You are on page 1of 4
Ayo Mengamati () Penyandang Cocat yong Sukses Sidik lahirdengan kendist yang memprihatinkan. Dia tak memiliki kedua kaki mulai dari pangkal poha. Boleh dibilang, tubuhnya hanya separuh. Sebelum mengqunakan kursi mda, dia mengayunken dua tangan guna menyeret tubuhnya untuk berjalan. Meski tubuhnya tak sempuma, sejak kecil sidik tidak pemoh mau merepotkan orang Jain. 1a selaiu berusaha melakukon semua aktivitasnya sendiri, Dla juga tkiak mau dipapah atau digendong. “saya tidak mau dikasihani orang. Saya ingin sukses bukan karena orang kasihan kepada saya, tetapi karena kerja keras saya,” katanya lugas. setelah bertahun-tahun bekerja di Yoyasan swa Prosidya Puma tetapi tidak menghasilkan materi bernrti, Sidik memili kelwar dan mencari pekerjoon lain. Dengan bekal jjazah dipiomanyo, dia diterima di sebuah penisahoan kontmktor sebagai staf personalia. api belum lama dia bekerja, krisis moneter tchun 1998 menghentam dan perusahaannya terpaksa tutup. Maka, dimulailch periode Sidik menjadi pengangguran. Tetapi, dia tak mau lama-lama menganggur, Sidik mulai mengikuti berbogal kursus keterampilan yang diadakan oleh Pemda DK! bagi penyandang cocat. Salah satu hursus yang memikat perhatian Sidik laloh kursus membuat kerupuk dar! singkang. Modalnye ketika itu sumbangan dari Pemda DK! sebesar satu juta rupiah. Bersama istrinya, Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk dari singkong, “Dulu belum ada merek, plastik pembungkusnya masih polos! katonya. Pada awal produksi dio memproduksi sekitar 100 bunokus kerupuk berukuran 2 ons dari bahan baku singkong sebanyak 10 kilogram. *Namanya juga pertame, kerupuk degongan saya baru habis setelah sebulon lebih,” ketanya mengenang. ‘Namun kini, dari hanya mengolah 10 kilogram singkong, Sidik mengolah sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya. Dia juga sudch memiliki merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya. *saya beri nema merek Cap Gurame, ini sama sekali tidak oda hubungannya dengan ikan gurame, tetopi gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah, Enok," katonya tersenyum. "Kalau nanti ade uang lebih, merek ini saya mau potenkan tambahnya. Beruntung, ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan Sidik ‘dan akhinya menyumbangkan sebuch sepeda motor untuk operasional uscha. ‘*Namonya juga tidak punya koki, saya sempat bingung juga, bagaimana mengendarainya?” Tetapi Sidik tok Kehilongan okol, dia mendesain matomya agar tues perseneling dapat diaperasikan dengan tangen. Dengan bantuan tukang los, jadiiah sebuah motor dengan tongkat besi ‘tambohan yang ditempel ai perseneling dan injakan rem. Tidak iupa da juge menempelkan gerobak di sampingnys untuk mengongkut muatan, “motor itu benar-benar membentu mobilites dan produktivitas usoha saya! jar Sidik. ‘Soat in Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya. Setiap hari dia masih berkelling ke koperasi-koperasi atu warung di seluruh pelosok 'bukota. Lohkan saat Kabari mewancorainya, dua kali telepon selulamya berbuny! dari orang yang meminta agar pasokan kerupuk *Cap Gurome” segere dikirim. Kini, dari hasil usahaaya, Silk mengantungi keuntungan berkisar 1 ‘ompai 2 juta rupiah perbulon. Meskijumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidi termasuic luar biasa, Dengan Keadoan yang terbatas, dia menjodi fenterpreuner sejatl. Meminjom rumusnye Pak Ciputea, penguseha dan dosen mata kuliah enterpreunership, bahwa indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen penduduknya menjadi enterpreuner, barsiah menjodi ‘negara mokmut, maka Sidik telch memulainya bertchun-tahun lol. Jelastoh, Indonesia membutuhkan orang-orang gigi seperti Sidi.

You might also like