BUPATI LOMBOK BARAT
—. ———_—
Gerung, 6 Juli 2021
Kepada
Komandan Kodim 1606/Mataram
Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram
Kepala Kepolisian Resor Lombok Barat
Kepala OPD se-Kab. Lombok Barat
Camat se-Kab. Lombok Barat
Lurah dan Kepala Desa se-Kab. Lombok
Barat
Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN)
Pelaku Usaha, Pengelola, Penyelenggara
atau Penanggung Jawab Tempat Usaha
dan Fasilitas Umum se-Kab. Lombok
Barat
pu eeyr
eX
SURAT EDARAN
No. : 180/124/BPBD-LB/VII/2021
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT BERBASIS MIKRO
DI KABUPATEN LOMBOK BARAT
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor : 17 Tahun 2021 tanggal 5 Juli 2021 tentang Perpanjangan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan
Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat
Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease
2019, dan Surat Edaran Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor
180/07/Kum/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat
berbasis Mikro di Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta mengingat masih
tingginya tingkat penyebaran kasus positif Covid-19 di Kabupaten Lombok
Barat, guna menjaga kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat
Kabupaten Lombok Barat perlu semua pihak memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berbasis
Mikro di Kabupaten Lombok Barat dengan mempertimbangkan kriteria
Zonasi pengendalian Wilayah hingga tingkat RT dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Zona Hijau dengan kriteria tidak ada kasus Covid-19 di satu RT,
maka sekenario pengendalian dilakukan dengan surveilans aktif,
seluruh suspek dites dan pemantauan kasus tetap dilakukan secara
rutin dan berkala.
Dipindai dengan CamScannerb. Zona Kuning dengan kriteria jika terdapat 1 (satu) sampai dengan 2
(dua) rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu RT selama
7 (tujuh) hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah
menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, lalu
melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan kontak erat
dengan pengawasan ketat.
¢. Zona Oranye dengan kriteria jika terdapat 3 (tiga) sampai dengan 5
(lima) rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu RT selama
7 (tujuh) hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah
menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, lalu
melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan kontak erat
dengan pengawasan ketat, serta pembatasan rumah ibadah, tempat
bermain anak, dan tempat umum lainnya kecuali sektor esensial.
d. Zona Merah dengan kriteria jika terdapat lebih dari 5 (lima) rumah
dengan kasus konfirmasi positif dalam satu RT selama 7 (tujuh) hari
terakhir, maka skenario pengendalian adalah pemberlakuan PPKM
tingkat RT yang mencakuj
1) Menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat.
2) Melakukan isolasi mandiri/terpusat dengan pengawasan ketat.
3) Kegiatan keagamaan tempat ibadah ditiadakan untuk
sementara waktu sampai dengan wilayah dimaksud tidak lagi
dinyatakan sebagai zona merah berdasarkan penetapan
Pemerintah Daerah.
4) Menutup tempat bermain anak dan tempat umum lainnya secara
proporsional sesuai dengan dinamika _perkembangan
penyebaran Covid-19, namun hal ini dikecualikan bagi sektor
esensial.
5) Melarang kerumunan lebih dari 3 (tiga) orang.
6) Membatasi keluar masuk wilayah RT maksimal hingga pukul
20.00 Wita.
7) Meniadakan kegiatan sosial masyarakat di lingkungan RT yang
menimbulkan kerumunan dan berpotensi menimbulkan
penularan.
2. Menerapkan PPKM berbasis Mikro dengan ketentuan :
a. Membatasi tempat/kerja perkantoran dengan menerapkan bekerja di
kantor Work From Office (WFO) maksimal 50% sisanya bekerja dari
rumah dengan menerapkan protokol kesehatan dengan cara lebih
ketat, dengan pengaturan waktu kerja secara bergantian pada saat
Work’ From Home (WFH) tidak melakukan mobilisasi ke daerah lain.
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan peraturan
teknis dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Tekhnologi dengan penerapan protokol Kesehatan secara lebih ketat.
c. Pelaksanaan kegiatan pada sektor esensial seperti kesehatan, bahan
Pangan, makanan, minuman, energi, komunikasi dan teknologi,
informasi, keuangan, perbankan, sistem pembayaran, pasar modal,
logistik, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar,
utilitas publik dan industri yang ditetapkan sebagai obyek vital
nasional dan obyek tertentu, kebutuhan sehari-hari yang berkaitan
dengan kebutuhan pokok masyarakat (pasar, toko, swalayan dan
supermarket) baik yang berada pada lokasi sendiri maupun yang
berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall tetap dapat beroperasi 100%
(seratus persen) dengan pengaturan jam operasional, kapasitas dan
penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
Dipindai dengan CamScannerd. Pelaksanaan kegiatan makan dan minum di tempat umum (warung
makan, lapak jajanan) baik yang berada pada lokasi tersendiri
maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall dilakukan
dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat, untuk
makan/minum di tempat dibatasi sebesar 25% (dua puluh lima
persen) dari kapasitas, jam operasional sampai pukul 20.00 Wita,
layanan makanan pesan/antar (dibawa pulang) tetap diizinkan
sesuai jam operasional, restoran yang hanya melayani pesan/antar
(dibawa pulang) dapat beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam.
¢. Pelaksanakan kegiatan pada pusat _perbelanjaan/mall/pusat
perdagangan dengan penerapan protokol Kesehatan secara lebih
ketat dengan pembatasan jam operasional sampai pada pukul 20.00
Wita dan kapasitas pengunjung maksimal 25% ( Dua Puluh Lima
Persen)
f, Mengizinkan kegiatan konstruksi (tempat konstruksi dan lokasi
proyek) dapat beroperasi 100% (seratus persen) dengan penerapan
protokol kesehatan secara lebih ketat.
Pelaksanaan kegiatan peribadatan di tempat ibadah dapat dilakukan
dengan pengaturan pembatasan kapasitas dan penerapan protokol
kesehatan secara lebih ketat sesuai dengan peraturan teknis dari
Kementerian Agama.
h. Pelaksanaan kegiatan pada area publik (fasilitas umum, taman
umum, tempat wisata umum atau area publik lainnya) dibuka
dengan pembatasan kapasitas maksimal 25% (dua puluh lima
persen) dan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
Pelaksanaan kegiatan seni, budaya dan sosial kemasyarakatan
(lokasi seni, budaya dan sosial yang dapat menimbulkan keramaian
dan kerumunan) diizinkan dibuka dengan pembatasan kapasitas
maksimal 25% (dua puluh lima persen) dan penerapan protokol
Kesehatan secara lebih ketat.
j. Pelaksanaan kegiatan rapat, seminar dan pertemuan luring di
tempat umum yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan
diizinkan dibuka dengan pembatasan kapasitas maksimal 25% (dua
puluh lima persen) dan penerapan protokol kesehatan secara lebih
ketat.
k, Penggunaan alat transportasi umum (kendaraan umum, angkutan
massal), taksi (konvensional dan on line), ojek (pangkalan dan on
line), dan kendaraan sewa/rental, dapat beroperasi dengan
melakukan pengaturan kapasitas, jam operasional dan penerapan
protokol secara ketat.
Setiap orang, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara atau penanggung
jawab tempat dan fasilitas umum yang melaksanakan aktivitas,
berkewajiban melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan,
yaitu :
a. Menerapkan pola hidup sehat dan bebas Covid-19 dengan 6 M,
yaitu: Memakai masker standar dengan benar, Mencuci tangan,
Menjaga jarak, Mengurangi bepergian, Meningkatkan imun, dan
Mentaati aturan.
b. Tidak boleh berkerumun.
c, Membatasi aktifitas di tempat umum/keramaian.
d. Membatasi jumlah pengunjung maksimal 25% (dua puluh lima
persen) dari kapasitas yang tersedia.
. Mentaati waktu kegiatan operasional usaha sampai dengan pukul
20.00 Wita.
Setiap orang agar membatasi aktivitas di luar rumah dan berupaya
menunda/mengurangi perjalanan ke luar daerah.
Dipindai dengan CamScanner5S. Pelaku Perjal; i i an
sebagai berlin ae Dalam Negeri (PPDN) harus mengikuti ketent
8 Moda transportasi udara menunjukkan keterangan negatif Antigen
(H-1) disertai dengan barcode.
b. Mode transportasi mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan
Kapal laut, menunjukkan keterangan negatif Antigen (H-1) disertai
dengan barcode.
¢. Kedatangan perjalanan dari Jawa dan Bali wajib menunjukkan kartu
vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama) dan keterangan negatif
Antigen (H-1) disertai dengan barcode. non
4. Khusus pengemudi dan pembantu pengemudi kendaraan logistik
tidak wajib- menunjukkan kartu vaksin pertama dan wajib
menunjukkan hasil negatif Antigen (H-1).
6. Setiap Orang, Pelaku Usaha, Pengelola, Penyelenggara atau Penanggung,
Jawab Tempat dan Fasilitas Umum yang melanggar ketentuan
sebagaimana ditetapkan oleh Peraturan Gubernur NTB Nomor 50 Tahun,
2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19), Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 53
‘Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Keschatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dan ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya, dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan tersebut.
7. Kepada Kepala OPD untuk segera menindaklanjuti Edaran it
berdasarkan kewenangan, tugas, dan fungsi pada OPD tersebut dan
Kedudukan dalam Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten
Lombok Barat.
8. Kepada Camat, Kepala Desa/Lurah dan para pihak terkait lainnya agar
mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, dan mensosialisasikan
Edaran ini untuk dilaksanakan dengan tertib, disiplin, dan penuh
tanggung jawab.
9. Kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lombok Barat bersama
Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Barat, unsur Kodim
1606/Mataram, Unsur Kepolisian Resor Kota Mataram, Unsur
Kepolisian Resor Lombok Barat untuk melakukan operasi penegakan
disiplin guna memastikan terlaksananya Edaran ini dengan baik.
10, Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 6 Juli 2021 sampai dengan
tanggal 20 Juli 2021.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tembusan disamy Kepada Yth,
1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta.
2. Gubernur Nusa Tenggara Barat di Mataram.
3. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Barat di
Gerung.
4. Ketua Pengadilan Negeri Mataram di Mataram.
5, Kepala Kejaksaan Negeri Mataram di Mataram,
Dipindai dengan CamScanner