You are on page 1of 4
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Jalan H.R Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 Telp. (021) 4247608 (Hunting) Fax. (021) 4207807 GERMAS Yth, 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi seluruh indonesia 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia 3. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan seluruh Indon 4. Kepala B/BTKL-PP seluruh Indonesia 5. Direktur Rumah Sakit Rujukan SURAT EDARAN NOMOR: HK.02.02/ 22°99 (2019 TENTANG PENYAKIT INFLUENZA A (H1N1 pdmog) Sehubungan dengan laporan dari beberapa provinsi serta pemberitaan media online tentang infeksi influenza A (H1N1pdmo09) pada jamaah haji Indonesia, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Influenza A (H1N1 pdm09) merupakan salah satu flu musiman yang virusnya biasa bersirkulasi di belahan bumi (hemisfer) Utara dan Selatan. Influenza A (HiN1 pdmog) pernah pandemi pada tahun 2009 yang dikenal dengan nama flu babi. Namun pada 10 Agustus 2010 WHO telah mendeklarasikan bahwa pandemi H1N1 telah berakhir sehingga Pola flu dunia kembali menjadi pola flu musiman 2. Berikut informasi mengenai flu musiman: Flu musiman disebabkan virus influenza tipe A atau B. Selain influenza A(H1N1 pdm 09, beberapa jenis flu musiman lain yang bersirkulasi saat ini adalah influenza A (H3N2) dan influenza B (Victoria dan Yamagata). Flu musiman memiliki masa Inkubasi 1-4 hari (rata-rata 2 hari). Penularan dapat terjadi dengan mudah melalui droplet saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Droplet yang mengandung virus tersebar ke udara dan bisa menyebar pada orang lain yang berada hingga 1 (satu) meter di dekatnya. Virus ini juga dapat disebarkan melalui benda yang terkontaminasi dengan virus. Gejala dan tanda berupa demam atau panas dingin, batuk, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, sakit tenggorokan dan pilek atau hidung tersumbat. d. Penyakit biasanya berlangsung selama antara 2-7 hari dan dapat membaik dan sembuh secara spontan. Flu dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian pada kelompok yang berisiko tinggi. Komplikasi bisa berupa infeksi sinus dan telinga, pneumonia dan kegagalan sistem organ ©. Pengobatan bersifat simtomatis dan suportif. Penderita harus banyak minum dan istirahat serta memantau diri mereka sendiri dan mencari pertolongan medis bila kondisi memburuk. Penderita yang termasuk kelompok berisiko tinggi yang mengalami keparahan dan komplikasi harus diobati dengan antivirus. 3. Pencegahan flu musiman berupa a. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti ‘+ Mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun atau cairan antiseptik. * Tutup hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk atau bersin dan membuang tisu di tempat sampah. ‘+ Menghindari (menjauh) dari orang yang terkena flu, serta tidak menyentuh mata, hidung atau mulut setelah melakukan kontak langsung dengan penderita flu * Bila terserang flu, sebaiknya menggunakan masker penutup mulut dan hidung dan tidak beraktivitas di luar rumah agar tidak menyebarkan virus ke orang lain, serta beristirahat. b. Bila diperlukan, pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi. Vaksinasi_ terutama dianjurkan bagi masyarakat yang berisiko tinggi terinfeksi influenza, yaitu: * Orang berusia = 65 tahun + Anak dengan penyakit kronik seperti asma, diabetes, penyakit ginjal dan kelemahan sistem imun * Anak dan dewasa yang menderita penyakit metabolik kronis, termasuk diabetes, Penyakit disfungsi ginjal, hemoglobinopati dan imunodefisiensi + Petugas kesehatan. 4. WHO telah merekomendasikan 2 jenis vaksin influenza untuk belahan bumi utara (Northern hemisphere) dan belahan bumi selatan (Southern hemisphere) yang disesuaikan dengan musim yang berlangsung pada kedua tempat tersebut. Informasi mengenai flu musiman dapat diperoleh di website WHO https://www.who.int/news-room/factsheets/detailinfluenza (seasonal; 5. Perbedaan H1N1pdm09, HSN1 dan MERS. (rata-rata 2 hari). KARAKTERISTIK HIN1pdmoo HENT MERS Cara penularan | Human to human > = Ditularkan dari unggas | - Ditularkan dari unta droplet dan kontak melalui kontak melalui kontak dengan benda yang langsung dan tak langsung dan tak terkontaminasi virus langsung langsung ~ Penularan antar ~ Penularan antar manusia terbatas manusia terbatas ‘Masa inkubasi 1-4 hari 2-4 hari 2-14 hari Gejala dan tanda Demam atau panas dingin, batuk, sakit kepala, nyeri otot, nyeri ssendi, sakit tenggorokan, pelek atau hidung tersumbat. = Gejala awal berupa demam tinggi (238°C) dan gejala flu serta saluran nafas. ~ Gejala lain: diare, muntah, sakit perut, sakit pada dada, hipotensi, dan juga dapat terjadi perdarahan dari hidung, ~ Gejala klinik dapat memburuk dengan cepat yang biasanya ditandai dengan pneumonia berat, dyspnea, tachypnea Demam (238°C), batuk, dan pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang membutuhkan perawatan Cara pencegahan - Menerapkan PHBS - Vaksinasi \dari kontak dengan hewan penyebab virus ~ Menjaga kebersihan - Belum tersedia vaksinasi ~ Hindari kontak dengan hewan penyebab virus - Menjaga kebersihan - Belum tersedia vaksinasi Pengobatan ‘Simtomatis dan suportif = Oseltamivir (tamiflu), - Perlu penanganan khusus di ruang Isolasi = Simtomatis dan suportif - Perlu penanganan khusus di ruang Isolasi Fatalitas kasus Virulensi dan kematian sejauh ini tetap relatif rendah Tingkat kematian > 60% = CFR 30-40% 6. Upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang harus dilaksanakan Indonesia : @. Penanganan Influenza A (H1N1 pdm09) tidak memerlukan perhatian khusus, kecuali ditemukan penyakit infeksi emerging lainnya, maka penanganan menyesuaikan pedoman yang ada ». Pasien yang sudah terkonfirmasi terinfeksi Influenza A (H1N1 pdm09) tidak peru dilaporkan ke PHEOC karena bukan potensial wabah ©. Melakukan pemutakhiran informasi untuk mengetahui perkembangan terkait flu musiman melalui website WHO d. Pedoman pengendalian penyakit infeksi emerging dapat di download melalui http://infeksiemerging@kemies.go.id/downloads/ Demikian surat edaran ini dibuat agar dapat dijadikan pedoman. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal_ @ September 2019 Direkturdenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyaki, dr. Anung Su NIP 196003201985021002 Tembusan : 1. Menteri Kesehatan RI 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI 3. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 4. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI 5. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

You might also like