You are on page 1of 6
SUSUT BETON Intisari Oleh : Ir. M, Fauzie Siswanto M.Sc." Susut beton merupakan sifat utama dari pasta semennya. Banyak fakior yang mempengaruki besarnya susut beton. Untuk mengurangi besarnya susut beton, berbagai cara dilakukan baik terhadap material maupun cara rawatan keras beton. Beberapa rumusan telek diajukan untuk zmemperkirakan besarnya susut beton, yang untuk jenis struktur beton tertentu pengaruh susut ‘memang perlu dipertimbangkan. Pendahuluan, Susut didefinisikan secara luas sebagai perubahan “volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan, Untuk beton, selain mempunyai sifat menyusut juga memungkinkan untuk mengeras secara menerus di dalam air dengan volume bertambah. Akan tetapi yang. ‘menjadi masalah ialah apabila perubahan itu merupa- kan berkurangnya volume atau menyusut. Penge. kkangan susut beton dapat menimbulkan tegangan tarik yang cukup untuk menyebabkan terjadinya retak- ‘retak secara luas. Cara pelaksanaan dan pembuatan ‘beton sangat berpengaruh terhadap susut beton. Jika ‘hal ini Kurang mendapatkan pethatian yang layak, pukan hal yang mustahil bahwa struktur beton ter- sebut akan mengalami kegagalan. Berikut ini disajikan uraian tentang susut beton ‘yang meliputi pengertian, macam dan mekanisme, serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hal ter- sebut. Beberapa data dari penelititerdahulu disertakan dalam tulisan ini untuk melengkapi uraian serta gam- baran yang tersaji. Pengertian Susut Beton ‘Susut beton secara umum diartikan sebagai ber- ubahnya volume, yaitu berkurangnya volume beton akibat keluarnya air pada saat beton dalam proses pengerasan. Susut yang ¢erjadi dalam hal ini tidak ber- WDosen Jurusan Teknik Sipil FT—UGM. hubungan sama sekali dengan adanya pembebanan. Susut merupakan sifat utama dari pasta semen beton, yaitu akibat proses hidrasi yang terjadi saat air ‘bercampur dengan semen. Proses penguapan air bebas dari pasta semen beton ini terjadi saat beton mengering dan berjalan bersamaan dengan lajunya pengerasan beton. Macam-Macam Susut Beton ‘Ada beberapa macam susut yang terjadi pada beton, yaitu 1, susut plastik (Plastic shrinkage); 2. susut pengeringan (drying shrinkage 3, susut pengarbonisasian (carbonation shrinkage). 1. Susut Plastik: Susut plastik pada beton terjadi sebelum pen- cetakan pasta semen. Semen dan air_menempat volume besar dari hasil xeaksi'di antara keduanya, dan susut pasta semen murni kira-kira 0.6% sewaktu beberapa jam pertama setelah pencampuran. Ini nampak seperti turunnya adukan beton di dalam cetakan, dan umumnya tidak menyebabkan retakan. 2. Susut Pengeringan Susut pengeringan pada beton (yang selanjutnya disebut susut beton) terjadi setelah penempatan beton, yang diletakkan di tempat dengan kelembaban udara kurang dari 100% (unsaturated air). Hal ini disebab- a8 MEDIA TEKNIK Eélsi No, 2 Tahun XI Agustus 1990 No. ISSN 0216 - 3012 a kan oleh terjadinya susut pengeringan pada pasta femennya. Besarnya susut_beton berkurang cepat dengan bertambahaya wakti dan banyak dipengaruhi Sich kelembaban udera. Dengan tingkat kelembaban tidara yang berbeda juga akan memberikan pengaruh -susut beton yang berbeda pula, Susut pengeringan besarnya beberapa kali lebih besar daripada pengem- bangan beton yang jenuh (kelembaban 100%). 43, Susut Pengarbonisasian ~ Susut pengarbonisasian pada beton terjadi akibat dari senyawa CO2 yang ada di udara bereaksi dengan mineral semen yang terhidrasi dalam keadaan udara lembab. Hampir semua data yang didapat dalam pengujian susut beton sudah mencakup susut akibat pengarbonisasian, seperti yang terlihat dalam gambar no. 1. Mekanisme Susut Beton Perubahan volume beton saat mengering tidak dapat disamakan dengan volume air yang bergerak ke luar. Air bebas saat pertama pencampuran, menyebab. kan sedikit banyak terjadinya susut beton. Pada waktu pengeringan berlangsung, penguapan berjalan terus dan perubahan volume dari pasta semen yang tidak ter- Kekang saat itu kira-kira sama dengan hilangnya air bebas satu molekul dari permukaan partikel gel. Karena "ketebalan”” molekul air lebih kurang 1% dari ‘ukuran partikel gel, maka perubahan langsung dimensi pasta semen untuk seluruh waktu pengerasan mungkin akan mencapai minimal 4 x 10 — 6 sampai dengan “10 x 10 — 6 nya, ‘Kemungkinai juga bahwa susut beton atau bagian :dari itu berhubungan dengan gerakan zeolitic air. asi kalsium silikat (calcium silicate) telah memper- libatkan mengalami perubahan dalam jarak sisi atom- nya, dari 14 A® menjadi 9 A° saat pengeringan. lrasi CA4 dan kalsium. sulfoaluminat (calcium sulphoaluminate) juga menunjukkan kelakuan yang sama. Tidak begitu pasti apakah keadaan kelembaban tudara bethubungan dengan susut beton secara intra- kristal atau interkristal. Hal ini disebabkan karena pasta semen yang dibuat dengan campuran semen Portland dan aluminium dan tanah dengan kandungan kalsium monoaluminat (calcium monoaluminate) mem- perlihatkan, yang pada dasarnya, serupa susutan. Susut beton dipengarahi oleh banyak faktor. Umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi rayapan (creep) ternyata juga mempengaruhi susut beton, kKhususnya faktor-faktor yang berhubungan dengan hilangnya kelembaban. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut semen atau komposisi semen; sifat fisis bahan-batuan; . jumlah bahan batuan dalam adukan beton; |. jumlah kandungan air dalam adukan; rawatan keras; nilai banding antara volume dan muka beton; zat tambah adukan beton, a, Semen atau Komposisi Semen Sifat-sifat semen sebenarnya mempunyai pengaruh yang kecil tethadap susut beton, dan hal ini telah ber- hasil dibuktikan. Tingginya susutan dari adukan pasta xyemen tidak perlu berarti tingginya susut beton dari semen yang diberikan. Kehalusan butir semen hanya merupakan faktor sejauh seperti partikel kasar, yang zarus lolos saringan no. 200, mempunyai efek penge- kangan yang sama dengan bahan batuan terhadap ssusut beton. Semen yang kapurnya kurang baik mem- perlihatkan susutan besar. Susutan beton yang dibuat dari semen aluminium kadar tinggi (aluminous cement) besarnya sama dengan jika menggunakan semen biasa (portiand cement), hanya saja terjadinya penyusutan lebih cepat, b. Sitat Fisis Baban Batuan Sifat fisis partikel besar dari bahan batuan sangat berpengaruh dalam susut beton. Hal ini disebabkan karena kenyataan bahwa tahan batuan memperkuat pasta semen dan menahan penyusutan beton. Bahan batuan dengan konstanta clastik yang tinggi, kokoh dan kuat, mencegah penyusutan pasta semen yang lebih tinggi. Bahan batuan, yang perubahan volumenya se- dikit akibat pengeringan, umumnya menghasilkan beton dengan susutan rendah. Beton yang mengandung bahan batuan dari kwarts, batu kapur, dotomit (bahan untuk pembuatan bata tahan api), granit umumnya mempunyai nilai susut rendah dibanding dengan yang ‘mengandung batu pasir, slate, traprock atau basalt. Jadi jika bahan batuan jenis terakhir atau gravel, yang MEDIA TEKNIK Edist No. 2 Tahun XII Agustus 1990 No. ISSN 0216 - 3012 i sebagian besar mengandung mineral seperti itu di- gunakan, harus diberikan kelonggaran nilai susut ‘elativ tinggi untuk betonnya, Jumlah Bahon Batuan deiam Adukan Beton Bahan batuan, yang tidak menyusut, mengekang besarnya susutan secara nyata dan cukup beralasan Pengaruh jumlah bahan batuan dalam adukan beton dapat dilihat dari nilai banding antara susut beton dan Susut pasta semen, seperti rumus berikut : Sc = Sp(i -ay Sc = susut beton, Sp = susut pasta semen, = % jumlah bahan batuan dalam adukan beton n= nilai kepangkatan, yang dari Pengujian tersebut bervari antara 1,2 — 1,7, dengan : Beton yang workability nya rendah mengandung banyak bahan batuan ternyata memberikan susutan yang rendah jika dibandingkan dengan yang workabi, lity nya tinggi, yang dibuat dari ukuran bahan batuan yang sama. Sebagai contoh, meningkatkan jumlah bahan batuan (sembarang) dari beton dari 71% men. jadi 74% (pada perbandingan air/semen yang sama) akan mengurangi susut kira-kira sebesar 20%, Nilai banding antara susut beton dan susut pasta Semen (Sc/Sp) dihubungkan dengan besarnya kan. Gungan bahan batuan dalam adukan beton (dalam %) untuk fas 0,35 dan 0,50, memberikan hasil pengujian Susut beton seperti yang ditunjukkan dalam gambar no. 2, yaitu dengan nilai n = 1,7. Dari gambar ter, Sebut juga ditunjukkan bahwa makin besar jumlah ; bahan batuan dalam beton susut makin rendah, dan makin sedikt jumlah bahan batuan susut makin tinggi, 4. Jumlah Kandungen Air dalam Adukan Jumlah kandungan air dalam adukan beton meme Pengaruhi besaraya susut beton yaitu mengurangi volume beton yang terkekang. Jadi umumnya kan. dungan eir dalam campuran akan menunjukken ki kira susutan yang akan terjadi meskipun hal ini bukan fretupakan faktor utama penyebab terjadinya susut beton, Susut _beton diketahui_berbanding langsung dengan jumlah kandungan air dalam adukan beton (gambar no. 3). Dengan demikian jumtah air yang di- gunakan dalam campuran beton sebaiknya sebanyak yang dibutubkan guna mencapai workability serta kon- sistensi_ yang diinginkan (untuk pengadukan, pen. cetakan dan pemampatan). Air berfungsi untuk mem. buat campuran menjadi plastis seperti yang dibutuh. kan oleh campuran beton. ¢. Rawatan Keras Beton Susut beton umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang lama, Besarnya susutan telah diselidiki dan diketahui hasiInya untuk jangka waktu setelah 28 tahun, seperti yang terlihat dalam gambar no. 4. Tetapi sebagian dari waktu yang panjang tersebut susutan yang terjadi mungkin akibat adanya pengar- bonisasian beton. Besarnya susutan bertambah sesuai dengan berjaiannya waktu, yaitu seperti yang ditunjuk- kan oleh data berikut : tong SamPai 34% dari susutan 20 th terjadi pada 2 minggu 1 {0% sarapal some dari susutan 20 th terjadi pada 3 bul ‘66% sampai 85% dari susutan 20h teradi pada tahon £. Nilai Banding Antara Volume dan Muka Beton Ukuran beton (dimensi) mempengaruhi besarnya fusut beton. Karena susut disebabkan oleh penguapan Kebasahan muka beton, maka beton yang mempunyai nilai banding antara volume/muka rendah akan memn- Punyai susutan-susutan lebih besar dan lebih cepat di. bandingkan dengan yang nilai bandingnya tinge! &. Zat Tambah Adukan Beton Zat tambah, yang digunakan untuk meningkatkan, Mengurangi atau untuk memudahkan pengerjaan, umumnya tidak mempengaruhi susut beton Dalam Pengerjaan beton prategangan, sebagian besar diguna. kan zat tambah guna mengurangi pengsunaan air dan mengekang air dalam adukan beton, Data pengujian mempertihatkan atau ada petunjuk bahwa ligno, sulfonate cenderung meningkatkan susutan, dari 5% sampai dengan 50% jika dibandingkan dengan beton terkontrol (beton tanpa zat tambah) dengan nila slump yang sama. Dalam pengujian yang sama, zat tambah tipe organik asid (organic acid) menunjukkan susutan sebesar 89% — 117%, sedangkan zat tambah td ‘MEDIA TEKNIK Edisi No. 2 Tahan XII Agustus 1990 No. ISSN 0216 — 3012 tipe polimer menampakkan susutan 98% — 112% dari beton terkontrol Pembahasan Dalam memperkirakan besarnya susut beton, baik terhadap struktur beton biasa maupun beton khusus, kadang-kadang dilakukan_percobaan-percobaan di laboratorium, Susut sebagai sifat beton disebabkan terutama oleh hilangnya kelembaban dalam betonnya, ‘yang hanya dapat terjadi dengan difusi dan perguapan dari petmukaan yang bebas. Dari sini didapatkan bbabwa bentuk dan ukuran beton (dimensi) mempunyai pengaruh yang penting dalam susutan. Sifat fisis bahan batuan yang digunakan dalam adukan beton tersebut juga sangat berpengaruh ter- hadap besarnya susutan yang akan terjadi. Beton, yang ibuat dengan batw pasir yang berporos dan lunak -mungkin akan susut 50% ~ 70% lebih besar daripada bbeton yang dibuat dengan bahan batuan yang keras dan padat. Bahan batuan untuk beton ringan, yang dibuat di pabrik, dengan batuan lempung yang mengembang atau. bbatuan yang berlapis fempung, telah digunakan dalam arti {uas untuk struktur beton prategangan. Dari sini dilaporkan bahwa beton tersebut mempunyai sifat susut pengeringan yang sama atau rata-rata sama dengan bahan batuan biasa. Ini tercapai dengan me- manaskan terlebih dahulu (dibakar) batuan fempung kualitas tinggi lersebwt. Sedangkan peneli dapatkan petunjuk bahwa bahan batuan ringan akan ‘mempunyai susutan sebesar 50% lebih besar daripada bahan batuan biasa pada umur beton 300 hari. Jka bermaksud menggunakan bahan batuan ringan, peren- cana harus meneliti karakteristik susut beton yang se- sungguhnya dari campuran beton yang direncanakan tersebut, Sifat elastik bahan batuan juga menentukan dera- {at pengekangan yang diberikan. Sebagai contoh. agre: zat baja membuat susut beton berkurang 1/3 dan bahan batuan berlapis lempung mempunyai susuian tebih besar 1/3 nya datipada agregat biasa. ‘Ukuran bahan batuan juga memberikan pengaruh terhadap besarnya susut beton. Hal ini disebabkan Karena partikel-partikel besar memberikan_ penge- kangan yang lebih pada susutan pasta semen. Karena alasan ini dengan meningkatkan ukuran bahan batwan dari 3/4 inchi menjadi 1,5 incki akan memberikan pengurangan susut beton sebesar 20%, Di samping itu, dengan mengubah ukuran maksimum batian batuan dari 3/4 inchi menjadi 1,5 inchi akan mengurangi jumlah air 10% lebih rendah dari air yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi yang sama. Akibat dari Pengurangan air ini akan memberikan pengurangan susutansebanyak 20%. Hasilnya adalah dengan mengurangi ukuran maksimum bahao batwan dari 3/4 inchi menjadi 1,5 incki mungkin akan mengurangi susutan kita-kira sebesar 40%. Rawatan eras beton dengan cara pembasahan artinya menjaga suasana kebasahan beton selama pro ses pengerasan. Hal ini berarti mengurangi penguapan yang bakal terjadi, Pada umumnya sudak diketahui bbahwa rawatan Keras teton dengan cara ini akan mengurangi besarnya susutan. Tetapi beberapa peneliti melaporkan bahwa susut maksimum beton relativ tidak dipengaruhi oleh lamanya waktu rawatan eras. Hal ini ditunjukkan oleh rawatan keras beton dengan cara memberikan tekanan uap udara panas pada beton setelah pencetakan. Fernyata dengan membe kan tekanan ap udara panas menyebabkan proses hidrasi semen lebih cepat selesai. Kemudian, sedikitsisa air bebas menguap, sehingga susutan bisa dikurangi. Pada pembuatan beton prategangan rawatan keras cara ini telah digunakan. Hasilnya ialah bahwa benda wif yang dirawat dengan cara tersebut susutannya ber- Kurang antara 10 — 30% untuk semen tipe 1, dan 25 ~ 40% untuk semen tipe III, jika dibandingkan dengan benda uji dengan rawatan keras cara pem- basahan air selama 6 hari Kondisi kelembaban udara di sckeliling beton saat beton mengeras berpengarut besar terhadap susut beton. Gambaran yang sama juga diberikan secara absolut dari susut beton dibandingkan dengan pengem- bangan beton yang direndam dalam air saat penge- rasan berlangsung, yaitu bahwa besarnya pengem- bbangan 7 kali lebih kecil dari susut beton yang diletak- kan dalam udara dengan kelembaban 70%, atau 8 kali lebih keci! dari susut beton dengan kelembaban udara 50%. Dari hal di atas diketahui bahwa beton yang di Jetakkan di ydara kering akan menyusut dan jika d rendam dalam air atau udara dengan kelembaban 500% akan mengembang. Beberapa peneliti yang mengaju- kan rumus camalan untuk menghitung besarnya regangan akibat susut beton juga memasukkan penga- MEDIA TEKNIK Edisi No. 2 Tahun XI Agustus 1990 No, ISSN 0216 — 3012 cub kelembaban udara ini ‘Temperatur yang tinggi di sekeliling beton saat engerasan akan mengakibatkan besarnya penguapan, “4, schingga susut iuga akan lebih besar. Temperatur dan |kelembaban yang berubah-ubah atau bervariasi ‘ menghasilkan susutan yang besar (juga rayapan) jika dibandingkan dengan keadaan temperatur dan kelem- baban yang’ relativ konstan. Karena itu perkitaan besarnya yang dibuat di laboratorium mungkin rendah, Kesimpulan Susut merupakai sifat beton, yang terjadi akibat < penyusutan pasta semennya. Susut beton dipengaruhi © oleh banyak faktor, baik dari bahan susun, cara rawatan keras, kondisi lingkungan maupun macam struktur betonnya. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut befon, maka akan dapat dilakukan langkah-langkah yang perlu dilaku- kan guna mengurangi terjadinya susutan tersebut. Daftar Pustaka 1. Achmad Antono, 1983, Beton tulangan, Penerbit ‘Andi Offset, Yogyakarta. 2. Johnson. R.P., 1967, Structural Concrete, McGraw-Hill Publishing Company Limited. 3. Libby James. R, 1971, Modern Prestressed Con- crete, Van Nostrand Reinhold Company, 4, Lin T.Y., Burns. Ned H, 1981, Design of Pres- tressed Concrete Structure, third edition, John > wiley & Sons. 5, Neville. A.M., 1963, Properties of Concrete, Sir Isaac Pitman & Sons Lid 6. Powers. C. Treval, 1968, The Properties of Fresh Concrete, John Wiley & Sons, Inc. 7. Park, P and Paulay. T, 1975, Reinforced Concrete Structures, John Wiley & Sons, |» MEDUA TEKNIK Pa 2 Tam 3 Ags 190 No. 880626 — 3012 1400 1300 1200p — A N, shrinkage cue 4 & | | \sorborbtion oo = 400 re 2 { ty” Isnrimage & 1000} = ae ale Bee Esl 5 coo —2* Zz z 3 E % 200 ‘4 1200, z ~ Trota srinkoge 4 1600 [648 to arying £ 600}- fond subsequent = carbonation 7 : = s00f- 2200 - £ ° 25 50 7S 100, 5 400) Relative Humiaity-per cent 300} Surat pengvingan den pada tingkat kelembaban relativ yang berbeda 200) 2 7 (pustake -5). a 200 250, 300 350 400, 450 " Woter Content (Pounds per Cubic Yard) Gambar 9. 1. Mabongan antara sus below utimit ‘hngan sedan Beton (pete). 10; |water /Cement| ‘® Sand |__ratio - THOS] 42 08 jowawal o B E100 iF gigm| a eg Eo} a” 7 of 3 00 - Boa ef A z $840 02 S £5 >be Ty > ee) tes 80? ° 20 40 60 80 100 Doys Years Time (10g scote) Aggregate Content-per cent Gambar oo. 4. Kurve susut beton dan wakto untuk rawatan keras erbeda, pads Kelembaban S0% dan 70% Gambar no. 2, Pengaruh kandungen allt banding antar susu ‘semen (pustaka -) MEDIA TEKNIK Edisi No. 2 Tahun XII Agustus 1990 No. ISSN 0216 ~ 3012 23

You might also like