You are on page 1of 24
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melakssnakan ketentuan Pasal 26 dan Pasal 5$ ayat (4) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peterakan dan Kesehatan Hewan, parlu menatapkan Peraturan Pemerintah tentang Alat dan Mesin Poternakan dan Kesehatan Mewar, Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik indonesia Tahun 1045; 2 Undang-Undang Nomer 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Namor 5015): MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Alatdan mesin petemakan dan kesehatan hewan yang selanjutnya disebut alat dan mesin adalsh semua peralatan yang digunakan berkaitan dengan peternakan dan kesehatan hewan, baik yang dioperasikan dengan motor penggerak maupun tanpa mator ponggerak. Peterakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan/atau bpakalan, pakan, alat dan mesin petemakan, budi daya temak, panen, pascapanan, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya. 3. Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. 1924 10, 1" 12, 13, 14, 15, 16. 17. 18, Kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkailan dengan perawatan hewan, pengobatan heean, pelayanan kesshatan hewan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penolakan penyakit, ‘medik reproduksi, medik konservasi, obat hewan dan perslatan kesehatan hewen, serta keamanan pakan, Kesehatan masyarakat veteriner adalah segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan produk hhewan yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kesehatan manusia. Kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan ‘menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari ‘perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfastkan manusia. Pengujian adalah kagiatan uji clah lembaga pengujian yang dilakukan i laboratorium atau di lapangan terhadap prototipe alat dan mesin yang diproduksi di dalam negari atau yang berasal dari luar negeri Protatipe adalah model awal atau model asi hasil rekayasa yang menjadi contoh. Sertifkat Produk adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga sertifikasi produk yang menyatakan bahwa alat dan mesin telah memenuhi standar yang dipersyaratkan, Akraditasi adalah rangkaian kegiatan pengakuan formal olah Kamite Akreditasi Nasional, yang menysiakan bahwa suatu lembagallaboratorium telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kagiatan serifikasi tertentu. ‘Standar adalah spesifikasi toknis atau secuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metada yang icusun berdasarkan konsencus semua pihak terkait dangan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seria pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besamya. Persyaratan teknis minimal adalah batasan terendah dari persyaraten keselamatan dan kesehatan kerja seria kinerja alat dan mesin, komposisi bahan atau material dan dimensi yang memenuhi persyaratan untuk diusulkan menjadi standar, Pengadasn adalah kegiatan penyediaan yang berasal dar luar negeri Peredaran adalah setiap kegiatan atau serangksian kegiatan dalam rangke penyaluran alat dan mesin di dalam negeri untuk diperdagangkan atau tidak. Penggunaan adalah pemanfaatan alat dan mesin dalam seliap kegiatan atau serangkaian kegiatan peternakan dan kesehatan hewan, Pengawasan adalah kagiatan yang dimaksudkan untuk mengawasi produksi, pemasukan, peradaran dan ‘penggunaan alat dan masin. Pengawas alat dan mesin adalah setiap pagawai negeri sipil yang ditunjuk oleh Menteri atau oleh ‘bupatitwalikota untuk melakukan pengawasan. ‘Seliap orang adalah orang perorangan atau korporasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukur, yang malakuken kegiatan di bidang alat dan mesin peternakan dan kesehaian hewan. ‘Mentari adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemarintahan di bidang peternakan dan kesohatan hewan. dan mesin yang berasal dani produksi dalam negeri atau Pasal 2 Ruang lingkup dalam Peraturan Pemerintah ini moliput: jenis alat dan mesin: 2024 b. pengadaan, standardisasi, dan sertifikasi © peredaran; @.penggunaan; dan fe. pembinaan dan pengawasan, BABII JENIS ALAT DAN MESIN Bagian Kesatu ‘Umum Pasal 3 Jenis alat dan mesin terdir atas: 2. lat dan mesin peternakan; dan b. alot dan mesin kesahatan hewan, Bagian Kedua Jenis Alat dan Mesin Petemakan Pasal 4 (1) Alat dan mesin peternakan sebagaimans dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi alat dan mesin yang digunakan untuk melaksanakan fungst: @. —_perbibitan dan budidaya: b. penyiapan, pembuatan, panyimpanan, dan pemberian pakan; dan © panen. pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil petemakan, (2) Fungsi perbibitan dan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a msliputi kegiatan: a. pamelinaraan; b.—pemberian paken dan/atau minuen; c.— parkandangan, termasuk sangkar; d_inseminasi buatan dan transier embrio; ©. panyimpanan benin secara beku; dan f. panganakutan beni, bib, dan hewan, (3) Fungsi penyiapan, pembuatan, penyimpanan, dan pemberian pakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hunuf b metiputi kegiatan: 2. pamotong, penyacah, penggiling, dan pengering bahan pakan; b. panyampur pakan; ares a ao @ @ c. pengepres, penyetak dan pembentuk pelet dan/atau roti pakan; 4. pengemas pakan ©. — paralatan pengelolaan padang penggembalaan; dan f.—peralatan imum daniatau pakan Fungsi panen, pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil petemakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufc meliputi kegiatan: 2. pendinginan; b. pemanenn produk hewan: ©. panetasan telur; d. —_pascapanen dan pengolshan praduk hewan; dan © pengemasan dan pengangkutan produk hewan, Bagian Ketiga Jonis Alat dan Mesin Kesehatan Howan Pasal 5 ‘Alst dan mesin kesehatan hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b digunakan untuk ‘molaksanakan fungsi: |. pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan; b. — kesehatan masyarakat vetariner; cc. kesejahteraan hewan: dan d.— pelayanan kesehatan hewan. Fungsi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan sebagsimana dimaksud pada ayat (1) huruf a. ‘moliput kagiatan: @. —_pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan di laboratorium: b. pengaweian, penyimpanan sumber daya genetik jasad renik dan bahan biologis; ©. pendiagnosaan dan pengujian penyakit hewan, serta terapi hewan; d.—_pembuatan, pengujian. penyediaan, peredaran, dan penyimpanan obat hewan: ©. —_pengelolaan fimbah; dan f, — panerapan biosecurity dan biosafety. Fungsi kecohatan masyarakat veteriner cebagaimana dimaksud pada ayat (1)hhuruf b melipuli kegiatar: a. preduksi; b. pemotongan hewan: ©. pameriksaan dan pangujian daging, telur, cusu, madu dan produk hewan lainnya d_pelaksanaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi: © pemerahan susu; 4124 a o a (2) mo @ o f.pengolahan produk hewan, 9g. —_penjajean atau penyajian; dan fh. pananganan bencana. Fungsi kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi kegialan: |. penangkapan dan penanganan hewan; b. penempstan atau pengandangan; c.— pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan pengayoman; d. pengangkutan; dan ©. pemotongan dan pembunuhan. ‘Fungsi pelayanan kesehatan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi kegiatan: @. —_pengidentifkasian dan penandaan hevran; b— medik-veteriner; ©. medik reproduksi; d.— medikkonservasi satwa liar; ©. pameriksaan dan pangujian veteriner; f.— iomedik veteriner; dan @— forensik veteriner. BAB Ill PENGADAAN, STANDARDISASI, DAN SERTIFIKAS! Bagian Kesatu Pengadaan Pasal 6 Pengadaan alat dan mesin harus menggunaken produksi dalam neger. Dalam hal terteniu pengadaan alat dan mesin dapat dilakukan melalui pemasukan dari luar neger Pasal 7 Pengadaan alat dan mesin malalui pemasukan dariluar nageri untuk diedarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat cllakukan oleh badan usaha. Alst dan mesin sebagsimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam keadaan baru. Badan usahe sebagaimana dimakeud pada ayat (1) wajib memperoleh izin pemasukan alat dan mesin dari menteri yang menyeleoggarakan unusan pemerintahan di bidang bidang perdagangan setelah mendapat rekomendasi teknis dari Menter 5124 Bagian Kedua Standardisasi Pasal 8 (1) Alatdan mesin produkei dalam nageri dan pemasukan dari luar nageri harus memenuhi standar dan terjamin efektiftasnya. (2) Keteniuan standar alat dan mesin sebagsimana dimaksud pada ayat (1) termasuk pemenuhan aspek kesehatannya ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi asians (3) Alat dan mesin produksi dalam negeri yang belum ditetapkan stander nasionalnya, Menteri menetapkan persyaratan telnis minimal. Bagian Ketiga Sertifikasi Pasal 9 Sertifikasi alat dan mesin pstemakan dan kesehaian hewan melipuii kagiatan: a pengujian; dan b. pemberian sertifikat. Pasal 10 ‘Alat dan mesin yang akan diproduksi untuk pertama kali guna diedarkan harus berasal dati prototips: Pasal 11 (1) Pengujan sebagaimana dimaksud dalam Pasat 9 huruf a dilakukan terhadap protatipa dan alat dan mesin yang dipreduksi secara masal. (2) Pengujian sebagaimana dimsksud pada ayat (1) meliputt: Pasal 12 (1) Pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dilakukan oleh lembaga penguii milik Pemerintah atau swasta yang telah diskreditasi (2) Dalam hal lambaga penguji yang telah diakreditas! sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ada, 6124 ‘Menteri menunjuk lembaga penguji yang memenuhi persyaratan. (3) Lembaga panguji yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaraian: 2. memiliki instrumentfasilitas uli yang memadal b. — memilki lahan yang cukup; ©. memiliki tanaga yang mempunyai pengetahuan di bidang alat dan mesin petemakan dan kesehatan ewan; dan d.— mengacu pada cara dan prosedur wii yang standar. (4) Lembags penguji sebagsimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertanggung jawab atas kebenaran hhasiluji yang dilakukannya. (8) Lembaga panguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) walib melaporkan kagiatan uji yang dilakukannya secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali kepada Menteri. (6) Mentari melakukan evaluasi atas lsporen sebagsimana dimaksud pada ayat (5) berdasarkan standar alat dan masin, Pasal 13 (1) Pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasat 11 ayst (2) dikenai bisya pengujian yang dibebankan kepada pemahon. (2) Tarif pengujian yang dilakukan oleh lembaga penguji swasta ditelapkan oleh lembaga penguli yang ‘bersangkutan. (@) Tarif pengujan yang dilakukan olah lembaga penguiji Pemeriniah atau pemerintah daerah ditatapkan ‘sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 14 Ketentuan labih lanjut mengenai jembaga penguji dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.diatur dengan Peraturan Menteri Pasal 15 (1) Dalam hal prototipe atau produk masal alat dan mesin yang diuj telah secuai dengan standar, Mentari atau pojabat yang ditunjuk menerbitkan Surat Keterangan Kesesuaian. (2) Produsen alst dan mesin yang telah memperolch Surat Keterangan Kasesuaian dapat mengedarkan produknya namun tidak boleh memasang tanda Standar Nasional Indonesia pada produknya. Pasal 16 (1) Dalam hal protatipe dan produk masal alat dan mesin yang diuji telah sesuai dengan standar seria produsen telah menerapkan sistem manajemen mutu, lambaga sertifKasi produk menerbitkan sertifikat produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia. (2) Lembaga seriifkasi produk sebagsimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah diakreditasi (@) Dalam metakukan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Jembaga seriifikasi produk dapat ‘menunjuk laboraterium penguji yang sudah diakreditasi atau laboratorium penguji yang ditunjuk olah Mentari TI24 ao @ & (a) o eo Pasal 17 ‘Alat dan mesin yang akan cimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia harus memenuhi persyaratan Standar Nasional Indanesia, Dalam hal negara asa! alet dan mesin telah memiliki perjanjian saling pengakuan bilateral atau ‘multilateral, hasil pengujian dan sertifixasi terhadap alat dan masin dari negara tersebut diakui sama ‘dengan hasil pengujian dan sertifkasi yang berlaku di Indonesia. Dalam hal negara asal alat dan mesin tidak memiliki perjanjian saling pengakuan bilateral atau ‘multilateral, setiap pamiasukan alat dan mesin dari negara tersebut harus dilakukan pengujian: 2. di Indonesia sesuat dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia; atau b. dinegara asa! alat dan mesin tersebut oleh tenaga penguii yang ditunjuk oleh Menteri Dalam hal Indonesia belum memiliki Standar Nasional Indonesia untuk suatu alat dan mesin dari luar negeri yang akan dimasukkan ke Indonesia, pengujian dilakukan dengan mengacu standar internasional unluk alat dan mesin. ‘Alat dan mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan: &.—berasal dari prototipe yang telah diuji di negara asalnya yang dinyatakan dalam dokumen yang menyertal alat dan mesin yang dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia: dan b. telah diederkan atau diperdagangkan secara bebas. Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 14. Ketentwan labih lanjut mengenai tata cara pengujian dan pemberian sertifkat distur dengan Peraturan Menten. BABY PEREDARAN Pasal 19 Setiap orang yang mengedarkan alat dan mesin wajib member label dan melengkapi brosur berbahasa Indonesia, a Pasal 20 Label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 memuat keterangan paling sedikt mangenai 8. marek dan tipa; b dimensi c.—_ logo Standar Nasional Indonesia apabila alat dan mesin tersebut telah memperoleh Seriifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia; dan ama dan alamat produsen, badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan pemasukan alat dan masin, dan/atau distributor. Bras (2) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk alat dan mesin yang menggunakan motor penggerak \wajb memust keterangan mengenai daya dan putaran mesin serta kapasitas kerja. (3) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicantumkan pada bagian utama alat dan mesin yang mudah dilthat dan dibaca dengan jelas, Pasal 21 Brosur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 paling sedikit memuat keterangan mengenai spesifikasi teknis dan cara penggunaan. Pasal 22 ‘Setiap orang yang memproduksi atau badan usaha yang memasukkan alat dan mesin dari luar nagari ke dalam wilayah negara Republik Indonesia wajb menyediakan pelayanan purna jual. Pasal 23 (1) Setiap badan usaha yang memasukkan alat dan mesin dari luar nageri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia wait @.—melakukan allh teknolgi; dan b. — memberikan pelatihan cara pengoperasian alat dan mesin kepada calon pangguna, (@)Pelatinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh orang yang mempunyai kompetansi ‘pengoperasian alat dan mesin, (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelatihan distur dengan Peraturan Menieci. BABY PENGGUNAAN Pasal 24 (1) Penggunaan alat dan mesin yang memerlukan keahlian khusus harus dilakukan oleh orang yang: 2. telah mengikuti pelatihan pengoperasian alat dan mesin yang bersangkutan; b. —memilki sertifikat kompetensi: dan ¢. —_berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan berbadsn sehat dari doktor. (2) Pelatinan sebagsimana cimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh produsen, distributer, atau badan usaha yang melakukan pemasukan alat dan mesin dari luar negeri. (3) Sertifkat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan oleh arganisasi keahlian petemakan slau organisasi profesi kedokieran hewan, (4) Ketontuan fobin tanjut mengenai pelatihan dan tata eara pemberian sertifkat kompetensi diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 25 ores a (2) a @ & a @ (6) Penggunaan alat dan mesin kesehatan hewan tertentu dilakukan oleh dokler hewan. Penggunaan alai dan mesin kesehatan hewan terientu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh paramadik vateriner di bawah pengewasan dokier hawan, BABVL PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 26 ‘Mentari melakukan pembinaan terhadap lembaga penguji yang melakukan penguiian terhadap protatips lat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang akan dibuat untuk diedarkan. ‘Menteri yang menyslenggaraken urusan pemerintahan di bidang pedagangan melakukan pembinaan terhadap usaha pernasukan, pengeluaran, dan peredaran alat dan mesin peternakan dan kesehaten ewan. ‘Mentari yang menyelanggarakan urusan pemarintahan di bidang perindustrian malakukan pembinaan terhadap industri alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan. |Gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan pembinaan tarhadap ‘pengadaan, peradaran, dan penggunaan alat dan mesin berdasarkan paceman yang ditetapkan oleh ‘Montari dan menteri terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan: @.—_penguiamaan penggunaan alat dan masin produksi dalam nageri, b. _prinsip efisiensi, efektifias, alin toknologi, pengembangan rekayasa alat dan mesin; dan c. —_kearifan tokal dan pengetahuan tradisional. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan seria pendigikan dan pelatihan. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 27 (Guberur dan bupatifwaliketa sesuai dengan kewenangannya malakukan pengawasan alat dan mesin berdasarkan paddoman yang ditetapkan oleh Menteri dan menteri tarkait a Pasal 28 Dalam melaksanakan pengawasan sebagsimana dimaksud dalam Pasal 27, qubemur dan bupatiwalikota ‘menunjuk pengawas alat dan macin. 10/24 (2) Pengawasan oleh pengawas alat dan mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1} termasuk aspek penerapan higiene dan sanitasinys. Pasal 20 Pengguna alat dan mesin dan masyarakat dapat melaporkan kepada gubernur dan bupatifwalikota atau pengawas alat dan mesin mengenal ketidaksesuaian alat dan mesin dengan standar sebagaimana dimaksud alam Pasal 8. Pasal 20 (1) Setiap pelaku usaha yang melakukan pengadaan danfatau peredaran alal dan mesin wajib menerima pengawas alat dan mesin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 untuk melakukan pengawasan di tempat usshanya. (2) Dalam hal pangawas alat dan mesin mempunyai dugaan kuat bahwa telah terjadi penyimpangan spesifikasi teknis alat dan mesin yang diproduksi dan diedarkan dengan prototipenya, pengawas alat dan mesin melaporkan kepada bupatiwalikola untuk menghentikan sementara peredaran alat dan mesin tersebut pada wilayah kenjanys paling lama 20 (tiga puluh) hari untuk melakukan pengujian. (3) Apabila jangka wakiu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah berakhir dan belum mendapat keputusan mengenai adanya penyimpangan, maka tindakan pengheniian sementara peredaran alat dan ‘mesin oleh bupati/walikota berakhir demi hukum. (4) Dalam hal hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikatahui bahwa alat dan mesin tersabut tidak sesuai dengan label dan spesifikasi teknisnya, maka bupati/waliketa setempat mamerintahkan kepada pelaku usaha sebagaimana dimaksud pads ayat (1) untuk menarik alat dan masin tersebut dart peredaran. (©) Ketantuan lebih lanjut mengenai tata eara pengawasan dan penghentian sementara seria penarikan dari eradaran diatur dengan peraturan daerah kabupaten’kota, Pasal 31 Ketentuan labih lanjut mangenai pembinasn dan pengawasan diatur dengan Peraturan Menteri, peraturan ‘mentari terkait, peraturan daerah pravinsi atau peraturan dagrah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII SANKS| ADMINISTRATIF Pasal 32 (1) Badan usahe yang memasukkan alat dan mesin dariluarnegeri yang tidak memiliki in pemasukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dikenai sanksi berupa: 2 pencabutan izin usaha: dan b. —_panarkan alat dan mesin dari paradaran. (2) Lembaga penguii yang tidak melaporkan kegiatan uji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5) dikenal sanksi berupa: mies @ a @ @ @. —_peringatan secara tertulis oleh Manteri: dan b. penghentian sementara dari kegiatan pengujian. ‘Setiap orang yang tidak memberi label dan malengkapi brosur berbahasa indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dikanai sanksi berupa: 2. penghentian sementara dari peredaran; b. —penarikan dari peredaran: &.— pencabutan izin usaha: dan d.—pengenaan denda administra. ‘Setiap orang yang memproduksi alat dan mesin yang tidak menyediakan pelayanan pura jual ‘sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dikenai sanksi berupa: 2. peringatan secara tertulis oleh Menteri: b. — penghantian sementara dari kegiatan © peneabutan izin usaha: d.— penariken dari peredaran; atau @. —pangenaan denda administra. ‘Setiap badan usaha yang memasukkan alat dan mesin dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia yang tidak melakukan alin teknologi dan memberikan pelathan cara pengoperasian alat dan mesin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) dikenat sanksi berupa: 2. peringatan secara tertulis oleh Menteri; b. penghantin sementara dari kegiatan; — peneabutan izin usaha: d.—penariken dari peredaran; atau © pangenaan denda. Setiap badan usaha yang fidak menerima pengawas alat dan mesin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dikenai sanksi berupa: | panghantian sementara dari peredaran; dan b. panarikan dari peredaran. Pasal 35 Ketentuan labih lanjut mengenai tats cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 distur dengan Peraturan Menteri, peraturan menteriterkait, atau peraturan daerah sesuai dengan kewenangannya. BAB VI KETENTUAN PENUTUP. Pasal 24 12/24 (1) Persyaratan teknis minimal untuk setiap alat dan mesin petemakan dan kesehatan hewan harus sudah ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Pemerintan ini beriaku. @) Penerapan standar nasicnal secara wajib untuk alat dan mesin petemakan dan kesehatan hewan harus sudah dilakukan paling lama 3 (ga) tahun sejak Peraturan Pemeriniah ini beriaku, Pasal 25 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangsn Peraturan Pemerintah ini dengan Penempatannya dalam Lembaran Negara Republik indonesia, Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal 12 Maret 2012 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Te. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 12 Maret 2012 MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Tea. AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 72 13/24 PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dolam rangka menyelanggarakan pelemakan dan kesehaian hewan diperiukan alat dan mesin yang pengadaan, peredaran, dan penggunaannya perlu diawasi. Alat dan mesin yang digunakan untuk ‘menghasikan barang konsumsi, seperttelur, daging dan susu, harus dapat manjamin produk yang layait ddan aman untuk dikonsumsi. Untuk daging yang dipersyarathan halal, alat dan masin yang akan siqunakan juga harus mampu menghasikan produk yang aman, sehat, uth dan halal (ASUH). Dalam penerapannya alat dan masin yang digunakan harus mamperhatikan prinsip kesejahtoraan hewan. ‘lat dan mesin dalam Peraturan Pemerintah ini terdiri atas alat dan mesin peternakan dan alat dan mesin kesehatan hewan. Alat dan mesin petemakan digunakan untuk melaksanakan fungsi perbibitan dan budidaya, pakan, seria panen dan pasca panen. Alat dan mesin kesehalan hewan digunakan untuk ‘melaksanaken fungsi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat veterinar, kesajahieraan hewan, dan pelayanan kasehatan hewan. Dipicu oleh kemajuan imu pengatahuan dan teknologi, perkembangan alt dan masin peternakan dan kesehatan hewan berlangsung sangat dinamis. Karena banyakrya alat dan mesin tersebut diperlukan adanya pengawasan. Dengan demikian diperukan adanya standar alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang harus ditetapkan dengan Peraturan Menten. Pada prinsiprya, sotiap orang yang berusaha di bidang petemakan dan kesehatan hewan dapat mengadakan dan mengedarkan alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan. Namun untuk ‘memberikan perlindungan kepada pengguna alat dan mesin dan konsumen dari produk hewan yang dibasikan dengan menggunakan alat dan mesin, serta mendorong masyarakat urituk melakukan berbagai rekayasa untuk menghasilkan prototipe, dalam Peraturan Pemerintah ini ditetapkan bahwa yang dapat memprodukei alat dan mesin di dalam negeri hanya setiap orang yang memperoleh izin dan bupatitwaiikota. Demikian juga pemasukan alat dan mesin dani luar negeri hanya dapat dilakukan oleh ‘badan ussha yang memperolah izin dari mentor! yang bertanggung jawab di bidang perdagangan satelah “mamporoieh rekomendasi taknis dari Montari Pemerintah, pamerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan secara berjenjang agar penggunaan alat dan mesin dari dalam negeri lebih diutamakan dan masyarakat yang menggunakan alat dan mesin dapat diindungi kepentingannya. Diharapkan dengan Peraturan Pemerintsh ini pengembangan maupun pemanfaatan alat dan mesin dapat lebih optimal untuk. ‘mewujudkan agribisnis peternakan yang berdaya saing dan menunjang terwujucnya sistem kesehatan ewan nasional PASAL DEMI PASAL 14/24 Pasal 1 Cukup jelias. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup Jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Ayat (1) (Cukup jolas. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan “Alat dan mesin dalam laboratarium pengamatan dan pengidentifikasian Penyakit hewan” antars lain mikroskop fluorescent antibody test (FAT) dan polymerase chain Feaction (PCR). Di antara penyakit hewan tersebut ada yang pengendalian dan penanggulangannye diprioritaskan dan memeriukan alat dan mesin untuk menanggulangi penyakit hewan strategis yaitu yang mempunyai sifat cepat menular, mengakibatkan kematian, merugikan ekonomi, dan zoonosis yang nular dari hewan kepada manusia, misalnya anthrax, avian influarza/flu burung, dan rabies. Huruf b ‘Yang dimaksud dengan “Alai dan mesin dalam pengawetan (preservasi), penyimpanan sumber daya genetik jasad rerik dan bahan biologis” antara lain tabung penyimpan semen beku danvatau ‘embrio dan tempat penyimpanan dingin (freezer) sumber daya genetik Hunt c Yang dimaksud dengan “Alst dan mesin dalam pendiagnosaan dan pengujian penyakithewan, terapi hewan” antara lain microtome dan mesin pewarna histapatologi Hurufd “Yang dimaksud dengan “Alst dan mesin dalam pembuatan, pengujian, penyediaan, peredaran, dan panyimpanan abat hewan" antara fain mesin pembuat ampul dan mesin pengatur suhu dan kelembaban ruangan. Hurute ‘Yang dimaksud dengan “Alat dan mesin dalam pengelolaan limbah” antara lain incinerator dan autoclave. Hunt 15/24 ‘Yang dimaksud dengan “biosafety” adalah kondisidan upaya untuk melindungi persone! atau ‘operator serta lingkungan laboratorium dan sektamye dari agen penyakit hewan dengan cara Menyusun protokol khusus, menggunakan peralatan pendukung, dan menyusun desain fasilitas pandukung. ‘Yang dimaksud dengan “biosecurity” adalah kondisi dan upaya untuk memutuskan rantal masuknya agen penyskit ke induk semang dan/atau untuk menjaga agen penyakit yang disimpan dan disolast dalam suatu laboratorium tidak mengantaminasi atau tidak disalshgunakan, misainya, untuk tujyan bioterorisme. ‘Yang dimaksud dengan “Alat dan mesin dalam biosecurity dan biosataly” rrisalnya biosafety level (BSL) 1, 2, dan 3. Ayat (3) Hurut a ‘Yang dimakeud dengan “Alsi dan mesin di tempat produksi” antara Iain alat fumigasi dan alat dan mesin pemerah susu sapi. Hurut b ‘Yang dimaksud dengan “pemotongan hewan" meliputi pemotongan hawan ruminansia (memamah biak) dan kuda, unggas, serta babi dan anka temak. Huruf ‘Yang dimaksud dengan “Alat dan mesin untuk pemeriksaan dan pangujian daging, telur, susu, madu dan produk hewan lainnya" misalnya pH meter dan alat pengukur kandungan protein dan lemak. Hurut Yang dimaksud dengan “Alai dan mesin hygiene dan sanitasi" misalnya fogging dan sprayer. Hurt e Yang dimaksud dengan “Alal dan mesin di tempat pemerahan” misalnya penampung susu (milk can}, tangki susu, unit pendingin susu (cooling unit). Hunt “Yang dimakeud dengan “Alat dan mesin di tempat pangolahan” antara lain pasteurisasi susu, pambuat dendeng, dan alat ekstraksi madu. Hurut 9 ‘Yang dimaksud dengan “Alai dan mesin di tempat penjajaan atau penyajian" aniara lain loyang untuk penyajian daging dan etalase. Hurut h ‘Yang dimaksud dengan “Alat dan mesin penanganan bencana” antara lain peralatan khusus bai untuk keselamatan pengawas terhadap risiko bencana dalam bentuk masker oksigen maupun eralatan untuk melaksanakan penanganan bencana dalam bentuk alat desinfaksi penyakt hewan menular akibat bencana sepert leptospirosis. Ayat (4) Hunt a ‘Yang dimaksud dengan “Alst dan mesin untuk penangkapan dan penanganan” misainya alat pamingsan. 19/24 Huruf b Yang dimaksud dangan “Alat dan mesin untuk penempatan dan pengandangan” misalnya sangkar dan alat angkut day old chick (DOC) dan day old duck (DOD). Hurutc Cukup jelas. Hurut d Cukup jelas. Hurut e (Cukup jatas. Ayat (5) Hurt a Yang dimaksud dengan “Alat dan mesin untuk pengidentifikasian dan penandaan hewan" missinya microchip dan eartag. Huruf b ‘Yang dimaksud dengan “medik veteriner"dalam ketantuan ini farmasuk untuk kesehatan hewan laboratorium dan hewan aquatik. Huruf ¢ Cukup jelas. Hurut d Cukup jelas. Hurut e ‘Yang dimaksud dengan “Alat dan mesin untuk pemeriksaan dan penguiian veteriner” misalnya alat dan mesin dalam laboratorium pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan misainya rmikroekop fluoreacent antibody test (FAT) dan palymerase chain reaction (PCR). Hunt Cukup jatas. Hunut g Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Cukup Jetas. Ayat (2) Yang dimakcud dengan “dalam hat trtantu yay 8. alat dan mesin tidak tersedia di dalam negeri: b. specifica alat dan mesin yang diproduksi di dalam nager tidak tersedia: danfstau ©. jumiah alat dan mesin produksi dalam negeri tak mencukupi untuk memanuhi kebutuhan dalam Ws negeri. ‘Yang dimaksud dengan “pemasukan dari luar negeri" adalah impor alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan. Pasal 7 Cukup jelias. Pasal 8 Ayat (1) (Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi” yaitu Peraturan Pemerintsh Nomar 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, beserta peraturan polaksanaannya. Ayat (3) ‘Cukup jolas. Pasal 9 Huruf a Pengujian dimaksudkan untuk menghindari kerugian pengusaha dalam memproduksi alat dan mesin secara komersial serta menjamin mutu dan efekifitas alat dan mesin yang diedarkan kepada konsumennya. Huruf b Permiberian sertifkat dimaksudkan agar jaminan mutu dan efekifitas alat dan mesin dapat dinikmati oloh Pengguna. Pasal 10 Cukup jelas. 14 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a “Yang dimaksud dengan “Uji verifkasi” yaitu pomarikeaan terchadap kebenaran spasifikxasi teknis. yang tertera dalam petunjuk penggunaan darvatau brosumya. Hurut b 18/24 “Yang dimaksud dengan “uji unjuk kerja” yaitu pengujian yang dilekukan untuk menilai faktor keamanan serta kinerja alat dan mesin. Dalam pengujian ini termasuk pengujian laboratorium dan lapangan. Huruf c “Yang dimaks.ud dengan “Uji beban berkesinambungan” yaitu pengujian yang dilakukan untuk menilai ketshanan fungsi Komponen utama alat dan mesin melalui pemberian beban berat tertentu yang terus menarus. Hurut ‘Yang dimaksud dengan “Uji pelayanan’ yaitu pengujian yang dilakukan untuk menentukan mudah tidaknya alat dan mesin yang dioperasikan Hurt e “Yang dimaksud dengan “Uji Kesesuaian” yaitu pengujian yang dilakukan pada kondisi wi yang berbeds untuk mengetahul tingkat kesesuaisn alat dan mesin terhadap janis temak/hewan atau jase pelayanan kesohatan hawan. Pasal 12 Ayat (1) Akreditasi lembaga penguji dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional. Ayat (2) ‘Menten berkewajiban untuk melakukan pembinaan agar semua lembaga penguil yang ditunjuk dapat segera diakreditasi Ayat (3) Hurut a Cukup jelas. Hurut b (Cukup jatas. Huruf c Cukup jatas. Huruf d ‘Yang dimaksud dengan “cara dan prosedur uji yang standar” yaitu sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang tercantum dalam Standar Nasional Indonesia. Ayat (4) Cukupjelas. Ayat (5) Cukup joa Ayat (6) Cukup jolas 19/24 Pasal 13 Ayat (1) (Cukup jalas. Ayat (2) (Cukup jolas. Ayat (3) ‘Yang simakeud dengan “katentuan peraturan perundang-undangan” adalah Peraturan perundang- undangan dilbidang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pasal 14 (Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 (Cukup jelas. Pasal 17 Ayat (1) (Cukup jelas. Ayat (2) Alat dan mesin yang berasal dari pemasukan dari luar negeri perlakuannya harus ekivalen dangan perlakuan terhadap alat dan mesin produksi dalam nagar! Ayat (3) ‘Cukup jelas. Ayat (4) (Cukup jolas. Ayat (5) (Cukup jolas. Ayat (6) (Cukup jolas. Pasal 18 Cukup jelas. Cukup jelias. Pasal 20 Ayat (1) Hurt a Cukup jatas. Hurt b Yang dimaksud dengan Hurut © Cukup alas. Honut d Cukup jatas. nsf’ antara lain panjang, labsr. tinggi, volume, diameter, dan berat_ Ayat (2) (Cukup jolas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Yang dimaksud dengan “pelayanan pura jue” antara lain pelayanan perbaikan, penyediaan suku cadang danvatau pelathan bagi penggunanya, Pasal 23 Ayat (1) Huruf a ‘Alin toknologi dimaksudkan agar bangsa Indonesia dapat mempreduksi seluruh kebutuhan alot dan/atau mesin petarnakan dan kesehatan hewan yang diperlukan. Huruf b Cukup jalas. Ayat (2) (Cukup jelas. Ayat (3) ‘Cukup jalas. 212s Pasal 24 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “keahlian khusus penggunaan slat dan mesin misalnya penggunaan alat dan ‘mesin® antara lain penggunaan alat dan mesin yang digunakan untuk memasukan pakan dengan sonde, atau memasukkan obat dengan infuse. Ketentuan ini dimaksudkan dalam rangka pemenuhan aspek kesojahteraan hewan. Ayat (2) (Cukup jelas. Ayat (3) ‘Yang dimaksud dengan “organisasi keahlian peternakan* yaitu a. Asosiasi Ilmu Nutrisi Indonesia (AINI); dan b. —Pechimpunan Iimu Pemuliaan Indonesia (PERIPI). ‘Yang dimakeud dengan “organisasi profesi kedokteran ewan" yaitu Perhimpunan Dokter Howan Indonesia (DH). Ayat (4) ‘Cukup jelas. Pasal 25 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “alat dan mesin keschatan hewan tertentu’ adalah alat dan mesin yang apabila digunakan dengan tidak benar dapat berakibat fatal pada manusia, hewan, dan lingkungan, misainya alat dan masin yang penggunaannya dilakukan secara parenteral. Yang dimaksud dengan “secara parenteral” adalah alat dan mesin yang dalam penggunaannya dimacukkan ke dalam tubuh hewan. Ayat (2) (Cukup jalas. Ayat (1) (Cukup jas. Ayat (5) Hurt a Cukup jotas. Hurt b Cukup jelas. Hurt © Keanifan Iokal dan pengetahuan tradisfonal berpotensi untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi agrockologi, sosial budaya, tingkat pengetahuan dan ekonomi masyarakat Ayat (6) (Cukup jal Pasal 27 Pengawasan dimaksudkan untuk melindungi kepentingan pengguna, pengedar, produsen, seria badan usaha yang memasukkan alat dan/stau mesin dan luarnegeri, konsumen produk hewan dan masyarakat. Pasal 28 (Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelias. Pasal 30 Cukup jelias. Pasal 31 ‘Yang dimaksud dengan “menteri terkait” yaitu: 8. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian; dan b. — Mentari yang menyelanggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 (Cukup jelas. Pasal 34 (Cukup jelas. 23124 Pasal 35 ‘Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5205 24124

You might also like