You are on page 1of 5

PARTIKEL TUHAN

Saat inti atom bertabrakan dengan energi yang belum pernah terjadi di Large Hadron Collider,
para fisikawan berharap menciptakan partikel eksotis dan materi berlimpah, yang pertama kali
membentuk jagat raya.

Partikel yang mereka cari adalah Boson Higgs, atau partikel Tuhan.
Inilah bukti yang hilang dalam teori yang menjelaskan karakteristik jagat raya: bagaimana
partikel dasar memeroleh massa.

Pembentukan proton
1. Proton bertabrakan
2. Partikel Higgs
3. Bukti keberadaan Higgs

Berikutnya: Batas luar Higgs

Pembentukan proton
Proton, Quark, Gluon. Proton tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil: Tiga quarks terikat
oleh gluon raksasa.

Proton bertabrakan
Triliunan proton berdesakan menuju tumbukan pada 99,9999991 persen kecepatan cahaya.
Quark dan gluon di dalam proton bertumbukan, meledak dengan energi yang cukup untuk
menciptakan Higgs yang sukar ditangkap.

Mungkin 100 hingga 200 kali massa proton, partikel Higgs tidak stabil: dia akan bertahan kurang
dari satu per sejuta miliar miliar detik sebelum hancur menjadi butiran-butiran partikel.

Tanda keberhasilan
Bukti akan Higgs akan ditemukan di dalam spiral pengungkap rahasia dan lapisan kiri di detektor
LHC oleh partikel yang terbentuk saat Higgs terpecah.

Di belakang Higgs
Mengapa ada sesuatu? Secara teoretis, ledakan besar mestinya menghasilkan materi dan anti-
materi dengan jumlah sama besar yang saling menghancurkan satu sama lain, meninggalkan
alam semesta yang kosong. Jadi mengapa alam semesta kita hampir semuanya berupa materi?
Pergerakan galaksi terpencil dan supernova menunjukkan bahwa ekspansi semesta yang gelap
memiliki materi yang lebih besar dibandingkan yang kita lihat pada semua bintang dan galaksi.
LHC dapat melepaskan cahaya pada materi gelap dan energi gelap ini.

Tepuk tangan riuh 80 fisikawan dari berbagai negara memecah keheningan di ruang monitor
Pusat Riset Nuklir Eropa (Centre Europeen pour la Recherche Nucleaire --CERN), 10 September
lalu. Pada saat itu, partikel proton (muatan listrik positif) yang dipacu mendekati kecepatan
cahaya berbenturan dan pecah berantakan. Nah, dari pecahan partikel itulah diharapkan
ditemukan "partikel Tuhan". Partikel Tuhan adalah partikel hipotesis yang dikemukakan ahli
fisika teori Inggris, Peter Ware Higgs, 44 tahun silam.

Percobaan yang dilakukan para ilmuwan di CERN itu adalah bagian napak tilas Ledakan Besar
(Big Bang) yang terjadi 12-15 milyar tahun silam. Menurut Higgs, sesaat setelah Big Bang
terbentuk, partikel-partikel tak bermassa mengambang di angkasa. Teori Higgs bermula dari
keheranan Higgs, mengapa benda bermassa kehilangan wujud ketika dipecah dalam ukuran
molekul, atom, dan quark. Maka, Higgs berpendapat, materi paling awal setelah ledakan besar
itu tidak memiliki massa.

Kemudian partikel-partikel itu melewati medan energi mahadahsyat yang memberinya massa.
Setelah melewati medan energi mahadahsyat, materi mendapatkan massa dan semakin besar
seiring dengan berjalannya waktu. Partikel yang disebut Boson Higgs itulah yang menjadi cikal
bakal seluruh materi di jagat raya ketika mendapat massa. Termasuk menjadi cikal bakal
makhluk hidup.

Karena Higgs mengaku ateis, maka ilmuwan mengejek Higgs dengan olok-olok "partikel Tuhan"
untuk partikel awal itu. Yang dilakukan ilmuwan CERN adalah meniru kejadian sesaat setelah
Big Bang untuk membuktikan adanya partikel Higgs. Peter Higgs, yang kini berusia 79 tahun,
menyatakan keyakinannya bahwa partikel hipotesisnya akan terbuktikan. "Saya berpikir,
mungkin partikel itu cantik," katanya.

Untuk membuktikan keyakinan Higgs itu, CERN menggunakan fasilitas yang disebut Large
Hadron Collider (LHC). LHC adalah mesin pemercepat partikel sebelum kemudian dibenturkan
satu sama lain agar pecah berantakan. "Palu" untuk memecah partikel itu berupa bangunan
raksasa berbentuk cincin dengan keliling 27 kilometer. Bangunan itu ditanam di kedalaman 175
meter.

Ribuan superkonduktor magnet dengan bentuk bervariasi dan ukuran berbeda-beda dirangkai
sedemikian rupa. Meliputi 1.232 magnet dua kutub yang masing-masing berukuran 15 meter dan
392 magnet empat kutub berukuran 5 hingga 7 meter. Saking besarnya konstruksi itu, sepotong
pipanya bisa dipakai untuk membangun satu Menara Eiffel anyar.
Pembangunan fasilitas itu dimulai pada 2003, makan dana sampai €6,4 milyar atau US$ 9,2
milyar (Rp 85,56 trilyun). Proyek ambisius itu didanai secara patungan oleh 20 negara Eropa,
Amerika Serikat, dan Jepang. Akhirnya proyek raksasa itu sukses meniru jejak Big Bang dalam
laboratorium untuk pertama kalinya. Tepat pada pukul 10.28 waktu setempat, atau pukul 15.30
WIB, semburat garis putih membentuk pola tertentu di layar komputer tempat para ahli di ruang
pantau CERN.

Semburat itu mengindikasikan bahwa proton bertabrakan dan pecah berantakan menjadi partikel
lebih kecil. Partikel-partikel itu membentuk jejak pada helium cair bersuhu -271 derajat celsius
atau hanya dua derajat di atas suhu nol mutlak yang setara dengan -273 derajat celsius. Kejadian
itu disambut sukacita oleh para fisikawan. "Kejadian yang fantastik!" kata Lyn Evans, pemimpin
proyek LHC.

"Sekarang kami dapat melihat era baru untuk memahami seperti apa kira-kira asal mula dan
evolusi semesta," katanya. Kegembiraan juga pecah di Chicago, yang berjarak ribuan kilometer
dari lokasi eksperimen. "Ini sukses seluruh anggota tim," kata Robert Aymar, Direktur Utama
CERN. Nah, sebenarnya apa yang terjadi?

Di ruang LHC sepanjang 27 kilometer yang tertutup rapat itu, ilmuwan melarikan partikel proton
sampai mendekati kecepatan cahaya. Caranya, dengan memacu partikel itu lari mengelilingi
terowongan sebanyak 11.000 kali per detik atau dengan kecepatan 297.000 kilometer per detik.
Sedangkan kecepatan cahaya adalah 299.792 kilometer per detik. Kondisi kecepatan setinggi itu
berkorelasi dengan temperatur yang sangat tinggi. Panas terik itu diperkirakan mirip keadaan
alam semesta pada saat baru lahir.

Awalnya, partikel dipacu searah jarum jam. Setelah itu, proton ditembakkan berlawanan arah
dengan jarum jam. Proton-proton yang lintasannya berlawanan itu kemudian ditabrakkan
sehingga pecah berantakan. Tumbukan itu melepaskan energi yang direkam alat pendeteksi pada
titik-titik tertentu sepanjang terowongan. Lepasnya energi itu juga dikuti pecahnya partikel-
partikel yang lebih renik dari proton. Termasuk partikel tak bermassa Boson Higgs.

Kini para ilmuwan tengah meneliti seluruh detektor untuk menemukan "partikel Tuhan" itu.
"Kemungkinan besar partikel muncul sangat cepat. Saya yakin, lebih dari 90 persen itu akan
terjadi," ujar Higgs. Tidak hanya itu, Higgs juga meyakini partikel itu cantik.

Namun astrofisikawan Inggris, Stephen Hawking, tidak yakin LHC akan menemukan partikel
Higgs. Untuk itu, dia bertaruh US$ 100 bahwa mega-eksperimen itu tidak akan menemukan
partikel yang sulit dipahami ilmu pengetahuan kosmos. "Saya bertaruh seratus dolar bahwa
mereka tidak akan menemukan partikel Higgs," kata Hawking.
Toh, penelitian LHC tidak hanya untuk mencari "partikel Tuhan". Sebab, sekali terjadi benturan,
akan diperoleh pengukuran dan peneraan dari LHC empat percobaan besar. Pertama, percobaan
LHC akan melengkapi ilmu fisika tentang gravitasi yang gambarannya dimulai Newton.
Gravitasi merupakan aksi massa. Tetapi, sejauh ini, ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan
mekanisme yang membangkitkannya. Percobaan pada LHC akan menyediakan jawabannya.

Percobaan LHC juga akan mencoba meneliti terjadinya materi gelap (dark matter) di alam
semesta, karena materi ini hanya tampak 5 persen dari semua yang eksis, dan sisanya dipercaya
tersusun atas materi gelap. Mereka akan menyelidiki, mengapa materi di alam semesta lebih
banyak dari anti-materi. "LHC adalah mesin penemu," kata Robert Aymar.

"Riset ini akan membawa perubahan bagaimana manusia memandang semesta dan melanjutkan
tradisi rasa ingin tahu manusia," ia menambahkan. Namun percobaan CERN mengundang
kontroversi karena kekhawatiran akan akibatnya. Mereka yang khawatir mengirim e-mail ke
CERN dan mencemaskan bahwa percobaan itu bakal menciptakan lubang hitam (black hole).

Kekhawatiran itu bukan tidak berdasar. Sebab, menurut Albert Einstein, jika materi bermassa
bergerak secepat cahaya, massanya menjadi tak berhingga. Maka, bumi pun akan terisap oleh
gravitasinya. "LHC aman, dan segala kekhawatiran itu hanyalah khayalan," ujar Aymar.

Seorang ilmuwan mengatakan salah satu partikel paling dicari dalam fisika - Boson Higgs -
mungkin telah ditemukan, namun buktinya masih relatif lemah.

Peter Renton, dari University of Oxford, mengatakan partikel ini telah di deteksi oleh para
peneliti di fasilitas penghancur atom di Swiss.
Boson Higgs menjelaskan kenapa partikel2 lain memiliki massa dan mendasar bagi sebuah
pemahaman lengkap atas materi.
Hasil Dr Renton dalam pemburuan Higgs diterbitkan dalam majalah Nature.
Papernya dalam jurnal meninjau keadaan sekarang.
"Terdapat jelas bukti adanya sesuatu, apakah itu boson Higgs masih dapat dipertanyakan," kata
sang fisikawan partikel, Dr Renton pada BBC News Online.
"Ia kompatibel dengan boson Higgs pastinya, namun hanya pengamatan langsung yang akan
menunjukkan itu."
Bila benar, pekerjaan Dr Renton akan menempatkan massa partikel elusif ini pada sekitar 115
Giga Elektronvolt.

Partikel yang tidak stabil.

Ini datang dari sebuah sinyal yang diperoleh pada penumbuk elektron positron raksasa -Large
Electron Positron collider (LEP) di Geneva, Swiss, yang sekarang telah dilepaskan untuk diganti
dengan penumbuk Hadron raksasa - Large Hadron Collider (LHC).
Walaubegitu, terdapat 9% kemungkinan bahwa sinyal tersebut adalah 'derau' latar belakang.
Sebelum pemercepat LEP di pensiunkan, fisikawan memakainya untuk menabrakkan elektron
dan positron dari arah berlawanan pada pipa melingkarnya, yang memiliki keliling sekitar 27km.
Saat partikel2 ini bertabrakan, mereka menciptakan letusan energi tinggi. Tumbukan ini sendiri
terlalu kecil untuk dipelajari namun partikel baru yang lebih berat dapat muncul dari puing2.
Boson Higgs dianggap sangat tidak stabil dan, sekali tercipta, akan secepatnya meluruh.

Dr Renton mengutip bukti tidak langsung dari pengamatan2 perilaku partikel lain dalam
penumbuk yang sesuai dengan gambaran dari massa boson Higgs sebesar 115 Giga elektron volt.

"Ini kontroversial. Datanya mungkin indikatif, namun ia butuh konfirmasi," kata Bryan Webber,
professor fisika teoritis dari University of Cambridge.
"Massanya tepat pada energi maksimum pada LEP. Namun indikasi tidak langsung adalah
bahwa boson Higgs harusnya dekat dengan nilai tersebut."

Penentu Massa

Fisikawan telah mengamati 16 partikel yang menyusun semua materi di model standar partikel
dan interaksi dasar.
Namun jumlahnya tidak membenarkan model standar bila semua partikel ini dianggap sendirian.
Bila hanya ada 16 partikel yang ada, mereka akan tidak punya massa - bertentangan dengan apa
yang kita ketahui benar di alam.
Partikel lain harus memberikan mereka massa ini. Masuklah boson Higgs, pertama kali diajukan
oleh fisikawan University of Edinburgh , Peter Higgs dan koleganya di akhrir 1960an.
Teori mereka adalah bahwa semua partikel memperoleh massa mereka lewat interaksi dengan
sebuah medan semesta, yang disebut medan Higgs, yang dibawa oleh boson Higgs.
Perlunya Higgs dalam model standar telah membuat beberapa ilmuan menyebutnya 'Partikel
Tuhan'.

Dr Renton berkata ia berharap saat penumbuk hadron raksasa terbangun dan bekerja tahun 2007,
boson Higgs akan di deteksi dalam satu atau dua tahun kemudian.
LHC adalah pemercepat yang berenergi lebih tinggi yang akan memungkinkan jangkauan massa
yang lebih tinggi untuk di jealjahi. Ia juga akan mampu menghasilkan berkas partikel yang lebih
kuat sehingga data dapat diperoleh lebih cepat

You might also like