You are on page 1of 13

PENGARUH PAJAK, MEKANISME BONUS, UKURAN PERUSAHAAN,

KEPEMILIKAN ASING, DAN TUNNELING INCENTIVE TERHADAP


TRANSFER PRICING
(Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Listing
Di BEI Tahun 2011-2014)

Oleh:
Thesa Refgia
Pembimbing : Vince Ratnawati dan Rusli

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru. Indonesia


Email: thesa.refgia24@gmail.com

The Effects of tax, bonus mechanism, firm size, foreigh ownership, and
tunneling incentive to transfer pricing

ABSTRACT
Transfer pricing is a result of business growth business today. National companies
now become the multinational corporations whose activities are not only centered on one
country alone, but in some countries. This is done for tax evasion in order to obtain high
profits. The purpose of this study to examine the effect of tax, bonus mechanism, firm size,
foreign ownership and tunneling incentive to transfer pricing in the company's chemical
and basic industry sectors listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2014. These
samples were obtained by purposive sampling method using several criteria in order to
obtain a sample of 13 companies. Hypothesis testing is done by linear regression models
with SPSS 16. The result shows that tax have significant effect on transfer pricing at
0.049 < 0.050 level of significance, foreign ownership have significant effect on transfer
pricing at 0.044 < 0.050 level of significance, and tunneling incentive have significant
effect on transfer pricing at 0.005 < 0.050 level of significance, the mechanism of
bonuses doesn’t take any effect on transfer pricing at 0.757 > 0.050 level of significance
and company size doesn’t take any effect on transfer pricing at 0.427 > 0.050 level of
significance. The amount of determination (r2) of the tax effect, the mechanism of
bonuses, company size, foreign ownership and tunneling incentive to transfer pricing that
is equal to 27.2%, while the remaining 72.8% is influenced by other variables not
examined in this study.

Keywords: Taxes, Mechanism Bonus, Company Size, Foreign Ownership Incentive And
Tunneling Against Transfer Pricing.

PENDAHULUAN Sehingga menyebabkan perusahaan


menjadikan proses produksinya
Dengan perkembangan dunia dalam departemen-departemen
usaha bisnis saat ini, perusahaan- produksi. Hal ini mungkin tidak
perusahaan nasional kini menjelma menjadi sulit apabila hanya terjadi di
menjadi perusahaan-perusahaan sebuah perusahaan dalam satu
multinasional yang kegiatannya tidak Negara karena beban-beban serta
hanya berpusat pada satu Negara, biaya-biaya yang dikeluarkan akan
melainkan di beberapa Negara. lebih mudah terukur. Namun, hal ini
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 543
akan menjadi sulit apabila suatu harga beli dan memperkecil harga
perusahan memiliki anak perusahaan jual antara perusahaan dalam satu
diberbagai Negara dan itulah yang grup dan mentransfer laba yang
terjadi saat ini. Perusahaan ini akan diperoleh kepada grup yang
sulit menentukan harga penjualan dan berkedudukan di Negara yang
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menerapkan tarif pajak rendah .
rangka pengawasan dan pengukuran Sehingga semakin tinggi tarif pajak
kinerja perusahaan. Oleh karena itu, suatu Negara makan akan semakin
dilakukan sebuah kegiatan yang besar kemungkinan perusahaan
disebut transfer pricing dalam rangka melakukan transfer pricing. Namun
penentuan harga tersebut. karena belum tersedianya peraturan
Transfer pricing adalah harga yang baku maka pemeriksaan
yang ditentukan dalam transaksi antar transfer pricing sering kali
anggota divisi dalam sebuah dimenangkan oleh wajib pajak dalam
pengadilan pajak sehingga
perusahaan multinasional, dimana
perusahaan multinasional semakin
harga transfer yang ditentukan termotivasi untuk melakukan transfer
tersebut dapat menyimpang dari pricing (Julaikah, 2014).
harga pasar dan cocok antar Terdapat beberapa kajian
divisinya. Transfer pricing mengenai faktor-faktor yang
merupakan harga transfer atas harga mempengaruhi transfer pricing.
jual barang, jasa, dan harta tidak Faktor-faktor tersebut, diantaranya:
pajak, mekanisme bonus, ukuran
berwujud kepada anak perusahaan
perusahaan, kepemilikan asing, dan
atau kepada pihak yang berelasi atau tunneling incentive. Faktor-faktor
mempunyai hubungan istimewa yang tersebut akan digunakan sebagai
berlokasi di berbagai negara (Astuti, variabel independen dalam penelitian
2008: 12). ini.
Namun, dalam prakteknya Rumusan masalah penelitian ini
transfer pricing digunakan oleh adalah: 1) Apakah pajak berpengaruh
terhadap transfer pricing? 2) Apakah
beberapa perusahaan multinasional mekanisme bonus berpengaruh
untuk menghindari pungutan pajak terhadap transfer pricing? 3) Apakah
yang besar dengan cara mengecilkan ukuran perusahaan berpengaruh
pajaknya dan membuat beberapa terhadap transfer pricing? 4) Apakah
Negara mengalami kerugian dalam kepemilikan asing berpengaruh
penerimaan pajak. Salah satunya, terhadap transfer pricing? 5) Apakah
tunneling incentive berpengaruh
yaitu Indonesia yang mengandalkan
terhadap transfer pricing?
pajak dalam APBNnya. Menurut Berdasarkan perumusan
Direktur Eksekutif Center For masalah yang telah diuraikan, maka
Indonesian Taxation, Yustinus tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk
Prabowo, Indonesia berpotensi menganalisis pengaruh pajak
kehilangan penerimaan pajak lebih terhadap transfer pricing. 2) Untuk
dari Rp. 1.300 triliun setiap tahunnya. menganalisis pengaruh mekanisme
bonus terhadap transfer pricing. 3)
Praktik transfer pricing biasa
Untuk menganalisis pengaruh ukuran
dilakukan dengan cara memperbesar
perusahaan terhadap transfer pricing.

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 544


4) Untuk menganalisis pengaruh Pajak
kepemilikan asing terhadap transfer Menurut Undang-Undang
pricing. 5) Untuk menganalisis Nomor 16 tahun 2009 tentang
pengaruh tunneling incentive Ketentuan Umum dan Tata Cara
terhadap transfer pricing. Perpajakan: “pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang
TELAAH PUSTAKA DAN oleh orang pribadi atau badan yang
PENGEMBANGAN HIPOTESIS bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak
Transfer Pricing mendapatkan imbalan secara
Transfer pricing adalah suatu langsung dan digunakan untuk
kebijakan perusahaan dalam keperluan negara bagi sebesar-
menentukan harga transfer suatu besarnya kemakmuran rakyat”.
transaksi baik itu barang, jasa, harta Salah satu alasan perusahaan
tak berwujud, atau pun transaksi melakukan transfer pricing adalah
financial yang dilakukan oleh adanya pembayaran pajak.
perusahaan. Terdapat dua kelompok Pembayaran pajak yang tinggi
transaksi dalam transfer pricing, membuat perusahaan melakukan
yaitu intra-company dan inter- penghindaran pajak, yaitu dengan
company transfer pricing. Intra- cara melakukan transfer pricing.
company transfer pricing merupakan Dalam kegiatan transfer pricing,
transfer pricing antar divisi dalam perusahaan-perusahaan multinasional
satu perusahaan. Sedangkan inter- dengan beberapa cabang diberbagai
company transfer pricing merupakan negara cenderung menggeser
transfer pricing antara dua kewajiban perpajakannya dari
perusahaan yang mempunyai negara-negara yang memiliki tarif
hubungan istimewa. Transaksinya pajak yang tinggi ke negara-negara
sendiri bisa dilakukan dalam satu yang menerapkan tarif pajak rendah.
Negara (domestic transfer pricing), Sebagaimana yang dinyatakan
maupun dengan Negara yang berbeda oleh Mangoting (2000) bahwa
(internasional transfer pricng) (Budi praktik transfer pricing sering kali
dalam Hadi Setiawan, 2014). dimanfaatkan oleh perusahaan-
Transfer pricing merupakan perusahaan multinasional untuk
harga transfer atas harga jual barang, meminimalkan jumlah pajak yang
jasa, dan harta tidak berwujud kepada harus dibayar. Praktik transfer
anak perusahaan atau kepada pihak pricing dapat dilakukan dengan cara
yang berelasi atau mempunyai memperbesar harga beli atau
hubungan istimewa yang berlokasi di memperkecil harga jual antara
berbagai negara (Astuti, 2008: 12). perusahaan dalam satu grup dan
Praktik transfer pricing pada mentransfer laba yang diperoleh
dasarnya dapat terjadi karena adanya kepada grup yang berkedudukan di
suatu hubungan istimewa antar Negara yang menerapkan tarif pajak
perusahaan yang berada dalam satu rendah.
grup perusahaan multinasional, Sehingga semakin tinggi tarif
sehingga mereka bisa bernegosiasi pajak suatu Negara maka akan
dan bekerja sama dengan baik dalam semakin besar kemungkinan
penentuan harga transfer. perusahaan memanipulasi agar
mengalihkan penghasilannya kepada

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 545


perusahaan di Negara yang memiliki laporan keuangan perusahaan agar
tarif pajaknya lebih sedikit. Namun memperoleh mekanisme bonus yang
karena belum tersedianya peraturan maksimal.
yang baku maka pemeriksaan Dalam menjalankan tugasnya,
transfer pricing sering kali para direksi cenderung menunjukkan
dimenangkan oleh wajib pajak dalam kinerja yang baik kepada pemilik
pengadilan pajak sehingga perusahaan untuk memperoleh bonus
perusahaan multinasional semakin dalam mengelola perusahaan.
termotivasi untuk melakukan transfer Pemilik perusahaan tidak hanya
pricing (Julaikah, 2014). memberikan bonus kepada direksi
Dalam penelitian terdahulu yang dapat mengahasilkan laba untuk
yang dilakukan oleh Yunaisih dkk. divisi atau subunit, tetapi juga kepada
(2012), Hartati dkk. (2014), Pramana direksi yang bersedia bekerjasama
(2014) dan Yugi Susanti (2015) yang demi kebaikan dan keuntungan
hasil penelitiannya menunjukkan perusahaan secara keseluruhan. Hal
bahwa pajak berpengaruh terhadap ini didukung oleh pendapat Horngren
transfer pricing. Berdasarkan uraian dalam Mutamimah (2008) yang
tersebut, rumusan hipotesis yang menyebutkan bahwa kompensai
dapat diajukan: (bonus) direksi dilihat dari kinerja
H1 : Pajak berpengaruh berbagai divisi atau tim dalam satu
terhadap transfer pricing. organisasi. Semakin besar laba
perusahaan secara keseluruhan yang
Mekanisme Bonus dihasilkan, maka semakin baik citra
Mekanisme bonus adalah para direksi dimata pemilik
kompensasi tambahan atau perusahaan.
penghargaan yang diberikan kepada Oleh sebab itu, direksi mampu
pegawai atas keberhasilan pencapain mengangkat laba pada tahun yang
tujuan-tujuan yang ditargetkan oleh diharapkan yaitu dengan menjual
perusahaan. Mekanisme bonus persediaan kepada antarperusahaan
berdasarkan laba merupakan cara satu grup dalam perusahaan
yang paling sering digukanakan multinasional dengan harga dibawah
perusahaan dalam memberikan pasar. Hal ini akan mempengaruhi
penghargaan kepada direksi atau pendapatan perusahaan dan
manajer. Maka, karna berdasarkan meningkatkan laba pada tahun
tingkat laba direksi atau manajer tersebut.
dapat memanipulasi laba tersebut Merujuk pada penelitian yang
untuk memaksimalkan penerimaan dilakukan oleh Hartati dkk (2014)
bonus. menemukan bahwa mekanisme bonus
Sebagaimana yang dinyatakan berpengaruh terhadap transfer
oleh Purwanti (2010), Tantiem / pricing.
bonus merupakan penghargaan yang H2 : Mekanisme Bonus
diberikan oleh RUPS kepada anggota berpengaruh terhadap transfer
Direksi setiap tahun apabila pricing.
perusahaan memperoleh laba. Sistem
pemberian kompensasi bonus ini Ukuran Perusahaan
dapat membuat para pelaku terutama Surbakti (2012),
manajer diperusahaan dapat mengungkapkan bahwa perusahaan
melakukan perekayasaan terhadap yang memiliki total aktiva besar

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 546


menunjukkan bahwa perusahaan pengendali dan manajemen dengan
tersebut telah mencapai tahap pemegang saham non pengendali.
kedewasaan dimana dalam tahap ini Menurut Dion (2009),
arus kas perusahaan sudah positif dan pemegang saham non pengendali
dianggap memiliki prospek yang baik mempercayakan pemegang saham
dalam jangka waktu yang relatif pengendali untuk mengawasi
lama, selain itu juga mencerminkan manajemen karena pemegang saham
bahwa perusahaan relatif lebih stabil pengendali memiliki posisi yang
dan lebih mampu menghasilkan laba lebih baik dan memiliki akses
dibanding perusahaan dengan total informasi yang lebih baik. Hal ini
aset yang kecil. Semakin besar aset menyebabkan pemegang saham non
suatu perusahaan dapat disimpulkan pengendali berada di dalam posisi
bahwa kompleksitas yang dimiliki yang paling lemah sehingga
perusahaan juga bertambah luas, pemegang saham pengendali dapat
termasuk pengambilan keputusan- menyalahgunakan hak kendalinya
keputusan manajemen. untuk kesejahteraannya sendiri
Ukuran perusahaan dapat (Dion, 2009). Penggunaan hak
menentukan banyak sedikitnya kendali untuk memaksimalkan
praktik transfer pricing pada kesejahteraan pribadi dengan
perusahaan. Pada perusahaan yang distribusi kekayaan dari pihak lain
berukuran relative lebih besar akan disebut dengan ekspropriasi.
dilihat kinerjanya oleh masyarakat Salah satu bentuk ekspropriasi
sehingga para direksi atau manajer adalah dengan cara transfer pricing.
perusahaan tersebut akan lebih Pemegang saham pengendali asing
berhati-hati dan transparan dalam menjual produk dari perusahaan yang
melaporkan kondisi keuangnnya. ia kendalikan ke perusahaan
Sedangkan perusahaan yang pribadinya dengan harga di bawah
berukuran lebih kecil dianggap lebih pasar. Hal tersebut dilakukan
mempunyai kecenderungan pemegang saham pengendali asing
melakukan transfer pricing untuk untuk memperoleh keuntungan
menunjukkan kinerja yang pribadi dan merugikan pemegang
memuaskan. saham non pengendali (Atmaja,
H3 : Ukuran perusahaan 2011).
berpengaruh terhadap transfer H4 : Kepemilikan Asing
pricing. berpengaruh terhadap transfer
pricing.
Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing merupakan Tunneling Incentive
kepemilakan saham yang dimiliki Munculnya tunneling ini karena
oleh perorangan atau institusional adanya masalah keagenan antara
asing. Di perusahaan-perusahaan pemegang saham mayoritas dengan
Asia terutama di Indonesia pemegang saham minoritas. Hal ini
menggunakan menggunakan struktur disebabkan oleh kepentingan dan
kepemilikan yang terkonsentrasi. tujuan yang berbeda oleh masing-
Struktur kepemilikan terkonsentrasi masing pihak. Kepemilikan saham
cenderung menimbulkan konflik yang terkonsentrasi pada salah satu
kepentingan antara pemegang saham pihak atau satu kepentingan akan
memberikan kemampuan untuk

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 547


mengendalikan kegiatan bisnis pendekatan purposive sampling,
perusahaan yang berada di bawah artinya sampel yang digunakan
kendalinya. adalah sampel yang memenuhi
Jika praktek transfer pricing kriteria tertentu. Tujuan penggunaan
dalam tunneling ini dilakukan oleh metode ini adalah untuk
perusahaan anak dengan cara menjual mendapatkan sampel representative.
persedian kepada perusahaan induk Berdasarkan proses pemilihan
dengan harga jauh dibawah harga sampel, dari 59 populasi yang
pasar, maka secara otomatis akan tersedia, diperoleh 13 perusahaan
berpengaruh pada pendapatan yang yang diteliti selama empat periode,
diperoleh perusahaan anak, yang sehingga sampel yang dapat
mengakibatkan laba perusahaan akan digunakan sebanyak 52 sampel.
semakin kecil dari yang seharusnya. Kemudian, metode analisis data yang
Atau bahkan apabila perusahaan anak digunakan dalam penelitian ini
membeli persediaan kepada adalah analisis regresi linear
perusahaan induk dengan harga yang berganda. Jenis data yang digunakan
jauh lebih mahal dari harga wajar dalam penelitian ini adalah data
maka pembebanan biaya bahan baku sekunder, dengan teknik
itu juga akan sangat berpengaruh pengumpulan data secara
terhadap laba yang akan diperoleh dokumentasi yang diakses langsung
perusahaan anak, dan hal ini akan melalui website BEI,www.idx.co.id.
sangat menguntungkan bagi
perusahaan induk yang tidak lain Definisi Operasional dan
adalah pemegang saham mayoritas Pengukuran Variabel Penelitian
atas perusahaan anak tersebut.
Transfer Pricing (Y)
Berbeda halnya dengan yang dialami
Transfer pricing merupakan
oleh pemegang saham minoritas yang
suatu kebijakan perusahaan dalam
jelas dirugikan oleh adanya praktik
menentukan harga transfer suatu
ini, yaitu deviden yang akan mereka
transaksi baik itu barang, jasa, harta
terima akan semakin kecil atau
tak berwujud, atau pun transaksi
bahkan tidak akan ada pembagian
finansial dalam transaksi antara
deviden akibat perusahaan
pihak-pihak yang mempunyai
mengalami kerugian dengan besarnya
hubungan istimewa untuk
pembebanan atas biaya persediaan
memaksimalkan laba.
yang dilakukan oleh perusahaan
Tunneling incentive diukur
(Lailiyul,2015).
dengan cara :
H5 : Tunneling incentive
berpengaruh terhadap transfer
pricing. x 100%

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan


Populasi yang digunakan pada nilai transaksi pihak berelasi karena
penelitian ini adalah perusahaan transfer pricing dan transaksi pihak
sektor industri dasar dan kimia yang berelasi merupakan transaksi dengan
terdftar di Bursa Efek Indonesia pihak yang memiliki hubungan
tahun 2011-2014 yang berjumlah istimewa.
sebanyak 13 perusahaan. Sedangkan
sampel penelitian dipilih dengan Pajak (X1)

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 548


Pajak adalah kontribusi wajib Tunneling Incentive (X5)
kepada negara yang terutang oleh Tunneling merupakan aktivitas
orang pribadi atau badan yang pengalihan asset dan laba keluar
bersifat memaksa berdasarkan perusahaan untuk kepentingan
Undang-Undang. Pajak dalam pemegang saham pengendali
penelitian ini diukur dengan Effective perusahaan tersebut (Johnson dalam
tax rate (ETR). Pratama dan Siswantaya, 2014).
Effective tax rate yang Tunneling incentive ini diukur
merupakan perbandingan tax expense dengan cara : persentase
dikurangi differed tax expense dibagi kepemilikan saham di atas 20%
dengan laba kena pajak (Yuniasih et sebagai pemegang saham
al.,2012). Cara mengukur ETR,yaitu pengendali.
dengancara:
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Mekanisme Bonus (X2)
Uji Statistik Deskriptif
Mekanisme bonus merupakan
Statistik deskriptif merupakan
komponen penghitungan besarnya
proses transformasi data penelitian
jumlah bonus yang diberikan oleh
dalam bentuk tabulasi sehingga
pemilik perusahaan atau para
mudah dipahami dan
pemegang saham melalui RUPS
diinterpretasikan. Analisis statistik ini
kepada anggota direksi setiap tahun
digunakan untuk memberikan
apabila memperoleh laba
gambaran dari suatu data yang dilihat
(Suryatiningsih, 2009)
dari nilai minimum, maksimum,
Untuk variabel ini akan diukur
mean, dan standar deviasi (SD).
dengan komponen perhitungan
Variabel yang digunakan dalam
indeks trend laba bersih. Menurut
penelitian ini, yaitu pajak,
Irpan (2010), Indeks Trend Laba
mekanisme bonus, ukuran
Bersih (ITRENDLB) di hitung
perusahaan, kepemilikan asing,
dengan cara :
tunneling incentive serta transfer
pricing sebagai variabel dependen.
x 100% Variabel tersebut telah diuji secara
statistik deskriptif seperti yang
Ukuran Perusahaan (X3) terlihat pada tabel berikut:
Ukuran perusahaan adalah Tabel 1
skala besarnya perusahaan. Uji Statistik Deskriptif
Diukur dengan cara = Logaritma Descriptive Statistics
total asset N Min Max Mean SD
TP 52 .02 .94 .4361 .26497
Kepemilikan Asing (X4)
Pajak 52 .00 .48 .2307 .09287
Kepemilikan saham oleh pihak
MB 52 .25 2.05 1.0487 .40113
asing adalah kepemilikan saham yang
UP 52 11.56 13.46 12.3896 .54574
dimiliki oleh pihak-pihak dari luar
KA 52 .35 .96 .5570 .15590
negeri baik individu maupun TI 52 .30 .81 .5341 .14628
institusional. Diukur dengan cara: Valid N 52
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
x 100%

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 549


Hasil Pengujian Normalitas VIF (Variance Inflation Factors) dan
Uji normalitas bertujuan untuk nilai Tolerance. Jika VIF > 10 dan
menguji apakah dalam model regresi, nilai Tolerance< 0,10 maka terjadi
variabel pengganggu atau variable gejala Multikolinieritas (Ghozali,
residual memiliki distribusi normal. 2013:106).
Uji statistik nonparametrik Tabel 3
Kolmogorov Smirnov (K-S) Coefficientsa
digunakan dalam penelitian ini. Bila Collinearity Statistics
probabilitas signifikansi > 0.05 maka Model
Tolerance VIF
distribusi datanya normal, dan jika (Constant) .265
besarnya nilai signifikansi < 0.05 1
Pajak .904 1.106
maka distribusinya tidak normal
MB .865 1.156
(Ghozali, 2013: 98). UP .852 1.173
KA .128 7.823
Tabel 2 TI .124 8.056
One-Sample Kolmogorov- Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Smirnov Test
Berdasarkan Tabel 3 diatas
UR dapat diketahui bahwa hasil uji
N 52 multikolineritas meunjukan nilai
NParametersa Mean .0000000 tolerance > 0.1 dan nilai variance
Std. Deviation .22601930
inflation factor (VIF) < 10 untuk
Most Extreme Absolute .120
Differences Positive .120
setiap variabel. Maka dapat
Negative -.094
disimpulkan bahwa tidak terdapat
Kolmogorov-Smirnov Z .868 problem multikolinearitas antar
Asymp. Sig. (2-tailed) .438 variabel independen dan layak
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016. digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh Hasil Pengujian Heteroskedastistas


nilai signifikansi untuk Uji heterokedastisitas bertujuan
Unstandardized Residual sebesar untuk mengetahui apakah dalam
0.438, lebih besar dari nilai model regresi terjadi ketidaksamaan
signifikansi yang diharapkan yaitu varian dari residual antara satu
0.05 (0.446 > 0.05), maka dapat pengamatan ke pengamatan yang
disimpulkan bahwa data residual lain. Uji Glejser dilakukan dengan
pada penelitian ini berdistribusi meregresikan variabel-variabel
normal. Independen terhadap nilai absolute
residunya. Jika terdapat pengaruh
Hasil Pengujian Multikolinearitas variabel bebas yang signifikan
Uji multikolinieritas bertujuan terhadap nilai mutlak residualnya
untuk menguji apakah dalam maka dalam model tersebut terdapat
model regresi ditemukan adanya masalah heteroskedatisitas (Gujarat,
korelasi yang tinggi atau sempurna 2009). Hasil pengujia
antar variabel independen. Model heteroskedatisitas diperoleh sebagai
regresi yang baik seharusnya tidak berikut:
terjadi korelasi diantara variabel Tabel 4
independen. Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan cara melihat Dengan Uji Glejser

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 550


Digunakan untuk menguji
seberapa besar pengaruh variabel
Model Sig.
indipenden terhadap variabel
1 (Constant) .719 dependen. Semakin besar jumlah
Pajak .354 koefisien determinasi didalam suatu
Mekanisme Bonus .798 penelitian akan menunjukan kekuatan
Ukuran Perusahaan .872 pengaruh masing-masing variabel.
Kepemilikan Asing .604
Tunneling Incentive .395 Tabel 6
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016. Hasil Uji Determinasi
Model Summaryb

Berdasarkan hasil uji glejser


Std. Error
pada Tabel 4 diatas dapat dilihat R Adjusted of the
bahwa variabel independen memiliki Model R Square R Square Estimate
nilai signifikansi yaitu pajak 0.354 1 .522a .272 .193 .23799
(>0.05), mekanisme bonus memiliki
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
nilai signifikansi sebesar 0.798
(>0.05), ukuran perusahaan memiliki Berdasarkan Tabel 6 dapat
nilai signifikansi sebesar 0.872 dilihat besar nilai R2 sebesar 0.272
(>0.05), kepemilikan asing 0.604 yang berarti variabilitas variabel
(>0.05), dan tunneling incentive dependen yang dapat dijelaskan oleh
memiliki nilai signifikansi sebesar variael independen sebesar 27.2%.
0.395 (>0.05). Jadi dapat disimpulkan Hal ini berarti variabel-variabel
bahwa dalam penelitian ini tidak independen yang meliputi pajak,
terjadi heteroskedastisitas. mekanisme bonus, ukuran
Hasil Pengujian Autokorelasi perusahaan, kepemilikan asing, dan
Berikut ini adalah hasil uji tunneling incentive mempengaruhi
statistik mengenai ada tidaknya transfer pricing sebesar 27.2%,
autokorelasi pada penelitian ini. sedangkan sisanya 72.8%
Tabel 5 dipengaruhi variabel lain yang tidak
b
diteliti dalam penelitian ini.
Model Summary

Durbin- Analisis Regresi Berganda


Model Keterangan Model regresi linier berganda
Watson
adalah model regresi yang memiliki
Tidak terjadi
1 1.781
autokorelasi lebih dari satu variabel independen.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Model regresi linier berganda
dilakukan model yang baik jika
Berdasarkan Tabel 5, diketahui model tersebut memenuhi asumsi
nilai d hitung (Durbin-Watson) normalitas data dan terbebas dari
terletak antara -2 sampai dengan +2 asumsi-asumsi. Persamaan regresi
yaitu 1.781. dapat disimpulkan, tidak linier berganda yaitu :
terdapat autokorelasi dalam
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4
penelitian ini.
+ b5X5 + e
Hasil Pengujian Koefisien
Determinasi Dimana:
Y = Transfer Pricing

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 551


X1 = Pajak 2.013) dan Sig. 0.049 < 0,05, dari
X2 = Mekanisme Bonus hasil pengujian tersebut, maka
X3 = Ukuran Perusahaan keputusannya adalah H1 diterima
X4 = Kepemilikan Asing (Pajak berpengaruh terhadap transfer
X5 =Tunneling Incentive pricing) dan H0 ditolak. Oleh karena
a = Konstanta itu dapat disimpulkan bahwa pajak
b = Koefisien Regresi berpengaruh terhadap transfer
pricing.
Dari hasil penelitian,
didapatkan bahwa koefisien regresi, Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
nilai t dan signifikansi adalah seperti (Mekanisme Bonus Terhadap
pada Tabel 7 berikut : Transfer Pricing)
Hasil pengolahan data yang
Tabel 7 dilihat pada Tabel 7 menunjukkan
Coefficientsa thitung (0.311) < ttabel (2.013) dan Sig.
UC SC (0.757) < 0,05. Maka keputusannya
Model B SE Beta T Sig. adalah H2 ditolak dan H0 diterima.
1 C .910 .808 1.127 .265 Oleh karena itu dapat disimpulkan
PajaK -.764 .377 -.268 -2.024 .049 bahwa mekanisme bonus tidak
MK .028 .089 .042 .311 .757 berpengaruh terhadap terhadap
UP -.053 .066 -.109 -.802 .427 transfer pricing.
KA -1.236 .598 -.727 -2.068 .044
Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
TI
1.907 .647 1.053 2.949 .005 (Ukuran Perusahaan Berpengaruh
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016. Terhadap Transfer Pricing)
Hasil pengolahan data
Dari Tabel 7 terlihat bahwa menunjukkan nilai thitung (-0.802) >
nilai t hitung dari masing-masing ttabel (-2.013) dan Sig. (0.427) > 0,05,
variabel pajak (X1), mekanisme maka keputusannya adalah H3 ditolak
bonus (X2), ukuran perusahaan (X3), dan H0 diterima. Oleh karena itu
kepemilikan asing (X4), dan dapat disimpulkan bahwa ukuran
tunneling incentive (X5) adalah - perusahaan tidak berpengaruh
2.024, 0.311, -0.802, -2.068, 2.949 terhadap transfer pricing.
serta signifikansinya masing-masing
0.049, 0.757, 0.427, 0.044, 0.005. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat
Hasil dari persamaan regresi (Kepemilikan Asing Berpengaruh
dari tabel 4.8 adalah sebagai berikut Terhadap Transfer Pricing)
Y= 0.910 + (-0.764)X1 + (0.028)X2 Hasil pengolahan data
+ (-0.053)X3 + (-1.236)X4 + menunjukkan thitung (-2.068) < ttabel (-
(1.907)X5 + e 2.013) dan Sig. (0.044) < 0,05.,
maka keputusannya adalah H4
Pembahasan diterima dan H0 ditolak. Artinya
kepemilikan asing berpengaruh
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama terhadap transfer pricing.
(Pengaruh Pajak Terhadap
Transfer Pricing) Hasil Pengujian Hipotesis Kelima
Hasil pengolahan data yang (Tunneling Incentive Berpengaruh
dilihat pada Tabel 7 menunjukkan Terhadap Transfer Pricing)
bahwa thitung> ttabel yaitu (-2.024) < (- Hasil pengolahan data

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 552


menunjukkan thitung (2.949) > ttabel memaksimalkan penerimaan
(2.013) dan Sig. (0.005) < 0,05., bonus.
maka keputusannya adalah H5 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga
diterima dan H0 ditolak. Artinya menemukan bahwa ukuran
tunneling incentive berpengaruh perusahaan tidak berpengaruh
terhadap transfer pricing. terhadap transfer pricing.
Semakin besar toal aset yang
SIMPULAN DAN SARAN dimiliki perusahaan, maka
semakin besar ukuran
Simpulan
perusahaan tersebut. Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian
yang berukuran relative lebih
maka kesimpulan penelitian adalah:
besar akan dilihat kinerjanya
1. Hasil uji hipotesis pertama
oleh masyarakat sehingga para
menunjukan pajak berpengaruh
direksi atau manajer perusahaan
terhadap transfer pricing. Hal ini
tersebut akan lebih berhati-hati
menunjukan semakin rendah
dan transparan dalam
nilai Effective Tax Rate maka
melaporkan kondisi keuangnnya.
dianggap semakin baik nilai
Sedangkan perusahaan yang
Effective Tax Rate disuatu
berukuran lebih kecil dianggap
perusahaan. Nilai baik disini
lebih mempunyai kecenderungan
menunjukkan bahwa perusahaan
melakukan transfer pricing
telah berhasil melakukan
untuk menunjukkan kinerja yang
perencanaan pajak. Dimana salah
memuaskan. Sehingga manajer
satu cara untuk melakukan
yang memimpin perusahaan
perencanaan pajak tersebut yaitu
besar kurang memiliki dorongan
dengan cara transfer pricing.
untuk melakukan pengelolaan
Praktik transfer pricing sering
laba, salah satunya dengan
kali dimanfaatkan oleh
melakukan transfer pricing.
perusahaan-perusahaan
4. Hasil pengujian hipotesis
multinasional untuk
keempat menemukan bahwa
meminimalkan jumlah pajak
kepemilikan asing berpengaruh
yang harus dibayar.
terhadap transfer pricing.
2. Hasil uji hipotesis kedua
Semakin besar tingkat
menunjukan mekanisme bonus
kepemilikan asing pada
tidak berpengaruh terhadap
perusahaan maka semakin besar
transfer pricing. Nilai
pengaruh pemegang saham asing
ITRENDLB yang tinggi
dalam menentukan berbagai
menunjukkan dari setiap laba di
keputusan dalam perusahaan
tahun berjalan lebih tinggi
termasuk dalam kebijakan
dibandingkan dengan laba tahun
penentuan harga. Dimana
sebelumnya. Dalam penelitian
kebijakan tersebut dapat
ini nilai INTRENDLBnya dapat
menguntungkan pemegang
dianggap cenderung stabil.
saham asing. Pemegang saham
Dengan nilai yang stabil ini
asing dapat melakukan penjualan
menunjukkan perusahaan kurang
atau pembelian dengan harga
tertarik dalam memanipulasi laba
yang tidak wajar kepada
(earnings management) dan
perusahaan pribadinya sehingga
transfer pricing untuk

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 553


dapat menguntungkan untuk 3. Melakukan penambahan pada
dirinya sendiri. variabel independen sehingga
5. Hasil pengujian hipotesis kelima pengaruhnya dapat terlihat jelas
menemukan bahwa tunneling terhadap transfer pricing, seperti
incentive berpengaruh terhadap Debt Covenant dan Good
transfer pricing. Semakin besar Corporate Governance (GCG)
saham yang dimiliki oleh serta menambah variabel lain yang
pemegang saham maka semakin berkaitan dengan transfer pricing.
besar kemungkinan untuk
melakukan transfer pricing. Hal DAFTAR PUSTAKA
ini dikarenakan, jika perusahaan
Astuti, 2008, Analisis Putusan
anak membeli persediaan kepada
Pengadilan Pajak Atas
perusahaan induk dengan harga
Sengketa Penentuan Harga
yang jauh lebih mahal, maka
Wajar Pada Transaksi
sangat menguntungkan bagi
Transfer Pricing, Skripsi,
perusahaan induk dimana adalah
diakses dari http://
pemegang saham mayoritas atas
journal.ui.ac.id pada tanggal
perusahaan anak tersebut.
6 April 2014.
Namun, pemegang saham
minoritas merasa dirugikan Atmaja, Lukas Setia, 2011. Who
karena deviden yang akan Wants To Be Rational
diterima akan semakin kecil Investor, Kepustakaan
akibat besarnya pembebanan Populer Gramedia, Jakarta.
biaya atas transaksi tersebut.
Dion, 2009. Merger dan Akuisisi,
Saran
Makalah,http://dion.staff.gu
Adapun saran yang dapat
nadarma.ac.id, Desember
diberikan oleh peneliti yang dapat
2015.
digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pembaca, peneliti Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi
selanjutnya adalah : Analisis Multivariat dengan
1. Dalam penelitian ini periode Program IBM SPSS 21,
penelitian yang digunakan relatif Edisi 7, Penerbit Universitas
pendek, untuk penelitian Diponegoro, Semarang.
selanjutnya diharapkan
memperpanjang periode penelitian Gujarat, D. N., & Porter, D. C. 2009.
agar dapat melihat kecenderungan Basic Econometrics. New
yang akan terjadi dalam jangka York: McGraw-Hills.
panjang.
2. Dalam penelitian ini hanya Irpan, 2010. Analisis Pengaruh
menggunakan perusahaan sektor Skema Bonus Direksi, jenis
industri dasar dan kimia, untuk Usaha, Profitabilitas
penelitian kedepannya diharapkan Perusahaan, dan Ukuran
menggunakan sektor objek sampel Perusahaan Terhadap
yang lebih besar dengan Earning Management Studi
mengambil secara keseluruhan Empiris Pada Perusahaan
perusahaan yang terdaftar di BEI. Manufaktur dan Keuangan
yang Listing Di BEI Pada

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 554


Tahun 2008 –2010, Skripsi, Setiawan, Hadi, 2014. Transfer
Fakultas Ekonomika dan Pricing dan Risikonya
Bisnis, UIN Syarif Terhadap Penerimaan
Hidayatullah, Jakarta. Negara. Jurnal.

Julaikah, Nurul. 2014. Hampir Semua Surbakti, T. A, 2012. Pengaruh


Perusahaan Asing Akali Karakteristik Perusahaan
Bayar Pajak, Merdeka, dan Reformasi Perpajakan
http://m.merdeka.com, terhadap Penghindaran
Februari 2016. Pajak di Perusahaan
Industri Manufaktur yang
Lailiyul Wafiroh, Novi, 2015. Terdaftar di Bursa Efek
Pengaruh Pajak, Tunneling Indonesia Tahun 2008-2010,
Incentive Dan Mekanisme Skripsi, Universitas
Bonus Pada Keputusan Indonesia, Depok.
Transfer Pricing
Perusahaan Manufaktur Suryatiningsih, Neneng dan Veronica
Yang Listing Di Bursa Efek Siregar, Sylvia, 2009.
Indonesia (Bei) Periode Pengaruh Skema Bonus Direksi
2011-2013, Jurnal Terhadap Aktivitas Manajemen
Universitas Islam Negeri, Laba: Studi Empiris Pada
Malang. BUMN Periode Tahun 2003-
2006. Jurnal Simposium
Mangoting, Yenni, 2000. Aspek Nasional Akuntansi 11.
Perpajakan Dalam Praktik
Transfer Pricing, Jurnal Undang-Undang Nomor 16 tahun
Akuntansi dan Keuangan, 2009 tentang Ketentuan
Vol. 2, No. 1, Mei. Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Mutaminah, 2008. Tunneling atau
Value Added dalam Strategi Yuniasih, Ni Wayan., Rasmini, Ni
Merger dan Akuisisi di Ketut., dan Wirakusuma,
Indonesia, Manajemen & Made Gede, 2012. Pengaruh
Bisnis, Vol. 7, No. 1. Pajak Dan Tunneling
Incentive Pada Keputusan
Purwanti, Lilik, 2010. Kecakapan Transfer Pricing
Managerial, Skema Bonus, Perusahaan Manufaktur
Managemen Laba, dan Yang Listing Di Bursa Efek
Kinerja Perusahaan, Jurnal Indonesia. Jurnal
Aplikasi Manajemen Vo, 8, Universitas Udayana.
No.2.

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 555

You might also like