Professional Documents
Culture Documents
Tek Khutbah
Tek Khutbah
Khutbah I
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal
I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998,
hal. 56) menjelaskan tentang lima golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia
dalam keadaan su’ul khatimah sebagai berikut:
Artinya: “Para ulama berkata bahwa orang-orang yang paling dikhawatirkan akan beroleh
suúl khatimah (Semoga Allah melindungi kita dari hal itu) adalah orang-orang yang suka
melalaikan shalat; mereka yang suka minum-minuman keras; mereka yang durhaka kepada
kedua orang tua; mereka yang suka menyusahkan (menzaimi) Muslim lainnya; dan mereka
yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak mau
bertobat.”
Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima golongan orang yang dikhawatirkan hidupnya
akan berakhir dengan suúl khatimah sebagai berikut:
Golongan pertama, orang-orang yang suka melalaikan shalat. Shalat merupakan amal
pertama yang akan dihisab oleh Allah subhanuahu wata’ala. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari
kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil.
Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menjaga shalat kita dengan baik. Dalam keadaan
seperti apapun, shalat lima waktu khususnya, tidak boleh kita tinggalkan. Prinsip ini
hendaknya juga berlaku untuk orang-orang di sekitar kita khususnya keluarga kita sendiri
sebab ada perintah dari Allah subhanu wa ta’ala untuk menjaga diri sendiri dan keluarga dari
ancaman siksa api neraka. Shalat menjadi hal utama untuk bisa selamat dari api neraka. Maka
barang siapa ibadah shalatnya sangat buruk, dikhawatirkan hidupnya akan berkahir dengan
su’ul khatimah.
Golongan kedua, mereka yang suka mengonsumsi minuman keras. Minum minuman keras
hukumnya haram. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh
Muslim sebagai berikut:
Artinya: “Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah haram.”
Para pecandu minuman keras disebut juga para pemabuk. Mereka tidak hanya
membahayakan dirinya sendiri tetapi juga orang lain. Sering kita mendengar kecelakaan lalu
lintas akibat pengendara mabuk. Sering pula kita mendengar atau membaca berita-berita di
media bahwa seseorang tewas akibat ditikam dengan pisau oleh seorang pemabuk.
Perkembangan sekarang menunjukkan bahwa tidak hanya minuman keras saja yang
membahayakan kesehatan mental manusia tetapi juga penyalah gunaan obat-obat bius atau
yang dikenal dengan narkoba. Hukum mengonsumsi narkoba sama dengan minum mimuman
keras, yakni sama-sama haram. Maka barang siapa tidak bisa berhenti dari konsumsi
minuman keras dan penyalah gunaan narkoba dikhawatirkan hidupnya akan berakhir
dengan su’ul khatimah.
Golongan ketiga, mereka yang durhaka kepada kedua orang tua. Durhaka kepada kedua
orang tua hukumnya haram dan termasuk dosa besar setelah syirik. Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Anas
sebagai berikut:
Artinya: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau
menjawab, “Menyukutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh seseorang
dan kesaksian palsu.”
Sangat masuk akal perbuatan durhaka kepada kedua orang tua khususnya terhadap ibu
merupakan dosa besar. Hal ini disebabkan karena kelahiran anak manusia ke dunia ini
melalui mereka dengan segala jerih payah, risiko dan tanggung jawab dunia akherat yang
sangat berat. Perintah berbakti kepada orang tua merupakan wasiat dari Allah subhanahu
wata’ala sebagaimana ditegaskan di dalam Al-Qur’an, surat Luqman, ayat 14, sebagai
berikut:
ِ ي ْال َم
صي ُر َّ َك إِل َ ِص ْينَا اإْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ أُ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف
َ صالُهُ فِي عَا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْي َّ َو َو
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya,
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya
dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya
kepada-Ku lah kalian kembali.”
Oleh karena itu jika seseorang selalu durhaka kepada kedua orang tua dan tidak mau
menerima nasehat dari siapapun untuk berbakti kepada duanya, maka anak atau orang seperti
itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Artinya: “Adapun kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman manusia
atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”
Oleh karena itu jika seseorang selalu menzalimi orang lain tanpa bisa diingatkan oleh
siapapun supaya berhenti, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir
dengan su’ul khatimah.
Golongan kelima, mereka yang terus menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai
kekejian dan tidak mau bertobat. Kita sering mendengar istilah “Molimo” dalam bahasa
Jawa, yang maksudnya adalah perbuatan dosa dengan inisial 5 “M”, yakni:
1. Madon (berzina atau main perempuan), 2. Mendem (mabuk-mabukan), 3. Main (berjudi),
4. Madat (mencandu narkoba), dan 5. Maling (mencuri/korupsi). Kelima hal ini merupakan
perbuatan maksiat yang keharamannya sangat jelas ditunjukkan di dalam Al-Qur’an.
Dalil tentang haramnya berzina ada di dalam surat Al-Isra’, ayat 32, berbunyi:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji, dan suatu jalan yang buruk”).
Dalil tentang haramnya mabuk, madat dan judi ada di dalam surat Al-Maidah, ayat 90,
berbunyi:
Sedang dalil tentang haramnya mencuri ada dalam surat Al-Baqarah, ayat 188, berbunyi:
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan
"jalan yang bathil.
Oleh karena itu barang siapa selalu melakukan dosa-dosa seperti tersebut di atas tanpa bisa
diingatkan oleh siapapun supaya bertobat, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya
akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Kita semua berdoa mudah-mudahan kita senantiasa diberi rahmat dan kekuatan oleh
Allah subhanuahu wata’ala sehingga kita semua mampu menjauhi dosa-dosa sebagaimana
disebutkan di atas. Siapapun dari kita tentu menginginkan dan selalu memohon kepada
Allah subhanuahu wata’ala dengan tiada henti agar kita semua diberi-Nya husnul khatimah
dan dijauhkan sejauh-jauhnya dari suúl khatimah. Amin... amin ya rabbal alamin.
Khutbah II
أَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل
صلَّى هللاُ صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما .اللهُ َّم َ صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ تَعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ
َّاش ِد ْينَ أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر ِ ر ال ء
ِ ا َ ف َ ل ُ
خ ل ْ
ا َن
ع
َّ ِم ُ هّ الل ض
َ ارْ و ْن
\
َ يب َّ
ر َ قمل ْ
ا
ِ ِ َ ِ َ َ ِ ِ ُ ِ َ ة َ
ك ئآل م و ك
َ ل س
ُ ر
ُ و كَ ئيآ بنْ َ ا ى َ ل ع
َ و َ
آل َسيِّ ِدن ُ َ َّ ٍ َ
د م ح م ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ
َ
ك يَا أرْ َح َم َّ
ض َعنا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ َ
ان اِلىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ َ َّ َّ
ص َحابَ ِة َوالتابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التابِ ِع ْينَ لهُ ْم بِاِحْ َس ٍ َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة ال َّ
َّاح ِم ْينَ
الر ِ
ت اللهُ َّم أَ ِع َّز ْا ِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َ\ْن َوأَ ِذ َّل ال ِّشرْ َ
ك ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي َ\ْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ
اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ
ك ِإلَى يَوْ َم َ ْ
اخذلْ َم ْن َخ َذ َل ال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ أ ْعدَا َء ال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ ُ ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ ك ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ َو ْال ُم ْش ِر ِكي َ\ْن َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ
صةً ال ِّدي ِْن .اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا\ َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا ِا ْندُونِي ِْسيَّا خآ َّ
ارَ .ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا اب النَّ ِ آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ َ .ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ َو َسائِ ِر ْالب ُْلد ِ
ْ ُ ْ
ان َوإِيْتآ ِء ِذي القرْ ب َى َويَ ْنهَى ع َِن الفَحْ شآ ِء ْ ْ ْ
َاس ِر ْينَ ِ .عبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُرنَا\ بِال َع ْد ِل َوا ِإلحْ َس ِ ْ
اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ الخ ِ َو ْ
َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَرْ
)Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU
Surakarta
Tags:
#khutbah
Share:
KAMIS 15 NOVEMBER 2018 10:30 WIB
Khutbah I
Alhamdulillah, pada bulan ini kita memasuki bulan Rabi’ul Awal 1440 H. Dalam bahasa
Jawa biasa kita sebut dengan bulan Maulud atau bulan Maulid. Sebutan ini selaras dengan
makna harfiahnya, momen kelahiran, persisnya kelahiran Baginda Nabi Muhammad
merupakan kenikmatan yangﷺ . Kelahiran Nabi Muhammadﷺ
bagi seluruh alam. Penting bagi kita sebagai umat Islam untukﷻ amat besar dari Allah
bersyukur atas kelahiran Nabi dan mengekspresikan kegembiraan dan kebahagiaan ketika
memperingati Maulid Nabi. Ibnu Hajar sebagaimana dikutip oleh Imam Jalaludin As Suyuti
dalam kitab al-Hawi lil Fatawi, juz 1 halaman 230 menyatakan bahwa peringatan
Maulid Nabi Muhammad ﷺmerupakan ritual untuk mensyukuri nikmat Allah
ﷻ. Karena itu, dalam kesempatan yang mulia ini khatib ingin menyampaikan
bagaimana hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad ?ﷺbagaimana cara
merayakan Maulid Nabi Muhammad ?ﷺdan bagaimana esensi perayaan
Maulid Nabi Muhammad ?ﷺ
Sementara itu, Imam Jalaludin As Suyuti dalam kitab al-Hawi lil Fatawi, juz 1 halaman 230
menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi sebaiknya diisi dengan kegiatan yang
menandakan syukur kita kepada Allah ﷻatas kelahiran Nabi Muhammad
ﷺ. Seperti pembacaan Al-Qur’an, sedekah terhadap fakir miskin,
membahagiakan keluarga dengan syukuran, pembacaan sejarah perjuangan, perilaku,
keteladanan, dan pujian terhadap Nabi Muhammad ﷺ. Seperti dengan membaca
kitab Barzanji dan kitab Burdah. Tujuannya adalah agar kita dapat meniru akhlak dan
perilaku Nabi, sehingga hati dan pikiran kita tergerak untuk melakukan kebaikan dan
berorientasi pada akhirat.
Bagaimana Esensi perayaan Maulid Nabi Muhammad ?ﷺAda hal penting bagi
kita dalam merayakan maulid Nabi Muhammad ﷺ, yaitu ungkapan rasa syukur
kita atas rahmat Allah ﷻyang agung bagi seluruh alam semesta. Yaitu kelahiran Nabi
Muhammad ﷺ. Kelahiran Nabi Muhammad merupakan rahmat yang agung
untuk alam semesta ini. Imam Hakim meriwayatkan hadis dalam kitab Mustadrak Shahihain,
Juz 1 halaman 91. Nabi bersabda:
“Wahai manusia, tiada lain aku ini adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah untuk
kalian).”
Selain itu, penting juga mengingat pesan presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno
dalam pidatonya pada peringatan Maulid Nabi tahun 1963 di Jakarta. Beliau menjelaskan
bahwa kita saat ini merayakan maulid Nabi. Apa sebenarnya yang kita rayakan? Hakikat
merayakan Maulid Nabi tidak hanya memperingati kelahiran Nabi saja, bukan sekadar beliau
dahulu adalah seorang Nabi, namun yang kita rayakan adalah ajaran, konsepsi, dan agama
yang beliau berikan kepada umatnya. Diberi oleh Allah ﷻvia Malaikat Jibril kepada
Rasul, Rasul meneruskan lagi kepada umat, yaitu kita saat ini. Itu yang kita rayakan saat ini.
Oleh karena itu kita berkata: Jika benar-benar engkau mencintai Nabi Muhammad
ﷺ, jika benar-benar engkau merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ
bin Abdullah, jika benar-benar engkau merayakan Rasulullah yang punya hari maulid,
kerjakanlah apa yang beliau perintahkan, kerjakanlah apa perintah agama yang beliau bawa,
kerjakan sama sekali, agar supaya benar-benar kita bisa berkata: kita telah menerima agama
yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ.
Oleh karena itu dalam kesempatan yang berbahagia ini, yaitu di bulan kelahiran Nabi
Muhammad ﷺ, mari kita menjadikan Rasulullah Nabi Muhammad
ﷺsebagai teladan dan contoh dalam beragama. siapa pun kita, baik sebagai
pejabat maupun rakyat, baik sebagai orang kaya maupun kaum papa, baik sebagai pemimpin
maupun yang dipimpin, baik sebagai politisi maupun pemilik aspirasi, mari kita meneladani
perilaku Nabi Muhammad ﷺyang penuh dengan adab dan kesopanan, akhlak
beliau yang mulia, sifat beliau yang pemaaf, perkataan beliau yang lemah lembut dan jauh
dari sikap kasar, dan selalu membimbing umat menuju kebaikan dan kemaslahatan. Semoga
kita semua benar-benar dapat menjalankan ajaran beliau sehingga kita benar-benar diakui
sebagai umatnya dan mendapatkan syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat. Allahumma
aamiin.
أَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل
صلَّى هللاُ صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما .اللهُ َّم َ صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ تَعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ
ْ َ
َّاش ِد ْينَ أبِى بَك ٍر َو ُع َمر َ ْ
ض اللهُ َّم ع َِن ال ُخلفَا ِء الر ِ ّ ْ
ك َو َمآلئِ َك ِة ال ُمقَ َّربِي َ\ْن َوارْ َ ك َو ُر ُسلِ َ ْ َ َ َ
آل َسيِّ ِدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلى انبِيآئِ َ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ
ك يَا أَرْ َح َم ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ ان اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َس ٍَوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة ال َّ
َّاح ِم ْينَ
الر ِ
ت اللهُ َّم أَ ِع َّز ْا ِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َ\ْن َوأَ ِذ َّل ال ِّشرْ َ
ك ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي َ\ْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ
َ
ك إِلى يَوْ َم َ ْ ِّ ْ َ رْ ْ ْ ْ
ص َر الدينَ َواخذ َمن خذ َل ال ُمسلِ ِمينَ َو َد ِّم أعدَا َء الدي ِْن َواع ِل كلِ َماتِ ََ َ ْ لْ ُ ْ ْ ِّ ك ْال ُم َوحِّ ِدية َوانص َمن ن َ
َ ْ ُرْ ْ َ َّ َو ْال ُم ْش ِر ِكي َ\ْن َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ
صةً ال ِّدي ِْن .اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َوال َوبَا َء َوالزالَ ِز َل َوال ِم َحنَ َوسُوْ َء الفِتنَ ِة َوال ِم َحنَ َما ظهَ َر ِمنهَا\ َو َما بَطنَ ع َْن بَل ِدنَا اِندُونِي ِْسيَّا خآ َّ
ْ َ َ ْ َ ْ ْ ْ ْ َّ ْ
ارَ .ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا اب النَّ ِ آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ َ .ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ َو َسائِ ِر ْالب ُْلد ِ
ان َوإِيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شآ ِء س حْ
ِ َ ِ َ ِ َ ِإل ْ
ا و ل ْ
د ع ل ْ اب \ اَ ن ر
ُ م ْ
َ َ ُأ ي هللا َّ
ن إ ! هللاد ا
ِ ِ نَ ِ َ َ ِ ِ بع . ْ
ي ر َاس خ ل ْ
ا م
وْ ِ نَ َّ
َن ن ُ
ك َ نَ ل َا نم ح
َ َْ َرْ تو َا نَ ل اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ
َو ْ
َو ْال ُمن َك ِر َوالبَغي يَ ِعظك ْم ل َعلك ْم تَذكرُوْ نَ َواذكرُوا هللاَ ال َع ِظ ْي َم يَذكرْ ك ْم َواشكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْدك ْم َول ِذك ُر هللاِ
ْ َ ُ ُ ْ ُ ُ ْ ْ ُ ْ َّ َ ُ َّ َ ُ ُ ْ ْ ْ
Ahlussunnah Wal Jamā'ah (Aswaja) membedakan antara teks wahyu (Al-Qur'an dan
Sunnah), penafsiran dan penerapannya, dalam upaya melakukan tahqīq
manāth (memastikan kecocokan sebab hukum pada kejadian) dan takhrīj
manāth (memahami sebab hukum). Metodologi inilah yang melahirkan Aswaja.
Aswaja adalah mayoritas umat Islam sepanjang masa dan zaman, sehingga golongan
lain menyebut mereka dengan sebutan: "Al-'Āmmah (orang-orang umum) atau Al-
Jumhūr", karena lebih dari 90 persen umat Islam adalah Aswaja.
Aswaja adalah golongan yang menjadikan hadis Jibrīl yang diriwayatkan oleh Muslim
dalam Shahīh-nya, sebagai dalil pembagian pilar agama menjadi tiga: Iman, Islam dan
Ihsān, untuk kemudian membagikan ilmu kepada tiga ilmu utama, yaitu: akidah, fiqih
dan suluk. Setiap imam dari para imam Aswaja telah melaksanakan tugas sesuai bakat
yang Allah berikan.
Mereka bukan hanya memahami teks wahyu saja, tapi mereka juga menekankan
pentingnya memahami realitas kehidupan. Al-Qarāfī dalam kitab Tamyīz Al-
Ahkām menjelaskan: Kita harus memahami realitas kehidupan kita. Karena jika kita
mengambil hukum yang ada di dalam kitab-kitab dan serta-merta menerapkannya
kepada realitas apapun, tanpa kita pastikan kesesuaian antara sebab hukum dan
realitas kejadian, maka kita telah menyesatkan manusia.
Disamping memahami teks wahyu dan memahami realitas, Aswaja juga menambahkan
unsur penting ketiga, yaitu tata cara memanifestasikan atau menerapkan teks wahyu
yang absolut kepada realitas kejadian yang bersifat relatif. Semua ini ditulis dengan jelas
oleh mereka, dan ini juga yang dijalankan hingga saat ini. Segala puji hanya bagi Allah
yang karena anugerah-Nya semua hal baik menjadi sempurna.
Inilah yang tidak dimiliki oleh kelompok-kelompak radikal. Mereka tidak memahami teks
wahyu. Mereka meyakini bahwa semua yang terlintas di benak mereka adalah
kebenaran yang wajib mereka ikuti dengan patuh. Mereka tidak memahami realitas
kehidupan. Mereka juga tidak memiliki metode dalam menerapkan teks wahyu pada
tataran realitas. Karena itu mereka sesat dan menyesatkan, seperti yang imam Al-Qarāfī
jelaskan.
Aswaja tidak mengafirkan siapapun, kecuali orang yang mengakui bahwa ia telah keluar
dari Islam, juga orang yang keluar dari barisan umat Islam. Aswaja tidak pernah
mengafirkan orang yang salat menghadap kiblat. Aswaja tidak pernah menggiring
manusia untuk mencari kekuasaan, menumpahkan darah, dan tidak pula mengikuti
syahwat birahi (yang haram).
Diriwayatkan dari sahabat Abu Musa Al-Asy'arī, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
"...hingga seseorang membunuh tetangganya, saudaranya, pamannya dan sepupunya.",
Para sahabat tercengang: "Subhānallah, apakah saat itu mereka punya akal yang
waras?" Rasulullah menjawab: "Tidak. Allah telah mencabut akal orang-orang yang
hidup pada masa itu, sehingga mereka merasa benar, padahal mereka tidaklah dalam
kebenaran."
Rasulullah juga bersabda: "Barangsiapa yang keluar dari barisan umatku, menikam
(membunuh) orang saleh dan orang jahatnya, ia tidak peduli pada orang mukmin juga
tidak menghormati orang yang melakukan perjanjian damai (ahlu dzimmah), sungguh
dia bukanlah bagian dari saya, dan saya bukanlah bagian dari dia."
Kemudian, setelah musibah (teror golongan radikal) ini menimpa, kita baru memahami
bahwa metode mengajar ulama Al-Azhar itu merupakan kebenaran. Mereka
membangun piramida (ilmu kita) sesuai cara yang benar: membangun pondasi piramida
dari bawah, hingga sampai pada ujung lancipnya yang berada di atas. Sementara
kelompok radikal membalik cara membangun piramida (ilmu mereka, ujungnya di
bawah, dan pondasinya di atas) hingga piramida itu runtuh mengenai kepala mereka
sendiri.
Aswaja tidak memungkiri peran akal, bahkan mereka mampu mensinergikan akal dan
teks wahyu, serta mampu hidup damai bersama golongan lain. Aswaja tidak pernah
membuat opini umum palsu (memprovokasi). Mereka tidak pernah bertabrakan
(melakukan kekerasan) dengan siapapun di jagad raya. Aswaja justru membuka hati
dan jiwa mereka untuk semua orang, hingga mereka berbondong-bondong masuk
Islam.
Para ulama Aswaja telah melaksanakan apa yang harus mereka lakukan pada zaman
mereka. Karena itu kita juga harus melaksanakan kewajiban kita di zaman ini dengan
baik. Kita wajib memahami teks wahyu, memahami realitas dan mempelajari metode
penerapan teks wahyu pada realitas.
Pesan saya kepada umat Islam dan dunia luar: Ketahuilah bahwa Al-Azhar adalah
pembina Aswaja. Sungguh oknum-oknum (yang membencinya) telah menyebar kabar
keji, dusta dan palsu bahwa Al-Azhar telah mengalami penetrasi (dan lumpuh). Mereka
ingin membuat umat manusia meragukan Al-Azhar sebagai otoritas yang terpercaya,
hingga mereka tidak mau kembali lagi kepada Al-Azhar sebagai tempat rujukan dan
perlindungan.
Al-Azhar tetap berdiri dengan pertolongan Allah SWT, dibawah pimpinan grand
syaikhnya. Setiap hari Al-Azhar berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan mulianya, juga
membuka mata seluruh dunia, menyelamatkan mereka dari musibah (radikalisme) yang
menimpa.
Al-Azhar tidak disusupi dan tak akan lumpuh selamanya hingga hari akhir, karena Allah
Yang membangunnya dan melindunginya. Allah juga Yang mentakdirkan orang-orang
pilihan-Nya untuk mejalankan manhaj Aswaja di Al-Azhar, meski orang fasik tidak
menyukainya.
Doakanlah untuk kami, semoga Allah memberi kami tuntunan taufīq agar kami bisa
melakukan hal yang dicintai dan diridhoi-Nya.
Doakan agar kami mampu menyebar luaskan agama yang benar ini, dengan
pemahaman dan praktek yang benar juga, dan semoga kami mampu menjelaskan jalan
yang penuh cahaya ini kepada umat manusia, sesuai ajaran Rasulullah.
Doakan kami semoga Allah membimbing kita semua -di muktamar ini, dan pasca
muktamar- semoga muktamar ini bisa menjadi awal perbaikan citra Islam di kalangan
korban Islamophobia, baik muslim maupun non-muslim.