You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

III.1 Latar Belakang

Gerak d’Arsonval memberi tanggapan (response) terhadap nilai arus rata-rata


(average) atau searah (DC) melalui kumparan putar. Jika gerakan tersebutmembawa
arus bolak-balik selama siklus positif dan negatif, torsi penggerak akan positif selama
setengah perioda dan negatif (berlawanan arah) selama setengah perioda berikutnya.
Jika frekuensi arus bolak-balik sangat rendah maka jarum akan berayun ke kiri-kanan
sekitar titik nol sepanjang skala. Pada frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi, inersia
(kelembaman) kumparan begitu besar sehingga jarum tidak dapat mengikuti
pergantian arah torsi yang cepat sehingga dia berayun-ayun sekitar nol sambil
bergetar ringan.
Untuk mengukur arus bolak-balikdalam gerakan d’Arsonval, beberapa cara
untuk memperoleh torsi satu arah torsi satu arah yang tidak berlawanan setiap
setengah perioda harus direncanakan. Salah satu cara adalah menyerahkan arus bolak-
balik sehingga arus yang diarahkan (diratakan) tersebut menyimpangkan kumparan.
Cara lain adalah dengan memanfaatkan efek pemanasan arus bolak-balikagar
menghasilkan indikasi kebesarannya.

III.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita memperoleh pengetahuan
tentang instrumen-instrumen penunjuk arus bolak-balik.

~1~
BAB II
LANDASAN TEORI

III.1 Elektrodinamometer

Salah satu alat ukur arus bolak-balik yang paling penting adalah
elektrodinamometer. Dia sering digunakan sebagai voltmeter dan amperemeter akurat
bukan hanya pada frekuensi jala-jala(power line), tetapi juga dalam daerah frekuensi
audio yang rendah. Dengan sedikit modifikasi, elektrodinamometer dapat digunakan
sebagai pengukur daya (wattmeter), pengukur VAR (VAR meter), pengukur factor-
daya (power-factor meter) atau engukur frekuensi (frequency-meter). Gerak
elektrodinamometer dapat juga berfungsi sebagai instrument alih (transfer-
instrument), sebab dia dapat dikalibrasi pada arus searah dan digunakan langsung
pada arus bolak-balik, menyatakan cara langsung yang pasti untuk menyamakan
pengukuran tegangan dan arus (dc dan ac).
Kalau gerak d’Arsonval menggunakan magnet permanen untuk menghasilkan
medan magnet, elektrodinamometer memanfaatkan arus yang akan diukur guna
menghasilkan fluksi medan yang diperlukan.
Sebuah kumparan yang stationer (diam) dibuat menjadi dua bagian yang sama
membentuk medan magnet di dalam mana kumparan berputar. Kedua kumparan ini
dihubungkan seri ke kumparan yang berputar dan dialiri oleh arus yang diukur.
Kumparan-kumparan yang diam ditempatkan agak berjauhan memberikan
tempat bagi poros kumparan berputar.
Kumparan berputar mengerakkan jarum yang diimbangi oleh beban-beban
lawan. Perputaran jarum dikontrol oleh pegas-pegas pengatur sama halnya seperti
konstruksi d’Arsonval.

~2~
Keseluruhan peralatan dibungkus oleh penutup yang telah dilaminasi guna
melindungi instrument dari medan magnet tersebar (stray magnetic fields) yang dapat
mempengaruhi operasinya. Redaman dilengkapi dengan baling-baling aluminium
yang bergerak di dalam sector berbenuk rongga-rongga (chamber). Seluruh peralatan
ini dibuat kuat dan kokoh guna mempertahankan kestabilan dimensi-dimensi mekanis
dan mempertahankan kalibrasi yang tetap sempurna.
Bekerjanya elektrodinamometer dapat dipahami dengan meninjau kembali
persamaan torsi yang dibangkitkan oleh sebuah kumparan yang tergantung di dalam
medan magnet

T=BxAxIxN

Jika elektrodinamometer semata-mata direncanakan hanya untuk pemakaian


arus searah, skala kuadratnya mudah diamati; yaitu tanda-tanda skala yang banyak
pada nilai-nilai arus yang sangat rendah, dan menyebar maju pada nilai arus yang
frekuensinya lebih tinggi. Elektodinamometer mempunyai kekurangan-kekurangan
tertentu. Salah satunya adalah konsumsi daya yang besar sebagai akibat langsung dari
konstruksinya.
Arus yang akan diukur tidak hanya harus mengalir melalui kumparan putar ,
tetapi juga harus menghasilkan fluksi medan. Untuk memperoleh suatu medan
magnet yang cukup kuat diperlukan ggm (gaya gerak magnet) yang tinggi dan untuk
itu sumber harus menyalurkan arus dan daya yang tinggi.
Berlawanan dengan konsumsi daya yang besar, medan magnet jauh lebih
lemah daripada yang dihasilkan oleh gerak d’Arsonval yang setara sebab tidak
terdapat besi di dalam rangkaian (seluruh lintasan fluks berisi udara).

~3~
III.2 Wattmeter

II.2.1 Wattmeter Satu Fasa


Elektrodinamoter dipakai secara luas dalampengukuran daya. Dia dapat
digunakan untuk menunjukkan daya searah (DC) maupun bolak-balik (AC) untuk
setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus
saja. Elektrodinamometer yang digunakan sebagai voltmeter atau amperemeter terdiri
dari kumparan-kumparan yang diam dan yang berputar dihubungkan seara seri,
karena itu bereaksi terhadap efek kuadrat arus. Bila digunakan sebagai alat ukur daya
satu fasa, kumparan-kumparan dihubungkan dalam cara yang berbeda.

Gambar 1 Diagam sebuah wattmeter elektrodimanometer, dihubungkan untuk mengukur


daya beban satu fasa
Kumparan-kumparan yang diam atau kumparan-kumparan medan
ditunjukkan di sini sebagai dua elemen terpisah yang dihubungkan seara seri dan
membawa arus jala-jala total (ic). Kumparan yang berputar yang ditempatkan di
dalam medan maknit kumparan-kumparan yang diam, dihubungkan seri dengan
tahanan pembatas arus dan membawa arus kecil (ip). arus sesaat di dalam kumparan
yang berputar adalah ip = e/Rp dimana e adalah tegangan sesaat pada jala-jala dan Rp
adalah tahanan total kumpran berputar beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan

~4~
putar sebanding dengan perkalian ic dan ip dan untuk defleksi rata-rata selama satu
periode dapat dituliskan:
T
1
θ rata-rata=K ∫ i c i p dt (1)
T 0

Dimana Ѳrata-rata = defleksi sudut rata-rata dari kumparan


K = konstanta instrument
Ic = arus sesaat di dalam kumpara-kumparan medan
Ip = arus sesaat di dalam kumparan potensial
Dengan menganggap sementara ic sama dengan arus beban i (seara actual ic =
ip + i), dan menggunakan nilai ip = e/Rp kita lihat bahwa persamaan (1) berubah
menjadi:
T T
1
θ rata-rata=K ∫ i e dt=K 2 T1 ∫ ei dt
T 0 Rp
(2)
0

Menurut definisi, daya rata-rata di dalam suatu rangkaian adalah


T
1
Prata-rata = ∫ eidt (3)
T 0

yang menunjukkan bahwa elektrodinamometer yang dihubungkan dalam


konfigurasi Gambar 1 mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya rata-rata.
Jika e dan i adalah besaran sinus dengan bentuk e = Em sin ωt dan i =Im sin (ωt + Ѳ),
persamaan (2) berubah menjadi:

θ rata-rata=K 3 EI cos θ (4)

dimana E dan I menyatakan nilai-nilai rms tegangan dan arus dan Ѳ


menyatakan sudut fasa antara tegangan dan arus. Persamaan (2) dan (3) menunjukkan
bahwa elektrodinamometer mengukur daya rata-rata yang disalurkan ke beban.
Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang ditandai
dengan “+”. Bila terminal arus yang ditandai ini dihubungkan ke jala-jala masuk dan

~5~
selalu akan membaca naik bila daya yang dihubungkan ke beban. Jika untuk suatu
alasan (seperti dalam metode dua wattmeter untuk mengukur daya tiga fasa) jarum
membaca mundur, sambungan arus (bukan sambungan tegangan) harus
dipertukarkan.
Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk
mempertahankan medan maknitnya, tetapi ini biasanya begitu kecil dibandingkan
terhadap daya beban sehingga dapat diabaikan. Jika diperlukan pembacaan daya yang
tepat, kumparan arus harus persis membawa arus beban, dan kumparan potensial
harus dihubungkan di antara terminal-terminal beban. Dengan menghubungkan
kumparan potensial ke titik A seperti dalam Gambar 1, tegangan beban terukur
dengan tepat tetapi arus melalui kumparan-kumparan medan lebih besar sebanyak Ip.
Berarti wattmeter membaca lebih tinggi sebesar kehilangan daya tambahan di dalam
rangkaian potensial. Tetapi jika kumparan potensial dihubungkan ke titik B dalam
Gambar 1 kumparan medan mencatat lebih tinggi, tetapi dengan kehilangan sebesar
I2R di dalam kumparan-kumparan medan. Cara penyambungan yang tepat bergantung
pada situasi. Umumnya sambungan kumparan potensial pada titik A lebih diinginkan
untuk beban-beban arus tinggi, tegangan rendah; sedang sambungan kumparan
potensial pada titik B lebih diinginkan untuk beban-beban arus rendah, tegangan
tinggi.
Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan potensial diatasi dalam
wattmeter yang terkompensasi seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Kumparan arus
terdiri dari dua kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama.
Salah satu kumparan menggunakan kawat besar yang membawa arus beban ditambah
arus untuk kumparan potensial. Gulungan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan
hanya membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan arah dengan
arus di dalam gulungan besar, menyebabkan fluksi yang berlawanan dengan fluksi
utama. Berarti efek ip dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.

~6~
Gambar 2 Diagram wattmeter terkompensasi dalam mana efek arus di dalam kumparan
potensial dihilangkan oleh arus di dalam kumparan kompensasi.

II.2.2 Wattmeter fasa banyak


Pengukuran daya dalam suatu sisten fasa banyak memerlukan pemakaian
dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan
pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan
bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dari
sejumlah kawat-kawat dari setiap system fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu
kawat dapat dibuat “common” terhadap semua rangkaian potensial. Gambar 3 (a)
menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh
sebuah beban tiga fasa yang setimbang yang dihubungkan secara delta.
Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan dalam jaringan A dan kumparan
tegangannya dihubungkan antara antaran (jala-jala, line) A dan C. Kumparan arus
wattmeter 2 dihubungkan dalam antaran B dan kumparan tegangannya antara antaran
B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan
penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter.

~7~
~8~
Gambar 3 (a) Dua wattmeter dihubungkan untuk mengukur daya total di dalam sebuah
system tiga-fasa tiga-kawat; (b) Diagram fasor tegangan dan arus di dalam system tiga fasa tiga-kawat.
Sudut antara tegangan fasa dan ars fasa dinyatakan oleh Ѳ.
Diagram fasor Gambar 3 (b) menunjukkan tegangan tiga fasa VAC, VCB, dan
VBA dan arus tiga fasa IAC, ICB, dan IBA. Beban yang dihubungkan secara delta dianggap
induktif dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut Ѳ. Kumparan arus
wattmeter 1 membawa arus antara IA’A, yang merupakan penjumlahan vector dari
arus-arus fasa IAC dan IAB. Kumparan potensial wattmeter 1 dihubungkan ke
tegangan antaran VAC. Dengan cara sama kumparan arus wattmeter 2 membawa arus
antaran IB’B yang merupakan penjumlahan vector dari arus-arus fasa IBA dan IBC;
sedang tegangan pada kumparan potensialnya adalah tegangan antaran VBC. Karena
beban adalah setimbang, tegangan-tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya
dan dituliskan

VAC = VBC = V dan IAC = ICB = IBA = I

Daya, dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah:

W1 = VACIA’A cos (300 - Ѳ) = VI cos (300 – Ѳ) (5)

W2 = VBCIB’B cos (300 + Ѳ) = VI cos (300 + Ѳ) (6)

W1 + W2 = VI cos (300 - Ѳ) = VI cos (300 + Ѳ)


= (cos 300 cos Ѳ + sin 300 sin Ѳ + cos 300 cos Ѳ - sin 300 sin Ѳ) VI
= √ 3 VI cos Ѳ (7)

Persamaan (7) merupakan pernyataan daya total dalam sebuah rangkaian tiga
fasa, dank arena itu kedua wattmeter pada Gambar 3 (a) secara tepat mengukur daya
total tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua
wattmeter akan memberikan nilai daya yang benar untuk setiap kondisi yang tidak
setimbang baik faktor daya maupun bentuk gelombang.

~9~
Jika kawat netral dari sistem tiga fasa juga tersedia seperti halnya pada beban
yang tersambung dalam hubungan bintang 4 kawat sesuai dengan teorema Blondel
yaitu diperlukan tiga wattmeter untuk melakukan pengukuran daya nyata total.

III.3 Alat Ukur Wattjam

Alat ukur wattjam (watthourmeter) tidak sering digunakan di laboratorium


tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya
adalah bahwa di semua tempat di manapun perusahaan listrik menyalurkan energi
listrik ke industri dan pemakai setempat (domestik). Gambar 1 menunjukkan elemen
alat ukur wattjam satu fasa dalam bentuk skema.
Kumparan arus dihubungkan seri dengan antaran dan kumparan tegangan
dihubungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam
dengan desain khusus melengkapi dua rangkaian maknit. Sebuah piringan aluminium
ringan digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang menyebabkan
arus pusar mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan medan kumparan
tegangan membangkitkan sebuah torsi (aksi motor) terhadap piringan dan
menyebabkannya berputar.

Gambar 1 Elemen alat ukur wattjam satu fasa

~ 10 ~
Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan
dan arus pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan
kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah
dipakai oleh beban dalam selang waktu tertentu dan diukur dalam kilowatt-jam (kWh,
kilowatt-hour). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan melalui
susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan
kWh yang terkalibrasi dalam desimal.
Redaman piringan diberikan oleh dua maknit permanen kecil yang
ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila piringan berputar, maknit-
maknit permanen mengindusir arus pusat di dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi
dengan medan maknit dari maknit-maknit permanen kecil dan meredam gerakan
piringan.
Kalibrasi alat ukur watt-jam dilakukan pada kondisi beban penuh yang
diijinkan dan pada kondisi 10% dari beban yang diijinkan. Pada beban penuh,
kalibrasi terdiri dari pengaturan posisi maknit-maknit permanen kecil agar alat ukur
membaca dengan tepat. Pada beban-beban yang sangat ringan, komponen tegangan
dari medan menghasilkan suatu torsi yang tidak berbanding langsung dengan beban.
Kompensasi kesalahan diperoleh dengan menyisipkan sebuah kumparan pelindung
atau pelat di atas sebagian kumparan tegangan dengan membuat alat ukur bekerja
pada 10% beban yang diijinkan. Kalibrasi alat ukur pada kesua posisi ini biasanya
menghasilkan pembacaan yang memuaskan untuk semua beban-beban lainnya.
Alat ukur watt-jam tipe poros terapung (floating shaft) menggunakan sebuah
desain yang unik untuk menggantungkan piringan. Poros berputar mempunyai sebuah
maknit keil pada masing-masing ujung. Maknit poros bagian atas ditarik ke sebuah
maknit dalam bantalan atas sedangkan maknit bawah ditarik ke sebuah maknit dalam
bantalan bawah. Berarti gerakan pelampung tidak akan menyentuh kedua permukaan
bantalan dan satu-satunya kontak terhadap gerakan adalah melalui roda gigi yang
menghubungkan poros ke kelengkapan roda gigi.

~ 11 ~
Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan oleh alat ukur watt-jam
fasa banyak. Kumparan arus dan kumparan teganan dihubungkan dengan cara yang
sama seperti wattmeter tiga fasa. Masing-masing fasa alat ukur watt-jam mempunyai
rangkaian maknetik dan piringan tersendiri tetapi semua piringan dijumlahkan secara
mekanis dan putaran total permenit dari poros sebanding dengan energi total tiga fasa
yang dipakai.
III.4 Alat Ukur Frekuensi

Frekuensi dapat ditentukan dengan berbagai cara, tetapi sementara kita


membicarakan instrumen-instrumen penunjuk yang dalam kategori ini adalah alat-
alat ukur frekuensi yang memanfaatkan efek frekuensi terhadap faktor-faktor seperti
induktansi bersama, resonansi sirkuit penyetalaan (tuned circuit) dan resonansi
mekanik.

Gambar 1 Rangkaian alat-ukur frekuensi tipe elektrodinamometer


Sebuah contoh pemakaian rangkaian penyetalaan ditemukan pada alat-alat
ukur frekuensi tipe elektrodinamometer, yang ditunjukkan secara skematis dalam
Gambar 1. Dalam alat ukur frekuensi ini, kumparan-kumparan medan membentuk
sebagian dari du arangkaian resonan terpisah. Kumparan medan 1 adalah seri dengan
induktor L1 dan kapasitor C1 dan membentuk sebuah rangkaian resonan yang disetel
ke sutu frekuensi sedikit di bawah skala terendah dari instrumen. Kumparan medan 2
adalah seri dengan induktor L2 dan kapasitor C2 dan membentuk sebuah rangkaian

~ 12 ~
resonan yang disetel ke frekuensi sedikit lebih tinggi dari skala tertinggi instrumen.
Dalam hal frekuensi jala-jala, rangkaian harus disetel ke frekuensi berturut-turut 50
Hz dan 70 Hz dengan 60 Hz pada pertengahan skala. Kedua kumparan medan
disusun seperti ditunjukkan pada diagram dan dikembalikan ke jala-jala melalui
gulungan kumparan yang dapat berputar. Torsi pada elemen yang berputar sebanding
dengan arus melalui kumparan berputar. Arus ini terdiri dari penjumlahan kedua arus
kumparan medan. Untuk frekuensi yang dimasukkan dalam batas-batas rangkuman
instrumen, rangkaian kumparan medan 1 bekerja di atas frekuensi resonan dengan
arus i1 ketinggalan dari tegangan yang dimasukkan. Rangkaian kumparan medan2
bekerja di bawah frekuensi resonannya dan dengan demikian adalah kapasitif dengan
arus i2 yang mendahului tegangan yang dimasukkan. Karena itu torsi yang dihasilkan
oleh kedua arus terhadap kumparan putar adalah berlawanan dan torsi yang
dihasilkan tersebut merupakan fungsi dari frekuensi tegangan yang dimasukkan.
Untuk setiap frekuensi yang dimasukkan dalam batas ukur instrumen, torsi yang
dibangkitkan pada elemen yang berputar menyebabkan jarum berada pada posisi
yang dihasilkannya dan defleksi jarum dikalibrasi dalam frekuensi yang diberikan
tersebut. Torsi pemulih dilengkapi oleh sebuah daun besi keil yang dipasang pada
kumparan yang berputar. Daerah pengukuran indtrumen ini biasanya terbatas pada
frekuensi jala-jala dan pemakaian utama adalah dalam bidang ini yakni untuk
memonitor frekuensi di sebuah sistem daya.
Alat ukur frekuensi jenis batang atau lidah bergetar (tuned-reed frequency
meter) bekerja berdasarkan prinsip resonansi mekanis. Sederetan batang-batang
dipasang bersama-sama pada sebuah alas fleksibel yang terpasang pada jangkar arus
bolak-balik yang frekuensinya akan ditentukan. Batang disetel ke suatu frekuensi
dasar yang tepat berdasarkan pemilihan panjang dan massa yang sesuai. Batang yang
frekuensi dasarnya sama dengan frekuensi pada mana elektromaknit diberi energi
akan membentuk suatu getaran. Getaran batang ini dapat dilihat pada panel alat ukur
di mana ujung getaran tang ditunjukkan melalui sebuah jendela. Jika frekuensi yang
diukur berada di antara frekuensi dua batang yang berdekatan, kedua batang akan

~ 13 ~
bergetar dan frekuensi jala-jala akan paling dekat ke batang yang bergetar paling
tinggi. Interpolasi antara frekuensi-frekuensi dasar dari batang-batang ini dapat
dilakukan dengan mudah dan teliti sebab frekuensi-frekuensi batang adalah tepat.
Instrumen ini mempunyai keuntungan karena konstruksi yang sangat sederhana dan
sangat kokoh. Dia mempertahankan kalibrasinya dengan baik dengan syarat bahwa
getaran batang-batang dipertahankan dalam batas-batas yang wajar. Walaupun
operasinya tidak bergantung pada nilai tegangan yang tepat, pengubahan batas ukur
tegangan biasanya dilakukan dengan penambahan tahanan.

Gambar 2 Skema alat ukur frekuensi tipe inti jenuh


Alat ukur frekuensi tipe inti jenuh (saturable-core frequency meter) yang
dapat menangani dan mengukur suatu rangkuman frekuensi dengan baik, ditunjukkan
secara skematis pada Gambar 2. Transformator terdiri dari dua inti (core) dan satu
gandar (yoke). Satu inti adalah bahan non-maknit sedangkan inti yang lain adalah
bahan maknit yang saturasi pada nilai ggl dan arus yang sangat kecil. Gandar tersebut
terbuat dari bahan maknit dengan penampang yang cukup besar sehingga tidak
mencapai saturasi. Kumparan primer transformator dililitkan pada kedua inti tersebut
secara bersamaan (simultan), seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Kumparan
sekunder terdiri dari dua bagian yaitu separuh gulungan dililitkan pada inti maknit
dan separuh lainnya pada inti non-maknit. Gulungan-gulungan sekunder dihubungkan

~ 14 ~
seri dalam cara sedemikian sehingga tegangan yang diinduksi di dalam gulungan-
gulungan tersebut berlawanan satu samalain. Bila daya disalurkan ke kumparan
primer, transformator akan mengindusir tegangan di dalam kumparan-kumparan
sekunder. Karena nilai saturasi inti maknetik yang rendah, inti ini akan saturasi pada
tegangan sekunder yang sangat kecil. Begitu initi saturasi, laju pertambahan tegangan
induksi di dalam kumparan tersebut akan sama dengan laju pertambahan tegangan
induksi di dalam gulungan pada inti bukan maknit. Dengan demikian laju
pertambahan tegangan-tegangan induksi saling meniadakan karena ggl di dalam
gulungan-gulungan sekunder berlawanan satu sama lain. Karena itu tegangan
sekunder bukan merupakan fungsi tegangan tersebut. Tegangan keluaran sekunder
disearahkan dan dimasukkan ke sebuah alat ukur arus searah yang defleksinya
sebanding dengan frekuensi. Skala alat ukur dikalibrasi dalam frekuensi.

III.5 Transformator Instrumen

Transformator-transformator instrumen digunakan untuk mengukur tegangan


bolak-balik pada stasiun pembangkit, stasiunn transformator dan pada saluran
transmisi, dalam kaitannya dengan instrumen-instrumen pengukur arus bolak-balik
(voltmeter, amperemeter, Wattmeter, VARmeter, dan lain-lain). Transformator-
transformator instrumen dikelompokkan sesuai dengan pemakainnya dan disebut
transformator arus (current transformer, TA) dan transformator potensial (potential
transformer, TP).
Transformator-transformator ini melakukan dua fungsi penting yaitu
memperbesar batas ukur alat ukur arus bolak-balik seperti halnya shunt atau tahanan
pengali pada alat ukur arus searah; dan mengisolir alat ukur dari jala-jala listrik
tegangan tinggi.
Batas ukur sebuah amperemeter arus searah dapat diperbesar dengan
menggunakan sebuah shunt yang membagi arus yang diukur ke alat-ukur dan shunt.

~ 15 ~
Metode ini memuaskan bagi rangkaian-rangkaian arus searah tetapi di dalam
rangkaian-rangkaian arus bolak-balik pemagian arus tidak hanya bergantung pada
tahanan alat ukur dan shunt tetapi juga pada reaktansinya. Karena pengukuran arus
bolak-balik dilakukan pada batas ukur frekuensi yang lebar, menjadi sulit untuk
mendapatkan ketelitian yang tinggi. Sebuah transformator arus menghasilkan
perluasan batas ukur yang diinginkan melalui perbandingan transformasinya dan di
samping itu menghasilkan pembacaan yang hampir sama tanpa memperhatikan
konstanta alat-ukur (reaktansi dan tahanan); atau kenyataannya jumlah instrumen
(dalam batas-batas yang sesuai) yang dihubungkan di dalam rangkaian.
Isolasi alat-alat ukur dari jala-jala listrik tegangan tinggi adalah penting bila
kita ingat bahwa sistem daya bolak-balik sering bekerja pada tegangan-tegangan orde
beberapa ratus kilovolt. Adalah tidak praktis menghubungkan jala-jala listrik
tegangan tinggi langsung ke panel instrumen untuk maksud pengukuran tegangan dan
arus , bukan hanya karena risiko keselamtan yang terlibat tetapi juga karena masalah
isolasi yang berkaitan dengan jala-jala tegangan tinggi yang bekerja secara bersamaan
di dalam suatu ruang terbatas. Bila sebuah transformator digunakan, hanya kawat-
kawat tegangan rendah saja dari kumparan transformator sekunder yang dihubungkan
ke panel instrumen dan hanya tegangan rendah yang boleh ada antara kawat-kawat
tersebut dan bumi; dengan demikian memperkecil risiko keselamatan dan masalah
isolasi.
Transformator potensial (TP) digunakan untuk mengalihkan tegangan tinggi
dari sebuah jala-jala ke yang lebih rendah yang sesuai bagi hubungan langsung ke
sebuah voltmeter arus bolak-balik atau kumparan potensial wattmeter arus bolak-
balik. Tegangan sekunder transformator yang biasa adalah 120 V. Tegangan-tegangan
primer dibuat standar untuk menyesuaikan terhadap tegangan saluran transmisi yang
umum yakni 2400 V, 4160 V, 7200 V, 13.8 kV, 44 kV, 66 kV, dan 220 kV.
Transformator potensial ditetapkan agar menghasilkan sejumlah daya tertentu ke
beban sekunder. Berbagai kapasitas beban yang berbeda tersedia agar sesuai bagi
pemakaian individu, kapasitas yang umum adalah 200 VA pada frekuensi 60 Hz.

~ 16 ~
Transformator potensial harus memenuhi persyaratan desain tertentu yang
mencakup ketelitian perbandingan lilitan, reaktansi kebocoran yang kecil, arus
maknetisasi yang kecil, dan penurunan tegangan yang paling kecil. Selanjutnya
karena kita mungkin bekerja pada tegangan primer yang sangat tinggi, isolasi antara
gulungan-gulungan primer dan sekunder harus mampu menahan beda potensial yang
tinggi dan persyaratan lain dielektrik yang sangat tinggi. Dalam hal yang lazim
kumparan tegangan tinggi dibuat dari konstruksi ku panggang bundar dan dilindungi
guna pencegahan regangan-regangan dielektrik setempat. Kumparan tegangan rendah
atau kumparan-kumparan dililitkan pada sebuah gulungan kertas dan dirakit di bagian
dalam kumparan tegangan tinggi. Semua rakitan ini dipadatkan kering (impregnated)
atau direndam di dalam minyak. Rakitan inti dan kumparan kemudian ditempatkan di
bagian dalam sebuah kotak/selubing baja yang menyangga terminal-terminal
tegangan tinggi atau bushing-bushing porselen. Kemudian kotak diisi dengan minyak
isolasi.
Perkembangan baru dalam industri karet sistetik telah memperkenalkan
transformator potensial jenis karet tuang/cetak (molded rubber), menggantikan
minyak isolasi dan bushing porselen dalam beberapa pemakaian. Transformator
potensial 25 kV tipe karet tuang/cetak yang sesuai untuk pemakaian di luar ini lebih
murah dari transformator potensial konvensional yang berisi minyak dan karena
“bushing” terbuat dari karet tuang, sifat rapuh porselen dihilangkan. Sebuah titik
polaritas berwarna putih ditempatkan pada “bushing” yang tepat di bagian depan
transformator. Dua terminal kumparan sekunder tipe baut tap (stud) dimasukkan di
dalam sebuah kotak saluran yang dapat dipindahkan. Daya yang diijinkan (rating)
bagi sebuah transformator potensial didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
selain kapasitas beban, karena alasan yang telah diberikan sebelumnya. Beban khas
yang diijinkan adalah 200 VA pada 60 Hz untuk transformator yang mempunyai
perbandingan 2400/120V. Tetapi pada kebanyakan pengukuran, beban yang berarti
akan lebih kecil dari 200 VA.

~ 17 ~
Transformator arus (TA) kadang-kadang mempunyai kumparan primer dan
selalu mempunyai kumparan sekunder. Jika terdapat kumparan primer, dia
mempunyai jumlah gulungan yang kecil. Dalam kebanyakan hal kumparan primer
hanya berupa satu gulungan atau satu konduktor yang dihubungkan seri ke beban
yang arusnya akan di ukur. Kumparan sekunder mempunyai jumlah lilitan yang lebih
banyak dan dihubungkan ke alat ukur arus atau ke sebuah kumparan rile. Kumparan
primer sering berupa sebuah konduktor tunggal berbentuk batang tembaga atau
batang kuningan berat yang dilewatkan melalui inti transformator. Transformator arus
sedemikian disebut transformator arus tipe batang (bar-type). Kumparan sekunder
transformator arus ini biasanya dirancang untuk menghasilkan arus sekunder sebesar
5 A. Sebuah transformator arus tipe batang 800/5 A mempunyai 160 lilitan pada
kumparan sekundernya.
Kumparan primer transformator arus dihubungkan langsung di dalam
rangkaian beban. Bila kumparan sekunder adalah rangkaian terbuka, tegangan yang
dibangkitkan pada terminal-terminal terbuka bisa sangat tinggi (sebab kenaikan
perbandingan transformator) dan dapat dengan mudah merusak isolasi antara
gulungan-gulungan sekunder. Karena itu kumparan sekunder sebuah transformator
harus selalu dihubungkansingkatkan atau dihubungkan ke sebuah alat ukur atau
kumparan rile. Sebuah transformator arus tidak boleh mempunyai kumparan sekunder
yang terbuka bila kumparan primernya membawa arus; dia selalu harus ditutup
melalui sebuah alat ukur arus, kumparan rile, kumparan arus wattmeter, atau
mudahnya oleh sebuah penghubung singkat. Kelalaian mengetahui tindakan
pencegahan ini dapat menimbulkan kerusakan berat bagi peralatan atau bagi personel.
Transformator arus terdiri dari sebuah inti dengan kumparan sekunder yang
terbungkus di dalam isolasi karet tuang. Jendela di dalam inti memungkinkan
penyisipan satu atau lebih gulungan konduktor tegangan tinggi pembawa arus.
Sebuah konduktor tunggal berisi satu kumparan primer dengan satu lilitan.
Perbandingan nominal transformator diberikan pada pelat namanya; ini bukan
perbandingan lilitan (karena lebih dari satu lilitan dapat digunakan sebagai kumparan

~ 18 ~
primer) tetapu hanya menunjukan bahwa suatu arus primer sebesar 500 A akan
menghasilkan arus sekunder 5 A bila kumparan sekunder tersebut dihubungkan ke
sebuah amperemeter 5 A. Dalam batas-batas praktis, arus di dalam gulungan
sekunder ditentukan oleh arus eksitasi primer dan bukan oleh impedansi rangkaian
sekunder. Karena di dalam sistem arus bolak-balik arus primer ditentukan oleh beban
maka arus sekunder dikaitkan ke arus primer sebesar sekitar kebalikan perbandingan
lilitan. Ini benar dalam batas-batas tingkah laku beban sekunder yang agak lebar.

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
 Elektrodinamometer dipakai dalam instrumentasi penunjuk arus bolak-balik.
 Elektrodinamometer dapat digunakan untuk menunjukkan daya searah (DC)
maupun bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus
dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja.
 Wattmeter menggunakan prinsip kerja elekrodinamometer karena
kemampuannya dalam mengukur arus bolak-balik.
 Alat ukur wattjam (watthourmeter) tidak sering digunakan di laboratorium
tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil.
 Transformator-transformator instrumen digunakan untuk mengukur tegangan
bolak-balik pada stasiun pembangkit, stasiunn transformator dan pada saluran
transmisi.

III.2 Saran

~ 19 ~
 Sebaiknya pada wattmeter digunakan bahan yang berbentuk gandar pada
kumparan arusnya sehingga fluks yang dihasilkan bertambah besar.

DAFTAR PUSTAKA

Copper, William D.. 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik


Pengukuran, diterjemahkan oleh Ir. Sahat Pakpahan. Jakarta:
Erlangga

~ 20 ~

You might also like