You are on page 1of 149
esa dan pemeriksaan fisik a e Cardiac Life Support ] i ee 2 = INTERNA MEI fy Daftar I wv Anamnesa dan pemeriksaan fisik dasat.......++.++++ 1 - i N=} }) | Advance Cardiac Life Support 13 Endokrin Metabolik.. . 28 Ginjal Hipertensi .. 63 Gastroenterohepatologi. . 82 Rheumatologi. - 110 Geriatri uu 128 Keseimbangan elektrolit.... 132 Nilai Rujukan laboratorium: 142 Body surface terminalOgy....-.s-ssssseseseseeeersesnsees 145 Pulmonologi Infeksi tropis.........+ Hematologi onkologi medi Syok dan terapi cairan Obat lain yang sering digunakan Rumus obat emergensi Penulisan reSep ..2..----.ceceeeeseeceeeeeeteeneeeeeeeeesnnaneeee a ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK DASAR™ ANAMNESA Nama,, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, nomor Identitas telepon, suku, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, nama dan nomor keluarga yang dapat | dihubungi Keluhan Keluhan utama berobat x Riwayat penyakit saat ini dimulai dari akhir masa . Sehat, uraian perjalanan dan perkembangan penyakit secara kronologis sesuai urutan waktu Deskripsi keluhan utama dan gejala penting secara Riwayat detail: lokasi keluhan, lama menderita, pola awitan, - penyakit sifat dan gejala yang menyertai. Frekuensi, faktor yang sekarang memberatkan dan meringankan, riwayat pengobatan, rlwayat kontak dengan orang yang menderita keluhan yang sama Adakah keterbatasan fungsional karena _penyakit sekarang Riwayat penyakit yang pernah diderita dan pengobatan serta gejala sisa bila ada terpenting yang membawa pasien datang x x x aiwavat x riwayat operasi dan kecelakaan x Alergi : penyakit — Riwayat pernah mendapat prequkaarah dahulu x Riwayat menstruasi, reproduksi, pemakaian alat kontrasepsi pada pasien wanita x_Riwayat skrining penyakit keganasan x Aktivitas sebelum sakit, hobi x Pola makan dan komposisi makanan x Kebiasaan merokok, ‘teh, kopi, alkohol, obat, jamu, narkoba Riwayat x. Riwayat promiskuitas bila dicurigal ebiesaan x Riwayat perjalanan ke luar kota, imunisasi sosial, | ekonom|,"dap ‘ fueangan pembiayaan, care gi dave G giver/keluarga, dan hubungan sosial Kondisi tempat tinggal dan lingkungan Kesulitan yang dihadapi baik Pekerjaan, keluarga keuangan ‘ . = at Not tes : Basic & Emergency in Interna Medicine x x dan - 7a idl x Kondisi kesehatan anggota keluaree bis masih hidup i 2 ne Riwayat. atau umur saat meninggal dan sebet 2 keluarga x Riwayat penyakit yang pernah diderita dalam keluarg x Riwayat penyakit herediter x Deskripsi keluhan mulai dari kepala hingga anaaele gerak, saraf, otot, status kejiwaan, dan masalal emosional Anamnesa x Rerata berat badan dan adakah riwayat kenaikan atau sistem Penurunan berat badan x Problem khusus usia lanjut: riwayat jatuh, kehilangan keseimbangan, mobilisasi, _ polifamasi, skrining Osteoporosis serta gangguan fungsi beberapa organ ~ Sakit berat : bila Pasien sesak hebat, kejang-kejang, syok. ~ Sakit sedang : bila’pasien tampak lemah tapi masih dapat duduk. ~ Sakit ringan : bila pasien masih dapat berjalan jalan - Tampak tidak sakit TEKANAN DARAH (lihet bab ginjal hipertensi) NADI Denyut naai dapat teraba akibat gelombang aliran darah yang dihasilkan mulal dar! pangkal aorta hingga ke pembuluh darah kecil akioot sistolis ventrikel kiri Frekuensi normal : 60-100 kali/menit Irama : reguler / irreguler Arteri yang dapat diperiksa antara Amplitudo: lain: x Pulsus magnus ( besar) : © Temporalis © di depan demam, insufisiensi aorta telinga x Pulvus parvus (kecil) : stenosis © Aorta > area suprasternal mitral, stenosis aorta © Brachialis & lengan sebelah x Pulvus deficit : atrium fibrilasi dalam x Pulvus alternans : payah © Radialis area radius jantung © Poplitea © area poplitea x_Pulvus paradoksus : perikarditis PERNAFASAN x Normal : 14-20 kali/menit dengan pola yang reguler. x Abnormal : Bradipneu, Takipneu, Kussmaul Cheyne Stokes, Biot SUHU Normal ; 36,6-37,2°C Hiperpireksia: suhu tubup yang tinggi diatas 41.1°C Hipotermia: suhu tubuh yang rendah di bawah 35°C NYERI Dapat menggunakan VAS (visual analog score) Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 2 “AO MAnHnRh em @ 1 7 1 mmo, 1 EKSI x Bentuk wajah (simetris / asimetris) x Tampilan khas pada wajah (moon face, facies leonine, butterfly rush?) x Adakah ptosis, eksopthalmus, parese N. VII x Adakah penebalan bibir, lidah? parese N.XII? x Kondisi rambut (warna, ketebalan, alopesia) PALPAST x Adakah nyeri tekan sinus frontalis dan maksilaris x Nilai adakah pembsaran kelenjar getah bening retroaurikular PERKUSI x Nilai reflex chvostek IN SI] x Bentuk leher dan warna (simetris / asimetris, kemerahan?) x Adakah penonjolan vena jugularis x Adakah_ terlihat tumor (soliter/multiple, unilateral/bilateral, konfluens/diseminata) . x Adakah tortikolis? PALPASI x Bagaimana pulsasi arteri karotis x Adakah kaku kuduk? x Adakah perbesaran tiroid? x Posisi trakea (di tengah atau terdrorong ke salah satu sisi) AUSKULTASI x Adakah bruit pada arteri kérotis atau tiroid? fotes : Basic & Emergency in Interna Medicine Desakan vena sentral (DVS) dengan metode Lewis Borst: x Pasien berbaring dengan sudut 45° x Leher pasien harus diluruskan x Tentukan vena jugularis eksterna kanan x Vena ditekan dengan satu jari pada proksimal (dekat klavikula) kemudian di distal dengan jari lain Tekanan oleh jari pertama dilepaskan Nilai sampai mana vena terisi waktu inspirasi biasa dan mengukurnya dari tinggi titik acuan x Tentukan jarak titik kolaps dari bidang yang melalui angulus ludovici. Pasien mula - mula diminta berbaring tanpa bantal. Bila titik kolaps tidak tampak maka mintalah pasien memakai bantal, demikian selanjutnya. Bandingkan sisi kiri dan kanan lalu ambil titik kolaps yang lebih rendah. x x x x B: bidang Wrus yg metal angulus hucovie RV {L.Retromandibular vein; 2. posterior auricular vein; 3. facial vein; 4. anterior jugular vein; 5. communicating vein; 6.internal jugular vein; 7. external jugular vein (Oikutip dari kepustakaan 3) INSPEKSI : Ictus cordis tampak pada sela iga V, linea medioclavicularis sinistra PALPASI ; _Ictus cordis teraba pada sela iga V, linea medioclavicularis sinistra PERKUSI 0 Batas jantung kanan relatif ; perkusi dari 2 jari di atas batas paru- hepar, dari lateral ke medial. Jari tengah disejajarkan dengan sternum ketuk hingga perubahan bunyi dari sonor ke pekak relatif, NORMAL ; linea sternalis kanan 0 Batas jantung kanan abgolut : Sama dengan di atas, tapi minta pasien inspirasi dalam. NORMAL : linea sternalis kiri. (Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine © Batas jantung kiri relatif : batas ini sesuai ictus cordis yang normal, terletak pada sela iga 5-6 linea medioclavicularis kiri. Bila ictus tidak diketahui maka batas kiri ditentukan dengan perkusi pada linea axillaris media ke bawah. | 0 Batas jantung kiri absolut : merupakan lanjutan dari pemeriksaan batas jantung kiri relatif dan dilakukan dengan perkusi pelan. Bila batas tidak ditemukan berarti ada emfisema paru. AUSKULTASI: 0 Lokasi auskultasi Ictus cordis untuk mendengar bunyi katup mitral Sela iga II kiri untuk mendengar bunyi dari katup pulmonal Sela iga II kanan untuk mendengar bunyi dari aorta Sela iga IV dan V di tepi “"""""" kanan dan kiri sternum untuk mendengar bunyi ‘AORTIC dari katup trikuspid © Bunyi jantung I : akibat penutupan katup mitral dan trikuspid, tanda dimulainya sistol. II : akibat penutupan katup aorta dan pulmonal, tanda dimulainya diastol. ’ Ill: akibat pengisian cepat ventrikel, bernada rendah, paling jelas di apex jantung (terjadi pada fase diastolik awal), Dapat ditemukan pada payah jantung dan miokarditis atau fisiologis pada anak-anak dan dewasa muda. IV: akibat distensi ventrikel yang dipaksakan akibat kontraksi atrium, paling jelas terdengar di apex cordis (terjadi pada fase diastolik akhir). o Murmur Pansistolik egurgitasi mitral -Regurgitasi tricuspid Defek ‘Septum ventrikel Aorta pulmonary Shunts Mid Stenosis aorta Systolic Stenosis pulmonal Kardiomiopati iskemik Murmilr aliran pulmonal pada ASD late = ——Prolaps katup mitral = = ee Elion palate i ‘Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine Early Regurgitasi aorta diastolic Regurgitasi pulmonal Mid Stenosis mitral diastolic Stenosis tricuspid Myxoma atrium Murmur Austin-Flint pada regurgitasi aorta Murmur Carey Cobs pada demam reumatik akut Pre systolic Stenosis mitral Stenosis tricuspid Myxoma atrium Continuous Patent ductus arterioss (PDA) Aortopulmonary connection Ruptur sinus valsava ke atrium/ventrikel Mammary souffe pada akhir kehamilan atau awal _ postpartum A st $2 B Cc D a2 P2 os. ——F- =+— “_____ Keterangan : A. Murmur Presistolik (seperti pada Stenosis Mitral) B. Murmur Holosistolik (seperti pada Regurgitasi Trikuspid / Mit hipertensi paru) Pid / Mitral berat, VSD tanpa Bunyi ejeksi dan Murmur Sistolik Crescendo - D i Suny a ik Crescendo - Decrescendo (seperti pada Stenosis Aorta Bunyi Ejeksi dan Murmur Sistolik Crescendo - Decrescendo i Stenosis Pulmonal Bikuspid) mencapai P2 ( seperti pada Murmur Diastolik awal Decrescendo ( seperti i Pada Regurgitasi Aorta atau Pull Opening Snap dan Rumble Mid - Diastolik (se i wee) $3 dengan Murmur Mid-Diastolik Doerr ea) sepet i Til Defek Septum Atrial) (sepeti pada Regurgutasi Trikuspid / Mitral berat, atau Murmur kontinu (seperti pada Duktus Arteriosus Paten) 99 = 9mm lini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 36 INSPEKSI da (skar opeasi, pelebaran vena, ginekomasti, + Kelainan dinding da retraksi otot) ntuk dada | y Delp erat diameter laterolateral lebih besar dari roposterior pat antisera (barrel chest): anteroposterior > latero! tulang punggung melengkung, biasa pada pasien bronchitis kronik dan PPOK ; Kifosis: vertebra melengkung kearah anterior Skoliosis: vertebra melengkung berlebihan ke lateral Pectus excavatum: dada dengan sternum mencekung ke dalam © Pectus carinatum: sternum menonjol ke depan + Frekuensi pernapasan : 14-20 kali permenit + Jenis pernafasan: o Thorakal o Abdominal 0 Kombinasi (thorako-abdominal): terbanyak + Pola pernafasan lateral, oo 0 DPLIIGY Normal Obstruktif (ekspirasi Asthma Sd Pah memanjang) PPOK ~N Pp Bradipneu (pemafasan Depresi nafas karena melambat abnormal) obat; Koma diabetik Kussmaul (pemafasan cepat —_Asidosis metabolik; VIII dan dalam) olahraga; anxietas rA/\—IY Biot /Ataxic (irreguler dengan _, Depresi nafas kn obat; kerusakan otak (khususnya episode apneu panjang - medula oblogaia) Cheyne Sto! aniflv—al~ rama eine Stokes dalam Depresi nafas kn obat; dengan periode apneu) kerusakan otak; Uremia Apneusik (pernafasan dengan Lows jeda inspirasi panjang) Lesi di pons Sighing respiration PALPAST Posisi mediastinum : trakea, iktus Kelenjar getah bening Palpasi dalam keadaan dinamis: o Ekspansi paru: letakkan kedua telapak tangan dan ibu jari secara simetris di masing-masing tepi iga dan jari lain menjulur sepanjang sisi lateral lengkung iga o Fremitus vocal: \etakkan kedua telapak pada permukaan dinding dada lalu minta pasien menyebut 77 atau 99 hingga getaran suara yang ditimbulkan lebih jelas (tactile fremitus), Bandingkan secara bertaah dan seterusnya. - sama kuat ( normal ) ~ Menguat : meningkatnya intensitas paru ( infiltrate / konsolidasi = pneumonia ~melemah : getaran suara dipantulkan/ diresorbsi intensitas paru berkurang » atelektasis, efusi ‘Gambar: Pemeriksaan paru saat A) ekspirasi, B) Inspirasi (Dikutip dari kepustakaan 1) PERKUSI Lakukan perkusi perbandingan secara bergantian kiri dan kanan (zigzag). x x 7 * Sonor (resonant) : normal, bila udara dalam alveoli cukup banyak Hipersonor (hiper-resonant): udara berlebih misal: pneumotoraks, emfisema Redup (dull) = jaringan padat bertambah : pemadatan parenkim (misal pneumonia), cairan, massa. Pekak (flat/stony dull) & jaringan tidak mengandung udara di dala misal: tumor paru, efusi pleura masif [WWedicar Mint Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 8 Batas paru lambung: Perubahan sonor menjadi timpani di garis aksilari anterior, umumnya terjadi di sela iga VIII Batas paru-hepar : sonor menjadi pekak di garis midklavikula kanan, umumnya pada sela iga V atau Vi. Untuk membuktikan apa betul batas itu adalah heper maka minta pasien inspirasi dalam, biasanya bunyi pekak akan bergeser 1-2 jari ke bawah. Batas belakang paru : kanan c>setinggi vertebra thorakal XI atau X, batas kanan lebih tinggi 1 jari dibanding kiri. Lokasi A) Perkusi dan Auskultasi B) Vokal Fremitus Paru Belak (Dikutip dari kepustakaan 1) me | Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 9 AUSKULTASI Bunyi Pernafasan: Suara nafas fase ; inspirasi lebih : Hamper Vesikular lama dari ekpirasi, Relate seluruh tanpa diselingi lapangan paru jeda Dinding aw Suara nafas fase anterior Bronko- inspirasi sama seringgi sela vesikular dengan fase Sedang ga 1 dan2 ekspirasi serta daerah interskapula ; lama dari fase Relative Manubrium Bronkial / \Q inspirasi, keras sternii diantaranya - diselingi jeda ‘Suara nafas fase ekspirasi lebih dengan fase Relative diantaranya diselingi jeda Suara nafas fase inspirasi sama (Dikutip dari kepustakaan 1) Bunyi Nafas Tambahan: Ronki basah O Ronki Basah Kasar ORonki Basah Sedang OC Ronki Basah Halus Ronki Kering x Sonorous’ (nada rendah) mengerang : saluran napas besar, gelembung udara besar pecah saluran mapas kecil / sedang, gelembung udara kecil pecah (bronkiektasis, bronkopneumonia) : terbukanya acinus / alveolus, gesekan rambut / permukaan dan jari (sembab paru dini, pneumonia dini) : obstruksi parsial saluran napas besar, x Sibilan (nada tinggi) obstruksi saluran napas kecil, mencicit (squaeking) > wheezing [Medical Mini Notes ? Basic & Emergency in Interna Medicine 10 INSPEKSI : Besar dan bentuk perut, keadaan dinding perut ( ascites, stria, pelebaran vena : menjauhi umbilikus > bendungan vena porta, mendekati umbilikus > bendungan vena cava) PALPASI Hepar dapat dilakukan dengan satu tangan atau bimanual, Tangan kanan pada dinding perut (mulai dari bawah, pertengahan garis tengah dengan SIAS, gerakan dari bawah ke atas). Jika hepar membesar biasanya teraba saat inspirasi. Normalnya hepar tidak teraba. Bila teraba sedikit kemungkinan hepar turun (hepatoptose), pastikan dengan menentukan batas Paru hepar. x Derajat perbesaran : dinyatakan dengan ukuran jari atau cm, dihitung dari arkus costa kanan pada linea medioclavicularis kanan. Kadang yang membesar hanya lobus kiri jadi perbesaran dinilai dari Processus xyphoideus (epigastrium) Konsistensi : lunak, keras x Tepi : tajam > pada perbesaran hepar yang tidak terlalu hebat seperti hepatitis ; tumpul > biasanya akibat bendungan atau perbesaran yang masif x Pulsasi, fluktuasi x Nyeri Lien Cara pemeriksaan mirip pemeriksaan hepar. Salah satu metodenya yaitu dengan SCHUFFNER (membagi garis Penghubung titik pada arkus costa kiri dengan umbilikus). Lien dapat membesar pada malaria, hipersplenisme, leukimia, sirosis hepar, dil. Palpasi Lien dan Penentuan Garis Schuffner (Dikutip dari kepustakaan 1) Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 11 PERKUSI: - SBT TRING DulNeeD, Undutasi, PuidleSign Shifting Dullrie: ie aca Volume < 500 cc Volume + 500 cc AUSKULTASI .Peristaltik normal 6-12 kali permenit. Lokasi organ: x Hepar di epigastrium dan hipokondrium kanan xGaster di epigastrium x Spleen di hipokondrium kiri xKantung empedu perbatasan epigastrium dengan hipokondrium kanan x Vesica urinaria di hipogastrium xApendiks di daerah Mc Burney yaitu 1/3 jarak SIAS dengan umbilicus dical Mini No f ical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 12 ADVANCE CARDIAC LIFE SUPPORT“ TIDAK ADA NADI 4} MULAI RJP © DEWASA ® 30 kompresi : 2 nafas (1 atau 2 penolong) AED / DEFIBRILATOR tiba Berikan 1 kejut listrik Lanjutkan RJP segera selama2menit. RIP yang berkualitas: ~ Kecepatan minimal 100 kali permenit - Untuk dewasa: kedalaman kompresi minimal sows sb 2inch (5 cm) Untuk bayi dan anak: kedalaman kompresi minimal sepertiga diameter dinding anteroposterior dada, atau 4 cm (1.5 inch) pada bayi dan sekitar 5cm (2inch) pada anak Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali (recoil) secara sempurna setelah tiap kompresi Interupsi seminimal mungkin Hindari pemberian nafas yang berlebihan (Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 13 Minta tolong / Aktifkan sistem emergensi Mulai RUP ~ Berikan oksigen - Pasang monitor / defibrilator 1 2 YA TIDAK VF IVT Asistol / PEA 3% sHock J 10 RJP 2 menit RUP 2 menit - Pasang akses IV / 10 - Pasang akses IV/ 10 - Epinefrin tiap 3-5 menit - Pertimbangkan alat bantu jalan nafas lanjut, capnography rama Shockable? |UDAK Irama Shockable? TIDAK © Rup 2menit - Epinefrin tiap 3-5 menit - Pertimbangkan alat bantu Jalan nafas lanjut, capnography 8 RUP 2menit - Amiodaron - Atasi penyebab yang reversibel Dikutip dari: ©2010 American Heart Association Penyebab reversible > 5H dan 5T: -Hypovolemia -Tension pneumothoraks -Hypoxia ~Tamponade, cardiac Hydrogen ion (acidosis) -Toxins -Hypo-/hyperkalemia -Thrombosis, pulmonary Hypothermia ® -Thrombosis, coronary |) Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 14 Irama shockable pada Irama tidak shockable henti jantung pada henti jantung ivity (PEA) HE Ventricular Tachycardia (VT) Contoh kasus henti jantung’ Ketika Anda sedang duduk di ruang perawat, Anda mendengar teriakan perawat minta tolong. Ada seorang pasien tidak sadar. Setelah Anda cek, pasien tidak bernafas dan tidak _teraba_nadi. Apa yang harus Anda lakukan? (catatan: tidak ada monitor dan alat kejut listrik di ruangan) Minta tolong / Aktifkan sistem emergensi Lakukan survei primer ABCD, pasang oksigen, dan lanjutkan dengan RIP sambil menunggu alat monitor EKG dan kejut listrik datang. 2 Alat monitor EKG dan kejut listrik datang Pasang sadapan tanpa hentikan RJP. Setelah terpasang semua, RIP dihentikan sejenak (paling lama 10 detik) untuk menilai irama. Irama yang tampak pada monitor: Pastikan sekitar CLEAR, beri kejut listrik} vn a UNSYNCHRONIZED energi 360 J untuk alat kejut monofasik atau 200 J untuk | alat kejut bifasik Setelah hantaran kejut, segera lanjut RIP 5 siklus (2 menit) Hentikan RIP sejenak lalu reevaluasi irama lanjut ke halaman selanjutnya (Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 15 Irama yang tampak pada monitor: pastikan sekitar CLEAR, beri kejut listrik Hee +1 UNSYNCHRONIZED dengan energi 360 3 A untuk alat kejut monofasik atau 200 J rN nner ‘AAA untuk alat kejut bifasik Setelah hantaran kejut, segera lanjut RIP 2 menit (minimal 200x) Pasang OPA / intubasi, ventilasi 1x tiap 6-8 detik Berikan epinefrin 1 mg IV/IO Hentikan RIP sejenak lalu reevaluasi irama Irama yang peripak pada monitor: Pastikan sekitar CLEAR, beri kejut listrik 4 # j ‘4 UNSYNCHRONIZED dengan energi 360 J untuk alat kejut monofasik atau 200 J untuk alat kejut bifasik Setelah hantaran kejut, segera lanjut RIP 2 menit (minimal 200x) ventilasi 1x tiap 6-8 detik Berikan amidarone 300 mg bolus IV/IO “—“--f-steb UNSYNCHRONIZED dengan energi 360 J rumipcape — untuk alat kejut monofasik atau 200 J AW untuk alat kejut bifasik Setelah hantaran kejut, segera lanjut RIP 2 menit (minimal 200x) ventilasi 1x tiap 6-8 detik Berikan epinefrin 1 mg IV/IO Irama yang tampak pada monitor: Pastikan sekitar CLEAR, beri kejut listrik creat | UNSYNCHRONIZED dengan energi 360 3 i untuk alat kejut monofasik atau 200 J " 4 untuk alat kejut bifasik Ss Setelah hantaran kejut, segera lanjut RIP 2 menit (minimal 200x) ventilasi 1x tiap 6-8 detik Berikan amidarone 150 mg bolus IV/IO Irama yang tampak ete monitor: Pastikan sekitar CLEAR, beri kejut listrik (5b UNSYNCHRONIZED dengan energi 360 } untuk alat kejut monofasik atau 200 J untuk alat kejut bifasik Setelah hantaran kejut, segera lanjut RIP 2 menit (minimal 200x), ventilasi 1x tiap 6-8 detik 4 Berikan epinefrin 1 mg IV/10 Nadi (+) [_ rama sinus] Nadi) Stop RIP, Reevaluasi ABCD Lanjut RIP, Perawatan pasca henti jantung masuk algoritma PEA / asistol Medical Mini Notes + Basic & Emergency in Interna Medicine 16 Komponen Dewasa Anak Bayi Tidak sadarkan diri Tidak ada nafas pergene en ae ee Tidak bernafas atau gasping Pe gasping) Tidak teraba nadi dalam 10 detik (hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan) Urutan BHD CAB CAB CAB Frekuensi Minimal 100 kali permenit Minimal 1/3 Minimal 1/3 diameter diameter Kedalaman Minimal 5 cm anteroposterior | anteroposterior kompresi (2 inch) dinsing dada dinsing dada (sekitar 5 cm/ | (sekitar 4.cm / 2 inch) 1,5 inch) Recoil Recoil sempurna dinding dada setelah setiap dinding kompresi. Untuk penolong terlatih, pergantian posisi dada kompresor setiap 2 menit Interupsi Interupsi kompresi seminimal mungkin. Interupsi kompresi terhadap kompresi tidak lebih dari 10 detik. Head tilt, chin lift. Jalan nafas | Jaw thrust pada kecurigaan trauma leher >hanya oleh tenaga kesehatan 30:2 30:2 a 30:2 (1 atau 2 (1 penolong) (1 penolong) Komprest penolong) 15:2 15:2 (2 penolong) (2 penolong) Jika penolong tidak terlatih, kompresi saja Pada penolong terlatih tanpa alat bantu jalan nafas lanjutan, berikan 2 kali nafas buatan setelah 30 s kompresi. Bila terpasang alat bantu jalan nafas Wentles lanjutan, berikan nafas setiap 6-8 detik (8-10 kali permenit) Penderita ROSC, nafas diberikan setiap 5-6 detik (10- 12 kali permenit) Pasang dan tempelkan AED sesegera mungkin. Defibrilasi Interupsi kompresi minimal, baik sebelum atau sesudah kejut listrik. Lanjutkan RIP, diawali dengan kompresi segera setelah kejut listrik. Pada kasus henti nafas tanpa henti jantung diberikan nafas bua‘ i 10-12 kali permenit sedangkan pada kasus yang disertai h Ean 8-10 kali permenit. Pemberiap nafas berlebihan pada kasus henti nafas yang disertai henti jantung dapat menambah volume rongga thoraks sehingga Mengganggu aliran balik vena dan mengurangi cardiac output. (‘Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine i7 ‘ Simptom mengarah kepada iskemik atau infark Penilaian dan tata laksana EMS dan persiapan rumah sakit Monitor, lakukan ABC, siapkan diri untuk melakukan RJP dan defibrilasi Berikan aspirin dan jika perlu oksigen, nitrogliserin, dan morfin | Jika ada, pasang EKG 12 sadapan; Jika ada ST elevasi, informasikan ke Tumah sakit, catat waktu onset dan kontak pertama dengan tim medis Rumah sakit yang dituju harus memobilisasi sumber daya untuk Perawatan STEMI Jika ada dilakukan fibrinolisis pre-hospital, periksa cek-list fibrinolitik 3 Penilaian ED segera (< 10 menit) | Tata laksana umum ED segera ~ Cek tanda vital, evaluasi saturasi | - Jika saturasi oksigen <94%, mulai oksigen berikan OKSIGEN 4 liter/menit, - Pasang kateter IV titrasi ~ Anamnesis dan pemfis yang - ASPIRIN 160-325 mg, dikunyah singkat dan terarah jika belum diberikan EMS) - Lengkapi cek-list fibrinolisis, cari Uika Belum dl ) - NITROGLISERIN sublingual / kontraindikasi ‘ fi ey ee . spray, maksimal 3 kali dengan nag jantung, elektrolit, interval 3-5 menit. Jangan berikan - Periksa foto thoraks portable (<30 | /jike hemodinamik tidak stabil: menit setelah pasien tiba di UGD) | 2: 7D sistolik <0 mmHg atau > 30 mmHg lebih rendah dari pemeriksaan TD awal b. bracikardi < 50x/i atau takikardi >100x/i tanpa adanya gagal jantung c. infark ventrikel kanan ~ MORFIN IV jika nyeri dada tidak berkurang dengan nitrogliserin ST elevasi atau LBBB baru atau curiga BBB baru; sangat dicurigaij terjadi luka ST elevasi MI (STEMI) Left Bundle Branch Block (LBBB ‘WiLLiaM: 1, Kompleks QRS Normal 4 KAJIAN EKG 12 SADAPAN \SIST depresi atau inversi gelombang T yang dinamis; sangat dicurigai terjadi iskemia Angina tidak stabil resiko tinggi / Non-ST elevasi MI (UA/ NSTEMI) beriawanan arah dengan Kompleks QRS di sadapan yang sama) oer ) a ie D | Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 18 Normal atau perubahan ST segmen / gelombang T non-diagnostik UA resiko rendah / intermediet Mulai tata laksana Sesuai indikasi Jangan tunda reperfusi J <*2Iam Strategi reperfusi: Pilihan terapi ditentukan keadaan Pasien dan center: Target: - Door-to-balloon time (PCI) - Door-to-needle-time (fibrinolisis) kurang dari 30 menit > 12 jam ~ Nyeri dada refrakter *)Yang termasuk resiko tinggi dan indikasi kelas | untuk PClatau CABG: - Angina yang berulang, angina saat istrahat, atau angina yang muncul saat altivitas ringan - Angina atau iskemik dengan keluhan gagal jantung, gallop $3, edema Paru, adanya ronki atau| regurgitasi mitral baru atau malah memburuk - Peningkatan troponin | atauT - Terdapat ST depresi baru atau diduga baru ~ Depresi fungsi sistolik LV (EF <40%) ~ Gangguan hemodinamik |- Sustained VT -Riwayat PCI 6 bulan sebelumnya |- Riwayat CABG Dikutip dari: ©2010 American Heart Association lini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 10 v Troponin meningkat atau pasien resiko tinggi: Pertimbangkan Strategi invasif dini jika: - deviasi ST berulang / Menetap ~ terjadi VT ~ hemodinamik tidak stabil ~ tanda-tanda gagal jantung - pemeriksaan enzim Jantung serial (termasuk troponin) - ulangi EKG / pantau "1 YA. Mulai terapi tambahan sesuai indikasi: ~ Nitrogliserin ~ Heparin (UFH atau LMWh) ~ Pertimbangkan : beta bloker oral ~ Pertimbangkan : clopidogrel - Pertimbangkan : IIb/Ila-inhibitor GP 12 Rawat di ruang bermonitor. Nilai status resiko, lanjutkan aspirin, heparin, dan terapi lain sesuai indikasi: - ACE inhibitor/ARB - HMG-CoA reduktase inhibitor o(statin) 19 Evaluasi reperfusi untuk ST elevasi atau LBBB baru atau curiga LBBB: - Waktu sejak onset symptom ~ Resiko STEMI ~ Resiko fibrinolisis ~ Waktu yang diperlukan untuk sampai ke fasilitas PCI terlatih Terapi fibrinolisis lebih dipilih jika: | Terapi invasif lebih dipilih jika: | 4 — Onset > 3 jam Onset: < 3 Jam Tersedia fasilitas PCI dengan - Terapi invasif bukan pilihan (tidak ada akses ke fasilitas pcr | D2ck-up bedah ‘a i 3 a ane i. eae ie Medical contact-to-balloon lu akses vascularsullf}:stau atau door-to-ballon < 90 menit akan enimbulkan penundaan: Door-to-balloon minus door-to- 0 Medical contact-to-balloon : needle < 1 jam atau door-to-ballon > 90 Kontraindikasi fibrinolisis menit 5 jarahan dan © Boor-to-battoon minus door | {termasuk resiko perd to-needle > 1 jam ich) - Tidak ada kontraindikasi : ae resiko tingg! (CHF, Killip > fibrinolisis Diagnosis STEMI diragukan ‘GEJALA ISKEMIK MIOKARD EKG | ST ELEvASI —’—>Infark miokard akut (STEMI) Las | tidak y - PENINGKATAN _ 2. Infak miokard akut non- ST BH SHAKER JANTUNG m elevast (NSTEM) —— | tidak = L——— + — — > Unstable angina * Basic & Emergency in Interna Medicine 20 PRE ates * i rujukan pemeriksaan enzim jantung: Meningkat saat awal terjadiya infark dan _| 5 mencapai puncak pada 1-4 jam dan tetap Nilai rujukan: tinggi sampai 24 jam <85 ng/mL "| Meningkat 3 jam setelah infark dan mencapai Nilai rujukan: CKMB | puncak 12-14 jam, CKMB akan mulai CKMB < 25 /L menghilang 48-72 jam setelah infark CK 20-200 /L ~ | Meningkat mulai 3-12 jam setelah iskemik. A 7 cr lai rujukan: | Mencapai puncak pada 12-24 jam dan masih NM Troponin 7 +: 2 " Trop T <0,01 ng/mL | tetap tinggi pada hari ke-8-21 (troponin T) | +505 1 co‘o4 ng/mL dan 7-14 (troponin 1). CHECK LIST FIBRINOLITIK Langka} APakah pasien mengalami rasa tidak enak di dada lebih dai 15 1 menit dan kurang dari 12 jam? | YA Apakah EKG menunjukkan STEMI atau LBBB baru/tampaknya baru? YA ‘Apakah ada kontraindikasi untuk fibrinolisis? Jika SALAH SATU dari berikut ditanda YA, fibrinolisis MUNGKIN dikontraindikasikan | ~ TD sistolik >180-200 mmHg atau diastolik > 100-110 Oya Dit1pak mmHg Perbedaan TD sistolik lengan kanan dan kiri > 15 mmHg YA CITIDAK ya FJTIDAK Riwayat penyakit sistem saraf pusat stuktural Riwayat trauma tertup signifika pada kepala/wajah dalam 3D0YA CITIDAK minggu terakhir Stroke >3 jam atau <3 bulan ya DITIDAK Trauma mayor, pembedahan (termasuk bedah laser mata), Oya COTIDAK perdarahan GI/GU dalam 2-4 minggu terakhir Langkah 2 ~ Riwayat perdarahan intrakranial vA COTIDAK > Perdarahan, masalah pembekuen, atau penggunaan anti- [-]Y¥A LITIDAK koagulan Wanita hamil YA LITIDAK Penyakit sistemik serius (misalnya kanker tingkat lanjut, [_]YA LITIDAK penyakit hati, atau ginjal berat) Langiah Apakah pasien faktor resiko tinggi? 3 Jika SALAH SATU dari berikut ditandai YA, pertimbangkan untuk merujuk - Laju jantung > 100 x/menit DAN TD sistolik <100L YA OOTIDAK mmHg - Edema paru (rales) Oya COTIDAK - Tanda-tanda syok (dingin, sembab) Oya COTIDAK - Kontraindikasi terapi fibronolisis Oya DOTIDAK - Memerlukan RIP Oya Orpak (Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 21 Kontraindikasi absolut terapi fibrinolitik: - perdarahan intrakranial kapanpun -stroke iskemik kurang dari 3 bulan dan lebih dari 3jam ~ tumor intrakranial - adanya kelainan struktur vaskular serebral (AVM) -kecurigaan diseksi aorta ~perdarahan internal aktif atau gangguan sistem pembekuan darah ~ cedera kepala tertutup atau cedera wajah dala 3 bulan terakhir Kontraindikasi relatif terapi fibrinolitik: -tekanan darah yang tidak terkontol -TD sistolik > 180 mmHg, TD siastolik > 110 mmHg - riwayat stroke iskemik > 3 bulan, demensia - trauma atau RJP lama (> 10 menit) atau operasi besar < 3 bulan - perdarahan internal dalam 2-4 minggu - penusukan pembuluh darah yang sulit dilakukan penekanan - pernah mendapat streptokinase/anistreplase 5 hari yang lalu atau lebih, atau riwayat alergi terhadap obat tertentu -hamil - ulkus peptikum aktif | - sedang menggunakan anti-koagulan dengan hasil INR tinggi Catatan tambahan: . Medicine In Interna Me vs ¥ ic & Emergency oenngyaiyjeg/ Mini Notes : Bas! Dosis: i ian dengan kondis! Klinis Nilai kesesuai: 1g: ieee HR biasanya < 50 x/ijika bradiaritmia bolus (2 ampul). Ulangi tiap 3-5 menit, maksimum 3 mg paereeest dan atasi penyebab: Pertahankan patensi jalan nafas, bantu nafas jika perlu Oksigen (jika hipoksemia) Identifikasi irama, monitor tekanan darah dan oksimetri Akses IV EKG 12 sadapan; jangan menunda terapi Epinefrin IV drip: 2-10 meg/menit Apakah bradiaritmia menyebabkan: + — Hipotensi % Penurunan kesadaran? OR dan OBSERVASI| Tanda-tanda syok? yom Nyeri dada iskemik? Gagal jantung akut? Atropin Jika atropin tidak efektif: Pacu jantung transkutan Perkembangan: - Konsultasi ahli Dopamin drips - Pacu jantung transvena ATAU Epinefrin drips Dikutip dari: ©2010 American Heart Association Perhatikan EKG, jika gambaran EKG BUKAN blok AV derajat II tipe 2 dan blok AV total/ derajat III , lakukanlah sebagai berikut: - Beri atropin sulfat 0,5 mg IV sambil perhatikan monitor EKG adakah respon peningkatan denyut jantung. Jika tidak ada, ulangi lagi pemberian atropin sulfat 0,5 mg sampai ada respon peningkatan denyut jantung. Atau total dosis atropin sulfat 3 mg. - Bila dosis atropin sulfat sudah 3 mg namun belum ada respon maka pikirkan pemberian obat yang lain: epinefrin 2-10 mcg/menit atau dopamin 2-10 mcg/kgBB/menit. - Jika belum ada respon, pertimbangkan untuk konsul ahli dan pemasangan pacu jantungtransvena. - Jika gambaran EKG adalah blok AV derajat II tipe 2 dan blok AV total / derajat III, segera pasang pacu jantung transkutan sambil menunggu pemasangan pacu jantung transvena. dosis pertama 0.5 mg - Cari dan tangani penyebab yang mungkin seperti: hipovolemia, hipoksia, hipokalemia, hipoglikemia, hipotermia, asidosis, serta toksin, tamponade jantung, tension pneumothoraks, trombosis, dan trauma. (Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 23 Gambaran EKG AV blok derajat I i. L fini EEE et i . Gambaran EKG AV blok derajat II Tipe 1 (Mobitz Tl Wenckebae ) sale Gambaran EKG AV blok total / derajat IIT act rita ll a | aus rN E Tanda dan gejala bradikardia mungkin ringan bahkan tidak bergejala. Pada keadaan ini, pasien tidak memerlukan terapi. Bradikardia akan menjadi masalah bila simptomatik v atau sudah menimbulkan gejala dan tanda akibat denyut jantung yang terlalu lambat, umumnya tanda dan gejala timbul pada denyut < 50 kali Gejala yang mungkin timbul antara lain: sesak nafas, nyeri dada, pusing, kesadaran menurun, lemah, hampir pingsan, pingsan (sinkop) J Tanda yang dapat terjadi antara lain: hipotensi atau syok, udem paru, akral dingin dengan penurunan produksi urine. Nilai kesesuaian dengan kondisi klinis HR biasanya > 150 xii jika takiaritmia Identifikasi dan atasi penyobab: - Jaga patensi jalan nafas, bantu nafas jika diperlukan Oksigen hipoksemia) Identifikasi irema, monitor tekanan darah dan oksimetri Apakah takiaritmia menyebabkan: + Hipotensi + Penurunan kesadaran? Tanda-tanda syok? regular, pertimbangkan Nyeri dada iskemik? adenosin Gagal jantung akut? Akses IV dan EKG 12 sadapan us dan obat jika tersedia aritm| Manuver vagal y konsultasi Adenosis (jika QRS kompleks teratur) Beta blocker atau calsium channel blocker Pertimbangkan konsultasi ahli Dikutip dari: ©2010 American Heart Association ahli Keterangan kotak 4: - Adenosin dapat diberikan sebagai terapi pada kotak 4 jika penderita dengan denyut nadi < 150 serta tidak ada disfungsi ventrikel kiri, tidak ada hipotensi sambil mempersiapkan kardioversi, Keterangan kotak - Pemberian adenosin pada kotak 6 dilakukan hampir menyerupai terapi pada PSVT, yaitu 6 mg bolus, dan dapat dilanjutkan dengan 12 mg. Dalam memberikan terapi adenosin pada takikardia dengan kompleks QRS lebar, sebaiknya sudah tersedia defibrilator. Keterangan dosis obat: Obat-obatan infus anti aritmia yang dapat diberikan adalah: ~ Procainamide dengan dosis 20-50 mg/menit sampai aritmia terhenti, terjadi hipotensi, durasi QRS bertambah panjang > 50%, atau dosis maksimum 17 mg/kgBB sudah diberikan,dosis rumatan diberikan sebanyak 1-4 mg/menit. Jangan diberikan Jika terdapat gagal jantung kongestif atau QT yang memanjang. ~ Amiodaron dengan dosis pertama 150 mg diberikan dalam waktu 10 menit, dapat dosis rumatan sebesar 1 mg/menit selama 6 jam ~ Sotalol diberikan 190 mg (1,5 mg/kg) dalam 5 menit, jangan diberikan jika terdapat QT yang memanjang (Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 25 aon Klinis: syok, hipoperfusi, gagal jantung kongestif, edema paru ara Apa masalahnya? Edema paru Masalah volume Masaieh Masalah irama iran Bradikardi indakan pertamal bila syok (-): (©2 dan intub: - intubasi atau takikardi (lihat algoritma bersangkutan) jika perlu Nitrogiserin / nitat SL Furosemide IV 0.5-1 mg/kgBB, Morphin IV 2-4 mg Tentukan tekanan darah, _lanjutkan ke Tindakan lini kedua: - Nitrogliserin / nitrat SL bila TD > 100 mmHg - Dopamin bila TD 70-1 00 mmHg dan tanda syok = Dobutamin bila TD 70-100 mmHg tanpa tanda syok Dikutip dari: ©2010 American Heart Association yok adalah sekumpulan gejala akibat perfusi selular tidak mencukupi dan asupan oksigen tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolik yang dapat disebabkan oleh beberapa hal dengan-gambaran klints yang bervariasi. Tanda dan gejala syok antara lain: CO ereeueeeRasic & Emergency in Interna Medicine Be - peningkatan tahanan vaskular perifer: kulit pucat dan dingin, oligouria - tonus saraf adrenergik meningkat menyebabkan takikardi untuk meningkatkan curah jantung, keringat banyak, cemas, mual, muntah dan diare - hipoperfusi organ vital berupa iskemia miokardium ditandai nyeri dada atau sesak nafas, insufuisiensi serebral yang ditandai dengan perubahan mental. dema paru akut adalah timbunan cairan di pembuluh darah dan parenkim paru yang pada sebagian besar kasus disebabkan oleh gagal jantun akut. Tanda dan gejala edema paru bergantung dari berat ringannya gagal jantung. Gejala sesak terutama saat beraktifitas, batuk dengan riak berbuih kemerahan, sesak bila baring disertai cardiomegali, iktus cordis bergesr ke lateral, bradi-takiaritmia, ga/lop, bising, ronki basah basal bilateral paru, wheezing (asthma cardiale), akral dingin dan basah, saturasi oksigen kurang dari 90% sebelum pemberian oksigen, foto polos dada tampak bendungan bat wing apperance. agal jantung akut adalah penurunan fungsi jantung yang mendadak dengan atau tanpa didahului kelainan jantung. I 7 me | Foto thoraks AP pada pasien dengan infark miokardium anterior akur disertai edema paru kardiogenik akut. Perhatikan ruang peribronkovaskular (panah merah) dan garis septal yang prominen (Kerley’s 8 /ines) (panah putin) serta peningkatan opasitas asinar. Dikutip dari kepustakaan 9 ‘Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 27 ENDOKRIN-METABOLIK DIABETES MELITUS™™ Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik yang terjadi karena kelainan kerja insulin atau sekresi insulin atau keduanya. Insulin merupakan hormon yang dalam Keadaan normal dihasilkan oleh sel beta pankreas akibat pengaruh rangsangan. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormon glukagon yang disekresikan oleh sel alfa || PANKREAS pankreas. Klasifikasi Etilogis DM: 1. DMtipe 1: destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut » autoimun dan idiopatik 2. DM tipe 2: bervariasi, mulai dari yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin. 3. DM tipe lain : a. Defek genetik fungsi sel beta: MODY ( Maturity Onset Diabetic of Young) b. Defek genetik kerja insulin ¢. Penyakit eksokrin pankreas : pankreatitis, tumor d. Endokrinopati : akromegali, hipertiroidisme, dll e, Obat/zat kimia : asam nikotinat, glukokortikeid, dill f. Infeksi : rubella kongenital, CMv g. Penyebab imunologi yang jarang h, Sindrom genetik lain : sindrom turner, dil 4. DM gestasional pankreas, dil Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penderita DM, Kecurigaan jadanya DM perlu dipikirkan bila terdapat KELUHAN KLASIK berikut: Keluhan kiasik berupa poliruria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya ¢ Keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita ¥ [| Medical Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 28 bs re os cay riteria pemeriksaan pada pasi diab diabetes asimptomatik (dewasa) menUruEADA 2018: Stay 1. is sepanya dilakukan pada dewasa yang overweight (BMI > g/m2 atau > 23 kg/m2 pada asian american) dan memiliki beberapa faktor resiko tambahan: + inaktivitas fisik * _ riwayat diabetes pada keluarga dekat (first degree relative) . ras resiko tinggi / etnis (sontoh african american, latino, native american, asian american, pasific islander) + wanita dengan riwayat melahirkan bayi berat > 9 Ib atau didiagnosa DM gestasional + hipertensi (> 140/90 mmHg atau yang dalam pengobatan DM) + kadar kolestrol HDL <35 mg/dl (0.90 mmol/L) dan/atau kadar trigliserida > 250 mg/dl (2.82 mmol/L) + wanita dengan sindrom ovarium polikistik + A1C > 5.7%, riwayat gula darah puasa terganggu (GDPT) atau toleransi gula terganggu (TGT). + kondisi lain yang berhubungan dengan resistensi insulin (contoh, obesitas berlebih, acanthosis nigricans) 2. Pada semua pasien, terutama yang overweight atau obesitas, tes perlu dilakukan mulai usia 45 tahun 3. Jika hasil pemeriksaan normal, maka tes sebaiknya diulang dengan jarak minimum. 3 tahun, dengan frekuensi tes dipertimbangkan sesuai hasil awal (misal, pasien dengan prediabetes sebaiknya diperiksa setahun sekali) dan status resiko. Gambar: Acantosis nigricans. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar. Medic | Mini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 29 Tabel: Kadar GDS dan GDP sebagai patokan penyaring dan dlegnose DM | | Sampel | Bukan DM | BELUM PASTI DM | _ | ‘Plasma vena | <100 100-199 > 200 Darah kapiler | < 90 — 90-199 = 200 "Plasma vena <100 100-125 | 2126 Darah kapiler <90 90-99 | 2 100 | Catatan : Untuk kelompok resiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan hasil, lakukan pemeriksaan ulang tiap tahun. a“ ite yang berusia > 45 tahun tanpa faktor resiko lain pemeriksa’ penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun. i i i i kriteri al atau DM Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi_kriteria norm, bergantung pada hasil yang diperoleh, maka dapat igolenakan Re dalam kelompok toleransi glukosa terganggu ( TGT) atau Darah Puasa Terganggu (GDPT),. e TGT = diagnosa TGT bila pemeriksaan TTGO didapatkan see plasma 2 jam setelah beban antara 140 - 199 mg/dL (7.8-11. mmol/L © GDPT 2 GDP 100-125 mg/dl (5.6-6.9 mmol/L) dan TTGO gula darah 2 jam < 140 mg/dl Kriteria Diagnosa DM untuk Pasien Dewasa Tidak Hamil j Gejala Klasik Pemeriksaan DM+GDs HbAIC >200 mg/dL (esx (14,1 mmol/t) * Glukosa plasma Oleh ADA 2015 sewaktu imasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosis, jika dilakukan pada | sarana tanpa — laboratorium I memperhatikan yang telah ~ waktu makan- terstandarisasi —— terakhir dengan baik — lini Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 30 Langkah Diagnosa DM dan Gangguan Toleransi Glukosa Keluhan klinik diabetes Keluhan klinik diabetes (+) Keluhan klinik diabetes (-) roa ta - Evaluasi status gizi ~ Evaluasi penyulit DM - Evaluasi perencanaan makat sesuai kebutuhan - Perencanaan makan - Latihan jasmani - Berat idaman - Belum perlu obat penurun glukosa GDP = Glukosa Darah Puasa GDS = Giukosa Darah Sewaktu GDPT = Glukosa Darah Puasa Terganggu TGT = Tolerensi Glukose Terganggu Dikutip dari: PERKENI. Konsensus Pengolalaan dan Pence dahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.2011.p10 A ‘es hemoglobin terglikositasi, merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. Tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil Pengobatan jangka pendek. Pemeriksaan HbAIC dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan, minimal 2 kali dalam setahun. Tes TTGO ™ Gula 75 gram dilarutkan dalam 250 ml air. TTGO merupakan tes diagnostik DM sedangkan GD2PP merupakan tes, untuk*memonitoring terapi “TMeatcar Min! Notes : Basic & Emergency in Interna Medicine 31

You might also like