Professional Documents
Culture Documents
Oleh: Rahmawati,SE,MM
1. Pengertian
Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan dan terutang oleh yang
berwajib membayarnya menurut peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali,
yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran
umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
Dari kedua definisi tersebut dapat diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak
yaitu:
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang atau peraturan perundangan
beserta aturan pelaksanaannya.
b. Pembayaran pajak yang dilakukan tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
secara individu oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pusat maupun daerah
d. Peruntukan dari hasil pungut pajak dipergunakan untuk pengeluaran pemerintah
atau membiayai rumah tangga negara, bila pemasukan masih surplus
dipergunakan untuk membiayai “publik investment”.
Sebagai pengembangan dari asas-asas pemungutan pajak yang dijabarkan oleh Adam
Smith, seorang pakar ilmu keuangan negara, Richard A. Musgrave memberikan beberapa
kriteria tambahan yang melengkapi The Four Maxims-nya Aam Smith, setelah memperoleh
data kajian empiris dari berbagai sistem keuangan negara modern yang berasaskan negara
kesejahteraan (welfare state), mensyaratkan adanya 7 (tujuh) kriteria struktur pajak yang baik,
yaitu:
1. Hasil penerimaan pajak yang harus cukup besar
Kriteria pemilihan suatu pajak yang dipungut oleh suatu negara di berbagai tingkat
pemerintah harus mampu menghasilkan penerimaan pajak (tax yield) yang cukup
besar. Hal ini adalah logis bahwa fungsi utama pajak adalah fungsi budgeter, untuk
menghasilkan uang bagi negara.
2. Distribusi beban pajak harus adil
Penentuan suatu jenis pajak harus mempertimbangkan struktur pajak yang ada dalam
suatu negara secara keseluruhan, merupakan satu kesatuan sistem yang saling
melengkapi sehingga terhindar dari pembebanan pajak berganda dan juga mampu
mengenakan pajak pada setiap warga negara sesuai dengan kemampuannya.
3. Tax incidence harus tepat
Pemilihan suatu jenis pajak yang baik tidak hanya mengatur subjek pajak, objek pajak,
Atas dasar apakah negara mempunyai hak untuk memungut pajak? Terdapat beberapa
2. Teori Kepentingan
Menurut teori ini negara memungut pajak karena negara melindungi kepentingan
jiwa dan harta benda warganya. Teori ini memperhatikan pembagian beban pajak yang
harus dipungut dari seluruh penduduk. Pembagian beban ini harus didasarkan atas
kepentingan orang masing-masing dalam tugas-tugas pemerintah (yang bermanfaat
baginya), termasuk juga perlindungan atas jiwa beserta harta bendanya, maka sudah
selayaknya bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh negara untuk menunaikan
kewajibannya dibebankan kepada mereka.
Terhadap teori ini banyak yang menyanggah karena dalam ajarannya pajak
dikacaukan dengan retribusi. Untuk kepentingan yang lebih besar terhadap harta
benda yang lebih banyak harganya daripada harta si miskin harus membayar pajak
lebih besar, padahal mungkin si miskin mempunyai kepentingan yang lebih besar
dalam hal tertentu, misalnya dalam perlindungan yang termasuk jaminan sosial,
sehingga sebagai konsekuensinya harus membayar pajak lebih banyak, dan inilah
suatu hal yang bertentangan dengan kenyataan. Untuk mengambil tingkat kepentingan
seseorang dalam usaha pemerintah sebagai ukuran, sejak dahulu belum ada alat
pengukurnya, sehingga sulit sekali dapat ditentukan dengan tegas. Makin lama teori
inipun ditinggalkan.
PENGGOLONGAN PAJAK
Dalam Perpajakan Indonesia , pajak dikelompokkan menjadi:
a. Pajak pusat dan pajak daerah.
Apabila pemerintah pusat yang berwenang memajakinya, maka pajak itu
dikelompokkan ke dalam pajak pusat. Contoh pajak pusat adalah Pajak Penghasilan
Tarif Pajak
1. Tarif Progresif adalah tariff pajak yang persentasenya semakin besar jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya sama
besar.contoh Pajak penghasilan PPh Pasal 21
2. Tarif Degresif adalah tariff pajak yang persentasenya semakin kecil jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat
3. Tarif sebanding adalah tariff pajak yang merupakan persentse yang tetap, tetapi jumlah
pajak yan gterutang akan berubah secara proporsional/ sebanding dengan dasar
pengenaan pajak.contohnya : PPN
4. Tarif tetap adalah tariff pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun dasar pengenaan
pajaknya berbeda/berubah, sehingga jumlah pajak yang terutang selalu tetap,
contohnya Bea meterai