dentika Dental Journal, Vol 13, No. 1, 2008: 26-92
PERLAKUAN PADA PERMUKAAN TITANIUM IMPLAN
UNTUK MENDAPATKAN OSSEOINTEGRASI
Subhainit, Ellyza Herda**
“Program Studi
Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Kampus Universitas Syiah Kuala
Darussalam:
E-mail: subhait
Banda Acch
ni @ yahoo.com
**Departemen Iimu Material Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gij
Tl, Salemba Raya No.
Universitas Indonesia
4 Jakaria Pusat, 10430
Abstract
‘The using of implant device is familiar in orthopedic and dental applications. Titanium is a metal that commonly used
as implant materials. The using of titanium as implant materials is based on biocompatible, biomechanic, corrosion
resistant and posses self-healing property on oxides layer surface. Surrounding of these oxides layer is not effective
enough to supply ossesintegration for bone cells after the implantation. Tt is necessary to make titanium surface to
become more osteoconductive and osteoinductive. Several
| metal surface treatment methods have already been,
introduced such as physic, chemical and biochemical treatment.
Key words: implant, tit
im, surface treatment, osseointegration
PENDAHULUAN
Sekarang ini penggunaan piranti implan cukup
luas dipakai pada bedah ortopedi dan bidang ke-
dokteran gigi.'? Berbagai hasil penelitian dan pe-
ngalaman Klinis menyatakan behwa kesuksesan
aplikasi piranti implan tergantung pada’ osseo-
integrasi dengan pertimbangan utara kecocokan
anatomi dan sifat mekanisnya. Sementara itu, pro-
ses oseointegrasi dipengaruhi oleh banyak faktor di
antaranya lokasi anatomi, ukuran implan dan
desain, prosedur pembedahan, efek beban, ling-
kungan biologis, urnur dan jenis kelamin, dan se-
cara khusus karakteristik permukaan implan di
antaranya komposisikimia, wettability (pemba-
sahan), adanya fasa kristalin dan amorfus, keka-
saran dan porositas.'**
Interaksi_awal antara bahan implan dan ling-
kungan biclogis dipengaruhi oleh sifat-sifat per-
mukaan yang mengetur jumlah dan kualitas adhesi
sel-sel pada permukaan implan sehingga sel atau
jjaringan dapat berkembang,’ Spriano dkk. menya-
‘akan komposisi kimia, struktur Kristalografi: dan
morfologi lapisan permukaan dapat dimodifikasi
untuk mendapatkan interaksi yang baik antara
implan dengan sel-sel dain cairan organik di dalam
tubuh.* Sifat-sifat permukaan implan menentukan
pembentukan jaringan tulang baru dan oseointe-
grasi tulang. Persyaratan yang harus dimiliki bahan
implan di antaranya bersifat biokompatibilitas,
bioaktif dengan jaringan sekitamya di dalam tubuh
sehingea dapat terjadi oseointegrasi, dapat mem-
berikan performa yang baik pada saat bahan im-
plan di implantasi, memberikan sifat mekanis yang.
baik yaitu kompatibel dengan bagian yang.diganti-
kannya di dalam tubuh, ketahanan terhadap korosi
dalam cairan-cairan yang terdapat di dalam tw
buh,” dan masih banyak lagi syarat-syarat lain,
Berdasarkan persyaratan tersebut_perkembangan
‘yang begitu pesat telah banyak dilakukan beik pada
‘material titanium muni maupun paduannya
sebagai bahan implan. Hal ini disebabkan titanium
mami maupun paduan titanium memiliki sifat yang
lebih banyak memenuhi persyaratan sebagai bahan
implan dibandingkan logam-logam lain
Titanium mumi maupun paduannya memiliki
sifat biokompatibilitas dan biomekanis (fat
mekanis yang sestai dengan jaringan tubuh) yang
lebih baik dari logam lain ‘serta secara biologi
bersifat inert, dan memiliki ketahanan Korosi yang
sangat tinggi yaitu dengan spontan dapat mem-
bentuk lapisan titanium’ oksida (TiO;) di per-
mukaannya.* Pembentukan lapisan ini dapat terjadi
baik di lingkungan udara maupun elektroit. Lapisan‘Subhaini: Perlakuan pada permukaan tianium implan untuk mendaparkan osseointegrasi 29
ini mempunyai biokompatiblitas yang baik di da-
Jam tubuh manusia, dan mencegah lepasnya (leac-
hhing) material di bawahnya ke dalam tubuh pasien,
‘Apabila lapisan ini terkelupas akibat gaya mekanis
atau penyebab lain di permukaan titanium maka
segera material titanium membentuk lapisan tita-
nium oksida yang baru dalam orde nano-second
(selfhealing) sebingga dapat menghambat korosi
Keunggulan yang dimiliki oleh titanium seperti
yang dijelaskan di alas menyebabkan titanium,
lebih tempitih dikembangkan sebagai bahan implan
daripada jenis logam tainnya.
Performa implan ditunjukkan oleh mekanisme
interaksi antara bahan implan dengan jaringan
sekitamya. Mekanisme interaksi ini terjadi di
interface implan dengan jaringan hidup di dalam
ubuh. Beberapa hasil penelitian yang meneliti
interaksi interface antara implan dengan jaringan
hidup di sekitamya menginformasikan bahwa
komposisi, energi permukaan, dan kekasaran per-
mukaan (‘opografi) bahan implan sangat menentu-
kan performa implan di dalam jaringan tubuh agar
terjadi oseointegrasi, atau dengan kata Jain perm
kaan bahan implan harus bersifat bioaktif.>®
Bahan yang bersifat biokompatibilitas belum
tentu bersifat biosktif untuk memberikan kemam-
puan jaringan hidup beregenerasi di sekitar permu-
Kaan implan. Suatu bahan dikatakan bersifat bio-
aktif tidak hanya memberikan osteoconductive
{ctapi juga _mampu memberikan osteoinductive.
Meskipun titanium memiliki sifat biokompati-
bilitas sehingga memenuhi syarat untuk digunakan
di dalam (ubub atau implantasi, namun lapisan ini
terbukti Kurang bersifatbioaktif untuk meng-
induksi pengendapan calcium phosphate CaP)
pada saat implantasi di dalam cubuh, sehingga
dapat_mengurangi oseointegrasi twlang dengan
bahan implan.*”
Untuk mengatasi- permasalahan tersebut, ber-
bagai modifikasi permukean implan titanium dan
paduan titanium telah dilakukan agar bersifat
osteocoMiuctive dan osteoinductive sehingga ter-
jadi oseointegrasi, di antaranya adalah ‘membuat
permukaan (ilanium menjadi bioaktif melalui
modifikasi Komposisi kimia dan topografi per-
‘mukaan implan yang bersesuaian sebagai retensi
sel tulang pada permuksan implan titanium. Dalam
makalah ini akan dibahas berbagai modifikasi
permukean bahan implan titanium agar menjadi
bioaltif untuk mendapatkan osseointegrasi yang
lebih baik.
LOGAM TITANIUM UNTUK IMPLAN
Perkembangan pemakaian logam dan paduan-
nya dalam bidang medis selama twjuh putuh tahun
terakhir ini mengarah pada titanium dan paduan-
nya dibandingkan dengan logam lain. Titaniwm
mumi memiliki densitas rendah sekitar 4,5 g/cm’,
biokompatibilitas yang baik, tahan korosi, dan sifat
mekanis yang sesuai dengan tulang yaitu ringan,
modulus elastic rendah, high strength, dan high
resilient." Titanium dan paduannya secara luas
ddigunakan pada aplikasi biomedis yaitu untuk hip
cup shells, denial crowns dan bridge, orthopedic,
endosseous dental implant dan pelat untuk oral
‘macillofacial surgery." Biokompatibilitas yeng
baik dan kemampuan osecintegrasi titanium sangat
berhubungan dengan bentuk dan sifatnya yang
‘menguntungkan,’ untuk menghasilkan intimate
contact dengan jaringan twlang yang baru ter-
uk sehingga memberikan stabilitas dan keber-
hasilan implantasi permanen.
Biokompatibilitas titanium dan paduannya ter-
utama diberikan oleh kemampuan terbentuknya
lapisan pasif (passive layer) sangat tipis (TiO.)
yang memiliki kelarutan rendah (electrochemical
degradation). Lapisan ini memberikan_periin-
Perendaman di dalam larulan asam_ setelah
perlakuan mekanis (cutting, turning, smoothing
dan blasting) akan menghasilkan defect yang
merata dipermukaan substrat yang dibasitkan oleh
reaksi redoks antara asam dengan permukaan
substrat. Substrat akan melarut dan gas hidrogen
melekat di permukaan substrat. Selanjutnya
perendaman dengan Jarutan alkaline akan mem-
bentuk kelompok -OH di atas TiO, di permukaan,
sehingga terbentuk titanate salt yang menutupi
permukaan titanium, Kelompok -OH dapat
borfungsi sebagai pengikat molekul-molekol lain di
dalam tubuh.? Metode lain yaitu elektrokimia dan
deposisi. Metode elektrokimia dapat dibagi atas
electro-erosion, electro-polishing dan anodi-
sation.”
Penambahan komposisi lain (deposisi) di per-
‘mukaan substrat implan agar membentuk sistem
implan yang lebih bersifat bioaktif merupakan
modifikasi permukaan implan yang sering dila-
kukan.'* Penambalan komposisi baru ini yang
lebih bersifat bioaktif sebelumnya memerlukan
perlakuan mekanis di permukaan implan, tujuan-
nya adalah sebagai retensi agar Komposisi baru ini
tidak terkelupas dan dapat berikatan secara fisika
maupun kimia dengan substrat titanium. JenisSubhaini: Perlakuan pada permukaan titanium implan untuk mendapatkan osseointegrasi 31
pelapis senyawa logam oksida dan keramik sering
diaplikasikan dalam bentuk wap ke permukaan.
substrat implan untuk mendapatkan sifat bioaktif
pada bahan implan. Selanjutnya dengan pertim-
bangan substrat berinteraksi dengan _jaringan
tulang, akhir-akhir ini substrat dilapisi dengan
hidroksiapatit (HA) untuk memperbaiki integrasi
implan dengan lingkungan biologi sekitamya. Oh
dkk menyatakan pelapisan hidroksiapatit dengan
plasma spraying pada substrat titanium member-
kan modulus Young’s yang sama dengan tulang
‘manusia.”*
Ma dkk. melaporkan berdasarkan hasil pene-
litiannya mengenai Karakterisasi koloidal dan
deposisi elektroporesis hidroksiapatit di ates per-
mukaan substrat titanium. Hasil uji geser menun-
jukkan bahwa dihasilkan ikatan interface yang
lebih baik, dan interface yang sangat tipis menca-
pai 400um antara substrat titanium dengan hidrok-
siapatit.'® Hasil pengamatan dengan SEM dilapor-
kan tidak terdapat adanya keretakan akibat sinte~
ring pada temperatur 1000, 1150° dan 1300°C.
Sintering membuat permukaan _hidroksiapatit
semakin padat, dan menyebabkan terjadinya pem-
bukaan porus-porus di permukan sehingga meng-
‘untungkan sebagai tempat penetrasi jaringan hidup
i dalam tubuh serta berperan untuk memberikan
biointegrasi dan stabilitas mekanis di interface.
Metode elektroporesis juga memberikan deposisi
hhidroksiapatit yang merata diseluruh permukaan
substrat implan titanium,
Spriano dkk juga menyatakan bahwa Togam.
titanium dan padvannya dapat berikatan dengan
tulang tanpa perlakuan pelapisan apatit terlebih
dahulu di permukaan bahan implan. Melalti per-
lakuan kimia dan pemanasan terhadap logam.
implan terbukti setelah diuji dalam rendaman
cairan tubuh terdapat pengendapan apatit. Apatit
yang mengendap terikat dengan kuat sehingga
‘menjadi inisiasi untuk berikatan dengan sel-sel
tulang di dalam tubuh.”
PERLAKUAN BIOKIMIA
Perlakuan biokimia merupakan salah satu lang-
kah yang bertujuan untuk mengontrol dan meman-
du tahap-tahap kompleks fenomena biokimia di
interface antara implan dengan jaringan biologi
agar terjadi oseointegrasi. Pada langkah ini penting
untuk diketahui tentang deskripsi bagaimana
fenomena interaksi terjadi di-interface dan menge-
tahui molekul apa saja yang terlibat dalam inter-
aksi ini. Permukaan implan sangat menentukan
jumlah sel yang melekat, proliferasi, diferensiasi
dan terakhir kualitas sel yang berkembang. Dalam
hal ini performansi biokimia pada piranti implan
sangat tergantung terhadap sifat permukaannya
diantaranya komposisi kimia dan kekasaran.”
Pemberian biomolekul spesifik di permukean
implan dilakukan untuk memperoleh permukaan
yang bersifat bioaktif. Molekul-molekul ini ber-
peran sebagai faktor penumbuh dan protein pelekat
secara normal terdapat pada membran sel dan
matiik ekstra seluler. Berdasarkan hasit penelitian
diantaranya adalah famili TGE-B (transforming
growth factors beta) dan BMPs (bone morpho-
genetic proteins).”
Stabilitas kimia dan kelarutan dalam lingkungan
biologi protein merupakan hal terpenting. Akhir-
akhir ini telah diperkenalkan suatu “bioactive
peptide” yang memberikan stabilitas dan kelarutan
yang lebih baik, serta dapat diproduksi dengan cara
sintesakimia dan harganya relatif lebih murah.
Salah satu peptida aktif yang dapat dipakai adalah
asam amino Arg-Gly-Asp (RGD). Secara umum
terdapat tiga metode perlakuan biokimia di permu-
kaan logam implan diantaranya adalah: adsorpsi
fisika kimia molekul aktif di permukaan, berikatan
kovalen (secara langsung atau terdapat jarak),
meningkatkan perbawa biokompatibel dan bio-
resorbarble melalui molekul aktif
PEMBAHASAN
Beberapa faktor yang harus diperhatikan pada
bahan implan di antaranya adalah harus bersifat
biokompatibel, biomekanis dan yang terakhir ada-
Tah harus dapat memberikan oseointegrasi di da-
Jam tubuh.
Biokompatibilitas dan biomekanis merupakan
sifat dasar yang harus dimiliki oleh bahan implan.
Sedangkan oseointegrasi_merupakan sifa yang
dapat diperoleh dari material dasar implan maupun
dari hasil perlakuan pada bahan implan untuk dapat
memberikan interaksi yang baik antara bahan
implan dan sel-sel tulang setelah implantasi
Tujuan perlakuan di permukaan implan adalah
untuk menambah sifat osseointegrasi yang ditun-
jukkan oleh osteckonduiksi dan osteoinduksi behan
implan, yang dapat diperoleh melalui perlakuan
permukaan di antaranya perlakuan fisika, kimia
dan biokimia
Osteokonduksi suatu bahan implan merupakan
kemampuan membentuk ikatan antara bahan
implan dengan sel-sel jaringan tulang i sekitarnya
dalam wbuh manusia agar terjadi oseointegrasi.
Akan tetapi kesukscksesan terjadinye osteokon-
duksi pada bahan implan di dalam tubuh sangat
ditentukan oleh kemampuan osteoinduksi bahan
implan terhadap sel-sel tulang, yaitu kemampuan
suatu bahan implan menginduksi sel-sel tulang32
untuk berpoliferasi dan berdiferensiasi di sekitar
bahan implaa.
Osteokonduksi bahan implan dapat diperoleh
‘melalui perlakuan fisika dan kimia, yaitu dengan
mendapatkan struktur permukaan bahan_implan
yang kasar dan berporus sebagai retensi scl-sel
tulang yang tumbuh dan berkembang di sekitar
bahan implan. Perlekatan sel-sel tulang yang ter-
bentuk di permukaan implan dengan adanya sifat
osteokondusi adalah dengan cara fisika dan kimi,
Sedangkan osteoinduksi bahan implan dapat
diperoleh melalui perlakuan kimia dan biokimia
yaitu dapat merangsang sel-sel tulang untuk
‘umbuh dan berkembang di sekitar bahan implan
‘Kemampuan oseointegrasi bahan implan sangat
ditentukan oleh sifat osteokonduksi dan osteo-
induksi bahan implan pada aplikasinya di dalam
tubuh, Kedua sifat ini dapat diperoleh melalui
perlakuan di permukaan bahan implan di antaranya
perlakuan fisika, kimia dan biokimia.
Daftar Pustaka
1, Massaro C, Rotolo P, Riccardis ED, Miletla E,
Comparative investigation of the surface properties
of commercial enim dental implants, Part I
(Chemical Composition. J Material in Med 2002; 13;
535-48.
2. Wen CB, Yamada Y, Shimojima K, Chino Y,
Asahina T, Mabuchi M. Processing and mechanical
properties of autogenous titanium implant mate-
rials. J Material in Med 2002; 13: 397-401.
3. Nakagawa M, Zhang L. Udoh K, Matsuya S,
Ishikawa K. Effects of hychothermal treatment with
CaCl, solution on surfice property and cell
response of titanium implants. J Material in Med
20085: 16: 985-91.
4. Shabalovskaya SA. Surface, corrosion and biocom-
patibility aspecst of nitinol as an implant material, J
Bio-Medical Materials and Engineering 2002; 12:
69-108.
5. Diniz MG, Soares GA, Coelho MI, Fernandes ME.
Surface topography modulates the osteogenesis in
human bone marrow cell culture grown on titanium
sample prepared by a combination of mechanical
and acid treatments. J Material in Med 2002; 13:
421-32,
6. Spriano S, Bronzoni M, Verne 2, Maina G, Bergo
V, Windler M. Characterization of surface modi-
fied Ti\GAL-7Nb alloy. J Material in Med 2005; 16:
301-12.
10.
ML
12,
13,
M4
15,
16.
v7,
18.
19.
20,