You are on page 1of 19
“APLIKASI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL” Editor : Prof, Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA INNA GRAND BALI BEACH Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS Sabtu, 25 April Ida Bagus Rai Widiarsa, ST, MASc, PhD I Gede Adi Susila, ST, MSc, PhD PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA Didukung oleh: Udayana University Press 2015 ISBN 978-602-294-052-4 Prosiding SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL SeNaTS 1 “APLIKASI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL” Editor : Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA INNA GRAND BALI BEACH Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS Sabtu, 25 April Ida Bagus Rai Widiarsa, ST, MASc, PhD I Gede Adi Susila, ST, MSc, PhD PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA Didukung oleh: Eternit Gresik 180 9001 - ISO 14001 - OHSAS 18001 Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil | (SeNaTS 1) Tahun 2015 ‘Sanur - Bali, 25 April 2015 KATA PENGANTAR ‘Teknologi sebagai produk dari ilmu pengetahuan diciptakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun dalam aplikasi dan atau pengembangan selanjutnya tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan sumber daya alam, kondisi lingkungan maupun dampak negatif’ dari penerapan suatu teknologi sering kurang diperhatikan. Kondisi ini, sampai tingkat tertentu, dapat mengurangi manfaat yang dituju atau bahkan ‘membahayakan keberlanjutan eksistensi bumi dan kehidupannya. Kesadaran akan hal ini mendorong ilmuwan, rekayasawan maupun praktisi dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang Teknik Sipil yang berhubungan erat dengan industri jasa konstruksi, untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan guna menjamin keberlanjutan bumi dan isinya. ‘Untuk mendukung perspektif tersebut, pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2015, Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana menyelenggarakan Seminar Nasional Teknik Sipil (SeNaTS) 1 dengan tema “‘Aplikasi dan Pengembangan ‘Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Bidang Teknik Sipil” di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali. Kegiatan schari ini dimaksudkan sebagai salah satu wadah komunikasi dan tukar informasi bagi ilmuwan, rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi yang memiliki perhatian dan atau pengalaman di bidang teknologi ramah lingkungan Sebanyak 85 (delapan puluh lima) makalah disampaikan pada kegiatan SeNaTS 1 yang mencakup bidang keahlian: Struktur dan Material, Geoteknik, Manajemen Proyek dan Rekayasa Konstruksi, Transportasi, Sumber Daya Air dan Lingkungan. Penyelenggaraan kegiatan dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama, dari pagi hingga siang, merupakan sesi bagi pemaparan makalah dari Keynote Speaker sedangkan tahap kedua, dari siang sampai sore, dipergunakan untuk pemaparan dan diskusi untuk pemakalah peserta. Tahap pertama diselenggarakan secara panel di Agung Room yang diikuti oleh seluruh peserta dan untuk tahap kedua dilaksanakan secara simultan di Agung Room, Laksamana Room dan Wibisana Room dari Inna Grand Bali Beach untuk masing-masing bidang keahlian. Program Studi Magister Teknik Sipl, Program Pascasarjana Universitas Udayana i Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 ‘Sanur ~ Bali, 25 April 2015 SAMBUTAN Puji sykur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa dengan diselenggarakannya Seminar Nasional Teknik Sipil ke-1 (SeNaTS 1) pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2015 di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali. Konferensi ini diselenggarakan oleh Program Studi Program Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana ‘Tema pada seminar ini “Aplikasi dan Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Bidang Teknik Sipil” dimaksudkan sebagai salah satu wadah komunikasi dan tukar informasi serta pengalaman bagi ilmuwan, rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi yang memiliki perhatian dan atau pengalaman di bidang teknologi ramah lingkungan. Dengan demikian kegiatan ini dapat dimanfaatkan bagi mereka untuk mempublikasikan pengalaman maupun hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan teknologi ramah lingkungan dalam bidang tekmik sipil dalam arti luas. Topik publikasi mencakup bidang keahlian : Struktur dan Material, Geoteknik, Manajemen Proyek dan Rekayasa Konstruksi, Transportasi, Sumber Daya Air, Lingkungan serta bidang keahlian sipil terkait lainnya Diharapkan kegiatan SeNaTS 1 ini menjadi media efektif untuk komunikasi dan tempat bertukarpikiran serta pengalaman antara sesama ilmuwan, rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi teknik sipil dari seluruh Indonesia. Dengan demikian dapat memperkaya perkembangan dunia ketekniksipilan dan memberikan Kontribusi bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua dan kami mengucapkan terima kasih kepada para pembicara dan pemakalah serta panitia yang telah bekerja keras dalam menyiapkan kegiatan ini schingga dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh peserta serta sponsor yang telah berpartisipasi dan mendukung penyelenggaraan SeNaTS 1 ini, ‘Sampai berjumpa lagi pada pertemuan yang akan datang, Denpasar, April 2015 Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana, Universitas Udayana Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universtias Udayana ii Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 KOMITE ILMIAH Prof. Ir. Arun al-Rasyid Lubis, MSc, PhD (ITB) Prof. Indrasurya Budisatria Mochtar, MSc, PhD (ITS) “Ir. Akhmad Suraji, MT, PhD (Unand) Ir. Ari Sandhyavitri, MSc, PhD (Unri) Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA (Unud) Prof. Ir. [Nyoman Norken, SU, PhD (Unud) Prof. Ir. | Wayan Redana, MASc, PhD (Unud) Prof. Ir. ! Nyoman Arya Thanaya, ME, PhD (Unud) Ir. Made Sukrawa, MSCE, PhD (Unud) 1 Ketut Sudarsana, ST, PhD (Unud) Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD (Unud) Dr. Ir. 1 Gusti Agung Adnyana Putera, DEA (Unud) Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD (Unud) Dr. Ir. I Wayan Suweda, MSP, MPhil (Unud) Dr. Eng. Ni Nyoman Pujianiki, ST MT, MEng (Unud) Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCinstCES (Unud) Kadek Diana Harmayani, ST, MT, PhD (Unud) Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT (Unud) 1 Gede Adi Susila, ST, MSc, PhD (Unud) Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil | (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 Apeil 2015 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .. i SAMBUTAN .... . iti KOMITE ILMIAH v DAFTAR ISI so Vii KEYNOTE SPEAKER: ‘STRATEGI PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON YANG SUSTAINABLE... KS-1 BIDANG STRUKTUR DAN MATERIAL KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU APUS DENGAN PENAMBAHAN PIN PADA MUTU BETON K- 15 SM APLIKASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SEBAGAI METODE NUMERIK UNTUK PREDIKSI KAPASITAS GESER BALOK BETON BERTULANG ‘SMT PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP POLA KERUSAKAN SIRAP BAMBU SEBAGAI PENUTUP ATAP ANGKUL-ANGKUL DI DESA ADAT PENGLIPURAN i SM-15 PERILAKU SAMBUNGAN TIPE FRIKSI DENGAN VARIASI GAYA PENGENCANGAN AKIBAT PERBEDAAN METODE PELAKSANAAN. SM-23 PROPERTI MATERIAL DAN DAKTILITAS BETON PRATEKAN PARSIAL HASIL UIL EKSPERIMENTAL. 'SM-31 PENGARUH KUAT TEKAN DAN KOMPOSISI BAHAN BETON DENGAN SUBSITUSI LIMBAH BETON BANGUNAN SEBAGAI AGREGAT KASAR. ~ SM39 KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT BATU APUNG SERTA ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PORTLAND DAN SUPERPLASTICIZER ‘SM-45 ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENS] STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK PADA LEVEL KINERIA YANG SAMA ‘SM-49 IDENTIFIKASL KERUSAKAN DAN METODE PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR ‘SUMATRA BARAT. SM-57 ANALISA PERILAKU PARAMETER NON-LINIER BETON TAK TERKEKANG DENGAN PEMBEBANAN TRIAKSIAL MENGGUNAKAN PROGRAM BANTU BERBASIS FINITE ELEMENT... SM-65 KUAT TUMPU BATANG POHON KELAPA LAMINASI (GLUGU LAMINASI): HALF HOLE DAN FULL HOLE, 2 SM-73 KAPASITAS LENTUR DAN DAYA LAYAN BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG.... SM-81 ‘TAHANAN LATERAL KOMPOSIT KAYU KELAPA (GLUGU) LAMINASI-BETON DENGAN VARIASI PANJANG TERTANAM ALAT SAMBUNG (DOWEL) ‘SM-89 KEMAMPUAN DAKTILITAS BAIA TULANGAN DENGAN MUTU DIATAS 500 MPA UNTUK DISAIN ‘STRUKTUR KOLOM TAHAN GEMPA. SM97 Program Sa Mager Tel Sp. Program PscasayanaUnverstasUipans Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 ‘Samur - Bali, 25 April 2015 KEMAMPUAN DAKTILITAS PENAMPANG BALOK MENGGUNAKAN BAJA TULANGAN DENGAN MUTU DIATAS 500 MPa UNTUK DISAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA, SM-105 PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA ‘CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG. SM-113, ANALISIS GEMPA STATIK DAN DINAMIK PADA STRUKTUR BERATURAN DAN TIDAK BERATURAN, ss SM-119 PEMODELAN KEKUATAN AKSIAL KOLOM BETON BUJURSANGKAR DIPERKUAT DENGAN FRP, SM-127 PEMANFAATAN ABU DAUN BAMBU DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN PENGUJIAN KUAT ‘TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS, ven SMHL3S UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SIRAP BAMBU SEBAGAI BAHAN PENUTUP ATAP ANGKUL- ANGKUL DI DESA PANGLIPURAN, SM-143 RUMAH SEDERHANA DENGAN SISTEM STRUKTUR BETON BERTULANG BAMBU PETUNG NUSA. PENIDA . - ‘SM-ISI ANALISA PERKUATAN (RETROFITTING) GEDUNG STKIP ADZKIA. PADANG DENGAN. MENGGUNKAN STEEL BRACING. SM-159 EVALUASI BEBAN HANCUR SILINDER BETON MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALISIS DIMENSIONAL METODE RAYLEIGH, SM-167 PEMANFAATAN POZZOLAN ALAM SEBAGAI BAHAN PLESTERAN. SM-IT3 ANALISA DRIFT-BASE FRAGILITY. EVALUASI HASIL EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL DINDING BATU BATA DAN RANGKA KAYU, SM-I77 EVALUASI KINERIA STRUKTUR AKIBAT PENGARUH GEMPA (STUDI KASUS GEDUNG D DAN (GEDUNG E FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN), SM-187 BIDANG GEOTEKNIK STUDI LABORATURIUM PENGARUH AGGREBIND PADA TANAH DENGAN VARIASI GRADASI [BUTIR UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR, KEKUATAN TEKAN DAN PERMEABILITAS TANAH. GT-1 PROFIL PENURUNAN TANAH PADA TANAH YANG DIKOMPAKSI DI LABORATURIUM ors ANALISIS PENGARUH RETAK TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH PADA PERISTIWA KELONGSORAN TEBING, ors PERBANDINGAN MODULUS GESER TANAH LEMPUNG DENGAN PERKUATAN SERAT UK DAN ‘SERAT SABUT KELAPA BERDASARKAN METODE HARDIN DAN BLACK oral KUAT GESER SISA CAMPURAN LEMPUNG DAN PASIR YANG DIPADATKAN...... on GT29 TINJAUAN KORELASI NILAI CBR TANAH KAPUR ANTARA UII CBR LANGSUNG DENGAN UII Ps. ‘ors? PENGARUH PROSES KONSOLIDASI TERHADAP DEFORMASI DAN FAKTOR KEAMANAN LERENG EMBANKMENT (STUDI KASUS BENDUNG KOSINGGOLAN). Gras ANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GERBANG TOL DAN LAJUR TRANSAKSI GERBANG TOL SERANG TIMUR)......GT-33, Progam Sm Mager Tb Sp, Program Pascaurana Urata Udgint Vii es Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bal, 25 April 2015 BIDANG MANAJEMEN PROYEK DAN REKAYASA KONSTRUKSI PERAN UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN 2014 DALAM MENDORONG TENAGA AHLI KONSTRUKSI BERWAWASAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN MK-1 KONSTRUKSI JALAN HUJAU (GREEN ROAD CONSTRUCTION) PROSPEK PENERAPAN KONSTRUKSI JALAN HUJAU DI INDONESIA... MK-7 (COST MODEL ESTIMASI KONSEPTUAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT. MKS ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM PENUTUP ATAP METAL, BITUMEN, DAN UPVC DITINJAU DARI TATA LAKSANA DAN BIAYA MK.25 FAKTOR PENGENDALI DAN PERLUASAN SENTRA BISNIS BERBASIS BANGUNAN HUAU DI SURABAYA MK.33 IDENTIFIKASI FAKTOR KINERJA BIAYA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG. MK-4I ‘STUDI PERANCANGAN PRODUKSI PAPAN BUBUTMEN MK49 IDENTIFIKASI_ DAN ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI MKS ANALISIS IDENTIFIKASI CRITICAL SUCCESS FACTORS (CSFs) TERHADAP MANAJEMEN BIAYA. PADA PROYEK KONSTRUKSI MK.6s EVALUASI IMPLEMENTASI ASPEK KESELAMATAN DI ZONA KERJA (WORK ZONE) PADA PELAKSANAAN PENINGKATAN JALAN NASIONAL DI PROVINS! BALI MK-75 FAKTOR YANG MEMPENGARUH] PENGHUNI DALAM MEMILIH RUMAH PADA PERUMAHAN DI KAWASAN MANGUPURA.. MK-81 MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK GEDUNG HOTEL YANG SEDANG BEROPERASI MK-89 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI MK.97 KARAKTERISTIK MANAJER PROYEK TERHADAP KINERJA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG MK-105 ANALISIS PERBANDINGAN HARGA SATUAN DAN TITIK IMPAS PEKERJAAN BEKISTING KOLOM ‘SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM PERI DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG. MK-115 ANALISISKEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI MK-123 BIDANG TRANSPORTASI EVALUASI TERHADAP PENURUNAN KINERJA PELABUHAN LAUT CELUKAN BAWANG BULELENG. TRANS-1 APLIKASI TEKNOLOGI SOFTWARE SIDRA INTERSECTION 5.1 DAN SOFTWARE KAI DALAM PENENTUAN KINERIA SIMPANG BERSINYAL PERKOTAAN TRANS-9 KAJIAN PEMANFAATAN SIRTU BUMELA SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010, TRANS-19 PENGEMBANGAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASAL (BRT) BERBASIS SISTEM TRANSYT MENGGUNAKAN METODE LOW COST INVESTMENT (ANGKUTAN TRANS . MATARAM METRO) 3 sneer TRANSDS Progam Sc Mager Feb Spt Program Presa mre a ix Prosiding Seminar Nasional Teknik Siil | (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KAPASISTAS LINGKUNGAN JALAN SEBAGAI PENDUKUNG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN) PEMBANGUNAN HOTEL GOLDEN TULIP MATARAM TRANS-35 APLIKASI_ TEKNOLOGI GIS DALAM MENENTUKAN BENTUK PENANGANAN JALAN BERDASARKAN PARAMETER PENANGANAN JALAN, TRANS-43, EVALUASI PEMBANGUNAN JALAN CISALATRI BANDUNG z TRANS-SI PENINGKATAN STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN (CAED) DENGAN BAHAN DARI AGREGAT HASIL GARUKAN ASPAL LAMA DENGAN DAN TANPA SEMEN ‘TRANS-59 ANALISA KELAYAKAN DIMENSI RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON, TRANS67 PARTISIPAS] MASYARAKAT DALAM PENGAWASAN SARANA PRASARANA JALAN TAMAN KONSERVASI LAUT OLELE KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINS! GORONTALO .....0.TRANS-75 MODEL PERPINDAHAN MODA KE BUS KOTA DI KOTA BANDA ACEH TRANS-83 PENGARUH TEMPERATUR PERMUKAAN LAPIS PERTAMA OVERLAY TERHADAP DAYA REKAT (OVERLAY GANDA TANPA TACK COAT. TRANS-91 KAJIAN FINANSIAL DAN DAMPAK PENGOPERASIAN ANGKUTAN UMUM MASSAL TRANS SARBAGITA KORIDOR I DI PROVINS! BALI TRANS-101 BIDANG SUMBER DAYA AIR PENGARUH PEMOMPAAN SUMUR BOR TERHADAP PERUBAHAN MUKA AIR TANAH. HIDRO-1 IMPLEMENTASI INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM) DI INDONESIA... HIDRO-9 PEWILAYAHAN POTENSI AIR TANAH UNTUK IRIGAS] BERDASARKAN TRANSMISIVITAS AKUIFER DI KABUPATEN JOMBANG. HIDRO-17 KAMAN KERUSAKAN PANTAT AMPENAN DIKOTA MATARAM IDRO-25 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA DENPASAR HIDRO-33 DESAIN PENAMPANG SALURAN DRAINASE JALAN RAYA DENGAN KONSEP EKO HIDRAULIK. PADA JALAN A.YANI KOTA MARTAPURA, HIDRO-41 ANALISIS NERACA AIR BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI SEBAGAI INDIKATOR KETERPADUAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (KASUS DAS JANGKOK WS. LOMBOK) HIDRO4T TINJAUAN HIDRODINAMIKA 1D METODE MAC CORMACK MENGENAI KARAKTERISTIK PASANG SURUT UNIT TERANTANG DI KALIMANTAN SELATAN, HIDRO-SS PERMASALAHAN SEMPADAN SUNGAI DI SUNGAI KUALA KAPUAS, KALIMANTAN SELATAN, 7 HIDRO-63 PENERAPAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI BEBAN ALIRAN LIMPASAN PERMUKAAN SUB DAS CIUIUNG SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN BANIIR. HIDRO-69 [ANALISA PERBANDINGAN PERENCANAAN SUMUR RESAPAN SISTEM KOMUNAL DAN KOLAM RETENSI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI AIR TANAH DI PERUMAHAN VILLA MUTIARA ‘CIUIUNG, HIDRO-77 PEMISAHAN ALIRAN DASAR MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. HIDRO-83 ‘STUDI PEMENUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH, HIDRO-89 Program Sn Magiter Tt Sip, Program Pcoaana Unrest Udgane rosiding Seminar Nasional Teknik Sipil | (SeNaTS 1) Tahun 2015 ‘Sanur - Bali, 25 Apel 2015 PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DAS PENET SEBAGAI AIR IRIGASI DAN AIR BAKU PDAM Ss nnsnn HIDRODT PEMANFAATAN TEKNOLOGI REMOTE SENSING DALAM MEMANTAU KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KOTA GORONTALO HIDRO-107, MODEL NUMERIK : INTERAKSI RUN UP GELOMBANG TSUNAMI DENGAN DINDING LAUT. es HIDRO-115, ‘VISUALISASI POTENSI GENANGAN BANJIR DI SUNGAI LAMBIDARO MELALUI PENELUSURAN ALIRAN | MENGGUNAKAN HEC-RAS (STUDI PENDAHULUAN PENGENDALIAN BANJIR BERWAWASAN LINGKUNGAN), HIDRO-123, BIDANG LINGKUNGAN PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN FLY ASH MENIADI BAHAN BANGUNAN UNTUK /MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN rene LK PEMANFAATAN PLAT CETAK BEKAS SEBAGAI PELAPIS PADA ATAP RUMAH LK9 PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI CAMPURAN BATU ALAM DAN APLIKASINYA, LKAS ANALISIS SICK BUILDING STNDROME PADA GEDUNG KANTOR (STUDI KASUS PADA GEDUNG SATKER PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH Il PROVINSI BALI - BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VII DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA,, JALAN AHMAD ‘YANINO 90 DENPASAR). LK23 Program Sab Magitr Tb Sp. Program Pascasaana Unversity Uigans xi Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil | (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS NERACA AIR BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAT SEBAGAL INDIKATOR KETERPADUAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (KASUS DAS JANGKOK WS LOMBOK) Akhmad Nurib Harjan ', Muhammad Istamy Rusyda* dan Gede Suardiari? ' Program Studi Tekaik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Mukammadiyah Masaram Email: harjansijaya@iyahoo.com Email: lamyrusydai@yahoo.com ° Balai Informasi Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat ‘Email: gedesuardiart@ymatl.com ABSTRAK DAS Jangkok merupakan salah satu DAS dari 197 DAS yang ada di WS Lombok, Luas DAS 170,229 km’ dan panjang sungsi utama 48,868 km yang melewati Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram. Total curah hujan rata-rata pertahun sebesar 2247.8 mm. Pemanfaatan air sungai di DAS Jangkok didominasi oleh sektor pertanian yyaitu komponen sawah irigasi dan sektor perikanan serta petemakan. Pemanfaatan mata air untuk irigasi dan air baku bagi kota Mataram dan Lombok Barat. Pemanfaatan air yang terbagi dalam Kabupaten dan Kota sering menimbulkan konilik kepentingan. Sehingga perlu dilakukan analisis neraca air berbasis DAS dan hasilnya digunakan sebagai indikator Keterpaduan pengelolaan sumber daya air di DAS Jangkok. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis neraca air DAS Jangkok sehingga alokasi sir untuk Kabupaten dan Kota dapat dilakukan secara optimal. Studi ini ‘mencakup tiga tahapan analisis yaitu analisis ketersediaan air, analisis kebutuhan air dan analisis, neraca air berdasarkan daerah aliran sungai. Analisis ketersediaan air meliputi analisis terhadap hujan kawasan, evapotranspirasi, kalibrasi model NRECA terhadap data AWLR, potensi air dan debit andalan. Analisis kebutuban air terdri dari: analisis tethadap kebutuhan air Domestik Municipal Industri (DMI), irigasi, perikanan, peternakan, penggelontoran kota/pemeliharaan ssungai dan kebutuhan air Iain-lain, Selanjutnya, analisis neraca air dihitung berdasarkan besaran Indeks Kebutuhan Air (IKA) yaitu perbandingan besaran kebutuhan air dan ketersediaan air. Koefisien ini mencerminkan kondisi sumber daya air di DAS Jangkok. Berdasarkan hasil analisa, Aiperoleh debit andalan 80% sebesar $8.86 m'ldt, debit andalan 50% sebesar 118.12 m’/dt dan debit andalan 20% sebesar 191.16 mt. Kebutuhan air total sebesar 91.79 m/dt. Mengacu: terhadap hasil analisis neraca air kegiatan penghematan air pada tahun kering (IKA 153%, defist ) ddan tahun normal (IKA 78%, kris) serta pengembangan SDA (optimalisasi embung) pada tahun basah (IKA 48%, surplus) guna keterpaduan pengelolaan sumber daya air antara Kabupaten dan Kota di DAS Jangkok Kata kunci: JKA, kebwtuhan air, ketersediaan air, neraca air. 1, PENDAHULUAN Latar belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi mahluk hidup sehingga harus dijaga dan dikelola dengan baik. Pengelolaan air yang baik harus mempertimbangkan konservasi alam dan lingkungan agar kelestarian ssumber daya air terjaga dan berkelanjutan, Konsep pengelolaan sumber daya air yang diakui secara universal ‘adalah pengelolaan yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh dalam sistem DAS dari hulu hingga hilir tanpa mengenal batas administrasi, Menurut pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumber ddaya air disebutkan bahwa sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hhidup dengan tujuan mewujudkan kemanfuatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat Dalam rangka pengelolaan sumber daya air yang dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan berkelanjutan periu adanya informasi mengenai kondisi antara ketersediaan air dengan kebutuhan air untuk kondisi terkini pada suatu DAS, sehingga diperoleh alternatif yang tepat dalam mengambil suatu kebijakan. Neraca air berbasiskan DAS dapat menyajikan informasi tersebut Neraca air merupakan indikator awal dalam menyusun strategi Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-47 Analisis Neraca Air Berbasis Daerah Aliran Sungai Sebagai Indikator Keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air (Kasus DAS Jangkok WS Loinbok) pengelolaan sumber daya air dan dapat menggambarkan kondisi suatu DAS dalam kurun waktu tertentu. Suatu DAS yang mencakup beberapa kabupaten/kota tentunya memerlukan analisis yang komprehensif terhadap neraca air berbasis DAS seperti halnya DAS Jangkok di WS Lombok DAS Jangkok adalah salah satu DAS dari 197 DAS yang ada di WS Lombok dan merupakan bagian dari Sub WS Dodokan, Luas DAS 170,229 km? dan panjang sungai utama 48,868 km, yang terletak di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram. DAS Jangkok merupakan DAS independen yang pemanfaatan aimya multi-kompleks DAS Jangkok juga mengalokasikan air untuk keperluan irigasi ke DAS Babak hulu Kabupaten Lombok Tengah melalui saluran suplesi atau high level divertion (HLD) Jangkok- ‘Babak dan untuk keperluan irigasi ke DAS Babak hilir Kabupaten Lombok Barat melalui saluran suplesi Sesaot- Gebong. Pengalokasian air di DAS Jangkok melibatkan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Kota ‘Mataram. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat mengelola 6 bendung (bendung Montang, bendung Sesaot, bendung Nyurbaya, bendung Mencongah, bendung Menjeli, bendung Repok Pancor untuk mengairi daerah irigasi seluas 1.257 ha) dan 2 buah bangunan pembagi air yaitu bendung Jangkok dan Sesaot Feeder tuntuk alokasi air irigasi dan perikanan. Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram mengelola 1 buah bendung paling hilir, yaitu bendung Mataram yang mengairi daerah irigasi seluas 465 ha. Pemanfaatan air sungai di DAS Jangkok didominasi olch sektor pertanian yaitu komponen sawah irigasi dan sektor perikanan yaitu Komponen kolam ikan dan keramba.sementara flukuasi debit airan permukaan pada ‘musim huyjan dan kemarau cukup tinggi. Mata air di DAS Jangkok dimanfaatkan oleh PDAM Menang Mataram ‘untuk menyediakan air baku bagi penduduk kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, irigasi dan peternakan, sementara penurunan jumlah dan debit mata air cukup signifikan. Malihat pemanfaatan atau alokasi air DAS Jangkok yang cukup kompleks, sehingga permasalahan yang muncul adalah terjadinya konflik kepentingan antar sektor pengguna antara daerah hulu dan hilir atau lintas Kabupaten/Kota karena minimnya informasi neraca air untuk pelaksanaan alokasi air di lapangan, Lokasi stu Lokasi studi ini adalah DAS Jangkok (Gambar 1). DAS Jangkokmerupakan bagian dari Sub WS Dodokan WS Lombok. Terletak di 4 Kabupaten/Kota yaitu: Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram. Keseluruhan Kabupaten/Kota yang dilewati merupakan kesatuan ‘wilayah pemerintahan daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gambar 1, Peta DAS Jangkok WS Lombok (Sumber: Dinas PU Bisda Provinsi NTB, 2014) Program Studi Magister Tela Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-48 Akhmad Nurib Harjan, Muhammad Islamy Rusyda dan Gede Suardiari 2. LANDASAN TEORI Analisa ketersediaan air Debit andalan Perhitungan debit andalan dalam pekerjaan ini didekati dengan menggunakan “metode karakteristik aliran (flow ‘characteristic method)” dengan pertimbangan berikut ‘a. Kondisi DAS dengan fluktuasi debit maksimum dan minimum, b.Kebutuhan air relatif tidak konstan sepanjang tahun. Data yang tersedia cukup panjang. Karakteristk aliran dalam hal ini dikaitkan dengan pendekatan kritri a. Tahun Kering, jika debit rat-rata tahunannya di bawah debit rata-rata dari tahun ke tahun, b. Tahun Normal, jika debit rata-rata tahunannya sama dengan atau mendekati debit ratarata dari tahun ke tahun ©. Tahun Basah, jika debit rata-rata tahunannya di atas debit rata-rata dari tahun ke tahun, ‘Untuk mengetahui debit andalan dilakukan dengan membandingkan antara pendekatan simulasi pembangitan data debit model Nreca dengan evaluasi debit pencatatan di bendung dalam kurun waktu tertentu dengan metode ‘kurva karakteristikaliran ‘Analisa model nreca Dalam perhitungan Model Nreca, tampungan air tanah diperolch dari Kelebihan kelengasan, sedangkan Kelengasan tanah itu sendiri dipengaruhi oleh curah hujan dan evapotranspirasi potensial yang terjadi. Total debit aliran sungai dihitung dengan persamaan berikut (Mulyantani dan Adidarma, 2003): Q= (DF +GE).A o ddimana : Q~ total debit sungai (m'/detik), A= luas DAS (km*), DF= Direct Run off limpasan langsung (mm), GF Groundwater Flow = aliran air tanah (mm) = GWF x GWSakhir, GWSwse = Ground Water Storage = tampungan airtanah (mm) Parameter yang digunakan dalam Model Nreca adalah PSUB (Percent Sub Surface), GWF (Ground Water Flow), NOM (Nominal), SMS (Soil Moisture Storage), dan GWS (Ground Water Storage). PSUB merupakan pparameter model yang menggambarkan bagian dari Kelebihan air yang menjadi imbuhan. Sisanya mengalir sebagai aliran langsung yang terdiri dari aliran permukaan dan aliran bawah permukaan. Batasan-batasan untuk pparameter Model NRECA adalah sebagai berikut (Mulyantari dan Adidarma, 2003) 1. PSUB: 0,3 $ PSUB $ 1,0 2. GWF :0,1 S$ GWF S08 3. SMS tidak ada batasan (unbounded) 4. GWS tidak ada batasan (unbounded) Kombinasi parameter PSUB dan GWF memegang peranan penting dalam menentukan hidrograf aliran di sungai yang merupakan penjumlahan antara debit limpasan langsung (direct runof) dan aliran dasar (baseflow). Analisa kebutuhan air ‘Analisa kebutuhan air mengacu pada Kriteria yang ditetpkan oleh Puslitbang Pengairan Departemen Pekerjaan ‘Umum Direktorat Teknik Penyehatan, Dirjend Cipta Karya DPU, dalam Bambang Triatmodjo, 2010 dalam Bambang Triatmodjo, 2010, Kebutuhan air domestik dan non domestik (municipal) a Kebutuhan air domestik ‘Kebutuhan air penduduk dapat dihitung berdasarkan persamaan: Pb, 30 KA(pd) =e *° ° 1000 dimana KA(pd) = kebutuhan air untuk penduduk (m'/bulan), P = jumlah penduduk (jiwa), S/pd) = ‘Standar kebutuhan air penduduk (Iv/kapita/hari) Program Studi Magister Tekmik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-49 Analisis Neraca Air Berbasis Daerah Aliran Sungai Sehagai indikator Keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air (Kasus DAS Jangkok WS Lombok) b. Kebutuhan air non domestik (municipal) “Menurut Direktorat Teknik Penyehatan, Disjend Cipta Karya DPU, dalam Bambang Triatmodjo, 2010 kebutuhan air non domestik dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut +) Kebutuhan air untuk perkantoran Nay XP XSqyXx 30 KA( kt) = ROQ*PE*F 09% 0 @ 1000 ddimana: KA(kt) =Kebutuban air untuk perkantoran (m'/bulan), n(kt) = jumlah kantor (bush), Pg= rata-rata pegawai (pegawai /har), S(t) = standar kebutuhan air (liter/ pegawai nari) © Kebutuhan air untuk sekolah yy X MX Siu X30 Kage) = he a © 1000 ddimana : KA(sk) ~ kebutuban air untuk sekolah (m'/oulan), n/sk) = jumlah sekolah (buah), M= rata- ‘ata murid Giwa/hari) dan S(sk) = standar kebutuhan air (Iiterjiwa/hari) ‘© Kebutuhan air untuk rumah sakit Ve xP5xSiq)X 30 Kaien) = © dimana : KA(s) = kebutuban air untuk rumah sakt (m3/bulan), Ps = jumlah penduduk (jiwa/hari) dan S(rs) = standar kebutuhan air (literitempat tidur/hari) © Kebutuhan air untuk tempat ibadah My) XTX Spy X30 KA(ht) oan CO) imana : KA@u)= kebutuhan air untuk tempat ibadah (m3/bulan), n(iy)= jumlah tempat ibadah (bush), 7 = rata-ata jemaah (jemaah/hari) dan (= standar kebutuhan air (iterjjemaah/hari) ‘+ Kebutuhan air untuk perhotelan ‘Kebutuhan air untuk hotel dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut Now XTX Spy 30 y= u) —_ 1000 dimana : KA(h)= kebutuhan air untuk hotel (m3/bulan), n(h) = jumlah hotel (buah), 1 = ratarata ‘pengunjung/inap (jiwa/hari) dan S(hy) = standar kebutuhan ar (literjiwav/hari) Kebutuhan air industri Standar yang digunakan menurut Direktorat Teknik Penyehatan, Dirjend Cipta Karya DPU dalam Bambang Triatmodjo, 2010 adalah kebutuhan air untuk industri sebesar 10% dari konsumsi air domestik Kebutuhan air untuk irigasi ‘Besar kebutuhan air irigasi dihitung menurut persamaan sebagai berikut: (Etc + IR+ WLR +P. iz @) ddimana: KAI = Kebutuhan air irigasi(liter/detik, Bic = Kebutuban air konsumtif (mm/hari), ZR= Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mnvhari), WLR = Kebutuhan air untuk mengganti lapisan air (mnvbari), P = Perkolasi (mm/hari), Re = hujan efektif (mm/hari). JE = efisiens irigasi(%) dan A = Luas areal Irigasi (ha). ) KAl = Kebutuhan air untuk perikanan (fish pond) Kebutuban air untuk perikanan dapat diitung dengan persamaan sebagai berikut LxSyX 3600 24x30 KA) = a 0) dimana : KA(t) = kebutuhan air untuk perikanan (m’/bulan), Z~ luas lahan (ha), S(1) = standar kebutuban air (liter/devha) Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-S0. Akhimad Nurib Harjan, Muhammad Islamy Rusyela dan Gede Sardiari ‘Kebutuhan air untuk peternakan ‘Kebutuhan air untuk temak diestimasi dengan persamaan berikut 01 = 20. ale //A)xP4e/ | agls/g)+ a)xPL) -a(poxP PO) cc) dimana: Qty Kebutuhan sir untuk temak (m/bulan), qos kebutuhan air untuk sapi/kerbaw/kuda (vekorhari), qogy= kebutuhan air kambing/domba (Ivekor/hari), qo ~ kebutukan air untuk babi (Wekor/hari), qyo* Kebutuhan air untuk unggas (Vekor/hari), Piesa) -jumlah sapi/kerbawkuda (ckor), Puy jumlah kambing/domba (ekor), Pyaj= jumlah babi (ekor) dan P,.j= jumlah unggas {(ekor) Kebutuhan air untuk penggelontoran (river flushing) atau pemeliharaan sungai (river maintenance). Kebutuhan air untuk penggelontoran/pemeliharaan sungai dihitung dengan persamaan berikut = 30harix spn) u OF = 30harix Eko ay dengan : Qf- Jumiah kebutuhan air untuk pemeliharaan/penggelontoran dalam (m*/bulan), q()= Kebutuhan ‘air untuk pemeliharaan/penggelontoran dalam (liter/kapita/hari) dan p(n) Jumlah penduduk ‘orang, dalam kapita (orang) Kebutuhan air fin-lain Kebutuhan air lain-lain dideskripsikan meliputi kebutuban air untuk mengatasi kebakaran, taman dan ppenghijauan serta kehilangarvkebocoran air. kebutuhan air untuk umum, kehilangan air dan kebakaran 100%), 3. METODOLOGI STUDI Tahapan analisis dalam studi ini mencakup analisis ketersediaan air, analisis kebutuhan air dan analisis neraca air berdasarkan daerah aliran sungai, Tahap awal studi ini adalah analisis ketersediaan sir. Data yang diperlukan dalam analisis ini adalah data iklim (Hidromeieorologi), data debit sungai dan DAS. Dala iklim melipuli data hhyjan, Kecepatan angin, lama penyinaran matahari. Analisis ini meliputi analisis terhadap hujan kawasan, cevapotranspiras,kalibrasi model NRECA tethadap data AWLR, poteasialiran dan debit andalan ‘Tabap kedua adalah Analisis kebutuhan air. Kebutuhan air meliputi kebutuhan air untuk domestik (air minum dan rumah tangga), non domestik (pelayanan kantor, sekolah, hotel, peribadatan, rumah sakit), iigasi, perikanan, petemakan, penezelontoran kota/pemeliharaan sungsi dan kebutuhan air laindain. Kebutuhan air domestik slihitung berdasarkan jumlah penduduk desa/kelurahan yang ada di DAS Jangkok. Kebutuhan air irigasi dihitung, berdasarkan luasan yang diairi oleh 6 bendung yang ada di DAS Jangkok Tahap terakhir adalah analisis neraca air Neraca air ini dihitung berdasarkan besaran Indeks Kebutuhan Air (KA) yaitu perbandingan besaran Kebutuhan air dan ketersediaan air Data ketersediaan air yang dijadikan pembanding adalah berupa debit andalan 80 % untuk kondisi tahun kering. debit andalan SO % untuk kondisi tahun normal dan debit andslan 20 % untuk Kondisi tahun basah.Indeks Kebutuhan Air in) mencerminkan kondisi sumber daya air di DAS Jangkok schingga dapat dijadikan indikator dalam keterpaduan pengelolaan_ sumber daya air antara hulu dan hilir atau antar Kabupaten/Kota_ Program Studi Magister Tekmk Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayama HIDRO-Si Analisis Neraca Air Berbasis Daerah Aliran Sungai Sebagai Indikator Keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air (Kasus DAS Janghok WS Lombok) 4, HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisa ketersediaan air Kalibrasi model NRECA tethadap data AWLR. Hasil kalibrasi (solver) data AWLR Aiknyet dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2014 menggunakan ‘model Nreca ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 2. ‘Tabel J. Hasil Kalibrasi model NRECA terhadap data AWLR. —No______ Parameter Keterangan No Parameter 1 PSUB PL 0.90 2__GWF(P2) 034 3 Soil Moisture Storage 902.36 mm 4 Groundwater Storage 84.32 mm S_Korelasi 94% 6 KAR 3%. Sumber Hasil Anatisa el Gambar 2. Grafik Kalibrasi Model Nreca pada AWLR Aiknyet Debit andalan Debit andalan diperoleh dengan merangking data debit dengan menggunakan metode weibull. Q 80% kondisi tahun kering, Q 50% kondisi tahun sedang dan Q 20% kondisi tahun basah. Berdasarkan hail pethitungan tersebutdiperoleh ketersediaan air debit andalan fotal DAS Jangkok Q 80% yaitu sebesar 58,86 sm'/dt, Q 50% sebesar 118.12 m’/dt dan Q 20% sebesar 191.16 m’/dt (Gambar 3), ‘Hasil analisis kebutuban air Berdasarkan hasil analisa kebutuhan air pada seluruh sektor di wilayah DAS Jangkok diperoteh kebutuhan air total sebesar 91.79 mt (Gambar 4) Gambar 3. Pola Ketersediaan Air DAS Jangkok ‘Gambar 4. Pola Kebutuhan Air DAS Jangkok Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-S2 ‘Akhmad Nurib Harjan, Muhammad Islamy Rusyda dan Gede Suardiari Hasil analisis neraca ai Tabel 2 menunjukkan bahwa neraca air DAS Jangkok pada kondisi tahun kering mengalami defisit dengan Indeks Kebutuhan Air (IKA) total sebesar 153% atau artinya kekurangan air dan kondisi tahun basah mengalami surplus air dengan Indeks Kebutuhan Air (IKA) total sebesar 48% atau artinya kelebihan air. Neraca air bulanan pada tahun kering menunjukkan Kelebihan air toral sebesar +10.18 m/dtrerjadi pada bulan (Januari 1 dan I, Februari Idan Il, Maret dan I, April 1), sedangkan teradi kekurangan air total sebesar -41.98 m'ldt pada bulan (April I, Mei I dan 1 Juni Lan II, Juli T dan Tl, Agustus I dan Il, September 1 dan Il, Oktober I dan I, November I dan TI, Desember I dan I), Neraca air bulanan pada tahun basah menunjukkan kelebihan air total sebesar +112.26 m/dt terjadi pada bulan (Januari I dan Il, Februari I dan 1, Maret I dan Il, April I dan Hl, Mei I dan Il, Juni 1, Oktober 11, Novernber I dan II, Desember I dan I), sedangkan terjadi kekurangan ar total sebesar ~ 12.89 md terjad pada bulan (uni H, Juki dan ff, Agustus I dan 1, September {dan Hl, Oktober 1) 'Neraca air DAS Jangkok pada kondisi tahun normal mengalami kriis air dengan Indeks Kebutuhan Air (IKA) total sebesar 78% (Tabel 3). Selanjumya neraca air bulanan menunjukkan kelebihan air total sebesar +48, 48 s'/dt tench pada bulan Januari I dan I, Februari I dan Il, Maret Idan Il, April Idan Tl, Mei I, November I dan I, Desember I dan I), Sedangkan teradi kekurangan air total sebesar 2216 mid terjadi pada bulan (Mei Il, uni Idan I, Juli dan Tl, Agustus I dan Il, Oktober I dan 1), ‘Tabel 2. Neraca Air DAS Jangkok Kondisi Tahun Basah (Q 20%) dan Tahun Kering (Q 80%) ‘Kebutuhan Selisisih (e-d) Periode Air (m/dt) (amt) ee ee CO ORM HM 80%, paral 443 40.06 49.17 99% (Kritis) 33% (Surplus) i 418 +0.07__+8.45 98% __(Kritis) __33% ___(Surplus) aes 3.86 HIT 4932 7% Kritisy 29% (Surplus) tL 3.34 +131 +1009 72% _(Kritis) 25% (Surplus) at 2:30 42.78 +10.00 45% (Suplus) 19% (Surplus) u 220 +199 412.47 52% (Surplus) 15% (Surplus) pert 3414287 HO.14 $4% (Surplus) 25% (Surplus) 0 S54 124 494 129% (Defsity 53% (Surplus) wane S185 42.44 148% (Defisity 70% (Kris) u S18 2.63 4222 204% (Defisity 70% (Surplus) yea a 494 3.00 +053 255% _(Defisity _ 90% __(Kritis) u 483 3450.20 349% (Defisty 104% (Defisity nu — 436 345-138 478% __(Defisity 146% __(Defisit) u 349-292-165 619% (Defisiy 18% _(Defsity ‘Aug —L129_2.80 2.80 -2.40__-1.51__707% __(Defisit) __216% _(Defisit) W080 2682.68 244-188 1097% QDerisity 336% Denis) sep L086 353333315275 193% (Defsity 592% _(Detisty WH 1193.66 3.66 350-247 2279% (Defisit) 30% Defisit) on 142.98. 2.98 -2.87 _-104 _2709% _(Defisit) _154% _(Defisit) ae eee 159-149 42:34 16029 (Defisity 41% (Surplus) Nov 1 lois 227 2.2712 —47.88 (198% (Defisity 22% (Surplus) M1073 4.02 402 3146.71 441% _ (Defisity _37% _(Surplus) Des 1 1312480 «480-096 48:32 _—*125% —(Defisity 37% (Surplus) I 1B14 $88 588-239 47.26 169% _@efisiy 45% (Surplus) Total 191.16 60.06 91.79 __Toual+ Tonal 153% (Defisity 48% __ (Surplus) 112.26 10.18 12.89 -41.98 ‘Sumber Fast Analica Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-53 Analisis Neraca Air Berbasis Daerah Aliran Sungai Sebagai Indikator Keterpaduan Pengelolaan Sumber Daye Air (Kasus DAS Jangkok WS Lombok) ‘Tabel 3. Neraca Air DAS Jangkok Kondisi Tahun Normal (Q 50%) No periods | Arcee er Me Ke ee era 670 4483 4227 66% (Surplus) 2 801 aig 383 52% (Surplus) Ste eee 3.86 45.03 43% (Surplus) 4 “1087 334 +753 31% (Surplus) SHEE 8.96 230 46.66 26% (Surplus) 6 u 8.40 2.20 +6.21 26% __(Surplus) Toe ea apace e039) 3.41 46.98 33% (Surplus) 8 m 867 54 43.12 64% (Surplus) peer 6.02 572 40.29 95% (Kritis) 10 a 434 5.18 084 119% __(Defisit) eer ee eee ee a 494 1.63 150% ___(Defisit 2 I 3.04 483 179 159% ___ (Defisit) 13 a 197 436 239 222% (Defisit) 4 a 4.21 3.49 2.27 287% __(Defisit) Bie 08s 2.80 195 328% ___(Defisit) 16 nH 053 268 2.16 509% (Dest) roeeeeaeeaaT 037 333 2.95 897% _ (Defisit) 18. a 0.26 3.66 3.39 1392% __ (Defisit) ieee 24 2.98 2.14 122% (Dest) 20 u 15s 1.59 0.04 103% __ (Detisit) a 227 a7 61% (Suplus) 2 mu 47 402 +075 84% (Kritis) aware 79 480 42.99 62% (Surplus) 24 m 723 5.88 1135 81% ritis) Toual~ Toul 7" Total Tahunan 118.12 179 18% = (Kritis) 4848 22.16 Sumber Hasil Analisa 5. KESIMPULAN Dari beberapa hasil kegiatan analisis yang telah dilakukan diambil kesimpulan sebagai berikut: a Ketersediaan atau potensi air andalan DAS Jangkok WS Lombok yaitu debit andalan 80% total sebesar 58 86 ‘n/a, debit andalan 50% total sebesar 118.12 m’/at dan debit andalan 20% total sebesar 191.16 mat. 'b, Kebutuban air total DAS Jangkok berdasarkan beberapa sektor yang di analisa adalah sebesar 91.80 m'/At ©. Kondisi neraca air atau besaran Indeks Kebutuhan Air (IKA) tahunan DAS Jangkok sebagai berikut: kondis tahun kering didapat Indeks Kebutuhan Air (IKA) sebesar 153% artinya Defst, kondisi tahun normal didapat Indeks Kebutuhan Air (IKA) sebesar 78% artinya Kris dan kondisi tahun basah didapat Indeks Kebutuhan Air (IKA) sebesar 48% artinya Surplus d Tahun kering dengan IKA sebesar 153% (defisit) dan tahun normal IKA sebesar 78% (Krits), maka keterpaduan pengelolaan sumber beru pa kegiatan penghematan air Sedangkan tahun basah dengan IKA sebesar 48% (surplus) maka keterpaduan pengelolaan sumber daya air antar Kabupaten Lombok Barat di hulu dan Kota Mataram di hil berupa pengembangan SDA untuk keperluan berbagaisektor. DAFTAR PUSTAKA. ‘Anomin,(2004), UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. CV Galang Persada, Bandung, Triamodjo B. (2010) Hidrologi Terapan. Beta Offset, Yoyakarta Mulyantari F. dan Adidarma W. (2003) Penentuan Parameter hubungan hujan limpasan model Nreea! dengan ‘optimasi, Jumnal penelitian dan pengembangan pengairan Nol.\7 (51) 32-44 Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-S4 Kadek Diana Harmayani, I Gede Made Konsukartha dan A.A. Istri Agung Semarayanthi 2. Solusi Permanen (Tetap) Sesuai kaidah kita yang tertuang di dalam UU No 20 tahun 2002 tentang gedung, dan pendapat-pendapst dari responden ali, dan secara obyektif gedung tersebut sudah berumur lama, maka solusi yang paling tepat adalah merombak kembali pembangunan gedung itu dan dibangun dengan desain baru sesuai ketentuan Undang- Undang, SNI, untuk memenuhi persyaratan menjadi green office, solusi ini dianggap penting dan segera diusulkan ke instasi terkait untuk menjamin kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan dari semua pibk yang ‘memanfaatkan gedung tersebut, 5. KESIMPULAN 1 Dani hasil pengolahan data didapatkan 24 faktor yang mempengaruhi terjadinya sick building syndrome, ‘yaitu a) jarak plafon yang rendah, b) tata letak pelengkap gedung (jendela, ventilasi, dan pintu), c) kapasitas ‘uangan tunggu, d) desain/bentuk ventilasi dan jendela, e) memanfaaikan material baja, aluminium pada Pintu, jendela maupun ventilas,f) bagian-bagian yang retak seperti pada balok, kolom dan tembok, g) suhu pada ruangan, h) sistem pencahayaan maksimal, i) penggunaan wama pada tembok, j) penggunaan pastsi ‘alsiboard, k) penggunaan material kedap suara pada dinding, !) penggunaan fumiture desain ergonomic, m) penggunaan bentuk dan warna pada furniture, n) perawatan terhadap Kebersihan lantai, o) desain struktur ‘utama gedung. p) pemasangan penangkal petir pada gedung, q) disediakan hydrant atau splinkler, r) dlisediakan sistim alarm dan jalur evakuasi, s) menyediakan jalur khusus penyandang cacat, t) menjaga kebersihan alat-alat sanitasi,u) menyediakan alat pendeteksittik api (smoke detector), v) pemasangan sticker atau atribut dilarang merokok, w) menyediakan ruangan khusus untuk menyimpan barang arsip/dokumentasi, x) memiliki sistim pengelolaan sampah yang memadai, 2. Dari hasil analisis data didapat 7 variabel yang paling dominan dari 24 variabel sick building syndrome, yaitu 4) desain dan bentuk ventilasi, penggunaan warna pada tembok, b) penggunaan partsi calsiboard tahan api dan kedap suara, c) penyediaan hydrant, splinkler sebagai alat pemadam kebakaran, e) penyedisan sistim alarm dan jalur evakuasi mempermudah saat ada bencana, f) menyediakan jalur khusus penyandang cacat, 2) ‘menyediakan alat pendeteksi tik api (smoke detector). Ke-7 variavel tersebut memiliki eigen value sebesar 12,928 dan memiliki varian $3,867 persen, merupakan faktor pertama yang mempengaruhi terjadinya sick ‘building syndrome. 3. Solusi Sementara dapat dilaksanakan dengan merenovasi tethadap bagian-bagian yang mendesak yang perlu diperbaiki, Sedangkan solusi tetapnya adalah membangun ulang gedung tersebut dengan desain yang baru, DAFTAR PUSTAKA ‘Anonim. (1992). Undang-Undang No 23 Tahun 1992 Temiang Kesehatan, Jakarta. Anonim, (2002), Undang-Undang No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gechng. Jakarta. Anonim. (2010). Green Building Council Indonesia, 2010, Jakarta Aditama, Y.C. (2002). Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Ul. Jakarta ‘nies. (2004), Problem Keschatan Masyarakat dari Sick Building Syndrome. Jurnal Kedokteran Yarsi. Jakarta, ‘Arikunto, S. (2006). Menggunakan SPSS Untuk Multivarias Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedi Badri, M. S. (2007), Manajemen Administrasi Perkanoran Modem. Erlangga. Jakarta, Ervianto, Wulfram I. (2012). Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau. Yogyakarta. CV Andi Offset. Environmental Protection Agency US (EPA), (1998), Indoor Air Facts No.4 (Revised), Koleaba. The web site devoted to the concept of comfort in nursing. htip://www. thecoiifortline.convindex hu, accesed 2010 February 10th 2010 Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana LK-30

You might also like