuan perekonomiaannya.
calon debitur yang mendapatkan
pembiayaan produktif dan perkebunan.

113
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

Daftar Pustaka
Fajarningtyas, Liza. Wirjodirdjo
A.A Engineer. Islam dan Teologi Budisantoso, Kurniati Nani, 2010,
Pembebasan. Yogyakarta: “Pemodelan Sistem Pembiayaan
Pustaka Pelajar,2006, Di Bank Syari’ah Dengan
Pendekatan Metodologi Sistem
Abdullah, Marliana dkk , 2011, Dinamik: Studi Kasus
Operational risk in Islamic Pembiayaan Pada Usaha Sapi
banks: examination of issues. Perah Dan Perkebunan Tebu”,
Qualitative Research in Jurusan Teknik Industri Institut
FinancialMarketsVol. 3 No. 2, Teknologi Sepuluh November,
2011pp. 131-151 Surabaya.
Ahmad, Selamet dan Hanim Tafri, Fauziah dkk 2011.
Hoscaro, Manajemen Risiko Bank Empirical evidence on the
Syariah, 2015, riskmanagement tools practised
http://shariaeconomy.blogspot.co inIslamic and conventional
m/2015/11/manajemen_risiko_ban banks. Qualitative Research in
k_syariah.html, Diakses pada 01 FinancialMarketsVol. 3 No. 2,
November 2015. 2011pp. 86-104.

Agustini, Erlina dkk. 2011, Manajemen Hassan, Abul, 2009. Risk management
Resiko Bank syariah. Kharisma practices of Islamic banksof
Putra Utama Offset. Brunei Darussalam. The Journal
of Risk FinanceVol. 10 No. 1,
Antonio, Muhammad Syafi’I . 2001. 2009, pp. 23-37
Bank Syariah dari Teori ke
Praktek. Jakarta: Gema Insani. Idroes, Ferry N., Manajemen Risiko
Perbankan: Pemahaman
Asep Ali Hasan Wahyu Ari Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan
Nugroho, Manajemen Risiko, Basel II Terkait Aplikasi
2015, Regulasi dan Pelaksanaannya di
http://hendrakholid.net/blog/mana Indonesia, Jakarta: PT Raja
jemen_risiko.html, Diakses pada Grafindo Persada, 2008.
10 oktober 2015
------------, Manajemen Risiko
Bank Indonesia: Outlook Perbankan Perbankan di Indonesia, Salemba
Syariah: 2013 Group, Jakarta, 2012.

Departemen Agama RI, Alquran Nul Ikatan Akuntan Indonesia (2014),


Karim Standar Akuntansi Keuangan
114
Tasriani dan Andi Irfan: Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi
Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN

Syariah per 1 Januari2014 PSAK Margin Pembiayaan Murabahah


No.102 Tentang Murabahah Di PT. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Sarana
Karim, Adimarwan, 2004. Bank Islam: Pamekasan Membangun”,
Analisis Fiqih dan Keuangan. Program Studi Akuntansi,
Edisi Kedua. Kharisma Putra Fakultas Ekonomi, Universitas
Utama Offset. Trunojoyo Madura.

Khalid, Sania dan Shehla Amjad, 2012, Rianto, Bambang Rustam,


Risk management practices in 2010.Manajemen Risiko
Islamic banks of Pakistan, The Perbankan Syariah, Salemba
Journal of Risk FinanceVol. 13 Group, Jakarta,
No. 2, 2012pp. 148-159
Tafri, FauziahHanim dkk, 2011,
Mokni, Rim Ben Selma dkk , 2014, Risk Empirical evidence on the risk
management tools practicedin management tools practised in
Islamic banks: evidencein MENA Islamic and conventional banks.
region. Journal of Islamic Qualitative Research in
Accounting and Business FinancialMarketsVol. 3 No. 2,
Research Vol. 5 No. 1, 2014 pp. 2011pp. 86-104.
77-97
Tampubolon, Robert, 2006. Risk
Moleong, L. J. (2004). Metodologi Management ,Manajemen
Penelitian Kualitatif, Bandung: Risiko:Pendekatan Kualitatif
PT Remaja Rosdakarya. untuk Bank Komersial, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, cet.
Muhammad. 2004. Manajemen Dana Ke-3.
Bank Syariah. Yogyakarta:
Ekonisia. Sudika, Setya Yuwana. 2001. Metode
Penelitian Kebudayaan , Univ.
Nasution, Chaeruddin Syah (2003), Surabaya Press
“Manajemen Kredit Syariah
Bank Muamalat”, Jurnal Kajian Sutopo, H.B. Metodologi Penelitian
Ekonomi Dan Keuangan, Vol. 7 Kualitatif Dasar Teoritis dan
No. 3. Praktis. Surakarta: Pusat
Penelitian Universitas Sebelas
Ningsih, Selvia, Sambharakresna Maret,1988.
Yudhanta, Auliyah Robiatul,
2010, “Analisa Penentuan

115
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

Van Greuning, Hennie dan Zamir Iqbal. terkendala-kualitas-sdm: akses 10


2011.Analisis Risiko Perbankan Agustus 2015
Syariah.Penerbit Salemba. [Ahmad Selamet dan
Hoscaro, ManajemenRisikoBankS
Yaya, Rizal. Martawireja, AlinErlangga. yariah,2015,http://shariaeconomy.
Abdurahim, Ahim, 2009, blogspot.com/2015/11/manajemen
Akuntansi Perbankan _risiko_bank_syariah.html,
Syari’ah:Teori dan Praktik Diakses pada 01 November 2015]
Kontemporer, Jakarta: Salemba
Empat. Tariqullah Khan dan Habib Ahmed,
dalam Rahmani Timorita
http://www.worldbank.org/ : tanggal Yulianti,Manajemen Risiko
akses 26 Februari 2015 Perbankan Syariah,
<http://master.islamic.uii.ac.id/ind
http://www.republika.co.id/berita/ekono ex.php?option=com_content&task
mi/syariahekonomi/13/01/25/mh6 =view&id=45&Itemid =57>.
542-perbankan-syariah-brunei- Diakses Pada 30 April 2015.

116

You might also like