You are on page 1of 11

Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2008, Hal. 80 – 90 Vol. 15, No.

1
ISSN: 1412-3126

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN PROFESIONAL TERHADAP


KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

OLEH: RAHADYAN PROBO TRANGGONO DAN ANDI KARTIKA


Alumnus dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

ABSTRACT

Job satisfaction is very necessary for any profession. Job satisfaction of auditor
increasingly paid attention to increase performance so that purpose of reachable company or
organization. Many factors which can increase job/activity one of them is commitment.
Commitment of it self divided to become two types, those are organizational commitment and
professional commitment. How far commitment influence to job satisfaction is tested to returns to
in this research, by peeping out motivation is intervening variables.

Test utilized to analyze commitment influence to job satisfaction that is regression test,
path analysis as well as statistic T test. Research data obtained from questionary answer
propagated to the auditors working for Kantor Akuntan Publik in Semarang. Result of research
analysis express that commitment has positive influence and significant to job satisfaction of
Auditor. From knowable path analysis that relation between organizational commitment and also
professional commitment is relationship that is direct without. Existence of motivation as
intervening variable. So it job satisfaction of auditor wish to be improved, hence an auditors shall
have high commitment either that is to the organization and also profession.
Key words: organizational commitment, professional commitment, motivation and job
satisfaction.

PENDAHULUAN profesional sering mengasosiasikan dirinya


dengan profesi dan juga menaati segala norma,
Latar Belakang Masalah aturan, dan kode etik.
Dalam mencukupi kebutuhan hidup, Penelitian mengenai komitmen dan
manusia harus bekerja untuk memperoleh kepuasan kerja merupakan topik yang menarik
penghasilan. Bila pekerjaan yang ditekuninya untuk diteliti lebih lanjut. Greggson (1992)
memberikan rasa puas baik itu dari segi material mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
maupun non material, dapat dikatakan seseorang pertanda awal suatu komitmen organisasional.
mempunyai tingkat kepuasan kerja. Kepuasan Opini tersebut bertolak belakang dengan
kerja amatlah penting bagi peningkatan kinerja Batemann dan Strasser (1984) yang mengatakan
auditor dalam rangka pencapaian tujuan bahwa komitmen mendahului kepuasan kerja.
perusahaan. Keberhasilan dan kinerja seseorang Dengan adanya komitmen setidaknya dapat
banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, mempengaruhi kinerja baik itu secara langsung
profesionalisme, dan juga komitmen terhadap maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
bidang yang ditekuninya (Sri penelitian yang menguji hubungan tingkat
Trisnaningsih,2001). Suatu komitmen kepuasan kerja dalam peningkatan komitmen
organisasional menggambarkan keterikatan organisasional dan komitmen profesional
seseorang di dalam suatu organisasi, sehingga merupakan topik yang menarik untuk diangkat.
menimbulkan suatu rasa ikut memiliki (sense or Dalam mencapai kepuasan kerja,
belonging) terhadap organisasi tempat ia bekerja. seseorang harus memiliki motivasi di dalam
Selain komitmen organisasional, orientasi dirinya. Motivasi merupakan keadaan dalam
profesional yang mendasari timbulnya komitmen pribadi seseorang yang mendorong individu
profesional juga berpengaruh terhadap kepuasan untuk melakukan kegiatan tertentu. Motivasi
kerja. Di dalam menjalankan pekerjaan, para diperlukan oleh suatu profesi untuk
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 81

mengembangkan kemampuan diri dalam keperilakuan dari auditor yang menarik untuk
pekerjaan. Namun belum dapat dipastikan dicermati. Teori yang mendasari perilaku
seberapa besar pengaruh motivasi terhadap seorang auditor adalah teori keagenan (agency
tercapainya kepuasan kerja, apa hubungan antara theory) yang merupakan hubungan antara
motivasi dengan komitmen organisasional pemberi kerja ((principal) dan penerima tugas
maupun komitmen profesional, dan bagaimana untuk melaksanakan kerja (agent).
ketiga unsur tersebut mempunyai dampak
terhadap kepuasan kerja. Dari uraian tersebut, Komitmen Organisasional
dapat lebih dirinci perumusan masalah yaitu komitmen organisasi merupakan
sebagai berikut : dorongan dalam diri individu untuk berbuat
1. Apakah komitmen organisasional sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan
mempunyai pengaruh terhadap motivasi ? organisasi dengan tujuan dan lebih
2. Apakah komitmen profesional mempunyai mengutamakan kepentingan organisasi (Winner,
pengaruh terhadap motivasi ? 1982 dalam Yudi Syarif, 2006). Kalbers dan
3. Apakah komitmen organisasional Fogarty (1995) dalam Sri Trisnaningsih (2001)
berpengaruh terhadap kepuasan kerja ? menggunakan dua pandangan tentang komitmen
4. Apakah komitmen profesional berpengaruh organisasi yaitu affective dan continuence. Hasil
terhadap kepuasan kerja ? penelitian mengungkapkan bahwa komitmen
5. Apakah motivasi memiliki pengaruh organisasi yang bersifat affective berhubungan
terhadap kepuasan kerja ? dengan satu pandangan profesionalisme yaitu
6. Apakah komitmen organisasional pengabdian pada profesi. Sedangkan komitmen
mempunyai pengaruh terhadap kepuasan organisasi continuence berhubungan secara
kerja melalui motivasi ? positif dengan pengalaman dan berhubungan
7. Apakah komitmen profesional mempunyai negatif dengan pandangan profesionalisme
pengaruh terhadap kepuasan kerja melalui kewajiban sosial.
motivasi ?
Komitmen Profesional
Komitmen profesional adalah tingkat
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS loyalitas individu pada profesinya seperti yang
telah dipersepsikan oleh individu tersebut. Agar
Akuntansi Keperilakuan seseorang dapat berperilaku dengan baik, maka
Akuntansi adalah suatu sistem untuk ia harus memperhatikan etika profesional yang
menghasilkan informasi keuangan yang diatur dalam kode etik. Etika profesional yaitu
digunakan oleh para pemakainya dalam proses standard perilaku seseorang profesional yang
pengambilan keputusan bisnis (Arfan Ikhsan dan dirancang untuk tujuan praktis dan idealistik
Muhammad Ishak, 2005). Tujuan dari informasi sehingga mendorong perilaku seseorang yang
tersebut yaitu memberikan suatu petunjuk untuk ideal, bersifat realistis, dan dapat
mengambil tindakan terbaik dalam dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam
mengalokasikan sumber daya langka pada suatu asosiasi profesi ditekankan akan adanya
aktivitas bisnis dan ekonomi. Dalam pemilihan tingkat komitmen yang setinggi-tingginya yang
atau penetapan suatu keputusan bisnis diwujudkan dengan kerja berkualitas sekaligus
melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para sebagai jaminan keberhasilan atas tugas yang
pengambil keputusan tersebut. Inilah mengapa dihadapinya.
akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek
perilaku manusia serta kebutuhan organisasi Motivasi
akan informasi yang dapat dihasilkan oleh Perilaku manusia adalah cerminan yang
akuntansi. paling sederhana dari motivasi motivasi dasar
Salah satu topik dari akuntansi mereka. Gibson (1995) menyatakan bahwa
keperilakuan yaitu auditing. Di dalam siklus motivasi merupakan hal yang mendorong
audit, tidak dapat dilepaskan dari aspek individu ataupun kelompok untuk melakukan
82 Rahadyan Probo Tranggono dan Andi Kartika Jurnal Bisnis dan Ekonomi

sesuatu perbuatan baik itu faktor dari dalam diri tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dengan
individu maupun faktor dari luar. demikian, komitmen profesional akan
mempengaruhi motivasi menjadi seorang
Kepuasan Kerja profesional sejati sebagai suatu kebanggaan
Kepuasan kerja atau job satisfaction dalam suatu asosiasi profesi.
adalah suatu sikap seseorang terhadap pekerjaan
sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran Komitmen Organisasional mempengaruhi
yang diterima pekerja dan banyaknya yang Kepuasan Kerja
seharusnya diterima (Robbins, 1996). Kepuasan Komitmen organisasional dapat
kerja mencerminkan kegembiraan atas sikap didefinisikan sebagai sebuah kepercayaan dan
emosi positif yang berasal dari pengalaman kerja penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai–
seseorang (Judge dan Locke, 1993 dalam Retno, nilai dari organisasi, Sebuah kemauan untuk
2005). Kegembiraan yang dirasakan seseorang menggunakan usaha yang sungguh-sungguh
akan memberikan dampak positif baginya. guna kepentingan organisasi, sebuah keinginan
Apabila seseorang puas akan pekerjaan yang untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi
dijalaninya, maka rasa senang pun akan datang, (Aranya, 1981 dalam Sri Trisnaningsih, 2001).
terlepas dari rasa tertekan, sehingga akan Komitmen organisasi dan kepuasan kerja adalah
menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk dua hal yang sering dijadikan pertimbangan saat
selalu bekerja di lingkungan kerjanya. mengkaji pergantian akuntan yang bekerja
(Poznanski dan Bline, 1997 dalam Sri
Komitmen Organisasional mempengaruhi Trisnaningsih, 2001). Beberapa penellitian
Motivasi terdahulu menyatakan bahwa komitmen
Komitmen organisasional merupakan organisasional berpengaruh terhadap kepuasan
perpaduan antara sikap dan perilaku. Sedangkan kerja
motivasi adalah sesuatu yang memulai gerakan,
sesuatu yang membuat orang bertindak atau Komitmen Profesional mempengaruhi
berperilaku dalam cara-cara tertentu (Armstrong, Kepuasan Kerja
1994 dalam Sri Trisnaningsih, 2001). Robbins Komitmen profesional dapat
(1996) mengatakan bahwa motivasi merupakan didefinisikan sebagai : (1) Sebuah kepercayaan
hasil interaksi antara individu dan situasinya, pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan
sehingga manusia mempunyai inovasi berbeda nilai-nilai terhadap suatu profesi. (2) Sebuah
antara satu dengan yang lain. Dengan adanya kemauan untuk menggunakan usaha yang
komitmen organisasional pada seseorang, akan sungguh-sungguh guna kepentingan profesi. (3)
menimbulkan motivasi untuk bekerja sebaik- Sebuah keinginan untuk memelihara
baiknya pada suatu organisasi sebagai upaya keanggotaaan dalam profesi (Aranya et al. 1981
mewujudkan tujuan bersama, sebagai dalam Sri Trisnaningsih, 2001). Sedangkan
konsekuensi bahwa komitmen tersebut dapat kepuasan kerja adalah suatu sikap umum
terwujud atau tercapai. terhadap pekerjaan seseorang sebagai perbedaan
antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja
Komitmen Profesional mempengaruhi dan banyaknya yang diyakini dengan yang
Motivasi seharusnya diterima (Robbins, 1996). Norris dan
Komitmen profesional juga dapat Neibuhr (1984) dalam Sri Trisnaningsih (2001)
dikatakan sebagai tingkat loyalitas individu pada dengan hasil penelitiannya mengungkapkan
profesinya seperti yang telah dipersepsikan oleh bahwa profesionalisme berhubungan positif
individu tersebut. Komitmen profesional dengan komitmen dan kepuasan kerja (job
mendasari perilaku, sikap, dan orientasi satisfaction).
seseorang dalam menjalankan tugasnya atau
pekerjaannya. Sedangkan motivasi merupakan Motivasi mempengaruhi Kepuasan kerja
keadaan pada diri seseorang yang mendorong Hakikat kepuasan kerja adalah perasaan
keinginan individu untuk melakukan hal-hal senang ataupun tidak senang terhadap pekerjaan
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 83

yang dilakukannya. Perasaan senang dan tidak


senang ini muncul yang disebabkan karena pada Komitmen Profesional mempengaruhi
saat karyawan bekerja mereka membawa serta Kepuasan Kerja melalui Motivasi
keinginan, kebutuhan, dan pengalaman masa lalu Suatu komitmen profesional pada
yang membentuk harapan kerja mereka. Makin dasarnya merupakan persepsi yang berintikan
tinggi harapan kerja ini dapat terpenuhi, makin loyalitas, tekad dan harapan seseorang dengan
tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan. dituntun oleh sistem atau norma yang
Kepuasan kerja tidak dapat dipisahkan oleh mengarahkan orang tersebut untuk bertindak dan
motivasi kerja yang seringkali merupakan bekerja sesuai prosedur-prosedur tertentu dalam
harapan kerja karyawan. Seseorang yang tidak upaya menjalankan tugasnya dengan tingkat
termotivasi dalam bekerja tidak dapat menjalani keberhasilan yang tinggi (Larkin, 1990 dalam Sri
pekerjaannya dengan sepenuh hati. Hal inilah Trisnaningsih, 2001). Hal ini dapat menjadikan
yang sering menjadikan seseorang tidak berhasil komitmen profesional sebagai gagasan yang
dalam kariernya. Gambaran yang akurat tentang mendorong motivasi seseorang dalam
hubungan ini adalah bahwa motivasi kerja melakukan pekerjaannya. Karena motivasi
menyumbang timbulnya kepuasan kerja yang adalah sesuatu yang memulai gerakan, sesuatu
tinggi. Kepuasan kerja akan tinggi apabila yang membuat orang bertindak atau berperilaku
keinginan dan kebutuhan karyawan akan dalam cara-cara tertentu (Armstrong, 1994
menjadi motivasi kerja terpenuhi. dalam Sri Trinaningsih, 2001).
Kepuasan kerja akan lebih tinggi apabila
Komitmen Organisasional mempengaruhi keinginan dan kebutuhan karyawan yang
Kepuasan Kerja melalui Motivasi menjadikan motivasi kerjanya dapat terpenuhi.
Seseorang yang bergabung dengan suatu Kompensasi dari organisasi berupa penghargaan
organisasi tentunya membawa keinginan- (reward) sesuai profesinya akan menimbulkan
keinginan, kebutuhan, dan pengalaman masa lalu kepuasan kerja mereka karena mereka merasa
yang membentuk harapan kerja baginya, dan bahwa organisasi tempat mereka bernaung telah
bersama-sama dengan organisasinya berusaha memperhatikan kebutuhan dan pengharapan
mencapai tujuan bersama. Untuk dapat kerja mereka. Dengan demikian, apabila seorang
bekerjasama dan berprestasi dengan baik, auditor mempunyai komitmen profesional maka
seorang karyawan harus mempunyai komitmen akan mengarahkan atau menimbulkan motivasi
yang tinggi pada organisasinya. Komitmen secara profesional, dengan adanya motivasi yang
organisasional dapat tumbuh manakala harapan tinggi maka akan menimbulkan kepuasan kerja.
kerja dapat terpenuhi oleh organisasi dengan GAMBAR 1
baik. Selanjutnya dengan terpenuhinya harapan Model Penelitian
kerja ini menimbulkan kepuasan kerja. Tingkat (1)

kepuasan kerja banyak menunjukkan


kesesuaiannya dengan harapan kerja yang sering Komitmen
Organisasi (3)
merupakan motivasi kerja.
Menurut Reksohadiprodjo (1990), (5) Kepuasan Kerja
motivasi merupakan keadaan dalam pribadi Motivasi
Auditor
seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu Komitmen (4)

dalam rangka mencapai suatu tujuan yang Profesi


dikehendakinya. Setiap kegiatan yang dilakukan (2)
seseorang didorong oleh suatu kekuasaan dari
dalam diri orang tersebut. Kekuatan pendorong
inilah yang disebut motivasi. Motivasi yang ada
pada diri seseorang yang akan mewujudkan METODE PENELITIAN
suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan guna
mencapai sasaran akhir yaitu kepuasan kerja.
84 Rahadyan Probo Tranggono dan Andi Kartika Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Pengumpulan data dan Tekhnik Pengambilan organisasinya. Pengukuran motivasi


Sampel menggunakan instrumen yang
Pengumpulan data dilakukan dengan dikembangkan oleh Hunton et al. (1996)
pembagian kuesioner kepada kantor-kantor yang telah diujikan oleh Sri
Akuntan Publik di wilayah Semarang yang Trisnaningsih (2001) dengan sepuluh
nantinya akan diisi oleh auditor yang bekerja item instrumen dengan lima poin skala
pada KAP tersebut. Pengambilan sampel Likert.
dilakukan dengan metode purposive sampling Kepuasan Kerja
dengan kriteria responden yang bersangkutan Kepuasan kerja didefinisikan sebagai
minimal telah bekerja selama satu tahun di tingkat kepuasan individu dengan
Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan. posisinya dalam organisasi secara relatif
dibandingkan dengan teman sekerja lain.
Definisi Operasional Dapat pula didefinisikan sebagai keadaan
Berikut ini adalah uraian definisi dari emosional para karyawan baik yang
tiap-tiap variabel yang digunakan dalam menyenangkan atau tidak menyenangkan
penelitian ini yaitu variabel Komitmen dalam memandang pekerjaan mereka.
organisasional, komitmen profesional, motivasi Kepuasan kerja pada penelitian ini diukur
dan kepuasan kerja : dengan menggunakan 4 item instrumen
Komitmen Organisasional yang telah diujikan oleh Sri trisnaningsih
Komitmen organisasional merupakan (2001) dengan lima point skala likert.
kepercayaan dan penerimaan terhadap
tujuan nilai-nilai dari organisasi dan Tekhnik Analisis Data
berkeinginan untuk selalu memelihara Pada penelitian ini menggunakan metode
keanggotaannya dalam organisasi analisis kuantitatif yaitu suatu analisis data yang
tersebut (Sri Trisnaningsih, 2001). Untuk diperoleh dari daftar pertanyaan yang telah
mengukur komitmen organisasi diolah ke dalam bentuk angka-angka dan
digunakan instrumen yang dikembangkan pembahasannya melalui perhitungan statistik.
oleh Meyer dan Allen (1984) dalam Sri Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
Trisnaningsih (2001). Instrumen ini program SPSS 13.0. Analisa kuantitatif melalui
terdiri dari komitmen organisasi affective beberapa tahap uji :
(tujuh item) dan komitmen organisasi
continuence (lima item) dengan lima poin Statistik deskriptif
skala Likert. Penggunaan statistik deskriptif adalah
Komitmen Profesional untuk memberi gambaran mengenai responden
Komitmen profesional adalah tingkat penelitian (umur, jenis kelamin, jabatan,
loyalitas individu pada profesinya seperti pendidikan dan pengalaman kerja) dan juga
yang dipersepsikan oleh individu. deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian
Instrumen ini terdiri dari delapan belas seperti komitmen organisasi, komitmen profesi,
item dengan lima poin skala Likert. dan motivasi. Penelitian ini menggunakan tabel
Pertanyaannya menyangkut asumsi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-
auditor terhadap profesinya dan rata, median, kisaran, dan deviasi standar.
bagaimana dia bertindak dengan
profesinya. Uji Kualitas data
Motivasi Kuesioner sebagai instrumen pengukuran
Motivasi dipandang sebagai kekuatan digunakan untuk mengukur besar kecilnya nilai
yang mendorong seseorang untuk dari suatu variabel. Uji kualitas data
melakukan tindakan tertentu atau mempergunakan uji validitas dan reliabilitas.
berperilaku tertentu. Motivasi merupakan Validitas dan reliabilitas kuesioner akan
kesediaan karyawan untuk mengeluarkan menentukan kualitas dari data penelitian
tingkat upaya tinggi ke arah tujuan tersebut. Uji validitas menggunakan metode
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 85

analisis faktor, dimana syarat dilakukannya uji GAMBAR 2


tersebut yaitu nilai Kaiser-Meyer-Oalkin of Analisis Jalur
sampling adquicy (KMO MSA) harus diatas 0,5. KO
Kemudian butir-butir kuesioner dinyatakan valid E2
P1
atau sahih apabila nilai loading faktor lebih besar P3
dari 0,4.
Setelah dilakukan uji validitas, item-item P5
dari variabel yang terbukti valid diuji kembali E1 M KK
melalui uji reliabilitas. Uji reliabilitas merupakan
uji yang mengukur tingkat kepercayaan suatu
P4
data. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas
P2
menggunakan metode one shot yaitu pengujian
hanya dilakukan sekali saja. Suatu variabel yang KP
dikatakan reliabel adalah apabila nilai koefisien
Alpha cronbach lebih besar dari 0,6. Hubungan langsung terjadi jika satu
variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa
Analisis dan Pengujian Hipotesis ada variabel ketiga yang memediasi
Untuk menganalisis pengaruh hubungan (intervening) hubungan kedua variabel tadi.
antara komitmen organisasi atau komitmen Hubungan tidak langsung adalah jika ada
profesonal (variabel independen) terhadap variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua
kepuasan kerja (variabel dependen) dengan variabel ini. Dari gambar tersebut dapat dilihat
motivasi yang ditampilkan sebagai variabel anak panah E1 yang menuju variabel intervening
intervening, digunakan uji regresi, analisis jalur, (M) menunjukkan variance yang tidak dapat
dan uji statistik T. Dengan melakukan uji dijelaskan oleh KO maupun KP. Sedangkan pada
analisis tersebut, peneliti dapat merumuskan anak panah E2 yang menuju ke KK
kesimpulan apakah hipotesis-hipotesis yang menunjukkan variance-variance KK yang tidak
telah dijelaskan sebelumnya diterima atau dapat dijelaskan oleh KO dan KP sebagai
ditolak. variabel independen maupun M sebagai variabel
Variabel intervening adalah variabel intervening. Koefisien jalur dihitung dengan
perantara yang fungsinya yaitu sebagai mediasi membuat dua persamaan struktural yaitu
hubungan variabel independen dengan variabel persamaan regresi yang menunjukkan hubungan
dependen. Sebagai contohnya, hubungan antara yang dihipotesiskan. Dalam hal ini ada dua
Komitmen Organisasi (KO) dan Komitmen persamaan tersebut adalah :
Profesional (KP) sebagai variabel independen M = b1 KO + b2 KP + E1 (1)
dan Kepuasan Kerja (KK) dimediasi oleh KK= b1 KO + b2 KP + b3 M + E2 (2)
Motivasi (M) sebagai variabel intervening. Sedangkan untuk mengetahui seberapa
Sehingga bila digambarkan akan nampak seperti jauh pengaruh suatu variabel independen secara
berikut : individual terhadap nilai variabel dependen,
digunakan uji statistik T.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden


Pengumpulan data dilakukan dengan
pengiriman kuesioner secara langsung kepada
responden. Pembagian kuesioner dilakukan pada
awal bulan Agustus 2007 dengan proses
pengumpulan kurang lebih dua bulan yaitu
sampai dengan akhir September 2007.
86 Rahadyan Probo Tranggono dan Andi Kartika Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Dari 105 kuesioner yang dikirimkan, kepuasan kerja memiliki rata-rata 15,71 dengan
kuesioner yang kembali sebanyak 91 kuesioner standar deviasi 2,038.
atau 86,87 %. Dari 91 kuesioner tersebut Uji Kualitas Data
terdapat 72 kuesioner yang dapat diolah dan
dianalisis. Hal tersebut dikarenakan ada 4 Hasil Uji Validitas
responden yang hanya menjawab sebagian Tabel 3
pertanyaan, 3 responden yang tidak memenuhi Hasil Uji Validitas dengan Analisis Faktor
syarat untuk menjadi responden yang diolah Variabel Nilai Nilai Keterangan
(karena pengalaman kerjanya kurang dari 1 KMO Faktor
MSA loading
tahun), dan 12 kuesioner yang dibiarkan kosong
Komitmen 0,848 Semua item Valid
tidak terisi. Organisasi > 0,4
Tabel 1 Komitmen 0,772 Semua item Valid
Pengembalian Kuesioner Profesional > 0,4
Jumlah Motivasi 0,830 Semua item Valid
> 0,4
Kuesioner yang dikirim 105 Kepuasan 0,747 Semua item Valid
Kuesioner yang tidak kembali 14 Kerja > 0,4
Kuesioner yang kembali 91
Kuesioner yang tidak digunakan 19 Nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Oalkin
Kuesioner yang dianalisis 72 of sampling adquicy) dari tiap-tiap variabel
menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,5.
Dari persyaratn tersebut, maka telah memenuhi
Tingkat Respon Rate 68.57%
kriteria uji analisis faktor.. Nilai faktor loading
dari semua item kuesioner lebih besar dari 0,4.
Statistik Deskriptif Sehingga semua item kuesioner dinyatakan
Variabel-variabel yang diukur dalam valid.
penelitian ini sesuai dengan judul penelitian
meliputi Komitmen organisasional, Komitmen Hasil Uji Reliabilitas
profesional, Motivasi dan Kepuasan kerja Reliabilitas menunjukkan konsistensi alat
dengan statistik deskritif sebagai berikut : pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Suatu alat pengukur dikatakan reliabel jika nilai
Tabel 2 koefisien Alpha cronbach diatas 0,6 (α > 0,6).
Statistik Deskriptif Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas :
Variabel Kisaran Kisaran Rata- Standar TABEL 4
rata Hasil Uji Reliabilitas
Teoritis Aktual Deviasi
No Variabel  hitung Keterangan
Komitmen
12 - 60 28 - 60 46,57 6,014 1 Komitmen 0,910 Reliabel
Organisasional
Komitmen organisasional
18 - 90 54 - 90 68,97 6,971 2 Komitmen 0,882 Reliabel
Profesional
Motivasi 10 - 50 30 - 50 39,29 4,026 profesional
Kepuasan 3 Motivasi 0,879 Reliabel
4 - 20 12 - 20 15,71 2,038
Kerja 4 Kepuasan kerja 0,772 Reliabel

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Berdasarkan angka-angka koefisien alpha
pada variabel komitmen organisasi rata-rata total cronbach diatas, dapat dilihat bahwa  hitung
jawaban responden adalah 46,57 dan standar dari masing-masing item lebih besar dari 0,6.
deviasi 6,014. Untuk variabel komitmen Maka disimpulkan bahwa semua variabel diatas
professional rata-rata total jawaban sebesar adalah reliabel.
68,97 dan standar deviasi 6,971. Variabel
motivasi memiliki rata-rata total jawaban 39,29
dengan standar deviasi 4,026. Dan pada variabel
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 87

Hasil Pengujian Hipotesis dilihat dari nilai R square yaitu sebesar 47,7 %.
Ketujuh hipotesis yang telah dijelaskan Sedangkan pengaruh variabel diluar kedua
sebelumnya akan diuji menggunakan uji regresi, variabel tersebut yaitu sebesar 53,3 %. Dengan
analisis jalur dan uji statistik T. Hasil dari demikian, maka hipotesis 2 (H2) diterima.
pengolahan data dapat dilihat dari gambar
berikut ini : Uji Hipotesis III
Gambar 3 Dari keterangan diatas didapatkan hasil
Hasil Pengolahan Analisis Jalur persamaan yang ke (II) yaitu KK = 0.,418 Ko +
KO 0,308 Kp + 0,198 M + E2. Nilai standardized
coefficient beta variabel komitmen
P1 (0.418) organisasional adalah 0,418. Melalui uji T
P3 (0.323) dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh hasil T
hitung untuk variabel komitmen organisasional
P5 (0.198) terhadap variabel kepuasan kerja lebih besar dari
M KK T tabel (4,366 > 1,666). Dan juga nilai
probabilitas yang lebih kecil dari taraf
signifikansi (0,000 < 0,05). Hasil uji tersebut
P4 (0.454) menyatakan bahwa komitmen organisasi
P2 (0.308) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian,
KP maka hipotesis 3 (H3) diterima.
Uji Hipotesis I
Sesuai dengan persamaan M = 0,323 Ko Uji Hipotesis IV
+ 0,454 Kp + E1. Nilai standardized coefficient Nilai standardized coefficient beta
beta untuk variabel komitmen organisasional variabel komitmen profesional adalah 0,308.
adalah 0,323. Melalui uji T dengan taraf Melalui uji T dengan taraf signifikansi 0,05
signifikansi 0,05 diperoleh hasil T hitung untuk diperoleh hasil T hitung untuk variabel
variabel komitmen organisasional terhadap komitmen organisasional terhadap variabel
variabel motivasi lebih besar dari T tabel (3,503 kepuasan kerja lebih besar dari T tabel (3,045 >
> 1,667). Dan juga nilai probabilitas yang lebih 1,666). Dan juga nilai probabilitas yang lebih
kecil dari taraf signifikansi (0,003 < 0,05). Hasil kecil dari taraf signifikansi (0,003 < 0,05). Hasil
uji menyatakan bahwa komitmen organisasi uji tersebut menyatakan bahwa komitmen
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan profesional mempunyai pengaruh yang positif
terhadap motivasi. Dengan demikian, maka dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan
dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis 1 demikian, maka hipotesis 4 (H4) diterima.
(H1) diterima.
Uji Hipotesis V
Uji Hipotesis II Nilai standardized coefficient beta dari
Nilai standardized coefficient beta dari variabel motivasi adalah 0,198. Hasil uji T test
variabel komitmen profesional adalah sebesar yang memperlihatkan jumlah T hitung variabel
0,454. Hasil uji T test yang memperlihatkan motivasi sebesar 1,937 yang lebih besar dari T
jumlah T hitung variabel komitmen profesional hitung (1,667). Namun nilai probabilitas yang
sebesar 4,291 yang lebih besar dari T hitung lebih besar dari nilai signifikansi (0,057 > 0,05)
(1,667) dan nilai probabilitas yang lebih kecil tidak mendukung hasil uji T tersebut . Maka
dari nilai signifikansi (0,000 < 0,05). Maka dapat dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi
diambil kesimpulan bahwa komitmen mempunyai pengaruh yang kecil dan tidak
profesional mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.
dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Dengan demikian, maka hipotesis 5 (H5)
Pengaruh komitmen organisasional dan ditolak.
komitmen profesional terhadap motivasi dapat Uji Hipotesis VI
88 Rahadyan Probo Tranggono dan Andi Kartika Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Nilai P1 yang merupakan koefisien pekerjaannya dengan tetap menjunjung tinggi


langsung adalah 0,418. Sedangkan koefisien nilai-nilai profesi auditor.
tidak langsung terdiri dari nilai P3 sebesar 0,323 Disamping mempunyai pengaruh
dan nilai P5 sebesar 0,198. Untuk mengetahui terhadap motivasi, komitmen organisasional juga
besar pengaruh koefisien tidak langsungnya mempunyai pengaruh positif dan signifikan
dihitung dengan mengalikan koefisien tidak terhadap kepuasan kerja auditor. Artinya apabila
langsungnya yaitu (0,323) X (0,198) = 0,063. komitmen organisasi auditor ditingkatkan, maka
Oleh karena koefisien hubungan langsungnya akan menyebabkan naiknya kepuasan kerja
jauh lebih besar dari hubungan tidak langsung auditor. Suatu kepercayaan dan penerimaan
(0,418 > 0,063), maka hubungan yang terjadi terhadap tujuan dan nilai dari Kantor Akuntan
sebenarnya adalah hubungan yang langsung. Publik, suatu tekad auditor untuk berusaha
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan sungguh-sungguh demi kepentingan Kantor
bahwa hipotesis 6 (H6) ditolak. Akuntan Publik, dan juga keinginan untuk
memelihara keanggotaan dalam Kantor Akuntan
Uji Hipotesis VII tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja
Nilai P2 yang merupakan koefisien seorang auditor di dalam menjalankan profesinya
langsung adalah 0,308. Sedangkan koefisien Selain itu, auditor mempunyai tingkat
tidak langsung terdiri dari nilai P4 sebesar 0,454 komitmen profesional yang tinggi. Komitmen
dan nilai P5 sebesar 0,198. Untuk mengetahui profesional mempunyai pengaruh positif dan
besar pengaruh koefisien tidak langsungnya signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.
dihitung dengan mengalikan koefisien tidak Artinya apabila komitmen profesional auditor
langsungnya yaitu (0,454) X (0,198) = 0,09. ditingkatkan, maka akan meningkatkan kepuasan
Oleh karena koefisien hubungan langsungnya kerja auditor. Apabila seorang auditor
jauh lebih besar dari hubungan tidak langsung mempunyai kepercayaan dan penerimaan
(0,308 > 0,09), maka hubungan yang terjadi terhadap nilai-nilai profesi auditor, berusaha
sebenarnya adalah hubungan yang langsung. secara sungguh-sungguh demi kepentingan
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan profesinya dan memelihara keanggotaan sebagai
bahwa hipotesis 7 (H7) ditolak. seorang auditor, maka akan berpengaruh pada
semakin besarnya kepuasan kerja auditor
PEMBAHASAN tersebut.
Motivasi mempunyai pengaruh yang
Komitmen organisasional mempunyai kecil dan tidak signifikan terhadap kepuasan
pengaruh positif dan signifikan terhadap kerja auditor. Secara teoretis, kepuasan kerja
motivasi auditor. Artinya apabila komitmen tidak dapat dipisahkan oleh motivasi kerja yang
organisasi auditor ditingkatkan, maka akan merupakan harapan kerja karyawan. Namun dari
menyebabkan naiknya motivasi auditor. Dengan hasil pengolahan data mengindikasikan pengaruh
adanya komitmen organisasi pada diri auditor, motivasi bagi auditor masih kecil bila
akan menimbulkan suatu dorongan dari dalam dibandingkan komitmen organisasional maupun
dirinya untuk bekerja sebaik-baiknya pada komitmen profesional.. Sehingga dalam hal ini
Kantor Akuntan dimana dia bernaung sehingga motivasi belum mampu memberikan suatu
diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai kepuasan kerja (job satisfaction) kepada auditor.
Komitmen profesional mempunyai Berdasarkan hasil analisis jalur diketahui
pengaruh positif dan signifikan terhadap bahwa komitmen organisasional berpengaruh
motivasi auditor. Artinya apabila komitmen secara langsung terhadap kepuasan kerja auditor
profesional auditor ditingkatkan, maka akan tanpa adanya motivasi sebagai variabel
meningkatkan motivasi auditor. Sikap loyalitas intervening. Rendahnya pengaruh motivasi
auditor terhadap profesinya yang mendasari auditor terhadap kepuasan kerja tersebut kurang
perilaku, sikap dan orientasi profesionalnya dapat menjadi perantara antara komitmen
dapat memotivasi dirinya untuk menjalani organisasional dengan kepuasan kerja. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa hubungan yang
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 89

terjadi sebenarnya adalah hubungan langsung, Keterbatasan Penelitian


maka pengaruh variabel intervening dalam Pertama, Hasil penelitian ini hanya
hubungan antara komitmen organisasional dan terbatas pada penelitian di kantor Akuntan
kepuasan kerja dapat diabaikan atau dihapuskan. Publik yang ada di Semarang, sehingga
Analisis jalur juga memberi kesimpulan memungkinkan perbedaan hasil dan kesimpulan
bahwa komitmen profesional berpengaruh secara apabila dilakukan untuk objek yang lebih luas
langsung terhadap kepuasan kerja auditor tanpa seperti di kota-kota besar lainnya. Kedua,
adanya motivasi sebagai variabel intervening. Penelitian ini hanya dilakukan pada auditor yang
Seorang auditor yang bekerja sesuai norma dan bekerja pada Kantor Akuntan Publik saja. Selain
kode etik profesional akan lebih mengarahkan itu, penelitian ini hanya menguji pengaruh satu
dirinya untuk bertindak sesuai dengan prosedur arah saja yaitu pada komitmen terhadap
ketika menjalankan tugasnya, sehingga ini akan kepuasan kerja. Dikarenakan adanya teori yang
mendorong tercapainya kepuasan kerja tanpa menyatakan hubungan yang terjadi adalah
mempedulikan motivasi. Karena hubungan yang kausalitas, sehingga tidak mampu diuji karena
terjadi sebenarnya adalah hubungan langsung, keterbatasan instrumen penelitian.
maka pengaruh variabel intervening di dalam
hubungan antara komitmen profesional terhadap Implikasi dan Saran
kepuasan kerja dapat diabaikan atau dihapuskan. Peningkatan kepuasan kerja secara
langsung dapat dilakukan dengan cara
KESIMPULAN, KETERBATASAN, meningkatkan komitmen organisasional dan
IMPLIKASI DAN SARAN komitmen profesional, karena dari hasil
pengujian model terlihat bahwa pengaruh
Kesimpulan komitmen organisasional dan komitmen
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil profesional cukup besar bagi kepuasan kerja.
bahwa variabel komitmen organisasional dan Untuk penelitian selanjutnya, mencoba
komitmen profesional auditor berpengaruh untuk menguji pengaruh dua arah baik itu antara
signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Hasil komitmen dengan kepuasan kerja, komitmen
ini masih konsisten dengan penelitian Norris dan dengan motivasi, ataupun kepuasan kerja dengan
Niebuhr (1983), Batemann dan Strasser (1994), motivasi. Mengingat tidak signifikannya
Dwi Cahyono dan Imam Ghozali (2001), serta pengaruh dari variabel motivasi, peneliti
Sri Trisnaningsih (2001). Sedangkan variabel sebaiknya menampilkan variabel lain sebagai
motivasi mempunyai pengaruh yang kecil dan variabel intervening, seperti misalnya
tidak signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. kompensasi. Selain itu, populasi penelitian tidak
Ini menolak hasil penelitian dari Rahardja (2000) hanya diambil pada auditor-auditor yang bekerja
dan Sri Trisnaningsih (2001) yang menyatakan pada Kantor Akuntan Publik saja, melainkan
bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap bisa dikembangkan pada auditor yang bekerja
kepuasan kerja auditor. pada perusahaan-perusahaan atau instansi
Hubungan yang terjadi antara variabel pemerintah.
komitmen organisasional dan komitmen
profesional terhadap kepuasan kerja adalah REFERENSI
hubungan langsung. Hal ini dikarenakan bahwa
koefisien hubungan langsung lebih besar dari Cahyono,Dwi dan Ghozali, Imam. 2002.
hubungan tidak langsung. Sehingga pengaruh “Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasional
variabel intervening pada penelitian ini dapat dan Konflik Peran Terhadap Hubungan
diabaikan. Hasil ini masih konsisten dengan hasil Kepuasan Kerja dengan Komitmen
penelitian yang sebelumnya yaitu Sri Organisasional”. Jurnal Riset Akuntansi
Trisnaningsih (2001). Indonesia edisi September 2002.
Davis,Keith,dan Newtrom. W. 1995. Perilaku
Dalam Organisasi. Jilid I. Edisi ketujuh.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
90 Rahadyan Probo Tranggono dan Andi Kartika Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Nuraini, Wiwid. 2005. “Peran Kesadaran Etis
Multivariate dengan Program SPSS. Badan Sebagai Variabel Moderasi dalam
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Hubungan Antara Locus of Control dengan
Komitmen Profesi dengan Perilaku Auditor
Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donelly,
James.H. 1995. Organisasi : Perilaku , dalam Pengambilan Keputusan pada Situasi
Konflik Audit “
Struktur dan Proses (terjemahan). Edisi
kelima. Erlangga, Jakarta. Puspa, Dwi Fitri dan Riyanto Bambang. 1999.
Handoko, T. H. 1995. Management Personalia “Tipe Lingkungan Pengendalian Organisasi ,
Orientasi Profesional , Konflik Peran ,
dan Sumber Daya Manusia. Edisi II, BPFE,
Yogyakarta. Kepuasan Kerja dan Kinerja : Suatu
Penelitian Empiris” . Jurnal Riset Akuntansi
Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad. 2005. Indonesia.
Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat,
Reksohadiprodjo,S. 1990, Manajemen Strategi,
Jakarta
BPFE, Yogyakarta
Kadir dan Ardiyanto, Didik. 2003. “Pengaruh
Komitmen Organisasi dan Keingianan Reksohadiprodjo,S dan Handoko T.H. . 1987.
Organisasi Perusahaan : Teori ,Struktur ,
Karyawan untuk Berpindah”. Jurnal
Magister Akuntansi Vol. 2 Januari 2003. dan Perilaku. Edisi 2 . BPFE : Yogyakarta

Khomsiyah. 2001. “Perkembangan akuntansi Robbins,Stephen.P.1996. Perilaku Organisasi :


Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Bahasa
Keperilakuan dan Dampaknya Pada
Penelitian Akuntansi di Indonesia”. Media Indonesia. PT.Prenhallindo,Jakarta
Riset Akuntansi , Auditing Dan Informasi Syarif ,Yudi . 2006. “Pengaruh Gender , Tingkat
Vol. 1 No.1 April 2001. Jabatan , dan Pengalaman Kerja Auditor
terhadap Komitmen Kerja Auditor”
Maryani , dwi dan Supomo , Bambang , 2001.
“Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja Trisnaningsih, Sri. 2001. “Pengaruh komitmen
Terhadap Kinerja Individual”. Jurnal Bisnis terhadap Kepuasan Kerja Auditor : Motivasi
dan Akuntansi Vol. 3 No. 1 April 2001. sebagai Variabel Intervening : Studi Empiris
Mulyadi dan Kanaka P. 1998. Auditing. Buku I. Terhadap Kantor Akuntan Publik di Jawa
Timur”
Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta
Winarsih. 2006. ”Pengaruh kompensasi kerja
Nilamsari, Retno. 2005. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keinginan Berpindah terhadap kinerja auditor dengan kepuasan
kerja terhadap kinerja auditor dengan
Auditor : Komitmen Organisasi sebagai
kepuasan kerja dan komitmen organisasi
Variabel Intervening”
sebagai variabel intervening : Studi empiris
pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.”

You might also like