You are on page 1of 51
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2007 tentang Pedoman Survei Kondisi Jalan Tanah dan atau Kerikil dan Kondisi Rinci Jalan Beraspal untuk Jalan Antar Kota by DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2007 tentang Pedoman Survei Kondisi Jalan Tanah dan atau Kerikil dan Kondisi Rinci Jalan Beraspal untuk Jalan Antar Kota Ly | DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Menimbang Mengingat MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor :45 IPRT/M2007 TENTANG PEDOMAN SURVEI KONDIS! JALAN TANAH DAN/ATAU KERIKIL, DAN KONDISI RING! JALAN BERASPAL UNTUK JALAN ANTAR KOTA. = n S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. MENTERI PEKERJAAN UMUM, bahwa untuk memenuhi pelaksanaan program pemeliharaan serta mendukung Sistem Manajemen Pemeliharaan Kondisi Jalan tanah den/atau kerikil serta kondisi inci jalan beraspal untuk jalan antar kota, diperlukan acuan bagi Perencana dan pelaksana datam pelaksanaan pemeliharaan sehingga didapatkan endukung untuk pangkalan data jalan ketentuan pasal 78 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2008; bahwa berdasarkan perimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu ‘Mmenetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Survel Kondisi Jalan Tanah dan atau Kerikil dan Kondisi Rinci Jalan Beraspal untuk Jalan Antar Kota. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 fentang Jalan, (Lemberan Negara Republik indonesia Tahun 2008 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tala Kerja Kementerian Negara Ri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2005; , Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tuges Eselon | Kementerian Negara RI sebagaimana telah diubeh terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2008; Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinel Indonesia Bersatu: 5. Peraturan Mente Pekerjzan Umum Nomor 286/PRTIM/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum; MEMUTUSKAN : Menetapkan . PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG PEDOMAN SURVEI KONDISI JALAN TANAH DANIATAU KERIKIL, DAN KONDIS! RING] JALAN BERASPAL UNTUK JALAN ANTAR KOTA. BABI KETENTUAN UNUM Pasal1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum. 2. Jalan adalah prasarana transportas| darat yang meliputi segata bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan begi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, dl atas- permukaan tanah, di bawah parmukaan tanah dan /atau air, serta di ‘atas permukaan air, kecual jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. 3. Jalan antar kota adalah jalan yang menghubungkan simpul ~ simpiul jase distibusi dengan cli- ciri tanpa perkembangan yang menerus pada sisi manapun termasuk desa, rawa, hutan meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen, misalnya rumah makan, pabrik atau perkampungan, BABII MAKSUD DAN TUJUAN Pasal2 Peraturan Menteri_ Ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dalam pelaksanaan program Pemelivaraan di lapangan serta perilaian kondis! hasil pekerjaan pembangunan jalan beraspal baru. Pasal3 Pesdaman survel kondis! jalan tanah danfatau kerk dan kondlsi rinc| jalan beraspal untuk jafan antar kota mempunyal tujuan untuk memberikan acuan ‘kepada surveyor tentang tata cara survel kondisi Jalan tanah dan/atay kerikil dan kondist rine! jalan beraapal untuk jalan antar kota. BAB Ill RUANG LINGKUP- Bagian Pertama Pedoman Survei Kondisi Jalan Tanah daniatau Kerikil Pasal 4 (1) Pedoman ini mencakup tata cara survey kondis! jalan kerk danJatau tanah (termasuk stabilsasi tanah danvatau kerikil. (2) Tata cara survel dalam pedoman ini dlakukan secara manual (visual) (3) Pedoman ini terdi atas persiapan dan prosedur pelaksanaan survei serta formulir-formulir survei dan contoh pengisiannya. (4) Pelaksanaan survei dalam pedoman ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu survel kondisi dilakukan dengan berkendaraan dan survel kondisi yang dilakukan dengan berjalan kaki. (5) Pedoman sebagaimena cimaksud pada ayat (1) dimuat secera lengkap dalam lampiran | Peraturan ini, yang merupakan baglan yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Mentor! inl, Bagian Kedua Pedoman Survei Kondisi Rinci Jalan Beraspal untuk Jalan Antar Kota Pasal 5 (1) Pedoman ini mencahup tata cara survel kondisi rine! jalan beraspal untuk jalan antar kota. (2) Tala cara survel dalam pedoman ini dlakukan secara manual (visual) serta pengukuran dengan alat sederhana, (3) Pedoman ini terdir atas persiapan dan prosedur pelaksanaan survel serta formuli-formulir survel dan contoh pengisiannya. (@) Pedoman sabagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat secara lengkap yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam lampiran il peraturan mented ini. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal S (1) Peraturan Menter’ in| mulai barlaku pada tanggel ditetapkan. (2) Peraturan Menteri inl disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diketabui dan dilaksanakan, Ditotapkan di Jakarta padatanggal 2April 2007 NTERI PEKERJAAN UMUM, path KIRMANTO. LAMPIRAN | PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR =. /PRTMI2007 TANGGAL : PEDOMAN SURVEI KONDISI JALAN TANAH DAN/ATAU KERIKIL Daftar isi Ruang lingkup. 2 Acuan normatif 3 Istilah dan definis! 4 Persyaratan-persyatatan 4.1 Ketentuan umum.. 4.2 Peralatan dan perlengkapan, : 4-21 Survei kendisi jalan tanah dan atau kerikil berkendataan 422° Survel kondisi jatan tanah dan atau kerikil berjalan kaki, 4.3. Ketentuan teknis, Be 4.3.1 Survei kondisi jalan tanah dan atsu kerikil berkendaraan 4.3.2 Survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil berjalan kaki 5 Pelaksanaan survei dan pengisian formutir Oe RoE Ww oo 5.1.1. Persiapan.. 5.2 Pengisian forrmutlir.... . m ro 5.2.1. Formullr survei kandist jatan tanah dan atau kerikit berkendaraan. $22 Formulir survel kondisi jalan tanah dan atau kerikil berjalan kaki. $.2.3° Formulir daftar pengambilan foto kondisi Jalan tanah dan atau kerikil (SKJ 2-3) (SKITH-3).. ; ea 6 Laporan survei Tipikal potongan melintang dan tipe kerusakan alan tanah dan atau kerkil.. Conteh formulir survei " Contoh pengisian formulir survei ‘Gambar A.1 Potongan ‘melintang jalan tanah dan atau kerikil Gambar A.2 Jenis kerusakan retak... i Gambar A.3 Jenis kerusakan alur, lubang, pelepasan butir, ambles, keriting dan eros Tabel 8.1 Tabel 8.2 Tabel 8.3 Tabel 8.4 Tabel 8.5 Tabel C1 Tabel C.2 Tabel C.3 Tabel C.4 Tabel C.5 Formulir survei kondisi jalan tanah / kerikil berkendaraan..._....... Formulir penunjang survei kondist jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan.... 11 Formulir dattar pengambilan Jets ia tanah dan atau kerikil berkendaraaniberjalan kaki ... Formulir survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil (ska 1) berjslan ka all 013 Formulir survel bahu, saluran samping, lereng samping, gorong-gorong jatan tanah dan atau kerkil (SKITK-2) berjaisn k Formulir survei kondisi jalan tanah / kerikil berkendaraan. Formulir penunjang survei kendisi jalan tanah dan atay kerikil berkendaraan ... 16 Formulir daftar pengambilan foto jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan/berjalan kaki... Formulir survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil (SKJTK-1) berjatan kakl ..... 18 otra aurvl alu, sliran apg. ats saricing, poroig-gorong jalan fanah dan atau kerikil (SKITK-2) berjaian kaki af Pendahuluan Pedoman ini bertujuan untuk memberikan ecuan kepada surveyor tentang Tata cara survei kondisi jalan tanahikerikil, Pelaksanaan survei dibedakan menjadi 2 bagian yaitu survei kondisi yang dilakukan dengan berkendaraan dan survei kondisi yang dilaksanakan dengan berjalan kaki. Pada pelaksanaan survei dengan kendaraan, penyurvei mengamali secara manual jenis kerusakan yang ferjadi pada permukaan perkerasan, bahu dan drainase dari kendaraan dengan kecepatan sekitar 20 kmijam dan memberi tanda pada formulir survei yang telah dipersiapkan. Di beberapa tempat kendaraan berhenti dan penyurvel mengukur tebal lapis permukaan atau mengambil gambar. Pada pelaksanaan survei dengan berjalan keki, pengamatan kerusakan secara manual dilakukan lebih detail terhadap permukaan perkerasan, bahu dan drainase. Pengukuran tebal permukaan perkerasan dan pengambilsn gambar dilakukan pada tempat tertentu, Evaluasi terhadap kuantitas kerusaken untuk kedua cara ditaksanakan selelah kegiatan ‘survei lapangan selesai, ‘Survei kondis/ jalan tanah dan atau kerikil 4 Ruang lingkup Pedoman ini mencakup tata cara survei kondisi jalan Kerikil dan atau tanah (termasuk stabilisasi tanah dan atau kerikil) yang dilakukan secara manual (visual). Pedoman survel ini terdini dari persiapan survel dan prosedur pelcksanaannya, Pedoman ini dapat digunakan sebagai pendukung untuk melengkapi pangkalan data (data base) jalan daniatau acuan dalam pelaksanaan pemeliharaan seita penilaian hasil pekerjaan peningkatan atau pembangunan jalan baru. Pelaksanaan survei dibedakan menjadi 2 bagian yaitu survei kondisi yang dilakukan dengan berkendaraan dan survei kondisi yang ditakukan dengan berjalan kaki. 2 Acuan normatif ‘SNI03-2842-1992, Tata cara pelaksanaan surval titik referensi jalan 3 Istilah dan definisi a4 alur (ruts) nen memanjang yang tefjad| pada lajur jejak roda kiri (JRKI) dan jejak roda kanan 32 ambles penurunan setempat pada suatu bidang perkerasan yang blasanya berbentuk tidak menentu tanpa terlepasnya material perkerasan 33 bahu jalan jalur yang terletak berdampingan dk in jalur talu lintas, mer lian deerah manfaat jalan dengan atau lanpa diperkeres SS DEN Se ONS 34 bak kontrol salah satu bagian dari saluran samping yang tertutup dan berfungsi sebagai tempat kontrol pada saat pemeliharaan 35 erqsi Penggerusan, pengikisan atau pelepasan material akibat air ‘dani 19 38 gelombang salah satu kerusakan berbentuk gelombang atau keriting arah memanjang a7 jalur falu lintas bagian jelur jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendataan bermotor/beroda 4 atau lebih [Peraturan Pemerintah RI No, 43 Tahun 1993] 38 lajur bagian jelur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memilikl lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selsin sepeda motor [Peraturan Pemerintah Ri No.43 Tahun 1993) 39 lubang (pot hole} kerusakan perkerasan jalan setempat alau di beberapa tempat berbentuk lubang dengan berbagai varias! ukuran lues maupun kedalaman 3.10 odometer slat pengukur jarak tempuh yang terpasang di dalam kendaraan ant pelepasan butir (ravelling) lepasnya butir agregat pada permukaan jalan beraspal 3.12 retak buaya (crocodile crack) retak yang mempunyal celah lebih besar atau sama dengan 3 mm; saling berengkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil menyerupal kulit buaya 313 ratak blok (block crack) ‘etak-tetak yang saling berhubungan, membentuk rangkaian poligon besar atau blok dengan ukuran > 50 cm ata retak melintang (transversal crack) retak yang terjadi melintang tegak lurus sumbu jalan 3.45 itak memanjang (longitudinal crack) yang terjadi memanjang atau sejajar dengan sumbu jalan 2 dari 19 3.16 retak tidak beratyran (irregular crack) . fetak yang terjedi pada tempat-tempat tertentu yang berbentuk tidak beraturan 347 saluran samping ‘saluran pembuang terbuka maupun tertutup yang terletak di kirikanan jaian, yang berfungsi mengumpuiksn dan mengalirkan air hujan yang berasal dari permukaan jalan 3.18 titik referens! {tik tetap yang ditentukan pada suatu ruas jalan yang dapat digunakan sebagai acuan (referensi) untuk survei jalan atau untuk keperiuan lain dalam pembinaan jaringen jalan; titik feferensi pada dasemya bangunan permanen yaitu: jembatan, persimpangan jalan, Persilangan dengan rel kereta api, atau benda yang disnggap permanen, misainya patok km, gedung atau tugu 3.49 titik akhir titik yang merupekan tanda akhir dilakukannya survei pada suatu ruas jalan 3.20 titik awal titi yang merupaken tanda awal dilakukannya survel pada suatu ruas jalan 4 Persyaratan-persyaratan 4.1 Ketentuan umum 8) Sebelum pelaksanaan survei, petugas survei harus meminta izin terlabih dahulu kepada instansi/Pemda setempat yang berwenang. 5) Petugas survel harus mengetahul ruas jalan yang akan disurvei c) Petugas survei harus memshami dan mendalami cara pengisian formulir. 4d) Dalam pelaksaneannya petugas survei harus memperhatikan kelancaran laly lintas: 4.2 Peralatan dan perlengkapan 4.2.1 Survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan Dalam survel ini petugas survei harus menyiapkan peralatan dan petlengkapan, sebagai berikut: a) kendaraan roda empat yang dilengkapi dengan odometer yang telah dikalibrasi dan memenuhj batas faktor kalibrasi yang diizinkan yaity 0,95 sampai dengan 1,05, serta dilengkapi dengan lampu peringatan (lampu rotary) dan rambu-rambu pengam: formutir yang digunakan terdiri atas (lihat Lampiran B): b) 3 dari 19 ¢) d) e) f g) h) = formulir survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan (SKJ 2-1); formulir penunjang survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan (SK 2-2); ~ formulir daftar pengambitan foto jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan/berjalan kaki (SKJ 2-3 ! SKJTK-3); peta jaringan jalan yang mencantumkan nama, nomor dan status jalan yang akan disurvei; pita ukur, panjang 1 meter sampai dengan 2 meter, pengukur keretakan; mistar penyipat/perata (straight edge) dan pasak ukur (wedges) yang berskala mr; kamera dan film berwarna atau kamera digital; fambu pengaman taly lintas. 4.2.2 Survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil berjalan kaki a) b) e) a) 43 Kendaraan roda empat untuk transportasi petugas survei. Formulir yang digunakan terdii atas (lihat Lampiran B); ~ formulir survei kondist jalan tanah dan atau kerikil berjaian kaki (SKJTK-1); ~ formulir panunjang survei bahu, saluran samping, lerengsamping, gorong-goreng jalan tanah dan atau kerikil berjalan kaki (SKJTK=2); - formulir daftar pengambilan foto jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan/berjalan kaki (SKJ 2-3 / SKITK-3); Rol meter minimum panjang 10 m atau mistar lurus berjalan (walking measurer) Peralatan lain sesuai dengan 4.2.1. c) sampai dengan 4.2.1.h), Ketentuan teknis 4.3.1 Survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan a) b) ¢) 4) e) U) ga) hy ‘Survel dimulai dari titik awal dan berakhir pada titik akhir. Titik referensi survei diambil sesuai hasil survei data titik referensi, Survei hanya mengikuli angka-angka patok kilometer atau titik referensi yang divkur dari satu kota asal. ‘Apabila pada ruas jalan yang disurvei terdapat patok-patok kilometer yang diukur dari dua kota asal, maka dalam melaksanakan survei berpegang pada titik referens! sesual dengan SN! 03-2842-1892, Tata cara pelaksanaan survai titk referensi jalan Seligp lembar formulir survei digunakan untuk satu segmen jalan dengan panjang 1.000 meter, Kecepatan kendaraan waktu pelaksanaan survei tidak lebih dari 20 kmijam. ‘Untuk menentukan ukuran kerikil/batu serta jubang, mengukur kedalaman alur dan atau dilemukannya kerusaken-kerusakan yang tidak begitu jelas, petugas harus turun dari kendaraan. Pengambilan foto dilakukan pada bagian jalan yang mengaiami penurunan/ambles, erosi permukaan, kubang, bekas roda, bergelombang, erosi bahu, saluren rusak, lereng yang longsor/runtuh yang ditakukan minimum sekeli untuk setiap jenis kerusakan di dalam setiap bagisn jalan Sepanjang 5.000 meter; untuk ruas jalan yang panjangnya dari 19 434 al b) ¢) d) @) 5 5A BAL kurang dari 6.000 meter pengambilan foto tetap ditakukan dengan ketentuan yang sama, Pengambilan foto harus ditunjukkan lokasinya dengan cara menuliskan lokasi (station) pada selembar kertas dan harus terekam (terlihat) pada fato, Untuk mengetahui tebal lapisan perkerasan, petugas harus.turun dari kendaraan dan melakukan penggalian perkerasan yang mewekili tebal perkerasan sepanjang segmen yang disurvei, minimal 1 (satu) buah per km (per segmen). 2 Survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil berjalan kaki Survel dimulai dari titik awal dan berakhir pada titik akhir. Titik referensi survei diambil sesuai hasil survel data titik referensi atau patok km yang ditentukan oleh proyek Survei kondis! jetan dilakukan dengan berjalan kaki. Pengematan terhadap perkerasan, bahu, drainase, saluran samping, bak kontrol, bor culvert diiakukan secara menerus dan dicatat setiap segmen 10 meter. Pengembilan foto dilakukan pada bagian jalan yang mengalami penurunan/ambles, erosi permukaan, lubang, bekas roda, bergelombang, erosi bahu, saluran rusak dan lereng yang longsor/runtuh yang ditakukan minimum sekali untuk setiap jenis kerusakan i setiap bagian jalan sepanjang 5.000 meter. Ketentuan yang sama diberlakukan untuk Tuas jalan yang panjangnya kurang dari 5.000 meter. Pengambilan foto harus ditunjukkan lokesinya dengan cara renuliskan lokasi (station) pada selembar kertas dan harus terekam (tariihat) pada foto. Pelaksanaan survel dan pengisian formulir Pelaksanaan survei 1 Persiapan Guna kelancaran pelaksanaan survei perlu dipersiapkan hal-hal, sebagai berikut: a) b) ¢) ) e) siapkan surat-surat yang diperluken untuk menunjang kelancaran survel; lapor kepada pembina jatan setempat; eriksa peralatan dan perlengkapan; periksa kelengkapan formulir; untuk survei dengan berkendaraan, periksa kelaikan kendaraan dan siapkan rambu Pengaman atau rambu survel serta odometer yang sudah dikalibrasi. 5.1.2 Urutan pelaksanaan survel a) Unutan pelaksanaan survel jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan metiputi: 1) isi formulir survei (SKJ 2-1) dan formulir penunjang (SKJ 2-2) meliputi; Nama Propinsi, Nomor Kabupaten/Kota, segmen, rues dan petugas survel, lihat Tabel B.1 dan Tabel B.2; 2) atur kendaraan Ssehingga berada tepat pada tilik awal survel serta informasikan kepada pengemudi bahwa kecepatan kendaraan saat survel tidak lebih dari 20 kmijam; Sdari19 3) Jalankan kendaraan dan lakukan pengamalan dari dalam kendaraan lerhadap kerusakan yang terjadi pada perkerasan, bahu kiri dan bahu kanan, saluran samping kiri dan samping kanan, setiap jarak 200 meter; 4) berhentilah pada akhir segmen 1.000 meter dan sesualkaniah isi formulir SKJ 2-1 berdasarkan data yang dominan dalam formulir penunjang SKJ 2-2 5) lakukan pengambilan foto tethadap kerusakan jalan yang diamali pada segmen tersebut (bila ada) dan isi formulir pengambilan foto (SKI 2~3) seperti Tabel 8.3; 8) lakukan kegiatan yang diuraikan pada butir 1) sampal dengan butir 5), untuk survel segmen selanjutnya sampai seluruh segmen pada ruas yang bersangkutan selesal disurvei, 7) lakukan kegiatan yang diuraikan pada butir 1) sampai dengan butir 6), untuk survei ruas jalan selanjutnya, b) Unutan petaksanaan survei jalan tanah dan atau kerikil berjalan kaki meliputi 1) isi formulir survel (SKITK-1) dan formulir penunjang (SKJTK-2) meliputt: Nama Propinsi, Nomor Kabupaten/Kola; segmen, ruas, petugas dan penanggung jawab survei, lihtat Tabel B.4 dan Tabel B.5; 2) lakukan pengamatan terhadap lokasi kerusakan perkerasan dan isikan pada formulir survei SKTK-1 dan formulir SKJTK-2 setiap jarak 10 meter, 3) lakukan pengambilan foto terhadap kerusakan jalan yang diamati pada segmen tersebut dan isi formulit pengambilan foto (SKJTK-3) seperti Tabel B.3; 4) lakukan kegiatan yang diuraikan pada butir 1) sampai dengan butir 3) untuk survel segmen selanjutnya sampai seluruh segmen pada ruas yang bersangkutan selesai disurvei, 5) lakukan kegiatan yang diuraikan pada butir 1) sampai dengan butir 4), untuk survei ruas jalan selanjutnya. 5.2 Pengisian formulir 5.2.1 Fermulir survel kondisi jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan a) Cara pengisian formulir surveil (SKJ 2-1); 1) lengkapi data propinsi, kabupaten/kota, nama jalan, nomor ruas, lembar halaman, tanggal surveil, petugas survei, titik referensi awal dan akhir, kota asal; 2) segmen; Dist STA (station) atau KM (kilometer) dari mulai titi awal survei dan selanjuinya per interval 1.000 meter. 3) catat kondisi setiap segmen sepanjang 1,000 meter; 4) isi formulir (SKJ 2-1) sesuai data terbanyak dari formulir penunjang; pengisian formulir difakukan dengan menuliskan tanda V di dalam kotak, yang menyatakan kondisi bagian jalan sesuai dengan keterangan disamping kotak; untuk jelasnya lihat contoh formulir yang sudah terisi (lihat Tabel C.1). b) Cara pengisian Formulir Penunjang Survel (SKJ 2-2) 1) isi formulir seperti 5.2.1. a) 1) dan 5.2.1. a) 2); 2) catat kondisi setiap sub-segmen sepanjang 200 meter; ditulis dalam kode angka ‘sesual dengan jenis bagian jalan dan jenis kerusakannya lihat contoh formulir Penunjang pada bagian legenda (linat Tabel B.2). dari 19 Pengisian formutir penunjang dilakukan sebagai berikut ‘si kotak data formulir dengan angka kode kerusakan yang sesuai; sebagai contoh lihat formulir yang sudah terisi (lihat Tabel C.2), 5.2.2 Formulir survei kondisijalan tanah dan atau kerikil berjalan kaki a) Gara pengisian formulir survei kondisi perkerasan (SKJTK-1); 1) Jengkapi data Propinsi, Kabupaten/kota, Nama jalan, Nomor ruas, halaman, tanggal Survei, petugas survei, tilik referensi awal dan akhir, tipe jalan, arabvujuan dan jumiah lajur per aral 2) jatur, Tullskan jalur yang disurvel, tentukan kiri atau kanan dari titik referensi awal bila ada, 2) segmen; Diisi STA (station) atau KM (kilometer) dari mulal titik awal survel dan selanjutnya er interval 100 m atau 1.000 m sesuai panjang segmen yang diperiksa, 4) catat kondisi setiap segmen sepanjang 10 meter atau sesuai keperiuan: 5) isi formulir (SKJTK-1) sesuai dengan jenis kerusakan perkerasan yang ditemui pada waktu pengamatan: pengisian formulir dilakukan dengan menuliskan volume, tips, posisi, Koda kerusakan di dalam kotak yang sesuai; tulis tanda (-) di dalam kolak tersebut apabila tidak ada kerusakan; untuk jelasnya lihat contoh formulir yang sudah terisi (lihat Tabel C.4), b) Cara pengisian formulir survel kondisi bahu, saluran samping, lereng samping dan gorong-gorong (SKJTK-2). 1) isi formulir sesuai 5.2.2.a).1) sampai dengan 5.2.2.a) 4): 2)_isi formulir (SKJTK-2) sesuai dengan jenis kerusskan bahu, saluran samping, lereng samping dan gorong-gorang yang ditemui pada wakiu Pengisian formulir dilakukan dengan menuliskan luas, tipe, posisi, kode kerusakan di dalam kotak yang sesuai; tulis tanda (-) di dalam kotak tersebut apabila tidak ada kerusakan; untuk jelasnya lihet contoh formulir yang sudah teris! (lihat Tabel C.5). 5.23 Formulir daftar pengambilan foto kondisi (SKJTK-3) lan tanah dan atau kerikil (SKJ 2-3)/ al Lengkapi keterangan Mengenai Propinsi, Kota/Kabupaten, Kota/Kecamatan, Nomor tugs, Nama jalan, Petugas survel, Tanggal, Halaman, Tipe jalan, Jalur dan STA, sama dengan ketentuan pada Formulir SKJ 2=1 atau SKJTK-3. b) Tullis lokasi/sta. ©) Tulis nomer klise foto yang diambil d) Tulis tanggal pengambilan foto; e) Catat keterangan yang diperlukan. f) Conteh formulir pengambilan foto dapat dilihat pada Tabel &.3 dan contoh pengisiannya pada Tabel C.2, Tdari 19 6 Laporan survei Laporan yang harus disampaikan: 8) hasil survei yang diisi pada SKJ 2-1, SKJ 2-2, SKJ 2-3 atau SKJTK—1, SKJTK-2 dan SKJTK- untuk setiap ruas jalan yang terdiri dari berkas formulir yang talsh diisi sesuat dengan hasil survei di lapangan dan berkas formulir penunjang harus dimasukkan ke dalam map tersendiri den diberi tulisan identitas yang jelas; b)_pemetaan digambar lengkap dengan simbol-simbol kerusakan; ¢)hasil kompilasi data foto dukumentasi dan fim negatiinya (termasuk daftar pengambilan foto} disusun dalam berkas Serta diberi penjelasan seperlunya; d) hasil survei dan kompilasi data harus ditandatangani oleh petugas survei dan penanggung jawab survel. Bdari 19 Tipikal potongan melintang dan tipe kerusakan jalan tanah dan atau kerikil Gambar A.1 Potongan melintang jalan tanah dan atau kerikil Melintang Gambar A.3 Jenis kerusakan alur, lubang, pelepasan butir, ambles, keriting dan erosi Sdari 19 Contoh formulir surveil Tabel B.1 Formulir survei kondisi jalan tanahikerikil berkendaraan Formulir SKJ 2-1 Lembar Pome he Cope Sooo Oo. ce Oe Ce tam 108 oO. Th venom oI Ch unre oO. oh tine a] a aa Be session cal Keterangan : Ukuran hibang kee diameter < 50 cr: betar: dlamater > 0,5 m; dangkal: kedataman <5 em: dalam: kedalaman > 6 ern ‘Status russ jalan; N=Hasianal; P=Propinsi; K=Kabupaten J Kola 10 dari 19 Tabe! 8.2 Formulir penunjang survei kondisi jalan tanah dan atau korikil berkendaraan Formulir SKJ 2-2 Lembar..... dani... hm CoO sane [] frome = fio | CO) ean; (UMERUSAIAN PERAMUKAAN PERAERASAS WAL ono! ean SALURAN saMPIG. | THOAKADA REREAD {bax ana manag {1 HAL ADA SALLRAN 2.PEMURUNAMAMBLES, 2. BANK RATA 2 BERS SLEROS! PERMIKAAN 3. ERAS RCOMEROS: REGAN 4 TERTUTUPrERSUMEAT a RETAR 4 Dekas ROOAEROSI BERAT acros |S GUNDLICAN MEMAMIRNG e LuBANG. 1). PERWUKAUN Ban FV LeREWG 7. BEXAS RODA (ALURY {Tiana Beit) 1 TDK ADA LeRENG 8. SenceLOMNANG 2. CIATAS PERMLRAA JALAN 2 BARTAMAN 9 PELEPASAN BUTI SURATA DENGAN PERMMIKAAN JALAN 3 LeNSSCRURUNTUM 4 10.CM OF BAWAM PERMUCAMNL ALAN 5» 10.GM DL RAWAM FERROMAAN JALAN, oh TROTOAR { Tiowcana ora 2 BaNAMaN 3 BEREAHAYA dari 49 Tabel 8.3 Formulir daftar pengambilan fote jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan/berjalan kaki Formulir SKI 2-3/SKJTK-3 i2dari19 er reTy 7 “oe cayenne "an en oriented ean ra So nae Sr wo feet a on “ 4 “se ivr me ana tte em Ss 2 e remit” eee al aga | ‘emma ese omen inte ae pn at sora " leap si em a 7 oor ct {rma apg amen cere evenness Sal ‘ raza oWannndt ravi rive prey ujelieg (L-HIPMs) Ivey MEE UEP YeuR) Ue;eL ISsIPUOY fox syMUOS HE LETEL SL MEP FE 2OULPMS sunuos Prey uepeliog (Z-WLrHs) INU| Neve Uep yeuRS eye! BuoJ05-BuosoS “Burdwes Bussey ‘Buydwes uenjes ‘nyeq jexins smug gg joqeL ‘Contoh pengisian formulir survei Tabel C.4 Formulir survei kondisi jalan tanahikerikil berkendaraan Formulir SKJ 2-1 Lembar..... dari Goo saws Fy paces wo. -Col ad po Ole Gr a lens (AMA sBATw PUTO Paere wwe ior fx Po RENmARAN ° O00 fava nae ETF) CO Ga] menor fio een tr fre mme Ete) (Tat Gg panes < vues ameatiauuruasady = 1 Jor (Tele) CTS CaS} fowersanen oven lsecmen fer a ETE) CGTe Gag] fs rervcas sume: aves KOTAASAL Je PeNGEmucr cicero oo if fo. Oo. Oo oO : - omar 4 d Eh soma o ro oe ical Ch rete ieee a] oOo Ce eet oo oO sa eee te Ea arvana Fy teewee Os eT oO EP tonne Fa oe Ds eahtane 2 \Ururan Iubang kecit diameter < SD cm; besar: diameter > 0,5 m; dangkal: Kedslaman <6 cm: dalam: kedalaman'> Sem Status rvas jalan: N=Nasional; P=Propinsi, Kekabupsten / Kota 15 dari 19 Tabel C.2 Formulir penunjang survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan Formulir SKJ 2-2 Lembar..... dari... eo TC suns uu WATUPUTRE-PaNTE ie oH Co lene pani Coo oa lseouen ie een oa OTA ABAL a. eonnest oan W SALURaN Sampo A moux aoa aa 4 inaican SALuaAN 2-BAK RATA, 2 BERS 23. BEKAS ROOMEROS RINGAN, 3. TERTUTUPrTERSUMEAT. 4 SexAS RODAEROSI BERAT 4. EROS 1) PERMUKAAN Ba 1 UeReNa 1 TIDAK ADA Bats A-TmAK ADA LERENG 2. OMATAS PERLMAN JALAN 2 BAROAMAN 3. RATA DENGAN PERMUICAAN JALAN 3. LOWGSERIRUWTUM 4 T0.GM DE MAWAH PERRUCANN SAAN, SS S10 CM DLBAWAH PERRURAAN JALAN ‘Sh TRaroaR 1 OAcADA ACTON 2 anna 2. BEREAHAYA 16 dari 19 Tabel C.3. Formulir daftar pengambilan foto jalan tanah dan atau kerikil berkendaraan/berjalan kaki Formulir SKJ 2-3/SKITK-3 (dari 19 eh uep aL -oaan aA =a a piecl as a ae me: ermal a ase am Sees Seon se eae mnie siiaale inctnrachan See amen aoe = sactareer oo saa sci al Pon cae ‘pies ey a ke Pls po ‘eee aeea el Ss sana ao = = > [= ; : : : A ee am : : : as : a : = : “ - : cm a ee a Pope Pa : eter te ste = a sect yeuon mmeve | ens wien 2 hk . fies || Hl el Hisem mag LAL synuu05 DEY uepeLIOq (L-MLPMS) Ip4ex neye Uep Yee, uejel IsIpuEy reruns NUE pp. reqey OLNViIED OMOrG 6b UEP 6L WIN NVYruayad NaUNaIN i i cae ibaa ene foes ‘nnekcaee teres nice i acre Teams a as " ie ee Tore ae eather Casha, | eommiimm alee jolene one ee es Soe pie inti ee tone See L ‘eens =n teens Ssh eet EEE - = + ; —> + : Ree === | - fE : = : = wee £ : -S SESE ert Se = = = Fete - Tort a = +e ee — +r [3 3 pepe tte =tete Ee f ee ete a : — = r aa Z Es wpe pet [x a i ¥ pepe - | { ilsl iz E | iE Ut : I i) | eT iy it Lil i THe i Na illt u IE ALLS ayn 4 prey uereLeq (2-LrS) IpHaoy neye wep YUE) Ueel BuCI0G-Guor08 “Bujdwes Buas9| ‘Buscdwres ueinjes ‘nyeq janine snuos o> 1ecer LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : /PRTIMI2007 TANGGAL : PEDOMAN SURVEI KONDISI RINCI JALAN BERASPAL UNTUK JALAN ANTAR KOTA Daftar isi Dafar i8h ooo Pendahuluan........ 1 Ruang tingkup..... 2 Acuan narmatif.......... 3 Istilah dan definisi. 4 Persyaratan-persyarata’ 44 Ketentuan umum 4.2 Peralatan dan periengkapan.... 4.3 Ketentuan teknis............. 4.3.1 Survel kondisi untuk pemutakhiran data .. 4.3.2 Survel kendisi untuk pelaksanaan pemeliharaan dan perilian kondisi hasit pekerjaan ... § Pelaksanaan surveil dan pengisian formulir 5.1 Pelaksanaan survel 5.1.1 Persiapan.. 5.1.2 Urutan pelaksanaan survel....... 5.2 Pengisian formulir... 5.2.1 Formulir survei onus rine! jalan b beraspal untuk jalan anton kota (SKK: 1), 5.2.2 Formulir penunjang survei kondisi rinci jalan beraspal untuk jalan antar4 ota (SKI-2) 5.2.3 Formulir daftar Penenttan foto kondisi rine’ jalan beraspal smith jana antar-kota (SKS - 3).. 6 — Laporan:survei.......... 6 6 6 6 6 7 ai 9 Pendahuluan Pedoman survei kondisi jalan beraspal yang ada, yaitu Tata cara pelaksanaan survai kondisi beraspal (SNi 03-2844-1992) hanya digunakan sebagai masukan pada program IRMS yang lama dan tidak mencakup untuk acuan dalam pelaksanaan pemetiharaan, Disamping itu, Pedoman surval kondisi rinci jalan beraspal di perkotaan sudah ditetapkan, yaitu dengan Romer Pd 7-21-2004-8, Untuk ftu, dalam upaya mendukung Sistem Manajemen Pemeliharaan Jalan, balk untuk pemutakhiran data dalam mendukung penyusunan program: pemeliharaan maupun sebagai acuan dalam pelaksanaan pemetharaan, perlu disusun Pedoman survei kondisi jalan beraspal untuk jalan antar-kota ini. Pedoman survei ini terdiri tas persiapan dan prosedur pelaksanaan survei serta ditampirkan formulir-formulir survei dan contoh pengisiannya, maka diharapkan dapat mempermudah dalam pelaksanaannya. Survei kondisi rinci jalan beraspal untuk jalan antar-kota 4 Ruang lingkup: Pedoman ini mencakup tata cara survei kondis| rinci jalan beraspal untuk jalan antar-kola yang dilakukan secara manual (visual) sefta pengukuran dengan alat sederhana, Pedoman ini terdiri dari persiapan survei dan prosedur pelaksanaannya, Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung untuk mefengkapi pangkalan data (data base) jalan antar- kota dan sebagai scuan dalam pelaksanaan pemeliharaan di lapangan serta penilaian kondisi hasil pekerjaan peningkatan atau pembangunan jalan beraspal baru 2) Acuan normatif SNI 03-2442-1991, Spesifikasi kurb beton untuk jalan Pd T-21-2004-B, Survei kondisi rinci jalan beraspal di perkotaan 3. Istilah dan definisi a4 ambles penurunan setempat pada suatu bidang perkerasan yang biasanya berbentuk tidak menenty tanpa terlepasnya material perkerasan 32 alur (ruts) penurunan memanjang yang tejadi pada lajur jejak roda kiri (JRKI) dan jejak roda kanan (URKA) 33 bak kontrol salah satu bagian dari saluran samping yang tertutup dan berfungsi sebagai tempat kontrol pada saat pemaliharaan 34 bahu jalan jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas, merupakan bagian ruang manfaat jalan dengan atau tanpa diperkeras as deformasi plastis perubahan bentuk plastis pada permukaan jalan beraspal yang terjadi setempat atau dibeberapa tempat dan memilki perbedaan tinggi dengan permukaan jalan disekitamya Adar 19 36 jalur lalu lintas bagian jalur jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan bermotor/beroda 4 atau lebih [Peraturan Pemerintah Ri No. 43 Tahun 1893] aT kekasaran permukaan kondisi permukaan perkerasan, dilihat dari keadaan bahan batuan, aspal dan ikatan antara kedua bahan tersebut (meliputi; kegemukan, kekurusan dan pengelupasan) a8 kegemukan (bleeding) naiknya aspal ke permukaan karena kelebihan kadar aspal, sehingga permukaan perkerasan jalan terfihat licin, mengkilat, dan bila dilelui roda kendaracn akan tampak bekas foda ban a9 kekurusan (hungry) kondisi permukaan perkerasan beraspal akibat kekurangan kadar aspal, sehingga terlihat kusam dan kurang ikatan antar batuan, atau jalan sudah berumur lama (terjadi oksidasi aspal) 3.10 keriting (corrugation) salah satu kerusakan deformasi plastis pada lapisan permukaan perkerasan yang tidak memenuhi spesifikxasi, berbentuk gelombang arah memanjang 341 kereb bagian dari jalan berupa struktur vertikal dengan bentuk tertentu yang digunakan sebagai pelengkap jalan untuk memisahkan badsn jalan dengan fasilitas lain, seperti jalur pejalan kaki, median, separator, pulau jalan, maupun tempat parkir BAZ lubang (pot hole) kerusakan perkerasan jalan setempat atau di beberapa tempat berbentuk lubang dengan berbagal variasi ukuran luas maupun kedalaman 343 lajur bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor [Peraturan Pemerintah RI No, 43 Tahun 1993] 2darl 19 3.44 median jalan merupakan suatu bagian tengah badan jaian yang secara fisik memisahkan arus lalu lintas yang berlawenan aah; median jalan (pemisah tengah) dapat berbentuk median yang ditinggikan (raised), median yang diturunkan (depressed), atau median rata (flush) 3.15 odometer alat pengukur jarak tempuh yang terpasang di dalam kendaraan 3.16 pecah tapi (spalling) pecahnya tepi perkerasan karena sokongan samping tidak sempuma 317 pelepasan butir (ravetling) lepasnya butir agregat pada permukaan jalan beraspal 318 pergeseran (shoving) pergeseran lapisan perkerasan beraspal ke arah samping atau ke bagian tepi luar perkerasan 3.19 rotak buaya (crocodile crack) retak yang mempunyai celah lebih besar atau sama dengan 3 mm; saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil menyerupai kulit buaya 3.20 tetak tidak beraturan (irregular crack) retak yang terjadi pada tempat-tempat tertentu yang berbentuk tidak beraturan 3.24 retak melintang (transversal crack) retak yang terjadi melintang tegak lurus sumbu jalan 3.22 retak memanjang (Jongitudinal crack) retak yang tarjadi mamanjang atau sejajar dengan sumby jalan 3.28 retak rambut (hair crack) Qenerik setiap retak awal atau dimulainya retak yang berupa garis-garis halus dar 19 3.24 retak tepi (edge crack) retak yang terjadi pada bagian lepi perkerasan sejauh = 60 cm 3.25 rotak blok (block crack) retak-retak yang saling berhubungan, membentuk rangkalan poligon besar atau blok dengan ukuran > 50 cm 3.26 saluran samping saluran pembuang terbuka maupun tertutup yang terletak di kirikanan jalan, yang berfungsi mengumpulkan dan mengalirkan air hujan yang berasal deri permukasn jatan 3.27 sungkur salah satu deformasi plastis berbentuk gelombang setempat arah melintang atau memanjang pada permukaan perkerasan jalan beraspal membentuk puncak dan lembah 3.28 tambalan (patching) keadaan permukaan perkerasan yang sudah diperbaiki setempat-setempat 3.29 titik referensi titik tetap yang ditentukan pada suatu ruas jalan yang dapat digunakan sebagai iacuan (referensi) untuk survei jalan atau untuk keperluan Iain dalam pembingan jaringan jalan; titik referensi pada dasarnya bangunan permanen yaitu: jembatan, persimpangan jalan, persilangan dengan rel kereta api, atau benda yang dianggep permanen, misalnya patok km, gedung atau tugu 3.30 titik awal titik yang merupakan fanda awal dilakukannya survei pada suatu ruas jalan 331 titik akhir titk yang merupakan tanda akhir dilakukannya survel pada suatu ruas jalan 3.32 trotoar jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keselamatan pejatan kaki yang bersangkutan 4dari 19 4 Persyaratan-persyaratan 4.1 Ketentuan umum a) Sebelum pelaksanaan survei, petugas survei harus meminta izin terlebih dahulu kepada instansiPemda setempat yang benwenang. b) Petugas survel haus mengetahui ruas jalan yang akan disurvel ¢) Pelugas survei harus memahami dan mendalami cara pengisian formulir, d) Dalam pelaksanaannya petugas surve| harus memperhatikan kelancaran lalu lintas. 4.2, Peralatan dan perlengkapan Dalam surveil ini petugas survei harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan, sebagai berikut: a) pengukur keretakanifiulfer, b) rambu pengaman lalu-lintas; ¢} formulir yang digunakan terdiri atas: ~ formulir survei kondisi jalan beraspal (SKJ-1); ~ formulir penunjang survei kondisi jalan beraspal (SKJ-2); ~ formulir daftar pengambilan foto (SKJ-3); peta jaringan jalan yang mencantumkan nama, nomor dan status jalan yang akan disurvei; 2) pita ukur, panjang § meter; f}) kamera dan film berwama atau kamera digital, 9) mistar penyipat/perata (straight edge) dan pasak ukur (wedges) yang berskala mm: h) rompi yang berwarna koniras dan refiektif dengan jumish yang cukup untuk seluruh pelugas survei; i) kendaraan roda empat yang dilengkapi dengan odometer yang telah dikalibrasi serta ditangkapi dengan lampu peringatan (lampu rotary) dan rambu-rambu pengaman. 4.3 Ketentuan teknis 4.3.1 Survei kondisi untuk pemutakhiran data 3) Survei kondisi jalan dilakukan dengan pengamatan dari dalam kendaraan, b) Pengamatan dilakukan terus menerus dan dicatat setiap segmen 200 meter atau Sesual keperluan, Survei dilakukan terhadep perketasan, bahu, drainase, saluran samping, trotaar, kereb, ‘median jalan, lereng samping/badan jalan, gorong-gorong, d) Survei harus dimulai dari tit awal dan berakhir pada titik akhir @) Untuk menentukan jenis, tingkat dan besaran kerusakan harus diukur langsung di tempat. f} Pengambilan foto dilakuken pada bagian jalan yang mengalami penurunan, erosi permukaan, lubang, bekas roda, bergelombang, erosi bahu, saluran rusak, lereng yang longsor/runtun yang dilakukan minimal sekati untuk setiap jenis kerusakan di setiap ruas jalan. Pengambilan foto harus ditunjukkan lokesinya dengan cara menuliskan lokasi (station) pada selember kertas dan harus terekam (terihal) di dalam foto. S dari 19. °) 4.3.2 Survel kendisi untuk pelaksanaan pemeliharaan dan penilaian kondisi hasil poker a) Survei kondisi jalan ditakukan dengan berjatan kaki, b) Pengamatan dilakukan secara terus-menerus dan dicatat setiap segmen 10 meter atau sesuai keperluan. Survei dilakukan terhadap perkerasan, bahu, drainase, saluran samping, trotoar, kereb, median jalan, lereng samping/badan jalan, gorong-gorong. dq) Survei harus dimulai dari titik awal dan berakhir pada titik akhir, e) Untuk menentukan jenis, tingkat dan besaran kerusakan harus diukur langsung di tempat, q f) Pengambitan foto dilekukan pada bagian jalan yang mengelami penurunan, erosi permukaan, lubang, bekas roda, bergelombang, erosi bahu, saluran rusak, lereng yang langsor/runtuh yang diiskukan minimal sekali untuk setiap jenis kerusakan di setiap Tuas jalan. Pengambilan foto harus ditunjukkan lokesinya dengan cara menuliskan lokasi (station) pada selembar kertas dan harus terekam (terlihat) di dalam foto. 5 Pelaksanaan survei dan pengisian formulir 5.41 Pelaksanaan survei 5.4.4 Persiapan Guna kelancaran pelaksangan survel perlu dipersiapkan hal-hal, sebagai berikut: a) siapkan surat-surat yang diperlukan untuk menunjang kelancaran survei; b) lapor kepada pembina jalan setempat; ¢) periksa peralatan dan periengkapan; 4d) periksa kelengkapan formulir, ®) periksa kelaikan kendaraan yang dilengkapi dengan odometer yang dikalibrasi dan memenuhi bates faktor kalibrasi yang diizinkan, yaitu 0,95 sampai dengan 1,05, serta dilengkapi dengan tampu peringatan (lampu rotary) dan rambu-rambu pengaman, 5.1.2 Unutan pelaksanaan survoi Urutan pelaksanaan survei meliputi: @) untuk surveil pemutakhiran data, siapkan kendarasn dan lengkapi dengan rambu Pengaman serta informasikan kepada pengemudi bahwa kecepatan kendaraan saat survel tidak lebih dari 20 kmJjam; b) survei harus dimulai dar titik awal dan berakhir pada titik akhir: €) isi formulir surveil SKJ-1 dan formulir penunjang SKJ-2 (lihat Tabel B1 dan Tabel B2), mefiputi: Nama dan kode propinsi; nama dan nomer ruas jalan; tipe jalan dan jumiah ‘ajur untuk arah jalan yang disurvel; tanggal survel; tipe kendaraan dan pengemudi (khusus untuk survel perutakhiren data); petugas survei; titik awal (kota agal, nomor patok, odometer awal bila surveil dengan kendaraan dan waktu mulai survei): dan ‘embar formulir survei serta; tik awal (kota, nomar patok, odometer akhir bila survel dengan kendaraan; dan waktu selesai survei), lihat lampiran C; Gdari19 di e} a) Jalankan kendaraan dan lakukan pengamatan terhadap Ickasi kerusakan perkerasan serta isikan pada formulir survel SKJ—1 (linat Tabel B1) dan formulir SKJ-2 (linat Tabel 82) setiap jarak 200 meter atau sesuai keperluan (khusus untuk surveil pemutakhiran data) atau lakukan pengamatan terhadap lokasi kerusakan perkerasan dan isikan pada forrnulir survei SKJ-1 (ihat Tabel 81) dan formulir SKJ-2 (lihat Tabel B2) setiap jarak 10 meter atau sesuai keperluan; untuk mengukur kedalaman alur dan atay ditemukannya kerusakan-kerusaken yang ‘tidak begitu jelas petugas survei harus turun dari kendaraan dan mengukumya (khusus untuk survei pemutahiran data); Jakukan pengambilan foto terhadap kerusakan jalan yang diemati pada segmen tersebut dan isi formulir pengambilan foto SKJ-3 (lihat Tabel B3); lakukan kegiatan yang diuraikan pada butir c) sampai dengan butir f), untuk survel segmen selanjutnya sampai seluruh segmen pada ruas yang bersangkutan selesal disurvel. 5.2 Pengisian formulir 5.24 Formulir survel kondisi rinci jalan beraspal untuk jalan antar-kota (SKJ-1) Pengisian formulir SKJ-1 (lihat Tabel C1) berdasarkan setiap jenis kerusakan yang didapat dalam formulir penunjang, pengisian formulir dilekukan dengan menuliskan tanda yang sesual dengan keterangan pada formulir yang bersangkutan a) b) e) d) e) Ul] 9) hy Propinsi; Diisi nama dan kode propinsi tempat mias jalan yang disurvei tersebut berada. (kode propinsi sesuai dengan ketentuan yang beriaku). Nomor ruas; Diisi nama can nomor ruas jalan yang disurvei, {nama dan nomor ruas jalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan) Tipe jalan; Diisi apakah tidak ada pemisah (UD) atau ada pemisah (D). Jumiah lajur per arah, Pilih jumiah lajur pada setiap arahnya, tentukan 1, 2, 3 atau 4, Te I; Diisi tanggal dilakukannya surveil. Tipe kendaraan yang digunakan (khusus untuk pemutakhiran data); Dilsi nama (sesuai pabrik pembuat), model dan tahun pembuatan kendaraan. Nomor polisi (khusus untuk pemutakhiran data); Diisi nomor polisi kendaraan yang digunakan untuk survel, Petugas surveil; Diisi nama petugas survei dan nomor induk pegawai, NIP (bilamana ada), Pengemudi (khusus untuk perutakhiran data); Dis! nama pengemudi dan nomor induk pegawai, NIP (bilamana ada). Titik aveal, Disi nama kota dimulainya survei, nomor patok, odometer awal bila survel dengan kendaraan dan waktu dimulainya pelaksanaan survei. Titik akhir, ‘Diisi nama kota diakhirinya survei, nomor patok, odometer akhir bia surveil dengan kendaraan dan waktu selesainya pelaksanaan survei. ‘Tdari 19 m) n) °) P) a) 8) Lembar, Biisi nomor lembar formulir dari jumiah lembar formulir yang digunakan. STAKm; Diisi STA (station) atau Km (kilometer) dari mulai titik awal survei dan selanjutnya per interval 1 kilometer-an, Segmen; Diisi mulai dari 0 dengan interval 100 meter untuk survei kondisi yang bertujuan untuk survel pemutakhiren data stau sesuai keperluan. Permukaan; 1) tampak permuksan diisi apaksh normal (N), kegemukan (B), kekurusan (H) atau berserat halus tapi bukan retak (V); 2) tekstur permukaan diisi apakah normal (N), Kasar (R) atau halus (5). Alur; 1) tipe alur ditsi apakah depresi (D) atau pergeseran lapis beraspal (P); 2) dalam ditsi kedatamen alur (mm); 3) posisi diisi 1; pada lajur lambat atau lajur teplkirl, 2; pada lajur cepat atau Iajur ke dua dari tepi/kiri. 3; pada lajur cepat atau lajur ke tiga dari tepikiri, 4; pada lajur cepat atau lajur ke empat dari tepilkiri. Retak; 1) tipe retak diisi T (retak melintang) atau L (retak memanjang) atau LT (retak memanjang dan melintang) atau | (retak tidak beraturan) atau C (retak buaya) atau B (retak blok); jumiah (khusus untuk per segmen 100 m atau sesuai panjang segmen yang diperiukan) diisi banyaknya lokasi retak untuk sepanjang segmen, 3) lebar diisi lebar retak (mm); 4) panjang diisi panjang retak (m); 5) luas diisi luas retak (m*); 6) posis! diis! 1; pada lajur lambat atau lajur tepikir 2; pada lajur cepat atau lajur ke dua dari tepi/kiri, 3; pada lajur cepat atau lajur ke tiga dari tepilkiri, 4; pada lajur cepat atay Ijur ke empat dari tepi/kini. 2) Tambatan; 1) fipe dlisi ST (struktural) atau SF (permukaan/pelaburan); 2) jumiah difsi banyaknya lokasi tambalan sepanjang segmen; 3) luas diisi total juas tubang (m*); 4). posisi difsi_ 1; pada lajur tambat atau lajur tepikiri. 2; pada lajur cepat atau lajur ke dua dari tepiki 3; pada lajur cepat atau lajur ke tiga dari tepi/k 4; pada lajur cepat atau lajur ke empat dari tepi/kir. Lubang; 1) jumlah diisi banyaknya lokasi lubang sepanjang segmen; 2) luas diisi total luas lubang (m*); 3) posisi diisi 1; pada lajur tambat atau lajur tepikiri. 2; pada lojur cepat atau lajur ke dua dari tepiikiri. 3; pada lajur cepat atau lajur ke figa dari tepi/kir 4; pada lajur cepat atau lajur ke empat dari tepifkir. 8.dari 19 uy vy w) Ambles; 1) jumlah diisi banyaknya lokasi ambles sepanjang segmen 2) luas diisi total luas ambles (m*), 3) pasisi diisi 1; pada lajur lambat atau lajur tepi/kri 2; pada lajur cepat atau lajur ke dua dari tepi kit 3; pada lajur cepat atau lajur ke tiga dari tepi/kiri 4; pada lajur cepat atau lajur ke empat dari tepifkiri Pelepasan butir; 1). jumiah diis| banyaknya lokasi pelepasan butir sepanjang segmen 2) luas dlisi total uas pelepasan butir (m?), 3) posisi diisi 1; pada lajur lambat atau lajur tepi/kiri. 2; pada lajur cepat atau lajur ke dua dari tepi/kiri. 3; pada lajur cepat atau lajur ke tiga dari tepi/kiri 4; pada lajur cepat atau lajur ke empat dari tepikin, Deformasi plastis; 1) tipe diisi KR (keriting/corrugation) atau SU (sungkur/flushing) atau PG (pergeseran! shoving); 2) jumlah diisi banyaknya lokasi deformasi plastis sepanjang segmen; 3) dalam diisi kedalaman alur pada daerah deformasi plastis (mm); 4) luas diisi total luas deformasi plastis (m*); 5) posisi diisi 1; pada lajur lambat atau lajur tepi/kiri. pada lajur cepat atau lajur ke dua dari tepi/kir, pada lajur cepat atau lajur ke tiga dani tepikir\. ; pada lajur cepat atau lajur ke empat dari tepikiri Catatan. Diisi Informasi tainnya yang dipandang penting dan tidak tertampung dalam pillhan kolom isian yang tersedia pada formulir SKJ-1 (lihat Tabel 81). §.2.2 Formulir penunjang survei kondisi rinci jalan beraspal untuk jalan antar-kota (SKJ-2) a) b) e) q) Isi kelerangan mengenal nama dan kode propinsi, nama dan nomor ruas jalan, tipe dan jumiah tajur jalan, tanggal pelaksanaan survei, tipe kendarsan, nomor polisi kendaraan, petugas surveil, pengemudi, titik awal dan titik akhir dan lembar formulir atau sesuai dengan ketentuan pada Formulir SKJ-2 (lihat Tabel B2), STAKm; Diisi STA (station) atau Km (kilometer) dari mulai titk awal survei dan selanjutnya per interval 1 kilometer-an, ‘Segmen; Diisi muiai dari 0 dengan interval 100 meter untuk survei kondisi yang bertujuan untuk surve| pemutakhiran data atau sesuai keperiuan, Bahu; 1) posisi diisi Ki (kiri jalan dari arah survel) atau Ka (kanan jalan dari arah survei); 2) tipe dlisi TN (tanah) atau BP (batu pecah) atau SR (sirtu) atau LB (laburan) atau BA (beton sspal); 3) lebar diisi lebar bahu rata-rata sepanjang segmen (m); dari 19 e) 9) h yD ky 4) elevasi diisi perbedaan elevasi dengan elevasi tepi permukaan lapisan beraspal (cm), diberi tanda — bila di bawah sievasi tepi permukaan lapisan beraspal dan + bila elevasi bahu lebih tinggi dari elevasi tepi permukaan lapisan beraspal; 5) tipe kerusakan diisi RT (retak) atau PB (nelepasan butir) atau TB (tambalan) atau OF (deformasi) atau LB (lubang) atau AB (ambles); 6) Ivas diisi total luas kerusakan (m*) Trotoar; 4) posisi diisi Ki (kiri jalan dari arah survei) atau Ka (kanan jalan dari arah survei); 2) _lebar diisi lebar bahu rata-rata sepanjang segmen (m); 3) tipe kerusakan diisi AB (ambles) atau RT (retak) atau GP (gompal); 4) twas diisi total luas kerusakan (m*), Kereb; 1) posisi diis! Ki (kir jalan dani atah survei) atau Ka (kanan jalan dari arah survel); 2) tipe kerusakan diisi PC (pecah) atau LP (lepas-lepas); 3) panjang diisi total panjang kerusakan (m). Median; 1) _lebar diisi lebar median rata-rata sepanjang segmen (m); 2) tipe kerusakan dlisi AB (ambles) atau RT (retak) atau GP (gompal 3) luas diisi total luas kerusakan (m?), Saluran samping; 1) postel diisi Ki (kiri jalan dari arah survei) atau Ka (kanan jatan dari arah survel); 2) tipe saluran diisi TN (tanah) atau PB (pasangan batu) atau BS (beton semen) atau TT (tidak ada tapi tidak peru) atau TP (tidak ada tapi perlu); 3) lebar ditsi lebar saluran rata-rata sepanjang segmen (m); 4) dalam dlisi datam/tinggi saluran rata-rata sepanjang segmen (m); 5) tipe kerusakan disi ER (erosi) atau PG (pengendapan) atau LN (longsor) atau RN (runtuh, blia dari pasangan), 6) panjang diisi panjang kerusakan (m), Lereng samping; 1) posisi diis! Ki (kin jalan dari arh survei) atau Ka (kanan jalan dari arah survei); 2) tipe lereng diisi GL (galian) atau TB (timbunan): 3) pe kerusakan diisi ER (erosi) atau LN (longsor) atau RN (runtuh, bila dari pasangan); 4) tinggi diisi tingg! lereng yang mengalami kerusakan (m): 5) panjang diisi panjang lereng yang mengalami kerusakan (m). Gorong-gorong; 1) tipe diisi PB (pipa beton) atau BB (box beton) atau BG (baja gelombang); 2) _ukuran diisi ukuran gorong-gorong (m); 43) kondisi inlet dan Outlet diisi BS (bersin) atau PG (pengendapan) atau TS (tersumbat) atau PC (pecah). ‘Catatan. Diisi Informasi lainnya yang dipandang penting dan tidak tertampung dalam pilihan kolom isian yang tersedia pada formulir SK-2 (lihat Tabel B2). 10 dari 19 5.2.3 Formulir daftar pengambilan foto kondisi rinci jalan beraspal untuk jalan antar- kota (SKJ-3) a) Isi keterangan mengenai nama dan kode propinsi, nama dan nomor russ jalan, tipe dan jumiah tajur jalan, tanggal pelaksanaan survei, tipe kendaraan, nomor Polisi kendaraan, petugas survel, pengemudi, titik awal dan titik ekhir dan lembar formulir atau sesuai dengan ketentuan pada Formulir SKJ-3 (lihat Tabel 83). Tulls lokas! (sta dan kode lajur). Tulis nomor klise foto yang diambil, Tulis tanggal pengambitan foto, Catat keterangan yang diperlukan. b) ¢) J} 2) 6 Laporan survel Laporan yang harus disampaikan: 8) hasil survel yeng dlisi pada SKJ-1 (lihat Tabel B1), SKJ-2 (lihat Tabel B2) dan’ SKJ-3 (that Tabet 83) untuk setiap ruas jalan yang terdiri dari berkas formulir yang telah diisi Sesuai dengan hasil survel di lapangan dan berkas formulir penunjang harus dimasukkan ke dalam map tersendini dan diberi tulisan identitas yang jelas; b) pemetaan digambar lengkap dengan simbot-simbol kerusakan; ¢) hasil kompilasi data foto dukumentasi dan flim hegatinya (termasuk daftar pengambilan foto) disusun dalam berkas sesta diberi penjelasan seperiunya, 14 dari49

You might also like